Anda di halaman 1dari 9

LK 2.

1 Eksplorasi Alternatif Solusi


Nama : SUWARNI,S.Pd
Asal Institusi : SMAN 2 GOWA
Kelas : A. Bahasa Indonesia
Universitas ; Universitas Muhammadiyah Makassar

Masalah dalam
Penyebab Masalah Kategorisasi Masalah Alternatif Solusi Kelebihan Kekurangan Mitigasi
Pembelajaran

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)

Tuliskan persoalan yang Tuliskanlah penajaman Renungkan, apakah persoalan tersebut Tuliskan 2-3 solusi yang sesuai dengan Apakah kelebihan dari Apakah kelemahan dari Menurut Anda, apakah
telah diidentifikasi / apa penyebab setiap terkait dengan pemilihan/ penyajian materi masalah dan penyebab masalah yang setiap alternatif solusi yang setiap alternatif solusi kelemahan tersebut dapat
ditentukan di tahap masalah yang ajar, media, metode pembelajaran, atau telah diidentifikasi. Solusi ini diperoleh dipilih yang dipilih diantisipasi? Jika bisa,
sebelumnya. Fokuskan pada diidentifikasi. yang lain. Centang pada kolom yang dari hasil kajian literatur dan bagaimana caranya?
persoalan terkait sesuai. wawancara dengan sejawat / pakar
pembelajaran

metode/
materi media lainnya
strategi

Motivasi belajar peserta Metode pembelajaran √ 1. Problem Based Learning 1.Siswa lebih 1. Persiapan 1.Bisa diantisipasi
didik terhadap yang digunakan oleh Ira Ashari (2020) mengemukakan memahami pembelajaran dengan memberikan
pembelajaran Bahasa guru monoton bahwa Problem Based Learning konsep yang (alat, problem dan waktu dan
Indonesia masih rendah (PBL) merupakan pembelajaran diajarkan konsep) yang kesempantan
yang menghadapkan siswa pada sebab kompleks. mencari dan
masalah dunia nyata untuk mereka sendiri 2.Sulitnya mencari menyelesaikan suatu
memulai pembelajaran. Masalah yang menemukan permasalahan permasalahan yang
diberikan kepada siswa, sebelum konsep tersebut. yang relevan, dianggap sulit.
siswa mempelajari konsep atau 2.Melibatkan sering terjadi miss- 2.Memberikan
materi yang berkenaan dengan secara aktif konsepsi kesempatan kepada
masalah yang harus dipecahkan. memecahka masalah 3.Memerlukan waktu semua siswa untuk
Dengan demikian untuk dan menuntut yang cukup dapat berperan
memecahkan masalah tersebut keterampilan Panjang. dalam
siswa akan mengetahui bahwa berpikir siswa penyelesaian
mereka yang lebih tinggi. masalah.
membutuhkan pengetahuan baru 3.Pengetahuan tertanam
yang harusdipelajari untuk berdasarkan skemata
memecahkan masalah yang dimiliki oleh
yang diberikan. siswa sehingga
pembelajaran lebih
https://www.google.com/url? bermakna.
sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source= 4. Siswa dapat
web&cd=&cad=rja&uact=8&ved merasakan manfaat
= dari pembelajaran.
2ahUKEwivhteIz6r5AhUrTmwG 5.Menjadikan siswa
HWiFAN lebih mandiri dan
AQFnoECBEQAQ&url= dewasa.
https%3A%2F% 2Fdigilibadmin. 6. Pengkondisian siswa
unismuh.ac.id% 2Fupload dalam belajar
%2F13992-Full_Text.pdf&usg= kelompok yang saling
AOvVaw35wpF- berinteraksi terhadap
ExgC1QyY_RIoQn9 pembelajar.

2. Project Based Learning


Suharjo, dkk (2018) dalam 1. Meningkatkan 1. Pembelajaran 1.Bisa diantisipasi
penelitiannya yang berjudul motivasi belajar berbasis proyek dengan memberikan
“Pengaruh Model Project Based peserta didik untuk memerlukan waktu dan
Learning (PjBL) Terhadap belajar, mendorong banyak waktu kesempantan
Kemampuan Berpikir Tingkat kemampuan mereka yang harus mencari dan
Tinggi Ditinjau dari Motivasi untuk melakukan disediakan untuk menyelesaikan suatu
Berprestasi SiswaKelas IV pekerjaan penting, dan menyelesaikan permasalahan yang
Sekolah Dasar” menyatakan mereka perlu untuk permasalahan dianggap sulit.
bahwa pembelajaran berbasis dihargai. yang kompleks 2.Memberikan
proyek adalah model yang ideal 2.Meningkatkan 1.Banyak orang tua kesempatan kepada
untuk memenuhi tujuan kemampuan peserta didik yang semua siswa untuk
pendidikan abad ke- 21, karena pemecahan masalah. merasa dirugikan dapat berperan
melibatkan prinsip 4C yaitu 3.Membuat peserta didik karena menambah dalam
berpikir kritis, komunikasi, menjadi lebih aktif dan biaya untuk penyelesaian
kolaborasi dan kreativitas. Model berhasil memecahkan memasuki sistem masalah.
PjBL dapat mengkaitkan problem-problem baru.
kemampuan berpikir berpikir kompleks. 2. Banyak instruktur
tingkat tinggi siswa (Hayati, 4.Meningkatkan daya merasa nyaman
2016). Langkah-langkah (sintaks) kolaborasi. dengan kelas
pembelajaran berbasis proyek 5.Mendorong peserta tradisional, di mana
sebagaimana yang dikembangkan didik untuk instruktur
oleh The George Lucas mengembangkan dan memegang peran
Educational Foundation (2005) mempraktikkan utama di kelas. Ini
terdiri atas, (1) mengajukan keterampilan merupakan tradisi
pertanyaan esensial kepada siswa, komunikasi. yang sulit, terutama
(2) mendesain rencana proyek, (3) 6.Meningkatkan bagi instruktur yang
menyusun jadwal kegiatan, (4) keterampilan peserta kurang atau tidak
memonitoring aktivitas siswa, (5) didik dalam mengelola menguasai
menilai keberhasilan siswa, dan sumber. teknologi
(6) mengevaluasi pngalaman 7.Memberikan 3.Banyaknya
siswa. pengalaman kepada peralatan yang
peserta didik harus disediakan.
https://jurnal.unublitar.ac.id/ pembelajaran dan Oleh karena itu,
index.php/ praktik dalam disarankan untuk
briliant/article/view/187/pdf mengorganisasi menggunakan team
proyek, dan membuat teaching dalam
alokasi waktu dan pembelajaran.
sumber-sumber lain 4. Peserta didik
seperti perlengkapan memiliki
untuk kelemahan dalam
menyelesaikan tugas percobaan dan
7.Menyediakan pengumpulan
pengalaman belajar informasi akan
yang melibatkan mengalami
peserta didik secara kesulitan.
kompleks dan 5.Ada kemungkinan
dirancang untuk peserta didik yang
berkembang sesuai kurang aktif dalam
dengan dunia nyata. kerja kelompok.
8.Membuat suasana 6.Apabila topik yang
belajar menjadi diberikan pada
menyenangkan, masing-masing
sehingga peserta didik kelompok berbeda,
maupun pendidik dikhawatirkan
menikmati proses peserta didik tidak
pembelajaran memahami topik
secara
keseluruhan.

3.Model Student Teams 1.Setiap siswa 1.Berdasarkan 1.Bagi siswa ke dalam


Achievement Division (STAD) memiliki karakteristik kelompok kecil
Model pembelajaran ini bertujuan kesempatan STAD jika (biasanya 4-5 siswa
untuk menciptakan proses belajar untuk dibandingkan per kelompok)
aktif serta memungkinkan memberikan dengan dengan beragam
timbulnya sikap ketertarikan kontribusi yang pembelajaran kemampuan.
siswa untuk mengikuti kegiatan substansial konvensional 2.Tetapkan peran
belajar mengajar secara kepada (yang hanya dalam kelompok,
menyeluruh. kelompoknya, penyajian materi seperti pemimpin,
Memberikan kesempatan pada dan posisi dari guru), pencatat, pengecek
siswa untuk bertukar pendapat, anggota pembelajaran waktu, dan
menanggapi pemikiran siswa yang kelompok adalah menggunakan anggota tim.
lain, saling bekerja sama, setara model ini 3. Siapkan materi
menggunakan media yang ada, 2.Melatih siswa membutuhkan tugas atau proyek
akan dapat mengingat lebih lama dalam waktu yang relatif yang relevan dengan
mengenai suatu fakta, prosedur, mengembangkan lama, dengan topik yang sedang
definisi dan teori . aspek kecakapan memperhatikan dipelajari.
sosial di samping tiga langkah STAD
model Project Based Learning kecakapan yang menguras
mampu membantu siswa dalam kognitif waktu seperti
meningkatkan motivasi dan hasil 3.Dalam model ini, penyajian materi
belajar. siswa memiliki dari guru, kerja
dua bentuk kelompok dan tes
Septian, A., Agustina, D., & tanggung jawab individual/kuis.
Maghfirah, D. (2020). Model belajar. Yaitu 2.Model ini
pembelajaran kooperatif tipe belajar untuk memerlukan
student teams achievement dirinya sendiri kemampuan
division (STAD) untuk dan membantu khusus dari guru.
meningkatkan pemahaman konsep sesama anggota Guru dituntut
Bahasa Indonesia hema: Jurnal kelompok untuk sebagai fasilitator,
Pendidikan Bahasa indonesia, belajar mediator,
2(2), 10-22. 4.Dalam model ini, motivator dan
siswa saling evaluator
https://ejurnal.tekn membelajarkan 3.Kontribusi dari
okrat.ac.id/index.p sesama siswa siswa berprestasi
hp/jurnalmathema/ lainnya atau rendah menjadi
article/view/652 pembelajaran oleh kurang
rekan sebaya 4.Siswa berprestasi
(peerteaching) tinggi akan
yang lebih efektif mengarah pada
daripada kekecewaan karena
pembelajaran oleh peran anggota yang
guru pandai lebih
5.Prestasi dan hasil dominan
belajar yang baik 5 Membutuhkan
bisa didapatkan waktu yang lebih
oleh semua lama untuk siswa
anggota sehingga sulit
kelompok mencapai target
6.Adanya kurikulum
penghargaan dari
guru, sehingga
siswa lebih
termotivasi untuk
aktif dalam
pembelajaran.

3.Model Pembelajaran Team 1.Pembelajaran 1.Pembelajaran 1. Bagi siswa menjadi


Game Tournament (TGT) melibatkan model ini tim-tim kecil,
Model pembelajarann seluruh siswa membutuhkan biasanya terdiri dari
kooperatif memberi untuk dapat waktu yang relatif 3-4 orang. Pastikan
kesempatan kepada siswa berpartisipasi lebih lama setiap tim memiliki
untuk berinteraksi secara terbuka aktif, 2.Guru diharuskan kombinasi siswa
berinteraksi,dan untuk cerdas dalam yang beragam dalam
dan memberikan suasana yang menggunakan memilih materi hal kemampuan dan
menyenangkan pendapatnya. yang cocok dengan latar belakang
sehingga akan tercipta adanya 2. Meningkatkan model 2. permainan atau
ketergantungan positif, rasa percaya diri pembelajaran ini aktivitas yang
interaksi tatap muka, siswa 3.Memungkinkan relevan dengan
penilalaian individu, 3. Meningkatkan terjadinya materi pelajaran.
motivasi belajar kegaduhan jika Permainan ini harus
mengembangkan hubungan siswa guru tidak dapat menguji
antar kelompok, 4. Meningkatkan mengelola kelas pemahaman siswa
penerimaan terhadap teman pemahaman dengan baik dan mendorong
sekelas yang lemah kemampuan siswa terhadap 4.Tidak semua mereka untuk
akademiknya, serta meningkatkan suatu materi materi bekerja sama dalam
rasa harga diri dan kepercayaan tertentu pembelajaran bisa tim. Pastikan
diri (Anatri D., dkk, 2012). Salah 5. Menumbuhkan menerapkan permainan tersebut
satu contoh model pembelajaran rasa model ini adil
kooperatif adalah TGT (Teams kebersamaan
Games Tournaments). dan saling
Model pembelajaran TGT terdiri menghargai
dari lima langkah yaitu: tahap sesama anggota
penyajian kelas, belajar dalam kelompoknya
kelompok, permainan, 6. Menjadikan
pertandingan dan penghargaan siswa lebih
kelompok. Dalam model bersemangat
pembelajaran TGT, belajar dapat dalam mengikuti
dilakukan sambil bermain. pelajaran. Karena
erdasarkan analisis data diperoleh dalam
prosentase hasil belajar afektif pembelajaran
pada siklus I 58,94% dan pada ini, guru
siklus II meningkat menjadi menyajikan
90,06%. Hal ini menandakan sebuah
penerapan model pembelajaran penghargaan
TGT pada materi laju reaksi dapat pada siswa atau
terlaksana dengan baik. kelompok
Sugiata, I. W. (2018). terbaik.
Penerapan model pembelajaran 7.Menghidupkan
interaksi
team game tournament (tgt) antarsiswa
untuk meningkatkan maupun interaksi
hasil antara guru dan
belajar. Jurnal siswa sehingga
Pendidikan Indonesia, 2(2), pembelajaran
78-87. tidak
https://ejournal.un membosankan.
diksha.ac.id/index.
php/JPK/article/vi
ew/16618/9963

Berdasarkan hasil wawancara,


alternatif solusi:
1.Guru harus Mencari
tahu apa
saja kegiatan/metode
pembelajaran yang
sekiranya lebih tepat
dan dapat menarik
minat siswa dalam
mempelajari materi
tersebut sehingga
memudahkan peserta
didik dalam memahami
materi yang diberikan.
2. Guru harus
menggunakan
metode/model
pembelajaran yang
menarik dan
kontekstual.

Sulitnya menerapkan Guru tidak √ 1. Problem Based Learning 1.Siswa lebih 1.Persiapan 1.Bisa diantisipasi
pembiasaan literasi menvariasikan model Ira Ashari (2020) mengemukakan memahami pembelajaran dengan memberikan
peserta didik baik di pembelajaran dan bahwa Problem Based Learning konsep yang (alat, problem dan waktu dan
sekolah ataupun di tidak menggunakan (PBL) merupakan pembelajaran diajarkan konsep) yang kesempantan
rumah media yang sesuai. yang menghadapkan siswa pada sebab kompleks. mencari dan
masalah dunia nyata untuk mereka sendiri 2.Sulitnya mencari menyelesaikan suatu
memulai pembelajaran. Masalah yang menemukan permasalahan permasalahan yang
diberikan kepada siswa, sebelum konsep tersebut. yang relevan, dianggap sulit.
siswa mempelajari konsep atau 2.Melibatkan sering terjadi miss- 2.Memberikan
materi yang berkenaan dengan secara aktif konsepsi kesempatan kepada
masalah yang harus dipecahkan. memecahka masalah 3.Memerlukan waktu semua siswa untuk
Dengan demikian untuk dan menuntut yang cukup dapat berperan
memecahkan masalah tersebut keterampilan Panjang. dalam
siswa akan mengetahui bahwa berpikir siswa penyelesaian
mereka yang lebih tinggi. masalah.
membutuhkan pengetahuan baru 3.Pengetahuan tertanam
yang harusdipelajari untuk berdasarkan skemata
memecahkan masalah yang dimiliki oleh
yang diberikan. siswa sehingga
pembelajaran lebih
https://www.google.com/url? bermakna.
sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source= 4. Siswa dapat
web&cd=&cad=rja&uact=8&ved merasakan manfaat
= dari pembelajaran.
2ahUKEwivhteIz6r5AhUrTmwG 5.Menjadikan siswa
HWiFAN lebih mandiri dan
AQFnoECBEQAQ&url= dewasa.
https%3A%2F% 2Fdigilibadmin. 6. Pengkondisian siswa
unismuh.ac.id% 2Fupload dalam belajar
%2F13992-Full_Text.pdf&usg= kelompok yang saling
AOvVaw35wpF- berinteraksi terhadap
ExgC1QyY_RIoQn9 pembelajar.

Anda mungkin juga menyukai