Anda di halaman 1dari 9

LK 1.

3 Penentuan Penyebab Masalah


Nama : Muhammad , S.Pd.
Instansi : SMAN 1 Soromandi ,Kabupaten Bima Provinsi NTB
No Hasil eksplorasi penyebab Akar penyebab Analisis akar penyebab masalah Masalah
. masalah masalah terpilih yang
akan
diselesaikan
1 setelah dilakukan analisis  Siswa KAJIAN SECARA UMUM 1. Rendahnya
terhadap hasil kajian dan menganggap motivasi dan
wawancara serta dan bahwa fisika Mata pelajaran Fisika dipandang sebagai semangat
dikonfimasi melalui observasi adalah salah satu mata pelajaran yang sulit. Fisika belajar
pengamat secara langsung pelajaran yang merupakan kelompok mata pelajaran sains peserta didik
disekolah dapat diketahui sulit yang sarat dengan kegiatan eksperimen untuk pada mata
bahwa penyebab motivasi membuktikan suatu konsep. Oleh karena itu, pelajaran
belajar siswa rendah adalah kurikulum untuk mata pelajaran sains fisika.
 Metode mengajar sebaiknya:
guru kurang inovatif 1) mengarahkan guru dan siswa menuju 2. Guru
 Sarana pembelajaran proses penyelidikan (inkuiri) untuk menunjang masih
yang terbatas kinerja siswa dalam belajar sains; dan melaksanaka
 Siswa menganggap 2) dirancang dengan memuat kegiatan n
bahwa fisika adalah eksperimen atau observasi yang pembelajaran
pelajaran yang sulit menyenangkan bagi siswa. MOTS dan
 Siswa LOTS
mengemukakan Kajian Literatur
bahwa terkadang
pemanfaatan media 1. Glynn, Brickman, Armstrong, dan
pembelajaran kurang Taasoobshirazi (2011), motivasi
sesuai merupakan daya penggerak dari
dalam diri siswa untuk melakukan
aktivitas - aktivitas tertentu demi
mencapai suatu tujuan dalam belajar
Sains.
2. Busato, Prins, Elshout, dan Hamaker
(2000) menjelaskan hasil
penelitiannya tentang faktor-faktor
yang berpengaruh terhadap prestasi
belajar siswa meliputi kemampuan
intelektual siswa, gaya belajar siswa,
dan motivasi belajar siswa. Namun,
hasil penelitian menunjukkan bahwa
kemampuan intelektual dan motivasi
belajar berkorelasi positif terhadap
prestasi belajar.

file:///C:/Users/ASUS/Downloads/591-Article
%20Text-2898-2-10-20180724.pdf

2 setelah dilakukan analisis  Kurangnya KAJIAN SECARA UMUM


terhadap hasil kajian dan kolaborasi dan
wawancara serta dan komunikasi Dapat dikatakan bahwa tidak semua orang tua
dikonfimasi melalui observasi antara guru siswa terlibat dalam semua kegiatan di
pengamat secara langsung dan orang tua sekolah. Oleh karena itu, sekolah harus
disekolah dapat diketahui siswa terkait mampu mengambil langkah dan sikap.
bahwa pembelajaran.
hubungan antara komunikasi Langkah dan sikap tersebut terwujud dalam
antara wali kelas dengan upaya-upaya yang dilakukan oleh pihak
orang tua wali sangat sekolah agar kerjasama antara guru dan
terbatas orang tua dalam meningkatkan hasil belajar
siswa dapat tercapai. Adapun upaya-upaya
 Orang tua sibuk tersebut adalah sebagai berikut:
dengan pekerjaan 1. memberikan pelayanan yang terbaik
dan kurang kepada orang tua siswa. Upaya ini
memperhatikan anak dilakukan dengan merespon setiap
 Orang tua tidak orang tua yang datang dengan
mengetahui berbagai maksud dan tujuan. Pihak
perkembangan sekolah menyadari bahwa orang tua
anaknya dalam murid adalah pelanggan, yakni
pembelajaran konsumen dari jasa layanan
 Beberapa orang tua pendidikan yang ditawarkan oleh
tidak hadir saat sekolah. Oleh sebab itu, sekolah
diundang ke sekolah selalu berusaha memberikan rasa
dan susah untuk nyaman, baik kepada orang tua siswa
dihubungi jika ada maupun tamu yang datang
permasalah yang berkunjung, dengan sambutan yang
dialami anaknya ramah dan terbuka. Sekolah
 Jarak rumah dan menganggap orang tua sebagai
sekolah terlalu jauh keluarga yang hubungan keduanya
orang tua siswa dan tidak memiliki jarak. Selain itu,
tidak memiliki komunikasi yang dilakukan juga
kendara sangat ringan dan kekeluargaan
 Hubungan orang tua 2. menyamakan persepsi dan nilai-nilai
dengan siswa yang yang ditanamkan sekolah dengan
kurang harmonis nilai-nilai yang diajarkan orang tua
dengan melakukan komunikasi diawal
pertemuan dan memberikan
kesempatan kepada orang tua siswa
untuk terlibat. Sekolah telah
menanamkan nilai-nilai tertentu
kepada siswanya, akan tetapi nilai-
nilai tersebut tidak selaras dengan
kebiasaan yang dilakukan dirumah.
Contoh, di sekolah anak-anak
diajarkan shalat berjamaah, membaca
buku, menyapu kelas dan ditanamkan
pula agar membantu pekerjaan orang
tua di rumah. Namun, di rumah orang
tua tidak terbiasa shalat berjamaah,
bahkan membaca buku pun jarang.
Untuk menyamakan persepsi dan
mencegah hal tersebut agar tidak
terjadi, maka dilakukan komunikasi
diawal pertemuan

Kajian Literatur

1. Ki Hajar Dewantara menyebutkan


bahwa, ada tiga pusat pendidikan;
rumah tangga (keluarga), sekolah dan
masyarakat. Ketiganya saling terkait
antara satu dengan lainnya dan saling
melengkapi
2. Redja Mudyaharjo, yaitu pendidikan
merupakan usaha sadar yang
dilakukan oleh keluarga, masyarakat,
dan pemerintah, melalui kegiatan
bimbingan, pengajaran, dan atau
latihan yang berlangsung di sekolah
dan di luar sekolah untuk
mempersiapkan peserta didik agar
dapat memainkan peranan secara
tepat dalam berbagai lingkungan
hidup.

file:///C:/Users/ASUS/Downloads/397-
Article%20Text-663-1-10-
20220822%20(1).pdf

3 setelah dilakukan analisis  Guru belum Kompetensi


terhadap hasil kajian dan begitu pedagogik meliputi pemahaman guru
wawancara serta dan menguasai terhadap
dikonfimasi melalui observasi implementasi peserta didik, perancangan dan
pengamat secara langsung model pelaksanaan
disekolah dapat diketahui pembelajaran pembelajaran, evaluasi hasil belajar, dan
bahwa inovatif pada pe-
materi fisika ngembangan peserta didik untuk
 Guru tidak memiliki mengaktual-
waktu yang cukup isasikan berbagai potensi yang dimilikinya
untuk merancang (Kurniasih & Sani, 2014, p. 24).
pembelajaranyang Selain kompetensi, guru juga mengerah-
inovatif kan berbagai keterampilan dasar mengajar.
 Terbatasnya Menurut Wiyani (2013, p. 33) ada tujuh
pemahaman guru kete-
dalam menerapkan rampilan dasar mengajar yang harus
model-model dikuasai
pebelajaran guru, yaitu: (1) kemampuan bertanya; (2)
Terbatasnya kegiatan kete-
Guru dalam mengikuti rampilan memberi penguatan; (3)
pelatihan-pelatihan yang keterampilan
dapat menambah mengadakan variasi; (4) keterampilan
kemampuan dan menjelas-
pengalaman guru dalam kan; (5) keterampilan membuka dan
mengimplementasikan menutup
model-model pelajaran; (6) keterampilan membimbing
pembelajaran Inovat dis-
Terbatasnya kegiatan kusi; dan (7) keterampilan mengelola
Guru dalam mengikuti kelas.
pelatihan-pelatihan yang Kompetensi
dapat menambah pedagogik meliputi pemahaman guru
kemampuan dan terhadap
pengalaman guru dalam peserta didik, perancangan dan
mengimplementasikan pelaksanaan
model-model pembelajaran, evaluasi hasil belajar, dan
pembelajaran Inovat pe-
Terbatasnya kegiatan ngembangan peserta didik untuk
Guru dalam mengikuti mengaktual-
pelatihan-pelatihan yang isasikan berbagai potensi yang dimilikinya
dapat menambah (Kurniasih & Sani, 2014, p. 24).
kemampuan dan Selain kompetensi, guru juga mengerah-
pengalaman guru dalam kan berbagai keterampilan dasar mengajar.
mengimplementasikan Menurut Wiyani (2013, p. 33) ada tujuh
model-model kete-
pembelajaran Inovat rampilan dasar mengajar yang harus
 Terbatasnya kegiatan dikuasai
guru dalam mengikuti guru, yaitu: (1) kemampuan bertanya; (2)
pelatihan -pelatihan kete-
yang dapat rampilan memberi penguatan; (3)
menambah keterampilan
kemampuan dan mengadakan variasi; (4) keterampilan
pengalaman guru menjelas-
dalam kan; (5) keterampilan membuka dan
mengimplementasika menutup
n model -model pelajaran; (6) keterampilan membimbing
pembelajaran dis-
kusi; dan (7) keterampilan mengelola
kelas.
KAJIAN SECARA UMUM

Dalam kemampuan menguasai materi


pelajaran, guru selalu menyesuaikan materi
dengan kompetensi yang akan dicapai,
mengaitkan materi dengan pengetahuan lain,
perkembangan iptek, maupun kehidupan
nyata, serta selalu menyajikan materi secara
sistematis, yaitu dari mudah ke sulit, sehingga
indikator kemampuan guru penguasaan
materi pelajaran masuk kategori sangat baik

Kajian Literatur
Kompetensi
pedagogik meliputi pemahaman guru
terhadap
peserta didik, perancangan dan
pelaksanaan
pembelajaran, evaluasi hasil belajar, dan
pe-
ngembangan peserta didik untuk
mengaktual-
isasikan berbagai potensi yang dimilikinya
(Kurniasih & Sani, 2014, p. 24).
Selain kompetensi, guru juga mengerah-
kan berbagai keterampilan dasar mengajar.
Menurut Wiyani (2013, p. 33) ada tujuh
kete-
rampilan dasar mengajar yang harus
dikuasai
guru, yaitu: (1) kemampuan bertanya; (2)
kete-
rampilan memberi penguatan; (3)
keterampilan
mengadakan variasi; (4) keterampilan
menjelas-
kan; (5) keterampilan membuka dan
menutup
pelajaran; (6) keterampilan membimbing
dis-
kusi; dan (7) keterampilan mengelola
kelas.
Kompetensi
pedagogik meliputi pemahaman guru
terhadap
peserta didik, perancangan dan
pelaksanaan
pembelajaran, evaluasi hasil belajar, dan
pe-
ngembangan peserta didik untuk
mengaktual-
isasikan berbagai potensi yang dimilikinya
(Kurniasih & Sani, 2014, p. 24).
Selain kompetensi, guru juga mengerah-
kan berbagai keterampilan dasar mengajar.
Menurut Wiyani (2013, p. 33) ada tujuh
kete-
rampilan dasar mengajar yang harus
dikuasai
guru, yaitu: (1) kemampuan bertanya; (2)
kete-
rampilan memberi penguatan; (3)
keterampilan
mengadakan variasi; (4) keterampilan
menjelas-
kan; (5) keterampilan membuka dan
menutup
pelajaran; (6) keterampilan membimbing
dis-
kusi; dan (7) keterampilan mengelola
kelas.
Kompetensi
pedagogik meliputi pemahaman guru
terhadap
peserta didik, perancangan dan
pelaksanaan
pembelajaran, evaluasi hasil belajar, dan
pe-
ngembangan peserta didik untuk
mengaktual-
isasikan berbagai potensi yang dimilikinya
(Kurniasih & Sani, 2014, p. 24).
Selain kompetensi, guru juga mengerah-
kan berbagai keterampilan dasar mengajar.
Menurut Wiyani (2013, p. 33) ada tujuh
kete-
rampilan dasar mengajar yang harus
dikuasai
guru, yaitu: (1) kemampuan bertanya; (2)
kete-
rampilan memberi penguatan; (3)
keterampilan
mengadakan variasi; (4) keterampilan
menjelas-
kan; (5) keterampilan membuka dan
menutup
pelajaran; (6) keterampilan membimbing
dis-
kusi; dan (7) keterampilan mengelola
kelas.
1. Kompetensi pedagogik meliputi
pemahaman guru terhadap peserta
didik, perancangan dan pelaksanaan
pembelajaran, evaluasi hasil belajar,
dan pengembangan peserta didik
untuk mengaktualisasikan berbagai
potensi yang dimilikinya (Kurniasih &
Sani, 2014, p. 24).
2. Selain kompetensi, guru juga
mengerahkan berbagai keterampilan
dasar mengajar. Menurut Wiyani
(2013, p. 33) ada tujuh keterampilan
dasar mengajar yang harus dikuasai
guru, yaitu:
a) kemampuan bertanya;
b) keterampilan memberi penguatan;
c) keterampilan mengadakan variasi;
d) keterampilan menjelaskan;
e) keterampilan membuka dan menutup
pelajaran;
f) keterampilan membimbing diskusi;
dan
g) keterampilan mengelola kelas

4 setelah dilakukan analisis  Siswa belum KAJIAN SECARA UMUM


terhadap hasil kajian dan mampu
wawancara serta dan berfikir secara Pendidikan bertujuan untuk meningkatkan
dikonfimasi melalui observasi kritis dalam kualitas hidup pribadi manusia, baik pada
pengamat secara langsung suatu Sekolah Dasar, Menengah maupun
disekolah dapat diketahui pembelajaran Perguruan Tinggi. Salah satu tanda seorang
bahwa memiliki kualitas pribadi yaitu memiliki
kemampuan berpikir kritis.
 Kurangnya minat
belajar siswa Kajian Literatur
 siswa menganggap
bahwa fisika adalah 1. Jonhson (2002:186) menyatakan;
pelajaran yang sulit “proses berpikir kritis mengharuskan
 Belum konsisten keterbukaan pikiran, kerendahan hati,
menerapkan dan kesabaran.”
pembelajaran inovatif 2. Berpikir kritis (critical thinking) adalah
 siswa menganggap kemampuan dan kesediaan untuk
suasana belajar membuat penilaian terhadap sejumlah
terkadang pernyataan dan membuat keputusan
membosankan. objektif berdasarkan pada
 Kurang berlatih soal pertimbanganpertimbangan yang
HOTS yang sehat dan fakta-fakta yang
menyesuaikan mendukung, bukan berdasarkan
kemampuan analisis emosi atau anekdot (Wade dan
siswa. Tavris, 2008:7).

file:///C:/Users/ASUS/Downloads/1856-Article
%20Text-5248-1-10-20230428%20(1).pdf
3. Berpikir kritis merupakan upaya yang
gigih untuk menguji sesuatu yang
dipercaya kebenarannya atau
pengetahuan dengan bukti-bukti yang
mendukung sehingga lebih lanjut
dapat diambil kesimpulan yang
tepat(Yuli and Asmawati 2007).

file:///C:/Users/ASUS/Downloads/38412-
95183-1-SM.pdf

5 setelah dilakukan analisis  Guru kurang KAJIAN SECARA UMUM


terhadap hasil kajian dan maksimal
wawancara serta dan dalam Materi fisika tentunya harus diajarkan dengan
dikonfimasi melalui observasi memanfaatka model dan metode yang sesuai. Dalam hal ini,
pengamat secara langsung n media sebagian besar guru belum begitu menguasai
disekolah dapat diketahui pembelajaran tentang model-model pembelajaran serta
bahwa bagaimana penerapansintak model
pembelajaran inovatif dan sesuai karakteristik
 Guru belum mahir peserta didik dan karakteristik materi fisika.
dalam membuat PTT Pemilihan model pembelajaran yang tepat
dan video dapat meminimalisir permasalahan lain
pembelajaran misalnya dalam menumbuhkan motivasi,
 Guru tidak membangun pemahaman konsep peserta
memaksimalkan didik, dan menciptakan pembelajaran yang
pengunaan LCD menyenangkan dan menarik bagi peserta
proyektor yang ada didik.
disekolah
 Kurangnya pelatihan Kajian Literatur
yang didapat guru
menurut Sanjaya (2012, hlm.75) bahwa media
pembelajaran digunakan dan diarahkan untuk
mempermudah siswa belajar dalam upaya
memahami materi pelajaran. Dengan kata
lain, salah satu cara untuk meningkatkan
efektifitas siswa dalam belajar adalah dengan
bantuan media pembelajaran.

https://cls.ikipsiliwangi.ac.id/blog/
meningkatkan-minat-guru-dalam-
menggunakan-media-pembelajaran
Menurut Nurdiyansah (2019), media
pembelajaran merupakan sarana
pembelajaran yang digunakan sebagai
perantara dalam proses pembelajaran untuk
mempertinggi efektivitas dan efisiensi dalam
mencapai tujuan pembelajaran. Hal ini
menunjukkan bahwa efektivitas dan efisiensi
pembelajaran dapat dicapai, salah satunya,
dengan penggunaan media pembelajaran.

file:///C:/Users/ASUS/Downloads/8-Article
%20Text-220-1-10-20220331.pdf

Anda mungkin juga menyukai