Anda di halaman 1dari 16

LK. 1.

2 Eksplorasi Penyebab Masalah


Nama : Indah Nurbaeti
No.Peserta : 201698290828

Masalah yang telah Analisis eksplorasi


No. Hasil eksplorasi penyebab masalah
diidentifikasi penyebab masalah
1 Rendahnya minat 1. Berdasarkan Kajian Literatur Berdasarkan analisis yang
baca peserta didik Minat baca tidak tumbuh begitu saja, tetapi ada telah dilakukan melalui
dalam pembelajaran proses yang perlu dilewati. Didalam melewati proses kajian literatur dan hasil
biologi itu, tentu ada banyak kendala yang harus diatasi. wawancara maka dapat
Membaca buku merupakan salah satu aktivitas belajar diketahui penyebab
yang efektif untuk mendapatkan ilmu dan pengetahuan. rendahnya minat baca
Dengan membaca mahasiswa ataupun dosen dapat peserta didik adalah
memperoleh pengetahuan dengan cepat dan mudah 1. Kurangnya motivasi
karena tinggal memilih buku yang akan dibaca, literasi dari dalam diri
membukanya dan mulai membaca kata-perkata. Oleh peserta didik
karena itulah membaca semestinya menjadi aktivitas 2. Guru kurang
pokok civitas akademika khususnya mahasiswa. memotivasi peserta
Mahasiswa adalah salah komponen civitas akademik didik dalam
yang sedang menuntut ilmu pengetahuan, maka dari itu menumbuhkan minat
membaca semestinya menjadi agenda pokok membaca
mahasiswa. Dengan membaca akan menjadikan sumber 3. Guru kurang bisa
inspirasi, sumber pengetahun dan mengasah kekritisan mengkondisikan peserta
mahasiswa. didik
Triatma (2016) faktor-faktor yang mempengaruhi 4. Media pembelajaran
minat baca mahasiswa ada dua, yaitu faktor internal kurang variatif
yang meliputi perasaan, perhatian, dan motivasi, 5. Peserta didik selalu
sementara itu faktor eksternal terdiri atas peran dosen, beranggapan bahwa
lingkungan, dan fasilitas. Dengan demikian, tanpa biologi identik dengan
terpenuhinya faktor-faktor tersebut minat baca hafalan dan bahasa latin
mahasiswa tidak akan dapat berkembang dengan baik. 6. Peserta didik kurang
suka membaca
Sumber: 7. Peserta didik lebih suka
Triatma, I.N. (2016). Minat baca pada siswa kelas VI pembelajaran yang
Sekolah Dasar Negeri Delegan 2 Prambanan berpusat pada guru,
Sleman Yogyakarta. E-Jurnal Prodi Teknologi
Pendidikan Vol. V Nomor 6 Tahun 2016. dimana guru sebagai
Tersedia: journal. student. uny. ac. id/ ojs/ index. sumber utama materi

2. Hasil Wawancara dengan Teman Sejawat


Narasumber: Wahyu Darti, S.Pd (Guru Biologi dan
Kepala Laboratorium)
Rendahnya minat baca siswa disebabkan oleh 2
faktor yaitu faktor Internal dan faktor eksternal
1) Faktor Internal
• Tingkat kemampuan membaca setiap peserta
didik berbeda
• Pembiasaan budaya literasi disekolah dan
dirumah masih rendah
• Kurangnya guru dalam membangun perasaan /
mood peserta didik supaya tumbuh keinginan
untuk membaca
• Motivasi diri dari peserta didik masih rendah
• Peserta didik memang tidak memiliki hobi
membaca
2) Faktor Eksternal
• Sarana dan prasarana yang kurang memadai
• Tampilan buku yang kurang menarik
• Peran guru dalam memotivasi peserta didik
supaya mau membaca
• Mapel biologi identik dengan bahasa latin
sehingga sudah merasa enggan untuk membaca
• Kurangnya media pembelajaran yang menarik
yang bisa menumbuhkan minat literasi peserta
didik

3. Hasil Wawancara dengan Pakar


Narasumber: Mukhammad Taukhid, S.Si.,M.Si
(Ketua MGMP Biologi Brebes)
Rendahnya minat baca peserta didik disebabkan
oleh 2 faktor yaitu;
1) Faktor Peserta didik
• Kurangnya motivasi literasi dari peserta didik
• Materi biologi dianggap sulit untuk dipahami
peserta didik
• Materi biologi identik dengan bahasa latin,
sehingga sulit untuk dipahami peserta didik
• Materi identik dengan hafalan sehingga peserta
didik merasa bosan dan kurang menyukai
pembelajaran biologi
2) Faktor Guru
• Media pembelajaran kurang variatif membuat
peserta didik kurang merasa tertarik untuk
mengikuti pembelajaran.
• Pembelajaran masih monoton sehingga membuat
peserta didik kurang tertarik dalam pembelajaran
biologi

4. Hasil Wawancara dengan Peserta Didik


Narasumber: Cici Nur Baeti, Rintan Mariska, Silvia
Rosadah, Bintang Grandis P.A, Kartika, dan Alftri
Aqilah.
Rendahnya minat baca peserta didik disebabkan
oleh:
1) Peserta didik lebih suka mendengarkan guru
menjelaskan materi dibandingkan dengan membaca
dan memahami sendiri materi yang diajarkan.
2) Beberapa peserta didik beranggapan bahwa buku
pelajaran kurang menarik, sehingga membuat
peserta didik merasa enggan untuk membaca
3) Peserta didik juga mengatakan bahwa buku
pelajaran bahasanya terlalu baku dan bukunya
terlalu tebal sehingga kurang bisa membuat peserta
didik untuk suka dalam membaca
4) Peserta didik beranggapan bahwa buku pelajaran
terlalu membosankan
5) Peserta didik menganggap pembelajaran biologi
identik dengan bahasa latin
6) Sebagian besar peserta didik beranggapan bahwa
guru merupakan sumber utama pembelajaran
2 Sulitnya peserta didik 1. Berdasarkan Kajian Literatur Berdasarkan analisis yang
fokus atau Menurut Zahra (2022) penyebab sulitnya telah dilakukan melalui
konsentrasi dan konsentrasi saat belajar, antara lain: kajian literatur dan hasil
memahami konsep 1) Terlalu banyak tugas yang diberikan oleh guru wawancara maka dapat
materi dalam sehingga menyita waktu dan mengalami kelelahan. diketahui penyebab sulitnya
pembelajaran biologi. 2) Pengaruh adanya penggunaan gadget yang peserta didik fokus atau
berlebihan. konsentrasi dan memahami
3) Suasana belajar yang tidak kondusif, baik dirumah konsep materi dalam
maupun di sekolah yang membuat kamu tidak pembelajaran biologi adalah
merasa nyaman dalam belajar. 1. Suasana belajar yang
4) Pola tidur yang kurang berkualitas. tidak kondusif
5) Kurangnya minat terhadap mata pelajaran tertentu. 2. Kurangnya minat
6) Adanya paksaan atau tekanan dari lingkungan peserta didik pada mata
sekitar. pelajaran biologi
7) Rendahnya motivasi dari diri sendiri dalam 3. Adanya gangguan dari
menentukan target hasil belajar. luar (kebisingan) dan
8) Pola makan yang kurang sehat dapat menyebabkan gangguan dari teman
terhambatnya proses metabolisme tubuh sehingga 4. Media pembelajaran
kerja otak kurang optimal. yang kurang menarik
sehingga peserta didik
Sumber: menjadi bosan
Zahra, Alya Rizkia. 2021. Cara meningkatkan 5. Beberapa peserta didik
konsentrasi belajar. mengalami gangguan
https://pahamify.com/blog/pahami-tips/buat- penglihatan
belajar/cara-meningkatkan-konsentrasi-belajar- 6. Materi biologi terlalu
yang-wajib-dicoba/. (diakses pada tanggal 31 banyak proses dan
Agustus 2022) bahasa latin

2. Hasil Wawancara dengan Teman Sejawat


Narasumber: Wahyu Darti, S.Pd (Guru Biologi dan
Kepala Laboratorium)
Penyebab peserta didik sulit fokus dan memahami
konsep materi dalam pembelajaran adalah;
1) Kurang suka dengan guru dan pembelajarannya
2) Sulitnya memahami materi biologi karena identik
dengan bahasa latin
3) Media belajar kurang menarik
4) Strategi pembelajaran yang membosankan

3. Hasil Wawancara dengan Pakar


Narasumber: Mukhammad Taukhid, S.Si.,M.Si
(Ketua MGMP Biologi Brebes)
Penyebab peserta didik sulit fokus dan memahami
materi dalam pembelajaran adalah; karena motivasi
belajarnya kurang dan media belajar yang diberikan
kurang menarik sehingga siswa bosan dan akhirnya
mempengaruhi konsentrasinya dalam belajar.

4. Hasil Wawancara dengan Peserta Didik


Narasumber: Cici Nur Baeti, Rintan Mariska, Silvia
Rosadah, Bintang Grandis P.A, Kartika, dan Alftri
Aqilah.
Penyebab peserta didik sulit fokus dan memahami
konsep materi dalam pembelajaran adalah;
1) Letak kelas yang dekat dengan jalan raya sehingga
terjadi kebisingan
2) Bercanda dengan teman sebangku atau diganggu
teman lain
3) Tidak suka dengan mata pelajaran tersebut
4) Gangguan penglihatan karena minus dan silau
5) Terlalu banyak proses atau bagan alur, bahasa latin
dalam pembelajaran biologi
3 Guru belum menjalin 1. Berdasarkan Kajian Literatur Berdasarkan analisis yang
komunikasi yang baik Menurut Suprapti (2018) Komunikasi adalah suatu telah dilakukan melalui
dengan orang tua proses penyampaian pesan informasi dari suatu pihak kajian literatur dan hasil
peserta didik kepihak lain agar terjadi saling mempengaruhi di antara wawancara maka dapat
keduanya. diketahui penyebab
Menurut Samsudin (2022), jalinan komuniksai terhambatnya komunikasi
kerjasama antara guru dan orang tua dalam anatara guru dengan orang
meningkatkan prestasi belajar siswa dilakukan melalui tua peserta didik yaitu;
beberapa komunikasi, yakni komunikasi formal dan non 1. Orang tua yang apatis
formal, pengajian dan keterlibatan orang tua pada 2. Guru sulit menghubungi
pembelajaran anak di rumah. Hambatan-hambatan yang orang tua peserta didik
dihadapi adalah berasal dari faktor internal dan karena kesibukan orang
eksternal, berupa pandangan orangtua terhadap guru tua peserta didik
yang kurang baik, tuntutan hidup dan sikap orangtua 3. Orang tua peserta didik
yang apatis. Sementara faktor pendorongnya adalah jarang menghadiri
dengan memberikan pelayanan terbaik kepada orangtua undangan dari sekolah
siswa, menyamakan persepsi antra nilai-nilai yang 4. Guru merasa kesulitan
ditanamkan sekolah dengan nilai-nilai yang diajarkan untuk bertemu orang tua
orangtua dengan melakukan komuniaksi awal. siswa karena tempat
kerja yang jauh (luar
Sumber: negri)
Suprapti, Dewi. 2018. Pengaruh Pola Komunikasi 5. Peserta didik tidak
Antara Guru, Orang Tua Wali, dan Siswa dalam tinggal bersama orang
Proses Belajar Anak. Yogyakarta: SENDIKA: tuanya
Seminar Nasional Pendidikan FKIP UAD. 6. Beberapa orang tua
Samsudin, Umar. 2022. Jalinan Komunikasi Kerjasama peserta didik ada yang
Guru Dan Orang Tua Dalam Meningkatkan tidak memiliki gadget
Prestasi Belajar Siswa Di Sekolah. https://stai- 7. Komunikasi guru
binamadani.e-journal.id/Alfikrah. Sekolah Tinggi terbatas karena harus
Agama Islam Binamadani. melalui wali kelas/ Guru
BK
2. Hasil Wawancara dengan Teman Sejawat
Narasumber: Wahyu Darti, S.Pd (Guru Biologi dan
Kepala Laboratorium)
Kurangnya komunikasi antara guru dengan orang
tua siswa yaitu karna;
1) Kesibukan orang tua
2) Beberapa orang tua memiliki tempat kerja yang jauh
bahkan ada juga yang merantau ke luar negri
3) Kurangnya waktu temu antara guru dengan orang
tua siswa
4) Banyak peserta didik yang sudah tidak tinggal
bersama orang tuanya
5) Ketidakhadiran orang tua dalam memenuhi
undangan dari sekolah misalnya; pembagian raport
atau panggilan orang tua.
6) Beberapa orang tua yang tidak memiliki gadget

3. Hasil Wawancara dengan Pakar


Narasumber: Mutiara Ignes Avianti, S.Pd (Guru
BK) dan Sri Murniasih, S.Pd (Koordinator BK)
Kurangnya komunikasi antara guru dengan orang
tua siswa yaitu karna;
1) Ketidakhadiran beberapa orang tua peserta didik
dalam memenuhi undangan ataupun surat panggilan
orang tua dengan alasan kesibukan dalam pekerjaan
2) Beberapa orang tua peserta didik tidak memeiliki
gadget sehingga guru mengalami kesulitan untuk
berkomunikasi dengan orang tua peserta didik
3) Beberapa orang tua tidak memberikan ruang untuk
guru saat home visit sehingga terkendala dalam
menyampaikan informasi terkait peserta didik

4. Hasil Wawancara dengan Orang Tua / Wali


Siswa
Narasumber: Ade Setyorini, Ama.Pust (Wali Siswa
SMAN 1 Kersana)
Kurangnya komunikasi antara guru dengan orang
tua peserta didik yaitu karna;
1) Beberapa orang tua tidak memiliki gadget sehingga
antara orang tua dengan guru ataupun guru dengan
orang tua mengalami kesulitan untuk berkomunikasi
2) Beberapa orang tua bekerja ditempat yang jauh
bahkan ada yang bekerja diluar negeri
3) Orang tua peserta didik memberikan kepercayaan
penuh kepada sekolah mengenai pendidikan peserta
didik
4) Hubungan orang tua dengan peserta didik dengan
peserta didik tidak terjalin baik sehingga orang tua
tidak begitu mengetahui info terkait perkembangan
peserta didik ataupun info lain yang berkaitan
dengan sekolah
4 Guru sudah pernah 1. Berdasarkan Kajian Literatur Berdasarkan analisis yang
melakukan Menurut Priyanti (2022) Pembelajaran inovatif di telah dilakukan melalui
pembelajaran inovatif abad 21 berorientasi pada kegiatan untuk melatihkan kajian literatur dan hasil
tetapi belum bisa keterampilan esensial sesuai framework for 21st wawancara maka dapat
meningkatkan hasil century skills, yaitu keterampilan hidup dan karir, diketahui bahwa belum
belajar peserta didik. keterampilan inovasi dan pembelajaran, dan meningkatnya hasil belajar
keterampilan informasi, media, dan TIK. siswa walaupun sudah
Karakteristik pembelajaran untuk melatihkan menggunakan pembelajaran
keterampilan esensial tersebut mengarah pada proses yang inovatif dikarenakan;
pembelajaran yang interaktif, holistik, integratif, 1. Guru belum menguasai
saintifik, kontekstual, tematik, efektif, kolaboratif, dan sintak dalam model
berpusat pada peserta didik, sehingga dalam pembelajaran yang
implementasinya pendidik dapat merancang kegiatan digunakan
dengan memilih metode/model pembelajaran yang 2. Model pembelajaran
dapat mengakomodir keseluruhan karakteristik tersebut yang digunakan tidak
secara komprehensif. Penilaian dalam pembelajaran sesuai dengan
abad 21 disusun dan dikembangkan untuk mengukur karakteristik materi dan
pencapaian belajar peserta didik yang meliputi karakteristik peserta
kompetensi pengetahuan (berpikir kritis dan didik
pemecahan masalah, kreativitas dan inovasi, 3. Kekurangan waktu, hal
kolaborasi, kemunikasi), kompetensi intrapersonal itu dikarenakan
(kemampuan kerja dalam tim, kolaborasi, komunikasi, waktunya habis hanya
kerja sama, dan koordinasi), dan kompetensi untuk mempersiapkan
interpersonal (kemampuan untuk bekerja dengan orang alat dan media
lain seperti kemampuan manajemen diri, kerjasama, 4. Manajement waktu yang
komunikasi yang efektif, dan kemampuan mejaga kurang sesuai dimana
hubungan dengan orang lain secara emosional). RPP dengan
Dengan demikian, pembelajaran inovatif abad 21 pengaplikasiannya tidak
mencetak sumber daya manusia yang melek informasi, sinkron.
data, dan teknologi yang sangat dibutuhkan untuk
menghadapi persaingan hidup dan pasar kerja di era
globalisasi saat ini dan di masa yang akan datang.
Hampir semua orang sekarang sudah mempunyai
smartphone, yang tak akan terlepas dari dirinya, seolah-
olah sudah menjadi sahabat yang tak terlepaskan.
Perangkat seluler menjadi semakin populer dan
terhubung dengan kehidupan sehari-hari kita. Setiap
versi baru dari perangkat ini menghadirkan fitur-fitur
inovatif yang membuatnya lebih nyaman dan
terjangkau, dan aplikasi baru terus tersedia membuat
hidup kita lebih mudah. Kemajuan ini telah mendorong
para pendidik dan peneliti untuk menggunakan
perangkat ini untuk mempromosikan pengajaran dan
belajar (Zydney, 2016).
Oleh karena itu, Menurut Priyanti (2022) mobile
learning (media aplikasi berbasis android) sangat
berpengaruh terhadap hasil belajar siswa. Mobile
learning dapat menjadi solusi dari permasalahan yang
ditemui dalam proses belajar mengajar di kelas.
Pembelajaran menggunakan media pembelajaran
berupa aplikasi berbasis android dapat mengaktifkan
partisipasi peserta didik di kelas bahkan dapat
mengaksesnya di rumah atau dimanapun.
Sumber:
Priyanti, Rivolan Ph. 2022. Pembelajaran Inovatif
Abad 21. Sumatera Utara: Prosiding Seminar
Nasional Teknologi Pendidikan Pascasarjana
UNIMED.
Zydney, J.M., & Warner, Z (2016). Mobile apps for
science learning: Review of research. Elsevier
Computers & Education, 94 (2016) 1-17.

2. Hasil Wawancara dengan Teman Sejawat


Narasumber: Wahyu Darti, S.Pd (Guru Biologi dan
Kepala Laboratorium)
Rendahnya hasil belajar peserta didik walaupun
sudah pernah dilakukannya inovasi pembelajaran
disebabkan karena;
1) Kurangnya minat belajar, peserta didik lebih suka
main game
2) Terkendala sinyal jika ingin menggunakan
pembelajaran berbasis mobile learning
3) Peserta didik terkendala handphone karena berasal
dari keluarga dengan tingkat ekonomi menengah
kebawah
4) Peserta didik belum bisa secara optimal untuk
membagi waktu dalam belajar.

3. Hasil Wawancara dengan Pakar


Narasumber: Ivan Juanda, S.Pd (Asisten Waka
Bidang Akademik dan Guru Sejarah)
Rendahnya hasil belajar peserta didik walaupun
sudah pernah dilakukannya inovasi pembelajaran
disebabkan karena;
1) Ketidaksesuaian antara model pembelajaran dengan
materi yang diberikan
2) Sarana dan prasarana yang kurang mendukung
3) Ketidaksesuaian antara penerapan pembelajaran
inovatif dengan karakteristik peserta didik karena
tidak adanya analisis diagnostik diawal pertemuan.

4. Hasil Wawancara dengan Peserta Didik


Narasumber: Cici Nur Baeti, Rintan Mariska, Silvia
Rosadah, Bintang Grandis P.A, Kartika, dan Alftri
Aqilah.
Rendahnya hasil belajar peserta didik walaupun
sudah pernah dilakukannya inovasi pembelajaran
disebabkan karena;
1) Sebagian besar peserta didik lebih menyukai
pembelajaran yang berpusat pada guru
2) Beberapa peserta didik berpendapat bahwa saat guru
melakukan inovasi pembelajaran prosesnya terlalu
rumit
3) Beberapa peserta didik merasa kurang nyaman saat
berdiskusi dikarenakan pembagian kelompoknya
tidak sesuai keinginan peserta didik
4) Kemampuan pemahaman materi peserta didik yang
berbeda-beda
5) Peserta didik merasa kesulitan untuk menyesuaikan
waktu yang ditentukan oleh guru saat dilakukan
pembelajaran inovatif.
5 Rendahnya 1. Berdasarkan Kajian Literatur Berdasarkan analisis yang
kemampuan Menurut Cockroft dalam Goos, at all (2011), telah dilakukan melalui
menghitung peserta kemampuan numerasi merupakan sebuah keahlian kajian literatur dan hasil
didik dipembelajaran dalam menyelesaikan masalah secara praktis dengan wawancara maka dapat
biologi pada materi menggunakan angka. Kemampuan numerasi diketahui bahwa rendahnya
sistem Pencernaan merupakan kemampuan menerapkan konsep bilangan, kemampuan menghitung
dan sistem keterampilan operasi hitung dan kemampuan peserta didik di
Pernapasan. menjelaskan suatu informasi yang terdapat di sekitar pembelajaran biologi
kita. terutama pada materi sistem
Asesmen kemampuan numerasi dilakukan untuk pencernaan dan sistem
mengukur kemampuan siswa dalam menggunakan pernapasan adalah;
konsep dan atau prosedur serta fakta dan atau alat 1. Guru belum mampu
matematika (Maryuliana, 2016). membuat peserta didik
Merujuk pada Han, dkk. (2017), indikator memahami konsep dasar
kemampuan numerasi adalah (1) menggunakan perhitungan
berbagai macam angka dan simbol yang terkait dengan 2. Guru terlalu cepat
matematika dasar untuk memecahkan masalah dalam menjelaskan materi
berbagai macam konteks kehidupan sehari-hari, (2) karna pada
menganalisis informasi yang ditampilkan dalam pembelajaran biologi
berbagai bentuk (grafik, tabel, bagan, diagram dan lain perhitungannya
sebagainya) (3) menafsirkan hasil analisis tersebut dianggap mudah
untuk memprediksi dan mengambil keputusan. 3. Beberapa peserta didik
tidak suka materi yang
Sumber: berkaitan dengan
Goos, dkk. (2011). Improving Numeracy Education in perhitungan
Rural Schools: A Professional Development 4. Peserta didik belum
Approach. Mathematics. Education Research menguasai matematika
Journal. 23 (2), 129. dasar
Han, dkk. (2017). Materi Pendukung Literasi 5. Peserta didik belum
Numerasi. Jakarta: Kementrian Pendidikan dan memahami konsep
Kebudayaan. materi pembelajaran
Maryuliana, S. I. M. I. & Haviana, S. F. C. (2016). yang diberikan
Sistem Informasi Angket Pengukuran Skala 6. Beberapa peserta didik
Kebutuhan Materi Pembelajaran Tambahan sering mengalami
Sebagai Pendukung Pengambilan Keputusan Di ketidaksesuaian hasil
Sekolah Menengah Atas Menggunakan Skala hitungan atau salah
Likert. Jurnal Transistor Elektro dan Informatika. hitung
1 (2), 1-12.

2. Hasil Wawancara dengan Teman Sejawat


Narasumber: Wahyu Darti, S.Pd (Guru Biologi dan
Kepala Laboratorium)
Rendahnya kemampuan menghitung peserta didik
dipembelajaran biologi pada materi sistem pencernaan
dan sistem pernapasan disebabkan oleh;
1) Sebagian besar peserta didik belum menguasai ilmu
matematika dasar
2) Beberapa peserta didik tidak suka materi
perhitungan
3) Beberapa peserta didik belum memahami konsep
materi yang diberikan.

3. Hasil Wawancara dengan Pakar


Narasumber: Mukhammad Taukhid, S.Si.,M.Si
(Ketua MGMP Biologi Brebes)
Rendahnya kemampuan menghitung peserta didik
dipembelajaran biologi pada materi sistem pencernaan
dan sistem pernapasan.
1) Kurangnya peserta didik dalam menguasai
perhitungan dasar sehingga perhitungan pada
biologi yang tergolong masih dilevel mudah sampai
sedang tetap merasa kesulitan.
2) Sebagian peserta didik malas menghitung dan lebih
memilih untuk meniru pekerjaan temannya saat ada
soal perhitungan
3) Peserta didik sering mengalami salah hitung
sehingga membuat mereka tidak mau mencoba lagi
saat ada soal perhitungan

4. Hasil Wawancara dengan Peserta Didik


Narasumber: Cici Nur Baeti, Rintan Mariska, Silvia
Rosadah, Bintang Grandis P.A, Kartika, dan Alftri
Aqilah.
Rendahnya kemampuan menghitung peserta didik
dipembelajaran biologi pada materi sistem pencernaan
dan sistem pernapasan.
1) Beberapa peserta didik sering mengalami salah
hitung dengan hasil yang tidak sesuai
2) Peserta didik merasa kurang memahami perhitungan
3) Beberapa peserta didik tidak suka menghitung
kecuali menghitung uang
4) Beberapa peserta didik mudah paham dalam
penghitungan dibiologi karena materi biologi tidak
semuanya tentang hitungan sehingga masih bisa
memahami
5) Perhitungan dalam biologi masih dasar sehingga
masih bisa mengikuti
6) Penjelasan guru yang terlalu cepat dan terlalu
banyak
7) Beberapa peserta didik kurang bisa menghitung
dalam bentuk pecahan.
6 Kurang maksimalnya 1. Berdasarkan Kajian Literatur Berdasarkan analisis yang
pemanfaatan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) adalah telah dilakukan melalui
teknologi atau inovasi suatu alat yang digunakan untuk menyampaikan suatu kajian literatur dan hasil
dalam pembelajaran informasi yang berkaitan dengan pemrosesan, wawancara maka dapat
pengelolaan dan pemindahan informasi. Memasuki era diketahui bahwa kurang
Teknologi Informasi dan Komunikasi seperti saat ini maksimalnya pemanfaatan
pengunaan teknologi merupakan kebutuhan yang teknologi atau inovasi
sanggat penting untuk meningkatkan kualitas dan mutu dalam pembelajaran
Pendidikan, serta membuka lebar akses ilmu Pendidikan dikarenakan;
(Rusman, 2018:85). 1. Guru belum mahir
Menurut Ningsih, dkk (2020) Teknologi Informasi mengoperasikan alat
dan Komunikasi (TIK) merupakan suatu alat yang yang digunakan dalam
digunakan untuk menyampaikan informasi yang pembelajaran misalnya;
berkaitan dengan pemrosesan, pengelolaan dan LCD proyektor
pemindahan informasi. adapun jenis jenis Teknologi 2. Kurangnya waktu
Informasi dan Komunikasi (TIK) yang menjadi focus pembelajaran
penelitian antara lain : komputer/laptop dan LCD 3. Sebagian besar peserta
proyektor. di era globalisasi seperti sekarang ini guru di didik lebih menyukai
tuntut untuk dapat menggunakan TIK dalam proses metode ceramah
pembelajaran untuk menambah wawasan serta dapat 4. Peserta didik
membatu guru dalam menambah bahan ajar. dengan membutuhkan waktu
adanya penggunaan TIK dalam proses pembelajaran, yang lama untuk
data data hasil penelitian dapat simpulkan penyesuaian terkait
problem/kendala yang terjadi dalam penggunaan TIK di pembelajaran yang
sekolah dasar seperti: menguras waktu, terbatasnya berbasis teknologi.
jumlah infokus, siswa kurang fokus terhadap materi, 5. Beberapa guru lebih
tidak tersedianya jaringan internet dan tidak tersedianya suka pembelajaran yang
layar infokus. konvensional dengan
metode ceramah dengan
Sumber: sumber buku paket yang
Ningsih, dkk. 2020. Problematika Guru Dalam biasa digunakan.
Menggunakan Teknologi Informasi Dan
Komunikasi (Tik) Dan Implikasinya Di Sekolah
Dasar.
Rusman, dkk. (2011). Pembelajaran Berbasis Teknologi
Informasi dan Komunikasi, Mengembangkan
Profesionalitas Guru. Jakarta: PT. Raja Grafindo.

2. Hasil Wawancara dengan Teman Sejawat


Narasumber: Wahyu Darti, S.Pd (Guru Biologi dan
Kepala Laboratorium)
Kurang maksimalnya pemanfaatan teknologi atau
inovasi dalam pembelajaran disebabkan karena;
1) Fasilitas yang kurang memadai
2) Penggunaan tempat yang tidak sesuai
3) Laboratorium kurang lengkap
4) Kekurangan waktu
5) Tidak adanya laboran sehingga saat praktikum perlu
waktu yang lebih lama untuk mempersiapkan alat
dan bahan yang akan digunakan.

3. Hasil Wawancara dengan Pakar


Narasumber: Nuraeni M.Kom (Guru BKTIK, Dosen
STIK INVADA CIREBON dan Tutor UT
Purwokerto)
Kurang maksimalnya pemanfaatan teknologi atau
inovasi dalam pembelajaran disebabkan karena;
1) Guru sudah nyaman dengan pembelajaran yang
konvensional
2) Beberapa guru lebih suka yang praktis
3) Beberapa guru kurang menguasai cara
mengoperasikan alat yang digunakan dalam
pembelajaran misalnya; LCD proyektor
4) Beberapa guru kurang suka dalam editing hal itu
dibuktikan dari PPT yang digunakan masih berupa
PPT sederhana.

4. Hasil Wawancara dengan Peserta Didik


Narasumber: Cici Nur Baeti, Rintan Mariska, Silvia
Rosadah, Bintang Grandis P.A, Kartika, dan Alftri
Aqilah.
Kurang maksimalnya pemanfaatan teknologi atau
inovasi dalam pembelajaran
1) Beberapa peserta didik lebih suka jika pembelajaran
berbasis IT
2) Waktu menjadi kendala saat pembelajaran
memanfaatkan Teknologi
3) Beberapa peserta didik lebih menyukai metode
ceramah karena lebih mudah dipahami
4) Beberapa peserta didik terkendala kuota dan
terkendala HP jika pembelajaran berbasis teknologi
5) Butuh waktu lama untuk bisa menyesuaikan pada
pembelajaran yang memanfaatkan Teknologi

Anda mungkin juga menyukai