Kolom (2) dan (3) Penyebab Masalah dan Kategori penyebab masalah. Kedua kolom ini merupakan penajaman dari tahap sebelumnya.
Kategorikan penyebab masalah yang sebelumnya telah diidentifikasi apakah lebih dekat ke materi, metode, atau media pembelajaran. Ketiganya
merupakan aspek yang paling memungkinkan untuk guru intervensi secara langsung dalam mengatasi permasalahan kelas/ lab/ bengkel.
Dua atau lebih permasalahan berbeda yang muncul ke permukaan saat observasi bisa jadi memiliki satu atau lebih sebab yang sama. Sebaliknya,
satu permasalahan dapat memiliki dua atau lebih penyebab. Sebagai contoh, dalam observasi pembelajaran Bahasa, mahasiswa PPG Dalam
Jabatan mengidentifikasi permasalahan: (a) Sejumlah besar siswa di kelas tidak mampu memahami isi bacaan yang disajikan (yang terlihat dari
ketidaktepatan menjawab pertanyaan LOTS terkait informasi umum dan rinci sebuah bacaan) dan (b) Sebagian siswa terlihat tidak bersemangat
saat belajar membaca (minat membaca kurang). Dua persoalan ini bisa jadi memiliki satu atau lebih penyebab yang sama, misalnya, pilihan
materi ajar (bahan bacaan) yang kurang relevan dengan level atau minat peserta didik. Kemungkinan lain, kedua persoalan tersebut muncul
karena pilihan metode pengajaran yang kurang sesuai untuk pembelajaran membaca.
Pada beberapa kasus, pernah ditemui seorang guru dalam kegiatan inti pelajaran Bahasa hanya membagikan teks bacaan dan meminta siswa
membacanya tanpa melakukan kegiatan pra membaca dan tidak pula memberikan panduan/ mengajarkan strategi pemahaman bacaan, sebelum
mengajukan seperangkat soal terkait bacaan. Dalam hal ini, guru tersebut melewatkan tahapan mengajar membaca sehingga hanya terfokus
melakukan asesmen membaca. Pada kasus demikian, maka pada penyebab masalah ada pada kategori materi dan/ atau metode pembelajaran.
Contoh lain, pada saat observasi kelas/ bengkel/ lab ditemukan persoalan: (a) siswa tidak dapat menyelesaikan tugas atau aktivitas sesuai alokasi
waktu dan (b) guru tidak sempat melakukan kegiatan penutup dengan baik karena waktu pembelajaran telah habis. Dalam kasus demikian, ada
kemungkinan jumlah materi atau aktivitas yang dirancang untuk disajikan dalam suatu sesi pembelajaran terlalu banyak atau kurang efisien.
Terdapat juga kemungkinan guru menggunakan media pembelajaran yang memakan cukup banyak waktu untuk persiapan dan
operasionalisasinya. Mahasiswa dapat merefleksi, manakah yang menjadi penyebab persoalan dan mencentang pada satu atau lebih kolom yang
relevan, dalam hal ini, kolom materi dan/atau media. (bisa lebih dari satu kolom, tergantung kondisi riil hasil observasi/ hasil refleksi identifikasi
masalah).
Ketajaman dalam melihat persoalan dan menganalisis penyebabnya menjadi kunci untuk langkah-langkah lanjutan dalam pengembangan
perangkat pembelajaran. Misalnya, persoalan-persoalan yang pada tataran permukaan tampak seperti persoalan terkait manajemen kelas dan
motivasi belajar, seperti terdapatnya siswa yang pasif atau kurang inisiatif dalam pembelajaran, siswa yang mendominasi diskusi, kerja
kelompok yang tidak berjalan baik, siswa yg duduk di baris belakang yang tidak fokus dan semacamnya boleh jadi berakar pada pilihan-pilihan
materi, metode/ aktivitas, atau media pembelajaran yang sesuai untuk setiap tahapan pembelajaran yang dirancang atau kurang terstruktur
dengan baik.
Jika dalam pembelajaran ditemui masalah yang menurut mahasiswa ikut dipengaruhi faktor di luar pembelajaran, misalnya terkait kecukupan
fasilitas, pendanaan, atau dukungan lingkungan dan orang tua, persoalan tersebut harus disikapi secara profesional. Misalnya jika siswa Fase A-
D tidak dapat memahami suatu konsep yang rumit dan guru melihat fasilitas pendukung berupa LCD proyektor dan laptop untuk menjelaskan
konsep tersebut tidak tersedia, maka perlu diingat bahwa ketidakpahaman siswa bukanlah disebabkan oleh ketiadaan fasilitas namun karena
mungkin kompleksitas konsep tersebut dan penyajiannya kurang sesuai dengan tahap perkembangan siswa. Maka ketidakpahaman siswa, bisa
jadi merupakan akibat penyajian materi atau pilihan metode penyajian yang kurang sesuai. Jika saja materi tersebut dibuat berjenjang,
disederhanakan, ditambah dengan gambar, realia, contoh, atau disajikan secara bertahap melalui aktivitas yang menarik, persoalan
ketidakpahaman akan konsep tersebut akan lebih memiliki potensi untuk dihindari. Sedangkan, penyediaan LCD proyektor dan laptop saja
belum tentu dapat mengatasi persoalan itu.
Kolom (4) Tuliskan 2-3 solusi yang sesuai dengan masalah dan penyebab masalah yang telah diidentifikasi. Misal, dari hasil refleksi diketahui
penyebab persoalan siswa yang tidak memperhatikan dalam pembelajaran Bahasa disebabkan oleh pilihan materi dan metode yang kurang sesuai
maka solusi yang mungkin dilakukan antara lain 1) mengganti teks bacaan sehingga sesuai dengan minat dan level siswa sehingga dapat memicu
rasa ingin tahu siswa. 2) Menerapkan metode KWL untuk memandu siswa memahami bacaan 3) memasukkan unsur permainan dalam metode
pembelajaran, atau 4) menyusun daftar pertanyaan pemahaman secara berjenjang serta teknik untuk bertanya yang memungkinkan semua
peserta dengan keberagaman tingkat kemampuan memiliki sense of success yang relatif sama.
Kolom (6), (7) dan (8) Buatlah evaluasi dari alternatif solusi. Tuliskan apa kekuatan dan kelemahan dari solusi tersebut. Untuk kelemahan yang
diidentifikasi, tuliskan mitigasi atau langkah apa yang dapat diambil untuk meminimalisir/ mengantisipasi kelemahan.
Masalah dalam Penyebab
Kategorisasi Masalah Alternatif Solusi Kelebihan Kekurangan Mitigasi
Pembelajaran Masalah
Tuliskan Tuliskanlah Renungkan, apakah Tuliskan 2-3 solusi Apakah Apakah Menurut Anda,
persoalan yang penajaman persoalan tersebut yang sesuai dengan kelebihan dari kelemahan apakah kelemahan
telah apa terkait dengan masalah dan setiap alternatif dari setiap tersebut dapat
diidentifikasi / penyebab pemilihan/ penyajian penyebab masalah solusi yang alternatif diantisipasi? Jika
ditentukan di setiap materi ajar, media, yang telah dipilih solusi yang bisa, bagaimana
tahap masalah metode pembelajaran, diidentifikasi. Solusi dipilih caranya?
sebelumnya. yang atau yang lain. Centang ini diperoleh dari
Fokuskan pada diidentifikasi pada kolom yang sesuai. hasil kajian literatur
persoalan terkait . dan wawancara
pembelajaran dengan sejawat /
mate metode/
media lainnya pakar
ri strategi
Rendahnya motivasi Guru kurang Kajian Literatur Kelebihan model Kelemahan Untuk mengatasi
belajar siswa melakukan problem based model problem kelemahan model
aktivitas belajar Salah satu upaya learning yaitu: based learning pembelajaran problem
meningkatkan motivasi yaitu: based learning guru
mengajar yang
belajar siswa adalah 1. Melatih siswa harus melakukan
mendorong dengan menerapkan dalam 1. Model ini persiapan yang matang
keaktifan siswa. model pembelajaran memecahkan membutuhkan dan menjelaskan
Problem Based Learning masalah. pembiasaan, secara detail sebelum
(PBL). Pada model 2. Membantu karena dalam pelaksanaan sehingga
problem based learning siswa dalam teknis siswa lebih memahami
pembelajaran dilakukan menerapkan pelaksanaanny masalah yang akan
dengan pemberian pengetahuann a yang rumit mereka hadapi,
masalah kepada siswa ya kehidupan dan peserta merangsang semangat
yang sesuai dengan sehari- hari. didik dituntut siswa, dan membuat
konteks lingkungan 3. Siswa akan untuk mereka percaya diri
dan kehidupan sehingga terbiasa dalam berkonsentrasi menyelesaiakan
memberikan pengalaman memecahkan dan memiliki masalah yang disajikan
yang dapat digunakan suatu daya kreasi
sebagai bahan atau permasalahan yang tinggi.
materi untuk dalam situasi 2. Persiapan
memperoleh pengertian nyata. proses
serta bisa dijadikan 4. Memiliki pembelajaran
pedoman dan pengetahuan membutuhkan
tujuan belajar baru melalui waktu yang
untuk meningkatkan aktivitas lama, hal ini
hasil belajar secara belajar siswa. karena sedapat
optimal. 5. Pada mungkin
Sejalan dengan teori pelaksanaan persoalan
menurut Arends (2008), pembelajaran yang ada
problem based learning siswa terlibat harus
merupakan model aktif dan dipecahkan
pembelajaran yang pembelajaran sampai tuntas,
menyuguhkan berbagai semakin agar
situasi bermasalah yang bermakna maknanya
autentik dan bermakna dengan tidak
kepada siswa, yang dapat bernalar kritis terpotong.
berfungsi sebagai batu 6. Siswa akan 3. Peserta didik
loncatan untuk terbiasa tidak dapat
investigasi dan berkolaborasi benar-benar
penyelidikan. Problem dan tahu apa yang
based learning menambah mungkin
membantu siswa pengetahuan penting bagi
untuk mengembangkan baru bagi mereka untuk
keterampilan proses siswa dipelajari,
sains dan keterampilan 7. Konsep terutama bagi
menyelesaikan masalah pembelajarann mereka yang
sehingga dapat ya sesuai tidak memiliki
meningkatkan motivasi dengan pengalaman
belajar siswa. kebutuhan sebelumnya.
siswa. 4. Guru merasa
Nurul Azmi, Asrizal, 8. Menjadikan kesulitasn
Fatni Mufit, 02 siswa sebagai menjadi
November 2021. Meta subyek dalam fasilator dan
Analisis: Pengaruh pembelajaran. mendorong
Model Problem Based 9. Belajar peserta didik
Learning Terhadap menganalisis untuk
Motivasi Belajar Dan masalah serta mengajukan
Keterampilan Proses mengembangk pertanyaan
Sains Fisika Siswa SMA. an rasa yang tepat
percaya diri. daripada
http://journal.ummat.ac.i 10. Mengembang menyerahkan
d/index.php/orbita/article kan minat dan solusi.
/view/5940/3373 motivasi
belajar siswa
Kajian Literatur Kelebihan model Kelemahan Untuk mengatasi
projek based model projek kelemahan model
Menurut Baran dan learning yaitu: based learning pembelajaran projek
Maskan (2010) bahwa yaitu: base learning guru
pembelajaran proyek 1. Meningkatkan bisa melakukan
secara umum dapat motivasi dan 1. PJBL memerl beberapa hal, antara
membuat siswa menjadi minat belajar ukan banyak lain:
lebih menikmati proses peserta didik. waktu yang 1. Memfasilitasi
pembelajaran yang 2. Meningkatkan mesti peserta didik
dilakukan, siswa menjadi kemampuan disediakan dalam persiapan
lebih aktif, serta dapat memecahkan untuk proyek yang akan
meningkatkan rasa masalah. menyelesaika dilaksanakan
percaya diri siswa. 3. Mendorong n 2. Membatasi waktu
peserta didik permasalahan peserta didik
Beberapa penelitian lebih aktif dan yang dalam
tentang pembelajaran berhasil kompleks menyelesaikan
sains yang menekankan memecahkan 2. Banyak orang proyek.
pada pemberian proyek masalah tua peserta
juga menunjukan hasil kompleks. didik yang 3. Meminimalisir
yang positif, terutama 4. Meningkatkan merasa biaya.
dalam meningkatkan daya dirugikan 4. Menyediakan
beberapa kemampuan kolaborasi. sebab peralatan
dan keterampilan dalam 5. Mendorong menambah sederhana yang
diri siswa. Menurut peserta didik biaya untuk terdapat di
Colley dan Kabba (2008), mengembangk memasuki lingkungan sekitar.
bahwa pembelajaran an dan sistem baru.
proyek dapat membantu mempraktikka 3. Banyak
meningkatkan n instruktur
pemahaman konsep sains keterampilan merasa
siswa. Selain itu, komunikasi. nyaman
pembelajaran yang 6. Meningkatkan dengan kelas
menekankan pada keterampilan tradisional
pemberian proyek dapat peserta didik sebab
meningkatkan berbagai dalam instruktur
keterampilan siswa, sikap mengelola memegang
siswa, dan pemahaman informasi peran utama
konsep fisika siswa 7. Memberikan di kelas.
(Yalcin, 2009; Hussain, pengalaman Tradisi ini
2011). pada peserta sulit bagi
didik tentang instruktur
Secara umum, pembelajaran yang kurang
pembelajaran sains yang dan praktik atau tidak
menggunakan metode dalam menguasai
pemberian proyek dapat mengorganisa teknologi.
meningkatkan beberapa si proyek 4. Banyaknya
keterampilan yang ada untuk peralatan
dalam diri siswa serta menyelesaikan yang harus
rasa ketertarikan siswa tugas. disediakan,
untuk mengikuti proses 8. Menyediakan 5. Ada beberapa
pembelajaran. pengalaman peserta didik
belajar yang yang kurang
Siswanto, Manurung melibatkan aktif dalam
I.F.U., Kamisani N., peserta didik kerja
Wulandari C., dengan kelompok.
Lumbantobing kompleks dan 6. Jika topik
S.S.,.2013. Scientific dirancang yang
Project Learning: berkembang diberikan
Bagaimana Model sesuai pada masing-
Pembelajaran Tersebut keadaan dunia masing
Meningkatkan nyata. kelompok
Keterampilan Proses 9. Membuat berbeda,
Sains Dan Motivasi suasana dikhawatirka
Siswa Terhadap Materi belajar yang n peserta
Fisika?. menyenangka didik tidak
https://osf.io/h3jnq/ n, sehingga memahami
peserta didik topik secara
maupun keseluruhan.
pendidik
menikmati
proses
pembelajaran.
Wawancara
Guru/Teman Sejawat
Untuk meningkatkatkan
motivasi belajar siswa
guru harus mau
mengembangkan diri,
menerapkan berbagai
model-model
pembelajaran yang bisa
mendorong aktifitas,
motivasi, serta keaktifan
siswa.
Untuk mendorong
aktifitas siswa dalam
pembelajaran guru bisa
menerapkan berbagai
cara seperti mengaitkan
materi yang sedang
dipelajari dengan
kehidupan sehari-hari,
mengajak siswa belajar
ke tempat-tempat di
mana ilmu fisika itu
diterapkan. Guru harus
mengembangkan diri
dalam hal teknologi
sesuai perkembangan
zaman agar mampu
menyajikan materi dalam
bentuk yang bervariasi
seperti gambar, animasi,
atau video.
Narasumber : Guru
Fisika SMAN 9 Mataram
a. I Made Narta
Widianta, S.Pd
b. Wildan Hidayat,
S.Pd
Wawancara Pakar
Untuk meningkatkatkan
motivasi belajar siswa
guru harus mau
mengembangkan diri,
menerapkan berbagai
model-model
pembelajaran yang bisa
mendorong aktifitas,
motivasi, serta keaktifan
siswa. Model-model
pembelajaran yang
diterapkan harus sesuai
dengan karakteristik
materi dan karakteristik
siswa. Guru harus
menyampaikan tujuan
pembelajaran dan
manfaat mempelajari
suatu materi. Guru harus
mau mengembangkan
dirinya terkait
kompetensinya agar
mampu memberikan
pelayanan terbaik bagi
siswa. Ada banyak cara
yang bisa dilakukan guru
untuk melayani siswa di
dalam kelas terkait
pembelajaran, salah
satunya dengan
menerapkan berbagai
model pembelajaran yang
bisa meningkatkan
motivasi belajar siswa,
seperti mengemas materi
dalam bentuk konten-
konten yang menarik,
membimbing siswa
dalam penyelidikan
terkait terjadinya suatu
fenomena, atau mungkin
bisa melibatkan siswa
dalam menyelesaikan
suatu proyek terkait
penerapan materi yang
telah disampaikan
sebelumnya. Dengan
demikian siswa akan
termotivasi dan senang
belajar fisika.
Narasumber :
a. Zul Hidayatullah,
M.Pd. Dosen Fisika
Universitas
Hamzanwadi
b. Linda Sekar Utami,
M.Pd. Dosen Fisika
Universitas
Muhammadiyah
Mataram.