Anda di halaman 1dari 4

LK. 1.

2 Eksplorasi Penyebab Masalah

Nama Guru : DADANG SOBARI

Asal Institusi : SMP NEGERI 7 KOTA TANGERANG SELATAN

Bidang Studi : Ekonomi

Kelas : Kategori 1 Tahap 2 Tahun 2023

Masalah
No Analisis eksplorasi
yang telah Hasil eksplorasi penyebab masalah
. penyebab masalah
diidentifikasi
1 Guru belum Kajian Literatur Setelah melakukan
mengoptimalk 1. Darmadi, H. (2017). analisis , guru belum
an model- Pengembangan model dan metode pembelajaran dalam mengoptimalkan
model dinamika belajar siswa. Yogyakarta: Deepublish. model-model
pembelajran Pembelajaran inovatif mengandung arti pembelajaran yang pembelajaran
yang inovatif dikemas oleh guru atau instruktur lainnya yang merupakan inovatif sesuai
wujud gagasan atau teknik yang dipandang baru agar mampu karakteristik materi
menfasilitasi siswa untuk memperoleh kemajuan dalam proses 1. Guru tidak
dan hasil belajar. Pembelajaran inovatif bisa mengadaptasi memahami
dari model pembelajaran yang menyenangkan. “Learning is kemajuan
fun” merupakan kunci yang diterapkan dalam pembelajaran teknologi dalam
inovatif. Jika siswa sudah menanamkan hal ini di pikirannya menciptakan
tidak akan ada lagi siswa yang pasif di kelas, perasaan model
tertekan, kemungkinan kegagalan, keterbatasan pilihan, dan pembelajaran
tentu saja rasa bosan. Membangun metode pembelajaran yang inovatif
inovatif sendiri bisa dilakukan dengan cara diantaranya 2. Guru sudah
mengukur daya kemampuan serap ilmu masing-masing orang. terbiasa dengan
https://opac.perpusnas.go.id/DetailOpac.aspx?id=1144193 pembelajaran
2 Syah dkk. Pembelajaran Inovatif (Jakarta : Duplish, 2013) yang
berpendapat bahwa Pembelajaran inovatif dapat konvensional
menyeimbangkan fungsi otak kiri dan kanan apabila atau cenderung
dilakukan dengan cara mengelola media yang berbasis monoton.
teknologi dalam proses pembelajaran. Sehingga, terjadi proses
dalam membangun rasa pecaya diri pada siswa. Pembelajaran
yang inovatif diharapkan siswa mampu berpikir kritis dan
terampil dalam memecahkan masalah. Siswa yang seperti ini
mampu menggunakan penalaran yang jernih dalam proses
memahami sesuatu dan mudah dalam mengambil pilihan serta
membuat keputusan. Hal itu dimungkinkan karena
pemahaman yang terkait dengan persoalan yang dihadapinya.
Kemampuan dalam mengidentifikasi dan menemukan
pertanyaan tepat yang dapat mengarah kepada pemecahan
masalah secara lebih baik. Informasi yang diperolehnya akan
dikembangkan dan dianalisis sehingga akan dapat menjawab
pertanyaan-pertanyaan tersebut dengan baik
3 Indah Fajar, dkk (2017), Penerapan model pembelajaran
guru terkendala karena:
1. Guru kurang memahami RPP
1. Langkah-langkah pembelajaran sesuai sintak yang ada
pada model pembelajaran
2. Guru kurang menstimulus siswa untuk menemukan
masalah sendiri yang ada materi pembelajaran

1
3. Kurang aktif guru dalam pengelolaan kelas terhadap
siswa yang kurang pintar
4. Terkendala dalam menyediakan alat dan bahan jika
dalam menyediakan proyek
5. Guru kurang menyiasati waktu yang tersedia Siswa yang
kurang aktif dalam pembelajaran
1. WK. Kepala Sekolah: Sudarman, M.Pd.
Pemahaman guru terhadap pembelajaran inovatif yang masih
kurang.
2. GP: Susanti Eka Priyanti, M.Pd.
Guru kurang mengerti tentang teknologi dalam membuat
model pembelajaran inovatif.
4. Teman Sejawat (Guru) Suwandi, S.Pd.
Keterbiasaan serta nyaman dengan metode pembelajaran
konvensional (ceramah).

2 Hubungan Kajian Literatur Setelah dilakukan


komunikasi 1. Siti Mawadah Huda (2018:54) analisis masalah
antar guru dan Untuk dapat membangun hubungan kerjasama antara hubungan
orang tua keduanya, Sekolah perlu mengatasi hambatan-hambatan yang komunikasi antar
siswa terkait terjadi dalam membina kerjasama antara guru dan orang tua. guru dan orang tua
pembelajaran Adapun beberapa upaya yang bisa dilakukan adalah: siswa terkait
yang masih 1. Memperbaiki cara pandang guru terhadap orangtua pembelajaran yang
terbatas 2. memberikan pengetahuan dan keterampilan pada guru masih kurang dan
terkait kerjasama dengan orangtua. terbatas adalah
3. metode yang tepat untuk berkomunikasi karena:
2. metode yang
2. Jurnal tepat untuk
Ike Junita Triwardhani, Wulan Trigartanti, Indri berkomunsi
Rachmawati, Raditya Pratama Putra (2020) dengan orang
https://jurnal.unpad.ac.id/jkk/article/view/23620 tua
Strategi Guru dalam membangun komunikasi dengan Orang 3. Kurangnya
Tua Siswa di Sekolah Dimulai dengan memetakan bagaimana kepedulian
guru menerjemahkan kurikulum untuk anak, kemudian orang tua
mengembangkan strategi komunikasi dalam membangun terhadap
keterlibatan orang tua. perkembangan
1. Guru menerjemahkan kurikulum dengan berbagai cara anaknya di
yang menarik. sekolah
2. Kemampuan memahami materi, berdiskusi, menjawab 4. Orang tua sibuk
pertanyaan sampai pada mengelola berbagai kegiatan bekerja dan
pembelajaran. mempercayakan
3. Kemampuan menciptakan berbagai program yang anak
mensyaratkan keterlibatan orang tua dalam berbagai sepenuhnya
kegiatan anak di sekolah menjadi wadah komunikasi kepada pihak
yang menarik. sekolah.
Pola komunikasi guru dalam membangun keterlibatan orang 5. Ketidak pedulian
tua di sekolah terbentuk karena ketertarikan orang tua terhadap orang tua terhadap
berbagai program belajar dan kehadiran disekolah dengan masa hasil belajar
semangat karena memang menarik, merasa nyaman dan anak.
adanya kebutuhan untuk mengikuti dan mendorong program
belajar anak
3. Jurnal
Pusitaningtyas, A. (2016).
Pengaruh komunikasi orang tua dan guru terhadap kreativitas
siswa. Proceedings of the ICECRS, 1(1), v1i1-632.

2
https://icecrs.umsida.ac.id/index.php/icecrs/article/view/128
2
Ada beberapa Pengaruh komunikasi orang tua dan guru
terhadap kreativitas siswa dan mencapai keberhasilan dalam
belajar diantaranya.
1. Peran orang tua di rumah dan guru di sekolah sangat
penting bagi pendidikan anak.
2. Komunikasi yang baik antara orang tua dan guru
merupakan suatu keharusan agar tercapai kesinergian
antara keduanya.
3. Komunikasi tersebut bisa berlangsung dalam satu arah
ataupun dua arah. Komunikasi satu arah terjadi saat guru
memberikan informasi kepada orang tua tentang
peristiwa, kegiatan, atau kemajuan yang dicapai anak.
Sedangkan komunikasi dua arah terjadi jika ada dialog
interaktif antara guru dan orang tua.
4. Komunikasi yang baik akan menumbuhkan sikap saling
percaya orang tua terhadap masa hasil belajar anak.
antara orang tua dan guru.
Adanya sikap saling mempercayai, saling membantu dalam
membimbing anak dan berkomunikasi antara orang tua dan
guru, akan membuat anak merasa memiliki kebebasan
berkreativitas guna pengembangan potensi dirinya, sehingga
bisa meningkatkan kreativitas dan mencapai keberhasilan
dalam belajar.
Hasil Wawancara:
1. WK. Kepala Sekolah: Sudarman, M.Pd.
Masih terbatasnya komunikasi antara guru dengan orang tua
dikarenakan rata rata kedua orang tua bekerja.
2. GP: Susanti Eka Priyanti, M.Pd
Orang tua siswa sering tidak hadir ke sekolah saat pertemuan/
pemanggilan wali murid dengan alasan bekerja dan
mempercayakan anak sepenuhnya kepada pihak sekolah.
3. Teman Sejawat (Guru)
Orang tua kurang peduli dengan hasil pembelajaran anaknya
di sekolah.

3 Kurang Kajian Literatur Setelah dilakukan


optimalnya 1. Jurnal Ilmiah analisis terhadap
guru Sahelatua, dkk. (2018). penggunaan teknologi
memanfaatka Kendala Guru Memanfaatkan Media It Dalam yang belum maksimal
n teknologi Pembelajaran Di Sdn 1 Pagar Air Aceh Besar. Jurnal Ilmiah oleh guru disebabkan:
pembelajaran Mahasiswa Pendidikan Guru Sekolah Dasar, 3(2). 1. Kurangnya
http://www.jim.unsyiah.ac.id/pgsd/article/view/8579 Pemahaman guru
tentang
Guru masih mengalami kendala dalam mengoperasikan IT penggunaan
sebagai media pembelajaran diantaranya yaitu teknologi dalam
1. kurangnya pengetahuan guru tentang IT, pembelajaran
2. kurangnya fasilitas IT yang tersedia di sekolah,arus 2. Guru sudah
listrik di sekolah tidak normal, terbiasa dan
3. internet tidak dapat menjangkau ke seluruh kelas, nyaman
4. serta tidak adanya kewajiban dari pihak sekolah agar menggunakan
guru yang mengajar harus menggunakan IT. model
2. Tantri Nurhayati (2016), problematika guru dalam mengusai pembelajaran
TIK adalah: konvensional
1. Kemampuan dasar guru dalam bidang TIK yang memang 3. Keterbatasan
masih rendah fasilitas pendukung

3
2. Ketersedian fasilitas TIK yang masih belum memadai di sekolah
3. Sekolah tidak mengharuskan guru menggunakan TIK (infocus).
dalam proses pembelajaran, sehingga guru kurang 4. Sekolah masih
terangsang untuk mengembangkan diri belum
4. Keterbatasan waktu yang digunakan untuk mengharuskan
mempersiapkan media TIK di dalam pembelajaran guru menggunakan
5. Anggapan guru yang menganggap bahwa materi yang TIK dalam proses
ada dibuku sudah cukup untuk mengajarkan siswa pembelajaran,
dengan baik, sehingga tidak diperlukan media TIK sehingga guru
6. Kenyamanan guru dalam menggunakan metode kurang terangsang
mengajar konvesnsionalyang dianggap mudah dan tidak untuk
menyulitkan mengembangkan
7. Tidak adanya kegiatan pelatihanpelatihan guru untuk diri mengajar harus
meningkatkan kemampuan dalam bidang TIK. menggunakan IT.

3. Jurnal Ilmiah
Rahmadhani, D. D., Putri, I. C., Putri, D. A., &
Furnamasari, Y. F. (2021).
Teknologi Informasi Dan Komunikasi Sebagai Salah Satu
Pemanfaatan Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan Di
Sekolah Dasar. Edukatif: Jurnal Ilmu Pendidikan, 3(6), 4904-
4912.
https://edukatif.org/index.php/edukatif/article/view/1574

Media pembelajaran dirancang sesuai dengan perkembangan


teknologi, seperti penggunaan internet, gadget dan alat-alat
elektronik pun sudah menjadi menjadi faktor keberhasilan
dalam mengembangkan pendidikan, sehingga sudah menjadi
keharusan sebagai seorang pendidik untuk mengembangkan
media pembelajaran dengan memanfaatkan teknologi
informasi dan komunikasi terutama pada Pendidikan
Kewarganegaraan sebagai acuan untuk meningkatkan jiwa
kebangsaan ditengah perkembangan teknologi di dunia, serta
Pendidikan Kewarganegaraan memiliki tujuan tertentu untuk
menanamkan nilai-nilai ideologi Pancasila di tengah era
globalisasi terhadap generasi muda.
Hasil Wawancara:
1. WK. Kepala Sekolah: Sudarman, M.Pd.
Guru sudah cukup baik dalam memanfaatkan media
pembelajaran berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi,
namun masih dibutuhkan banyak bimbingan dalam mengakses
langsung media dari internet.
2. GP: Susanti Eka Priyanti, M.Pd
Guru yang kurang mampu menggunakan Teknologi Informasi
dan Komunikasi disebabkan oleh faktor usia..
3. Teman Sejawat (Guru) Suwandi, S.Pd.
Guru yang kurang mampu menggunakan Teknologi Informasi
dan Komunikas masih terikat dengan media konvensional
yang ada di lingkungan sekitar

Anda mungkin juga menyukai