Anda di halaman 1dari 11

Nama : SRI ANI

LK. 1.2 Eksplorasi Penyebab Masalah

Analisis eksplorasi
Masalah yang
No penyebab masalah
telah hasil eksplorasi penyebab masalah
.
diidentifikasi
1 Motivasi belajar KAJIAN LITERATUR: 1. Guru kurang
siswa kurang menguasai kelas
1. PENGARUH LINGKUNGAN ketika pembelajaran
KELUARGA DAN MOTIVASI 2. Penyampaian materi
BELAJAR SISWA TERHADAP yang diajarkan tidak
HASIL BELAJAR AKUNTANSI menarik (banyak
SISWA KELAS X SMK bahasa asing yang
NEGERI 1 SOLOK SELATAN harus dipahami)
Selain faktor lingkungan keluarga, 3. Pembelajaran masih
faktor yang tidak kalah pentingnya yaitu monoton
motivasi belajar. Motivasi merupakan
serangkaian usaha untuk menyediakan
kondisi-kondisi tertentu, sehingga
seseorang mau dan ingin melakukan
sesuatu (Sardiman, 2011:75).

2. Menurut Eysenck dan kawan-kawan


(dalam Slameto, 2003:170) motivasi
dirumuskan sebagai suatu proses yang
menentukan tingkatan kegiatan serta
arah umum dari tingkah laku manusia,
merupakan konsep yang berkaitan
dengan konsep-konsep yang lain
seperti minat, konsep diri, sikap dan
sebagainya.

3. Faktor-faktor yang menyebabkan


rendahnya motivasi belajar siswa di
SMK ( Sudaryono, 2012)
Faktor – faktor yang mempengaruhi
motivasi belajar adalah : cita – cita atau
aspirasi siswa,kondisi jasmani dan
rohani siswa, unsur – unsur dinamis
belajar dan upaya guru membelajarkan
siswa

WAWANCARA:
Guru Kelas XII:
Biasanya motivasi belajar siswa rendah
bisa dikarenakan salah memilih
jurusan, karena pilihan orang tua.
Guru Kelas XI:
KBM di jam siang hari diatas jam 12
itu kebanyakan siswa mengantuk, jadi
harus lebih ekstra agar siswa fokus
terhadap KBM

PAKAR:
Kebanyakan materi yang berbahasa
asing dalam keperawatan, sehingga
kesulitan dan malas untuk mempelajari
materi tersebut.

2 Siswa mengalami KAJIAN LITERATUR: 1. Penggunaan media


kesulitan 1. PENINGKATAN KEMAMPUAN pembelajaran yang
dalam memahami PEMAHAMAN DAN tidak tepat
materi KOMUNIKASI MATEMATIS 2. Kurangnya
pembelajaran dan SISWA SMK MELALUI penggunaan teknologi
hasil akhir PEMBELAJARAN dalam pembelajaran.
pembelajaran tidak KONSTRUKTIVISME MODEL 3. Penggunaan model
sesuai NEEDHAM pembelajaran yang
Menurut Sumarmo (1987) pemahaman tidak tepat.
merupakan terjemahan dari istilah
understanding yang diartikan sebagai
penyerapan arti suatu materi yang
dipelajari.

2. Pembelajaran dengan pendekatan


diferensiasi menurut Andini (2016),
menggunakan bermacam-macam cara
pendekatan belajar (multiple
approach) baik dengan pendekatan
konten atau materi, pendekatan proses
atau cara dan pendekatan produk atau
hasil. Dalam kelas yang menggunakan
pembelajaran diferensiasi, guru wajib
memperhatikan 3 elemen tersebut
dalam proses belajar mengajar dengan
cara diferensiasi. Pendekatan konten
(input) adalah materi apa yang akan
dipelajari oleh siswa, pendekatan
proses adalah bagaimana cara seorang
siswa bisa mendapatkan informasi dan
pengetahuan, serta membuat ide-ide
sesuai dengan materi yang telah
dipelajari. Dan pendekatan produk
(hasil) adalah bagaimana siswa bisa
memperlihatkan/ unjuk kerja atas
pengetahuan yang sudah mereka
pelajari.
3. Pemanfaatan video pembelajaran
berbasis Geogebra untuk
meningkatkan kemampuan
pemahaman konsep matematis siswa
SMK
Penggunaan media pembelajaran yang
tepat dapat menjadi perantara bagi
siswa untuk memahami materi dan
meningkatkan kualitas pembelajaran
(Baharuddin, 2014, p.248). Media
pembelajaran merupakan perantara
yang bersifat menimbulkan daya
tarik/perhatian siswa (student interest)
dalam kegiatan belajar serta tujuan
yang ingin dicapai (Hosnan, 2014,
p.111). Dalam proses pembelajaran
guru perlu merencanakan media
pembelajaran dengan baik karena
media dapat menjadikan hal yang
abstrak menjadi konkret,
meningkatkan daya serap serta
membantu menerangkan hal-hal yang
sulit dipahami secara verbal (Hamzah
& Muhlisrarini, 2014, p.96).

WAWANCARA
GURU KELAS XII:
Kemampuan siswa dalam memahami
materi pembelajaran berbeda-beda hal
ini tergantung dari siswa itu sendiri
serta cara penyampaian materi oleh
guru.

GURU KELAS XI:


Metode pembelajaran dari guru juga
berpengaruh terhadap kemampuan
siswa dalam memahami materi
pembelajaran

PAKAR:
Kurangnya/rendahnya pemahaman
siswa terhadap materi pembelajaran
dipengaruhi berbagai faktor salah
satunya penggunaan media
pembelajaran yang kurang tepat,
penggunaan teknologi untuk
mempermudah proses pembelajaran.
3 Komunikasi orang KAJIAN LITERASI: 1. Keterbatasan
Orang tua dan guru 1. PERILAKU KOMUNIKASI komunikasi dengan
masih kurang orang tua siswa
seperti, tidak hadir ANTARA GURU DENGAN 2. Jarak rumah orang
ketika ada SISWA BROKEN HOME DI tua dengan sekolah
undangan SMK N 3 PARE-PARE 3. Kesibukan
pertemuan dari Ummi Farida. (2020) selaku wali kelas pekerjaan orangtua
sekolah faktor penghambat komunikasi antara siswa
guru dan siswa adalah: Bahasa, minat
terhadap pelajaran, hambatan fisik,
lingkungan, stereotip, dan sistem religi.
Ummi Farida mengatakan, guru
hendaknya memilih pola komunikasi
yang tepat dan efektif dalam proses
belajar mengajar khususnya dalam
pendidikan yang berbasis multikultural

2. Menurut penelitian Ramadhani


(2013) proses komunikasi antara
orangtua dan anak dalam menanamkan
perilaku positif berlangsung secara tatap
muka dan berjalan dua arah artinya
ketika orangtua mengomunikasikan
pesan-pesan yang berisi nilai-nilai
positif yang akan memengaruhi perilaku
anak ke arah yang positif.

3. Namun, di antara lingkungan yang


ada, keluargalah yang sangat
memengaruhi dan dan berperan bagi
kehidupan seseorang dikarenakan
intensitas dan frekuensinya yang
cenderung rutin dan tetap. Keluarga
berasal dari bahasa Sansekerta yang
terdiri dari kata “kula” dan “warga”
yaitu “kulawarga” yang berarti anggota
atau kelompok kerabat (Rahmadi,
2006).

WAWANCARA
GURU KELAS XII:
Komunikasi dengan orang tua siswa
terbatas dikarenakan dalam bekerja
serta tempat tinggal orang tua yang jauh
(merantau)
GURU KELAS XI:
Kesibukan orang tua dalam bekerja
serta tempat tinggal orang tua yang jauh
(merantau), anak tinggal dengan
simbah/nenek yang sudah tua sehingga
tidak bisa datang ke sekolah

PAKAR:
Komunikasi dengan orang tua siswa
terbatas bisa dikarenakan Jarak, Tidak
semuanya orangtua bertempat tinggal
yang dekat dengan sekolah dan
kesibukan orang tua karena pekerjaan.

4 Guru masih belum KAJIAN LITERATUR: 1. Penggunaan metode


memanfaatkan 1. PENGARUH PENGGUNAAN belajar masih monoton
pembelajaran MEDIA AUDIO VISUAL 2. Waktu yang lebih
inovatif TERHADAP HASIL BELAJAR IPA lama untuk persiapan
untuk diterapkan di SISWA KELAS IV SEKOLAH pembelajaran
dalam kelas seperti DASAR pembelajaran inovatif
penggunaan media 3. Kurangnya
pembelajaran penguasaan IT
Media audio visual memiliki
beberapa kelebihan, berikut
kelebihan media audio visual: “(1)
Memperjelas penyajian pesan agar
tidak teralalu bersifat verbalistis
(dalam bentuk kata-kata, tertulis dan
lisan). (2) Mengatasi keterbatasan
ruang, waktu dan daya indra, seperti:
objek yang terlalu besar digantikan
dengan realitas, gambar, film
bingkai, film atau model. (3) Media
audio visual dapat berperan dalam
pembelajaran tutorial”. (Atoel dalam
Purwono, dkk, (2014: 5).
2. Selain terdapat kelebihan media
audio visual juga terdapat kelemahan
adapun kelemahan dari media audio
visual adalah suaranya yang terkadang
tidak jelas, pelaksanaannya memerlukan
waktu yang cukup lama, dan biayanya
relatif lebih mahal (Hasan, 2016: 26).

WAWANCARA

GURU KELAS XII:


Pembelajaran inovatif butuh waktu lama
dalam persiapannya. Keterbatasan
pengetahuan guru tentang model
pembelajaran inovatif.
GURU KELAS XI:
Kurang pengetahuan guru tentang
model-model pembelajaran inovatif.
Sarana LCD tidak terpasang di semua
kelas.
Bahkan yang mempunyai laptop tidak
bisa menggunakan pemakaian LCD

PAKAR:

Metode pembelajaran masih monoton,


Butuh waktu lebih lama untuk persiapan
pembelajaran inovatif, dan
terkendalanya penggunaan IT untuk
menunjang kegiatan pembelajaran
inovatif

5 Pembelajaran di KAJIAN LITERASI 1. Guru belum


kelas 1. Kesiapan Guru Melaksanakan memahami
belum Pembelajaran Berbasis HOTS pembelajaran berbasis
menggunakan Ditinjau dari Pengetahuan dan HOTS
HOTS Kemampuan Mengemas Perangkat 2. Kemampuan guru
Pembelajaran dalam membuat soal
berbasis HOTS masih
kurang
Riandy.et al (2021), Pengetahuan
guru terhadap konsep keterampilan
berpikir tingkat tinggi dalam rana
berpikir kritis masih tergolong rendah
yang didasarkan pada beberapa faktor
penyebab diantaranya belum ada
pembekalan tentang konsep berpikir
kritis, tingkat pendidikan dan masa
kelulusan yang sudah sangat lama,
tidak mengikuti pendidikan profesi
guru dan belum memiliki sertifikat
pendidik,
2. Kunci untuk mencapai tingkatan
HOTS adalah dalam pembelajaran
sehingga guru mempunyai peran yang
sangat penting dalam upaya
menjadikan siswa mampu berada
pada level HOTS. Sampai saat ini
permasalahan utama yaitu guru belum
mengetahui bagaimana cara
mengajarkan pembelajaran yang
menuju HOTS (Hidayati, 2018).

WAWANCARA:
GURU KELAS XII:
Memang tidak semua guru memahami
pembelajaran berbasis HOTS dan
siswa juga daya berfikir kritis
terhadap soal berbasis HOTS masih
kurang
GURU KELAS XI:
Tidak semua guru yang ada di seolah
memahami pengaplikasian HOTS.

PAKAR:
Bisa dari guru itu sendiri yang tidak
memahami pembelajaran berbasis
HOTS atau dari siswanya yang
berfikir kristisnya kurang

6 Guru belum KAJIAN LITERASI


optimal 1. Inovasi Pembelajaran Abad 21 dan 1. Guru belum
memanfaatan Penerapanya di Indonesia optimal
memanfaatkan
Tekologi digital
Eggen.Paul (201 2) menegaskan bahwa media Teknologi
dalam standar untuk sekolah abad 21 atau abad digital dalam
pembelajaran digital untuk guru dan siswa berkaitan pembelajaran
dengan penerapan teknologi dalam 2. guru masih
pembelajaran. Guru harus bisa menggunakan
mempersiapkan siswanya untuk hidup metode klasik
di abad digital, salah satunya dalam
menggunakan pengetahuan mereka pembelajaran.
tentang materi pelajaran, pembelajaran 3. Kurangnya
dan teknologi untuk memfasilitasi kemampuan guru
pengalaman yang dipelajari siswa dalam penggunaan
tingkat lanjut, kreativitas, dan inovasi media teknologi
dalam situasi tatap muka dan virtual. seperti Laptop dan
LCD
2. Pendidikan Dan Tantangan 4. Sarana yang kurang
Pembelajaran berbasis Teknologi Di menunjang untuk
Era Revolusi Industri 4.0 pembelajaran
Faktanya di Indonesia saat ini, tidak berbasis Teknologi
semua pendidik mampu dalam digital seperti
memanfaatkan teknologi. Hasil internet
penelitian menunjukkan 62,15% guru
jarang menggunakan Teknologi
Informasi dan Komunikasi dalam
pembelajaran; dan 34,95% guru kurang
menguasai Teknologi Informasi dan
Komunikasi, sedangkan 2,9%
(Nurhaidah, 2017; Syukur, 2014).

3. Peranan Teknologi Dalam


Pembelajaran
Teknologi perangkat keras yang
berkernbang cukup lama, telah
memberikan kontribusi yang sangat
besar dalam kegiatan presentasi., Saat
ini teknologi pada bidang rekayasa
komputer menggantikan peranan alat
presentasi pada masa sebelumnya.
Penggunaan perangkat lunak perancang
presentasi seperti Microsoft power point
yang dikernbangkan oleh Microsoft inc"
Corel presentation yang dikernbangkan
oleh Coral inc" hingga perkernbangan
terbaru perangkat lunak yang
dikernbangkan Macromedia inc, yang
mengernbangkan banyak sekali jenis
perangkat lunak untuk mendukung
kepentingan tersebut. Berbagai
perangkat lunak yang memungkinkan
presentasi dikemas dalam bentuk
multimedia yang dinamis dan sangat
menarik. Perkernbangan perangkat
lunak tersebut didukung oleh
perkernbangan sejumlah perangkat
keras penunjangnya.

WAWANCARA
KS: Kemajuan teknologi revolusi
industri 4.0 tentu saja menuntut guru
untuk mengikuti perkembangan
teknologi dalam proses pembelajaran,
namun tingkat kemampuan masing-
masing guru bervariasi dalam
pengaplikasiannya, jadi memang ada
guru yang mengajar memanfaatkan
kemajuan teknologi ada juga guru yang
mengajar menggunakan model klasik,
adapula yang menggunakan model
campuran. Dikembalikan lagi kepada
masing-masing.
Guru Kelas XII:
Belum maksimalnya penggunaan
perangkat teknologi pembelajaran
dikarenakan dari guru kurang
menguasai penggunaan teknologi. Serta
kesibukan dirumah sehingga tidak bisa
mempersiapkan bahan ajar berbasis
teknologi
Guru Kelas XI:
Belum maksimalnya penggunaan
perangkat teknologi dalam proses
pembelajaran dikarenakan, guru masih
suka menggunakan metode klasik dari
pada teknologi, dikarenakan
penggunaan teknologi yang ribet serta
kemampuan yang tdk maksimal dalam
penggunaan teknologi tersebut.

PAKAR:
Untuk Penggunaan IT dalam
pembelajaran, dikembalikan lagi kepada
sekolah dan guru masing-masing. Selain
itu guru juga belum mampu menguasai
IT secara penuh, dan fasilitas disekolah
untuk penggunaan IT masih belum
memadai, internet juga tidak
menjangkau semua kelas.
DAFTAR PUSTAKA

Rahayu, R., Iskandar, S., Abidin, Y. (2022). Inovasi Pembelajaran Abad 21 dan
Penerapannya di Indonesia. https://doi.org/10.31004/basicedu.v6i2.2082

Syamsuar, Reflianto. (2018). Pendidikan Dan Tantangan Pembelajaran Berbasis Teknologi


Informasi Di Era Revolusi Industri 4.0. http://doi.org/10/24036/et/v2i2.101343

Nurdin, E., Ma’aruf, A., Amir, Z., Risnawati, R., Noviarni, N., & Azmi, M. (2019).
Pemanfaatan video pembelajaran berbasis Geogebra untuk meningkatkan kemampuan
pemahaman konsep matematis siswa SMK. Jurnal Riset Pendidikan Matematika, 6(1), 87-
98. doi:https://doi.org/10.21831/jrpm.v6i1.18421

Subroto, Sutaryadi. (2018). Perspektif guru sekolah dasar terhadap Higher Order Thinking
Skilla (HOTS):pemahaman, penerapan dan hambatan. http://Doi: 10.25273/pe.v8i1.2560

Riandy, Cholis. (2021). Kesiapan Guru Melaksanakan Pembelajaran berbasis HOTS


Ditinjau dari Pengetahuan dan Kemampuan Mengemas Perangkat Pembelajaran.
https://ppjp.ulm.ac.id/journals/index.php/padaringan/index

Husnan, Jamil. (2014). Pengaruh Lingkungan Dan Motivasi Belajar Siswa Terhadap Hasil
Belajar Akuntansi Siswa Kelas X SMK N 1 Solok Selatan.
http://dx.doi.org/10.22202/economica.2014.v2.i2.221

Nur, Emilsyah. (2017). Perilaku Komunikasi Antara Guru Dengan Siswa Broken Home.
http://bppkibandung.id/index.php/jpk
Windari, S., Sofyan, H., (2019). Pengaruh Penggunaan Media Audio Visual
Terhadap Hasil Belajar IPA Siswa Kelas IV Sekolah..
DOI: doi.org/10.21009/JPD.0101.01

Anda mungkin juga menyukai