Anda di halaman 1dari 12

Nama : Ni Putu Erni Maryati Rupilu

No. Peserta : 201501373335


LK. 1.2. Eksplorasi Penyebab Masalah

No. Masalah yang Analisis


telah Hasil Eksplorasi Penyebab Masalah Eksplorasi Penyebab Masalah
Diidentifikasi
1. Rendahnya Hasil Kajian Literatur: Setelah dilakukan analisis terhadap kajian literatur dan hasil
pengetahuan 1. Pengetahuan awal pada dasarnya merupakan indikator keberhasilan atau wawancara, serta dikonfirmasi melalui pengamatan riil di
awal siswa kualitas dari pengetahuan yang telah dikuasai siswa. Apabila kemampuan awal kelas VII G s/d VII K di SMP Negeri 3 Abiansemal, maka dapat
siswa tinggi, dalam proses belajar berikutnya siswa tersebut akan lebih mudah diketahui bahwa penyebab masalah rendahnya pengetahuan
memahami konsep materi dan tidak akan mengalami kesulitan. Namun, apabila awal siswa, yaitu sebagai berikut.
kemampuan awal siswa rendah, maka siswa akan mengalami kesulitan untuk 1. Secara intrinsik, motivasi belajar siswa masih rendah.
mencapai tujuan yang diinginkan, sehingga perlu waktu lama untuk memperoleh Berdasarkan pengamatan oleh guru saat mengajar di kelas
tujuan yang hendak dicapainya. Jadi, pengetahuan awal merupakan hal yang VII J, di mana guru bertanya kepada siswa, “Siapa saja
sangat penting dalam meningkatkan hasil belajar siswa (Payung, dkk., 2016). yang sudah membaca buku paket IPA di rumah?”, dan hasil
2. Menurut Hasanuddin (2020), pengetahuan awal peserta didik dapat menjadi yang diperoleh guru adalah hanya 2 siswa yang
diagnosa untuk dijadikan salah satu parameter kesulitan belajar. mengangkat tangan dari 29 siswa. Hal ini menunjukkan
3. Menyambung pernyataan dari Hasanuddin pada no. 2, Haqiqi (2018) bahwa semangat siswa untuk belajar secara mandiri di
menyatakan bahwa kesulitan belajar pada siswa disebabkan oleh faktor internal rumah masih sangat rendah. Seperti yang kita ketahui
dan faktor eksternal. Faktor internal yang menyebabkan terjadinya kesulitan bahwa jika siswa memiliki motivasi belajar yang baik, maka
belajar adalah aspek bakat, minat, motivasi dan intelegensi pada siswa. kecenderungan siswa tersebut senantiasa semangat dalam
Sedangkan, faktor eksternal yaitu berupa fasilitas sekolah, guru, sarana belajar dan tanpa adanya paksaan yang muncul dari dalam
prasarana dan aktivitas siswa. Hal tersebut sejalan dengan hasil penelitian oleh dirinya maupun sekitarnya (misalnya, orang tua). Oleh
Wahyuni (2018) menyatakan bahwa faktor yang menjadi penyebab siswa sebab itu, perlu kiranya guru berinovasi dalam
mengalami kesulitan belajar IPA adalah minat, motivasi, konsentrasi, kebiasaan pembelajaran di kelas, sehingga mampu meningkatkan
belajar dan intelegensi (dalam Amalia, dkk., 2021). motivasi belajar siswa.
4. Dochy (dalam Oktaviana, 2020) menyatakan pengetahuan awal didefinisikan 2. Pengalaman belajar siswa terkait pengalaman nyata yang
sebagai keseluruhan pengetahuan aktual seseorang karena : (1) telah ada diperoleh dari kehidupan sehari-hari kurang disadari siswa
sebelum pembelajaran, (2) terstrukturisasi di dalam skemata, (3) sebagai bahwa hal tersebut berkaitan erat dengan sains. Hal
pengetahuan deklaratif dan prosedural, (4) sebagian ekspilit, (5) mengandung tersebut dapat dijelaskan dari pengalaman guru mengajar
pengetahuan isi dan pengetahuan metakognitif, (6) dinamis di alam dan di 5 kelas tersebut terkait materi hakikat ilmu sains. Di
tersimpan dalam basis pengetahuan awal. mana, ekspresi siswa terlihat tercengang saat guru
mencoba membuka pikiran siswa bahwa meja, batu, bunga
mawar, kucing, udara, dan lain-lain yang ada di sekitar
No. Masalah yang Analisis
telah Hasil Eksplorasi Penyebab Masalah Eksplorasi Penyebab Masalah
Diidentifikasi
Hasil wawancara: kehidupan kita, semua itu adalah tentang objek dalam
1. Waka Kurikulum (Guru Penggerak) : Ni Nyoman Suastini, S. Pd. sains. Berdasarkan hal tersebut, maka penting sekali guru
Rendahnya pengetahuan awal siswa dipengaruhi oleh: untuk menggali lebih dalam lagi tentang pengetahuan awal
a. Pemahaman siswa terkait materi terdahulu masih rendah siswa dengan cara pengelolaan kelas yang menarik melalui
b. Kurangnya rutinitas belajar di rumah, sehingga usaha siswa dalam salah satunya dengan menerapkan model pembelajaran
menambah ilmu pengetahuan masih rendah inovatif.
c. Kurang percaya diri dan kurang mampunya siswa dalam mengembangkan 3. Rendahnya aktivitas siswa dalam pembelajaran IPA.
argumen Kita ketahui bahwa setiap siswa memiliki pengetahuan awal
d. Kurang membaca, kurang berkolaborasi, dan sikap kurang terbuka yang sebelumnya diperoleh dari pengalamannya dalam
e. Cara guru mengelola kelas berpengaruh terhadap motivasi belajar siswa kehidupan sehari-hari. Pengalaman berupa aktivitas siswa
2. Guru IPA : Ida Lestari, S. Pd., M. Pd. dan fenomena yang teramati inilah yang membentuk
Rendahnya pengetahuan awal siswa dipengaruhi oleh : pengetahuan awal siswa, dan kemudian dibawa ke sekolah.
a. Pengalaman nyata yang diperoleh dari kehidupan sehari-hari kurang disadari Berdasarkan latar belakang pengalaman tersebut, maka
siswa bahwa hal tersebut berkaitan erat dengan sains. pengetahuan awal setiap siswa berepengaruh terhadap
b. Minat belajar dan rasa ingin tahu siswa terhadap suatu gejala alam rendah, aktivitas siswa di kelas. Berdasarkan pengamatan guru
sehingga jika dikaitkan dengan materi di sekolah siswa mengalami kendala. dalam pembelajaran IPA di kelas VII, maka teramati:
c. Motivasi belajar siswa secara instrinsik rendah. a) Siswa yang pasif selama pembelajaran di kelas dan
d. Rendahnya komprehensi yang tentu saja menunjukkan rendahnya kualitas hampir ditemukan di setiap kelas dari VII G sampai
literasi dan wawasan siswa. dengan VII K. Hal ini menunjukkan bahwa rendahnya
pengetahuan awal siswa dapat menghambat siswa
dalam memproses pengetahuan baru yang disajikan
oleh guru di kelas. Di samping itu, pengetahuan awal
siswa juga mencerminkan bagaimana kesiapan siswa
terhadap pembelajaran IPA. Oleh karena belum adanya
relevansi antara pengetahuan awal siswa dengan
pengetahuan baru, maka cenderung siswa tersebut
mengalami kesulitan dalam memahami konsep.
b) Siswa yang belum bisa memberikan jawaban yang
sesuai terhadap apersepsi yang diberikan oleh guru.
Sebagai contoh, saat materi IPA tentang perubahan
wujud zat di kelas VII I. Guru memberikan pertanyaan
di awal pembelajaran, “Dalam proses memasak air
No. Masalah yang Analisis
telah Hasil Eksplorasi Penyebab Masalah Eksplorasi Penyebab Masalah
Diidentifikasi
hingga mendidih, gejala apa yang kamu amati terlebih
dahulu, peristiwa menguap atau peristiwa mendidih?”
Berdasarkan pengamatan guru, terdapat siswa
berjumlah 13 orang yang memilih peristiwa mendidih.
Hal tersebut menunjukkan bahwa masih terdapat siswa
yang mengalami miskonsepsi karena kurangnya
pengalaman nyata secara langsung dalam proses
memasak air pada kehidupan sehari-hari.
4. Guru belum sepenuhnya optimal dalam melakukan kontrol
terhadap alur berpikir siswa. Salah satunya, guru kurang
menggali lebih dalam pengetahuan awal yang dimiliki siswa
melalui pre-tes terkait suatu materi. Selain itu, guru belum
terpikirkan untuk memastikan kembali apakah siswa yang
pengetahuan awalnya kurang baik tersebut dapat
mengubah konsepsi awalnya menjadi suatu konsepsi yang
seharusnya (benar). Harapannya adalah dengan
pengetahuan awal yang relevan akan membantu siswa
menjadi lebih mudah memahami pengetahuan baru yang
disajikan guru. Oleh sebab itu, guru harus mampu
mendesain pembelajaran yang hendaknya memperhatikan
pengetahuan awal setiap siswa di kelas.
2. Rendahnya Setelah dilakukan analisis terhadap kajian literatur dan hasil
Hasil penelurusan literatur:
literasi sains wawancara, serta dikonfirmasi melalui pengamatan riil di
1. Faktor-faktor penyebab rendahnya minat membaca pada siswa disebabkan oleh
siswa kelas VII G s/d VII K di SMP Negeri 3 Abiansemal, maka dapat
beberapa faktor seperti faktor internal berupa kemampuan membaca siswa dan
diketahui bahwa penyebab masalah rendahnya literasi sains,
kurangnya membaca, serta faktor eksternal berupa (1) lingkungan sekolah yang
yaitu sebagai berikut.
kurang mendukung, (2) peran perpustakaan sekolah belum maksimal, (3)
1. Siswa tidak menjadikan kegiatan literasi sebagai rutinitas.
keterbatasan buku atau bahan bacaan, (4) lingkungan keluarga yang kurang
Sebagaimana diketahui bahwa kegiatan membaca
mendukung, (5) pengaruh menonton televisi, dan (6) bermain games di
memerlukan waktu yang luang dengan suasana yang
handphone (Sari, 2018).
mendukung dalam membantu pembaca menyerap
2. Faktor penyebab rendahnya kemampuan literasi sains peserta didik antara lain:
informasi. Ini dapat menjadi salah satu alasan bahwa
a) Pemilihan Buku Ajar
kegiatan membaca merupakan kegiatan yang
No. Masalah yang Analisis
telah Hasil Eksplorasi Penyebab Masalah Eksplorasi Penyebab Masalah
Diidentifikasi
Di Indonesia, literasi sains dalam pembelajaran IPA sebagian besar masih membosankan bagi siswa. Dengan demikian, saat
terbatas pada materi buku ajar atau teks saja dari pada melakukan pembelajaran IPA di kelas pun dapat teramati 1 – 4 orang
pembelajaran langsung. siswa yang tidak fokus dalam kegiatan membaca materi di
b) Miskonsepsi buku paket IPA.
Banyak konsep-konsep IPA dipahami secara salah (miskonsepsi) atau hanya 2. Kesadaran siswa terhadap pentingnya peran gadget
sekedar dihafalkan yang pada akhirnya konsep tersebut mudah dilupakan. dalam belajar belum sepenuhnya terbentuk. Hal ini
Kecenderungan guru untuk memberikan materi tanpa mengaitkannya dengan menunjukkan dampak yang baik bagi siswa karena siswa
kehidupan nyata menyebabkan siswa kesulitan mengaitkan pengetahuan yang menjadi termotivasi dalam pembelajaran IPA, sebab
telah didapatkan dengan situasi kehidupan nyata. diberikan kesempatan untuk memanfaatkan teknologi
c) Pembelajaran Tidak kontekstual dalam mengumpulkan suatu informasi awal sebelum
Aspek konteks aplikasi sains terbukti hampir dapat dipastikan bahwa banyak pembelajaran dimulai. Akan tetapi, di sisi lain ini justru
peserta didik di Indonesia tidak mampu mengaitkan pengetahuan sains yang memberikan dampak yang kurang baik bagi siswa saat di
dipelajarinya dengan fenomena-fenomena yang terjadi di dunia, karena luar jam pelajaran atau sekolah, di mana mereka
mereka tidak memperoleh pengalaman untuk mengkaitkannya. Selain itu, cenderung lebih tertarik menggunakan gadget untuk
kemampuan berpikir logis, rasional, serta sistematis siswa juga rendah untuk bermain game atau bermain media sosial. Dengan
sebagian besar anak Indonesia. demikian, sangat diperlukan kesadaran dari siswa untuk
d) Rendahnya kemampuan membaca dapat memanfaatkan gadget dengan sebaik mungkin, di
Salah satu kendala belajar sains lainnya adalah karena rendahnya kemampuan samping kontrol dari orang tua dan guru.
membaca dan memaknai bacaan. 3. Pembelajaran IPA yang diciptakan guru secara tidak sadar
e) Lingkungan dan iklim belajar masih konvensional/monoton. Hal ini tidak terlepas dari
Lingkungan dan iklim belajar disekolah mempengaruhi variasi skor literasi kebiasaan guru yang tidak selalu memperhatikan RPP
siswa. Demikian juga keadaan infrastruktur sekolah, sumber daya manusia yang telah dirancang sebelum masuk ke kelas. Dengan
sekolah dan tipe organisasi serta manajemen sekolah, sangat signifikan demikian, yang terjadi adalah pembelajaran belum
pengaruhnya terhadap prestasi literasi siswa (Fuadi, dkk, 2020). maksimal dan siswa menjadi lebih banyak mendengarkan
3. Kemampuan literasi sains peserta didik dipengaruhi oleh semua sistem penjelasan guru dari pada menggali pengetahuan sendiri.
pendidikan, baik kurikulum yang belum mengarahkan pada pengembangan 4. Buku bacaan atau koleksi perpustakaan yang digunakan
literasi sains, guru yang belum mengembangkan kemampuan literasi sains dalam pembelajaran rata-rata belum sesuai dengan
peserta didik baik dalam kegiatan pembelajaran maupun dalam evaluasi, serta kebutuhan milenial sekarang sehingga siswa cenderung
peserta didik itu sendiri yang cenderung menghapal materi pelajaran yang malas untuk membaca. Selain itu, tata ruang
belum tentu mereka pahami serta sarana dan prasarana sekolah (Sutrisna, perpustakaan juga kurang menarik perhatian siswa untuk
2021). berkunjung ke perpustakaan. Di mana, dengan jumlah
No. Masalah yang Analisis
telah Hasil Eksplorasi Penyebab Masalah Eksplorasi Penyebab Masalah
Diidentifikasi
Hasil wawancara: siswa 1.034, yang berkunjung ke perpustakaan saat
1. Kepala Sekolah : I Nyoman Ratana, S. Pd., M. Pd. sekolah pagi dan siang dapat dihitung dengan jari.
Rendahnya literasi sains siswa dipengaruhi oleh :
a. Membaca bukanlah budaya atau kebiasaan sehingga membaca buku
menjadi hal yang kurang lazim di kalangan siswa.
b. Dari mulai bisa membaca, siswa tidak pernah mendapatkan pengalaman
atau pelajaran yang menarik saat membaca buku sehingga menganggap
buku bukan sesuatu yang bisa merubah pola pikir.
c. Proses belajar di sekolah yang konvensional di mana siswa lebih banyak
mendengarkan dari pada mencari tahu.
d. Koleksi buku di perpustakaan kurang.
2. Waka Kurikulum (Guru Penggerak) : Ni Nyoman Suastini, S. Pd.
Rendahnya literasi sains dipengaruhi oleh :
a. Tidak memiliki akses untuk mendapatkan buku bacaan yang menarik dengan
sesuai minat karena faktor ekonomi.
b. Sumber bacaan yang dimiliki tidak menarik.
c. Kurang bijaknya siswa dalam memanfaatkan hp dalam proses belajar di
rumah, di mana cenderung tertarik dengan hal lain.
3. Guru IPA : Ni Ketut Dwigafitri, S. Si
Rendahnya literasi sains siswa dipengaruhi oleh :
a. Aktivitas membaca belum menjadi rutinitas atau siswa memang tidak gemar
membaca.
b. Rasa ingin tahu siswa terhadap suatu pengetahuan IPA masih rendah.
c. Fokus siswa dalam membaca dan memahami suatu bacaan tentang sains
masih rendah.
d. Membaca bukan budaya yang diterapkan sedari awal baik di sekolah maupun
di lingkungan keluarga.
e. Kurangnya pemanfaatan alat-alat praktikum oleh guru dalam pembelajaran
IPA.
3. Rendahnya hasil Hasil penelurusan literatur: Setelah dilakukan analisis terhadap kajian literatur dan hasil
belajar siswa 1. Menurut Aisyah, dkk, (2017), hasil belajar merupakan sejumlah pengalaman wawancara, serta dikonfirmasi melalui pengamatan riil di
yang diperoleh dan menghasilkan prestasi belajar dari siswa secara keseluruhan kelas VII G s/d VII K di SMP Negeri 3 Abiansemal, maka dapat
No. Masalah yang Analisis
telah Hasil Eksplorasi Penyebab Masalah Eksplorasi Penyebab Masalah
Diidentifikasi
dan hal tersebut terjadi karena adanya perubahan perilaku setelah mengikuti diketahui bahwa penyebab masalah rendahnya hasil belajar
proses belajar mengajar sesuai dengan tujuan pendidikan. siswa, yaitu sebagai berikut.
2. Jufrida, dkk. (2019) mengemukakan faktor yang mempengaruhi hasil belajar 1. Kurangnya kesiapan belajar siswa dalam pembelajaran IPA.
IPA dan literasi sains yaitu faktor psikologis (minat dan motivasi belajar), faktor Hal ini dapat terlihat dari fenomena di kelas, yaitu :
keluarga (latar belakang pendidikan dan bimbingan orang tua), faktor sekolah terdapat siswa yang mengantuk saat pembelajaran IPA di
(metode mengajar guru, sarana dan prasanana, dan bahan ajar/media kelas, terdapat siswa yang terlihat gelisah/bermain saat
pembelajaran IPA), dan kegiatan belajar di luar sekolah. pembelajaran berlangsung, bahkan saat praktikum di
3. Penelitian yang dilakukan oleh Astiti, dkk. (2021) menyatakan bahwa hasil laboraturium IPA, dan terdapat siswa dengan kondisi
belajar sangat penting diperhatikan untuk mencapai tujuan pembelajaran stamina tubuh yang kurang baik saat di kelas karena tidak
yang dilihat berdasarkan faktor yang mempengaruhinya, di antaranya gaya makan terlebih dahulu di rumah sebelum berangkat ke
belajar dan pemanfaatan media belajar. Hasil belajar memiliki hubungan sekolah.
dengan gaya belajar visual, gaya belajar auditorial, gaya belajar 2. Rendahnya kemampuan pemecahan masalah siswa. Hal ini
kinestetik, dan pemanfaatan media belajar. tidak terlepas dari faktor-faktor:
4. Zannah & Zulfwedina (2022) dalam penelitiannya menyatakan bahwa faktor a. Keterampilan berpikir siswa masih rendah
penyebab menurunnya hasil belajar IPA siswa antara lain: faktor dari dalam diri b. Ketika dihadapkan suatu permasalahan yang kompleks,
siswa berupa malas pergi ke sekolah, sering terlambat datang ke sekolah, siswa cenderung ketakutan
tidak tertarik dengan pembelajaran IPA, kesulitan dalam pembelajaran IPA, c. Dalam pembelajaran, guru hanya sering
kesulitan konsentrasi dan memahami pembelajaran IPA di sekolah, mengembangkan keterampilan berpikir siswa sampai
kesulitan memahami materi pembelajaran IPA yang disampaikan oleh guru, tahap menerapkan (C3) dan jarang sampai ke
mengerjakan tugas IPA harus disuruh oleh orang tua, sering menunda tugas keterampilan berpikir tingkat tinggi/HOTS (tahap
IPA, mengumpulkan tugas IPA tidak tepat waktu, malas belajar PTMT, tidak analisis, evaluasi, mencipta).
memiliki gaya belajar sendiri. 3. Model pembelajaran yang dipilih guru kurang sesuai
5. Markawi (2013) menyatakan bahwa pengaruh kemampuan pemecahan dengan karakteristik materi.
masalah dapat meningkatkan hasil belajar fisika siswa. Berdasarkan hasil Pembelajaran yang berlangsung kurang dinamis, di mana
penelitian yang dilakukan oleh Hanifa, dkk. (2018), maka terdapat faktor-faktor cenderung monoton, seperti guru yang lebih banyak
penunjang dan penghambat kemampuan memecahkan masalah baik dari faktor menjelaskan materi, sangat jarang ada pertanyaan dari
eksternal (guru) maupun internal (siswa). Faktor penunjang kemampuan siswa, siswa hanya mencatat yang guru tulis di papan tulis,
memecahkan masalah siswa adalah penggunaan metode/model pembelajaran, dan dalam diskusi kelompok jarang sampai ke tahap
media yang digunakan dan lingkungan belajar yang diciptakan. Adapun faktor presentasi.
penghambat kemampuan memecahkan masalah siswa sehingga hasil 4. Siswa mengalami kesulitan belajar dalam memahami
kemampuan memecahkan masalah kurang maksimal adalah pemberian konsep IPA terutama yang berkaitan dengan penerapan
rumus-rumus. Hal ini teramati dari kondisi aktivitas siswa
No. Masalah yang Analisis
telah Hasil Eksplorasi Penyebab Masalah Eksplorasi Penyebab Masalah
Diidentifikasi
motivasi dari guru, minat dan kemampuan kognitif yang rendah yang dimiliki yang lemah dalam kemampuan berhitung pada operasi
oleh siswa. hitung perkalian dan pembagian
5. Proses pembelajaran belum mampu menyeimbangkan
Hasil wawancara: antara pentingnya kemampuan kognitif, keterampilan
1. Kepala Sekolah : I Nyoman Ratana, S. Pd., M. Pd. Penyebab rendahnya hasil proses, dan sikap ilmiah, sehingga pembelajaran bermakna
belajar siswa dalam pembelajaran ialah: belum sepenuhnya diperoleh siswa dalam pembelajaran
a. Kurangnya motivasi dan minat belajar peserta didik dalam mengikuti IPA. Dalam hal ini, persiapan guru dalam memfasilitasi
pembelajaran. kegiatan praktikum siswa kurang.
b. Kurangnya pemahaman siswa terkait materi pembelajaran.
c. Model dan metode yang monoton sehingga siswa kurang tertarik dalam
mengikuti pembelajaran.
d. Siswa tidak mempersiapkan diri saat penilaian harian.
e. Tidak benar - benar paham materi

2. Waka Kurikulum, Guru Matematika, Guru Penggerak : Ni Nyoman Suastini, S.


Pd.
Penyebab rendahnya hasil belajar siswa dalam pembelajaran ialah:
a. Siswa cenderung akan belajar jika akan menghadapi ulangan, di samping
belajar di rumah belum menjadi rutinitas sebagai suatu kewajiban.
b. Kemampuan berhitung perkalian dan pembagian yang masih rendah.
c. Kontrol, dorongan dan motivasi dari orang tua di rumah belum maksimal
diberikan kepada siswa, sehingga siswa menjadi tidak terarah dalam proses
belajar di rumah.
d. Pemahaman konsep siswa masih rendah, sehingga menghambat
perkembangan siswa untuk tahap kognitif yang lebih tinggi.
e. Guru kurang memperhatikan kebutuhan siswa
3. Guru IPA : Ni Ketut Dwigafitri, S.Si.
Penyebab rendahnya hasil belajar siswa dalam pembelajaran ialah:
a. Proses belajar mengajar belum maksimal, di mana guru kurang memberikan
kesempatan siswa berkembang dalam proses berpikir.
b. Guru kurang berinovasi dalam menyiapkan media pembelajaran.
No. Masalah yang Analisis
telah Hasil Eksplorasi Penyebab Masalah Eksplorasi Penyebab Masalah
Diidentifikasi
c. Kurang kesiapan belajar siswa dan terbiasa meremehkan proses
pembelajaran.
d. Terbatasnya sarana prasarana (lcd dan proyektro) yang mendukung
pembelajaran.
e. Karena mereka kurang fokus dan belum terbiasa belajar mandiri untuk
menghadapi penilaian harian.
4. Terdapat perilaku Hasil penelurusan literatur: Setelah dilakukan analisis terhadap kajian literatur dan hasil
siswa yang 1. Faktor-faktor penyebab siswa mempunyai perilaku negatif disebabkan oleh: 1) wawancara, serta dikonfirmasi melalui pengamatan riil di
kurang baik saat Faktor keluarga, dari faktor keluarga meliputi kurangnya perhatian dari orang kelas VII G s/d VII K di SMP Negeri 3 Abiansemal, maka dapat
pembelajaran tua, perceraian orang tua dan ekonomi. 2) faktor lingkungan atau pergaulan diketahui bahwa penyebab masalah terdapat perilaku siswa
meliputi berteman dengan yang lebih dewasa, kondisi lingkungan yang yang kurang baik saat pembelajaran, yaitu sebagai berikut.
mengaharuskan tinggal di kos, adanya teman yang mengajak bermain di 1. Kurangnya perhatian dari orang tua
warkop. 3) faktor individu meliputi orang tua yang sudah perhatian tetapi sikap Hal ini tentu sangat mempengaruhi psikologis siswa dalam
yang dimiliki siswa malah sebaliknya, tingkat kecerdasan yang berbeda, siswa menjalankan hidup ke depannya dan berpengaruh
tidak bisa mengendalikan emosinya (Handayani, dkk., 2020). terhadap proses belajarnya baik di rumah maupun sekolah.
2. Perilaku belajar adalah suatu tindakan sosial manusia yang sangat mendasar 2. Kondisi pergaulan siswa yang kurang baik
dalam proses atau usaha secara sadar dengan melibatkan sosio-psikologi yang Salah satunya adalah teman sebaya memiliki pengaruh
ditandai dengan perubahan perilaku sebagai hasil dari pengalaman dan latihan terhadap penemuan jati diri dan peembentukan karakter
baik diperoleh dari pengetahuan, sikap atau keterampilan (Arifin, 2009). siswa. Jika siswa bergaul dalam lingkungan yang kurang
Perilaku belajar sering disebut juga kebiasaan belajar, merupakan dimensi baik dan tidak mampu menyaring mana perbuatan yang
belajar yang dilakukan individu secara berulang-ulang sehingga menjadi baik dan buruk, maka cenderung terjerumus dalam perilaku
otomatis atau spontan (Hanifah, 2001). dengan perilaku belajar yang baik maka yang kurang baik. Hal ini dapat berdampak bagi kehidupan
peserta didik dapat meningkatkan prestasi akademik. Hal ini sepadan dengan siswa di rumah, sekolah, dan masyarakat.
pernyataan Mardiana (2012) yang menyatakan dengan perilaku belajar yang 3. Guru kurang memperhatikan perilaku siswa saat
positip akan mendorong peserta didik mendapatkan hubungan yang baik pembelajaran
dengan guru, maupun teman-temannya, akan tetapi jika seorang peserta didik Kurang peka dan pedulinya guru terhadap perilaku siswa
tidak dapat menunjukkan perilaku positif, maka dia akan mengalami kesulitan yang kurang baik di kelas, cenderung membuat siswa
dalam belajar (dalam Kurnia, dkk., TT). tersebut semakin menunjukkan karakternya. Hal ini tentu
3. Menurut Mardiana (2012), perilaku siswa yang kurang baik ditunjukkan dengan akan mengganggu konsentrasi belajar siswa yang lain.
kurangnya semangat siswa dalam proses pembelajaran, kurangnya kesiapan
siswa untuk belajar, sehingga pada saat guru tersebut menjelaskan materi
pelajaran, kebanyakan dari beberapa siswa ada yang asyik berbicara dengan
No. Masalah yang Analisis
telah Hasil Eksplorasi Penyebab Masalah Eksplorasi Penyebab Masalah
Diidentifikasi
teman sebangku, asyik mengganggu teman yang lain, dan ada juga yang keluar
masuk kelas, sehingga pada saat guru tersebut memberikan sebuah pertanyaan
dan memberikan tugas kepada siswa tersebut, kebanyakan dari siswa tersebut
tidak bisa menjawab pertanyaan yang diberikan oleh gurunya dan tidak bisa
mengerjakan tugasnya dengan baik dan benar.

Hasil wawancara:
1. Guru IPA : Ida Lestari, S. Pd., M. Pd.
Faktor-faktor yang mempeengaruhi perilaku siswa yang kurang baik saat
pembelajaran di kelas:
a. Tidak fokus dalam pembelajaran, di mana cenderung menunjukkan perillaku
menggangggu teman.
b. Memang karakter siswa seperti itu sejak SD.
c. Pembelajaran di kelas dirasakan membosankan
d. Kurang menyukai guru IPA.
2. Guru IPA : Ni Ketut Dwigafitri, S. Si.
Faktor-faktor yang mempeengaruhi perilaku siswa yang kurang baik saat
pembelajaran di kelas:
a. Kurang mendapat perhatian dan kasih sayang dari keluarga/berasal
keluarga broken home.
b. Suka mencari perhatian guru dengan perilaku tidak baik, seperti tidur di
kelas, mengobrol dengan teman.
c. Susah mendengarkan nasehat orang tua dan guru.
d. Kurang disiplin.
5. Rendahnya Hasil penelusuran literatur: Setelah dilakukan analisis terhadap kajian literatur dan hasil
kemampuan guru 1. Berdasarkan penelitian yang dilakukan Khodijah (2012), maka diperoleh faktor- wawancara, serta dikonfirmasi melalui pengamatan riil di
dalam memahami faktor yang mempengaruhi profesionalisme guru dalam penerapan model-model kelas VII G s/d VII K di SMP Negeri 3 Abiansemal, maka dapat
dan menerapkan pembelajaran inovatif adalah rendahnya kualitas pelatihan/workshop diketahui bahwa penyebab masalah kemampuan guru masih
model pembelajaran yang diikuti oleh guru dan rendahnya komitmen/ motivasi guru rendah dalam memahami dan menerapkan model
pembelajaran untuk menerapkan model-model pembelajaran inovatif. pembelajaran inovatif, yaitu sebagai berikut.
inovatif 1. Kurangnya motivasi guru dalam menambah pengetahuan
terkait model pembelajaran inovatif
No. Masalah yang Analisis
telah Hasil Eksplorasi Penyebab Masalah Eksplorasi Penyebab Masalah
Diidentifikasi
2. Yusrina, dkk. (2019) mengungkapkan bahwa terdapat beberapa faktor yang Dengan padatnya jam mengajar guru di kelas, cenderung
menghambat guru dalam menerapkan model pembelajaran inovatif, yaitu membuat guru kurang dalam mencari referensi atau diskusi
sebagai berikut. dengan rekan sejawat terkait model pembelajaran inovatif.
a) Latar belakang pendidikan, 2. Kurang kreatifnya guru dalam mengembangkan media
b) Usia lanjut yang membuat menurunnya kekebalan tubuh pembelajaran yang interaktif
sehingga mengurangi kondisi kesehatan, Guru cenderung hanya mengandalkan buku paket dalam
c) Beban kerja yang merangkap sebagai Waka Sarana dan Prasarana serta menunjang aktivitas belajar siswa di kelas. Untuk
Ketua Perpustakaan, menghasilkan media pembelajaran yang original buatan
d) Kurang aktifnya guru dalam mengikuti pelatihan untuk guru, seperti guru cukup membutuhkan waktu yang banyak, sehingga
MGMP. Selain itu pemahaman model - model pembelajaran inovatif yang terkadang guru hanya mengandalkan buku LKS terdahulu.
masih terbatas sehingga memungkinkan guru hanya menerapkan 3. Belum memadainya sarana dan prasarana berupa jaringan
metode pembelajaran yang sudah umum dilakukan atau monoton, internet, lcd dan proyektor di setiap kelas dalam
yaitu metode ceramah dan diskusi mendukung pembelajaran. Variasi dalam penggunaan
media pembelajaran di kelas tentu sangat dapat menarik
Hasil wawancara: dan meningkatkan motivasi belajar siswa di kelas. Namun
1. Kepala Sekolah : I Nyoman Ratana, S. Pd., M. Pd. sayang, di sekolah belum terdapat fasilitas yang memadai,
Guru belum maksimal dalam memanfaatkan model-model pembelajaran sehiingga guru hanya mengandalkan buku paket dalam
inovatif disebabkan oleh : pembelajaran.
a) Guru merasa cukup menggunakan metode, model, media, maupun
pendekatan yang itu-itu saja dalam pembelajaran.
b) Kurangnya pemahaman guru tentang model-model pembelajaran yang
inovatif.
2. Guru Penggerak : Ni Nyoman Suastini, S. Pd.
Guru belum maksimal dalam memanfaatkan model-model pembelajaran
inovatif disebabkan oleh :
a) Guru masih berada dalam zona nyaman menggunakan model-model
pembelajaran yang konvensional.
b) Terlalu banyaknya model pembelajaran inovatif, sehingga membuat guru
bingung untuk memahaminya.
c) Kurang diadakannya pelatihan atau workshop tentang penerapan model
pembelajaran inovatif di sekolah.
3. Guru IPA : Ida Lestari, S. Pd., M. Pd.
No. Masalah yang Analisis
telah Hasil Eksplorasi Penyebab Masalah Eksplorasi Penyebab Masalah
Diidentifikasi
Guru belum maksimal dalam memanfaatkan model-model pembelajaran
inovatif disebabkan oleh :
a) Jam mengajar guru yang terlalu banyak dalam seminggu sehingga guru
tidak memiliki kesempatan menyiapkan diri dengan maksimal.
b) Untuk sekolah menengah masih ada siswa yang tidak mampu membaca dan
menulis, komprehensif yang sangat rendah sehingga kesulitan menentukan
akan memakai model pembelajaran seperti apa yang pada akhirnya akan
kembali ke cara yang konvensional
c) Kurangnya kemampuan dalam memanfaatkan teknologi.
4. Pengawas Sekolah: I Made Astawa, S. Pd.
Guru belum maksimal dalam memanfaatkan model-model pembelajaran
inovatif disebabkan oleh :
a) Kurang adaptif terhadap perkembangan jaman dan pola pikir.
b) Bersikap negatif dengan berpikir bahwa pengajaran yang inovatif akan
sia-sia padahal belum mencoba.
c) Kurang memiliki kepercayaan akan kemampuan peserta didik dalam
menyesuaikan diri dengan karakteristik model pembelajaran inovatif.
6. Kurangnya guru Hasil penelusuran literatur Setelah dilakukan analisis terhadap kajian literatur dan hasil
memanfaatkan 1. Sahelatua, dkk. (2018) mengemukakan kendala guru memanfaatkan IT sebagai wawancara, serta dikonfirmasi melalui pengamatan riil di
teknologi dalam berikut. kelas VII G s/d VII K di SMP Negeri 3 Abiansemal, maka dapat
pembelajaran. a) Kurangnya pengetahuan guru tentang media IT. diketahui bahwa penyebab masalah kurangnya guru
b) Arus listrik dan wifi di sekolah tidak normal. memanfaatkan teknologi dalam pembelajaran, yaitu sebagai
c) Tidak adanya kewajiban dari pihak sekolah agar guru mengajar berikut.
menggunakan IT. 1. Jika ditinjau dari usia, terdapat sekitar 30% guru senior
2. Kendala pemanfaatan TIK oleh guru adalah: tidak adanya akses, tidak adaanya yang kurang mampu dalam pemanfaatan teknologi.
sarana TIK, pembelajaran tidak mengintegrasikan TIK, guru tidak memiliki 2. Fasilitas di setiap kelas belum memadai.
pengetahuan tentang TIK, dan tidak adanya kemauan guru untuk 3. Kurangnya motivasi dan minat guru dalam
memanfaatkan TIK (Lestari, S., 2015). mengembangkan diri melalui pelatihan-pelatihan terkait
pemanfaatan teknologi dan penerapan platform edukasi
dalam mendukung pembelajaran.
4. Motivasi belajar siswa dalam pembelajaran rendah karena
pembelajaran kurang menarik
No. Masalah yang Analisis
telah Hasil Eksplorasi Penyebab Masalah Eksplorasi Penyebab Masalah
Diidentifikasi
Hasil wawancara:
1. Kepala Sekolah : I Nyoman Ratana, S. Pd., M. Pd.
Guru belum maksimal dalam memanfaatkan teknologi/inovasi dalam
pembelajaran karena :
a) Kurangnya motivasi guru dalam pemanfaatan terknologi dan inovasi dalam
pembelajaran. Guru hanya berpedoman pada buku paket saja.
b) Kurangnya kemampuan guru dalam menggunakan teknologi seperti
mengoperasikan komputer dan media pembelajaran lainnya.
c) Fasilitas yang dimiliki sekolah terkait teknologi dalam pembelajaran kurang
memadai.
2. Guru Penggerak : Ni Nyoman Suastini, S. Pd.
Guru belum maksimal dalam memanfaatkan teknologi/inovasi dalam
pembelajaran karena :
a) Tidak ada sarana prasarana baik di rumah maupun di sekolah.
b) Keengganan guru meluangkan waktu untuk belajar memanfaatkan teknologi
dengan alasan sudah tua dan akan pensiun.
c) Tidak ada keharusan atau kewajiban sehingga tidak termotivasi.
d) Tidak memiliki cukup waktu karena jam mengajar yang padat.

3. Rekan kerja : Ni Ketut Dwigafitri, S. Si.


Guru belum maksimal dalam memanfaatkan teknologi/inovasi dalam
pembelajaran karena :
a) Tidak ada atau kurangnya apresiasi dari sekolah terhadap guru yang inovatif.
b) Guru kurang mengikuti perkembangan yang update terkait aplikasi-aplikasi
dalam dunia pendidikan, sehingga tidak dapat menunjang pembelajaran
menjadi lebih menyenangkan.
c) Sarana dan prasarana di sekolah belum memadai. Misalnya, proyektor yang
sangat terbatas sehingga tidak bisa semua guru menggunakannya

Anda mungkin juga menyukai