No. Hasil eksplorasi penyebab masalah diidentifikasi penyebab masalah 1 Rendahnya minat 1. Berdasarkan Kajian Literatur Berdasarkan analisis yang baca peserta didik Minat baca tidak tumbuh begitu saja, tetapi ada telah dilakukan melalui dalam pembelajaran proses yang perlu dilewati. Didalam melewati proses kajian literatur dan hasil biologi itu, tentu ada banyak kendala yang harus diatasi. wawancara maka dapat Membaca buku merupakan salah satu aktivitas belajar diketahui penyebab yang efektif untuk mendapatkan ilmu dan pengetahuan. rendahnya minat baca Dengan membaca mahasiswa ataupun dosen dapat peserta didik adalah memperoleh pengetahuan dengan cepat dan mudah 1. Kurangnya motivasi karena tinggal memilih buku yang akan dibaca, literasi dari dalam diri membukanya dan mulai membaca kata-perkata. Oleh peserta didik karena itulah membaca semestinya menjadi aktivitas 2. Guru kurang pokok civitas akademika khususnya mahasiswa. memotivasi peserta Mahasiswa adalah salah komponen civitas akademik didik dalam yang sedang menuntut ilmu pengetahuan, maka dari itu menumbuhkan minat membaca semestinya menjadi agenda pokok membaca mahasiswa. Dengan membaca akan menjadikan sumber 3. Guru kurang bisa inspirasi, sumber pengetahun dan mengasah kekritisan mengkondisikan peserta mahasiswa. didik Triatma (2016) faktor-faktor yang mempengaruhi 4. Media pembelajaran minat baca mahasiswa ada dua, yaitu faktor internal kurang variatif yang meliputi perasaan, perhatian, dan motivasi, 5. Peserta didik selalu sementara itu faktor eksternal terdiri atas peran dosen, beranggapan bahwa lingkungan, dan fasilitas. Dengan demikian, tanpa biologi identik dengan terpenuhinya faktor-faktor tersebut minat baca hafalan dan bahasa latin mahasiswa tidak akan dapat berkembang dengan baik. 6. Peserta didik kurang suka membaca Sumber: 7. Peserta didik lebih suka Triatma, I.N. (2016). Minat baca pada siswa kelas VI pembelajaran yang Sekolah Dasar Negeri Delegan 2 Prambanan berpusat pada guru, Sleman Yogyakarta. E-Jurnal Prodi Teknologi Pendidikan Vol. V Nomor 6 Tahun 2016. dimana guru sebagai Tersedia: journal. student. uny. ac. id/ ojs/ index. sumber utama materi
2. Hasil Wawancara dengan Teman Sejawat
Narasumber: Wahyu Darti, S.Pd (Guru Biologi dan Kepala Laboratorium) Rendahnya minat baca siswa disebabkan oleh 2 faktor yaitu faktor Internal dan faktor eksternal 1) Faktor Internal • Tingkat kemampuan membaca setiap peserta didik berbeda • Pembiasaan budaya literasi disekolah dan dirumah masih rendah • Kurangnya guru dalam membangun perasaan / mood peserta didik supaya tumbuh keinginan untuk membaca • Motivasi diri dari peserta didik masih rendah • Peserta didik memang tidak memiliki hobi membaca 2) Faktor Eksternal • Sarana dan prasarana yang kurang memadai • Tampilan buku yang kurang menarik • Peran guru dalam memotivasi peserta didik supaya mau membaca • Mapel biologi identik dengan bahasa latin sehingga sudah merasa enggan untuk membaca • Kurangnya media pembelajaran yang menarik yang bisa menumbuhkan minat literasi peserta didik
3. Hasil Wawancara dengan Pakar
Narasumber: Mukhammad Taukhid, S.Si.,M.Si (Ketua MGMP Biologi Brebes) Rendahnya minat baca peserta didik disebabkan oleh 2 faktor yaitu; 1) Faktor Peserta didik • Kurangnya motivasi literasi dari peserta didik • Materi biologi dianggap sulit untuk dipahami peserta didik • Materi biologi identik dengan bahasa latin, sehingga sulit untuk dipahami peserta didik • Materi identik dengan hafalan sehingga peserta didik merasa bosan dan kurang menyukai pembelajaran biologi 2) Faktor Guru • Media pembelajaran kurang variatif membuat peserta didik kurang merasa tertarik untuk mengikuti pembelajaran. • Pembelajaran masih monoton sehingga membuat peserta didik kurang tertarik dalam pembelajaran biologi
4. Hasil Wawancara dengan Peserta Didik
Narasumber: Cici Nur Baeti, Rintan Mariska, Silvia Rosadah, Bintang Grandis P.A, Kartika, dan Alftri Aqilah. Rendahnya minat baca peserta didik disebabkan oleh: 1) Peserta didik lebih suka mendengarkan guru menjelaskan materi dibandingkan dengan membaca dan memahami sendiri materi yang diajarkan. 2) Beberapa peserta didik beranggapan bahwa buku pelajaran kurang menarik, sehingga membuat peserta didik merasa enggan untuk membaca 3) Peserta didik juga mengatakan bahwa buku pelajaran bahasanya terlalu baku dan bukunya terlalu tebal sehingga kurang bisa membuat peserta didik untuk suka dalam membaca 4) Peserta didik beranggapan bahwa buku pelajaran terlalu membosankan 5) Peserta didik menganggap pembelajaran biologi identik dengan bahasa latin 6) Sebagian besar peserta didik beranggapan bahwa guru merupakan sumber utama pembelajaran 2 Sulitnya peserta didik 1. Berdasarkan Kajian Literatur Berdasarkan analisis yang fokus atau Menurut Zahra (2022) penyebab sulitnya telah dilakukan melalui konsentrasi dan konsentrasi saat belajar, antara lain: kajian literatur dan hasil memahami konsep 1) Terlalu banyak tugas yang diberikan oleh guru wawancara maka dapat materi dalam sehingga menyita waktu dan mengalami kelelahan. diketahui penyebab sulitnya pembelajaran biologi. 2) Pengaruh adanya penggunaan gadget yang peserta didik fokus atau berlebihan. konsentrasi dan memahami 3) Suasana belajar yang tidak kondusif, baik dirumah konsep materi dalam maupun di sekolah yang membuat kamu tidak pembelajaran biologi adalah merasa nyaman dalam belajar. 1. Suasana belajar yang 4) Pola tidur yang kurang berkualitas. tidak kondusif 5) Kurangnya minat terhadap mata pelajaran tertentu. 2. Kurangnya minat 6) Adanya paksaan atau tekanan dari lingkungan peserta didik pada mata sekitar. pelajaran biologi 7) Rendahnya motivasi dari diri sendiri dalam 3. Adanya gangguan dari menentukan target hasil belajar. luar (kebisingan) dan 8) Pola makan yang kurang sehat dapat menyebabkan gangguan dari teman terhambatnya proses metabolisme tubuh sehingga 4. Media pembelajaran kerja otak kurang optimal. yang kurang menarik sehingga peserta didik Sumber: menjadi bosan Zahra, Alya Rizkia. 2021. Cara meningkatkan 5. Beberapa peserta didik konsentrasi belajar. mengalami gangguan https://pahamify.com/blog/pahami-tips/buat- penglihatan belajar/cara-meningkatkan-konsentrasi-belajar- 6. Materi biologi terlalu yang-wajib-dicoba/. (diakses pada tanggal 31 banyak proses dan Agustus 2022) bahasa latin
2. Hasil Wawancara dengan Teman Sejawat
Narasumber: Wahyu Darti, S.Pd (Guru Biologi dan Kepala Laboratorium) Penyebab peserta didik sulit fokus dan memahami konsep materi dalam pembelajaran adalah; 1) Kurang suka dengan guru dan pembelajarannya 2) Sulitnya memahami materi biologi karena identik dengan bahasa latin 3) Media belajar kurang menarik 4) Strategi pembelajaran yang membosankan
3. Hasil Wawancara dengan Pakar
Narasumber: Mukhammad Taukhid, S.Si.,M.Si (Ketua MGMP Biologi Brebes) Penyebab peserta didik sulit fokus dan memahami materi dalam pembelajaran adalah; karena motivasi belajarnya kurang dan media belajar yang diberikan kurang menarik sehingga siswa bosan dan akhirnya mempengaruhi konsentrasinya dalam belajar.
4. Hasil Wawancara dengan Peserta Didik
Narasumber: Cici Nur Baeti, Rintan Mariska, Silvia Rosadah, Bintang Grandis P.A, Kartika, dan Alftri Aqilah. Penyebab peserta didik sulit fokus dan memahami konsep materi dalam pembelajaran adalah; 1) Letak kelas yang dekat dengan jalan raya sehingga terjadi kebisingan 2) Bercanda dengan teman sebangku atau diganggu teman lain 3) Tidak suka dengan mata pelajaran tersebut 4) Gangguan penglihatan karena minus dan silau 5) Terlalu banyak proses atau bagan alur, bahasa latin dalam pembelajaran biologi 3 Guru belum menjalin 1. Berdasarkan Kajian Literatur Berdasarkan analisis yang komunikasi yang baik Menurut Suprapti (2018) Komunikasi adalah suatu telah dilakukan melalui dengan orang tua proses penyampaian pesan informasi dari suatu pihak kajian literatur dan hasil peserta didik kepihak lain agar terjadi saling mempengaruhi di antara wawancara maka dapat keduanya. diketahui penyebab Menurut Samsudin (2022), jalinan komuniksai terhambatnya komunikasi kerjasama antara guru dan orang tua dalam anatara guru dengan orang meningkatkan prestasi belajar siswa dilakukan melalui tua peserta didik yaitu; beberapa komunikasi, yakni komunikasi formal dan non 1. Orang tua yang apatis formal, pengajian dan keterlibatan orang tua pada 2. Guru sulit menghubungi pembelajaran anak di rumah. Hambatan-hambatan yang orang tua peserta didik dihadapi adalah berasal dari faktor internal dan karena kesibukan orang eksternal, berupa pandangan orangtua terhadap guru tua peserta didik yang kurang baik, tuntutan hidup dan sikap orangtua 3. Orang tua peserta didik yang apatis. Sementara faktor pendorongnya adalah jarang menghadiri dengan memberikan pelayanan terbaik kepada orangtua undangan dari sekolah siswa, menyamakan persepsi antra nilai-nilai yang 4. Guru merasa kesulitan ditanamkan sekolah dengan nilai-nilai yang diajarkan untuk bertemu orang tua orangtua dengan melakukan komuniaksi awal. siswa karena tempat kerja yang jauh (luar Sumber: negri) Suprapti, Dewi. 2018. Pengaruh Pola Komunikasi 5. Peserta didik tidak Antara Guru, Orang Tua Wali, dan Siswa dalam tinggal bersama orang Proses Belajar Anak. Yogyakarta: SENDIKA: tuanya Seminar Nasional Pendidikan FKIP UAD. 6. Beberapa orang tua Samsudin, Umar. 2022. Jalinan Komunikasi Kerjasama peserta didik ada yang Guru Dan Orang Tua Dalam Meningkatkan tidak memiliki gadget Prestasi Belajar Siswa Di Sekolah. https://stai- 7. Komunikasi guru binamadani.e-journal.id/Alfikrah. Sekolah Tinggi terbatas karena harus Agama Islam Binamadani. melalui wali kelas/ Guru BK 2. Hasil Wawancara dengan Teman Sejawat Narasumber: Wahyu Darti, S.Pd (Guru Biologi dan Kepala Laboratorium) Kurangnya komunikasi antara guru dengan orang tua siswa yaitu karna; 1) Kesibukan orang tua 2) Beberapa orang tua memiliki tempat kerja yang jauh bahkan ada juga yang merantau ke luar negri 3) Kurangnya waktu temu antara guru dengan orang tua siswa 4) Banyak peserta didik yang sudah tidak tinggal bersama orang tuanya 5) Ketidakhadiran orang tua dalam memenuhi undangan dari sekolah misalnya; pembagian raport atau panggilan orang tua. 6) Beberapa orang tua yang tidak memiliki gadget
3. Hasil Wawancara dengan Pakar
Narasumber: Mutiara Ignes Avianti, S.Pd (Guru BK) dan Sri Murniasih, S.Pd (Koordinator BK) Kurangnya komunikasi antara guru dengan orang tua siswa yaitu karna; 1) Ketidakhadiran beberapa orang tua peserta didik dalam memenuhi undangan ataupun surat panggilan orang tua dengan alasan kesibukan dalam pekerjaan 2) Beberapa orang tua peserta didik tidak memeiliki gadget sehingga guru mengalami kesulitan untuk berkomunikasi dengan orang tua peserta didik 3) Beberapa orang tua tidak memberikan ruang untuk guru saat home visit sehingga terkendala dalam menyampaikan informasi terkait peserta didik
4. Hasil Wawancara dengan Orang Tua / Wali
Siswa Narasumber: Ade Setyorini, Ama.Pust (Wali Siswa SMAN 1 Kersana) Kurangnya komunikasi antara guru dengan orang tua peserta didik yaitu karna; 1) Beberapa orang tua tidak memiliki gadget sehingga antara orang tua dengan guru ataupun guru dengan orang tua mengalami kesulitan untuk berkomunikasi 2) Beberapa orang tua bekerja ditempat yang jauh bahkan ada yang bekerja diluar negeri 3) Orang tua peserta didik memberikan kepercayaan penuh kepada sekolah mengenai pendidikan peserta didik 4) Hubungan orang tua dengan peserta didik dengan peserta didik tidak terjalin baik sehingga orang tua tidak begitu mengetahui info terkait perkembangan peserta didik ataupun info lain yang berkaitan dengan sekolah 4 Guru sudah pernah 1. Berdasarkan Kajian Literatur Berdasarkan analisis yang melakukan Menurut Priyanti (2022) Pembelajaran inovatif di telah dilakukan melalui pembelajaran inovatif abad 21 berorientasi pada kegiatan untuk melatihkan kajian literatur dan hasil tetapi belum bisa keterampilan esensial sesuai framework for 21st wawancara maka dapat meningkatkan hasil century skills, yaitu keterampilan hidup dan karir, diketahui bahwa belum belajar peserta didik. keterampilan inovasi dan pembelajaran, dan meningkatnya hasil belajar keterampilan informasi, media, dan TIK. siswa walaupun sudah Karakteristik pembelajaran untuk melatihkan menggunakan pembelajaran keterampilan esensial tersebut mengarah pada proses yang inovatif dikarenakan; pembelajaran yang interaktif, holistik, integratif, 1. Guru belum menguasai saintifik, kontekstual, tematik, efektif, kolaboratif, dan sintak dalam model berpusat pada peserta didik, sehingga dalam pembelajaran yang implementasinya pendidik dapat merancang kegiatan digunakan dengan memilih metode/model pembelajaran yang 2. Model pembelajaran dapat mengakomodir keseluruhan karakteristik tersebut yang digunakan tidak secara komprehensif. Penilaian dalam pembelajaran sesuai dengan abad 21 disusun dan dikembangkan untuk mengukur karakteristik materi dan pencapaian belajar peserta didik yang meliputi karakteristik peserta kompetensi pengetahuan (berpikir kritis dan didik pemecahan masalah, kreativitas dan inovasi, 3. Kekurangan waktu, hal kolaborasi, kemunikasi), kompetensi intrapersonal itu dikarenakan (kemampuan kerja dalam tim, kolaborasi, komunikasi, waktunya habis hanya kerja sama, dan koordinasi), dan kompetensi untuk mempersiapkan interpersonal (kemampuan untuk bekerja dengan orang alat dan media lain seperti kemampuan manajemen diri, kerjasama, 4. Manajement waktu yang komunikasi yang efektif, dan kemampuan mejaga kurang sesuai dimana hubungan dengan orang lain secara emosional). RPP dengan Dengan demikian, pembelajaran inovatif abad 21 pengaplikasiannya tidak mencetak sumber daya manusia yang melek informasi, sinkron. data, dan teknologi yang sangat dibutuhkan untuk menghadapi persaingan hidup dan pasar kerja di era globalisasi saat ini dan di masa yang akan datang. Hampir semua orang sekarang sudah mempunyai smartphone, yang tak akan terlepas dari dirinya, seolah- olah sudah menjadi sahabat yang tak terlepaskan. Perangkat seluler menjadi semakin populer dan terhubung dengan kehidupan sehari-hari kita. Setiap versi baru dari perangkat ini menghadirkan fitur-fitur inovatif yang membuatnya lebih nyaman dan terjangkau, dan aplikasi baru terus tersedia membuat hidup kita lebih mudah. Kemajuan ini telah mendorong para pendidik dan peneliti untuk menggunakan perangkat ini untuk mempromosikan pengajaran dan belajar (Zydney, 2016). Oleh karena itu, Menurut Priyanti (2022) mobile learning (media aplikasi berbasis android) sangat berpengaruh terhadap hasil belajar siswa. Mobile learning dapat menjadi solusi dari permasalahan yang ditemui dalam proses belajar mengajar di kelas. Pembelajaran menggunakan media pembelajaran berupa aplikasi berbasis android dapat mengaktifkan partisipasi peserta didik di kelas bahkan dapat mengaksesnya di rumah atau dimanapun. Sumber: Priyanti, Rivolan Ph. 2022. Pembelajaran Inovatif Abad 21. Sumatera Utara: Prosiding Seminar Nasional Teknologi Pendidikan Pascasarjana UNIMED. Zydney, J.M., & Warner, Z (2016). Mobile apps for science learning: Review of research. Elsevier Computers & Education, 94 (2016) 1-17.
2. Hasil Wawancara dengan Teman Sejawat
Narasumber: Wahyu Darti, S.Pd (Guru Biologi dan Kepala Laboratorium) Rendahnya hasil belajar peserta didik walaupun sudah pernah dilakukannya inovasi pembelajaran disebabkan karena; 1) Kurangnya minat belajar, peserta didik lebih suka main game 2) Terkendala sinyal jika ingin menggunakan pembelajaran berbasis mobile learning 3) Peserta didik terkendala handphone karena berasal dari keluarga dengan tingkat ekonomi menengah kebawah 4) Peserta didik belum bisa secara optimal untuk membagi waktu dalam belajar.
3. Hasil Wawancara dengan Pakar
Narasumber: Ivan Juanda, S.Pd (Asisten Waka Bidang Akademik dan Guru Sejarah) Rendahnya hasil belajar peserta didik walaupun sudah pernah dilakukannya inovasi pembelajaran disebabkan karena; 1) Ketidaksesuaian antara model pembelajaran dengan materi yang diberikan 2) Sarana dan prasarana yang kurang mendukung 3) Ketidaksesuaian antara penerapan pembelajaran inovatif dengan karakteristik peserta didik karena tidak adanya analisis diagnostik diawal pertemuan.
4. Hasil Wawancara dengan Peserta Didik
Narasumber: Cici Nur Baeti, Rintan Mariska, Silvia Rosadah, Bintang Grandis P.A, Kartika, dan Alftri Aqilah. Rendahnya hasil belajar peserta didik walaupun sudah pernah dilakukannya inovasi pembelajaran disebabkan karena; 1) Sebagian besar peserta didik lebih menyukai pembelajaran yang berpusat pada guru 2) Beberapa peserta didik berpendapat bahwa saat guru melakukan inovasi pembelajaran prosesnya terlalu rumit 3) Beberapa peserta didik merasa kurang nyaman saat berdiskusi dikarenakan pembagian kelompoknya tidak sesuai keinginan peserta didik 4) Kemampuan pemahaman materi peserta didik yang berbeda-beda 5) Peserta didik merasa kesulitan untuk menyesuaikan waktu yang ditentukan oleh guru saat dilakukan pembelajaran inovatif. 5 Rendahnya 1. Berdasarkan Kajian Literatur Berdasarkan analisis yang kemampuan Menurut Cockroft dalam Goos, at all (2011), telah dilakukan melalui menghitung peserta kemampuan numerasi merupakan sebuah keahlian kajian literatur dan hasil didik dipembelajaran dalam menyelesaikan masalah secara praktis dengan wawancara maka dapat biologi pada materi menggunakan angka. Kemampuan numerasi diketahui bahwa rendahnya sistem Pencernaan merupakan kemampuan menerapkan konsep bilangan, kemampuan menghitung dan sistem keterampilan operasi hitung dan kemampuan peserta didik di Pernapasan. menjelaskan suatu informasi yang terdapat di sekitar pembelajaran biologi kita. terutama pada materi sistem Asesmen kemampuan numerasi dilakukan untuk pencernaan dan sistem mengukur kemampuan siswa dalam menggunakan pernapasan adalah; konsep dan atau prosedur serta fakta dan atau alat 1. Guru belum mampu matematika (Maryuliana, 2016). membuat peserta didik Merujuk pada Han, dkk. (2017), indikator memahami konsep dasar kemampuan numerasi adalah (1) menggunakan perhitungan berbagai macam angka dan simbol yang terkait dengan 2. Guru terlalu cepat matematika dasar untuk memecahkan masalah dalam menjelaskan materi berbagai macam konteks kehidupan sehari-hari, (2) karna pada menganalisis informasi yang ditampilkan dalam pembelajaran biologi berbagai bentuk (grafik, tabel, bagan, diagram dan lain perhitungannya sebagainya) (3) menafsirkan hasil analisis tersebut dianggap mudah untuk memprediksi dan mengambil keputusan. 3. Beberapa peserta didik tidak suka materi yang Sumber: berkaitan dengan Goos, dkk. (2011). Improving Numeracy Education in perhitungan Rural Schools: A Professional Development 4. Peserta didik belum Approach. Mathematics. Education Research menguasai matematika Journal. 23 (2), 129. dasar Han, dkk. (2017). Materi Pendukung Literasi 5. Peserta didik belum Numerasi. Jakarta: Kementrian Pendidikan dan memahami konsep Kebudayaan. materi pembelajaran Maryuliana, S. I. M. I. & Haviana, S. F. C. (2016). yang diberikan Sistem Informasi Angket Pengukuran Skala 6. Beberapa peserta didik Kebutuhan Materi Pembelajaran Tambahan sering mengalami Sebagai Pendukung Pengambilan Keputusan Di ketidaksesuaian hasil Sekolah Menengah Atas Menggunakan Skala hitungan atau salah Likert. Jurnal Transistor Elektro dan Informatika. hitung 1 (2), 1-12.
2. Hasil Wawancara dengan Teman Sejawat
Narasumber: Wahyu Darti, S.Pd (Guru Biologi dan Kepala Laboratorium) Rendahnya kemampuan menghitung peserta didik dipembelajaran biologi pada materi sistem pencernaan dan sistem pernapasan disebabkan oleh; 1) Sebagian besar peserta didik belum menguasai ilmu matematika dasar 2) Beberapa peserta didik tidak suka materi perhitungan 3) Beberapa peserta didik belum memahami konsep materi yang diberikan.
3. Hasil Wawancara dengan Pakar
Narasumber: Mukhammad Taukhid, S.Si.,M.Si (Ketua MGMP Biologi Brebes) Rendahnya kemampuan menghitung peserta didik dipembelajaran biologi pada materi sistem pencernaan dan sistem pernapasan. 1) Kurangnya peserta didik dalam menguasai perhitungan dasar sehingga perhitungan pada biologi yang tergolong masih dilevel mudah sampai sedang tetap merasa kesulitan. 2) Sebagian peserta didik malas menghitung dan lebih memilih untuk meniru pekerjaan temannya saat ada soal perhitungan 3) Peserta didik sering mengalami salah hitung sehingga membuat mereka tidak mau mencoba lagi saat ada soal perhitungan
4. Hasil Wawancara dengan Peserta Didik
Narasumber: Cici Nur Baeti, Rintan Mariska, Silvia Rosadah, Bintang Grandis P.A, Kartika, dan Alftri Aqilah. Rendahnya kemampuan menghitung peserta didik dipembelajaran biologi pada materi sistem pencernaan dan sistem pernapasan. 1) Beberapa peserta didik sering mengalami salah hitung dengan hasil yang tidak sesuai 2) Peserta didik merasa kurang memahami perhitungan 3) Beberapa peserta didik tidak suka menghitung kecuali menghitung uang 4) Beberapa peserta didik mudah paham dalam penghitungan dibiologi karena materi biologi tidak semuanya tentang hitungan sehingga masih bisa memahami 5) Perhitungan dalam biologi masih dasar sehingga masih bisa mengikuti 6) Penjelasan guru yang terlalu cepat dan terlalu banyak 7) Beberapa peserta didik kurang bisa menghitung dalam bentuk pecahan. 6 Kurang maksimalnya 1. Berdasarkan Kajian Literatur Berdasarkan analisis yang pemanfaatan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) adalah telah dilakukan melalui teknologi atau inovasi suatu alat yang digunakan untuk menyampaikan suatu kajian literatur dan hasil dalam pembelajaran informasi yang berkaitan dengan pemrosesan, wawancara maka dapat pengelolaan dan pemindahan informasi. Memasuki era diketahui bahwa kurang Teknologi Informasi dan Komunikasi seperti saat ini maksimalnya pemanfaatan pengunaan teknologi merupakan kebutuhan yang teknologi atau inovasi sanggat penting untuk meningkatkan kualitas dan mutu dalam pembelajaran Pendidikan, serta membuka lebar akses ilmu Pendidikan dikarenakan; (Rusman, 2018:85). 1. Guru belum mahir Menurut Ningsih, dkk (2020) Teknologi Informasi mengoperasikan alat dan Komunikasi (TIK) merupakan suatu alat yang yang digunakan dalam digunakan untuk menyampaikan informasi yang pembelajaran misalnya; berkaitan dengan pemrosesan, pengelolaan dan LCD proyektor pemindahan informasi. adapun jenis jenis Teknologi 2. Kurangnya waktu Informasi dan Komunikasi (TIK) yang menjadi focus pembelajaran penelitian antara lain : komputer/laptop dan LCD 3. Sebagian besar peserta proyektor. di era globalisasi seperti sekarang ini guru di didik lebih menyukai tuntut untuk dapat menggunakan TIK dalam proses metode ceramah pembelajaran untuk menambah wawasan serta dapat 4. Peserta didik membatu guru dalam menambah bahan ajar. dengan membutuhkan waktu adanya penggunaan TIK dalam proses pembelajaran, yang lama untuk data data hasil penelitian dapat simpulkan penyesuaian terkait problem/kendala yang terjadi dalam penggunaan TIK di pembelajaran yang sekolah dasar seperti: menguras waktu, terbatasnya berbasis teknologi. jumlah infokus, siswa kurang fokus terhadap materi, 5. Beberapa guru lebih tidak tersedianya jaringan internet dan tidak tersedianya suka pembelajaran yang layar infokus. konvensional dengan metode ceramah dengan Sumber: sumber buku paket yang Ningsih, dkk. 2020. Problematika Guru Dalam biasa digunakan. Menggunakan Teknologi Informasi Dan Komunikasi (Tik) Dan Implikasinya Di Sekolah Dasar. Rusman, dkk. (2011). Pembelajaran Berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi, Mengembangkan Profesionalitas Guru. Jakarta: PT. Raja Grafindo.
2. Hasil Wawancara dengan Teman Sejawat
Narasumber: Wahyu Darti, S.Pd (Guru Biologi dan Kepala Laboratorium) Kurang maksimalnya pemanfaatan teknologi atau inovasi dalam pembelajaran disebabkan karena; 1) Fasilitas yang kurang memadai 2) Penggunaan tempat yang tidak sesuai 3) Laboratorium kurang lengkap 4) Kekurangan waktu 5) Tidak adanya laboran sehingga saat praktikum perlu waktu yang lebih lama untuk mempersiapkan alat dan bahan yang akan digunakan.
3. Hasil Wawancara dengan Pakar
Narasumber: Nuraeni M.Kom (Guru BKTIK, Dosen STIK INVADA CIREBON dan Tutor UT Purwokerto) Kurang maksimalnya pemanfaatan teknologi atau inovasi dalam pembelajaran disebabkan karena; 1) Guru sudah nyaman dengan pembelajaran yang konvensional 2) Beberapa guru lebih suka yang praktis 3) Beberapa guru kurang menguasai cara mengoperasikan alat yang digunakan dalam pembelajaran misalnya; LCD proyektor 4) Beberapa guru kurang suka dalam editing hal itu dibuktikan dari PPT yang digunakan masih berupa PPT sederhana.
4. Hasil Wawancara dengan Peserta Didik
Narasumber: Cici Nur Baeti, Rintan Mariska, Silvia Rosadah, Bintang Grandis P.A, Kartika, dan Alftri Aqilah. Kurang maksimalnya pemanfaatan teknologi atau inovasi dalam pembelajaran 1) Beberapa peserta didik lebih suka jika pembelajaran berbasis IT 2) Waktu menjadi kendala saat pembelajaran memanfaatkan Teknologi 3) Beberapa peserta didik lebih menyukai metode ceramah karena lebih mudah dipahami 4) Beberapa peserta didik terkendala kuota dan terkendala HP jika pembelajaran berbasis teknologi 5) Butuh waktu lama untuk bisa menyesuaikan pada pembelajaran yang memanfaatkan Teknologi