Anda di halaman 1dari 5

Nama : Kusmiatini

NIM : 2253b41047
NO. UKG : 201501823020

LK 1.2 EKSPLORASI PENYEBAB MASALAH


N Masalah Hasil Eksplorasi Penyebab Masalah Analisis Penyebab
o Yang Telah Masalah
Diidentifikasi
1 Rendahnya Sumber Kajian Literatur . Berdasarkan analisis
. hasil belajar 1. Adapun menurut (Nasution:2000) hasil eksplorasi penyebab
peserta didik belajar adalah kemampuan yang dimiliki masalah, rendahnya
pada materi oleh peserta didik setelah menerima hasil belajar siswa
teks deskripsi pengalaman pembelajaran. Sejumlah pada materi teks
pengalaman yang diperoleh peserta didik deskripsi adalah
mencakup ranah kognitif, ranah afektif 1. Minat belajar
dan ranah psikomotorik. peserta didik
2. Suwarna (2012), mendefinisikan teks kurang.
deskripsi adalah kumpulan paragraf 2. Metode atau
tentang objek atau tempat tertentu. Untuk model yang
mendapatkan data dan kumpulan di gunakan
informasi tersebut, dibutuhkan guru dalam
pengalaman dan melibatkan panca indra pembelajaran
yang meliputi mata, hati, telinga, kulit, kurang
dan pengecapan. berfariatif.
3. Menurut Ruseffendi (Ahmad Susanto, 3. Susana
2014) mengidentifikasi faktor-faktor yang pembelajran
mempengaruhi hasil belajar ke dalam kurang
sepuluh macam, yaitu: (1) Kecerdasan menyenangk
Anak, (2) Kesiapan atau Kematangan, (3) an.
Bakat Anak, (4) Kemauan Belajar, (5) 4. Kurangnya
Minat, (6) Model Penyajian Materi kemampuan
Pelajaran, (7) Pribadi dan Sikap Guru, (8) guru
Suasana Pengajaran, (9) Kompetensi terhadap
Guru, (10) Masyarakat. materi
4. Menurut Baharuddin dan Esa Nur pembelajaran
Wahyuni (2009: 19-28), bahwa faktor .
yang mempengaruhi hasil belajar adalah :
1. Faktor internal a. Faktor fisiologis
Faktor fisiologis adalah faktor-faktor yang
mempengaruhi dengan kondisi fisik
individu. b. Faktor psikologis Faktor
psikologis adalah keadaan psikologis
seseorang yang dapat mempengaruhi
proses belajar, seperti kecerdasan siswa,
motivasi,minat, sikap, dan bakat. 2. Faktor
eksternal a. Lingkungan sosial, seperti
lingkungan sosial sekolah, lingkungan
sosial masyarakat, dan lingkungan sosial
keluarga. b. Lingkungan non sosial,
seperti lingkungan alamiah, faktor
instrumental (perangkat belajar), dan
faktor materi pelajaran.

Hasil wawancara
1. Guru
Hasil wawancara dari guru ( Desi Amelia
Puspita, S.Pd) .Penybabnya rendahnya
hasil belajar bisa dari diri peserta didik
sendiri dan bisa juga dari pihak luar
Peserta didik. Dari peserta didik sendiri
mungkin tidak adanya minat belajar, tidak
suka pada materi tersebut.dan kalau dari
luar mungkin kurang nya motivasi dari
oarng tua dan metode yang di gunakan
guru kurang fariatif.
2. Teman sejawat
Berdasarkan hasil wawancara dengan
teman sejawat ( Umi Yunita, S.Pd). Untuk
pembelajaran Bahasa sebenarnya anak-
anak lebih mudah memhami karena itu
Bahasa yang di gunakan sehari-hari,untuk
lebih mendalamnya perlu srategi agar
anak tambah bersemangat. Pembelajaran
lebih berfariasi, mungkin dengan media
atau dengan diskusi, sehingga
pembelajaran tidak monoton.
3. Kepala sekolah
Berdasarkan hasil wawancara dengan
kepala sekolah SMP Negeri 2 Cukuh
Balak ( Darmawan, S.Pd) untuk
meningkatkan hasil belajar siswa guru
harus mengapresiasi ketika anak
mengerjakan tugas, meciptakan suasan
yang nyaman di dalam kelas serta buku-
buku yang lengkap dan penggunaan model
pembelajaran yang tepat.
4. Pengawas sekolah
Berdasarkan hasil wawancara dengan
pengawas untuk menyelesaikan
permasalahan rendahnya hasil belajar ini
saya akan adakan pertemuan dengan
guru-guru di sekolah, mengadakan
sosialisasi terkait metode, model, teknis
dan cara untuk memotivasi belajar siswa.
Guru-guru juga harus meningkatkan
kedisiplinan, Kalau kita sebagai guru
tidak disiplin bagaimana kita akan
membuat siswa termotivasi untuk belajar.
5. Pakar/ahli
Berdasarkan wawancara dengan pakar (
puspita Vemilia Sari, S.Pd) diperoleh
solusi untuk meningkatkan hasil belajar
siswa yaitu dengan cara : menciptakan
pembelajaran yang menyanangkan,
pahami karakter masing-masing peserta
didik sehingga kita bisa mengetahui
bagaimana gaya-gaya belajar mereka
karena satu anak dengn anak yang lain
mempunyai gaya belajar yang berbeda dan
kita sebagai guru harus bisa memahami
sehingga kita bisa menerapkan
pembelajaran berdiferensiasi. Selain itu
kita juga bisa memeperbanyaka cara kita
mengajar yang lebih berfariatif dan
menyenangkan sesuai dengan karakteristik
peserta dididk, dan juga membina
hubungan baik dengan orang tua peserta
didik sehingga kita bisa menemukan
penyebab rendahnya motivasi belajar
peserta didik.

2 Beberapa Berdasarkan analisis


Sumber Kajian Teori
. siswa sulit eksplorasi penyebab
untuk 1. Menurut Ahmadi dan Supriyono masalah. Maka
memahami (2003:77), mengemukakan bahwa kesulitan memahami
pembelajaran ːkesulitan belajar adalah Suatu keadaan pembelajaran
Bahasa dimana anak didik atau siswa tidak dapat adalah
indonesia belajar sebagaimana mestinya, hal ini 1. Siswa banyak
yang di tidak selalu disebabkan oleh faktor berbicara
berikan oleh intelegensi, akan tetapi dapat juga dengan teman
guru. disebabkan oleh faktor non intelegensi. nya ketika
2. Menurut Valett (dalam Sukadji, 2000) pembelajaran
terdapat tujuh karakteristik yang ditemui berlangsung.
pada anak dengan kesulitan belajar.[2] 2. Metode yang
a. Sejarah kegagalan akademik berulang digunakan guru
kali monoton.
b. Hambatan fisik/tubuh atau lingkungan 3. Guru belum
berinteraksi dengan kesulitan belajar memahami
c. Kelainan motivasional secara
d. Kecemasan yang samar-samar, mirip menyrluruh
dengan kecemasan yang mengambang materi pelajaran
e. Perilaku berubah-ubah, dalam arti yang diajarkan.
tidak konsisten dan tidak terduga 4. Pola asuh yang
f. Penilaiaan yang keliru karena data salah dari orang
tidak lengkap tua peserta didik
g. Pendidikan dan pola asuh yang 5. Peserta didik
didapat tidak memadai tidak fokus pada
Hasil Wawancara materi
1. Guru
Menurut saya respon peserta didik kurang
baik bu, Ada beberapa anak sulit untuk
memehami meteri pembelajaran.
2. Teman Sejawat
Berdasarkan hasil wawancara dengan
teman sejawat ( Umi Yunita, S.Pd) ketika
pembelajaran, peserta didik tidak ffokus
pada materi,ngobrol dengan teman,
sehinnga peserta didik tidak memahami
materi pembelajaran. Sebaiknya guru
sebelum memulai pembelajaran kita
melakukan ice breaking atau hal lain yang
bsa membuat peserta didik fokus ke
materi.
3. Kepala sekolah
Berdasarkan hasil wawancara dengan
kepala sekolah SMP Negeri 2 Cukuh
Balak ( Darmawan, S.Pd) Karena
kemampuan anak berbeda–beda jadi
hindari pemberian tugas yang terlalu
banyak dan panjang , jadi pemberian
materi dan tugas dilakukan step by step.

3 Belum Sumber Kajian Literatur Berdasarkan analisis


optimalnya 1. Pendapat (Arsyad, 2015) bahwa eksplorasi
penggunaan penggunaan media dalam pembelajaran pennyebab masalah
model akan meningkatkan efektifitas belum optimalnya
pembelajran pembelajaran. model pembelajaran
yang di 2. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan inovatif adalah
gunakan guru (1992:79) menegaskan bahwa penggunaan 1. Kurangnya
media dalam proses pembelajaran dapat sarana untuk
membangkitkan minat dan motivasi proses
belajar siswa, mengurangi atau pembelajaran.
menghindari terjadi adanya verbalisme, 2. Guru masih
membangkitkan nalar yang teratur, menggunakam
sistematis, dan untuk menumbuhkan model
pengertian dan mengembangkan nilai- pembelajaran
nilai pada diri siswa. yang
3. Menurut Sadiman (2012) secara umum konvesioanal.
media pendidikan memiliki beberapa 3. Kurang
kegunaan sebagai berikut: (a) varietifnya
Memperjelas penyajian informasi atau penggunaan
pesan agar tidak terlalu verbalistik (berupa model
kata-kata tertulis atau lisan) ; (b) pembelajaran.
Mengatasi keterbatasan ruang, waktu, dan
daya indera, misalnya: benda yang terlalu
besar dapat diganti dengan gambar, film,
dan sebagainya; (c) Penggunaan berbagai
media pendidikan dalam proses
pembelajaran akan memperkuat sikap
aktif siswa dan dapat memotivasi siswa
untuk belajar; dan (d) Mengingat
karakteristik, lingkungan, dan pengalaman
dari siswa dari berbagai media pendidikan
dapat digunakan sebagai alat bantu bagi
guru.

Hasil Wawancara
1. Guru
Hasil wawancara dari guru ( Desi Amelia
Puspita, S.Pd). Model pembelajaran yang
di gunakan yaitu pembelajaran berbasis
proyek di gabung dengan metode ceramah
dan diskusi. Pembelajaran berbasis proyek
merupakan model pembelajaran inovatif,
tetapi kami masih belum bisa
menggunakan model-model lainya ,
Karena kurangnya sarana dan prasarana.
2. Teman sejawat
Berdasarkan hasil wawancara dengan
teman sejawat ( Umi Yunita, S.Pd). Model
pembelajarn yang digunakan metode lama
ceramah, diskusi, dan game.
3. Kepala sekolah
Berdasarkan hasil wawancara dengan
kepala sekolah SMP Negeri 2 Cukuh
Balak ( Darmawan, S.Pd). Kita sebagai
guru harus terbuka dengan IT, walaupun
sarananya masih belum lengkap, tetapi
mungkin bisa memanfaatkan HP dan
leptop sebagai media pembelajaran.

Anda mungkin juga menyukai