Anda di halaman 1dari 10

Diklabio: Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Biologi 2(1): 103-112 (2018) e-ISSN 2598-9669

UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPA SISWA MELALUI PENERAPAN
MODEL PROBLEM BASED LEARNING (PBL)

Melly Safitri1*, Yennita1, Irdam Idrus1


1
Program Studi Pendidikan Biologi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Bengkulu
Email: mellysafitri699@gmail.com

ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan aktivitas mengajar guru, aktivitas belajar siswa dan
meningkatkan hasil belajar siswa dengan menggunakan model Problem Based Learning (PBL) di kelas VII2
SMP Negeri 14 Kota Bengkulu, pada materi Dampak Pencemaran Bagi Kehidupan. Jenis penelitian ini adalah
Penelitian Tindakan Kelas dengan metode deskriptif. Penelitian ini terdiri dari dua siklus, masing-masing
siklus terdiri dari 4 tahap yaitu: tahap perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan refleksi. Subjek
penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VII2 SMP Negeri 14 Kota Bengkulu tahun ajaran 2016/2017,
sedangkan peneliti berperan sebagai guru. Variabel penelitian ini adalah model Problem Based Learning
(PBL), aktivitas mengajar guru, aktivitas belajar siswa dan hasil belajar siswa. Teknik pengumpulan data
dalam penelitian ini yaitu observasi dan tes. Hasil analisis data aktivitas guru siklus I diperoleh skor rata-rata
yaitu 30,3 (Baik), dan pada siklus II skor aktivitas guru menjadi 31 (Baik). Hasil analisis data aktivitas siswa
pada siklus I diperoleh skor rata-rata 30,3 (Baik), dan pada siklus II skor aktivitas siswa menjadi 30,6 (Baik).
Selanjutnya data hasil belajar siswa pada siklus I dianalisis berdasarkan kriteria ketuntasan belajar klasikal
dan diperoleh persentase ketuntasan belajar klasikal yaitu 82,3% yang termasuk kedalam kriteria belum
tuntas dan pada siklus II hasil belajar siswa mengalami peningkatan dengan ketuntasan belajar klasikal yaitu
85,2% dan termasuk dalam kriteria tuntas. Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa model
Pembelajaran Problem Based Learning (PBL) dapat meningkatkan aktivitas guru dan aktivitas siswa serta
hasil belajar siswa kelas VII2 SMPN 14 Kota Bengkulu.
Kata Kunci: Problem Based Learning, aktivitas belajar, hasil belajar

ABSTRACT
This study aimed to described teacher's teaching activity, student activity and improved student learning
outcomes by using Problem Based Learning (PBL) model in class VII2 SMP Negeri 14 Bengkulu city on topic
The Impact of Pollution for Life. This research was a classroom action research with descriptive methods.
The study consist of two cycles, which each cycle consist of four phases: planning, implementation,
observation and reflection. The subjects were all students in grade VII2 SMP Negeri 14 Bengkulu City
2016/2017 school year, while the researcher act as teacher. The variables of this research were Problem
Based Learning (PBL) model, activity of teacher teaching, student learning activities and student learning
outcomes. Data collection techniques in this study were observation and tests. Data analysis of teacher
activity in first cycle resulted score average 30,3 (Good), and in second cycle was 31 (Good). Data analysis of
student activity in first cycle resulted score average 30,3 (Good), and in second cycle was 30,6 (Good).
Furthermore data of student learning outcomes in first cycle was analyzed based on criteria of classical
learning completeness and resulted the percentage of classical learning completeness was 82,3% which
was categorized as uncomplete criteria, while in second cycle was 85,2% which was categorized as
completed criteria. This research concluded that Problem Based Learning Learning (PBL) model increased
teacher activity, student activity and student learning outcomes on class VII2 SMPN 14 Bengkulu.
Keywords: Problem Based Learning (PBL), learning activity, learning outcomes

103
Diklabio: Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Biologi 2(1): 103-112 (2018) e-ISSN 2598-9669

tiap siswa dan 85 % siswa dengan nilai


≥75.
PENDAHULUAN Masalah tersebut perlu diatasi dari
aspek pengetahuan dan pembelajaran.
Pendidikan merupakan usaha
Dari aspek pengetahuan adalah untuk
sadar dan terencana untuk mewujudkan
meningkatkan hasil belajar siswa sehingga
suasana belajar dan proses pembelajaran
85% siswa memperoleh nilai ≥75. Selain
agar peserta didik secara aktif
itu masalah tersebut juga perlu diatasi
mengembangkan potensi dirinya untuk
terkait dengan tujuan pokok
memiliki kekuatan spiritual keagamaan,
penyelenggaraan kegiatan pembelajaran
pengendalian diri, kepribadian,
yaitu membelajarkan siswa agar mampu
kecerdasan, akhlak mulia, serta
memproses dan memperoleh
keterampilan yang diperlukan dirinya,
pengetahuan, keterampilan, dan sikap
masyarakat, bangsa, dan negara
bagi diri sendiri. Siswa diharapkan dapat
sebagaimana termaktub dalam Pasal 1
memperoleh hasil yang baik dari proses
ayat (1) Undang-Undang Nomor 20 Tahun
pembelajaran tersebut. Berdasarkan
2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
Permendikbud no. 54 tahun 2013, salah
(Permendikbud, 2014).
satu standar kompetensi lulusan yang
Belajar adalah proses perubahan
diharapkan adalah memiliki kemampuan
tingkah laku individu sebagai hasil dari
pikir dan tindak yang efektif dan kreatif
pengalamannya dalam berinteraksi
dalam ranah abstrak dan konkret sebagai
dengan lingkungan. Belajar bukan hanya
pengembangan dari yang dipelajari di
sekedar menghapal, melainkan suatu
sekolah secara mandiri. Hal ini berarti
proses mental yang terjadi dalam diri
siswa harus memiliki kemampuan berpikir
seseorang. Sedangkan pembelajaran pada
termasuk diantaranya adalah kemampuan
hakikatnya merupakan suatu proses
memecahkan masalah yang dapat
interaksi antara guru dengan siswa, baik
meningkatkan hasil belajar siswa di kelas.
interaksi secara langsung seperti kegiatan
Sementara dari aspek
tatap muka maupun secara tidak langsung
pembelajaran oleh guru adalah guru
(Rusman, 2014).
memberikan materi IPA dengan metode
Berdasarkan pengamatan awal dan
ceramah, model pembelajaran yang
diskusi dengan guru IPA di kelas VII2 SMPN
digunakan kurang memotivasi siswa, tidak
14 Kota Bengkulu tahun ajaran 2016/2017
melibatkan siswa dalam proses
yang dilakukan oleh peneliti pada bulan
pembelajaran secara langsung dan masih
Januari 2017 terhadap pembelajaran di
bersifat teacher center. Sedangkan pada
kelas, masalah pembelajaran pada siswa
aktivitas siswa yang diamati adalah ketika
di kelas adalah aktivitas dan hasil belajar
proses belajar dan pembelajaran sedang
siswa yang kurang maksimal. Ini terbukti
berlangsung siswa-siswa tidak terlalu
dari rerata nilai hasil belajar IPA siswa
peduli dan kurang merespon ketika guru
kelas VII2, dari 34 orang siswa hanya 18
memberi pertanyaan. Selain itu ketika
orang yang mencapai ketuntasan minimal.
proses belajar sedang berlangsung masih
Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) di
ada beberapa siswa yang ribut di dalam
SMPN 14 Kota Bengkulu adalah ≥75
kelas dan melakukan aktivitas lain diluar
dengan ketuntasan belajar klasikal ≥85%,
konteks belajar, seperti mengobrol,
berarti hanya 52, 94 % (18 orang) siswa
bercanda dan keluar masuk kelas.
kelas VII2 yang tuntas belajar IPA secara
Rendahnya motivasi dan aktivitas siswa
klasikal, sementara harapannya nilai hasil
belajar dapat lebih meningkat pada tiap-

104
Diklabio: Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Biologi 2(1): 103-112 (2018) e-ISSN 2598-9669

sejalan dengan rendahnya hasil belajar menemukan konsep pelajaran, sehingga


siswa. pengetahuan yang didapat berdasarkan
Pada proses pembelajaran pengalaman itu akan lebih bertahan lama
sebelumnya, guru masih sangat jarang dan bisa meningkatkan hasil belajar siswa
mengarahkan siswa untuk mengkaitkan dan juga agar dapat menekankan pada
materi pembelajaran dengan masalah pengembangan aspek kognitif siswa.
nyata di kehidupan sehari-hari. Apabila Kesesuaian model Problem Based
guru mampu merangsang siswa untuk Learning (PBL) dengan kondisi
mengaitkan setiap materi dengan masalah pembelajaran yang dihadapi berdasarkan
nyata bukan hal yang tidak mungkin siswa pada hasil penelitian sebelumnya.
menjadi mampu berfikir kreatif, imajinatif, Menurut Effendi (2016) model
dan mampu mengembangkan pembelajaran berdasarkan masalah
pengetahuannya dalam dunia nyata. (Problem Based Learning) dapat
Menurut Rusman (2014) guru meningkatkan aktivitas dan hasil belajar
dituntut dapat memilih model siswa. Widodo (2013) menyatakan bahwa
pembelajaran yang dapat memacu PBL dapat meningkatkan aktivitas belajar
semangat setiap siswa untuk secara aktif siswa kelas VIIA di MTs Donomulyo,
ikut terlibat dalam pengalaman Nanggulan, Kulon Progo pada pokok
belajarnya. Salah satu alternatif model bahasan Wujud Zat dan Perubahannya.
pembelajaran yang memungkinkan Penelitian Parasamya dan Wahyuni (2017)
dikembangkannya keterampilan berpikir juga menunjukkan bahwa berdasarkan
siswa (penalaran, komunikasi, dan hasil penelitian dan analisis data pada
koneksi) dalam memecahkan masalah penelitian tindakan kelas (PTK) yang telah
adalah Model Problem Based Learning dilaksanakan selama 3 siklus terlihat
(PBL). adanya peningkatan hasil belajar, aktivitas
Menurut Hosnan (2014) model PBL guru dan siswa, kemampuan guru dalam
bercirikan penggunaan masalah mengelola pembelajaran, dan respon
kehidupan nyata sebagai sesuatu yang siswa yang baik terhadap penerapan
harus dipelajari siswa untuk melatih dan model pembelajaran Problem Based
meningkatkan keterampilan berpikir kritis Learning (PBL).
dan pemecahan masalah serta Tidak semua materi IPA cocok
mendapatkan pengetahuan konsep- menggunakan pembelajaran model PBL.
konsep penting, dimana tugas guru harus Menurut penelitian yang dilakukan oleh
memfokuskan diri untuk membantu siswa Harahap dan Prastowo (2014), diketahui
mencapai keterampilan mengarahkan diri. bahwa model PBL cocok digunakan pada
Oleh karena itu, dalam penelitian materi Pencemaran Lingkungan dan
ini tindakan yang dipilih untuk Upaya Mengatasinya. Penerapan model
memperbaiki pembelajaran oleh guru PBL pada materi Pencemaran Lingkungan
agar masalah pada siswa dapat teratasi dan Upaya Mengatasinya diharapkan
adalah dengan menerapkan model dapat menimbulkan komunikasi yang baik
pembelajaran Problem Based Learning diantara siswa karena siswa dapat saling
(PBL) pada materi Dampak Pencemaran berbagi ide dan pendapat, saling
Bagi Kehidupan untuk meningkatkan mendiskusikan masalah-masalah yang ada
aktivitas dan hasil belajar siswa. Dengan pada lingkungan sehingga mereka lebih
penggunaan model pembelajaran Problem mudah menemukan dan mengemukakan
Based Learning (PBL) diharapkan siswa ide atau solusi dalam penyelesaian
dapat berpartisipasi secara aktif dalam masalah yang ada di lingkungan. Selain

105
Diklabio: Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Biologi 2(1): 103-112 (2018) e-ISSN 2598-9669

itu, siswa juga dapat berperan aktif dalam digunakan dalam proses belajar mengajar.
proses belajar mengajar, serta terbiasa Manfaat bagi peneliti yaitu dapat menjadi
berpikir secara kritis. terampil dan menambah pengetahuan
Berdasarkan data dan informasi di tentang pembelajaran terutama tentang
atas, maka peneliti dan guru melakukan penerapan model pembelajaran Problem
perbaikan pembelajaran di kelas VII2 Based Learning (PBL). Manfaat bagi
melalui penelitian tindakan kelas dengan sekolah yaitu dapat mengembangkan
judul “Penerapan Model Problem Based proses pembelajaran dengan
Learning (PBL) Untuk Meningkatkan menggunakan model pembelajaran
Aktivitas Dan Hasil Belajar IPA Siswa Kelas Problem Based Learning (PBL).
VII2 Pada Materi Dampak Pencemaran
Bagi Kehidupan Di SMPN 14 Kota METODE
Bengkulu”. Rumusan masalah dalam Jenis penelitian yang digunakan
penelitian ini adalah : 1) Bagaimana yaitu Penelitian Tindakan Kelas (PTK).
aktivitas mengajar guru dan aktivitas Sedangkan metode yang digunakan dalam
belajar siswa kelas VII2 SMPN 14 Kota penelitian ini adalah metode deskriptif.
Bengkulu pada materi Dampak Subjek penelitian ini adalah seluruh siswa
Pencemaran bagi Kehidupan dengan kelas VII2 SMPN 14 Kota Bengkulu tahun
penerapan model Problem Based Learning ajaran 2016/2017 yang berjumlah 34
(PBL)?, 2) Bagaimana hasil belajar IPA orang, yang terdiri dari 17 orang laki-laki
siswa kelas VII2 SMPN 14 Kota Bengkulu dan 17 orang perempuan. Teknik
pada materi Dampak Pencemaran bagi pengumpulan data yang digunakan dalam
Kehidupan dengan penerapan model penelitian ini ada 2 cara, yaitu dengan
Problem Based Learning (PBL) ?. observasi dan tes. Di dalam PTK terdiri
Sedangkan tujuan penelitian ini adalah : dari dua siklus, setiap siklus terdiri dari
1) Untuk mendeskripsikan aktivitas empat tahap yakni perencanaan,
mengajar guru dan aktivitas belajar siswa pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi.
dengan penerapan model Problem Based Aktivitas mengajar guru dan
Learning (PBL) pada materi Dampak aktivitas belajar siswa dideskripsikan
Pencemaran bagi Kehidupan di kelas VII2 melalui deskripsi data kuantitatif
SMPN 14 Kota Bengkulu, 2) Untuk penelitian melalui analisis proses
mendeskripsikan hasil belajar IPA siswa pembelajaran yang dilakukan. Analisis
dengan penerapan model Problem Based data observasi dilakukan dengan cara
Learning (PBL) pada materi Dampak menghitung rerata skor pengamat
Pencemaran bagi Kehidupan di kelas VII2 menggunakan rumus :
SMPN 14 Kota Bengkulu. 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑘𝑜𝑟
a. Rata-rata skor = 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑝𝑒𝑛𝑔𝑎𝑚𝑎𝑡
Secara praktis penelitian ini
bermanfaat bagi siswa, guru, peneliti dan b. Skor tertinggi = jumlah butir
sekolah. Manfaat bagi siswa yaitu dapat pengamatan x skor tertinggi tiap butir
belajar menemukan konsep dengan pengamatan
menggunakan model pembelajaran c. Skor terendah = jumlah butir
Problem Based Learning (PBL). Manfaat pengamatan x skor terendah tiap butir
bagi guru yaitu dapat menambah ilmu dan pengamatan
pembelajaran mengenai penerapan model d. Selisih skor = skor tertinggi – skor
Problem Based Learning (PBL) dan terendah
memberikan alternatif lain bagi guru
tentang model pembelajaran yang dapat

106
Diklabio: Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Biologi 2(1): 103-112 (2018) e-ISSN 2598-9669

e. Kisaran nilai tiap kriteria = Deskripsi Hasil Observasi Aktivitas Guru


𝑠𝑒𝑙𝑖𝑠𝑖ℎ 𝑠𝑘𝑜𝑟 pada Siklus 1
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑘𝑟𝑖𝑡𝑒𝑟𝑖𝑎 𝑝𝑒𝑛𝑖𝑙𝑎𝑖𝑎𝑛
Pada siklus 1 dilakukan observasi
(Arikunto, 2012)
aktivitas mengajar guru terhadap proses
Hasil belajar siswa dideskripsikan
pembelajaran IPA dengan menggunakan
melalui deskripsi data hasil belajar siswa
model pembelajaran Problem Based
melalui pemberian tes hasil belajar. Tes
Learning (PBL) yang dilakukan oleh 3
hasil belajar diperoleh dari setiap siklus
orang pengamat yaitu guru IPA SMPN 14
dan dianalisis secara deskriptif untuk
Kota Bengkulu dan dua calon guru. Hasil
mengetahui nilai rata-rata hasil belajar
dari observasi aktivitas guru dapat dilihat
dan persentase ketuntasan belajar
pada Tabel 1 berikut ini:
klasikal. Nilai rata-rata hasil belajar siswa
dihitung menggunakan rumus : Tabel 1. Data Hasil Observasi Aktivitas Guru
Σ𝑥
X= 𝑁 pada Siklus 1
No Pengamat Skor
Keterangan: 1. I 30
X = Nilai rata-rata kelas 2. II 30
∑X = Jumlah nilai siswa keseluruhan
3. III 31
N = Jumlah seluruh siswa
Total Skor 91
Untuk menganalisis data hasil Rerata Skor 30,3
belajar siswa secara keseluruhan maka Kriteria Baik
dihitung ketuntasan belajar klasikal
menggunakan rumus (Trianto, 2011) : Berdasarkan Tabel 1 dapat
diketahui bahwa aktivitas guru dalam
𝑁𝑆
KB = × 100% pembelajaran memperlihatkan kriteria
𝑁
baik. Hal ini dapat dilihat dari dari skor
Keterangan: rata-rata dari 3 orang pengamat yaitu 30,3
KB = ketuntasan belajar klasikal dengan kriteria baik (B).
NS = jumlah siswa yang memperoleh
nilai ≥75 Deskripsi Hasil Observasi Terhadap
N = jumlah seluruh siswa Aktivitas Belajar Siswa pada Siklus I
Pengamatan terhadap aktivitas
HASIL DAN PEMBAHASAN belajar siswa pada siklus I dilakukan oleh 3
Berdasarkan penelitian yang telah orang pengamat yaitu guru IPA SMPN 14
dilaksanakan di kelas VII2 SMPN 14 Kota Kota Bengkulu dan dua calon guru dengan
Bengkulu pada minggu pertama bulan menggunakan lembar observasi siswa.
April 2017 dengan menerapkan model Perolehan skor rata-rata untuk aktivitas
pembelajaran Problem Based Learning siswa dapat dilihat pada Tabel 2.
(PBL) sebanyak 2 siklus berfokus pada
aktivitas mengajar guru, aktivitas belajar Tabel 2. Data Hasil Observasi Terhadap
siswa dan hasil belajar siswa pada materi Aktivitas Siswa pada Siklus I
No Pengamat Skor
Dampak Pencemaran Bagi kehidupan,
1. I 30
diperoleh hasil sebagai berikut ini:
2. II 31
Siklus I 3. III 30

107
Diklabio: Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Biologi 2(1): 103-112 (2018) e-ISSN 2598-9669

Total Skor 91 memperoleh nilai ≥75 yang dapat dilihat


Rerata Skor 30,3 dari hasil tes siswa. Sedangkan proses
Kriteria Baik pembelajaran dikatakan tuntas secara
klasikal apabila 85% siswa dikelas
Berdasarkan Tabel 2 diketahui memperoleh nilai ≥75. Berdasarkan hasil
bahwa perolehan skor dari 3 pengamat analisis di atas pembelajaran pada siklus I
adalah sebesar 91 dengan rata-rata skor dengan menerapkan model PBL ini belum
30,3. Rata-rata skor tersebut mendapatkan hasil yang maksimal yaitu
menunjukkan bahwa aktivitas siswa masih banyak kekurangan yang harus
selama proses pembelajaran dengan diperbaiki ketika proses pembelajaran
menerapkan model pembelajaran berlangsung seperti yang telah dijelaskan
Problem Based Learning (PBL) termasuk pada hasil observasi terhadap aktivitas
dalam kriteria baik (B). guru dan aktivitas siswa.

Deskripsi Hasil Belajar Siklus II


Hasil belajar pengetahuan Deskripsi Hasil Observasi Aktivitas Guru
diperoleh melalui penilaian yang pada Siklus II
dilakukan dalam bentuk pemberian tes Pada kegiatan siklus II dilakukan
tertulis pada akhir pembelajaran (postest) observasi aktivitas mengajar guru
berupa 10 soal pilihan ganda dengan 4 terhadap proses pembelajaran IPA dengan
pilihan jawaban. Analisis persentase menggunakan model pembelajaran
ketuntasan hasil belajar klasikal siswa Problem Based Learning (PBL) yang
siklus I dapat dilihat pada Tabel 3. dilakukan oleh 3 orang pengamat yaitu
guru IPA SMPN 14 Kota Bengkulu dan dua
Tabel 3. Ketuntasan Belajar Klasikal Siswa calon guru. Hasil dari observasi aktivitas
pada Siklus I guru dapat dilihat pada Tabel 4.
N Nilai ≥ 75 KB
∑X X Kriteria Tabel 4. Data Hasil Observasi Terhadap
(orang) (orang) (%)
Tidak Aktivitas Guru pada Siklus II
34 28 2800 82,3 82,3 No Pengamat Skor
tuntas
1. I 31
Keterangan:
2. II 31
N : Jumlah seluruh siswa
X : Nilai rata-rata kelas 3. III 31
∑X : Jumlah nilai keseluruhan siswa Total Skor 93
KB : Persentase ketuntasan belajar
Rerata Skor 31
Berdasarkan Tabel 3 dapat Kriteria Baik
diketahui bahwa persentase ketuntasan
belajar pada siklus I adalah 82,3% Berdasarkan Tabel 4 dapat
termasuk kriteria tidak tuntas dimana dari diketahui bahwa aktivitas guru dalam
jumlah keseluruhan siswa yaitu 34 orang pembelajaran memperlihatkan kriteria
siswa hanya sebanyak 28 orang saja yang baik. Hal ini dapat dilihat dari dari skor
mendapatkan nilai ≥75. Berdasarkan rata-rata dari 3 orang pengamat yaitu 31
kriteria ketuntasan minimal (KKM) yang dengan kriteria baik (B).
telah ditetapkan oleh SMPN 14 Kota
Bengkulu bahwa pembelajaran dikatakan Deskripsi Hasil Observasi Terhadap
tuntas secara individual apabila siswa Aktivitas Belajar Siswa pada Siklus II

108
Diklabio: Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Biologi 2(1): 103-112 (2018) e-ISSN 2598-9669

Pengamatan terhadap aktivitas ∑X : Jumlah nilai keseluruhan siswa


belajar siswa pada siklus II dilakukan oleh KB : Persentase ketuntasan belajar
3 orang pengamat yaitu guru IPA SMPN 14
Kota Bengkulu dan dua calon guru dengan
menggunakan lembar observasi siswa. Berdasarkan Tabel 6 dapat diketahui
Perolehan skor rata-rata untuk aktivitas bahwa pada hasil belajar pengetahuan,
siswa dapat dilihat pada Tabel 5. jumlah siswa yang memperoleh nilai ≥75
adalah sebanyak 29 orang siswa dari 34
Tabel 5. Data Hasil Observasi Terhadap orang siswa yang mengikuti tes dengan
Aktivitas Siswa pada Siklus II persentase ketuntasan belajar secara
No Pengamat Skor klasikal 85,2%. Hal ini menunjukkan
1. I 30 bahwa pembelajaran yang telah
2. II 31 dilaksanakan pada siklus II sudah
mencapai kriteria tuntas dengan
3. III 31
persentase ketuntasan belajar klasikal
Total Skor 92 pada siklus II telah mencapai 85% dan
Rerata Skor 30,6 sesuai dengan Kriteria Ketuntasan
Kriteria Baik Minimal (KKM) mata pelajaran IPA di
SMPN 14 Kota Bengkulu.
Berdasarkan Tabel 5 diketahui Berdasarkan hasil penelitian,
bahwa perolehan skor dari 3 pengamat kegiatan pembelajaran yang telah
adalah sebesar 92 dengan rata-rata 30,6. dilakukan oleh guru selama dua siklus
Rata-rata skor tersebut menunjukkan dengan menerapkan model pembelajaran
bahwa aktivitas siswa selama proses Problem Based Learning (PBL) pada kelas
pembelajaran dengan menerapkan model VII2 SMPN 14 Kota Bengkulu terjadi
pembelajaran Problem Based Learning peningkatan pada siklus II. Hal ini
(PBL) termasuk dalam kriteria Baik (B). ditunjukkan dari adanya peningkatan
rerata skor observasi aktivitas guru,
Deskripsi Hasil Belajar aktivitas siswa, dan hasil belajar siswa
Hasil belajar pengetahuan pada siklus II. Peningkatan pembelajaran
diperoleh melalui penilaian yang yang terjadi pada siklus II ini diperoleh
dilakukan dalam bentuk pemberian tes karena adanya refleksi proses
tertulis pada akhir pembelajaran (postest) pembelajaran pada siklus I. Hasil refleksi
berupa 10 soal pilihan ganda dengan 4 ini terlihat dari peningkatan serta
pilihan jawaban. Analisis persentase perubahan pada pembelajaran dari siklus I
ketuntasan hasil belajar klasikal siswa ke siklus II, baik itu pada aktivitas guru dan
siklus II dapat dilihat pada Tabel 6. aktivitas siswa, maupun hasil belajar
siswa.
Tabel 6. Ketuntasan Belajar Klasikal Siswa Dengan merefleksi pembelajaran
pada Siklus II siklus I, dilakukan perbaikan proses
pembelajaran. Perbaikan proses
N Nilai ≥ 75 KB
(orang) (orang)
∑X X
(%)
Kriteria pembelajaran yang dilakukan oleh peneliti
34 29 2950 86,7 85,2 Tuntas yaitu dimulai dari aktivitas guru, aktivitas
siswa serta hasil belajar siswa sehingga
Keterangan: diperoleh hasil belajar yang diinginkan.
N : Jumlah seluruh siswa Hal ini sejalan dengan yang dikemukakan
X : Nilai rata-rata kelas oleh Hosnan (2014) bahwa tujuan

109
Diklabio: Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Biologi 2(1): 103-112 (2018) e-ISSN 2598-9669

pembelajaran adalah membantu siswa penilaian hasil belajar setelah peserta


agar memperoleh berbagai pengalaman didik mengikuti proses belajar yang
dan mengubah tingkah laku siswa, baik didasarkan atas kriteria tertentu. Setelah
dari segi kualitas maupun kuantitas. ditetapkan kriterianya, guru baru dapat
Perubahan tingkah laku yang dimaksud menentukan berhasil tidaknya peserta
meliputi pengetahuan, keterampilan dan didik, baik dalam proses maupun hasil
nilai atau norma yang berfungsi sebagai belajarnya. Berdasarkan hasil penelitian
pengendali sikap dan prilaku siswa. yang telah dilakukan dengan penerapan
Menurut Rusman (2014), model pembelajaran Problem Based
pembelajaran hendaknya menitikberatkan Learning (PBL) dapat disimpulkan bahwa
pada aktivitas siswa dengan cara terjadi peningkatan hasil belajar siswa
memberikan kesempatan seluas-luasnya pada siklus II. Peningkatan hasil belajar
untuk beraktivitas dan berkreativitas siswa tersebut dapat dilihat pada Gambar
dalam mengembangkan potensinya 2.
menuju tingkat yang lebih dewasa. Persentase ketuntasan belajar
Dengan proses belajar yang menekankan klasikal pada siklus I yaitu 82,3% dan
pada aktivitas siswa, pembelajaran dikategorikan belum tuntas. Sedangkan
menjadi lebih bermakna serat nilai dan ketuntasan belajar klasikal siswa pada
lebih humanis dalam mengembangkan siklus II yaitu 85,2% dan dikategorikan
kepribadian siswa secara menyeluruh. tuntas karena telah mencapai kriteria
Karena dengan proses belajar tersebut ketuntasan belajar klasikal yang
siswa mendapatkan pengalaman langsung ditentukan oleh sekolah SMPN 14 Kota
secara kontekstual. Bengkulu yaitu sebesar 85%. Sehingga,
Pada dasarnya proses dapat disimpulkan penerapan model
pembelajaran merupakan suatu proses pembelajaran Problem Based Learning
interaksi antara guru dengan siswa. (PBL) pada proses pembelajaran materi
Peranan guru pada proses pembelajaran dampak pencemaran bagi kehidupan
ini adalah untuk membangkitkan dapat meningkatkan hasil belajar siswa.
semangat siswa sehingga siswa Hal tersebut dikarenakan adanya
termotivasi untuk berperan aktif pada peningkatan hasil belajar siswa dari siklus I
proses pembelajaran yang berlangsung. dengan ketuntasan belajar klasikal 82,3%
Dalam proses pembelajaran, semangat meningkat menjadi 85,2% pada siklus II.
dan motivasi yang diberikan guru kepada
siswa dapat dikatakan sebagai daya PENUTUP
penggerak di dalam diri siswa sehingga Simpulan
diharapkan tujuan pembelajaran yang Berdasarkan Penelitian Tindakan
diterapkan oleh guru dapat tercapai oleh Kelas (PTK) yang telah dilakukan dapat
siswa. ditarik kesimpulan sebagai berikut:
Untuk mengetahui tingkat 1. Perbaikan pembelajaran dikelas VII2
keberhasilan siswa selama mengikuti SMPN 14 Kota Bengkulu dengan
proses pembelajaran menggunakan model menerapkan model pembelajaran
pembelajaran Problem Based Learning Problem Based Learning (PBL) dalam
(PBL), guru memberikan evaluasi berupa proses pembelajaran pada materi
test tertulis dalam bentuk post test “Dampak Pencemaran Bagi
dengan kategori soal yaitu 10 soal pilihan Kehidupan” dapat meningkatkan
ganda dengan 4 pilihan jawaban. Menurut aktivitas mengajar guru yaitu dengan
Arifin (2012) guru perlu melakukan rerata skor 30,3 pada siklus I

110
Diklabio: Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Biologi 2(1): 103-112 (2018) e-ISSN 2598-9669

meningkat menjadi 31 pada siklus II Arikunto, Suharsimi. 2012. Dasar-Dasar


dan aktivitas belajar siswa dengan Evaluasi Pendidikan. Jakarta: PT
rerata skor 30,3 pada siklus I Bumi Aksara
meningkat menjadi 30,6 pada siklus II. Effendi, M. 2016. Peningkatan Aktivitas
2. Perbaikan pembelajaran dikelas VII2 Dan Hasil Belajar Matematika
SMPN 14 Kota Bengkulu dengan Melalui Model Pembelajaran
menerapkan model pembelajaran Berdasarkan Masalah (Problem
Problem Based Learning (PBL) dalam Based Learning) Pada Peserta
proses pembelajaran pada materi Didik Kelas VI SDN 04 Nan Sabaris
“Dampak Pencemaran Bagi Tahun Pelajaran 2015/2016.
Kehidupan” dapat meningkatkan hasil http://jurnal.konselingindonesia.
belajar siswa dengan nilai rata-rata com/index.php/jkp/article/view/
kelas 82,3 pada siklus I meningkat 63/67 (diakses tanggal 23 Januari
menjadi 86,7 pada siklus II dan 2017)
persentase ketuntasan belajar klasikal
82,3% pada siklus I dan meningkat Harahap, M. A. dan Prastowo, P. 2014.
menjadi 85,2% pada siklus II. Perbedaan Hasil Belajar Siswa
Yang Diajar Menggunakan Model
Saran Pembelajaran Project Based
Berdasarkan Penelitian Tindakan Learning Dengan Problem Based
Kelas (PTK) yang telah dilakukan, Learning Pada Materi
beberapa saran yang dapat dianjurkan Pencemaran
yaitu: Lingkungan.http://digilib.unimed.
1. Diharapkan kepada peneliti sebaiknya ac.id/4828/1/Fulltext.pdf (diakses
harus lebih memahami sintaks dari tanggal 23 Januari 2017)
model pembelajaran Problem Based Hosnan, M. 2014. Pendekatan Saintifik
Learning (PBL) agar setiap kegiatan dan Kontekstual dalam
pembelajaran/proses pembelajaran Pembelajaran Abad 21. Bogor:
yang dilakukan dapat berjalan dengan Ghalia Indonesia
lancar, sehingga mendapatkan hasil
Kunandar. 2013. Langkah Mudah Penelitian
yang baik dan sesuai dengan yang
Tindakan Kelas Sebagai
diinginkan. Pengembangan Profesi Guru.
2. Diharapkan kepada guru mata Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada
pelajaran IPA kelas VII2 SMPN 14 Kota
Bengkulu dapat menggunakan model Parasamya, C. E. dan Wahyuni, A. 2017.
pembelajaran Problem Based Upaya Peningkatan Hasil Belajar
Learning (PBL) sebagai salah satu Fisika Siswa Melalui Penerapan
alternatif dalam pembelajaran untuk Model Pembelajaran Problem
diterapkan pada pembelajaran IPA Based Learning (PBL).
sebagai salah satu upaya http://www.jim.unsyiah.ac.id/pe
meningkatkan hasil belajar siswa. ndidikan-
fisika/article/view/2145/1106
(diakses tanggal 23 Januari 2017)
DAFTAR PUSTAKA
Permendikbud. 2014. Peraturan Menteri
Arifin, Zainal. 2012. Evaluasi Pendidikan dan Kebudayaan
Pembelajaran. Bandung: PT Republik Indonesia Nomor 58
Remaja Rosdakarya Tahun 2014 Tentang Kurikulum

111
Diklabio: Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Biologi 2(1): 103-112 (2018) e-ISSN 2598-9669

2013 Sekolah Menengah


Pertama/ Madrasah Tsanawiyah.
Jakarta: Depdiknas
Permendikbud. 2014. Peraturan Menteri
Pendidikan Dan Kebudayaan
Republik Indonesia Nomor 103
Tahun 2014 Tentang Pembelajaran
Pada Pendidikan Dasar Dan
Pendidikan Menengah. Jakarta:
Depdiknas
Rusman. 2014. Model – model
Pembelajaran mengembangkan
Profesionalisme Guru Edisi Kedua.
Jakarta : Rajawali Pers
Suyadi. 2012. Buku Panduan Guru
Profesional Penelitian Tindakan
Kelas (PTK) dan Penelitian
Tindakan Sekolah (PTS).
Yogyakarta: ANDI
Trianto. 2011. Model Pembelajaran
Terpadu. Jakarta: Bumi Aksara
Widodo, L. W. 2013. Peningkatan Aktivitas
Belajar dan Hasil Belajar Siswa
Dengan Metode Problem Based
Learning Pada Siswa Kelas VIIA
Mts Negeri Donomulyo Kulon
Progo Tahun Pelajaran
2012/2013. Jurnal Fisika
Indonesia, 17(49): hlm. 32-35.
(Online)(http://pdmmipa.ugm.ac.
id/ojs/index.php/jfi/article/downl
oad/831/910) (diakses tanggal 23
Januari 2017)

112

Anda mungkin juga menyukai