Anda di halaman 1dari 15

LK 3.

1 Menyusun Best Practices

Menyusun Cerita Praktik Baik (Best Practice) Menggunakan Metode


Star (Situasi, Tantangan, Aksi, Refleksi Hasil Dan Dampak)
Terkait Pengalaman Mengatasi Permasalahan Siswa Dalam
Pembelajaran

Lokasi Alue iet kec.Peusangan Siblah


krueng,kab.Bireuen.aceh
Lingkup Pendidikan UPTD SMP NEGERI 2 PEUSANGAN SIBLAH
KRUENG
Tujuan yang ingin dicapai Siswa masih memiliki semangat belajar yang
rendah.

Penulis Zarnawilis,s.pd
Tanggal 19 september 2022
Situasi: Permasalahan yang di alami siswa kelas
Kondisi yang menjadi latar
belakang masalah, VII smp Negeri 2 peusangan siblah krueng
mengapa praktik ini berdasarkan hasil pengamatan guru selama
penting untuk dibagikan,
kegiatan pembelajaran yaitu siswa masih
apa yang menjadi peran
dan tanggung jawab anda memiliki semangat belajar yang rendah ini
dalam praktik ini. dikarenakan lemahnya motivasi dalam diri
siswa sendiri sehingga siswa tidak memilki
cita-cita dan impian,siswa tidak percaya diri
dan merasa dirinya tidak pintar,selain dari
faktor siswa.faktor guru juga berpengaruh
semangat belajar siswa cara mengajar guru
gaya dan cara penyampaian materi secara
monoton,penyampaian materi yang sulit di
pahami,kurang melibatkan media
pembelajaran menyebabkan semangat belajar
siswa rendah. Media Pembelajaran adalah
segala sesuatu yang dapat digunakan untuk
menyampaikan pesan atau informasi dalam
proses belajar mengajar sehingga dapat
merangsang perhatian dan minat siswa
untuk belajar.

Lebih lanjut, Gagne dan Briggs (1975) dalam


Arsyad (2013:4) secara eksplisit mengatakan
bahwa media pembelajaran mencakup alat-
alat yang secara fisik digunakan untuk
menyampaikan isi bahan ajar. Dari kedua
pengertian tersebut, media merupakan alat
yang digunakan untuk menyampaikan materi
pembelajaran.

Media adalah sarana atau alat yang


digunakan untuk menyampaikan pesan dari
pengirim kepada penerima pesan, dengan
tujuan meningkatkan pemahaman penerima
pesan. Sudjana dan Rivai (2013:2)
mengatakan bahwa media pembelajaran
dapat meningkatkan hasil belajar siswa,
yaitu:

1. Mengajar akan menarik perhatian siswa


sehingga dapat menumbuhkan motivasi
belajar.
2. Makna materi pelajaran akan lebih jelas
sehingga dapat lebih dipahami oleh siswa
siswa, dan memungkinkan siswa untuk
lebih menguasai tujuan pembelajaran.
3. Metode pengajaran akan lebih bervariasi,
tidak hanya narasi verbal melalui kata-
kata guru. Agar siswa tidak bosan, dan
guru jangan sampai kehabisan tenaga
apalagi saat guru mengajar setiap
pelajaran.
4. Siswa lebih banyak melakukan kegiatan
belajar, karena tidak hanya mendengarkan
deskripsi guru, tetapi juga aktivitas lain
seperti mengamati, melakukan,
mendemonstrasikan, dan lain-lain.
Media pembelajaran dapat meningkatkan
proses dan hasil pengajaran adalah tentang
taraf berfikir siswa. Hal tersebut juga sejalan
dengan teori perkembangan mental Piaget,
yang menambahkan bahwa terdapat tahap
perkembangan mental seorang individu.
Tahap manusia berfikir mengikuti tahap
perkembangan berfikir dari kongkrit menuju
abstrak.

Praktek ini penting untuk di bagikan


agar menjadi motivasi untuk diri sendiri dan
referensi untuk orang lain karena setiap
sekolah pasti memiliki siswa yang semangat
belajarnya rendah.

Guru menjadi fasilitator dalam proses


belajar mengajar oleh karena itu seorang
guru harus meningkatkan kualitas mengajar
sehingga membangkitkan semangat belajar
siswa tinggi,agar proses belajar dan mengajar
menjadi lebih efektif.

Daftarpustaka :
https://pintek.id/blog/media-pembelajaran/

Tantangan : Tantangan yang di hadapi untuk


Apa saja yang menjadi mencapai semangat belajar siswa tinggi yaitu
tantangan untuk guru yang kurang menguasai model – model
mencapai tujuan pembelajaran dikarenakan guru yang kurang
tersebut? Siapa saja yang aktif ikut pelatihan untuk pengembangan
terlibat, diri.sehingga tidak tau sejauh mana
kemampuannya dalam memahami model-
model pembelajaran selain itu juga guru
harus punya rasa ingin maju sehingga guru
bisa memahami model-model
pembelajaran.baik melalui seminar maupun
webinar.selain itu guru harus bisa
menciptakan suasana belajar yang
menyenagkan agar siswa merasa nyaman dan
diperhatikan oleh guru.

Pihak yang terlibat dalam kegiatan ini


1. siswa sebagai sasaran utama dalam
proses pembelajar.
2. Guru sebagai fasilitator dalam proses
pembelajaran.
3. Kepala sekolah sebagai penanggung
jawab dan sebagai penyedia
kelengkapan sarana dan prasarana
dalam proses pembelajaran.

Aksi : Langkah-langkah yang harus dilakukan


Langkah-langkah apa untuk menghadapi tantangan tersebut adalah
yang dilakukan untuk mengadakan diskusi dengan kepala
menghadapi tantangan sekolah,dan teman sejawat terkait penyebab
tersebut/ strategi apa siswa masih memiliki semangat belajar yang
yang digunakan/ rendah.setelah diadakan diskusi serta
bagaimana prosesnya, wawancara maka dapat disimpulkan bahwa
siapa saja yang terlibat / rendahnya semangat belajar siswa kelas VII
Apa saja sumber daya pada SMP Negeri 2 peusangan siblah krueng
atau materi yang dikarenakan guru belum menerapkan model
diperlukan untuk pembelajaran yang inovatif yang dapat
melaksanakan strategi ini merangsang siswa untuk aktif dalam
pembelajaran.

Kekurangan penulis yang belum bisa


memahami model-model pembelajaran
sehingga tidak mampu menciptakan
pembelajaran yang inovatif yang menarik bagi
siswa.

Maka untuk mengatasi masalah tersebut


penulis berusaha belajar dan mencari tau
model-model pembelajaran lewat media
internet.Maka penulis putuskan untuk
menerapkan model pembelajaran PBL
( Problem based learning )

Menggunakan model pembelajaran ( PBL )


Problem based learning dengan pendekatan
saintifik ( 5m ) melalui proses pemecahan
masalah dalam proses pembelajaran .model
pembelajaran PBL memiliki tahapan-tahapan
yang dapat membangkitkan keaktifan siswa
untuk berfikir kritis seperti merumuskan
masalah,melakukan percobaan,berdiskusi
dalam kelompok hingga mengkomunikasikan
hasil diskusi.

Menurut Arends (2011) menyatakan bahwa


PBL adalah pembelajaran yang memiliki
esensi berupa pemaparan berbagai masalah
autentik dan bermakna bagi peserta didik
sehingga dapat berfungsi sebagai sarana
melakukan investigasi dan penyelidikan. PBL
merupakan model pembelajaran yang
menghubungkan kesesuaian belajar dengan
kehidupan nyata atau kontektual sehari-hari.
Hasil penelitian (Safitri, Yennita dan Idrus,
2018) menyatakan bahwa terdapat
perubahan yang signifikan baik terhadap
hasil belajar maupun aktivitas peserta didik
dengan menggunakan model PBL bila
dibandingkan dengan model konvensional.

Hal ini sejalan dengan pendapat para ahli


yang menyatakan pengetahuan tumbuh dan
berkembang melalui pengalaman (Baharudin
dan Wahyuni:2016). Salah satu upaya
menanamkan pengalaman kepada peserta
didik dengan menerapkan pembelajaran
berbasis masalah yang diharapkan mampu
mengkontruksi konsep dan meningkatkan
pemahaman peserta didik.
Sudrajat (2011), menyatakan bahwa dalam
model pembelajaran berbasis masalah, guru
lebih banyak berperan sebagai fasilitator,
pembimbing dan motivator.

Dari paparan di atas,maka penulis perlu


melakukan praktik kegiatan dalam UPAYA
MENINGKATKAN SEMANGAT BELAJAR
SISWA PADA PEMBELAJARAN IPA DENGAN
MENERAPKAN MODEL PROBLEM BASED
LEARNING ( PBL )PADA KELAS VII SMP
NEGERI 2 PEUSANGAN SIBLAH KRUENG.

Langkah-langkah yang harus dilakukan


adalah:
1. Berdiskusi dengan kepala sekolah
mengenai rencana pelaksanaan praktik
pengalaman lapangan.
2. Menyusun prangkat pembelajaran
berupa RPP,Bahan
ajar,LKPD,Instrumen penilaian dan
media ajar yang inovatif.
3. Menyiapkan peserta didik dalam
belajar.
4. Menyiapkan sarana dan prasarana
yang dibutuhkan dalam praktik
pembelajaran.
5. Melakukan praktik pengalaman
lapangan siklus I dan siklus 2 dengan
menerapkan model pembelajaran
problem based learning ( PBL )
6. Melakukan analisis dan refleksi
terhadap dampak dari kegiatan praktik
siklus 1 dan 2.

Pada pelaksanaan kegiatan PPL siklus 1 dan


2 Penulis menggunakan model pembelajaran
Problem based learning ( PBL ) untuk
meningkatkan semangat belajar siswa pada
pembelajaran IPA kelas VII SMP Negri 2
Peusangan Siblah Krueng.

Adapun teknik yang digunakan yaitu


Observasi dengan Instrumen penelitian
berupa lembar observasi. Keaktifan siswa
diukur dengan indicator (1) siswa
memperhatikan penjelasan guru; (2) siswa
aktif dalam melakukan praktikum; (3) Siswa
aktif dalam kegiatan diskusi selama proses
pembelajaran (4) siswa aktif dalam
mempresentasikan hasil diskusi; (5) Siswa
berani menanggapi hasil diskusi.

Teknik analisis data yang digunakan dalam


penelitian ini adalah analisis deskriptif untuk
mengetahui keaktifan siswa. Perhitungan
skor keaktifan siswa menggunakan rumus:

∑ siswa yang melakukan indikator


Skor indikator= x 100 %
∑ total siswa

∑ jumlah indikator yang muncul


Skor siswa= x 100 %
∑ jumlah total indikator

Skor perhitungan hasil rumus tersebut di


atas kemudian diklasifikasikan sesuai kriteria
rentangan pada tabel 1 berikut.

Tabel 1. Kriteria Keaktifan Siswa

Nilai interval Kriteria


81 - 100 Sangat
tinggi
61 - 81 Tinggi
41 - 60 Cukup
21 – 40 Rendah
< 21 Sangat
Rendah

Skor perolehan pada setiap siklus dikatakan


berhasil apabila telah memenuhi kriteria
ketuntasan minimum (KKM),yaitu 75.

Dari hasil pengamatan pada Siklus 1, didapatkan


data keaktifan siswa pada indikator 1) siswa
memperhatikan penjelasan guru sebesar 75%; 2)
siswa aktif dalam melakukan praktikum 70%; 3)
Siswa aktif dalam kegiatan diskusi selama
proses pembelajaran sebesar 60%; 4) siswa
aktif dalam mempresentasikan hasil diskusi;
sebesar 65%; 5) Siswa berani menanggapi hasil
diskusi sebesar 60%;

Tabel II.Keaktifan siswa pada siklus 1

No Indikator Hasil Kriteria


1 siswa memperhatikan 75% Tinggi
penjelasan guru
2 siswa aktif dalam 70 % Tinggi
melakukan praktikum
3 Siswa aktif dalam 70 % Cukup
kegiatan diskusi
selama proses
pembelajaran sebesar
4 siswa aktif dalam 65 % Tinggi
mempresentasikan
hasil diskusi
5 Siswa berani 60 % Cukup
menanggapi hasil
diskusi sebesar.
Rata -rata 68 % Tinggi

Sedangkan Dari hasil pengamatan pada


Siklus 2, didapatkan data keaktifan siswa
pada indikator 1) siswa memperhatikan
penjelasan guru sebesar 95%; 2) siswa aktif
dalam melakukan praktikum 95%; 3) Siswa
aktif dalam kegiatan diskusi selama proses
pembelajaran sebesar 85%; 4) siswa aktif
dalam mempresentasikan hasil diskusi;
sebesar 85%; 5) Siswa berani menanggapi
hasil diskusi sebesar 80%.

Tabel III.Keaktifan siswa pada siklus II


No Indikator Hasil Kriteria

1 siswa memperhatikan 95% Sangat


penjelasan guru tinggi

2 siswa aktif dalam 95 % Sangat


melakukan tinggi
praktikum
3 Siswa aktif dalam 85 % Tinggi
kegiatan diskusi saat
pembelajaran sebesar

4 siswa aktif dalam 85 % Sangat


mempresentasikan tinggi
hasil diskusi

5 Siswa berani 80 % Tinggi


menanggapi hasil
diskusi sebesar.

Rata -rata 88 % Sangat


Tinggi

Berdasarkan data keaktifan siswa pada


siklus I dan II menunjukkan bahwa terjadi
peningkatan keaktifan siswa pada
pembelajaran dengan model PBL, yaitu
sebesar 20%. Data peningkatan keaktifan
siswa pada siklus I dan II dapat dilihat pada
tabel berikut.

Tabel IV.keaktifan siswa pada siklus 1 dan 2

No Indicat Siklu Siklu Pening Ket


or sI s II katan
Char
t Ti-
siswa 75% 95% 20% Meni
tle
mempe ngkat
Char
t Ti-rhatika
tle
n
1
penjela
san
guru
2 siswa 70 % 95 % 25% Meni
aktif gkat
dalam
melaku
kan
praktik
um
3 Siswa 70 % 85 % 15% Meni
aktif gkat
dalam
kegiata
n
diskusi
saat
pembel
ajaran
sebesar
4 siswa 65 % 85 % 20% Meni
aktif ngkat
dalam
mempr
esentas
ikan
hasil
diskusi
5 Siswa 60 % 80 % 20% Meni
berani ngkat
menan
ggapi
hasil
diskusi
sebesar
Rata- 68 % 88 % 20% Meni
rata ngkat

Data keaktifan siswa

Grafik…..
Dari uraian diatas dapat disimpulkan
bahwa model pembelajaran Problem Based
Learning sangat efektif untuk meningkatkan
keaktifan belajar siswa. Terlihat dari sikap
siswa antara lain :
1) siswa memperhatikan penjelasan guru
2) siswa aktif dalam melakukan praktikum
3) siswa aktif dalam kegiatan diskusi saat
pembelajaran.
4) siswa aktif dalam mempresentasikan hasil
diskusi.
5) Siswa berani menanggapi hasil diskusi.

Sumber daya yang dibutuhkan untuk


melakukan strategi tersebut adalah Rencana
Pelaksanaan pembelajaran ( RPP ),Lembar
kegiatan peserta didik ( LKPD ),Instrumen
penilaian sikap,pengetahuan dan
ketrampilan,bahan ajar,serta media
pembelajaran berupa PPT, dalam proses
pembelajaran agar siswa menjadi lebih
semangat untuk belajar,selain itu tersedianya
sarana dan prasarana disekolah seperti
ketersediaan listrik,jaringan internet serta
proyektor disekolah sangat menunjang
terlaksananya pembelajaran yang inovatif.

Kajian pustaka Arends, R.I. (2011). Learning to Teach


(terjemahan).Yogyakarta:Pustaka Pelajar

Kajian pustaka : Safitri,DKK.(2018). ). Upaya Meningkatkan


Aktivitas Dan Hasil Belajar IPA. Kajian pustaka : Jurnal
Pendidikan Dan Pembelajaran Biologi Vol 2 No1.

Baharuddin dan Wahyuni. (2016) . Teori Belajar dan


Pembelajaran. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media

Refleksi Hasil dan Dampak dari penggunaan model


dampak pembelajaran PBL adalah terjadi
Bagaimana dampak dari peningkatan semangat belajar
aksi dari Langkah-langkah siswa,penerapan model pembelajaran PBL
yang dilakukan? Apakah dengan pendekatan saintifik pada
hasilnya efektif? Atau pembelajaran menggunakan praktikum
tidak efektif? Mengapa? dikarenakan siswa pada pembelajaran
Bagaimana respon orang praktikum memiliki minat belajar yang lebih
lain terkait dengan tinggi. Oleh karena itu, pada saat proses
strategi yang dilakukan, belajar mengajar mengunakan model PBL
Apa yang menjadi faktor dengan pendekatan saintifik berjalan dengan
keberhasilan atau lancar. Siswa sangat antusias disetiap
ketidakberhasilan dari tahapan pembelajaran yang dilakukan, siswa
strategi yang dilakukan? juga lebih aktif dalam menyelesaikan
Apa pembelajaran dari permasalahan dengan kelompoknya masing-
keseluruhan proses masing dan mereka dapat bertukar pendapat
tersebut dengan teman sebayanya.

Adapun respon orang lain terkait dengan


strategi yang penulis terapkan,mereka sangat
merespon dengan baik dengan respon yang
positif karena dengan pembelajaran yang
penulis lakukan memberikan dampak
terhadap semangat belajar siswa ketika
mengikuti pembelajaran di kelas.
Faktor keberhasilan pada kegiatan
pembelajaran yang diterapkan adalah
kesadaran dan rasa tanggung jawab semua
pihak yaitu lingkungan sekolah ( kepala
sekolah dan dewan guru )dan lingkungan
keluarga ( orang tua dan masyarakat ) untuk
bersama-sama mendukung berbagai upaya
untuk meningkatkan semangat belajar siswa.

Faktor ketidak berhasilan dari strategi


yang dilakukan adalah guru tidak memberi
penguatan setelah siswa persentasi,padahal
penguatn langkah yang sangat penting dalam
proses pembelajaran agar siswa memiliki
pedoman dari hasil praktikum mereka.
Selain itu pada saat siswa melakukan
persentasi,alangkah lebih bagus jika kita
memberi kesempatan kepada kelompok lain
untuk menanggapi hasil persentasi dari
kelompok yang mempersentasi,agar siswa
terlatih untuk berbicara dan mengeluarkan
pendapatnya.

Pembelajaran dari proses tersebut adalah


Pemilihan model pembelajaran perlu
dilakukan untuk menarik semangat belajar
siswa, karena variasi model atau metode yang
digunakan oleh guru dapat mengakibatkan
penyajian bahan pelajaran lebih menarik
perhatian siswa sehingga mudah diterima
oleh siswa dan kelas menjadi hidup.
SIKLUS
No Indikator
1 siswa memperhatikan
penjelasan guru

2 siswa aktif dalam melakukan


praktikum

3 Siswa aktif dalam kegiatan


diskusi selama proses
pembelajaran

4 siswa aktif dalam


mempresentasikan hasil diskusi

5 Siswa berani menanggapi hasil


diskusi
SIKLUS II

No Indikator
1 siswa memperhatikan penjelasan
guru

2 siswa aktif dalam melakukan


praktikum

3 Siswa aktif dalam kegiatan diskusi


saat pembelajaran

4 siswa aktif dalam mempresentasikan


hasil diskusi
5 Siswa berani menanggapi hasil
diskusi

DAFTAR PUSTAKA

https://pintek.id/blog/media-pembelajaran/

Arends, R.I. (2011). Learning to Teach (terjemahan).Yogyakarta:Pustaka Pelajar

Safitri,DKK.(2018). ). Upaya Meningkatkan Aktivitas Dan Hasil Belajar IPA. Kajian pustaka : Jurnal
Pendidikan Dan Pembelajaran Biologi Vol 2 No1.

Baharuddin dan Wahyuni. (2016) . Teori Belajar dan Pembelajaran. Yogyakarta: Ar-Ruzz
Media

Anda mungkin juga menyukai