Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh problem based learning terhadap kemandirian
belajar pelajaran Sosiologi siswa SMA N 1 Pejagoan. Metode yang digunakan dalam penelitian
adalah metode eksperimen dengan jenis penelitian Quasi Experiment dan desain penelitian yaitu
Nonequivalent Control Group Design. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas XI IPS 4 dan 5
sejumlah 60 orang. Kelas XI IPS 5 sebagai kelompok eksperimen dan kelas XI IPS 4 sebagai
kelompok kontrol. yang dipilih melalui purposive sampling. Hasil penelitian ini menunjukan terdapat
perbedaan rata-rata nilai kemandirian belajar pada kedua kelompok. Perbedaan yang terjadi sebesar
1,10 dengan rincian 69,30 pada kelompok kontrol dan 70,20 pada kelompok eksperimen. Hasil uji
hipotesis menunjukan bahwa (Asymp.Sig = 0,003,p < 0,05). Jadi, dapat disimpulkan bahwa pemberian
problem based learning efektif terhadap kemandirian belajar pada siswa kelas XI IPS 4 dan 5 SMA
N 1 Pejagoan.
Kata kunci: problem based learning, sosiologi, kemandirian belajar
Abstract
This study aims to determine the effect of problem based learning on the self-regulated learning of
Sociology subjects at SMA N 1 Pejagoan. The method used in this research is an experimental
method with a Quasi Experiment research type and the research design is Nonequivalent Control
Group Design. The subjects of this study were students of class XI IPS 4 and 5 totaling 60 people.
Class XI IPS 5 as the experimental group and class XI IPS 4 as the control group. selected through
purposive sampling. The results of this study concluded that there were differences in the average
value of self-regulated learning in the two groups. The difference that occurred was 1.10 with details
of 69.30 in the control group and 70.20 in the experimental group. The results of the hypothesis test
showed that (Asymp.Sig = 0.003, p < 0.05). So, it can be concluded that the provision of problem
based learning is effective self-regulated learning in class XI IPS 4 and 5 SMA N 1 Pejagoan.
Keywords: problem based learning, sociology, self-regulated learning
903
PENDAHULUAN oleh hasil studi yang melaporkan bahwa
Indonesia karena siswa kurang didorong untuk keberhasilan siswa (Darr dan Fisher, 2004:134).
sehingga ditemukan beberapa siswa kurang mata pelajaran Sosiologi SMA N 1 Pejagoan
memiliki inisiatif dan percaya diri dalam kegiatan pada tanggal 22 Maret 2021, proses belajar
pembelajaran seperti sedikitnya siswa yang berani mengajar di masa pandemi mengalami kesulitan
bertanya pada proses belajar serta kurangnya dari pihak guru maupun siswa, guru dalam
mengumpulkan tugas yang diberikan guru yang proses pembelajaran serta siswa yang belum
telah mereka pelajari di kelas untuk diterapkan dapat mengikuti kegiatan secara maksimal.
dalam kehidupan sehari-hari (Dewi, 2015:171). Kedua, kendala meliputi kesulitan akses
Banyak faktor yang mendasari siswa internet, ketersediaan paket data pada kegaitan
satunya metode pembelajaran yang dilakukan guru kendala tersebut guru dan siswa menggunakan
kurang memberi ruang untuk berpartisipasi kepada tiga media aplikasi yang digunakan yakni Zoom
siswa untuk lebih aktif dan berperan dalam kelas Meeting, Whatsapp Group dan Instagram agar
membantu siswa untuk memproses informasi yang Pada observasi guru dijelaskan
ada dibenaknya untuk menyusun pengetahuan penggunaan metode yang kurang berpusat pada
mereka tentang dunia sosial dan sekitarnya siswa mengakibatkan banyak siswa yang
sehingga signifikan untuk pembelajaran berbasis kurang berpartisipasi dalam kegiatan belajar,
berpikir kritis (Palennari, 2018: 35). Kegiatan hal ini menyebabkan aktivitas belajar siswa
pembelajaran yang banyak tidak melibatkan siswa yang kurang memiliki interaksi yang seimbang
secara langsung, siswa menjadi kesulitan antara guru san siswa. Aktivitas siswa di dalam
memahami materi yang disampaikan oleh guru dan kelas masih kurang optimal yang cenderung
siswa pada materi dikehidupan sehari hari pembelajaran Sosiologi. Beberapa siswa belum
(Azzahra, 2020:12). Di samping pentingnya masuk ketika belajar sudah berlangsung dan
belajar siswa juga menjadi salah satu faktor yang walaupun sebenarnya guru sering memancing
menentukan keberhasilan siswa. Hal ini didukung siswa dengan melemparkan tanya jawab pada
904
materi macam – macam kelompok sosial, namun membuktikan keterlibatan siswa secara aktif
tidak semua siswa berpartisipasi aktif hanya dalam merespon cara berpikir siswa pada
segelintir siswa saja yang ikut andil serta tidak materi yang disampaikan, serta kompetensi
semua siswa mengerjakan tugas memberikan yang ingin dicapai dapat tercapai siswa maupun
contoh kelompok sosial yang berada di sekitar kemampuan dalam menyelesaikan tugas
siswa dengan tepat waktu. belajarnya (Azzahra, 2020:21).
Hal ini, guru belum mampu melaksanakan Masalah yang muncul akibat rendahmya
metode pembelajaran yang sesuai dapat kemandirian belajar siswa maka solusi yang
dilaksanakan siswa dengan penuh keaktifan dan dapat dilaksanakan memberikan pengaruh
inisiatif dari siswa ketika materi pembelajaran positif kemandirian belajar menggunakan
diberikan, hal ini ditujukan belum terdapat inisatif metode pembelajaran yang lebih tepat.
siswa memberikan pendapat maupun pertanyaan Kemandirian belajar selaras dengan penerapan
dalam pembelajaran. Penggunaan metode perilaku siswa pada kehidupan sehari – hari,
pembelajaran ekspositori yang digunakan guru, sehingga diperlukan keterlibatan siswa dalam
mengakibatkan kurang mampunya siswa hal perilaku pembelajaran dengan aktif dan
menangkap materi yang diberikan secara maksimal tanggung jawab. Penerapan pembelajaran satu
dan hal ini belum sepenuhnya siswa mendapatkan arah hanya terbatas dengan pengiriman materi
pembelajaran yang bermakna di dalam belajar dan tugas dinilai kurang pada pembelajaran era
siswa. Kemudian, kemampuan ini yang sekarang. (Fadhal, 2020: 256). Pembelajaran
menjadikan siswa kurang terlihat sisi keaktifan, yang dapat diterapkan era sekarang yakni
percaya diri, memecahkan masalah dan tanggung pembelajaran berpusat pada siswa yang mampu
jawab sebagai bentuk dari kemandirian belajar. membangkitkan diskusi, kemampuan berpikir
Rendahnya kemandirian belajar siswa kritis dan hasil belajar dengan menggunakan
dalam pembelajaran maka diperlukan metode metode problem based learning atau lebih
pembelajaran yang lebih banyak melibatkan siswa dikenalkan dengan pembelajaran berbasis
secara aktif dalam proses pembelajaran, sehingga masalah.
pendidik akan terdorong untuk mampu memilih Problem Based Learning merupakan
metode pembelajaran yang sesuai dengan salah satu metode pembelajaran yang layak
kompetensi yang diharapkan. Terwujudnya dikembangkan seiring dengan tuntutan
pembelajaran yang melibatkan siswa secara pembelajaran dalam penerapan Kurikulum
langsung dapat melalui suatu bentuk pembelajaran Merdeka (Lindawati dan Rahayu, 2021:8). Hal
alternatif yang bertujuan memberikan pengaruh ini selaras dengan karakteristik problem based
positif terhadap kemandirian siswa guna learning sebagai suatu metode pembelajaran
905
konstruktivistik berorientasi student centered pembelajaran problem based learning menjadi
learning yang mampu menumbuhkan jiwa kreatif, salah satu solusi pembelajaran yang tepat untuk
kolaboratif, berpikir metakognisi, meningkatkan percaya diri, inisiatif dan
mengembangkan kemampuan berpikir tingkat tanggung jawab siswa.
tinggi, meningkatkan pemahaman akan makna,
METODE PENELITIAN
meningkatkan kemandirian, memfasilitasi
pemecahan masalah, dan membangun teamwork. Metode dan Desain Penelitian
Selain itu, problem based learning merupakan Penelitian ini merupakan penelitian
pendekatan yang membelajarkan siswa yang kuantitatif dengan metode penelitian
dikonfrontasikan dengan masalah praktis, eksperimen. Menurut dari Sugiyono (2017: 107)
berbentuk ill-structured, atau open ended melalui menyatakan bahwa metode eksperimen ialah
stimuli dalam belajar (Demitra, 2003:72). metode penelitian yang digunakan untuk
Metode problem based learning mengajak mencari pengaruh perlakuan tertentu terhadap
siswa untuk mencari solusi dan berdiskusi yang lain dalam kondisi yang terkendalikan.
permasalahan yang terjadi di sekitar siswa untuk Desain penelitian yang digunakan dalam
membangun pemahaman secara aktif, memiliki penelitian ini adalah quasi eksperimental design
percaya diri dan inisiatif. Metode pembelajaran karena kelompok kontrol tidak dapat berfungsi
yang diawali dengan permasalahan oleh guru, sepenuhnya untuk mengontrol variabel luar
kemudian siswa dapat mengamati permasalahan yang mempengaruhi pelaksanaan eksperimen.
agar berdiskusi memecahkan permasalahan Pola desain penelitian yang digunakan dalam
tersebut (Maryati, 2018: 4). Hal ini berkaitan penelitian ini adalah nonequivalent control
dengan pembelajaran Sosiologi yang dalam group design. Desain ini terdiri dari dua
prakteknya mengembangkan keterampilan sosial kelompok, yakni kelompok eksperimen dan
dan menumbuhkan sikap etika sosial di kalangan kelompok kontrol. Tabel nonequivalent control
siswa sebagai orang dewasa dan sebagai warga group design dapat dilihat berikut ini.
negara yang bertanggungjawab terhadap diri dalam Tabel 1. Tabel Nonequivalent Control Group
bermasyarakat agar menghindari konflik/masalah Design
(Rahmat, 2012:24). Pembelajaran ini
permasalahan yang disajikan dapat dikerjakan
secara berkelompok dan mendapatkan peran yang
memberikan pengalaman kepada siswa seperti
Keterangan :
kerja sama berinteraksi dalam kelompok dan
O1 = Hasil pre test kemandirian belajar kelas
menyesesuaikan di dunia nyata. Sehingga
eksperimen
906
O2 = Hasil post test kemandirian belajar kelas memungkinkan. Kriteria subjek ditentukan
eksperimen berdasarkan penuturan guru terdapat siswa-
O3 = Hasil pre test kemandirian belajar kelas siswa kelas tersebut memiliki tingkat
kontrol kemandirian belajar yang rendah.
O4 = Hasil post test kemandirian belajar kelas Dalam penelitian ini sampling yang
kontrol digunakan adalah. Purposive Sampling yaitu
X = Perlakuan. Kelas eksperimen diberi perlakuan teknik pengambilan sampel yang anggota
berupa pembelajaran dengan metode problem sampelnya dipilih secara sengaja atas dasar
based learning. pengetahuan dan keyakinan peneliti.
-- = Kondisi wajar. Kelas kontrol diberi perlakuan Berdasarkan pemaparan di atas, hal yang
dengan kondisi belajar yang wajar atau terpenting dalam menggunakan teknik sampling
pembelajaran yang biasanya dilakukan oleh guru tersebut adalah menetapkan ciri khusus yang
yaitu ekspositori dan tanya jawab atau penugasan. sesuai dengan tujuan penelitian. Oleh karena itu
Waktu dan Tempat Penelitian peneliti menentukan jumlah sampel sebanyak
Penelitian ini dilaksanakan pada pada enam puluh siswa bedasarkan kelas yang
semester ganjil tahun pelajaran 2021/2022. di memiliki tingkat kemandirian belajar siswa
populasi adalah wilayah generalisasi yang dalam populasi yang ditentukan kelas XI IPS 1,
mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu XI IPS 2 dan XI IPS 3 mengisi instrumen dan
yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian melaksanakan uji validitas dan
Sugiyono (2010: 118) menyatakan sampel adalah instrumen yang digunakan valid dan reliabel.
bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki Pengambilan sampel menggunakan purposive
oleh populasi. Populasi dari penelitian ini adalah sampling yakni XI IPS 4 dan XI IPS 5 dengan
siswa SMA N 2 Purworejo seluruh XI IPS SMA tingkat kemandirian belajar siswa ditentukan
Adapun jumlah sampelnya yaitu 60 siswa. Sampel kontrol dan eksperimen yakni XI IPS 4 dan XI
tersebut dipilih secara tujuan tertentu dengan IPS 5 yang bertujuan untuk mengetahui
907
diberikan treatment/tindakan berupa metode dilanjutkan dengan diskusi kecil melalui
pembelajaran ekspitori pada kelas kontrol dan Whatsapp Group untuk melihat kelompok
metode pembelajaran problem based learning setuju dan tidak setuju mengenai solusi
pada kelas eksperimen. Selanjutnya yaitu perpecahan kelompok sosial selanjutnya
treatment atau perlakuan dalam penelitian ini menggunakan Google Meet untuk diskusi yang
berupa metode metode pembelajaran ekspitori lebih interaktif, peneliti menggunakan Ms.
pada kelas kontrol dan metode pembelajaran Powerpoint untuk menampilkan tanya jawab,
problem based learning pada kelas eksperimen pada sesi ini problem based learning
yang dilaksanakan selama dua kali pertemuan menggunakan kelompok three thinking
dengan durasi waktu belajar 60 – 80 menit. Dalam hats(green: solusi, black: pesimis, kuning:
pertemuan pada kelas kontrol, peneliti optimis).
melaksanakan berupa materi mengenai dinamika Terakhir, pelaksanaan posttest pada kelas
kelompok sosial dan pola hubungan antar kontrol dan kelas eksperimen setelah diberikan
kelompok sosial secara konvensional tindakan/treatment dengan menggunakan
menggunakan Google Classroom dengan google form.
melampirkan video materi yang diberikan Teknik Pengumpulan Data
kemudian memberikan pemberitahuan materi yang Teknik pengumpulan data yang
disiapkan sudah berada di room Google Classroom digunakan dalam penelitian ini adalah
kegiatan pembelajaran siswa kelas kontrol melalui kuesioner. Kuesioner merupakan teknik
Whatsapp Group, selanjutnya siswa melaksanakan pengumpulan data yang dilakukan dengan cara
belajar mandiri dari materi yang diberikan. memberi seperangkat pertanyaan atau
Pertemuan pada kelas eksperimen pernyataan tertulis kepada responden untuk
menggunakan metode pembelajaran problem dijawabnya (Sugiyono, 2017).
based learning dengan materi kelompok sosial Instrumen pengumpulan data disebut juga
teratur dan tidak teratur dan permasalahan sosial instrumen penelitian. Karena instrumen
dalam masyarakat. Pembelajaran pada kelas penelitian digunakan untuk melakukan
eksperimen menggunakan media Whatsapp Group pengukuran dengan tujuan menghasilkan data
dan Google Meet serta Google Classroom untuk kuantitatif yang akurat, maka setiap instrumen
memberikan tujuan dan materi pembelajaran yang harus mempunyai skala (Sugiyono, 2017).
digunakan, penyampaian tujuan dan kompetensi Dalam penelitian ini, skala yang
pembelajaran, dilanjutkan dengan memberikan digunakan adalah skala likert. Dengan skala
masalah perpecahan kelompok sosial dan tanya likert, maka variabel yang diukur dijabarkan
jawab mengenai solusi terhadap perpecahan sosial, menjadi indikator variabel lalu kemudian
908
indikator tersebut dijadikan sebagai titik tolak Priyatno (2013: 38) mengatakan jika nilai
untuk menyusun item-item instrumen yang dapat signifikansi > 0,05, maka data berdistribusi
berupa pernyataan atau pertanyaan (Sugiyono, normal, sedangkan jika nilai signifikansi < 0,05
2017). Berdasarkan hal tersebut, maka maka data tidak berdistribusi normal. Uji
terbentuklah kisi-kisi instrumen skala kemandirian homogenitas dilakukan sebagai uji prasyarat
belajar sebagai pedoman untuk menyusun skala analisis untuk mengetahui apakah kedua
kemandirian belajar. Berikut adalah kisi-kisi kelompok berasal dari populasi yang sama
instrumen skala kepekaan sosial: Jawaban ataukah tidak. Menggunakan rumus statistika
disajikan dalam 4 bentuk pilihan yaitu: Selalu, levene test dengan bantuan SPSS 25. Duwi
Sering, Jarang, dan Tidak Pernah. Sedangkan Priyatno (2013: 45) mengatakan jika nilai
pernyataan- pernyataan yang disusun terdiri dari signifikansi > 0,05 maka dapat dikatakan bahwa
dua komponen yaitu favourable yang bernilai varian dari dua kelompok adalah sama, namun
positif dan unfavourable yang bernilai negatif. jika nilai signifikansi < 0,05 maka varian dari
Pada setiap jawaban memiliki skor yang berbeda kedua kelompok tidak sama.
antara item favourable dan unfavourable. Uji hipotesis pada penelitian untuk
Teknik Analisis Data membuktikan Hipotesis alternatif (𝐻𝑎 ) dan
Teknik analisis data yang digunakan dalam hipotesis nihil (𝐻0 ) yang diajukan pada
penelitian ini adalah sebagai berikut, yaitu yang penelitian ini mendapatkan data yang normal
pertama analisis data statistik menentukan mean maka penggunaan rumus yang digunakan untuk
dan standar deviasi. Setelah menghitung rumus menguji hipotesis ini adalah uji parametrik
diatas dapat menetukan kategorisasi skor kepekaan dengan uji Paired Sample T-Test, yang
Selanjutnya terdapat statistik inferensial yakni uji kelompok data yang berpasangan. Pengujian
prasyarat analisis(uji normalitas dan homogenitas) pretest dengan posttest kelas kontrol dan kelas
serta uji hipotesis(uji paired sample t-test dan uji eksperimen dan Independent T-test dengan
independent t-test). Uji Normalitas dilakukan SPSS 25. T-test bertujuan untuk menguji
sebelum melakukan uji t sebagai prasyarat analisis. perbedaan rata-rata nilai post test dari kedua
Uji normalitas dilakukan untuk mensyaratkan kelompok. Jika signifikansi hitung < 0,05 maka
normal. Data yang terdistribusi normal dianggap 𝐻𝑎 : Terdapat pengaruh positif signifikan
dapat mewakili populasi. Rumus yang digunakan penerapan problem based learning terhadap
909
penerapan problem based learning terhadap deskripsi hasil posttest peneliti melakukan
kemandirian belajar Sosiologi. posttest pada kelas kontrol dengan jumlah
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN sampel 30 siswa kelas XI IPS 4 SMA N 1
Hasil penelitian ini akan dibahas menjadi Pejagoan dan diperoleh skor r rata-rata = 69.30,
empat aspek pembahasan yakni deskripsi data hasil skor tertinggi = 81,skor terendah = 59, dan
penelitian, deskripsi pelaksanaan penelitian, uji standar deviasi = 5,861. Bedasarkan hasil
hipotesis penelitian dan pembahasan hasil posttest skala kemandirian belajar pada kelas
a. Deskripsi Hasil Pretest pada Kelas Kontrol (40%) dan kategori tinggi 18 siswa (60%).
Peneliti melakukan pretest pada kelas Untuk memudahkan pemahaman data, hasil
kontrol dengan jumlah sampel 30 siswa kelas XI pretest pada kelas kontrol dapat disajikan dalam
IPS 4 SMA N 1 Pejagoan dan diperoleh skor r rata- bentuk diagram sebagai berikut:
Gambar 1. Hasil Pretest Kelas Kontrol belajar pada kelas eksperimen menunjukan
b. Deskripsi Hasil Posttest pada Kelas bahwa dari 30 siswa terdapat kategori sedang
Setelah pretest maka selanjutnya dituliskan siswa (23%). Untuk memudahkan pemahaman
910
data, hasil pretest pada kelas kontrol Untuk Gambar 4. Hasil Posttest Kelas Eksperimen
memudahkan pemahaman data, hasil pretest pada 2. Uji Hipotesis Penelitian
kelas eksperimen dapat disajikan dalam bentuk a. Uji Prasyarat Analisis
diagram sebagai berikut: Uji normalitas dimaksudkan untuk
mengetahui apakah data yang digunakan dalam
Pretest Kelas penelitian berdistribusi normal atau tidak,
Eksperimen penelitian ini menggunakan perhitungan model
30
One Sample Kolmogorov-Smirnov dibantu
20
10
dengan program SPSS 25.
0 Tabel 2. Hasil Uji Normalitas
tinggi sedang rendah
911
Berdasarkan hasil pengujian Paired
Sample t Test, diperoleh nilai Asymp sig. 2
tailed sebesar 0,000 dengan nilai signifikansi
0,05. Hal ini memenuhi syarat nilai Asymp sig.
2 tailed < nilai signifikansi, di mana 0,000 <
Berdasarkan gambar di atas, dapat 0,05. Oleh karena itu, terdapat perbedaan rata-
diketahui bahwa nilai signifikansi uji homogenitas rata pretest dengan posttest data pada kelas
ANOVA memiliki nilai signifikansi pada sebesar eksperimen.
0.051 pada kelas ekperimen dan kontrol. Sehingga b. Uji Hipotesis Penelitian
dapat disimpulkan bahwa data yang diuji berasal Uji hipotesis dalam penelitian ini
dari populasi yang sama. dilakukan menggunakan uji independent sample
Perbandingan Hasil Pretest dan Posttest t test, yang merupakan uji hipotesis pada dua
Tabel 4. Hasil Uji Pretest dengan Posttest Kelas kelompok data yang tidak berpasangan, dengan
Kontrol tujuan untuk mengetahui perbedaan nilai
Variabel Rata-rata Asymp diantara kelompok data tersebut. Peneliti
sig.2 tailed bermaksud menguji perbedaan antara nilai
Pretest 67,67 0,045 kemandirian belajar pada siswa yang diberikan
Posttest 69,30 tindakan metode pembelajaran problem based
learning.
Berdasarkan hasil pengujian Paired Tabel 6. Hasil Uji Posttest Kelas Kontrol
Sample t Test, diperoleh nilai Asymp sig. 2 tailed dengan Kelas Ekperimen
sebesar 0,045dengan nilai signifikansi 0,05. Hal ini Variabel Rata- Asymp sig.2
memenuhi syarat nilai Asymp sig. 2 tailed < nilai rata tailed
signifikansi, di mana 0,045< 0,05. Oleh karena itu, Kontrol 69,30 0,031
terdapat perbedaan rata-rata pretest dengan Eksperimen 70,20
posttest data pada kelas kontrol.
Tabel 5. Hasil Uji Pretest dengan Posttest Kelas Berdasarkan hasil pengujian Independent
Eksperimen Sample T test, diperoleh nilai Asymp sig. 2
Variabel Rata-rata Asymp tailed sebesar 0,031 dengan nilai signifikansi
sig.2 tailed 0,05. Hal ini memenuhi syarat nilai Asymp sig.
Pretest 60,93 0,000 2 tailed < nilai signifikansi, di mana 0,000 <
Posttest 70,20 0,05. Oleh karena itu, terdapat perbedaan nilai
posttest kelas kontrol dan eksperimen.
912
3. Pembahasan Hasil Penelitian lain.
Penerapan metode problem based learning Kemandirian belajar peserta didik
berdampak terhadap kemandirian belajar siswa ditunjukkan dengan sikapnya yang mampu
guna menunjang belajar siswa secara mandiri menghadapi masalah dan tugasnya dengan
dengan sadar tanggung jawab, percaya diri, mandiri, tanpa harus bergantung pada pekerjaan
berinisiatif pada pembelajaran Sosiologi. Hasil teman atau orang lain. Percaya diri dan
penelitian menujukan bahwa siswa yang bertanggunng jawab berpengaruh positif pada
mendapatkan penerapan metode pembelajaran angket kelas eksperimen dan pengamatan siswa
problem based learning lebih baik untuk tingkat sudah berpartispasi penuh sebanyak 30 siswa
kemandirian belajar dibanding dengan tidak menyelesaikan tugas yang diberikan, hal ini
mendapatkan penerapan metode tersebut dari segi seperti yang diungkapkan bahwa tanggung
tingkat kenaikan rata rata kelas dibuktikan dengan jawab pada diri sendiri pada diri individu
skor posttest kelas ekperimen 70,20 sedangkan menunjukkan individu tersebut mempunyai
skor posttest kelas kontrol 69,30. Hal ini seperti harga diri dan percaya diri untuk memecahkan
yang ditujukan pada kemandirian belajar peserta masalah yang dihadapi, maka harus dapat
didik akan memunculkan tanggung jawab akan menentukan cara yang tepat (Pearson dan Trout,
menyelesaikan tugas dan inisiatif dalam kegiatan 2017: 88) dibandingkan dengan kelas kontrol
belajarnya ditujukan pada perbandingan hasil hanya sebanyak 25 siswa menyelesaikan dalam
signifikan pada pretest dan posttest kemandirian tugas belajarnya berpengaruh positif.
belajar siswa bahwa skor pada angket kemandirian Metode ini melibatkan siswa pada
belajar kelas eksperimen sebanyak 21 butir memecahkan masalah melalui metode yang
memiliki pengaruh positif dibanding kelas kontrol ditandai dengan penggunaan masalah yang ada
hanya sebanyak 12 butir pengaruh positif. di dunia nyata untuk melatih siswa berfikir kritis
Pengamatan siswa kelas ekperimen mampu dan terampil memecahkan masalah, dan
berpendapat, memecahkan masalah dengan teman memperoleh peran dalam belajar yakni mampu
secara berkelompok dan bertanya pada pendidik mmberikan pengaruh pada kepercayaan diri,
dan kelompok lain. Hal ini dibuktikan pada inisiatif dan tanggung jawab siswa dalam
penelitian kemandirian belajar mengenai pembelajaran dan pendidik sebagai fasilitator.
peningkatan berinisiatif (Chalimah, 2018: 67) Sehubungan dengan pernyataan (Maryati, 2018:
mengungkapkan bahwa kemandirian meliputi 6) pada proses problem based learning pendidik
perilaku mampu berinisiatif mampu mengatasi berperan sebagai mengadakan interaksi yang
masalah, mempunyai rasa percaya diri dan dapat dapat meningkatkan pertumbuhan cara berpikir
melakukan sesuatu sendiri tanpa bantuan orang siswa dalam pembelajaran, prinsip problem
913
based learning menjadi pendekatan secara Berdasarkan deskripsi hasil pembahasan
konstruktif yang awalnya pengetahuan diterima dan kesimpulan yang telah ditarik, maka
secara pasif menjadi aktif oleh siswa itu sendiri. peneliti memberikan beberapa saran kepada
SIMPULAN DAN SARAN guru sosiologi dapat menerapkan dan
Sig = 0,031, p < 0,05) terdapat perbedaan nilai Regulasi Emosi dengan Kemandirian
posttest kelas kontrol dan eksperimen.
dalam Belajar Pada Siswa Smp Di
Hasil hipotesis tersebut maka 𝐻0 ditolak
dan 𝐻𝑎 diterima, terdapat pengaruh signifikan Surakarta. Tesis magister, tidak
Dewi, Sri. (2014). Pengaruh Kemampuan Integrasi Problem Based Learning dan
Lindawati, Yustika Irfani dan Rahayu, Anik. Sugiyono. (2017). Metode Penelitian
915