Anda di halaman 1dari 6

Tanggal : 15 November 2022

Nama : Ni Putu Erni Maryati Rupilu


No. Peserta : 201501373335
LK 1.3 Penentuan Penyebab Masalah

No. Hasil Eksplorasi Penyebab Masalah Akar Penyebab Masalah Analisis Akar Penyebab Masalah

1 Rendahnya pengetahuan awal siswa Model pembelajaran masih Berdasarkan akar penyebab masalah yang telah
1. Rendahnya motivasi belajar siswa bersifat konvensional. ditetapkan, maka dapat dianalisis akan penyebab
dalam pembelajaran IPA, yang dapat masalah, yaitu sebagai berikut.
diamati dari kurang bersemangatnya Pada prinsipnya, IPA adalah ilmu yang berkaitan
siswa dalam memulai pembelajaran dengan upaya kita untuk memahami fenomena
(indikator sikap). alam secara sistematis. Di mana, IPA tidak hanya
2. Pengalaman belajar siswa terkait tentang teori atau konsep, tetapi ada
pengalaman nyata yang diperoleh keterampilan proses/ilmiah dan sikap ilmiah yang
dari kehidupan sehari-hari kurang tentunya juga menjadi poin penting yang patut
disadari siswa bahwa hal tersebut dikembangkan. Berdasarkan hal tersebut, pada
berkaitan erat dengan sains kenyataannya pembelajaran IPA di kelas masih
(indikator pengalaman). belum maksimal dalam memfasilitasi siswa untuk
3. Rendahnya aktivitas siswa dalam mengembangkan keterampilan ilmiah dan sikap
pembelajaran IPA (indikator ilmiah melalui kegiatan praktikum. Di mana guru
pengalaman). hanya fokus pada penyampaian teori dengan
metode ceramah. Hal ini tentu akan merugikan
siswa karena belum mendapatkan pembelajaran
4. Rendahnya penguasaan konsep siswa yang benar-benar bermakna melalui proses
terhadap materi IPA (indikator menemukan dan mengkonstruksi pengetahuan.
pengetahuan). Dengan demikian, akan berdampak kepada
5. Pembelajaran belum kontekstual. pengetahuan yang dimiliki siswa.
6. Guru kurang menggali lebih dalam Terkait rendahnya pengetahuan awal siswa, guru
pengetahuan awal yang dimiliki siswa belum sepenuhnya optimal dalam melakukan
melalui pre-tes terkait suatu kontrol terhadap alur berpikir siswa. Salah
materi. satunya, guru kurang menggali lebih dalam
pengetahuan awal yang dimiliki siswa melalui pre-
tes terkait suatu materi. Selain itu, guru belum
terpikirkan untuk memastikan kembali apakah
siswa yang pengetahuan awalnya kurang baik atau
mengalami miskonsepsi tersebut dapat mengubah
konsepsi awalnya menjadi suatu konsepsi yang
seharusnya (benar). Harapannya adalah dengan
pengetahuan awal yang relevan akan membantu
siswa menjadi lebih mudah memahami
pengetahuan baru yang disajikan guru. Oleh sebab
itu, guru harus mampu mendesain pembelajaran
yang hendaknya memperhatikan pengetahuan awal
setiap siswa di kelas. Oleh sebab itu, guru
diharapkan dapat mendesain pembelajaran IPA
dengan menerapkan model pembelajaran inovatif.
Terdapat beberapa model pembelajaran inovatif,
yaitu model discovery learning, model problem
based learning, model pembelajaran kooperatif,
dan model pembelajaran kontekstual. Dengan
demikian, ketika guru mampu menggunakan model
pembelajaran inovatif dengan baik, maka dapat
meningkatkan minat dan motivasi siswa dalam
belajar. Hal ini berdampak pada terciptanya
suasana pembelajaran yang lebih menyenangkan
dan dapat meningkatkan motivasi siswa sehingga
dapat membantu siswa untuk memahami materi
dengan baik.
2 Rendahnya literasi sains siswa Guru belum menerapkan Berdasarkan akar penyebab masalah yang telah
1. Siswa tidak memiliki koleksi buku model pembelajaran ditetapkan, maka dapat dianalisis akan penyebab
bacaan literasi sains di rumah. inovatif masalah, yaitu sebagai berikut.
2. Kemampuan interpretasi siswa Kurangnya motivasi guru dalam menambah
secara ilmiah terkait suatu data pengetahuan terkait model pembelajaran inovatif
dalam tabel masih rendah menjadi salah satu faktor mengapa sampai saat ini
(indikator menafsirkan data dan guru belum mampu menerapkan model-model
bukti ilmiah). pembelajaran inovatif dalam pembelajaran di
3. Keterampilan proses siswa dalam kelas. Rasa ingin tahu guru yang rendah terhadap
kegiatan penyelidikan ilmiah masih model pembelajaran inovatif makin membuat guru
rendah (mengevaluasi dan lebih nyaman dalam menerapkan pembelajaran
merancang penyelidikan ilmiah). yang bersifat konvensional dan tanpa
memperhatikan sintak-sintak pembelajaran.
4. Rendahnya pemahaman siswa Inilah yang menggeser pembelajaran yang
terkait simbol-simbol atau berpusat pada siswa cenderung menjadi
lambang-lambang suatu besaran. pembelajaran berpusat pada guru. Walaupun
5. Kesadaran siswa terhadap terkadang guru sudah memfasilitasi siswa dengan
pentingnya peran gadget dalam kegiatan praktikum dalam pembelajaran di kelas,
belajar sains belum sepenuhnya namun tetap belum terarah karena kurang
terbentuk. memadukannya dengan model pembelajaran
6. Pembelajaran IPA yang diciptakan inovatif. Oleh sebab itu, guru sangat diharapkan
guru secara tidak sadar masih untuk melakukan pembiasaan diri dalam
konvensional/monoton. menambah pengetahuan dan mengembangkan diri
7. Kemampuan siswa mendeskripsikan untuk mencoba menerapkan model pembelajaran
suatu fenomena alam masih rendah inovatif di kelas, sehingga tercipta pembelajaran
(indikator menjelaskan fenomena yang bermakna bagi siswa dalam proses
secara ilmiah). menemukan pengetahuan dan mengkonstruksi
8. Koleksi buku bacaan tentang sains pengetahuan berdasarakan pengetahuan dan
di perpustakaan sudah cukup pengalaman nyata. Terdapat beberapa model
memadai, namun minat siswa untuk pembelajaran inovatif, yaitu model discovery
berkunjung ke perpustakaan masih learning, model problem based learning, model
rendah. group investigation, model project based
learning, model pembelajaran inkuiri terbimbing,
dan model pembelajaran kontekstual.
Terdapat 3 kompetensi ilmiah dalam literasi sains
yang harus dikembangkan oleh guru, yaitu a)
menjelaskan fenomena secara ilmiah, b)
mengevaluasi dan merancang penyelidikan ilmiah,
dan c) menafsirkan data dan bukti secara ilmiah.
Penerapannya di sekolah selama ini belum sampai
ketiga kompetensi ilmiah tersebut dikembangkan
oleh guru, di mana guru baru mampu
mengembangkan kompetensi ilmiah siswa sebatas
menjelaskan fenomena secara ilmiah saja. Selain
itu, pembelajaran IPA hanya menitikberatkan
pada penguasaan materi dan penggunaan asesmen
oleh guru belum tepat, sehingga siswa hanya
dipersiapkan hanya untuk menguasai pengetahuan
saja. Padahal, apabila guru terbiasa
mengembangkan kemampuan literasi sains siswa,
maka hal ini dapat membantu siswa dalam
memecahkan masalah dan mengambil keputusan
yang berkaitan dalam persoalan sains dalam
kehidupannya.
3 Rendahnya konsentrasi belajar siswa Guru belum menerapkan Berdasarkan akar penyebab masalah yang telah
1. Siswa mudah terpengaruh dengan model pembelajaran ditetapkan, maka dapat dianalisis akan penyebab
situasi di luar kelas (indikator inovatif masalah, yaitu sebagai berikut.
konsentrasi perhatian). Konsentrasi belajar memiliki pengaruh yang besar
2. Siswa tidak tertarik dengan terhadap proses belajar siswa di kelas. Jika
pembelajaran IPA. seorang siswa mengalami kesulitan dalam
berkonsentrasi, maka akan menghambat siswa
3. Siswa tidak memperhatikan guru dalam mengkontruksi pengetahuan. Seseorang
saat memberikan penjelasan yang dapat belajar dengan baik adalah orang yang
(indikator konsentrasi perhatian) dapat berkonsentrasi dengan baik. Untuk
4. Siswa tidak pernah memberikan membantu siswa dalam berkonsentrasi selama
respon kepada guru berupa pembelajaran, maka terdapat beberapa model
menjawab pertanyaan (indikator pembelajaran inovatif, yaitu model discovery
memberikan pernyataan). learning, model problem based learning, model
group investigation, model project based
learning, model pembelajaran inkuiri terbimbing,
dan model pembelajaran kontekstual. Oleh sebab
itu, guru sangat diharapkan mampu mengelola
kelas dengan baik melalui penerapan model
pembelajaran yang inovatif, sehingga dapat
memusatkan perhatian siswa selama proses
pembelajaran berlangsung.

Anda mungkin juga menyukai