Anda di halaman 1dari 9

1

PENDEKATAN LINGKUNGAN
DAN PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA
DI KELAS VI SEKOLAH DASAR
Oleh : Fahrudi
SDN Keliling Benteng Tengah
Jl. Swadiri RT 03 Desa Keliling Benteng Tengah Martapura Barat Kabupaten Banjar 70618
Email : fahrudi.asmuni@gmail.com

Abstrak

Rendahnya nilai mata pelajaran IPA sebagian besar diduga karena guru hanya menggunakan kelas
sebagai satu-satunya lingkungan belajar serta menggunakan pendekatan konvensional, sehingga siswa
kurang tertarik dan merasa materi yang diajarkan kurang bermakna bagi mereka. Penggunaan
pendekatan lingkungan dapat meningkatkan kemampuan guru mengajar dan motivasi siswa belajar
sehingga berimbas pada peningkatan hasil belajar IPA materi Perkembangbiakan Makhluk Hidup di
Kelas VI Sekolah Dasar. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan kemampuan guru
mengajar dan hasil belajar siswa menggunakan pendekatan lingkungan dalam pelaksanaan
pembelajaran. Metode dalam penelitian ini adalah metode observasi terhadap kegiatan pembelajaran
saat dilakukan tindakan kelas. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan pendekatan
lingkungan dapat meningkatkan kegiatan guru mengajar dan hasil belajar siswa. Berdasarkan hasil
penelitian hendaknya guru dalam mengajarkan materi perkembangbiakan makhluk hidup
menggunakan pendekatan lingkungan dalam proses pembelajaran.

Kata Kunci : Pendekatan Lingkungan, Hasil Belajar IPA

Abstract
The low value of science subjects is mostly suspected because the teacher only uses the class as the
only learning environment and uses a conventional approach, so students are less interested and feel
the material being taught is less meaningful to them. The use of an environmental approach can
improve the ability of teachers to teach and the motivation of students to learn so that it impacts on
improving the learning outcomes of science materials for the proliferation of living things in Class VI
of Elementary School. This study aims to determine the increase in the ability of teachers to teach and
student learning outcomes using an environmental approach in the implementation of learning. The
method in this study is the method of observation of learning activities when classroom action is taken.
The results of the study indicate that the use of an environmental approach can improve teacher
teaching activities and student learning outcomes. Based on the results of the study, the teacher should
teach the material to reproduce living things using the environmental approach in the learning
process.

Keywords: Environmental Approach, Science Learning Outcomes


2

Pendahuluan keharusan, karena dengan menguasai asas-asas


mengajar ini akan dapat membantu guru dalam
Minat dan motivasi belajar siswa sangat
meningkatkan dan mengembangkan praktek
mempengaruhi hasil belajar. Siswa dengan
pengajaran di kelas untuk tercapainya tujuan
minat belajar yang rendah sangatlah
pengajaran yang diharapkan.
memungkinkan akan menghasilkan hasil belajar
Proses kegiatan belajar oleh guru dan
yang rendah pula. Rendahnya minat belajar
siswa merupakan kegiatan yang paling pokok
siswa tersebut banyak dipengaruhi oleh cara
dalam keseluruhan proses pendidikan di
mengajar guru yang masih menggunakan sistem
sekolah. Hal ini berarti bahwa berhasil tidaknya
pengajaran konvensional dengan hanya
pencapaian tujuan pendidikan dengan indikator
menggunakan metode ceramah, tanya jawab
berupa hasil belajar disetiap berakhirnya suatu
dan pemberian tugas semata.
pembelajaran sangat tergantung pada proses
Terlebih jika anak disajikan mata
belajar yang dialami oleh siswa sebagai peserta
pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) yang
didik (Arianto, Sam, 2008:p3 ).
didefinisikan sebagai kumpulan pengetahuan
Hasil belajar lebih identik dengan
yang tersusun secara terbimbing. Hal ini sejalan
prestasi belajar yang secara umum dipandang
dengan kurikulum KTSP (Depdiknas, 2006)
sebagai perwujudan nilai-nilai yang diperoleh
bahwa “IPA berhubungan dengan cara mencari
siswa melalui proses belajar mengajar. Hasil
tahu tentang alam secara sistematis, sehingga
belajar adalah penguasaan yang dicapai oleh
bukan hanya penguasaan kumpulan
siswa dalam mengikuti program belajar
pengetahuan yang berupa fakta, konsep, atau
mengajar sesuai dengan tujuan pendidikan yang
prinsipsaja tetapi juga merupakan suatu proses
telah ditetapkan. Menurut Winkel yang dikutip
penemuan”.
oleh Poritas (1999 ; 5) dikutip oleh Yasin
Pelajaran IPA pada hakikatnya
Setiawan (2008) bahwa prestasi belajar adalah
merupakan ilmu yang bersifat empirik dan
bukti usaha yang telah dicapai. Dengan
membahas tentang fakta serta gejala alam. demikian prestasi merupakan hasil yang telah
Fakta dan gejala alam tersebut menjadikan dicapai seseorang setelah ia melakukan suatu
pembelajaran IPA tidak hanya verbal tetapi kegiatan.
juga faktual. Hal ini menunjukkan bahwa, Siswa Sekolah Dasar (SD) cukup
hakikat IPA sebagai proses diperlukan untuk mengalami kesulitan dalam menyelesaikan
menciptakan pembelajaran IPA yang empirik materi bangun ruang, terutama materi jaring-
dan faktual. Hakikat IPA sebagai proses jaring bangun ruang sederhana. Hal itu terlihat
diwujudkan dengan melaksanakan dari hasil belajar siswa di akhir pembelajaran,
pembelajaran yang melatih ketrampilan proses yang masih rendah terlihat dengan masih ada
bagaimana cara produk sains ditemukan beberapa orang siswa yang belum mampu
(Depdiknas, 2006). menuntaskan materi tersebut.
Hal tersebut di atas menunjukkan bahwa Kesulitan yang dihadapi oleh siswa
proses pembelajaran IPA lebih banyak dalam menyelesaikan materi perkembangbiakan
bersentuhan dengan alam yang kebanyakan tumbuhan adalah sulitnya mereka menjelaskan
berada di luar kelas. Syah M (1999:64) dikutip dan mempraktikkan cara perbanyakan
oleh Habiba,M.(2010:p1) menyatakan bahwa tumbuhan secara generatif maupun secara
kegiatan belajar pada hakekatnya adalah suatu vegetatif yang di duga disebabkan oleh
interaksi antara individu dengan lingkungan. strategi/metode pembelajaran yang digunakan
Lingkungan menyediakan rangsangan guru belum tepat, karenanya cara yang dapat
(stimulus) terhadap individu dan sebaliknya dilakukan untuk mengatasi kesulitan siswa
individu memberikan respons terhadap tersebut diperlukan adanya upaya guru dalam
lingkungan. menggunakan metode mengajar yang dapat
Berkaitan dengan pentingnya lingkungan memenuhi tuntutan kebutuhan murid dalam
dalam pengajaran, ada suatu asas dalam belajar sesuai dengan tahap perkembangan
pengajaran yaitu asas-asas didaktik atau asas- kejiwaannya. Guru dituntut untuk
asas mengajar yang disebut dengan asas menggunakan metode dan cara mengajar yang
lingkungan, yaitu suatu asas yang mengaitkan bervariasi tidak hanya ceramah saja, tetapi juga
pengajaran dengan lingkungan anak. Bagi metode-metode lainnya seperti metode
seorang guru menguasai asas-asas mengajar pembelajaran yang lebih menekankan pada
adalah sangat penting dan merupakan suatu
3

pembelajaran aktif, kreatif, efektif dan 3. Merumuskan cara belajar yang harus
menyenangkan. dilakukan siswa, seperti mencatat apa yang
Salah satu metode pembelajaran yang terjadi, mengamati proses dan lain – lain.
lebih menekankan pada pembelajaran aktif, a. Menunjukkan tumbuhan vegetatif.
kreatif, efektif dan menyenangkan yang sesuai
dengan karakteristik belajar siswa adalah
penggunaan lingkungan nyata di luar kelas
sebagai sumber belajar mereka.
Pendekatan lingkungan merupakan suatu
pendekatan pembelajaran yang berusaha untuk
meningkatkan keterlibatan peserta didik melalui
pendayagunaan lingkungan sebagai sumber Tunas
belajar. Pendekatan ini berasumsi bahwa
kegiatan pembelajaran akan menarik perhatian
peserta didik jika apa yang dipelajari diangkat
dari lingkungan, sehingga apa yang dipelajari
berhubungan dengan kehidupan dan berfaidah
bagi lingkungannya (Mulyasa,2010:p101).
Pembelajaran dalam pendekatan
lingkungan, disusun sekitar hubungan dan Rhizoma
faidah lingkungan bagi materi pembelajaran. Isi
dan prosedur disusun sehingga mempunyai b. Praktik perbanyakan tumbuhan
makna dan ada hubungannya antara peserta
didik dengan lingkungannya. Pengetahuan yang
diberikan harus memberi jalan keluar bagi
peserta didik dalam menanggapi
lingkungannya. Pemilihan materi seyogyanya
ditentukan oleh kebutuhan peserta didik.
Belajar dengan pendekatan lingkungan
berarti peserta didik mendapatkan pengetahuan Cangkok
dan pemahaman dengan cara mengamati sendiri
apa – apa yang ada di lingkungan sekitar, baik
yang ada di lingkungan rumah maupun di
lingkungan sekitar sekolah
(Mulyasa,2010:p101).
Pembelajaran berdasarkan pendekatan
lingkungan dapat dilakukan dengan dua cara
yaitu: Stek
1. Membawa peserta didik ke lingkungan c. Menunjukkan perkembangbiakan
untuk kepentingan pembelajaran. Hal ini generatif.
bisa dilakukan dengan metode karyawisata,
metode pemberian tugas, dan lain – lain.
2. Membawa sumber – sumber dari lingkungan
ke sekolah (kelas) untuk kepentingan
pembelajaran. Sumber tersebut bisa sumber
asli, seperti nara sumber, bisa juga sumber
tiruan, seperti model, dan gambar
(Mulyasa,2010:p102).
Sintak pembelajaran yang dilakukan
dalam mengajarkan materi perkembangbiakan
makhluk hidup terutama saat dilakukan
tindakan sebagai berikut:
1. Menentukan tujuan pembelajaran yang
dicapai siswa.
2. Menentukan objek yang akan dipelajari.
4

4. Menyiapkan tata tertib yang harus ditaati Subjek Penelitian


siswa saat pelaksanaan, perlengkapan yang
Subjek penelitian pada penelitian ini
harus dibawa, dan alat atau instrumen yang
adalah siswa kelas VI A SDN Indrasari 2
harus digunakan.
Martapura yang berjumlah 21 orang dengan 10
5. Tindak lanjut hasil kegiatan yang bisa
orang laki-laki dan 11 orang perempuan.
dilakukan di dalam kelas.
Subjek penelitian dipilih kelas
(Gazalli, A.2010:p11)
VI A SDN Indrasari 2 Martapura dengan
Penggunaan lingkungan sebagai sumber pertimbangan bahwa merupakan kelas sendiri
belajar dengan sintak yang benar akan dapat tempat peneliti mengajar sehingga peneliti
membantu menumbuhkan minat belajar dan benar-benar sudah paham tentang karakteristik
dapat membantu mempermudah siswa dalam siswa sebagai subjek penelitian, serta peneliti
memahami materi perkembangbiakan makhluk tidak perlu meninggalkan sekolah untuk
hidup tumbuhan, yang pada akhirnya akan melakukan penelitian di sekolah lain yang akan
mempengaruhi aktivitas guru dalam mengganggu proses belajar mengajar siswa di
menyampaikan materi pelajaran pada siswa – dalam kelas.
siswanya, serta mampu meningkatkan hasil
Prosedur
belajar siswa. Disisi lain melalui penggunaan
lingkungan sebagai sumber belajar akan Prosedur atau langkah – langkah yang
menumbuhkan sikap dan karakter cinta dilakukan dalam penelitian ini sebagai beikut:
terhadap lingkungan sekitar. 1. Perencanaan / Persiapan
Permasalahan dalam penelitian ini adalah 2. Implementasi (Tindakan)
apakah penggunaan lingkungan sebagai sumber 3. Observasi dan Evaluasi
belajar dapat meningkatkan aktivitas mengajar 4. Refleksi
guru dan mampu meningkatkan hasil belajar Hasil refleksi akan menjadi pijakan pada
materi perkembangbiakan tumbuhan di kelas VI siklus berikutnya.
A SDN Indrasari 2 Martapura.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk Data, Instrumen, dan Teknik Pengumpulan
meningkatkan aktivitas mengajar guru dan hasil Data
belajar siswa materi perkembangbiakan 1. Data
tumbuhan menggunakan pendekatan Jenis data yang disajikan dalam penelitian
lingkungan. ini adalah data kuantitatif berupa observasi
Penelitian ini diharapkan dapat kegiatan guru mengajar dan nilai tes siswa
bermanfaat bagi guru agar dapat menjadikannya setiap tindakan.
sebagai bahan perbandingan dalam memilih 2. Instrumen
pendekatan dalam mengajar materi Penggalian data untuk variabel aktivitas
perkembangbiakan tumbuhan. Selanjutnya juga mengajar guru menggunakan instrument
diharapkan dapat bermanfaat bagi siswa agar Aktivitas Mengajar Guru dan Hasil Belajar
dapat meningkatkan hasil belajar materi Siswa.
tersebut, dan bagi sekolah bisa dijadikan acuan Untuk menghitung / menilai hasil belajar
untuk melaksanakan penelitian selanjutnya. siswa menggunakan rumus dari Usman dan
Setiawati (2001) yaitu dengan rumus :
Metode Penelitian
Pendekatan dan Jenis Penelitian skor perolehan
N= x 100
Pendekatan penelitian yang digunakan skor maksimal
dalam penelitian ini adalah pendekatan
kualitatif yang berhubungan dengan N = nilai akhir
pembelajaran di dalam kelas. 3. Teknik Pengumpulan Data
Pendekatan yang digunakan dalam Data digali dan dikumpulkan dari aktivitas
penelitian ini adalah pendekatan dengan metode mengajar guru dan hasil belajar siswa
penelitian tindakan kelas (PTK). Rancangan diakhir tindakan pada masing-masing
penelitian yang digunakan dalam penelitian ini pertemuan.
adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) model
Siklus, sebanyak 2 siklus (Takari, Enjah. Teknik Analisis Data
2009.p15).
5

Data dianalisis menggunakan teknik rumus Gambar 1. Diagram Perbandingan Aktivitas


persentase sebagai berikut: Mengajar Guru Siklus I dan
Siklus 2
X Selanjutnya deskripsi hasil belajar siswa
%= x 100 pada masing – masing pertemuan digambarkan
Y sebagai berikut!
Keterangan : 1. Pertemuan 1 Siklus I
% = prosentase
X = nilai yang diperoleh Tabel 2. Hasil Belajar Siswa Petemuan 1
Y = jumlah siswa Siklus I
100 = bilangan tetap
(Arikunto, 2007)
Hasil dan Pembahasan
Berdasarkan hasil pelaksanaan tindakan
kelas yang dilakukan dapat dikatakan bahwa
penggunaan lingkungan sebagai sumber belajar
sangat berpengaruh pada peningkatan
kemampuan mengajar guru dan hasil belajar
siswa. Saat dilaksanakan tindakan kelas dalam Hasil belajar pertemuan 1 siklus I disajikan
2 siklus dengan masing-masing siklus 2 kali
dalam diagram batang berikut ini:
pertemuan menunjukkan bahwa kemampuan
mengajar guru dan hasil belajar siswa
meningkat cukup signifikan.
Deskripsi peningkatan kemampuan
mengajar guru pada Siklus I Pertemuan 1
memperoleh skor akhir 41 (cukup baik)
meningkat menjadi 49 (cukup baik) pada
Pertemuan 2. Sedangkan pada Siklus II
Pertemuan 3 memperoleh skor 62 (baik)
meningkat menjadi 80 (sangat baik).
Peningkatan kemampuan mengajar guru Gambar 2. Diagram Hasil Belajar Siswa
pada Siklus I dan Siklus II digambarkan pada Pertemuan 1 Siklus I
tabel berikut ini!
Tabel 1. Daftar Perbandingan Aktivitas 2. Pertemuan 2 Siklus I
Mengajar Guru Siklus I dan Siklus Tabel 3. Hasil Belajar Siswa Petemuan 2
II Siklus I

Data peningkatan aktivitas mengajar


guru digambarkan pada grafik berikut ini!
Hasil belajar pertemuan 2 siklus I disajikan
dalam diagram batang berikut ini:
6

Gambar 3. Diagram Hasil Belajar Siswa


Pertemuan 2 Siklus I Hasil belajar pertemuan 4 siklus II disajikan
Berdasarkan hasil penelitian pada Siklus dalam diagram batang berikut ini:
I menunjukkan memang ada peningkatan dari
rata – rata 75,5 (ketuntasan 61,9%) meningkat
menjadi 85,5 (ketuntasan 71,4%), namun belum
memenuhi indikator keberhasilan penelitian
karena ketuntasan secara klasikal belum
mencapai 80 %, sehingga penelitian dilanjutkan
ke Siklus II.
3. Pertemuan 3 Siklus II
Tabel 4. Hasil Belajar Siswa Petemuan 3
Gambar 5. Diagram Hasil Belajar Siswa
Siklus II
Pertemuan 4 Siklus II
Berdasarkan hasil penelitian pada Siklus
II menunjukkan ada penurunan rata-rata kelas
yaitu 77,1 (ketuntasan 64,3%). Hal ini diduga
karena tingkat kesulitan materi cukup tinggi.
Namun pada pertemuan ke 4 meningkat
menjadi 89,5 (ketuntasan 95,2%). Berdasarkan
nilai tersebut dapat dikatakan bahwa penelitian
tindakan kelas yang dilakukan berhasil karena
Hasil belajar pertemuan 3 siklus II disajikan melebihi indikator keberhasilan penelitian
dalam diagram batang berikut ini: karena mencapai ketuntasan 95,2% melebihi
indikator keberhasilan penelitian 80 %,
meskipun masih ada 1 siswa yang belum tuntas
dan akan ditindak lanjuti dalam program
perbaikan / remedial pada pertemuan
berikutnya.
Selanjutnya untuk memudahkan melihat
peningkatan hasil belajar siswa masing –
masing pertemuan pada Siklus I dan Siklus II
disajikan dalam tabel berikut ini :
Tabel 6. Daftar Perbandingan Hasil Belajar
Gambar 4. Diagram Hasil Belajar Siswa
Siswa Siklus I dan Siklus II
Pertemuan 3 Siklus II
4. Pertemuan 4 Siklus II
Tabel 5. Hasil Belajar Siswa Petemuan 4
Siklus II
Data dari tabel tersebut digambarkan dalam
bentuk grafik berikut ini:
7

Gambar 6. Diagram Perbandingan Rata-Rata materi perkembangbiakan tumbuhan di kelas VI


Hasil Belajar Siklus I dan Siklus II A SDN Indrasari 2 Martapura.
Berdasarkan perbandingan antara Siklus I
Simpulan dan Saran
dan Siklus II variabel kegiatan guru dalam
mengajar pada masing-masing pertemuan Simpulan
mengalami peningkatan yang cukup signifikan. Berdasarkan pengolahan dan analisa data
Hal tersebut menunjukkan bahwa penggunaan berupa aktivitas mengajar guru dan hasil belajar
pendekatan lingkungan dalam pembelajaran siswa pada setiap pertemuan dalam penelitian
IPA materi Perkembangbikan Tumbuhan di ini dapat disimpulkan sebagai berikut:
kelas VI A SDN Indrasari 2 yang dilakukan 1. Penggunaan lingkungan sebagai sumber
guru mampu meningkatan keefektifan mengajar belajar dalam pelaksanaan pembelajaran
guru. Hal itu sesuai dengan pendapat Mulyasa IPA yang dilakukan dalam siklus I dan
(2010:p101) bahwa pendekatan lingkungan siklus II dengan 4 kali pertemuan mampu
merupakan suatu pendekatan pembelajaran meningkatkan kemampuan aktivitas
yang berusaha untuk meningkatkan keterlibatan mengajar guru.
peserta didik melalui pendayagunaan 2. Ada peningkatan hasil belajar IPA materi
lingkungan sebagai sumber belajar. Pendekatan perkembangbiakan tumbuhan siswa kelas VI
ini berasumsi bahwa kegiatan pembelajaran A SDN Indrasari 2 Martapura dengan
akan menarik perhatian peserta didik jika apa menggunakan pendekatan lingkungan.
yang dipelajari diangkat dari lingkungan, Akhirnya dapat dikatakan bahwa
sehingga apa yang dipelajari berhubungan penggunaan lingkungan sebagai sumber belajar
dengan kehidupan dan berfaidah bagi dalam pembelajaran IPA terbukti mampu
lingkungannya. meningkatkan aktivitas mengajar guru dan juga
Sedangkan variabel kedua berupa tes ada peningkatan hasil belajar siswa dalam
hasil belajar siswa berdasarkan perbandingan menyelesaikan materi perkembangbiakan
antara siklus I dan siklus II juga mengalami tumbuhan siswa kelas VI A SDN Indrasari 2
peningkatan. Hal ini juga diduga karena Martapura.
penggunaan penggunaan lingkungan sebagai
sumber belajar mampu meningkatkan motivasi Saran
dan pemahaman mereka terhadap materi
Berdasarkan hasil penelitian ini, maka
perkembangbiakan tumbuhan dikarenakan
dapat dikemukakan beberapa saran sebagai
mereka bisa melaihat dan melakukan langsung
berikut:
sehubungan dengan materi yang diberikan.
1. Guru disarankan agar menggunakan
Hal itu sesuai dengan pendapat Mulyasa
lingkungan dalam mengajarkan materi
(2010:p101) bahwa belajar dengan pendekatan
perkembangbiakan tumbuhan.
lingkungan berarti peserta didik mendapatkan
2. Siswa disarankan agar terus belajar untuk
pengetahuan dan pemahaman dengan cara
memahami dan menyelesaikan persoalan
mengamati sendiri apa – apa yang ada di
dalam kehidupan sehari-hari yang berkaitan
lingkungan sekitar, baik yang ada di lingkungan
dengan IPA menggunakan lingkungan
rumah maupun di lingkungan sekitar sekolah.
sekitar.
Pendekatan lingkungan membawa
3. Sekolah sebaiknya memfasilitasi sarana dan
mereka belajar sambil bermain, bergerak
prasarana belajar terutama berkenaan
melakukan observasi lingkungan dalam
dengan penggunaan lingkungan sebagai
kelompok, dan melakukan sendiri untuk
sumber belajar guna peningkatan hasil
menyelesaikan permasalahan yang mereka
pembelajaran di semua jenjang kelas dan
hadapi bersama hal itu memungkinkan
mata pelajaran.
pengalaman yang mereka alami langsung dari
lingkungan tempat mereka belajar memberikan
pengalaman sehingga saat pengalaman itu Daftar Pustaka
dituangkan dalam menjawab soal akademik
1. Arianto, Sam. 2008. Pengertian Belajar.
cukup memudahkan bagi mereka.
http://www.sobatbaru.blogspot.com.
Akhirnya bahwa penggunaan lingkungan
Diakses hari Minggu 3 September
dalam pembelajaran IPA di sekolah dasar
2017.
ternyata mampu memberukan gambaran dan
pengalaman langsungan berhubungan dengan
8

2. Arikunto, Suharsimi. 2006. Dasar-Dasar


Evaluasi Pendidikan, Bumi Aksara.
Jakarta.
3. Depdiknas. 2007. Pedoman Penilaian Hasil
Belajar di Sekolah Dasar.
Dirjendikdasmen. BSNP. Jakarta.
4. Enjah Takari. 2009. Penelitian Tindakan
Kelas. Genesindo.Jakarta.
5. Gazalli, Ahmad. 2010. Upaya Peningkatan
Pemahaman Konsep Perbandingan
dengan Alat Ukur Tidak Baku Melalui
Pendekatan Lingkungan Sekitar di
Kelas II SDN Indah Sari Kecamatan
Mekarsari.
Skripsi.UNLAM.Banjarmasin.
http://www.unlambanjarmasin.
blogspot.com. Diakses hari Minggu
3September 2017.
6. Habiba, Maria. 2010. Pendekatan
Lingkungan (Lingkungan Sosial
Untuk Mata Pelajaran PKn). http.
blog.unila.ac.id. Diakses hari Minggu
3 September 2017
7. Mulyasa, E. 2010. Menjadi Guru
Profesional. Bandung. PT. Remaja
Rosdakarya.
8. Setiawan Yasin, 2008. Terobosan Metode
PengajaranMatematika.
http:// www. siaksoft.net. diakses hari
Minggu 3 September 2017.
9. Usman Uzer, Muh. & Lilis S. 2001. Upaya
Optimalisasi Kegiatan Belajar
Mengajar. PT. Remaja Rosdakarya
Offset. Bandung.
9

BIODATA
FAHRUDI, S. Pd (penulis) adalah Kepala Satuan Pendidikan
Dasar SDN Keliling Benteng Tengah Kecamatan Martapura Barat
Kabupaten Banjar. Sekolah Dasar (SD) ditempuh di SDN Tabalong
Mati Amuntai Tamat Tahun 1984, kemudian meneruskan ke
Madrasah Tsanawiyah Negeri (MTsN) Amuntai Tamat Tahun
1987. Selanjutnya sekolah di Sekolah Pendidikan Guru (SPG)
Amuntai Tamat Tahun 1990. Kemudian kuliah di D2 PGSD
UNLAM Banjarmasin Tamat Tahun 1998 serta menyelesaikan S1
Tahun 2006 di STKIP PGRI Banjarmasin Jurusan Biologi, saat ini
menempuh Program Pendidikan Pasca Sarjana di STIEPAN
Banjarmasin Jurusan Manajemen Pendidikan.
Pengalaman mengajar sempat menjadi Guru Bakti di Kabupaten Barito Kuala (Rantau
Badauh) selama 6 tahun, CPNS Tahun 1999 di SDN Penyambaran 2 (Karang Intan) selama 8
tahun (1999 – 2007), sejak 28 Mei 2007 mengajar di SD Bertaraf Internasional Kabupaten
Banjar atau kemudian berubah nama menjadi SDN Indrasari 2 Martapura (2007 – 2018),
selanjutnya menjadi Kepala Satuan Pendidikan di SDN Keliling Benteng Tengah Kecamatan
Martapura Barat (8 Juni 2018 sampai sekarang).

Anda mungkin juga menyukai