Anda di halaman 1dari 20

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR ILMU

PENGETAHUAN SOSIAL DENGAN MENGGUNAKAN


METODE KOOPERATIF NUMBERED HEADS TOGETHER
(NHT) SISWA KELAS VB SDN 010 TEMBILAHAN HULU
KECAMATAN TEMBILAHAN HULU

Maryatul Sakriyah
Guru SDN 010 Tembilahan Hulu

Email: Maryatulsakriah@gmail.com

Abstrak
Permasalahan Penelitian Tindakan Kelas ini adalah dari rendahnya hasil belajar siswa
kelas VB SDN 010 Tembilahan Hulu Kecamatan Tembilahan Hulu. Masalah belajar ini diatasi
dengan menerapkan Metode Kooperatif Numbered Heads Together (NHT) dengan perumusan
masalah:Apakah penerapan Metode Kooperatif Numbered Heads Together (NHT dapat
meningkatkan hasil belajar IPS pada siswa kelas VB SDN 010 Tembilahan Hulu Kecamatan
Tembilahan Hulu? Penelitian bertujuan untuk Untuk meningkatkan hasil belajar IPS siswa
kelas VB SDN 010 Tembilahan Hulu Kecamatan Tembilahan Hulu dengan cara penerapan
Metode Kooperatif Numbered Heads Together (NHT) Penelitian diharapkan bermanfaat bagi
penulis, siswa, dan SDN 010 Tembilahan Hulu Kecamatan Tembilahan Hulu.
Hasil penelitian dan tindakan kelas Pelajaran IPS yang dilaksanakan pada siswa kelas
VB SDN 010 Tembilahan Hulu Kecamatan Tembilahan Hulu menyimpulkan; Hasil belajar siklus
I telah meningkat dibandingkan pembelajaran secara konvensional. Hasil belajar prasiklus
adalah rata-rata 55,21 (Cukup); pada siklus I, hasil belajar mencapai rata-rata 72,60 (baik);
pada siklus II meningkat lagi 77,39 (Baik); Ketuntasan klasikal prasiklus adalah 7 siswa
(30,43%.); siklus I adalah 16 siswa (69,56%) ; dan pada siklus II meningkat menjadi 21
siswa (91,30%). Dua Siswa yang belum tuntas dilakukan remedial.
Hasil pengamatan observer, siswa kelas VB SDN 010 Tembilahan Hulu Kecamatan Tembilahan
Hulu kelihatan mengerti dengan Metode Kooperatif Numbered Heads Together (NHT). Mereka
belajar dan memahami materi bersama dalam kelompok heterogen 4-5 siswa.
Berdasarkan hasil penelitian perbaikan pembelajaran, penerapan Metode Koperatif
Numbered Heads Together (NHT) berhasil memperbaiki masalah rendahnya hasil belajar IPS
Siswa Kelas VB SDN 010 Tembilahan HuluKecamatan Tembilahan Hulu Tahun Ajaran
2017/2018.

Kata Kunci : Kooperatif Numbered Heads Together (NHT);Hasil Belajar IPS

PENDAHULUAN sangat tergantung pada


Keberhasilan proses belajar mengajar di
pendidikan tergantung kelas tersebut yang
kepada keberhasilan dikelola oleh seorang guru
sekolah.Keberhasilan kelas. Jika proses belajar
sekolah tergantung kepada berkualitas, maka akan
keberhasilan setiap kelas. menghasilkan hasil belajar
Keberhasilan suatu kelas yang berkualitas
sebaliknya jika pencarikan solusi
pembelajaran tidak pemecahannya.Cara yang
menarik, siswa tidak aktif, paling mudah dan murah
maka hasilnya kurang yang harus dilakukan oleh
signifikan. Dengan katan guru adalah dengan
lain, pembelajaran di kelas melakukan perbaikan
merupakan ujung tombak pembelajaran atau
keberhasilan pendidikan. penelitian tindakan kelas.
Guru sebagai Pembelajaran Ilmu
pengajar, pendidik, dan Pengetahuan Sosial yang
manager kelas harus dilakukan oleh penulis di
mampu memajukan kelas VB secara
kelasnya. Sebagai konvensional
pengajar, guru gagal.Penyebab rendahnya
menyampaikan sejumlah hasil belajar siswa di atas
materi pelajaran sesuai tidak hanya dibebankan
dengan yang dibebankan kepada siswa, tetapi guru
oleh kurikulum; sebagai pun harus ikut
pendidik guru mengantar bertanggungjawab.
anak didik menjadi Pengamatan dan refleksi
manusia dewasa yang yang dilakukan penulis
cakap dan berbudi luhur; rendahnya hasil belajar di
dan sebagai managerial atas setidaknya
guru pemimpin di disebabkan oleh:
kelasnya, di luar sekolah, kurangnya buku pelajaran
dan sebagai teladan bagi IPS (banyak siswa tidak
siswa-siswanya. Di lain mempunyai buku paket);
pihak, siswa harus aktif kurang tepatnya media
berbuat secara fisik dan atau cara pembelajaran
psikis atau fikiran dan yang diterapkan,
mental. Siswa sebaiknya kurangnya siswa
mengalami sendiri mengulang-ulang pelajaran
mengelaborasi materi di rumahnya; kurangnya
belajar secara langsung. efektifnya penggunaan
Jika pembelajaran media atau alat peraga
gagal guru tersebut harus yang digunakan;
mencarikan akar kurangnya kerjasama
penyebabnya dan berusaha sesama siswa dalam
belajar; kurang tepatnya Tembilahan Hulu?
penggunaan model atau Penelitian bertujuan untuk
metode pembelajaran meningkatkan hasil belajar
Berdasarkan latar Ilmu Pengetahuan Sosial
belakang di atas, penulis dan mendeskripsikan
akan mencoba mengatasi Penerapan Metode Model
hal ini dengan menerapkan Pembelajaran Kooperatif
penggunaan Model Numbered Heads Together
Kooperatf, Kooperatif (NHT) pada pembelajaran
Numbered Heads Together Ilmu Pengetahuan Sosial
(NHT).Alasannya, model ini siswa kelas VB SD Negeri
cocok untuk memperjelas 010 Tembilahan Hulu
secara bersama materi/ide Kecamatan Tembilahan
tentang materi Hulu. Hasil penelitian
belajar.Mereka dapat saling tindakan kelas ini
berbagi, bersatu, diharapkan bermanfaat
bekerjasama dalam yang berarti bagi Siswa,
belajar, apalagi siswa- guru, dan SDN 010
siswa di kelas ini sangat Tembilahan Hulu. Bagi
heterogen. Judul penelitian siswa, meningkatkan
tindakan kelas ini adalah keaktifan, kejasama, dan
”Penerapan Metode kekompakan siswa dalam
Kooperatif Numbered pembelajaran dan hasil
Heads Together (NHT) belajar siswa IPS, bagi
untuk meningkatkan hasil guru, meningkatkan
belajar IPS siswa kelas VB kualitas dan kuantitas
SD Negeri 010 Tembilahan proses pembelajaran Ilmu
HuluKecamatan Pengetahuan sosial; bagi
Tembilahan Hulu”. sekolah, menambah
Rumusan masalah fasilitas strategi atau
adalah: Apakah Penerapan metode belajar
Metode Kooperatif pembelajaran di sekolah
Numbered Heads Together dan meningkatkan citra
(NHT) dapat sekolah dimata
meningkatkan hasil belajar masyarakat.
IPS siswa kelas VB SD
Negeri 010 Tembilahan
Hulu Kecamatan
TINJAUAN PUSTAKA kematangan, atau keadaan
2.1Pengertian Belajar sesaat seseorang
dan Hasil Belajar (kelelahan, pengaruh obat
Siswa datang ke dan sebagainya)”.
sekolah untuk belajar, Pendapat di atas
tentunya mendapatkan hampir sama dengan
hasil belajar. Secara pendapat yang
sederhana belajar di diungkapkan oleh Pendapat
kalangan masyarakat lain dikemukakan oleh Udin
adalah menuntut ilmu. Slameto (1993) yang
Belajar adalah usaha untuk mengatakan bahwa belajar
mengubah tingkah laku merupakan suatu proses
manusia dibidang usaha yang dilakukan
keterampilan, seseorang untuk
pengetahuan, dan sikap. memperoleh perubahan
Belajar merupakan fitrah tingkah laku yang baru
manusia. Morgan dalam secara keseluruhan sebagai
Sobry Sutikno (2013) hasil pengalamannnya
mengatakan belajar adalah sendiri dalam berinteraksi
sebagai suatu perubahan dengan lingkungannnya.
yang relatif menetap dalam Dari beberapa defenisi
tingkah laku sebagai akibat di atas ditarik kesimpulan
atau hasil dari pengalaman bahwa belajar merupakan
masa lalu. suatu proses usaha yang
Hilgard dan Bower dilakukan seseorang untuk
dalam Udin Slameto (1993) memperoleh suatu
mengatakan ”Belajar perubahan yang baru
berhubungan dengan sebagai pengalamannya
tingkah laku seseorang sendiri dalam interaksi
terhadap sesuatu situasi dengan lingkungannya.
tertentu yang disebabkan Hasil belajar
oleh pengalamannya merupakan ouput
berulang-ulang dalam pembelajaran. Menurut
situasi itu, di mana Sudjana, (2010) “Hasil
perubahan tingkah laku itu belajar adalah
tidak dapat dijelaskan atau kemampuan-kemampuan
dasar kecendurungan yang dimiliki siswa setelah
respon pembawaan ia menerima pengalaman
belajarnya”. Sedangkan belajar merupakan tingkat
menurut (Hamalik, perkembangan mental yang
2017:30) “Hasil belajar lebih baik bila dibandingkan
merupakan terjadinya pada saat sebelum belajar.
perubahan tingkah laku Tingkat perkembangan
pada siswa yang dapat mental tersebut terwujud
diamati dan diukur dalam pada jenis-jenis ranah yaitu
bentuk perubahan ranah kognitif, ranah
pengetahuan, sikap, dan efektif, dan ranah
keterampilan. Perubahan psikomotor. Sedangkan
tersebut diartikan dari sisi guru, hasil belajar
terjadinya peningkatan dan merupakan saat
pengembangan yang lebih terselesaikannya bahan
baik”. ajar.
Di sisi lain. Udin S Banyak faktor yang
(2005) menjelaskan bahwa mempengaruhi hasil
hasil belajar adalah berupa belajar. Menurut (Slameto,
perubahan perilaku atau 2010) ada tiga faktor yang
tingkah laku baik berupa mempengaruhi kegiatan
pengetahuan, keterampilan belajar siswa, faktor-faktor
motorik, atau peguasaan tersebut antara lain:
nilai-nilai (sikap). Sudjana
(2002) mengatakan bahwa 1.Faktor Internal
hasil belajar adalah Faktor internal adalah
kemampuan yang dimiliki faktor yang berasal dari
siswa setelah menerima dalam diri siswa sendiri
pengalaman belajarnya yang meliputi dua aspek,
serta menjadi milik siswa yaitu : aspek fisiologis dan
sebagai akibat dari psikologis. Aspek fisiologis
kegiatan belajar yang adalah aspek yang
dilakukannya. mengangkut tentang
Pendapat tersebu keberadaan kondisi fisik
didukung oleh Dimyati dan siswa, sedangkan aspek
Mudjiono (2009) hasil psikologis adalah aspek
belajar merupakan hal yang yang mengikuti tingkat
dapat dipandang dari dua kecerdasan, minat, bakat,
sisi yaitu sisi siswa dan sisi motivasi dan kemampuan
guru. Dari sisi siswa, hasil kognitif siswa.
2.Faktor eksternal 2.1 Karakteristik Mata
Faktor eksternal Pelajaran IPS
adalah faktor yang berasal Mengajar adalah
dari luar diri siswa meliputi perbuatan yang mulia
faktor lingkungan disekitar karena dengan mengajar
siswa. bisa mencetak generasi
3.Faktor pendekatan yang pintar dan
belajar bermoral.Untuk memulai
Faktor pendekatan mengajar, seorang guru
belajar adalah jenis upaya harus mengetahui
belajar siswa yang meliputi karakteristik mata
strategi dan metode yang pelajaran yang diajarkan.
digunakan siswa untuk Adapun karakteristik
melakukan kegiatan umum semua mata
pembelajaran materi- pelajaran antara lain:
materi pelajaran.Oleh 1.Fakta :
karena itu pengenalan guru Disini mata pelajaran
terhadap faktor yang dapat itu bersifat nyata dan ada,
mempengaruhi hasil artinya pelajaran itu ada
belajar siswa penting sekali objek (bersifat) misalnya
artinya dalam rangka ketika seorang guru
membantu siswa mencapai mengajarkan kucing, ia
hasil belajar siswa sesuai menunjukkan kucing
denhan kemampuan tersebut.
masing-masing, sehingga 2.Konsep :
guru yang profesional Kalau bersifat konsep,
dapat kiranya menerapkan mata pelajaran tersebut
berbagai strategi membutuhkan penjelasan
pembelajaran yang telah yang mendalam, mata
dikembangkan para ahli pelajaran yang memiliki
pendidikan salah satunya karakteristik seperti ini
dengan model memerlukan
pembelajaraan kooperatif pendefinisian.Ini lebih sulit
tipe NHT. mengajarkannya daripada
mata pelajaran yang
bersifat fakta.
3.Prinsip :
Mata pelajaran yang nasional, dan global”
bersifat prinsip itu terkait (KTSP: 2006).
dengan hukum yang Ada 5 macam sumber
menghasilkan sebab materi Ilmu Pengetahuan
akibat.Dalam studi agama Sosial antara lain: a.
hal bersifat prinsip itu Segala sesuatu atau apa
biasanya masalah aqidah. saja yang ada dan terjadi di
4.Prosedur : sekitar anak sejak dari
Kalau yang ini biasanya keluarga, sekolah, desa,
berupa urutan langkah- kecamatan sampai
langkah kerja yang lingkungan yang luas
menjelaskan secara negara dan dunia dengan
berurutan dan langkah berbagai permasalahannya.
demi langkah. b. Kegiatan manusia
Satu mata pelajaran misalnya: mata
yang wajib dipelajari siswa pencaharian, pendidikan,
sekolah dasar adalah Ilmu keagamaan, produksi,
Pengetahuan Sosial (IPS). komunikasi, transportasi.c.
Mata pelajaran ini Lingkungan geografi dan
bertujuan “Agar peserta budaya meliputi segala
didik memiliki kemampuan aspek geografi dan
mengenal konsep yang antropologi yang terdapat
berkaitan dengan sejak dari lingkungan anak
kehidupan masyarakat dan yang terdekat sampai yang
lingkungannnya; memiliki terjauh. d. Kehidupan masa
kemampuan dasar berfikir lampau, perkembangan
logis dan kritis, rasa ingin kehidupan manusia,
tahu, inkuiri, memecahkan sejarah yang dimulai dari
masalah, memiliki sejarah lingkungan
komitmen terhadap nilai- terdekat sampai yang
nilai sosial dan terjauh, tentang tokoh-
kemanusiaan, memiliki tokoh dan kejadian-
kemampuan kejadian besar.dan e. Anak
berkomunikasi, sebagai sumber materi
bekerjasama, dan meliputi berbagai segi, dari
berkompetisi di makanan, pakaian,
masayarakat yang permainan, keluarga.
majemuk di tingkat lokal, (KTSP: 2006).
2.3Kooperatif Numbered sama lain untuk mencapai
Heads Together (NHT). suatu penghargaan.
Pembelajaran Salah satu jenis model
kooperatif maksudnya koperatif adalah Kooperatif
adalah pembelajaran yang Numbered Heads Together
dilaksanakan secara (NHT).Pembelajaran
bersama-sama. kooperatif tipe NHT
Pembelajaran kooperatif merupakan salah satu tipe
adalah sekumpulan dari pembelajaran kooperatif
strategi pembelajaran yang yang menekankan pada
melibatkan siswa untuk struktur khusus yang
bekerjasama dalam dirancang untuk
kelompok kecil untuk mempengaruhi pola
mencapai tujuan tertentu. interaksi siswa dan
Tujuan akan tercapai memiliki tujuan untuk
apabila setiap individu meningkatkan penguasaan 
dalam kelompok itu akademik. Spencer Kagan
berperan aktif dan bekerja dalam Ibrahim (2000: 28)
sama dalam menyelesaikan mengatakan bahwa Model
tugas bersama. Ibrahim NHT adalah bagian dari
(2000:18) mengatakan model pembelajaran
bahwa pembelajaran kooperatif struktural, yang
kooperatif ditandai dengan menekankan pada struktur-
adanya struktur tugas struktur khusus yang
tujuan dan penghargaan dirancang untuk
kelompok. Siswa yang mempengaruhi pola
bekerja dalam interaksi siswa. Struktur
pembelajaran kooperatif Kagan menghendaki agar
learning diharapkan untuk para siswa bekerja saling
bekerja sama untuk suatu bergantung pada
tugas bersama dan kelompok-kelompok kecil
mengkoordinasikan secara kooperatif.Tipe ini
usahanya untuk melibatkan para siswa
menyelesaikan tugasnya. dalam menelaah bahan
Dalam penerapan yang tercakup dalam suatu
pembelajaran kooperatif, pelajaran dan mengecek
dua atau lebih individu pemahaman mereka
saling bergantung satu
terhadap isi pelajaran a)      Pembentukan
tersebut. kelompok;
Ibrahim b)      Diskusi masalah;
mengemukakan tiga tujuan c)      Tukar jawaban antar
yang hendak dicapai dalam kelompok
pembelajaran kooperatif Penerapan
dengan tipe NHT yaitu : pembelajaran kooperatif
1. Hasil belajar akademik tipe NHT merujuk pada
stuktural: Bertujuan untuk konsep Spencer Kagen
meningkatkan kinerja siswa dalam Ibrahim (2000 : 28)
dalam tugas-tugas untuk melibatkan lebih
akademik. banyak siswa dalam
2. Pengakuan adanya menelaah materi yang
keragaman: Bertujuan agar tercakup dalam suatu
siswa dapat menerima pelajaran dengan
teman-temannya yang mengecek pemahaman
mempunyai berbagai latar mereka mengenai isi
belakang. pelajaran tersebut. Sebagai
3.Pengembangan pengganti pertanyaan
keterampilan sosial: langsung kepada seluruh
Bertujuan untuk kelas, guru menggunakan
mengembangkan empat langkah sebagai
keterampilan sosial berikut : (a) Penomoran,
siswa.Keterampilan yang (b) Pengajuan pertanyaan,
dimaksud antara lain (c) Berpikir bersama, (d)
berbagi tugas, aktif Pemberian jawaban.
bertanya, menghargai Langkah-langkah
pendapat orang lain, mau tersebut menurut Trianto
menjelaskan ide atau (2009) dikembangkan
pendapat, bekerja dalam menjadi tujuh fase :
kelompok dan sebagainya. Fase-fase NHT
Penerapan Fase Kegiatan Guru
pembelajaran kooperatif Fase 1 Guru membagi
tipe NHT merujuk pada Penomoran siswa kedalam
konsep Kagen dalam beberapa
Ibrahim (2000: 29), kelompok yang
dilaksanakan dengan tiga terdiri antara 4-5
langkah yaitu : siswa. Masing-
masing anggota pengalaman baru
kelompok yang akan
memproleh nomor dipelajari dengan
yang berbeda lebih siap untuk
Fase 2 Guru memberikan dipahami dan
Mengajuka pertanyaan- diterimanya.
n pertanyaan padaFase 3 Dari pertanyaan
Pertanyaan siswa denganBerfikir tersebut,
memberikan bersama siswabersama
pertanyaan yang kelompoknya
diharapkan membahas dan
berpariasi dan juga menyatukan
dapat berupa pendapatnya. Tiap
pertanyaan yang anggota dalam tim
spesipik dan kelompoknya
tentunya dalam mengetahui
bentuk kalimat jawaban tersebut.
tanya.misalnya :Fase 4 Guru memanggil
Apa sajakah sipat-Menjawab satu nomor
sipat cahaya itu?. tertentu dengan
Tujuan pemberian cara acak.
pertanyaan ini Kemudian siswa
adalah untuk yang bersangkutan
mentranspormasik yang sesuai
an pengtahuan dengan nomor
baru ke arah panggil guru,
situasi mengacungkan
pembelajaran atau tangan dan
mengarahkan menjawab
siswa untuk pertanyaan guru
menanggapi tadi untuk dijawab
materi yang akan kepada seluruh
dipelajarinya. kelas.
Dengan demikianFase 5 Guru meminta
akan membentukPenilaian siswayang lain
sebuah situasidan untuk memberikan
penalaran Pemberian tanggapan,jawaba
terhadap
tanggapan n dan masukannya kegiatan
terhadaphasil pembelajaran
jawaban pada fase dapat d lakukan
4,selanjutnya guru oleh guru sesuai
memanggil dan dengan keinginan
menunjuk nomor guru yang
yang lain.kegiatan bersangkutan,pem
ini di lakukan berian tes pada
berulang-ulang akhir kegiatan
sampai pembelajaran
berakhirnya nomor menjadi hal
pada siswa. terpenting untuk
Fase 6 Agar tidak mengetahui dan
kesimpulan menimbulkan menelaah
kerancuan atau penggunaan model
salah persepsi pembelajaran NHT
pada siswa,guru itu sendiri dan
memberikan perkembangan
kesimpulan dan belajar siswa.
penjelasan atas(Trianto, 2009)
pertanyaan dari  Spencer Kagen dalam
jawaban yang diIbrahim (2000)
sampaikan siswa. mengatakan bahwa dalam
Fase 7 Pemberian penerapannya, NHT
Evaluasi evaluasi bertujuanmempunyai kelebihan atau
untuk mengetahuikeunggulaan, akan tetapi
dan memberikanseperti metode lainnya,
umpan balik dariNHT juga mempunyai
hasil kegiatankelemahan atau
yang sudahkekurangan. Kelebihan NHT
dilakukan.pemberiadalah sebagai berikut:
an eVBluasi inia.Terjadinya interaksi
dapat berupa antara siswa melalui
penilain secara diskusi/siswa secara
lisan dan bersama dalam
tulisan.pemberian menyelesaikan masalah
tes sebagai hasil yang dihadapi.
akhir dari bentuk
b.Siswa pandai maupun yang pandai tanpa
siswa lemah sama-sama memiliki pemahaman
memperoleh manfaat yang memadai.
melalui aktifitas belajar c. Pengelompokkan siswa
kooperatif. memerlukan pengaturan
c. Dengan bekerja secara tempat duduk yang
kooperatif ini, berbeda-beda serta
kemungkinan konstruksi membutuhkan waktu
pengetahuan akan khusus.
manjadi lebih
besar/kemungkinan METODOLOGI
untuk siswa dapat sampai PENELITIAN
pada kesimpulan yang Penelitian ini adalah
diharapkan. perbaikan pembelajaran
d.Dapat memberikan berbentukAction Reseach
kesempatan kepada yang dilakukan di kelas VB
siswa untuk SDN 010 Tembilahan
menggunakan HuluKecamatan Tembilahan
keterampilan bertanya, Hulu Kabupaten Indragiri
berdiskusi, dan Hilir.Wardani dkk. (2002:
mengembangkan bakat 6) “Penelitian Tindakan
kepemimpinan. Kelas adalah penelitian
Di samping itu, yang dilakukan oleh guru di
penerapan koperatif kelasnya sendiri melalui
Number Heada Together refleksi diri dengan tujuan
juga mempunyai untuk memperbaiki
kelemahan sebagai kinerjanya sehingga hasil
berikut belajar siswa
a. Siswa yang pandai meningkat”.Tujuan
akan cenderung penelitian tindakan adalah
mendominasi sehingga memperbaiki dasar
dapat menimbulkan sikap pemikiran dan kepantasan
minder dan pasif dari dari praktik-
siswa yang lemah. praktik.Pemahaman
b. Proses diskusi dapat terhadap praktik tersebut,
berjalan lancar jika ada serta situasi atau lembaga
siswa yang sekedar tempat praktik tersebut
menyalin pekerjaan siswa
dilaksanakan. Wardani dan dengan jumlah 23 siswa
kawan-kawan (2012) yang terdiri dari 11 laki-laki
menjelaskan bahwa dan 12 perempuan. Adapun
langkah-langkah dalam jenis data yang diperoleh
penelitian indakan kelas dalam penelitian ini ada
(PTK) merupakan satu daur dua, yaitu: 1) Data
atau siklus yang terdiri dari Kualitatif, yaitu data yang
:1. Merencanakan diperoleh melalui hasil
perbaikan; 2.Melaksanakan pengamatan aktifitas guru
perbaikan; 3.Mengamati, dan hasil pengamatan
dan4.Melakukan refleksi. aktifitas siswa, 2) Data
Tujuan PTK menurut Zainal Kuantitatif, yaitu data yang
Aqib (2006) adalah “untuk diperoleh dari hasil tes
memperbaiki dan belajar siswa. Data
meningkatkan kualitas kualitatif dijabarkan dengan
praktik pembelajaran kata atau kalimat,
secara berkesinambungan, sedangkan data kuantitatif
sehingga meningkatkan data digambarkan dengan
mutu hasil instruksional; angka. Sementara untuk
mengembangkan teknik pengumpulan data
keterampilan guru; yang digunakan dalam
meningkatkan relefansi; penelitian ini adalah
meningkatkan efisiensi obserVBsi dan tes hasil
pengelolaan instruksional belajar.Tes dilakukan untuk
serta menumbuhkan mengetahui hasil belajar
budaya meneliti pada siswa setelah tindakan
komunitas guru”. siklus I dan siklus II.
Penelitian tindakan Selanjutnya,
kelas ini dilaksanakan di SD pengumpulan hasil belajar
Negeri 010 Tembilahan tersebut dilakukan
Hulu Tembilahan Hulu rekafitulasi. Skor tes hasil
Kabupaten Indragiri Hilir. belajar yang diperoleh dari
Sekolah ini terletak di anak ditentukan dengan
Tembilahan Hulu rumus:
Kecamatan Tembilahan Rumus:
Hulu Kabupaten Indragiri R
NP= x 100
Hilir. Subjek pelaksanaan SM
adalah sisiswa kelas VB (Purwanto, 2004)
Keterangan: kemerdekaan Indonesia”
NP : Nilai persen dengan Kompetensi Dasar
yang dicari atau diharapkan “Menghargai jasa dan
R : Skor mentah peranan tokoh perjuangan
yang diperoleh siswa dalam mempersiapkan
SM : Skor maksimal kemerdekaan Indonesia”,
ideal dari tes yang menggunakan ceramah dan
bersangkutan tanya jawab saja
100 : Bilangan yang (konvensial) belum
ditetapkan memuaskan. Siswa-siswa
Berdasarkan soal- masih belum dapat
soal tes yang akan menjelaskan nama-nama
diterapkan, maka nilai yang pejuang, bidang
diperoleh siswa perjuangan, dan daerah
dikategorikan dengan asal pejuang. Hasil belajar
berikut: Ulangan Harian yang
Tabel 2 diperoleh adalah rata-rata
Interval dan Kategori Hasil 55,21 atau dengan kategori
Belajar IPS Kelas VB SDN cukup. Siswa yang tuntas
006 Kubang Jaya belajar adalah 7 siswa atau
No Interval Kategori 30,43%. dan yang masih
1 85 – 100 Amat Baik gagal adalah 16 siswa atau
2 70 – 84 Baik 69,57%. Hasil ini sangat
3 50 – 69 Cukup rendah atau pembelajaran
4 0 – 49 Kurang Baik gagal, oleh karena itu
Sumber :Depdikbud, 1994 penulis melakukan
penelitian perbaikan
pembelajaran. Solusi yang
HASILDAN PEMBAHASAN diterapkan adalah Metode
Sebelum dilaksanakan Kooperatif Numbered
penelitian tindakan kelas, Heads Together (NHT).
pembelajaran pada Pada siklus I, hasil
Standar Kompetensi belajar telah meningkat
“Menghargai peranan tokoh dibandingkan pembelajaran
pejuang dan masyarakat secara konvensional.
dalam mempersiapkan dan Berdasarkan hasil belajar
mempertahankan siklus I dapat dilihat bahwa
penggunaan Koperatif NHT
pada pembelajaran IPS di belajar dan guru aktif
kelas VB SD 010 mengarahkan siswa dalam
Tembilahan Hulu terjadi belajar; observer
peningkatan dibandingkan mengamati aktifitas siswa
dengan pembelajaran dan guru. Oleh karena itu
secara biasa. Nilai rata-rata perbaikan pembelajaran
menjadi 72,60 atau baik. IPS ini berhasil baik karena
Siswa yang tuntas belajar siswa tuntas lebih 85%.
adalah 16 siswa atau Aktivitas siswa dan guru
69,56%. Pembelajaran terlampir.
terlihat dapat Hasil diskusi penulis
meningkatkan keaktifan dan observer disimpulkan
siswa dalam belajar. bahwa pembelajaran yang
Dengan menggunakan dilaksanakan dengan
Metode Kooperatif menggunakan Koperatif
Numbered Heads Together NHT mempunyai beberapa
(NHT), terlihat aktifitas kekuatan, antara lain:
siswa terpacu mencari mereka diskusi secara
bersama-sama dalam bersama dan tolong
kelompok mencari materi menolong mengerjakan
pembelajaran. Aktivitas soal; mereka terlihat
guru berkurang kompak; siswa yang pintar
dibandingkan dengan membantu yang lemah;
metode ceramah. Akan dan tidak terlihat
tetapi, pada pembelajaran perbedaan heterogen,
ini aktivitas siswa dan guru termasuk pria dengan
belum sesuai dengan yang wanita dalam belajar. Ini
diharapkan (Terlampir) sesuai pendatat Spencer
Pada siklus II telah Kagen dalam Ibrahim
terjadi peningkatan hasil (2000) yang mengatakan
belajar. Nilai rata-rata bahwa kelebihan NHT:
77,39 atau Baik. Terjadinya interaksi antara
Ketuntasan individu diraih siswa melalui diskusi/siswa
21 siswa atau ketuntasan secara bersama dalam
klasikal 91,30%. Hasil ini menyelesaikan masalah
sudah memuaskan. yang dihadapi. Siswa
Pembelajaran berlangsung pandai maupun siswa
di mana siswa aktif dalam lemah sama-sama
memperoleh manfaat menimbulkan sikap minder
melalui aktifitas belajar dan pasif dari siswa yang
kooperatif. Dengan bekerja lemah, b) Proses diskusi
secara kooperatif ini, dapat berjalan lancar jika
kemungkinan konstruksi ada siswa yang sekedar
pengetahuan akan manjadi menyalin pekerjaan siswa
lebih besar/kemungkinan yang pandai tanpa memiliki
untuk siswa dapat sampai pemahaman yang
pada kesimpulan yang memadai, dan c)
diharapkan. Dapat Pengelompokkan siswa
memberikan kesempatan memerlukan pengaturan
kepada siswa untuk tempat duduk yang
menggunakan keterampilan berbeda-beda serta
bertanya, berdiskusi, dan membutuhkan waktu
mengembangkan bakat khusus.
kepemimpinan. Hasil belajar di kelas VB
Diskusi dengan Bapak SDN 010 Tembilahan Hulu
Muhammad Asriyadi, Kecamatan Tembilahan
S.Pd.SD., terlihat juga Hulu yang dilaksanakan
kelemahan dalam dengan menggunakan
pembelajaran yaitu: siswa Koperatif NHT meningkat
yang berperstasi terlihat dengan signifikan dari
aktif sekali; siswa yang awal, siklus I, dan siklus II.
akademiknya rendah Skor Perolehan hasil belajar
kurang mampu berdiskusi, terlihat pada tabel 3 berikut
ada siswa belum bisa ini :
berbicara menjawab Interval dan kategori
pertanyaan guru dengan hasil Belajar IPS Siswa
baik. Hal ini sesuai dengan Kelas VB SDN 010
pendapat Spencer Kagen Tembilahan Hulu
dalam Ibrahim (2000) yang Kecamatan Tembilahan
mengatakan bahwa Hulu dengan menggunakan
kekurangan penerapan   kooperatif Numbered Heads
kooperatif Numbered Heads Together
Together (NHT) adalah :a) Tabel 3
Siswa yang pandai akan Interval dan Kategori Hasil Belajar IPS
Kelas VB SDN 010 Tembilahan Hulu
cenderung mendominasi Hasil Belajar IPA
Interval Kategori
sehingga dapat Hasil UH Siklus I Siklus II
85 – 100
70 – 84
Amat Baik
Baik
-
6
4
11
jelas pada grafik sederhana
50 – 69 Cukup 9 5 berikut:
0 – 49 Kurang
Baik
8 3 Grafik 1
Jumlah Siswa 23 23 Hasil Pembelajaran IPS NHT
Rata-Rata 50,90 70.00
Kategori cukup baik

Ketuntasan 7 16 100
(30,43%) (69,56%) 77,39
90

HASIL BELAJAR
Sumber: Data Olahan PTK. 2018
80
Penerapan kooperatif 70 72,60
Numbered Heads Together 60
IPS di kelas VB SDN 006 50
40
Kubang Jaya Kecamatan 30
55,21
Tembilahan Hulu dapat 20
meningkatkan ketuntasan 10 0 0 0
individu dan secara klasikal 0
Series1
secara signifikan seperti
Pembelajaran Prasiklus, Siklus I, Siklus II
terihat pada tabel di bawah
ini: Ketuntasan Belajar IPS
Tabel 4 Siswa Kelas VB SDN 010
Ketuntasan Belajar Tembilahan Hulu menggunakan
kooperatif Numbered Heads
IPS Siswa Kelas VB SDN
Together terlihat secara nyata
006 Kubang Jaya dengan pada grafik berikut:
menggunakan kooperatif Grafik 2
Numbered Heads Together
(NHT): Ketuntasan Belajar IPS
dengan menggunakan
100 91,30 NHT
90
Prasiklus Siklus I
80
Tuntas Tidak Tuntas Tidak
KETUNTASAN (%)

70 69,56
Tuntas tuntas
7 16 16 7 60
Series1
(30,43%) (69,56%) (69,56%) (30,43) 50
Series2
40
Sumber: Data Olahan PTK. 2018 Series3 30,43
30
Peningkatan hasil 20
10 0 0 0
belajar IPS Siswa Kelas VB 0
SDN 006 Kubang Jaya
sebelum tindakan atau PRASIKLUS, SIKLUS I,
prasiklus, siklus I, dan SIKLUS II
siklus II terlihat secara
berhasil meningkatkan hasil
KESIMPULAN DAN belajar IPS pada kelas VB
SARAN SDN 010 Tembilahan
5.1Kesimpulan HuluKecamatan Tembilahan
Hulu dengan signifikan.
Hasil penelitian dan
tindakan kelas Pelajaran 5.2Saran
IPS dilaksanakan di kelas Berdasarkan simpulan di
VB SDN 010 Tembilahan atas, penulis memberikan
HuluKecamatan Tembilahan saran:
Hulu menyimpulkan: 1. Pada pembelajaran IPS
1.Hasil belajar siklus I telah khususnya di kelas V
meningkat dibandingkan Kompetensi Dasar
pembelajaran secara “Mendeskripsikan
konvensional. Hasil perjuangan para tokoh
belajar Awal adalah rata- pejuang kemerdekaan”,
rata 55,21 (Cukup); siswa harus diaktifkan
pada siklus I, hasil untuk melihat dan
belajar mencapai rata- menemukan sendiri
rata 72,60 atau dengan materi belajar di bawah
kategori Baik; pada bimbingan guru.
siklus II meningkat 2. Pada pembelajaran IPS
dibandingkan siklus I tersebut dapat
menjadi rata-rata 77,39 menggunakan alternatif
(Baik). Metode Kooperatif
2. Ketuntasan pada Numbered Heads
awalnya adalah 7 siswa Together (NHT).
(30,43%.); pada siklus I 3. Pihak yang terlibat
adalah 16 siswa mengelola pendidikan
(69,56%) ; dan pada dapat
siklus II adalah 21 siswa mempertimbangkan
(91,30%). Metode Kooperatif
Ketuntasan kelas dan Numbered Heads
klasikal telah tercapai pada Together (NHT) ini
siklus II, dengan demikian untuk diterapkan di
penggunaan Metode sekolah yang lain.
Kooperatif Numbered
Heads Together (NHT)
DAFTAR PUSTAKA Sudjana, N. 2002.Penilaian
Hasil Proses Belajar-
Aqib, Zainal. 2006. Mengajar. Bandung:
Penelitian Tindakan T. Remaja
Kelas. Bandung: C.V. Rosdakarya.
Yuama Widya. Sutikno, Sobry. 2013.
Belajar dan
Pembelajaran.
Depdikbud, 1994.Petunjuk Lombok: Holistica
Pelaksanaan Lombok
Pendidikan. Purwanto, 2004.Prinsip-
Departemen Prinsip dan Teknik
Pendidikan dan EVBluasi Pengajaran.
Kebudayaan. Jakarta Remaja Rosdakarya,
Depdiknas, Pusat Bandung.
Kurikulum. Tantya hisnu, dkk. 2008.
Balitbang.Kurikulum Ilmu Pengetahuan
2006 Standar Sosial Kelas V.
Kompetensi Jakarta: Pusat
MataPelajaran Ilmu Perbukuan Depdiknas
Pengetahuan Sosial. Tim Anak Pintar. 2011. LKS
Jakarta. Ilmu Pengetahuan
Ibrahim, M.dkk. Sosial . Pekanbaru:
2000.Pembelajaran Setra Media
Koopertif. Universitas Trianto. (2009) Mendesain
Negeri Surabaya; Model Pembelajaran
University Press. InoVBtif Progresif
Jakarta: Kencana
Mudjiono dan Dimyati.
Udin.Slameto, 1993.Belajar
2002. Belajar dan
dan Faktor-Faktor
Pembelajaran.
Yang
Jakarta: PT. Rineka
Mempengaruhinya.
Cipta.
Rineka Cipta, Jakarta
Suhaimi, Arikunto. 2001. Udin.S Winataputra, dkk.
Strategi Mengajar. 2005. Strategi Belajar
Jakarta: Rineka Mengajar. Jakarta:
Cipta Universitas Terbuka.
Wardani,I.G.K. dkk.2004. Penerbitan Universitas
Penelitian Tindakan Terbuka.
kelas. Jakarta: Pusat

Anda mungkin juga menyukai