No UKG : 201503343785
KL 2 : Jurnal Ilmiah
Menurut Nisa Puthree dkk dalam karya ilmiahnya
yang berjudul Analisis Faktor Penyebab
Rendahnya Motivasi Belajar Siswa Sekolah
Dasar selama Pembelajaran Daring menyatakan
dari hasil penelitian menunjukkan bahwa motivasi
belajar siswa rendah disebabkan oleh faktor
internal dan eksternal siswa.
1. Faktor internal siswa
a. meliputi kejenuhan
b. minat belajar
c. kesehatan fisik dan mental.
2. Faktor eksternal siswa
a. keadaan keluarga
b. lingkungan di rumah
c. sarana prasarana
Sumber :
https://jbasic.org/index.php/basicedu/article/vie
w/1279
Hasil Wawancara :
1. Dengan Ibu Yani Hendrajaya, M.Pd. selaku
guru matematika di SMP Kristen Kalam
Kudus Surakarta dan Guru Bersertifikasi
Pendidik menyatakan penyebab motivasi
belajar peserta didik yang rendah karena
peserta didik belum menyadari pentingnya
belajar, sehingga bagi beberapa peserta didik,
belajar masih merupakan suatu keterpaksaan
2. Dengan Bp. Gunowo, S.Si. selaku Kepala
Sekolah SMA Kristen Kalam Kudus
Sukoharjo menyatakan penyebab motivasi
belajar peserta didik yang rendah antara lain :
a. Efek pandemi 2 tahun yang menyebabkan
pembelajaran secara daring mempengaruhi
minat belajar anak
b. Ketertarikan peserta didik pada materi
rendah
c. Beban kurikulum yang besar,
menyebabkan peserta didik tidak bisa
menikmati waktu belajar
d. Guru kurang menanamkan pengertian
manfaat ilmu yang dipelajari dan minatnya
di bidang apa
KL 2 : Jurnal Ilmiah
Menurut Arsi Daryani Putri Imran dkk dalam
jurnalnya yang berjudul Analisis Literasi
Matematik dan Keyakinan Matematik Siswa
SMA Negeri di Kota Kendari menyatakan faktor-
faktor yang mempengaruhi literasi yaitu
1. Pemahaman yang rendah terhadap literasi,
2. Siswa menunjukkan sikap kurang tertarik
terhadap pelajaran matematika;
3. Keyakinan matematika siswa tergolong
rendah; faktor-faktor yang mempengaruhi
keyakinan matematik yaitu
a. Siswa menganggap matematika
adalah pelajaran yang sulit,
membosankan serta pelajaran yang
kurang menarik;
b. Kemampuan literasi memiliki
hubungan yang signifikan dengan
keyakinan matematika;
c. Siswa dengan keyakinan matematik
tinggi memiliki kemampuan literasi
yang cukup, siswa dengan keyakinan
matematik sedang memiliki
kemampuan literasi berimbang antara
kategori cukup dan kurang, siswa
dengan keyakinan matematik rendah
memiliki kemampuan literasi yang
sangat kurang.
Sumber :
http://download.garuda.kemdikbud.go.id/article.p
hp?article=1189101&val=8479&title=Analisis%20Li
terasi%20Matematik%20dan%20Keyakinan%20Ma
tematik%20Siswa%20SMA%20Negeri%20di%20Kot
a%20Kendari
KL 3 : Jurnal Ilmiah
Menurut Nayla Ziva Salvia dkk dalam jurnal
ilmiahnya yang berjudul ANALISIS KEMAMPUAN
LITERASI NUMERASI PESERTA DIDIK DITINJAU
DARI KECEMASAN MATEMATIKA menyatakan
bahwa kecemasan matematika ini dapat
mempengaruhi kemampuan penyelesaian masalah
matematika dan kemampuan literasi numerasi
peserta didik dengan hubungan yang signifikan
negatif. Yang artinya bahwa kecemasan
matematika ini dapat mempengaruhi kemampuan
literasi numerasi peserta didik baik secara
langsung maupun tidak. Oleh karena itu untuk
meningkatkan kemampuan literasi numerasi
peserta didik diperlukan usaha untuk
mengurangi tingkat kecemasan matematikanya.
Sumber :
https://proceeding.unikal.ac.id/index.php/sandik
a/article/view/890/662
Hasil Wawancara :
1. Dengan Ibu Yani Hendrajaya, M.Pd. selaku
guru matematika di SMP Kristen Kalam
Kudus Surakarta dan Guru Bersertifikasi
Pendidik menyatakan penyebab rendahnya
literasi numerasi peserta didik dalam
menyelesaikan masalah matematika karena
peserta didik belum memiliki kebiasaan
membaca dan menemukan hal - hal yang
menarik ketika membaca
KL 2 : Jurnal Ilmiah
Menurut Nanat Fatah Natsir dkk dalam jurnal
ilmiahnya yang berjudul MUTU PENDIDIKAN:
KERJASAMA GURU DAN ORANG TUA
menyatakan bahwa perspektif pemikiran orang tua
inilah yang menyebabkan orang tua lebih fokus
bekerja dibandingkan mendidik, membimbing dan
mengajar anak. Sehingga akhirnya orang tua
melepas tanggung jawab mendidik dan diserahkan
sepenuhnya kepada guru di sekolah
Sumber : https://jurnal.ar-
raniry.ac.id/index.php/mudarrisuna/article/view/
3315
Hasil Wawancara :
1. Dengan Ibu Yani Hendrajaya, M.Pd. selaku
guru matematika di SMP Kristen Kalam
Kudus Surakarta dan Guru Bersertifikasi
Pendidik menyatakan penyebab masalah
hubungan guru dengan orang tua peserta didik
yang terbatas karena orangtua merasa hal - hal
yang berkaitan dengan pelajaran peserta didik
adalah tugas dan tanggung jawab guru
sepenuhnya, sehingga orang tua merasa tidak
perlu ikut terlibat
Sumber :
https://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/seloka/article/
view/9870/6310
Hasil Wawancara :
1. Dengan Ibu Yani Hendrajaya, M.Pd. selaku
guru matematika di SMP Kristen Kalam
Kudus Surakarta dan Guru Bersertifikasi
Pendidik menyatakan penyebab guru belum
memaksimalkan mengimplementasi model -
model pembelajaran inovatif karena beberapa
guru belum mengerti dan belum mau
melaksanakan model pembelajaran inovatif
karena sudah nyaman dengan model
pembelajaran yang dilakukan
Hasil Wawancara :
1. Dengan Ibu Yani Hendrajaya, M.Pd. selaku
guru matematika di SMP Kristen Kalam
Kudus Surakarta dan Guru Bersertifikasi
Pendidik menyatakan penyebab masalah
peserta didik belum mampu berpikir secara
kritis dalam suatu pembelajaran (penyelesaian
masalah HOTS) karena beberapa peserta didik
'malas' menganalisa dan lebih memilih
'menghafal' jawaban sehingga ketika
mendapatkan permasalahan HOTS mereka
belum mampu berpikir secara kritis karena
tidak terbiasa menyelesaikan permasalahan
tersebut
Hasil Wawancara :
1. Dengan Ibu Yani Hendrajaya, M.Pd. selaku
guru matematika di SMP Kristen Kalam
Kudus Surakarta dan Guru Bersertifikasi
Pendidik menyatakan penyebab masalah Guru
belum memaksimalkan manfaat teknologi
dalam pembelajaran karena beberapa guru
terlanjur terbiasa dengan model pembelajaran
lama, sehingga mengalami kesulitan dalam
mempelajari hal-hal yang baru, misalkan
kemajuan teknologi, sehingga perlu usaha
lebih untuk mendorong guru-guru supaya
lebih “melek” teknologi
2. Dengan Bp. Gunowo, S.Si. selaku Kepala
Sekolah SMA Kristen Kalam Kudus
Sukoharjo menyatakan penyebab masalah
Guru belum memaksimalkan manfaat
teknologi dalam pembelajaran antara lain :
a. Kemampuan guru dalam memanfaatkan
teknologi yang kurang merata, bagi guru
yang sudah melewati masa belajarnya
sedikit lambat dalam pemanfaatannya
(berkaitan dengan umur) sedangkan guru
muda lebih cepat belajar
b. Kemauan guru dalam menggunakan
teknologi
c. Sarana dan prasarananya yang kurang
memadai
d. Tuntutan kepada guru cukup banyak