Anda di halaman 1dari 5

Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Guru Sekolah Dasar 2023

ANALISA MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE LEARNING


UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA SEKOLAH DASAR
Oleh: Amanda Kamaliana Nafila, Urip Umayah, Gigih Winandika
Universitas Nahdhlatul Ulama Al Ghazali Cilacap
e-mail: amandakamaliana12@gmail.com

Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar siswa SD dan mengkaji model cooperative
learning guna meningkatkan hasil belajar siswa di sekolah dan mengkaji model cooperative learning.
Model pembelajaran cooperative learning ini merupakan model dimana pembelajaran yang
memprioritaskan prinsip bekerja sama antarsiswa dengan kemampuan yang berbeda dalam suatu
kelompok kecil untuk menyelesaikan tugas agar mencapai tujuan secara maksimal. Penelitian ini
menggunakan studi literatur, dengan metode ini dapat menmbah pengetahuan bagi pembaca. Hasil
penelitian ini menunjukkan bahwa keefektifan dan peningkatan hasil belajar siswa dalam pembelajaran
IPA setelah penerapan model pembelajaran cooperative learning. Semestinya guru harus mengubah pola
mengajarnya supaya tidak monoton dan siswa akan lebih mudah memahami, dari hasil penelitian ini
banyak yang mengalami peningkatan dari yang 44% sampai dengan 72,22%, berati bisa dikatakan model
problem based learning efektif untuk pembelajaran.

Kata kunci: Pembelajaran, Pembelajaran Kooperatif, Capaian Pembelajaran

Abstract
This study aims to improve the learning outcomes of elementary school students and examine cooperative
learning models in order to improve student learning outcomes at school and examine cooperative
learning models. This cooperative learning learning model is a model in which learning prioritizes the
principle of working together among students with different abilities in a small group to complete tasks in
order to achieve maximum goals. This research uses a literature study, with this method it can add to the
knowledge of the reader. The results of this study indicate that the effectiveness and improvement of
student learning outcomes in science learning after the application of cooperative learning models.
Teachers should change their teaching patterns so that they are not monotonous and students will
understand more easily, from the results of this study many have increased from 44% to 72.22%, which
means that it can be said that the problem-based learning model is effective for learning.

Keyword: Learning, Cooperative Learning, learning outcomes

Pendahuluan
Upaya peningkatan mutu pendidikan adalah upaya peningkatan kualitas manusia yang
memiliki keterampilan, kepribadian yang baik dan rasa tanggung jawab kemasyarakatan untuk
menghadapi perkembangan zaman dan persaingan global di dunia, khususnya di bidang
pendidikan dasar. untuk membentuk karakter siswa (Djabba, 2020). Menurut psikologi belajar,
belajar adalah suatu perubahan tingkah laku dalam diri seseorang yang relatif menetap sebagai
hasil dari sebuah pengalaman. Contoh: belajar membaca berarti individu mendapat pengalaman,
dan terjadi perubahan dalam 3 ranah yaitu: ranah kognitif, ranah afektif, dan ranah psikomotorik
(Hayati, 2017). Unsur kesengajaan pihak di luar individu yang melakukan proses pembelajaran
merupakan ciri utama dari konsep pengajaran. Proses pengajaran ini merupakan proses
pengajaran yang berorientasi pada tujuan atau goal oriented yang dapat direncanakan terlebih
dahulu dengan berbagai cara. Karena sifat prosesnya, belajar adalah proses perubahan perilaku
dalam konteks pengalaman yang direncanakan secara luas. Tugas guru adalah mengefektifkan
proses belajar siswa. Selain fokus pada siswa pola fikir pembelajaran perlu diubah dari sekedar
memahami konsep dan prinsip keilmuan, siswa juga harus memiliki kemampuan untuk berbuat
sesuatu dengan menggunakan konsep dan prinsip keilmuan yang telah dikuasai (Suwardi, 2018).

119
Tantangan dan inovasi dalam mewujudkan merdeka belajar di sekolah dasar berbasis ajaran KHD
Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Guru Sekolah Dasar 2023

Guru memegang peranan penting dalam menciptakan suasana kelas yang aktif dan harus
mampu mempengaruhi interaksi antar siswa, oleh karena itu guru atau pendidik harus dapat
menerapkan strategi pembelajaran agar hasil belajar siswa dapat meningkat (Marhadi &
Erlisnawati, 2015). Seperti dinyatakan dalam pilar-pilar pendidikan/pembelajaran dari UNESCO,
selain terjadi “learning to know” (pembelajaranuntuk tahu), juga harus terjadi “learning to do”
(pembelajaran untuk berbuat) dan bahkan dituntut sampai pada “learning to be” (pembelajaran
untuk membangun jati diri yang kokoh) dan “learning to live together” (pembelajaran untuk
hidup bersama secara harmonis). Menurut UUSPN nomor 20 tahun 2003, pembelajaran adalah
proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar.
Ada lima konsep dalam pengertian tersebut yaitu: (1) interaksi, (2) peserta didik, (3) pendidik, (4)
sumber belajar, dan (5) lingkungan belajar. Ciri utama pembelajaran adalah inisiasi, fasilitasi, dan
peningkatan proses belajar siswa. (Hayati, 2017). Guru memegang peranan penting dalam
menciptakan suasana kelas yang aktif dan harus mampu mempengaruhi interaksi antar siswa,
oleh karena itu guru atau pendidik harus dapat menerapkan strategi pembelajaran agar hasil
belajar siswa dapat meningkat (lingkungan) (Dewi, 2019).
Dalam metode ini siswa dipandang sebagai inti (subjek) dari proses pembelajaran yang
perlu berpartisipasi secara aktif. Sedangkan, guru berperan sebagai fasilitator yang bertugas untuk
membimbing dan mengkoordinasikanberlangsungnya (Prasetyawati, 2021). Pelaksanaan model
pembelajaran ini menetapkan bahwa keberhasilan pembelajaran tidak hanya datang dari guru,
tetapi juga dari siswa yang mengikuti pembelajaran melalui kelompok-kelompok kecil yang
dibentuk. Oleh karena itu, pembelajaran kooperatif menekankan belajar bersama, saling
membantu belajar, dan memastikan bahwa setiap orang dalam kelompok menyelesaikan tujuan
atau tugas yang telah ditetapkan (Fiteriani, 2016).
Ada beberapa masalah dalam proses belajar mengajar, aktivitas siswa yaitu siswa lebih
pendiam. Siswa hanya mendengar dan menulis apa yang dikatakan guru. Dalam proses
pembelajaran, guru seringkali tidak mencoba pilihan seperti model pembelajaran yang berbeda.
Guru harus mampu mendorong pembelajaran aktif pada siswa. Bentuk partisipasi aktif siswa
tersebut, seperti mengungkapkan pendapat dan pertanyaan, menyelesaikan tugas, berlatih atau
mencoba sesuatu. Selain kegiatan pembelajaran, hasil belajar siswa biasanya rendah (Hayati,
2017). Masalah-masalah tersebut mempengaruhi kegiatan belajar siswa sebagai berikut:(1) siswa
kurang aktif dalam belajar mengajar, (2) dalam pembelajaran kelompok banyak siswa yang hanya
bergantung pada temannya untuk menyelesaikan tugas yang diberikan guru, (3) siswa yang
melakukan pengajaran dan pertunjukan. kegiatan pembelajaran membosankan oleh guru, karena
guru biasanya menggunakan metode ceramah dalam mengajar (Rahma Rizki Azmia, 2014).
Salah satu alternatif pendekatan pemecahan masalah yang diharapkan dapat meningkatkan
hasil dan proses belajar siswa adalah penggunaan model pembelajaran kooperatif. Model
pembelajaran kolaboratif adalah model yang membutuhkan kerjasama antar kelompok, bekerja
sama atau memecahkan masalah, atau membantu orang lain dalam satu tim (Maryam, Nur Ilmi,
2022). Siswa dalam pembelaran ini tidak hanya berperan sebagai penerima pelajaran melalui
penjelasan guru secara verbal, tetapi mereka berperan untuk menemukan sendiri inti dari materi
pelajaran itu sendiri. Siswa diarahkan untuk mencari dan menemukan sendiri dari sesuatu yang
dipertanyakan, sehingga diharapkan dapat menumbuhkna sikap percaya diri (self-belief).
Berbagai penelitian telah membuktikan dampak positif model pembelajaran kooperatif terhadap
hasil belajar dan aktivitas siswa (Suwardi, 2018).
Pada penelitian sebelumnya yang telah dikaji Diketahui bahwa hasil belajar siswa kelas V
khususnya pada mata pelajaran IPA masih rendah. Hal ini ditunjukkan dengan dokumen hasil tes
akhir ulangan harian untuk maata pelajaran IPA bahwa dari 25 siswa secara keseluruhan, hanya
20% siswa memperoleh ketuntasan belajar. Dimana dari 25 siswa , hanya 5 siswa yang
memperoleh nilai ≥70 dengan rata-rata kelas 54,2. Hal ini menunjukkan bahwa 20 orang siswa
belum mencapai criteria ketuntasan minimal yang telah ditetapkan yakni 70.

120
Tantangan dan inovasi dalam mewujudkan merdeka belajar di sekolah dasar berbasis ajaran KHD
Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Guru Sekolah Dasar 2023
Peserta didik dalam pembelajaran ini tidak hanya berperan sebagai penerima pelajaran
melalui penjelasan lisan dari guru, tetapi tugas mereka adalah menemukan sendiri inti dari mata
pelajaran tersebut. Siswa dibimbing untuk mencari dan menemukan keraguan diri sehingga
diharapkan dapat mengembangkan rasa percaya diri. Beberapa penelitian menunjukkan dampak
positif model pembelajaran kolaboratif terhadap hasil dan aktivitas belajar siswa (Hasanah,
2021).

Metode Penelitian
Metode penelitian sebelumnya menggunakan pendekatan kualitatif dengan jenis
penelitian PTK. Penelitian ini dilaksanakan dalam dua siklus tindakan. Tiap siklus dilaksanakan
sesuai dengan perubahan yang ingin dicapai, seperti apa yang telah didesain. Dalam satu siklus
dilaksanakan dua kali pertemuan yang terdiri dari tahap perencanaan, pelaksanaan tindakan,
observasi dan refleksi. Standar keberhasilan dalam penelitian adalah apabila 70% dari jumlah
siswa mendapat nilai ≥7.0 maka pembelajaran dapat dikatakan berhasil.
Pada metode penelitian ini yaitu menggunakan studi literatur, dengan metode ini dapat
menmbah pengetahuan bagi pembaca. Disamping itu, pengertian studi literatur Studi Literatur
adalah cara untuk menyelesaikan persoalan dengan menelusuri sumber-sumber tulisan yang
pernah dibuat sebelumnya. Dengan kata lain, istilah Studi Literatur ini juga sangat familiar
dengan sebutan studi pustaka.

Hasil Penelitian dan Pembahasan


Penelitian ini bertujuan untuk melihat aktivitas dan hasil belajar peserta didik yang diajar
menggunakan model cooperative learning. Dalam beberapa hasil penelitian, menunjukan
meningkatnya hasil belajar dengan model cooperative learning yang semula hanya 17% anak
yang aktif dengan jumlah siswa 30 anak sekitar 10 anak , lalu dicobalah menggunakan model
cooperative learning, meningkat menjadi 25% sekitar 14 anak, lalu uji coba kembali pada siklus
2 meningkat menjadi 50% dengan jumlah keseluruhan 20 anak yang aktif dan dengan hasil
belajar yang meningkat. Pada siklus kedua banyak anak yang lulus UKM dengan rata-rata nilai
UKM 60-70.
Berdasarkan metode studi literatur dari 10 jurnal yang saya baca model pembelajaran
cooperative learning sangat efektif untuk meningkatkan hasil belajar siswa, pada hasil belajar
tersebut banyak yang meningkat dari 44% sampai dengan 72,22%. Guru semestinya harus
mengganti cara mengajarnya supaya tidak terlihat monoton. Pembelajaran yang baik semestinya
mengimplementasikan komponen-komponen pembelajaran berurutan yang tertuang dalam RPP.
Kegiatan pembelajaran disekolah hendaknya dapat menciptakan terjadi interaksi antara guru
dengan peserta didik dan juga peserta didik dengan peserta didik. Permasalahan yang terjadi di
sekolah dasar yang diteliti adalah cara guru mengajar yang masih konvensional dengan ceramah,
menjelaskan materi di depan kelas, kurang menarik, dan berpusat pada guru. Permasalahan lain
diantaranya keaktifan peserta didik dalam mengikuti pembelajaran masih kurang. Permasalahan
tersebut akibat pemilihan model pembelajaran yang kurang tepat oleh guru. Seperti yang tersaji
pada tabel di atas, penerapan model cooperative learning pada pelajaran matematika dapat
meningkatkan hasil belajar peserta didik. Untuk lebihnya hasil analisis dari beberapa jurnal bisa
dilihat pada diagram dibawah ini;

121
Tantangan dan inovasi dalam mewujudkan merdeka belajar di sekolah dasar berbasis ajaran KHD
Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Guru Sekolah Dasar 2023

Hasil Analisis Jurnal


Jurnal 1
Jurnal 2
Jurnal 3
Jurnal 4
Jurnal 5
Jurnal 6
Jurnal 7
Jurnal 8
Jurnal 9
Jurnal 10

Gambar 1. Diagram hasil penelitian dari jurnal 1-10.

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan mengenai meningkatkan hasil belajar siswa
dengan Berdasarkan hasil penelitian studi literatur yang saya baca hasil penelitian dan
pembahasan mengenai meningkatkan hasil belajar siswa dengan menggunakan model
Cooperative learning pada pembelajaran IPA, ada beberapa penerapannya baik dituangkan ke
RPP maupun dilakukan secara langsung dan hasilnya sangat memuaskan terjadi perubahan dari
sebelumnya menjadi meningkat hasil belajarnya.
Dari penelitian, sebaiknya para guru mulai mencoba beberapa model pembelajaran salah
satunya Cooperative learning, untuk meningkatkan hasil belajar siswa, karena dengan hasil
belajar siswa yang selalu bagus akan meningkatkan kualitas sekolah dan personalianya.
Selain hasil belajar siswa yang mengalami peningkatan, efektifitas model Cooperative
learning dalam proses pembelajaran IPA juga mengalami peningkatan. Peningkatan efektifitas
model kooperatif tipe jigsaw pada pembelajaran IPA ini disebabkan oleh keaktifan siswa dalam
kelompok, teliti dalam memahami materi , adanya kerjasama dalam tugas kelompok, dan saling
mengkomunikasikan pengetahuan antar siswa
Jadi dapat disimpulkan bahwa pembelajaran Cooperative learning merupakan
pembelajaran dimana siswa bekerjasama dalam kelompok kecil dan saling membantu dalam
belajar untuk mengatasi suatu masalah, menyelesaikan sebuah tugas atau mencapai satu tujuan
bersama (Siti Mayasari, 2019).

Simpulan
Kesimpulan dari penelitian ini menunjukkan bahwa keefektifan dan peningkatan hasil belajar
siswa dalam pembelajaran IPA setelah penerapan model pembelajaran cooperative learning.
Semestinya guru harus mengubah pola mengajarnya supaya tidak monoton dan siswa akan lebih
mudah memahami, dari hasil penelitian ini banyak yang mengalami peningkatan dari yang 44%
sampai dengan 72,22%, berati bisa dikatakan model problem based learning efektif untuk
pembelajaran.

Daftar Pustaka
Dewi, R. M. S. (2019). Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Stad Untuk
Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Di Sekolah Dasar. Jurnal Basicedu, 3(4), 2137–2143.
https://doi.org/10.31004/basicedu.v3i4.291

122
Tantangan dan inovasi dalam mewujudkan merdeka belajar di sekolah dasar berbasis ajaran KHD
Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Guru Sekolah Dasar 2023
Djabba, R. (2020). Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw Dalam Meningkatkan
Hasil Belajar Ipa Siswa Kelas V Sd Negeri 48 Parepare the Implementation of Cooperative
Learning Model Jigsaw Type in Improving Students Science Learning Outcomes At Class
V Sd Negeri. Klasikal: Journal of Education, Language Teaching and Science, 2(1), 21–26.
Fiteriani, I. (2016). Model pembelajaran kooperatif dan implikasinya pada pemahaman belajar
sains di SD/MI (studi PTK di kelas III MIN 3 Wates Liwa Lampung Barat) 1. 3, 1–22.
Hasanah, Z. (2021). Model pembelajaran kooperatif dalam menumbuhkan keaktifan belajar
siswa. IRSYADUNA: Jurnal Studi Kemahasiswaan, 1(1), 1–13.
Hayati, S. (2017). Belajar dan Pembelajaran Berbasis Cooperative Learning. Magelang: Graha
Cendekia, 120.
Marhadi, H., & Erlisnawati. (2015). Implementasi Model Pembelajaran Kooperatif Siswa Kelas
Iii B Sdn 115 Pekanbaru (Penelitian Eksperimen Quasi). Primary: Jurnal Pendidikan Guru
Sekolah Dasar, 4(1), 35. https://doi.org/10.33578/jpfkip.v4i1.2721
Maryam, Nur Ilmi, L. A. A. (2022). Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered
Heads Together Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas V UPT SD
Negeri 116 Pinrang. Global Science Education JournalJournal, 4, 14–19.
Prasetyawati, V. (2021). Metode Cooperative Learning Dalam Meningkatkan Kualitas Hasil
Belajar Di Masa Pandemi Covid-19. Jurnal EPISTEMA, 2(1), 83–88.
Rahma Rizki Azmia. (2014). Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Stad Untuk
Meningkatkan Hasil Belajar Ipa Siswa Kelas II Sekolah Dasar. Primary: Jurnal Pendidikan
Guru Sekolah Dasar, 2(1), 1–10. https://doi.org/10.33578/jpfkip.v7i1.5359
Siti Mayasari, L. N. (2019). Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Picture And Picture
Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Ips Siswa Kelas Iii Sd Negeri 37 Pekanbaru. Jurnal
PAJAR (Pendidikan dan Pengajaran), 8(5), 55.
Suwardi. (2018). Penerapan model pembelajaran kooperatif untuk meningkatkan hasil belajar dan
aktivitas siswa sekolah dasar. Proceeding Biology Education Conference, 15(1), 35–45.

123
Tantangan dan inovasi dalam mewujudkan merdeka belajar di sekolah dasar berbasis ajaran KHD

Anda mungkin juga menyukai