Anda di halaman 1dari 16

LK 2.

1 Eksplorasi Alternatif Solusi


Nama Mahasiswa: Siti Musyarofah, S.Pd.
Asal Institusi: SD Negeri Gunungpring 1

Masalah dalam
Penyebab Masalah Kategorisasi Masalah Alternatif Solusi Kelebihan Kekurangan Mitigasi
Pembelajaran

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)

Tuliskan persoalan Tuliskanlah Renungkan, apakah Tuliskan 2-3 solusi yang Apakah kelebihan Apakah kelemahan Menurut Anda,
yang telah penajaman apa persoalan tersebut sesuai dengan masalah dan dari setiap alternatif dari setiap alternatif apakah kelemahan
diidentifikasi / penyebab setiap terkait dengan penyebab masalah yang telah solusi yang dipilih solusi yang dipilih tersebut dapat
ditentukan di masalah yang pemilihan/ penyajian diidentifikasi. Solusi ini diantisipasi? Jika
tahap sebelumnya. diidentifikasi. materi ajar, media, diperoleh dari hasil kajian bisa, bagaimana
Fokuskan pada metode pembelajaran, literatur dan wawancara caranya?
persoalan terkait atau yang lain. dengan sejawat / pakar
pembelajaran Centang pada kolom
yang sesuai.

mat metode/ lain


media
eri strategi nya

1. Rendahnya 1. Guru belum   Kajian literatur Kelebihan model Menurut Sanjaya Mengantisipasi
motivasi mengoptimalk Berdasarkan jurnal yang pembelajaran PBL (2007:219), kelemahan
belajar an model- disusun oleh I Wayan menurut Sanjaya kelemahan penerapan Model
Sugiantara, S.Pd. pada 5 (2017) sebagai Problem Based Pembelajaran PBL
peserta didik model
Desember 2022 berikut : Learning (PBL) (Problem Based
kelas 2 pada pembelajaran Menurut pendapat 1. Siswa adalah sebagai Learning)
pembelajaran yang Ariyanto, S.R. dkk dilibatkan pada berikut 1) Adanya
Pendidikan bervariasi (2020). kegiatan belajar 1. Jika siswa sasaran dan
Pancasila 2. Pembelajaran Penerapan model sehingga tidak tujuan belajar
Materi masih pembelajaran inovatif pengetahuannya mempunyai yang ingin
Menaati berpusat Problem Based benar-benar kepercayaan dicapai.
Learning seorang guru diserap dengan bahwa 2) Guru harus
Aturan di pada guru
berinovasi dalam baik masalah yang selalu
Rumah. (teacher pembelajaran. Dengan 2. Siswa dilatih dipelajari sulit memantau
centered) menggunakan model untuk dapat untuk kegiatan
3. Masih pembelajaran PBL bekerja sama dipecahkan,m pembelajaran
minimnya terutama mata pelajaran dengan siswa aka siswa dapat
pemanfaatan PPKn membuat lain, sehingga akan merasa memberikan
pembelajaran menjadi dapat enggan untuk motivasi kepada
TIK dalam
sangat menyenangkan memperoleh mencoba peserta didik
pembelajaran dan antusias dalam pemecahan 2. Perlu agar dapat
4. Guru belum proses belajar, hal ini masalah dari ditunjang oleh bekerja dalam
menggunakan dapat dilihat dari cara berbagai buku yang kelompoknya
media ajar siswa mencari sebuah sumber. dapat 3) Menciptakan
yang tepat informasi tentang materi 3. Siswa didorong dijadikan kondisi belajar
5. Pada yang diberikan, dan untuk memiliki pemahaman lebih
siswa juga semakin aktif kemampuan dalam menyenangkan
dasarnya
dalam pembelajaran. memecahkan kegiatan 4) Guru
materi Model ini sangat masalah dalam pembelajaran melibatkan
pembelajaran membantu siswa dalam situasi nyata. 3. Pembelajaran peserta didik
memang sulit bersosialisasi, 4. Siswa memiliki model Problem dalam proses
dan bersifat mengeluarkan pendapat, kemampuan Based pembelajaran
abstrak menyelesaikan membangun Learning (PBL) secara
permasalahan, berbicara pengetahuannya membutuhkan langsung,
di depan teman sendiri melalui waktu yang 5) guru
sekelasnya sehingga aktivitas belajar. lama membimbing
pengalaman siswa 5. Pembelajaran (https://ejournal.kahu peserta didik
semakin bertambah. berfokus pada ripan.ac.id/index.php/ yang kurang
TECNOSCIENZA/articl
masalah e/download/26/20) aktif agar lebih
(https://files1.simpkb.id/gurube sehingga materi aktif serta
rbagi/rpp/672642-
1670416238.pdf) yang tidak ada Kelemahan 6) Pemberian
hubungannya metode batasan waktu
Problem Based Learning tidakperlu saat pembelajaran dalam
(pembelajaran itu dipelajari Scramble pemecahan
berdasarkan oleh siswa. Hal masalah
ini mengurangi 1. Model (http://repository.unpas
masalah) merupakan .ac.id/52091/7/BAB%2
suatu pendekatan dalam beban siswa pembelajaran 0II.pdf)
pembelajaran dimana untuk ini sulit
siswa dihadapkan pada menghapal diimplementa Mengantisipasi
masalah kemudian ataumenyimpan sikan apabila kelemahan
informasi. kriteria penerapan Model
keberhasilan Scramble
dibiasakan untuk 6. Terjadi belajar masih 1) Guru harus
memecahkan melalui aktivitas ilmiah ditentukan mampu
pengetahuan dan pada siswa oleh mengelola kelas
keterampilan mereka melalui kerja kemampuan dengan baik agar
sendiri,mengembangkan kelompok siswa. pembelajaran
inkuiri,membiasakan (https://www.silabus.we tetap berjalan
mereka membangun b.id/kelebihan-dan- 2. Karena dengan tertib
kekurangan-model-
cara berpikir kritis dan problem-based-learning- menggunakan sesuai rencana
terampil dalam pbl/) metode 2) Guru perlu
pemecahan masalah. permainan, merencanakan
Adapun langkah- Kelebihan model model pembelajaran
langkah model pembelajaran pembelajaran secara baik,
pembelajaran Problem Scramble: ini sering terstruktur, dan
Based Learning (PBL), 1. Memudahkan menimbulkan direncanakan
sebagai berikut mencari kegaduhan secara matang.
jawaban yang bisa 3) Pemahaman
1) Orientasi peserta 2. Mendorong mengganggu guru sangat
didik pada masalah; siswa untuk kelas penting, sehingga
belajar disebelahnya. proses
2) Mengorganisasikan mengerjakan pembelajaran
peserta didik untuk soal tersebut 3. Model dapat
belajar; 3. Melatih siswa pembelajaran berlangsung
untuk disiplin ini sulit secara optimal.
3) Membimbing 4. Kegiatan dalam hal
penyelidikan individu tersebut dapat perencanaany (http://eprintslib.ummgl
maupun kelompok; mendorong a karena .ac.id/)
pemahaman belum
4) Mengembangkan dan siswa terhadap terbiasa Mengantisipasi
menyajikan hasil karya; materi dengan kelemahan media
dan pelajaran kebiasaan gambar
5. Semua siswa siswa dalam
5) Menganalisis dan terlibat belajar. Pemilihan suatu
mengevaluasi proses media tertentu
(https://fatkhan.web.id/
pemecahan masalah. pengertian-model- ( http://bastadechitear. oleh seorang guru
pembelajaran-scramble/) blogspot.com/2014/10 didasarkan atas
/kelebihan-dan-
(http://eprints.unm.ac.id/90 kekurangan- pertimbangan
11/1/Buku%20Model%20Pro model.html) antara lain:
blem%20Based%20Learning_ Menurut pendapat Kekurangan (a) ia merasa
Watermark.pdf) Unsi (2014, hlm. media gambar sudah akrab
31) yang yaitu dengan media itu
Hasil wawancara kepala
menjelaskan (1) semata-mata misalnya
sekolah
bahwa keunggulan hanya medium papan tulis atau
(Endra Marseta, S.Pd.)
media gambar: visual; proyektor
 Guru harus
1. Gambar (2) ukuran transparansi,
mengetahui
mengatasi gambar seringkali (b) ia merasa
karakteristik
ruang dan kurang tepat bahwa media yang
pembelajaran apa
waktu. untuk pengajaran dipilihnya sendiri
yang harus
2. Gambar dalam kolompok dapat
diterapkan di dalam
mengatasi besar; (3) menggambarkan
kelas
kekurangan memerlukan dengan lebih baik
 Penerapan daya maupun ketersediaan dari pada dirinya
pembelajaran panca sumber sendiri, misalnya
Problem Based indera manusia. ketrampilan dan diagram
Learning atau 3. Dapat kejelian guru pada flip chart,
pembelajaran digunakan untuk dapat atau
berbasis masalah untuk memanfaatkanny (c) media yang
oleh guru mungkin menjelaskan a; dipilihnya dapat
dapat meningkatkan sesuatu (4) hanya menarik minat
motivasi peserta masalah, karena menekankan dan perhatian
didik dalam itu bernilai persepsi indra peserta didik,
pembelajaran. terhadap semua mata; serta
 Dalam penerapannya pelajaran di menuntunnya
peran guru adalah sekolah https://media.neliti.co pada penyajian
sebagai fasilitator m/media/publications/
4. Gambar-gambar 258349-penggunaan- yang lebih
yang membantu mudah didapat media-gambar-untuk- terstruktur dan
peserta didik dan murah meningkatk- terorganisasi.
menemukan fakta, 5. Mudah 32127e1e.pdf
konsep, atau prinsip digunakan, baik https://repository.uir.ac
dan bukan memberi untuk
.id/17970/1/Upaya%20
Guru%20Mengembangk
ceramah perorangan an%20Media%20Visual.
maupun untuk pdf
Hasil wawancara teman kelompok
sejawat ( Suharini, http://repository.unpas.
S.Pd.) ac.id/49089/7/BAB%20I
I.pdf
 Perlunya guru dalam
menentukan media
ajar yang tepat
 Penggunaan media
ajar visual dapat
meningkatkan
motivasi belajar
peserta didik,
misalnya dengan
gambar yang
menunjukkan sikap
yang sesuai aturan
atau tidak sesuai
aturan.

Kajian Literatur

Berdasarkan jurnal
pendidikan yang
disusun oleh Kumala
Sari , S.Pd.SD. yang
dimuat di Jawa Pos
Jumat, 19 Februari
2021, salah satu model
yang menyenangkan
dalam pembelajaran
PKn yaitu model
pembelajaran
scramble.
Shoimin (Patty, 2015:1)
istilah scramble berasal
dari bahasa Inggris yang
diterjemahkan dalam
bahasa Indonesia
berarti pertarungan dan
perjuangan. Scramble
merupakan model
pembelajaran yang
mengajak siswa untuk
menemukan jawaban
dan menyelesaikan
permasalahan dengan
cara membagikan
lembar soal dan lembar
jawaban yang disertai
dengan alternatif
jawaban yang tersedia.

(https://radarsemarang.jawapo
s.com/untukmu-
guruku/721376467/mudah-
belajar-pkn-dengan-penerapan-
model-scramble-di-sd)

Model pembelajaran
Scramble ini
merupakan
model pembelajaran
yang bersifat aktif, yang
dapat mempermudah
siswa dalam menjawab
pertanyaan dengan
membagikan lembaran
kerja yang akan dijawab
oleh peserta didik. Guru
menanamkan konsep
terlebih dahulu kepada
peserta didik, dengan
menyampaikan
informasi–informasi
yang sesuai dengan
materi ajar
Adapun sintaks
model pembelajaran
scramble yaitu (1)
menyajikan materi
sesuai topik (2)
menyajikan materi,
membagikan lembar
kerja dengan jawaban
yang diacak
susunannya (3) Peserta
didik mengerjakan soal
berdasarkan waktu
yang telah ditentukan
(4) memeriksa pekerjaan
peserta didik (5) Jika
waktu pengerjaan
sudah habis, siswa
wajib mengumpulkan
lembar jawaban (6)
penilaian (7) memberi
apresiasi dan rekognisi.
(https://journal.unnes.ac.id)

Hasil wawancara teman


sejawat (Dwi Rosida
Astuti, S.Pd.Gr.)
 Guru perlu
mengoptimalkan
pembelajaran yang
inovatif dalam
meningkatkan
motivasi peserta
didik dalam mata
pelajaran Pendidikan
Pancasila
 Penerapan model
pembelajaran
Scramble mungkin
efektif untuk
meningkatkan
motivasi belajar
peserta didik

Kajian Literatur
Berdasarkan penelitian
yang dilakukan oleh
Martinis Guru SDN 12
Sitiung Kab.
Dharmasraya
bahwasanya
penggunaan media
gambar dapat
meningkangkan motivasi
belajar PKN. Hal ini
dikuatkan dengan
pendapat Ahmad
(1997) bahwa dengan
menggunakan media
gambar pengalaman dan
pengertian
siswa menjadi lebih
luas, lebih jelas dan
tidak mudah dilupakan,
serta lebih
konkret dalam ingatan
dan asosiasi siswa.

(https://jurnal.umsb.ac.id/index
.php/inovasipendidikan/article/
download/808/719)

Hasil wawancara teman


sejawat ( Suharini,
S.Pd.)
 Perlunya guru dalam
menentukan media
ajar yang tepat
 Penggunaan media
ajar visual dapat
meningkatkan
motivasi belajar
peserta didik,
misalnya dengan
gambar yang
menunjukkan sikap
yang sesuai aturan
atau tidak sesuai
aturan.

2. Kurangnya 1. Guru   Kajian Literatur Menurut Kelemahan dari Mengantisipasi


kemampuan masih Berdasarkan Penelitian Nurhidayah, dkk pembelajaran kelemahan
literasi menerapkan yang dilakukan oleh (2011: 4) Berikut Contextual penerapan Model
model Depi Adela Sari, Chika di bawah ini Teaching and Contextual
numerasi
pembelajaran Rahayu, dan Indah adalah kelebihan Learning sebagai Teaching and
menyebabka konvensional Widyaningrum pembelajaran berikut: Learning
n peserta , yakni guru pembelajaran Contextual 1. Waktu yang 1) Guru
didik kelas II menjelaskan matematika dengan Teaching and diperlukan mengelompokk
mengalami dan murid model Contextual Learning. akan lama an siswa
kesulitan mendengarka Teaching And Learning 1. Pembelajara saat proses secara
dalam n (CTL) dapat n lebih bermakna pembelajaran heterogen.
2. Guru meningkatkan dan nyata. Kontekstual Dengan begitu
memahami
hanya kemampuan pemecahan Artinya siswa berlangsu akan ada
konsep menerapkan masalah matematika. dituntut untuk 2. Jika guru beberapa siswa
matematika metode Pembelajaran Contextual dapat memahami tidak dapat yang memiliki
materi ceramah Teaching And Learning suatu materi mengendalika kemampuan
pengukuran dilanjutkan (CTL) atau pengalaman n keadaan diatas anggota-
waktu. dengan adalah konsep belajar belajar di kelas, maka anggota
pemberian yang membantu guru sekolah dengan akan terjadi kelompoknya
tugas mengaitkan antara kehidupan nyata, kegaduhan yang akan
3. Peserta materi yang sehingga materi sehingga membimbing
didik tidak diajarkannya dengan yang dimilikinya kondisi kelas kelompok
diarahkan situasi dunia nyata. tidak hanya tersebut untuk
untuk Hal itu, mendorong berfungsi secara kurang dapat
berpikir siswa membuat fungsional, akan kondusif menemukan
kritis hubungan antara tetapi materi (https://www.st pengetahuan
pengetahuan yang yang dipelajari udocu.com/id/d tentang
dimilikinya dengan akan tertanam ocument/univers pemecahan
penerapannya dalam erat di memori itas-negeri- masalah yang
kehidupan sehari-hari. siswa. semarang/ilmu- tepat
Proses ini 2. Pembelajara pendidikan/kele 2) Guru harus
melibatkan tujuh n lebih produktif, bihan-dan- selalu
komponen utama tidak hanya kelemahan- memantau
pembelajaran efektif, terpusat pada ctl/46438536) kegiatan
yaitu: konstrutivisme guru. pembelajaran
(Constructivism), 3. Materi yang Kelemahan dapat
bertanya (Questioning), dipelajari dapat model memberikan
menemukan (Inquiri), ditemukan pembelajaran motivasi
komunitas belajar sendiri oleh problem solving kepada peserta
(Learning Community), siswa, bukan dari 1) Memerlukan didik agar
pemodelan (Modelling), hasil ceramah waktu yang dapat bekerja
dan penilaian guru. cukup banyak, dalam
sebenarnya 4. Adanya 2) Kemampuan kelompoknya
(Authentic Assessment), pembelajaran siswa dalam 3) Menciptakan
( Aqib, 2015). kontekstual memecahkan kondisi belajar
(https://media.neliti.com/me dapat masalah lebih
dia/publications/266890- menciptakan berbeda-beda menyenangkan
pembelajaran-matematika- suasana ada yang 4) Guru
menggunakan-mode-
6753c130.pdf)
pembelajaran sempurna dalam membimbing
yang bermakna. memecahkan peserta didik
Sintaks Model (https://www.studocu. masalah tetapi yang kurang
com/id/document/uni ada juga yang aktif agar lebih
Contextual Teaching and versitas-negeri-
Learning semarang/ilmu- kurang dalam aktif
1) Modelling pendidikan/kelebihan- memecahkan 5) Pemberian
dan-kelemahan- masalah. batasan waktu
(Pemusatan ctl/46438536)
perhatian, motivasi, dalam
https://callforpapers.u pemecahan
penyampaian Kelebihan Model ksw.edu/index.php/se
kompetensi-tujuan, mnas_hardiknas/sem masalah
Pembelajaran
pengarahan- nas_2018/paper/down
Problem Solving load/477/318
petunjuk, rambu- 1) Metode ini dapat Mengantisipasi
rambu, contoh); membuat Menurut kelemahan
2) Questioning pendidikan di Mulyani dan penerapan Model
(eksplorasi, sekolah menjadi Johar dalam Problem solving
membimbing, lebih relevan Singgih 1. Guru perlu
menuntun, dengan (2014:24) merencanakan
mengarahkan, kehidupan. Kekurangan pembelajaran
mengembangkan, 2) Proses belajar media benda secara baik,
generalisasi); mengajar konkret antara terstruktur,
3) Learning Community melalui lain dan
(seluruh siswa pemecahan 1.Memerlukan direncanakan
partisipatif dalam masalah dapat tambahan secara matang
belajar kelompok / membiasakan anggaran biaya 2. Guru
individual, para siswa pendidikan, memantau
mengerjakan); menghadapi dan 2. memerlukan kegiatan
4) Inquiry (identifikasi, memecahkan ruang dan pembelajaran
investigasi, masalah secara tempat yang agar peserta
menemukan); terampil. memadai jika didik dapat
5) Constructivism 3) Merangsang media tersebut menyelesaikan
(membangun pengembangan berukuran masalahpembe
pemahaman sendiri, kemampuan besar, lajaran
mengkonstruksi berpikir siswa 3.apabila media 3. Guru harus
konsep/aturan); secara kreatif yang selalu
6) Reflection (review, dan diperlukan memberikan
rangkuman, tindak menyeluruh. sulit didapat di motivasi agar
lanjut); 4) Metode Problem tempat peserta didik
7) Authentic Solving bukan tersebut, maka aktif dalam
Assessment hanya sekedar akan kegiatan
(penilaian proses metode menghambat pembelajaran
belajar, penilaian mengajar tetapi proses
objektif). juga merupakan pembelajaran, Mengantisipasi
(https://galerisd.id/sintaks- suatu metode 4.baik guru atau kelemahan
model-contextual-teaching-and- berpikir, sebab siswa harus penggunaan
learning/)
dalam mampu media konkret
5) Problem Solving menggunakan 1. Menyiasati
Hasil Wawancara Teman
dapat media dengan
Sejawat (Suharini, S.Pd.)
menggunakan penggunaan
 Pembelajaran masih metode-metode pembelajaran media
berpusat pada guru lainnya yang tersebut konkret yang
 Kurangnya dimulai dengan http://portalunivers terjangkau
itasquality.ac.id:555
memberikan latihan mencari data 55/267/4/BAB%20 2. Guru harus
penyelesaian soal sampai kepada II.pdf tepat dalam
HOTS menarik memilih
 Untuk melatih kesimpulan. media yang
(https://text- digunakan
keterampilan berpikir id.123dok.com/docu
kritis, penerapan ment/dzx51o34q- 3. Kerja sama
Contextual Teaching kelebihan-problem- antara guru
solving-kelemahan- dan peserta
And Learning (CTL) problem-solving-
mungkin bisa menjadi perolehan- didik sangat
alternatif penyelesaian konsep.html) diperlukan
masalah
Kelebihan media
Hasil Wawancara Teman konkret
Sejawat (Mulyaningsih, Kelebihan media
S.Pd.) benda
 Kesulitan belajar konkretdalam
matematika itu paling pembelajaran
utama disebabkan menurut
karena peserta didik Moedjiono
belum memahami Daryanto, 2013:
konsep yang bersifat 29, , yaitu
abstrak a. Memberikan
 Perlunya pemanfaatan pengalaman
media belajar konkret secara langsung.
untuk mengatasi b. Penyajian
kesulitan belajar secara konkret
peserta didik dan menghindari
 Keterkaitan antara verbalisme
materi yang diajarkan c. Dapat
dengan situasi dunia menunjukkan
nyata sangat obyek secara utuh
dibutuhkan untuk baik konstruksi
meningkatkan maupuan cara
pemahaman belajar. kerjanya.
d. Dapat
memperlihatkan
Kajian literatur struktur
Berdasarkan jurnal yang organisasi secara
disusun oleh Novi Dian jelas.
Juniarti dan Ndara e. Dapat
Tanggu Renda menunjukkan alur
Salah satu model suatu proses
pembelajaran yang secara jelas
dapat digunakan untuk
mengatasi kesulitan https://text-
id.123dok.com/documen
menyelesaikan t/myjr8dwpz-kelebihan-
persoalan matematika dan-kekurangan-media-
siswa yaitu model benda-konkret.html
pembelajaran Problem
Solving. Model Problem
Solving
yaitu model
pembelajaran yang
orientasinya adalah
melatih siswa dalam
memecahkan
masalah. Model ini
dapat diterapkan pada
pembelajaran
Matematika, mengingat
dalam
Matematika siswa sering
dihadapkan pada
permaslahan-
permasalahan yang
dikembangkan
dari konsep Matematika.
Selain itu, Matematika
juga dapat digunakan
dalam menyelesaikan
masalah yang terkait
dengan aktivitas sehari-
hari. Dalam aplikasinya
dibutuhkan kemampuan
untuk menerapkan
konsep-konsep
Matematika ke dalam
situasi yang berbeda,
hingga dapat
diterjemahkan kembali
dalam bentuk masalah
Matematika dan dicari
penyelesaiannya.
(https://ejournal.undiksha.ac.id
/index.php/JIPPG/article/downl
oad/16396/12298/30425)

Langkah – langkah
dalam metode Problem
Solving dimulai dari
1. Menyiapkan
isu/masalah yang
jelas untuk
dipecahkan
2. Menyajikan masalah
3. Mengumpulkan data
atau keterangan yang
dapat digunakan
untuk memecahkan
masalah tersebut
4. Merumuskan
hipotesis
5. Menguji hipotesis
6. Menyimpulkan.
(https://eprints.uny.ac.id/62
643/2/BAB%20II.pdf)
Hasil Wawancara Teman
Sejawat (Mulyaningsih,
S.Pd)
 Penerapan model
pembelajaran yang
belum tepat
 Peserta didik
terbiasa mengingat,
bukan menguasai
konsep
 Dibutuhkan kondisi
belajar yang
melibatkan peserta
didik berpikir kritis,
seperti penggunaan
Model pembelajaran
problem solving.

Hasil Wawancara Teman


sejawat (Tri Hidayati,
S.Pd.)
 Guru belum
menggunakan media
ajar yang tepat
 Penggunaan media
belajar konkret
diperlukan untuk
mengatasi kesulitan
belajar peserta didik,
misalnya dengan
membuat jam
analog.

Kajian literatur
Berdasarkan penelitian
yang dilakukan olah
Sukani, Hery Kresnadi,
Mastar Asran pada
Program Studi
Pendidikan Sekolah
Dasar FKIP UNTAN,
Pontianak bahwasanya
penggunaan media
konkret membawa
pengaruh yang positif
dalam pembelajaran
matematika dan dapat
meningkatkan
pemahaman konsep
siswa mengenai
pembelajaran.
Mutoharoh (2018)
menjelaskan media
konkret adalah alat yang
dijadikan sebagai
perantara atau
pengantar informasi
yang digunakan oleh
pengajar untuk
disampaikan kepada
siswa dengan
menggunakan alat yang
benar-benar nyata,
dapat dilihat, diraba,
dipegang, dan
digunakan oleh siswa

https://jurnal.untan.ac.id/index
.php/jpdpb/article/download/12
958/11736

Anda mungkin juga menyukai