Anda di halaman 1dari 11

172

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN GALLERY WALK


BERBANTUAN TEKA-TEKI SILANG TERHADAP
HASIL BELAJAR SISWA

Raudhah Awal1)Devita Sari 2)


1),2)
Pendidikan Biologi FKIP Universitad Lancang Kuning
Email1): raudhahawal.unilak.ac.id
Email2): saridevita620@gmail.com

ABSTRAK: Konsep sistem pernapasan manusia merupakan salah satu konsep yang
memiliki tingkat kesulitan yang cukup tinggi karena memiliki banyak penjelasan
yang bersifat abstrak, sehingga dapat memicu terjadinya hasil belajar. Penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui pengaruh model pembelajar gallery walk berbantuan
teka-teki silang terhadap hasil belajar siswa pada materi sistem pernapasan manusia
kelas VIII MTs Negeri 2 Pekanbaru T.P 2018/1019. Penelitian ini dilaksanakan pada
semester Genap bulan Januari. Desain penelitian ini yang digunakan adalah Quasi
Eksperimen dengan The Metching Only Pretest-Posttest kontrol Group Design.
Penelitian ini menggunakan dua kelas sampel. Sampelyang pertama adala kelas
eksperimen VIII 3 dengan jumlah 27 siswa dan sampel yang kedua menggunakan
kelas kontrol VIII 2 dengan jumlah 27 siswa. Sampel ditentukan dengan
menggunakan teknik Purposive Sampling. Pengumpulan data dilakukan melalui
Pretest, Posttest dan lembar observasi merupakan aktivitas guru dan siswa. Teknik
analisis data menggunakan uji-t Indentpendent Samples Test. Berdasarkan hasil
penelitian diketahui Rerata N-Gain pada kelas eksprimen adalah 0,71 kategori tinggi
dan pada kelas kontrol adalah 0.37 kategori sedang. Berdasarkan analisis uji-t
menunjukkan perbedaan yang signifikan anatar kelas eksperimen dan kelas kontrol.
Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh model
pembelajaran gallery walk berbantuan teka-teki silang terhadap hasil belajar siswa
pada materi sistem pernapasan manusia kelas VIII MTs Negeri 2 Pekanbaru T.P
2018/2019
Kata Kunci : Gallery walk, teka-teki silang,hasil belajar, sistem pernapasan

ABSTRACT: The concept of the human respiratory system is on of the concepts that
has a fairly high level of difficulty because many explanations are abstract in nature,
so that they can trigger learningoutcomes yu. The aim ofthis study is to determine the
effect of gallery walk assisted by crossword puzzeles towards students learning
achievement in human respiratory system material at class VIII Mts Negeri 2
Pekanbaru academic year 2018/2019. The design of thi study is quasi exsperiment
with the matching only pretst-posttest control group design . This study used two

Bio-Lectura: Jurnal Pendidikan Biologi, Vol 6, No 2, Oktober 2019


173

class as the samples. The first sampel was class VIII 3 as an exsperiment, class with
the number of 27 students. The second samples was class VIII 2 as a control class
with the number of 27 student. The sample was determined by using simple random
sampling. Data collection was done by pretest, posttest andobsevation sheet of
teacher and students activities. The teachingue used to analyse the data was t-test
Indentpendent Samples Test. Based on this study known that the average N-Gain of
the exsperiment clas was 0,71 and categorized as high level while the control class
was 0,37 and categorized as middle level. Based on the result of analyse using t-test
show significant difference between exsperimentand control class. It can be
concluded that gallery walk assisted by crossword puzzeles give towards students
effect learning achievement in human respiratory system subjet at class VIII MTs
Negeri 2 Pekanbaru academic year 2018/2019.
Keywords :walk gallery, crossword puzzles, learning achievement. respiratory
system

1.PENDAHULUAN
pembelajaran membutuhkan suatu
Pendidikan adalah suatu proses usaha
proses pembelajaran (Slameto, 2010).
dalam mempengaruhi siswa agar dapat
Salah satu penentuan kesuksesan
menyesuaikan diri sebaik mungkin
proses pembelajaran adalah guru. Guru
terhadap lingkungannya dan dengan
tidak hanya memberikan pengetahuan
demikain akan menimbulkan
ke dalam pemikiran siswa, namun juga
perubahan dalam dirinya yang
harus merencanakan pengajaran
memungkinkan berfungsi dalam
dengan kegiatan yang melibatkan
kehidupan bermasyarakat (Hamalik,
siswa secara aktif dalam membangun
2010). Tujuan pendidikan adalah
pengetahuan. Peningkatan mutu
untuk mengembangkan kualitas
pendidikan itu tidak dapat
manusia, sehingga dilaksanakan dalam
dilaksanakan dengan baik oleh satu
suatu proses yang berkesinambungan
pihak saja. Keaktifan siswa salah satu
pada setiap jenis dan jenjang
prinsip utama dalam proses
pendidikan dalam suatu sistem secara
pembelajaran. Belajar dapat terjadi
integral. Ketercapaian tujuan
apabila ada aktivitas dari siswa, karena
belajar lebih bersifat individu yang

Bio-Lectura: Jurnal Pendidikan Biologi, Vol 6, No 2, Oktober 2019


174

banyak dipengaruhi oleh potensi dan tuntas (57,7%) mencapai KKM. KKM
kemampuan individu. Inisiatif yang (Kriteria Ketuntasan Minimal)
datang dari siswa dapat membantu ditetapkan sekolah untuk pembelajaran
efektivitas dan efisiensi pembelajaran, biologi di MTs Negeri 2 Pekanbaru
karena belajar sangat berhubungan yaitu 75 dari skor 100. Berdasarkan
dengan apa yang harus dikerjakan hasil wawancara dengan guru IPA
(diperbuat) siswa untuk dirinya sendiri diketahui bahwa tidak semua siswa
maupun kelompoknya (Zain, 2002). yang memiliki buku IPA, serta kurang
Guru dalam konteks pendidikan nya keaktifan siswa dalam proses
mempunyai peranan yang besar dan pembelajaran. Selain itu kurangnya
strategis. Hal ini disebabkan karena diterapkan model pembelajaran
gurulah yang berada dibarisan sehingga membuat siswa tidak fokus
terdepan dalam pelaksanaan belajar IPA, siswa sering merasa bosan
pendidikan. Gurulah yang berhadapan sehingga nilai pelajaran biologi
langsung dengan peserta didik untuk rendah.
mentransfer ilmui-ilmu pengetahuan Siswa kelas VIII MTs Negeri 2
dan teknologi sekaligus mendidik Pekanbaru pada umumnya
dengan nilai-nilai positif melalui menganggap bahwa pelajaran biologi
bimbingan dan keteladanan itu membosankan karena materinya
(Kunandar, 2008). penuh hapalan. Pada umumnya siswa
Berdasarkan hasil observasi di menganggap pelajaran biologi adalah
MTs Negeri 2 Pekanbaru melalui banyak istilah biologi yang
wawancara diperoleh informasi membingungkan walaupun memiliki
langsug dari guru IPA bahwa hasil arti yang sederhana. Sehingga
belajar siswa kelas VIII T.P 2017/2018 menjadikan siswa pasif dalam
pada materi sistem pernapasan pembelajaran dan hasil
manusia adalah rendah, dari total 140 pembelajarannya kurang baik.
orang siswa, hanya 45 siswa yang Kepasifan itu salah satunya

Bio-Lectura: Jurnal Pendidikan Biologi, Vol 6, No 2, Oktober 2019


175

dikarenakan model pembelajaran yang atau diperoleh pada saat diskusi di


digunakan guru monoton, guru sering setiap kelompok untuk dipajang di
menggunakan model ceramah tanpa depan kelas. Setiap kelompok
melibatkan keaktifan siswa. menilai hasil karya kelompok lain
Untuk mencapai tujuan belajar yang digalerikan, kemudian
tersebut diperlukan adanya ketepatan dipertanyakan pada saat diskusi
guru dalam memilih model kelompok dan ditanggapi.
pembelajaran yang sesuai dengan Penggalerian hasil kerja dilakukan
materi pembelajaran. Model belajar pada saat siswa telah mengerjakan
guru yang kurang baik akan tugasnya. Setelah semua kelompok
mempengaruhi cara belajar siswa melaksanakan tugasnya, guru
,Siswa cenderung kurang bersemangat memberi kesimpulan dan klarifikasi
dan cepat bosan dengan pelajaran yang sekiranya ada yang perlu diluruskan
diberikan oleh guru. Hal tersebut dari pemahaman siswa. Dengan
timbul akibat kurangnya kemampuan demikian mereka dapat belajar
guru dalam menguasai pelajaran yang dengan lebih menyenangkan
diberikan kepada siswa, akibatnya sehingga tujuan pembelajaran yang
siswa malas untuk belajar (Slameto, diharapkan bisa tercapai (Ismail,
2010). Salah satunya model 2008).
pembelajaran Gallery Walk yang Kelebihan dari model
merupakan suatu metode yang pembelajaran gallery walk ini adalah
menuntut siswa untuk lebih aktif dapat memberi semangat belajar serta
dalam proses pembelajaran. pengalaman yang sangat berharga bagi
Gallery Walk adalah model siswa; Siswa terbiasa membangun
pembelajaran yang dapat memaksa budaya kerja sama memecahkan
siswa untuk membuat suatu daftar masalah dalam belajar; Terjadi sinergi
baik berupa gambar maupun skema saling meguatkan pemahaman
sesuai hal-hal apa yang ditemukan terhadap tujuan pembelajaran;

Bio-Lectura: Jurnal Pendidikan Biologi, Vol 6, No 2, Oktober 2019


176

Membiasakan siswa bersikap yang sesuai atau cocok dengan


menghargai dan mengapresiasi hasil pertanyaan yang nantinya akan
belajar kawannya; Mengaktifkan fisik membentuk kata yang saling
dan mental siswa selama proses berhubungan secara vertikal dan
belajar; Membiasakan siswa bersikap horizontal (Hendra, 2008). Teka-teki
menghargai dan mengapresiasikan silang merupakan permainan klasik
hasil belajar kawannya; Membiasakan selain menghilangkan rasa jenuh teka-
siswa memberi dan menerima kritik; teki silang juga bermanfaat utuk
Siswa tidak perlu menggantungkan mengasah kemampuan otak dan
pada guru, akan tetapi dapat penambah pengetahuan (Hafni, 2010).
menambah keparcayaan kemampuan
berpikir sendiri, menemukan Teka-teki silang adalah sebuah
informasi dari berbagai sumber, dan permainan untuk mengasah otak.
belajar dari siswa yang lain (Ismail, Teka-teki silang dapat dimanfaatkan
2008). dalam bidang pendidikan untuk
Model pembelajaran gallery menguji kemampuan anak didik,
walk dapat dipadukan dengan media sehingga pertanyaan-pertanyaan yang
ajar teka-teki silang. Teka Teki Silang digunakan disesuaikan dengan
(TTS) yang merupakan media ajar kebutuhan saja. Tapi akan sulit apabila
pembelajaran yang tepat digunakan jumlah pertanyaaan yang digunakan
untuk mengefektifkan komunikasi dan terlalu banyak, karena untuk membuat
interaksi guru dengan siswa dalam sebuah teka-teki silang dari kumpulan
proses pembelajaran di sekolah. pertanyaan kita harus mecoba
Dengan demikian yang dimaksud kombinasi yang mungkin dari kata
dengan media teka-teki silang adalah yang ada sampai berbentuk sebuah
media yang dirancangan sedemikian teka-teki silang. Semakin banyak
rupa dengan pertanyaan menurun atau jumlah pertanyaan, maka semakin
mendatar, sehingga diperoleh jawaban

Bio-Lectura: Jurnal Pendidikan Biologi, Vol 6, No 2, Oktober 2019


177

banyak kombinasi yang akan dicoba yang berjumlah 137 orang siswa.
(Hendra, 2008). Sampel penelitian diambil dengan
Berdasarkan latar belakang yang teknik purposive sampling, sehinggga
dikemukakan diatas maka penulis didapat satu kelas eksperimen yaitu
melakukan penelitian yang berjudul kelas VIII3 dengan jumlah siswa 27
“Pengaruh model pembelajaran orang dan satu kelas kelas kontrol
Gallery Walk berbantuan teka-teki yaitu kelas VIII2 yang berjumlah 27
silang terhadap hasil belajar siswa orang siswa.
pada materi sistem pernapasan Parameter yang akan diamati
manusia di kelas VIII MTs Negeri 2 dalam penelitian ini adalah . Hasil
Pekanbaru”. belajar siswa aktivitas Siswa, aktivitas
Tujuan penelitian ini adalah Guru
untuk mengetahui pengaruh model Parameter yang diamati dalam
pembelajaran galleri walk berbantuan penelitian adalah hasil siswa dalam
teka teki silang terhadap hasil belajar hasil belajaran dalam pembelajaran
siswa pada materi sistem pernapasan sistem pernapasan manusia aktivitas
manusia di kelas VIII MTs Negeri 2 guru dalam proses belajar mengajar
Pekanbaru T.P 2018/2019. dapat dievaluasi melalui lembar
2.METODE PENELITIAN observasi ,dan aktivitas siswa yang
Penelitian ini merupakan
dapat diukur dengan menggunakan
penelitian eksperimen Penelitian
lembar observasi aktivitas siswa
eksperimen adalah suatu penelitian
3.HASIL DAN PEBAHASAN
yang dilakukan untuk mengetahui
Berdasarkan data hasil penelitian yang
pengaruh pemberian suatu treatmen
telah dilakukan pada bulan Januari
atau perlakuan terhadap subjek
2019 di kelas VIII MTs Negeri 2
penelitian
Pekanbaru pada kelas VIII 3 sebagai
Populasi Penelitian ini adalah
kelas eksperimen dan VIII 2 sebagai
siswa kelas VIII di MTs Negeri 2
Pekanbaru yang terdiri dari 5 kelas,

Bio-Lectura: Jurnal Pendidikan Biologi, Vol 6, No 2, Oktober 2019


178

kelas kontrol maka diperoleh data rekapitulasi pretest sebagai berikut:


a. Analisis Data N-Gain
Hasil N-Gain pada kelas eksperimen dan kelas kontrol adalah sebagai beikut:
Tabel 21 : Statistik Deskriptif Nilai N-Gain
No Kelas n Nilai-N-Gain Rerata Kategori
Ideal Minimum Maksimum
1 Eksperimen 27 1,00 0,48 0,90 0,71 Tinggi
2 Kontrol 27 1,00 0,06 0,65 0,37 Sedang
Berdasarkan Tabel 21 nialai N- nilai N-Gain kelas kontrol adalah 0,37
Gain minimum kelas eksperimen (kategori sedang)
adalah 0,48 sedangkan kelas kontrol b. Aktivitas Guru dan siswa
nilai minimum 0,06. Hasil nilai berikut ini erupakan hasill observasi
maksimum N-Gain kelas eksperimen aktivitas guru kelas kontrol dan
adalah 0,90 sedangkan kelas kontrol eksperimen pertemuan 1 sampai
nilai maksimum adalah 0,65. Rerata Pertemua II yang tertdapat pada tabel
nialai N-Gain kelas eksperimen adalah berikut
0,71 (kategori tinggi) sedangkan rerata

Tabel 25 : Rekapitulasi Aktivitas Guru


Kelas Pertemuan I (%) Pertemuan II (%) Rerata (%)
Eksperimen 87,50 100 93,75
Kontrol 55,5 77,7 83,3

Berdasarkan Tabel 25 kelas kontrol pertemuan I dan II


diketahui aktivitas guru kelas presentasenya mencapai 55.55% dan
eksperimen pada pertemuan I dan II 77,77%, dengan rerata presentase
presentasenya adalah 87,50% dan 83,3%. Peningkatan aktivitas kelas
100%. dengan rerata presentasi eksperimen dan kontrol dapat dilihat
93,75%. Sedangkan pada ativitas guru pada tabel dibwah ini:

Bio-Lectura: Jurnal Pendidikan Biologi, Vol 6, No 2, Oktober 2019


179

Tabel 26 : Rekapitulasi Aktivitas Siswa Kelas Eksperimen


Aktivitas (%) Rerata
Pertemuan
Presentasi
1 2 3 4 5 6 (%)
I 100 81,48 88,88 100 100 100 95,05
II 100 92,59 96,29 100 diskusi
100 kelompok,98,14 persentase
100
pertuman I dan II adalah 100%. Lalu
Berdasarkan Tabel 26 terlihat aktivitas ke-5 siswa berkeliling melihat
bahwa terdapat kenaikan rerata hasil kelompok lain, persentase
persentase aktivitas siswa kelas pertuman I dan II adalah 100%. Lalu
eksperimen dari pertemuan I hingga ativitas ke-6 siswa mengoreksi hasil
pertemuan II dimana menemoati diri belajar, persentase pertuman I dan II
dalam kelompok dengan cepat, adalah 100%. Rerata persentase
persentase pertemuan I dan II adalah keseluruhan aktivitas siswa kelas
100% dan 100%. Lalu aktivitas ke-2 eksperimen pada pertemuan I dan II
mencari jawaban sesuai tugas yang adalah 95,05% dan 98,14%. Rerata
diberikan, persentase pertemuan I dan persentase pertemuan II memiliki
II adalah 81,48% dan 92,59% . kenaikan artinya aktivitas siswa pada
Kemudian pada aktivitas ke-3 siswa pertemuan ke II kelas eksperimen
menempel hasil belajar di dinding, mengalami perbedaan Hal ini berbeda
persentase pertemuan I dan II yaitu dengan aktivitas siswa kelas kontrol
88,88% dan 96,29%. Lalu aktivitas ke- yang dapat dilihat pada tabel berikut.
4 siswa mempresentasikan hasil
Tabel 27 : Rekapitulasi Aktivitas Siswa Kelas Kontrol

Aktivitas (%) Rerata


Pertemuan
Presentasi
(%)
1 2 3 4
I 44,44 4 8,14 33,33 100 53,70
II 48,14 44,44 51,85 100 61,11

Bio-Lectura: Jurnal Pendidikan Biologi, Vol 6, No 2, Oktober 2019


180

Berdasarkan Tabel 27 terlihat bahwa terdapat pengaruh model pembelajaran


rerata presentase aktivitas siswa kelas gallery walk berbantuan teka-teki
kontrol dari pertemuan I hingga silang terhadap hasil belajar siswa
pertemuan II terdapat kenaikan pada materi sistem pernapasan
persentase yang signifikan. Dimana manusia kelas VIII MTs Negeri 2
aktivitas siswa pada pertemuan I dan II Pekanbaru T.P 2018/2019.
pada bagian siswa mencatat materi Peningkatan hasil belajar dapat dilihat
sistem pernapasan sistem pernapasan dari hasil N-gain Pada kelas
yang dijelaskan oleh guru pertemuan I eksperimen sebesar 0,71 (kategori
dan II adalah 44,44% dan 48,14%. tinggi) dan N-Gain pada kelas kontrol
Lalu aktivitas ke-2 siswa mengajukan sebesr 0,37 (kategori sedang).
pertanyaan kepada guru, persentase Berdasarkan hasil uji-t N-Gain
pertemuan I dan II adalah 48,14% dan diketahui terdapat perbedaan
44,44%. Kemudian pada aktivitas ke-3 signifikan antara kelas eksperimen dan
siswa menjawab/merespon pertanyaan kelas kontrol
dari guru, persentase pertemuan I dan 5. SARAN
Berdasarkan hasil penelitian yang
II yaitu 33,33% dan 51,85%. Lalu
telah dilakukan, disarankan agar
aktivitas ke-4 siswa mengerjakan
peneliti berikutnya lebih cermat
evaluasi, persentase pertemuan I dan II
memantau dan menilai keaktifan
adalah 100%. Rerata persentase
individu siswa. Hal ini dikarenakan
pertemuan I dan II adalah 53,70%
banyak terjadi siswa menggantungkan
dan 61,11 % mengalami peningkatan.
kerja kepada kawannya, serta
4.KESIMPULAN
pengaturan setting kelas yang lebih
Berdasarkan hasil penelitian dan
rumit.
analisis data dapat disimpulkan bahwa

Bio-Lectura: Jurnal Pendidikan Biologi, Vol 6, No 2, Oktober 2019


181

DAFTAR PUSTAKA (KTSP) dan Sukses dalam


Sertifikasi Guru. Raja Grafinda
Anni, C, T, (2007). Psikologi Belajar.
Peersada: Jakarta.
UPT Unnes Press: Semarang
Mariam, F.S. (2010). Pembelajaran
Arikunto, (2011). Prosedur Penelitian
Berbasis Proyek Metode Gallery
Suatu Pendekatan Praktik.
Walk Untuk Meningkatan Hasil
Rineka Cipta: Jakarta
Belajar Siswa Pada Materi
Sistem Ekresi Manusia. Jurnal
Dimyati & Mudjiono. (2013). Belajar
Pendidikan Biologi, Volume. II.
dan Pembelajaran. Rineka Cipta:
November 3 Hal.17-21
Jakarta.
Mc Millan, J.H &
Gufron, M. (2011). Implementasi
Schumacher,S.(2001).Resarch In
Metode Gallery Walk dan Samll
Education. Logman: New
Group Discussion Dalam
York
Meningkatkan Efektifitas
Nuh, M. (2014). Ilmu Pengetahuan
Pembelajaran Agama Islam
Alam. Kemdikbud: Jakarta
Kelas VIII E Di SMP Negeri 1
Banyuanyar Probolinggo. Skripsi
Rakhmayanti, R, Fitri, A. H. dan
Jurusan Pendidikan Agama
Handayani (2018). Penerapan
Islam Universtas Negeri Islam
Metode Gallery Walk Terhadap
Maulana Malik.
Kreativitas Siswa Pada Materi
Pencemaran Lingkungan Di
Hafni. (2010). Media Teka-Teki
Kelas X SMA Negeri 1 Gersik.
Silang. Kencana:Jakarta
Jurnal Pendidikan Biologi,
Volum 10 Nomor. 2 Hal 20-23
Hamalik, O. (2010). Proses Belajar
Mengajar. Bumi Aksara: Jakarta
Silberman. (2013) Pembelajaran
Gallery Walk. Yoppodis: Yogyakarta
Hendra. (2008). Teka-teki Silang.
Kencana:Jakarta.
Sardirdiman, S. (2014). Intraksi Dan
Motivasi Belajar Mengajar. Raja
Hidayat. (2009). Teka-teki Silang.
Grafindo Persada: Jakarta
Kencana:Jakarta.
Slameto. (2010). Belajar dan Faktor-
faktor yang Mempengaruhinya.
Ismail. (2011). Gallery Walk Teori dan
Rineka Cipta Karya : Jakarta
Aplikasi Belajar. Pustaka
Pelajar: Yogyakarta
Sugiyono. (2007). Metode Penelitian.
Tristo: Bandung
Kunandar. (2008). Guru Profesionlan
Implementasi Kurikulum
Timgkat Satuan Pendidikan

Bio-Lectura: Jurnal Pendidikan Biologi, Vol 6, No 2, Oktober 2019


182

Suprijono, A. (2009). Multimedia Unnes. Volume. 2. Nomor. 1.


Interaktif. Graha Ilmu : Yogyakarta Hals 11-17 FMIPA Universitas
Negeri Semerang. Semarang
Widarti, S., Peniati, W. dan
Widyaningrum, P. (2013). Zain, A. (2002). Strategi Belajar
Pembelajaran Gallery Walk Mengajar. Rineka Cipta: Jakarta
Berpendekatan Contextual
Teaching Learning Materi Zulfan. (2009). Teka-teki Silang
Sistem Pencernaan Di SMA. ,Kencana:Jakarta.
Negeri 1 Gringsing. Journal

Bio-Lectura: Jurnal Pendidikan Biologi, Vol 6, No 2, Oktober 2019

Anda mungkin juga menyukai