Anda di halaman 1dari 5

LK.1.

2 Eksplorasi Penyebab Masalah


Nama : Vera Shinta
Kusumawati
No Ukg 201501601615
Instansi : SMP Negeri 1 Paguyangan
LPTK : Universitas Pancasakti
Tegal

No Masalah yang Hasil ekplorasi penyebab masalah Analisis ekplorasi


. telah di penyebab
identifikasi masalah
1. Guru belum Kajian Literatur Berdasarkan hasil eksplorasi
maksimal dalam 1.Indah Fajar, dkk (2017). Penerapan penyebab masalah maka dapat
mengimplementasik model pembelajaran guru terkendala disimpulkan bahwa
an berbagai model karena implementasi model
pembelajaran yang  Guru kurang memahami rpp dalam pembelajaran inovatif belum
inovatif pembelajaran sesuai sintak pada maksimal disebabkan oleh
model pembelajaran. :
 Guru kurang menstimulus peserta
didik untuk menemukan masalah 1. Guru tidak mau menambah
sendiri yang ada pada materi kemampuan diri untuk
pembelajaran. menerapkan
 Guru kurang aktif dalam
pengelolaan kelas terhadap siswa model pembelajaran inovatif
yang kurang pintar. 2. Guru kurang menguasai
 Terkendala dalam menyediakan alat materi dan tidak bisa
dan bahan jika menyediakan proyek. mengembangkan menjadi
 Guru kurang menyiasati waktu lebih menarik
yangtersedia. 3. Kurangnya wawasan guru
 Siswa kurang aktif dalam tentang cara memanfaatkan
pembelajaran kemajuan tekhnologi
https://media.neliti.com/media/public
ations/188143-ID-kendala-guru-
dalammenerapkan-model-pembe.pdf

2. Pratiwi (2020)
Strategi pembelajaran inovatif
menjadihal yang krusial dilakukan
oleh guruseperti model
pembelajaran yang
monoton. Inovasi guru
dalammenerapkan
strategi pembelajaran
menjadi hal yang penting, sebab
denganguru menerapkan inovasi dan
variasistrategi pemebelajaran setiap
pertemuan,diharapkan dapat
meningkatkan motivasibelajar dan
prestasi belajar siswa serta
meminimalisasi kebosanan siswa
dalampembelajaran
sehingga dapat meningkatkan
kemampuan siswa dalammenganalisis
dan memecahkan masalahsecara akurat.
https://files1.simpkb.id/guruberbag
i/rpp/682614-1670681809.pdf

3. Sartono wahyu ari (2012)


Ciri-ciri pembelajaran inovatif adalah:
 Memiliki prosedur yang sistematis
untuk memodifikasi perilaku siswa.
Hasil belajar yang di tetapkan secara
khusus, yaitu perubahan perilaku
positif siswa.
 Penetapan lingkungan belajar
secarakhusus dan kondusif.
 Ukuran keberhasilan siswa setelah
mengikuti pembelajaran sehingga
bisa menetapkan kriteria
keberhasilan dalam proses
belajarmengajar.
 Interaksi dengan lingkungan
agarmendorong siswa aktif
dalamlingkungannya.
https://ejournal.upi.edu/index.p hp
/mimbardik/article/download/16
968/9468

Hasil wawancara dengan Ibu Afiyah


Hasnawati,S.Pd
(Waka Kurikulum SMP Negeri 1
Paguyangan)
- masih banyak guru yang hanya copy
paste RPP/modul ajar tanpa
menyesuaikan dengan kondisi siswa
di sekolah
- guru masih dengan metode ceramah
yang membuat siswa kurang aktif
dalam pembelajaran

Hasil wawancara dengan Bapak


Taman Jauhari, S.Pd., M.Pd (Guru
PPKn senior SMP Negeri 1
Paguyangan)

- guru hanya ceramah dan


memberikan tugas yang ada di
Lembar Kerja Siswa (LKS)
- guru malah mengembangkan diri
walau sudah mengikuti berbagai
kegiatan diklat
- guru menyampaikan materi hanya
sekedarnya saja, tidak
dikembangkan sesuai kemajuan
jaman
 guru mengajar tidak berdasarkan
RPP/modul ajar tetapi hanya melihat
materi yang ada dibuku pendamping
atau LKS saja dan berdasarkan
hapalan materi karena sudah
mengajar bertahun-tahun
2 Murid kurang Kajian Literatur Berdasarkan hasil eksplorasi
memahami materi 1.Sani, (2019) perbedaan antara penyebab masalah ketrampilan
Keberagaman aktivitasbelajar antara LOTS dan berfikir kritis
Indonesia HOTS adalah : dalam
berkaitan dengan  LOTS pembelajaran berbasis HOTS
analisa dan  Pasif dalam berpikir. dalam materi Keberagaman
berpikir tingkat  Menyelesaikan masalah. Indonesia adalah :
tinggi (HOTS)  Mengkaji 1. Guru kurang paham tentang
permasalahansederhana. konsep penerapan HOTS
 Berpikir kovergen. 2. Guru lebih sering meminta
 Belajar dari guru murid untuk menghafal,
sebagaisumber informasi sehingga saat diberikan soal
utama. HOTS murid tidak mampu
 Berlatih menyelesaikan soal memahami
danmenghafal. 3. Guru jarang mengajak murid
 Mengutamakan melakukan analisa untuk
pengetahuanfaktual. melatih
 HOTS
kemampuan berfikirnya
 Aktif dalam berpikir.
4. Guru hanya mengandalkan
 Memformulasikan masalah.
contoh soal yang ada di LKS
 Mengkaji
tanpa memberikan
permasalahankompleks.
penjelasan
 Berpikir divergen
5. Tidak ada refleksi
danmengembangkan ide.
terhadap hasil belajar
 Mencari informasi dari
siswa
berbagaisumber.
selama pembelajaran
 berpikir kritis dan
 menyelasaikan masalah.
 Berpikir analitik, evaluatif,
danmembuat kesimpulan
https://jurnal.uns.ac.id/jkc/article/view/
53837/32375

2. (Syahrial : 2023) Langkah- langkah


kerja guru dalam menerapkan strategi
pembelajaran HOTS antara lain:
 Mengenalkan konsep HOTS: Guru
perlu memberikan aktifitas yang
memerlukan pemikiran kritis,
kreatifdan analitis.
 Menggunakan pertanyaan
terbuka: pertanyaan terbuka
memungkinkan siswa untuk
mengeksplorasi topik secara luas
dan membuat kesimpulan sendiri.
 Memberikan tantangan: siswa
diminta untuk menemukan masalah
dan membuat rencana inovatif
sehingga berkembang kemampuan
HOTS mereka.
 Mengajarkan strategi pencarian
informasi: Siswa diajarkan untuk
menggali informasi yang valid dan
akurat.
Mendorong analisis data: guru
mendorong siswa supaya melakukan
analisis dan serta memahami
hasilnya dan
mampumemprsentasikannya.
 Memberikan umpan balik yang
konstruktif: Umpan balik akan
memberikan informasi mengenai
kelemahan dan kelebihan siswa.
 Mengintegrasikan HOTS
kedalamseluruh pembelajaran.
https://www.kompasiana.com/syahria
lsy
ahrial0585/6460582c4addee70e56398
32/strategi-kedua-pembelajaran-hots-
mendorong-siswa-untuk-bertanya

3. (Hidayati:2018)
Kunci untukmencapai
tingkatan HOTS
dalampembelajaran adalah
peran guru yangvital dalam upaya
menjadikan siswamampu berada pada
level HOTS. Sampaisaat ini
permasalahan utama yaitu guru belum
mengetahui bagaimana
caramengajarkan pembelajaran
yang menujuHOTS.
http://ejournal.unipma.ac.id/index.
php
/PE/article/view/2560/pdf

4. (Conklin & Manfro,


2010:18)Pembelajaran untuk
mencapai HOTSmemerlukan sinergi
yang kuat antaraseluruh pelaku
pendidikan, dimulai darikurikulum
sebagai fundamen dasar
kegiatan pendidikan harus diterpakan
secara komprehensif dan kontekstual.
Kurikulum beserta komponen-
komponendibawahnya terasuk pelaku
utama yaituguru dituntut
untuk terus berupaya
mengembangkan keahlian dalam
prosespembelajaran agar
 peserta didikmencapai level berfikir
pada tingkatanHOTS.
http://ejournal.unipma.ac.id/index. php
/PE/article/view/2560/pdf

Hasil wawancara dengan Afiah


Hasnawati, S.Pd. (Waka kurikulum
SMP Negeri 1 Paguyangan)
 rendahnya siswa dalam literasi
sehingga kurang aktif dalam
pembelajaran
 guru masih dengan model
pembelajaran lama sehingga siswa
lebih cenderung belajar dengan
menghafal

Hasil wawancara dengan Taman


Jauhari, S.Pd., M.Pd. (Guru PPKn
senior SMP Negeri 1 Paguyangan)
 guru tidak paham jenis soal HOTS
 guru tidak kreatif dalam memberikan
umpan balik agar siswanya ikut
berpikir
guru hanya memberikan materi dan
menyuruh siswa mengerjakan soal- soal
yang ada di LKS, lalu mengoreksi
tanpa ada refleksi

Anda mungkin juga menyukai