Anda di halaman 1dari 11

Nama : Stefanus Dhery Prasetyo

No UKG : 201503343785

LK. 1.2 Eksplorasi Penyebab Masalah

Masalah yang Analisis eksplorasi


No Hasil eksplorasi penyebab masalah
diidentifikasi penyebab masalah
1 Motivasi belajar Hasil Kajian Litteratur Setelah dilakukan
peserta didik KL 1 : Jurnal Ilmiah analisis terhadap hasil
yang masih Menurut Siti Suprihatin dalam jurnal ilmiahnya kajian dan
rendah yang berjudul UPAYA GURU DALAM wawancara, serta
MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA dikonfirmasi melalui
menyimpulkan bahwa : observasi/
1. Motivasi dapat diartikan sebagai kekuatan pengamatan secara
seseorang yang dapat menimbulkan tingkat langsung di sekolah
kemauan dalam melaksanakan suatu kegiatan. dapat diketahui
Kemauan baik yang bersumber dari dalam diri bahwa penyebab
individu itu sendiri (motivasi intrinsik) maupun masalah motivasi
dari luar individu (motivasi ekstrinsik). belajar siswa rendah
Seberapa kuat motivasi yang dimiliki individu adalah:
akan banyak menentukan kualitas perilaku 1. Kesadaran peserta
yang ditampilkannya, baik dalam konteks didik akan
belajar, bekerja maupun dalam kehidupan pentingnya
lainnya. pembelajaran
2. Proses pembelajaran akan berhasil manakala masih rendah
siswa mempunyai motivasi dalam belajar. Oleh 2. Efek pandemi
karena itu, guru perlu menumbuhkan motivasi yang terjadi yang
belajar siswa. Untuk memperoleh hasil belajar menyebabkan
yang optimal, guru dituntut kreatif proses
membangkitkan motivasi belajar siswa. karena pembelajaran
dengan guru kreatif menjadikan siswa tergugah secara daring juga
dalam pembelajaran yang akan dialami siswa menjadi faktor
atau siswa yang sedang mengikuti proses penyebabnya
pembelajaran 3. Guru masih
Sumber : mengajar dengan
https://ojs.fkip.ummetro.ac.id/index.php/ekonomi metode
/article/view/144/115 konvensional

KL 2 : Jurnal Ilmiah
Menurut Nisa Puthree dkk dalam karya ilmiahnya
yang berjudul Analisis Faktor Penyebab
Rendahnya Motivasi Belajar Siswa Sekolah
Dasar selama Pembelajaran Daring menyatakan
dari hasil penelitian menunjukkan bahwa motivasi
belajar siswa rendah disebabkan oleh faktor
internal dan eksternal siswa.
1. Faktor internal siswa
a. meliputi kejenuhan
b. minat belajar
c. kesehatan fisik dan mental.
2. Faktor eksternal siswa
a. keadaan keluarga
b. lingkungan di rumah
c. sarana prasarana
Sumber :
https://jbasic.org/index.php/basicedu/article/vie
w/1279
Hasil Wawancara :
1. Dengan Ibu Yani Hendrajaya, M.Pd. selaku
guru matematika di SMP Kristen Kalam
Kudus Surakarta dan Guru Bersertifikasi
Pendidik menyatakan penyebab motivasi
belajar peserta didik yang rendah karena
peserta didik belum menyadari pentingnya
belajar, sehingga bagi beberapa peserta didik,
belajar masih merupakan suatu keterpaksaan
2. Dengan Bp. Gunowo, S.Si. selaku Kepala
Sekolah SMA Kristen Kalam Kudus
Sukoharjo menyatakan penyebab motivasi
belajar peserta didik yang rendah antara lain :
a. Efek pandemi 2 tahun yang menyebabkan
pembelajaran secara daring mempengaruhi
minat belajar anak
b. Ketertarikan peserta didik pada materi
rendah
c. Beban kurikulum yang besar,
menyebabkan peserta didik tidak bisa
menikmati waktu belajar
d. Guru kurang menanamkan pengertian
manfaat ilmu yang dipelajari dan minatnya
di bidang apa

3. Dengan Ibu Riana Setiadi, M.Pd. selaku


Direktur Pelaksana SKKK Surakarta dan
mantan Guru Matematika dan Kepala
Sekolah SMP Kristen Kalam Kudus
Surakarta menyatakan penyebab motivasi
belajar peserta didik yang rendah antara lain :
a. Belum adanya kesadaran peserta didik
akan pentingnya belajar
b. Dunia anak yang semakin kompleks,
dimana banyak sekali tawaran - tawaran
yang lebih menarik daripada belajar
c. Kemudahan - kemudahan hidup (kota)
atau kesulitan hidup (daerah) pun juga
mempengaruhi motivasi belajar peserta
didik

2 Rendahnya Hasil Kajian Litteratur Setelah dilakukan


literasi numerasi KL 1 : Jurnal Ilmiah analisis terhadap hasil
peserta didik Menurut Sri Ayu dkk dalam jurnal ilmiahnya yang kajian dan
dalam berjudul ANALISIS FAKTOR PENYEBAB wawancara, serta
menyelesaikan KESULITAN BELAJAR MATEMATIKA dikonfirmasi melalui
masalah menyatakan faktor penyebab kesulitan belajar observasi/
matematika matematika terdiri dari faktor internal dan pengamatan secara
langsung di sekolah
faktor eksternal.
dapat diketahui
1. Faktor Internal
bahwa penyebab
a. Kesehatan tubuh yang tidak optimal, rendahnya literasi
b. Cacat tubuh yaitu penglihatan yang numerasi peserta
lemah atau mata minus dan didik dalam
pendengaran yang kurang, menyelesaikan
c. Kecerdasan yang rendah, masalah matematika
d. Minat siswa pada pelajaran adalah:
matematika masih rendah, 1. Peserta didik belum
e. Motivasi siswa dalam pembelajaran dibiasakan untuk
matematika juga rendah. belajar membaca
2. Faktor Eksternal bermakna dan
a. Faktor lingkungan sekolah yaitu menganalisisnya
penggunaan media pembelajaran 2. Anggapan peserta
matematika yang kurang inovatif, tentang matematika
yang masih negatif
b. Faktor lingkungan keluarga adalah
atau stigma
orang tua kurang memperhatikan matematika yang
kegiatan belajar matematika siswa, sulit masih melekat
suasana di rumah kurang baik saat 3. Minat belajar
siswa belajar matematika, rendah
c. Faktor kegiatan dalam masyarakat menyebabkan
yaitu siswa yang terlalu banyak rendahnya literasi
aktivitas sehingga kegiatan belajar numerasi peserta
siswa menjadi terbengkalai, dan faktor didik
media massa yaitu pengaruh
penggunaan gadget dan TV.
Sumber :
https://scholar.archive.org/work/r6ul24ky5jco7a6
pbrfontq5m4/access/wayback/https://ojs.fkip.um
metro.ac.id/index.php/matematika/article/downlo
ad/3824/pdf

KL 2 : Jurnal Ilmiah
Menurut Arsi Daryani Putri Imran dkk dalam
jurnalnya yang berjudul Analisis Literasi
Matematik dan Keyakinan Matematik Siswa
SMA Negeri di Kota Kendari menyatakan faktor-
faktor yang mempengaruhi literasi yaitu
1. Pemahaman yang rendah terhadap literasi,
2. Siswa menunjukkan sikap kurang tertarik
terhadap pelajaran matematika;
3. Keyakinan matematika siswa tergolong
rendah; faktor-faktor yang mempengaruhi
keyakinan matematik yaitu
a. Siswa menganggap matematika
adalah pelajaran yang sulit,
membosankan serta pelajaran yang
kurang menarik;
b. Kemampuan literasi memiliki
hubungan yang signifikan dengan
keyakinan matematika;
c. Siswa dengan keyakinan matematik
tinggi memiliki kemampuan literasi
yang cukup, siswa dengan keyakinan
matematik sedang memiliki
kemampuan literasi berimbang antara
kategori cukup dan kurang, siswa
dengan keyakinan matematik rendah
memiliki kemampuan literasi yang
sangat kurang.
Sumber :
http://download.garuda.kemdikbud.go.id/article.p
hp?article=1189101&val=8479&title=Analisis%20Li
terasi%20Matematik%20dan%20Keyakinan%20Ma
tematik%20Siswa%20SMA%20Negeri%20di%20Kot
a%20Kendari
KL 3 : Jurnal Ilmiah
Menurut Nayla Ziva Salvia dkk dalam jurnal
ilmiahnya yang berjudul ANALISIS KEMAMPUAN
LITERASI NUMERASI PESERTA DIDIK DITINJAU
DARI KECEMASAN MATEMATIKA menyatakan
bahwa kecemasan matematika ini dapat
mempengaruhi kemampuan penyelesaian masalah
matematika dan kemampuan literasi numerasi
peserta didik dengan hubungan yang signifikan
negatif. Yang artinya bahwa kecemasan
matematika ini dapat mempengaruhi kemampuan
literasi numerasi peserta didik baik secara
langsung maupun tidak. Oleh karena itu untuk
meningkatkan kemampuan literasi numerasi
peserta didik diperlukan usaha untuk
mengurangi tingkat kecemasan matematikanya.
Sumber :
https://proceeding.unikal.ac.id/index.php/sandik
a/article/view/890/662

Hasil Wawancara :
1. Dengan Ibu Yani Hendrajaya, M.Pd. selaku
guru matematika di SMP Kristen Kalam
Kudus Surakarta dan Guru Bersertifikasi
Pendidik menyatakan penyebab rendahnya
literasi numerasi peserta didik dalam
menyelesaikan masalah matematika karena
peserta didik belum memiliki kebiasaan
membaca dan menemukan hal - hal yang
menarik ketika membaca

2. Dengan Bp. Gunowo, S.Si. selaku Kepala


Sekolah SMA Kristen Kalam Kudus
Sukoharjo menyatakan penyebab rendahnya
literasi numerasi peserta didik dalam
menyelesaikan masalah matematika antara
lain :
a. Berkaitan dengan minat belajar yang
rendah menyebabkan minat membaca
juga rendah
b. Pola soal dari jenjang sebelumnya belum
banyak soal yang mengarahkan peserta
didik untuk membaca lebih dari 700an
kata sangat jarang dan lebih sering bacaan
sedikit langsung menyimpulkan
c. Guru kurang melatih peserta didik untuk
menganalisis sebuah peristiwa yang
dinarasikan dalam alur yang panjang berisi
angka, tabel, grafik, kolom baris, dan
cenderung dihindari
d. Peserta didik belum terpola untuk
menganalisis logika berantai dalam segala
bidang mata pelajaran apapun
Karena asal SMP yang berbeda - beda yang
memiliki standar pencapaian anak di
jenjang sebelumnya yang berbeda - beda
(75 di sekolah A dan B berbeda
tingkatannya) serta kemampuan anak yang
berbeda - beda (heterogen) juga menjadi
penyebabnya
3. Dengan Ibu Riana Setiadi, M.Pd. selaku
Direktur Pelaksana SKKK Surakarta dan
mantan Guru Matematika dan Kepala
Sekolah SMP Kristen Kalam Kudus
Surakarta menyatakan penyebab rendahnya
literasi numerasi peserta didik dalam
menyelesaikan masalah matematika antara
lain :
a. Peserta didik hanya paham konsep tetapi
kurang mengerti terapan atau aplikasinya
seperti apa
b. Guru kurang “membumikan” matematika
dalam kehidupan sehari - hari
c. Kemampuan peserta didik dalam
berbahasa (menelaah teks) sedikit
kesulitan dalam menentukan makna dari
bacaan
d. Guru kurang memaksimalkan tutor sebaya

3 Hubungan guru Hasil Kajian Litteratur Setelah dilakukan


dengan orang KL 1 : Jurnal Ilmiah analisis terhadap hasil
tua peserta didik Menurut Ilfi Nur Diana dalam jurnal ilmiahnya kajian dan
terkait dengan yang berjudul KERJASAMA ORANG TUA DAN wawancara, serta
pelajaran masih GURU DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR dikonfirmasi melalui
terbatas PESERTA DIDIK DI KELOMPOK BERMAIN observasi/
MAMBAUL ULUM menyatakan antara lain : pengamatan secara
1. Bentuk kerjasama antara guru dan orang tua langsung di sekolah
dalam meningkatkan hasil belajar peserta didik dapat diketahui
yaitu parenting, komunikasi, volunteer, bahwa penyebab
keterlibatan orang tua pada pembelajaran anak masalah hubungan
di rumah, pengambilan keputusan dan guru dengan orang
kolaborasi dengan kelompok masyarakat. tua peserta didik yang
2. Hambatan hambatan yang terjadi disebabkan terbatas karena
oleh waktu, pandangan orang tua tentang paradigma atau
guru, rasa percaya diri orang tua masih rendah perspektif pemikiran
dan masih terbatasnya kemampuan dan orang tua yang masih
pemahaman guru dan orang tua tentang beranggapan bahwa
kerjasama. pendidikan
3. Upaya sekolah dalam mengatasi hambatan merupakan tanggung
meliputi: memberikan pemahaman kepada jawab sekolah
guru dan orang tua terkait kerjasama antara sedangkan orang tua
orang tua dan guru, melibatkan orang tua bertugas untuk
dalam perencanaan program dan metode yang mencari uang
tepat untuk berkomunikasi dengan orang tua.
Sumber :
https://ejournal.unesa.ac.id/index.php/jurnal-
pendidikan-luar-
sekolah/article/view/42383/36436

KL 2 : Jurnal Ilmiah
Menurut Nanat Fatah Natsir dkk dalam jurnal
ilmiahnya yang berjudul MUTU PENDIDIKAN:
KERJASAMA GURU DAN ORANG TUA
menyatakan bahwa perspektif pemikiran orang tua
inilah yang menyebabkan orang tua lebih fokus
bekerja dibandingkan mendidik, membimbing dan
mengajar anak. Sehingga akhirnya orang tua
melepas tanggung jawab mendidik dan diserahkan
sepenuhnya kepada guru di sekolah
Sumber : https://jurnal.ar-
raniry.ac.id/index.php/mudarrisuna/article/view/
3315

Hasil Wawancara :
1. Dengan Ibu Yani Hendrajaya, M.Pd. selaku
guru matematika di SMP Kristen Kalam
Kudus Surakarta dan Guru Bersertifikasi
Pendidik menyatakan penyebab masalah
hubungan guru dengan orang tua peserta didik
yang terbatas karena orangtua merasa hal - hal
yang berkaitan dengan pelajaran peserta didik
adalah tugas dan tanggung jawab guru
sepenuhnya, sehingga orang tua merasa tidak
perlu ikut terlibat

2. Dengan Bp. Gunowo, S.Si. selaku Kepala


Sekolah SMA Kristen Kalam Kudus
Sukoharjo menyatakan penyebab masalah
hubungan guru dengan orang tua peserta didik
yang terbatas antara lain :
a. Karena paradigma orang tua, kalau sudah
diserahkan sekolah maka masalah
pelajaran 100% tanggung jawab sekolah
orang tua bekerja mencari uang untuk
membiayainya
b. Orang tua kurang memperhatikan terlalu
detail bagaimana anak belajar di sekolah,
kesulitan anak, hanya memberikan les ke
peserta didik yang menyebabkan beban
peserta didik yang bertambah
c. Kurangnya keterbukaan antara peserta
didik dan orang tua berkaitan kegiatan di
sekolah

3. Dengan Ibu Riana Setiadi, M.Pd. selaku


Direktur Pelaksana SKKK Surakarta dan
mantan Guru Matematika dan Kepala
Sekolah SMP Kristen Kalam Kudus
Surakarta menyatakan penyebab masalah
hubungan guru dengan orang tua peserta didik
yang terbatas karena orang tua cenderung
memasrahkan pendidikan ke sekolah saja

4 Guru belum Hasil Kajian Litteratur Setelah dilakukan


memaksimalkan KL 1 : Jurnal Ilmiah analisis terhadap hasil
mengimplementa Menurut Nyayu Khodijah dalam jurnalnya yang kajian dan
sikan model - berjudul PROFESIONALISME GURU DALAM wawancara, serta
model PENERAPAN MODEL-MODEL PEMBELAJARAN dikonfirmasi melalui
pembelajaran INOVATIF PADA RINTISAN SEKOLAH observasi/
inovatif BERTARAF INTERNASIONAL menyatakan pengamatan secara
penyebab kurang maksimalnya guru dalam langsung di sekolah
mengimplementasikan model pembelajaran inovatif dapat diketahui
antara lain : bahwa penyebab
1. Profesionalisme guru dalam penerapan model- masalah guru belum
model pembelajaran inovatif masih belum memaksimalkan
sesuai harapan. Hal ini terlihat baik dari aspek mengimplementasi
pengetahuan maupun keterampilan sebagian model - model
guru yang masih rendah dalam menerapkan pembelajaran inovatif
model-model pembelajaran inovatif, adalah:
2. Ada dua faktor yang mempengaruhi penerapan 1. Guru sudah
model-model pembelajaran inovatif, yaitu merasa nyaman
rendahnya kualitas pelatihan/workshop yang dengan model
diikuti dan rendahnya komitmen dan motivasi pembelajaran yang
guru untuk menerapkan model-model sudah
pembelajaran inovatif. dilakukannya
Sumber : 2. Target materi yang
https://jurnalteknodik.kemdikbud.go.id/index.php harus diselesaikan
/jurnalteknodik/article/view/27 3. Kurang
konsistennya guru
KL 2 : Jurnal Ilmiah dalam
Menurut Agung Dias Krisbiono dkk dalam mengimplementasi
jurnalnya yang berjudul KEEFEKTIFAN kan pembelajaran
PENGGUNAAN MODEL SINEKTIK DAN MODEL yang inovatif
SIMULASI DALAM PEMBELAJARAN MENULIS 4. Kurangnya
TEKS DRAMA BERDASARKAN GAYA BELAJAR pelatihan yang
PADA PESERTA DIDIK KELAS XI SMA diikuti oleh guru
menyatakan bahwa selama ini proses yang berkaitan
pembelajaran menulis masih bersifat teoritis, dengan
lebih menonjolkan aspek pengetahuan dan pembelajaran yang
pemahaman saja, guru dalam menggunakan inovatif
model pembelajaran masih kurang maksimal,
sedangkan aspek praktik belum mendapatkan
perhatian guru.

Sumber :
https://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/seloka/article/
view/9870/6310

Hasil Wawancara :
1. Dengan Ibu Yani Hendrajaya, M.Pd. selaku
guru matematika di SMP Kristen Kalam
Kudus Surakarta dan Guru Bersertifikasi
Pendidik menyatakan penyebab guru belum
memaksimalkan mengimplementasi model -
model pembelajaran inovatif karena beberapa
guru belum mengerti dan belum mau
melaksanakan model pembelajaran inovatif
karena sudah nyaman dengan model
pembelajaran yang dilakukan

2. Dengan Bp. Gunowo, S.Si. selaku Kepala


Sekolah SMA Kristen Kalam Kudus
Sukoharjo menyatakan penyebab guru belum
memaksimalkan mengimplementasi model -
model pembelajaran inovatif antara lain :
a. Tuntutan perubahan yang dilakukan
dalam pembelajaran sangat cepat yang
menuntut semuanya berubah berbarengan
b. Target materi yang harus tuntas
terselesaikan dan berbarengan dengan
setiap kegiatan sekolah yang ada
c. Guru yang ditugaskan di lebih dari 1
jenjang yang harus mempersiapkan
perangkat pembelajaran yang ekstra
3. Dengan Ibu Riana Setiadi, M.Pd. selaku
Direktur Pelaksana SKKK Surakarta dan
mantan Guru Matematika dan Kepala
Sekolah SMP Kristen Kalam Kudus
Surakarta menyatakan penyebab guru belum
memaksimalkan mengimplementasi model -
model pembelajaran inovatif karena
a. Guru yang ada masih merupakan guru -
guru produk lama yang butuh waktu
untuk guru dapat memaksimalkan model
pembelajaran inovatif
b. Guru belum banyak mengikuti pelatihan
pembelajaran yang inovatif
c. Masih ada guru saat belajar dulu belum
menggunakan pembelajaran yang inovatif
sehingga masih terbawa ke cara
mengajarnya sekarang
d. Guru kurang wawasan dan kurang
konsisten dalam memakai model
pembelajaran inovatif

5 Peserta didik Hasil Kajian Litteratur Setelah dilakukan


belum mampu KL 1 : Jurnal Ilmiah analisis terhadap hasil
berpikir secara Menurut Fuaddilah Ali Sofyan dkk dalam jurnal kajian dan
kritis dalam ilmiahnya yang berjudul ANALISIS KESULITAN wawancara, serta
suatu BELAJAR MATEMATIKA BERBASIS HOTS PADA dikonfirmasi melalui
pembelajaran SISWA KELAS IV menyatakan bahwa faktor - observasi/
(Penyelesaian faktor penyebab siswa kesulitan belajar dalam pengamatan secara
masalah HOTS) penyelesaian soal HOTS yaitu langsung di sekolah
1. Kurangnya ketelitian dalam mengerjakan dapat diketahui
soal HOTS bahwa penyebab
2. Kurangnya kemampuan/kompetensi awal masalah peserta didik
peserta didik pada mata pelajaran belum mampu
matematika berpikir secara kritis
3. Proses pembelajaran yang dialami dalam suatu
kurang/belum maksimal pembelajaran
(penyelesaian masalah
4. Peserta didik kurang memahami soal
HOTS) adalah:
HOTS.
1. Kurangnya
Sumber : https://journal.uin-
pembiasaan
alauddin.ac.id/index.php/auladuna/article/view/115
kepada peserta
06
didik dalam
KL 2 : Jurnal Ilmiah menyelesaikan
Menurut Indri Kusdianti, Stepanus Sahala masalah -
Sitompul, Diah Mahmuda menyatakan dalam masalah yang
artikel penelitiannya yang berjudul ANALISIS mengarah ke
KEMAMPUAN PESERTA DIDIK DALAM HOTS
MENYELESAIKAN SOAL HOTS KELAS XI SMAN 2. Peserta didik
2 SUNGAI RAYA menyatakan faktor-faktor belum dibiasakan
penyebab kesulitan peserta didik dalam untuk belajar
menyelesaikan soal HOTS pada materi getaran membaca
harmonis antara lain: bermakna dan
1. Kesulitan memfokuskan masalah disebabkan menganalisisnya
peserta didik tidak atau salah menggambarkan masalahnya
skema atau gambar pada soal mengidentifikasi 3. Peserta didik tidak
konsep yang digunakan, mau repot
2. Kesulitan mendeskripsikan masalah dalam menyelesaikan
konsep fisika apabila peserta didik salah atau soal yang rumit
tidak menuliskan apa yang diketahui dan apa
yang ditanyakan pada soal
3. Kesulitan dalam merencanakan solusi
pemecahan masalah apabila peserta didik
salah atau tidak menuliskan persamaan yang
digunakan untuk menyelesaikan soal,
4. Kesulitan dalam melaksanakan rencana
pemecahan masalah apabila peserta didik
salah atau tidak mensubstitusikan nilai
kedalam persamaan yang digunakan, dan
5. Kesulitan dalam memeriksa dan mengevaluasi
jawaban apabila peserta didik tidak memeriksa
kelengkapan jawaban, tanda, satuan dan nilai.
Sumber :
https://jurnal.untan.ac.id/index.php/jpdpb/articl
e/view/33569

Hasil Wawancara :
1. Dengan Ibu Yani Hendrajaya, M.Pd. selaku
guru matematika di SMP Kristen Kalam
Kudus Surakarta dan Guru Bersertifikasi
Pendidik menyatakan penyebab masalah
peserta didik belum mampu berpikir secara
kritis dalam suatu pembelajaran (penyelesaian
masalah HOTS) karena beberapa peserta didik
'malas' menganalisa dan lebih memilih
'menghafal' jawaban sehingga ketika
mendapatkan permasalahan HOTS mereka
belum mampu berpikir secara kritis karena
tidak terbiasa menyelesaikan permasalahan
tersebut

2. Dengan Bp. Gunowo, S.Si. selaku Kepala


Sekolah SMA Kristen Kalam Kudus
Sukoharjo menyatakan penyebab masalah
peserta didik belum mampu berpikir secara
kritis dalam suatu pembelajaran (penyelesaian
masalah HOTS) antara lain :
a. Peserta didik hanya cenderung menghafal
rumus dan kurang paham bagaimana
pengaplikasiannya
b. Kurangnya pembiasaan dalam
menyelesaikan persoalan HOTS

3. Dengan Ibu Riana Setiadi, M.Pd. selaku


Direktur Pelaksana SKKK Surakarta dan
mantan Guru Matematika dan Kepala
Sekolah SMP Kristen Kalam Kudus
Surakarta menyatakan penyebab masalah
peserta didik belum mampu berpikir secara
kritis dalam suatu pembelajaran (penyelesaian
masalah HOTS) karena
a. Masih rendahnya pemahaman peserta
didik dalam literasi numerasi
b. Kurangnya pembiasaan peserta didik
untuk menyelesaikan masalah HOTS
6 Guru belum Hasil Kajian Litteratur Setelah dilakukan
memaksimalkan KL 1 : Jurnal Ilmiah analisis terhadap hasil
manfaat Menurut R. Ceha dkk dalam jurnal ilmiahnya yang kajian dan
teknologi dalam berjudul PENINGKATAN KEMAMPUAN GURU wawancara, serta
pembelajaran DALAM PEMANFAATAN TEKNOLOGI INFORMASI dikonfirmasi melalui
PADA KEGIATAN PEMBELAJARAN menyatakan observasi/
bahwa : pengamatan secara
1. Kemampuan guru dalam pemanfaatan IT atau langsung di sekolah
ICT untuk kegiatan pembelajaran belum dapat diketahui
merata bahwa penyebab
2. Adanya kesenjangan literasi TIK antar wilayah masalah guru belum
di satu sisi dan perkembangan internet yang memaksimalkan
juga membawa dampak negatif terhadap nilai manfaat teknologi
dan norma masyarakat sehingga perlu dalam pembelajaran
dilakukan upaya secara aktif dari semua adalah:
stakeholder sekolah dalam peningkatan 1. Kemauan dan
kualitas pembelajaran dengan memanfaatkan kemampuan guru
teknologi informasi dan komunikasi dalam
Sumber : memanfaatkan
https://ejournal.unisba.ac.id/index.php/ethos/art teknologi dalam
icle/view/1693 pembelajaran
masih rendah
KL 2 : Jurnal Ilmiah 2. Tidak semua guru
Menurut Sujoko dalam jurnal ilmiahnya yang sudah “melek”
berjudul Pemanfaatan Teknologi Informasi dan teknologi
Komunikasi sebagai Media Pembelajaran di SMP 3. Belum meratanya
Negeri 1 Geger Madiun menyatakan sarana prasarana
kendala dalam pemaksimalan teknologi ini antara yang ada
lain :
1. Belum semua ruang pembelajaran dilengkapi
dengan perangkat komputer dan LCD
2. Adanya guru yang kurang terampil
memanfaatkan TIK sebagai media
pembelajaran
3. Belum terbiasa menulis pada WEB sekolah,
serta belum memanfaatkan email yang dimiliki
sebagai media pembelajaran
Sumber :
https://ejournal.umm.ac.id/index.php/jkpp/articl
e/view/1511/1612

Hasil Wawancara :
1. Dengan Ibu Yani Hendrajaya, M.Pd. selaku
guru matematika di SMP Kristen Kalam
Kudus Surakarta dan Guru Bersertifikasi
Pendidik menyatakan penyebab masalah Guru
belum memaksimalkan manfaat teknologi
dalam pembelajaran karena beberapa guru
terlanjur terbiasa dengan model pembelajaran
lama, sehingga mengalami kesulitan dalam
mempelajari hal-hal yang baru, misalkan
kemajuan teknologi, sehingga perlu usaha
lebih untuk mendorong guru-guru supaya
lebih “melek” teknologi
2. Dengan Bp. Gunowo, S.Si. selaku Kepala
Sekolah SMA Kristen Kalam Kudus
Sukoharjo menyatakan penyebab masalah
Guru belum memaksimalkan manfaat
teknologi dalam pembelajaran antara lain :
a. Kemampuan guru dalam memanfaatkan
teknologi yang kurang merata, bagi guru
yang sudah melewati masa belajarnya
sedikit lambat dalam pemanfaatannya
(berkaitan dengan umur) sedangkan guru
muda lebih cepat belajar
b. Kemauan guru dalam menggunakan
teknologi
c. Sarana dan prasarananya yang kurang
memadai
d. Tuntutan kepada guru cukup banyak

3. Dengan Ibu Riana Setiadi, M.Pd. selaku


Direktur Pelaksana SKKK Surakarta dan
mantan Guru Matematika dan Kepala
Sekolah SMP Kristen Kalam Kudus
Surakarta menyatakan penyebab masalah
Guru belum memaksimalkan manfaat
teknologi dalam pembelajaran karena
a. Guru masih belum “melek” teknologi
b. Guru kurang terbuka untuk mau belajar
teknologi
c. Kemauan guru untuk menyiapkan
pembelajaran yang berbasis teknologi

Anda mungkin juga menyukai