Anda di halaman 1dari 18

PERAN MODEL BELAJAR YANG BERLANDASKAN KEPADA MASALAH

BEREFEK TERHADAP LITERASI SAIN SISWA SD

Artikel

Oleh

Akmal Hydayat
NIM:18129220

Abstrak: Artikel ini merupakan salah satu penelitian yang bersumber dari kajian
studi literature dari berbagai sumber penelitian terdahulu, penelitian terdahulu di
analisis dan dikaji yang merupakan penelitian yang sesuai dengan apa yang penulis
angkat. Peran model pembelajaran yang penulis angkat ini merupakan penelitian yang
terkategori kedalam penelitian kuantitatif. Penelitian ini mengkaji peran model
belajar yang berlandaskan kepada masalah berefek terhadap literasi sain siswa SD.
Model pembelajaran berbasis masalah ini sangat signifikan dalam meningkatkan dan
berdampak positif bagi siswa SD dalam memahami literasi sains. Selain itu model
belajar yang berlandaskan kepada masalah ini dapat memberikan peningkatan
semangat peserta didik dalam memahami materi pembelajaran dalam lingkup literasi
sains. Penerapan model pembelajaran ini juga membuat aktifitas belajar antusias.
Dengan meningkatnya semangat siswa dalam belajar, serta materi yang dipahami
peningkatan kemampuan para siswa hal ini juga berdampak kepada meningkatnya
nilai siswa dengan kata lain nilai belajar para siswa di sekolah dasar mengalami
peningkatan.

Kata Kunci: Model Pembelajaran, Masalah, Literasi sains, Siswa, Sekolah dasar
Latar belakang

Pembelajaran sebagai langkah menaikan kualitas pengetahuan dengan mencari


informasi dan berfikir. Pembelajaran merupakan salah satu upaya untuk
membelajarkan siswa (Fakhrurrazi, 2018). Sedangkan menurut Dasopang, Aprida
Pane Muhammad Darwis (2017) Pembelajaran merupakan suatu proses yang mana
terjadi interaksi antara para siswa dengan pendidiknya, bahan-bahan yang di pelajari,
upaya langkah (metode) dalam penyampaian, strategi dalam kegiatanya. Bentuk
bentuk pembelajaran dapat berupa pembelajaran social, pembelajaran agama,
pembelajaran sains dan pembelajaran lainnya. Pembelajaran sains untuk anak-anak di
Indonesiasendiri masih dalam kondisi kurang bagus dibandingkan dengan tempat lain
di dunia. Pembelajaran sain merupakan suatu ilmu yang nantinya dapat berfungsi
untuk menghasilkankualitas hidup yang meningkat (Fitria,Yanti, dkk. 2013). Menurut
PISA (Programme for International Student Asessment) skor sains indonesia pada
tahun 2019 menduduki posisi 70 dari 78 Negara dibandingkan dengan tahun 2015
yang mana skor sains Indonesia berada pada posisi 64 hal ini menandakan terjadinya
kemerosotan pembelajaran sains di Indonesia ini (liputan 6.com). Kemampuan literasi
sains siswa di 2 SD di sukabumi berada pada katagori cukup, aspek yang di tinjau ada
tiga aspek yaitu aspek menggunakan fenomena ilmiah (73,2%), menjelaskan
fenomena ilmiah tersebut (69,4 %), dan mengidentifikasi bukti ilmiah (75,5 %)
(Windyariani, Sistiana. 2017). Rendahnya kemampuan literasi sain pada anak SD
menurut dipengaruhi oleh model pembelajaran yang di terapkan guru (Aiman,
Ummu, dkk.2019). Merosotnya hasil pembelajaran siswa Indonesia terutama tingkat
sekolah dasar ini tidak terlepas dari mutu pendidikan di Indonesia itu sendiri. Faktor
yang berpengaruh dalam ltersai sai ialah faktoradanya kemampuan berfikir kritis pada
siswa. Befikir kritis merupakan suatu kegiatan berfikir mengenai ide serta gagasan
tentang konsep mengenai masalah yang diberikan (Cahyana Ucu, dkk. 2017).

Meningkatkan mutu pendidikan sehingga menghasilkan pendidikan yang baik


ini berarti juga meningkatkan model pembelajaran yang dipakai selama pembelajaran
sebagai salah satu upaya meningkatkah hasil belajar siswa. Cara yang dapat
dilakukan agar diperoleh pendidikan yang baik yaitu dengan cara mengganti model
pemebelajaran (Utomo, Tomi, Dkk. 2014). Cara belajar mengunakan model sebagi
upaya perencanaan yang berpola untuk mendisain pembelajaran dengan cara tatap
muka, baik dengan cara menentukan materi serta perangkat pembelajaran (Fitria, dkk.
2018). Model ini sukses dan merupakan model yang inovatif (Graaff, Erik De and
Anette Kolmos. 2003). Pada model ini peserta didik diberikan masalah pada
prosesnya dan yang memecahkan masalah tersebut juga peserta didik tersebut
Maulina, Dkk. 2019). Pembelajaran berbasis masalah diartikan adanya proses adanya
permasalahan dalam upaya menaikan nilai para siswa(Inel, Didem & Balim, A Ali
Günay, 2010), Meningkatkan kemampuan berfikir kritis pada siswa (Kharida L. A,
Dkk. 2009), Meningkatkan motivasi belajar (Kurniawan, Moh. Wahyu dan Wuri
Wuryandani. 2017), meningkatkan pemahaman konsep pada siswa (Utomo, Tomi,
Dwi Wahyuni, Slamet Hariyadi. 2014), memberikan lingkungan belajar yang sangat
memotifasi pesertadidik untuk memperoleh ilmu pengetahuan dan di terima dengan
sangat baik oleh pesertadidik (Kilroy, DA. 2004). meningkatkan keterimpilan siswa
dama multidisipliner dan pandangan yang dihasikan dalam pembelajaran tersebut
lebih holistic (Chapel D. Cowden and Manuel F. Santiago.2016).

Menurut Riyanto (2012), model belajar yang berlandaskan kepada masalah


memiliki keunggulan diantaranya:

1. Pemecahan masalah yang dilakukan siswa memerlukan keterampilan berfikir


yang tergolong kedalam keterampilan berfikir tingkat atas
2. Penghayatan makna dari pembelajaran lebih dalam sebab siswa memperoleh
pengetahuan berdasarkan skemata siswa itu sendiri
3. Manfaat dari pembelajaran dapat dirasakan sendiri oleh siswa sebab masalah
yang diangkat merupakan masalah yang dapat mereka rasakan pada
kehidupan mereka.
4. Kedewasaan siswa meningkat, dan penanaman sikap saling berintersaksi antar
sesama.
5. Ketuntasan belajar meningkat akibat para siswa dikondisikan dalam proses
pembelajaran sehingga mereka saling berinteraksi baik mereka saling
berinteraksi dengan guru maupun berinteraksi dengan sesama siswa intu
sendiri

Keberhasilan pengunaaan metode ini telah dilaporkan oleh peneliti terdahulu


yaitu penelitian yang dilakukan Nurman Dkk (2020) Hasil observasi menerangkan
bahwa model belajar yang berlandaskan kepada masalah yang diterapkan pada siswa
SD negeri 13 Aurmalintang mengalami hasil belajar yang naik untuk pada materi ajar
matematika untuk setiap siklusnya. Pada siklus 1 diamati aktifitas belajar siswa
padahal menurut Purwanti, Siwi, dan Nuraini Dwi Saputri (2020) Model belajaran
yang diperlukan dalam proses belajaran ipa di sekolah dasar yaitu model yang bisa
meningkatkan keaktifan siswa. pada siklus 1 tersebut siswa kurang aktif menunjuk
tangan untuk bertanya namun kekurangan tersebut di evaluasi diterapkan model
pembelajaran berbasis masalaah kemudian direfleksi. Evaluasi dan refleksi
merupakan tahapan dalam model pembelajaran berbasis masalah (Redhana, I Wayan.
2013), dan direvisi pada alur belajaran siklus II dan siklus III sehingga pada siklus III
siswa aktif bertanya dengan terlebih dahulu menunjuk tangan, siswa telah berani
mengemukakan pendapat, siswa saling memegang peran dalam menyelesaikan tugas
secara berkelompok, hasil pekerjaan temannya dapat ditanggapi siswa yang lain, dan
adanya interaksi timbal balik subjek dalam kelas secara aktif sehingga suasana
pembelajaran yang berlangsung dikelas lebih kondusif dibandingkan dengan sebelum
diterapkanya model pembelajaran berbasis masalah tersebut. Tujuan adanya
pemebelajaran ipa pada sekolah dasar untuk menjadikan siswa sekolah dasar tersebut
menjadi siswa yang melek terhadap ilmu pengetahuan (literasi sain) Depdikbut
(Wijaya dkk,. 2015).

Tidak hanya itu menurut Fitria (2019) Model pembelajaran berbasis masalah
berdampak pada naiknya prestasi pembelajaran pada mahasiswa. Model ini memiliki
bahan ajar yang sangat praktis (Fitria, Yanti dan Idriyeni, 2017). Pembelajaran
berbasis masalah siswa belajar berpusat pada pemecahan masalah yang kompleks
siswa berdiskusii danbekerja pada kelompok-kelompok kecil dalam kelas (Cindy E.
Hmelo-Silver. 2015). Model ini membantu siswa dalam memahami dan belajar
mengenai topik permasalahn yang ingin dikaji, dengan melakukan penelitian secara
mandiri dan berkelompok (Huang, Kuo-shu; Wang, Tzu-Pu. 2012). Pada
pembelajaran berbasis masalah yang dilakukan berupa pembelajaran berbasis
intruksional sehingga pelajar dapat melakukan penelitian, yang penelitian tersebut
terintegrasi kedalam terori yeng ada (John R. Savery. 2006). Cara belajar yang lebih
menantang, menyenangkan namun efektifitasnya masih perlu diteliti lagi (Colliver,
Jerry A. 2000). Model pembelajaran berbasis masalah diterapkan dengan cara,
menentukan permasalahan, menghubungkan masalah dengan apa yang telah peserta
didik ketahui dan yang ingin diketahui sebagai upaya menyelesaikan permasalahn
tersebut (Dianawati, dkk., 2017). Pembelajaran menggunakan metode berbasis
masalah yang dilakukan dikelas untuk pelajaran sain kimia terjadi perubahan
diberbagai sapek setelah diterapkannya metode pembelajaran ini, seperti aspek
percayadiri, motivasi dalam memecahkan masalah dalam tema sain tersebut (Leman
Tarhan & Burçin Acar,2007)

Model belajar yang berlandaskan kepada masalah ini mampu menaikan hasil
tidak hanya mahasiswa dan parasiswa SD untuk kelas matematika namun untuk
materi ajar lainnya model ini juga mampu menaikan nilai belajar parasiswa hal ini
telah dilaporkan oleh Fravitasari, dkk pada tahun 2018. Hasil dan proses belajar IPA
pada kelas 4 di SD 05 Mangun sari Kota salatida mengalami peningkatan setiap
siklusnya. Hasil penelitian sebelum diterapkan model belajar yang berlandaskan
kepada masalah di siklus 1 yang nilai belajar siswa ialah 80 %, namun setelah
diterapkan model pembelajaran berbasis masalah maka nilai pembelajaran IPA
parasiswa SD tersebut mengalami kenaikan menjadi 100 % disiklus II
(Fravitasari,dkk pada (2018).

Penelitian berbasis masalah yang telah dilakukan peneliti peneliti terdahulu


seperti yang penulis kemukakan, memberikan dampak yang signifikan dalam
peningkatan mutu dan nilai belajar siswa. Walaupun sudah banyak peneliti peneliti
lain melakukan penelitian menggunakan model pembelajaran berbasis masalah ini
namun saya sebagai peneliti ingin mengkaji dan menganalisis lebih dalam lagi
mengenai model belajar yang berlandaskan kepada masalah ini khususnya bagi
parasiswa sekolah dasar.

Berpatokan pada latar belakang yang telah penulis kemukakan maka timbul
keinginan dari penulis untuk mengkaji peranan model pembelajaran berbasis masalah
ini terhadap peningkatan nilai belajar siswa terutama siswa tingkat sekolah dasar.
Sehingga dari nilai pengkajian ini nantinya diperoleh model pembelajaran yang
efektif dan mampu meningkatkan nilai belajar siswa dan dapat diterapkan nantinya
pada proses pembelajaran yang akan datang. Bagi peneliti sendiri manfaat penelitian
ini ialah sebagai syarat untuk memperoleh nilai matakuliah.

Metode

Metode yang dilakukan dalam penelitian ini merupakan metode penelitian


kulitatif dari berbagai sumber literature. Literature yang peneliti gunakan berupa
buku, jurnal jurnal penelitian sebelumnya yang relevan dengan penelitian yang
peneliti angkat. dan berbagai sumber literature lainya. Sumber literature yang bisa
digunakan dalam penelitian dapat diperoleh dari membaca, menganalisis, membuat
catatan dan mengolahnya (Yulianti dkk, 2020). Pada penelitian ini data yang
diperoleh bersumber dari sumber data sekunder. Menurut Sugiyono (2017) sumber
data sekunder itu merupakan sumber data yang tidak diperoleh secara langsung oleh
peneliti melainkan peneliti memperoleh data dari orang lain. Pada penelitian ini juga
di ambil jurnal jurnal yang bersesuaian dengan tema apa yang peneliti ingin teliti.
Penelitian ini mengambil referensi literature jurnal baik itu berupa penelitian tindakan
kelas maupun penelitian kuntitatif serta kualitatif.

Selain itu peneliti juga mengambil sumber dari media berita online dan buku–
buku. Metode pengumpulan data yang peneliti gunakan dalam penelitian ini berupa
metode berbasis literature. Dari berbagai sumber literature peneliti membaca,
memahami, menganalisis dan menarik kesimpulan secara ringkas atas apa yang telah
peneliti peneliti terdahulu teliti dan laporkan dalam penelitian mereka.

Hasil dan Pembahasan

Salah satu model pembelajaran yang efektif dalam meningkatkan kualitas


serta meningkatkan nilai belajar siswa ialah menggunakan model pembelajaran
berbasis masalah. Model pembelajaran berbasis masalah ini peserta didik diberikan
masalah pada proses pembelajaran dan yang memecahkan masalah tersebut juga
peserta didik tersebut (Maulina, Dkk. 2019).

Menurut Riyanto (2012), model pembelajaran berbasis masalah memiliki


beberapa kelebihan diantaranya:

1. Siswa menemukan sendiri konsep yang akan dijabarkan, sehingga


pemahaman konsep tersebut lebih dipahami oleh siswa
2. Pemecahan masalah yang dilakukan siswa memerlukan keterampilan berfikir
yang tergolong kedalam keterampilan berfikir tingkat atas
3. Penghayatan makna dari pembelajaran lebih dalam sebab siswa memperoleh
pengetahuan berdasarkan skemata siswa itu sendiri
4. Manfaat dari pembelajaran dapat dirasakan sendiri oleh siswa sebab masalah
yang diangkat merupakan masalah yang dapat mereka rasakan pada
kehidupan mereka.
5. Kedewasaan siswa meningkat, dan penanaman sikap saling berinteraksi antar
sesama.
6. Ketuntasan belajar meningkat akibat para siswa dikondisikan dalam proses
pembelajaran sehingga mereka saling berinteraksi baik mereka saling
berinteraksi dengan guru maupun berinteraksi dengan sesama siswa itu sendiri

Penulis mengamati dari berbagai sumber literature salah satu literature yang
penulis kaji bersumber dari jurnal penelitian karya Nurman dkk, (2020) yang relevan
dengan penelitian yang penulis lakukan. Metode penelitian Nurman dkk, (2020)
berupa PTK yang dilakukan oleh Nurman dkk mencakup beberapa tahap, yaitu
merencanakan, melakukan, mengamati, dan merefleksikan dilakukan dalam beberapa
siklus sampai diperoleh nilai belajar optimal sesuai yang diharapkan. Pada penerapan
Siklus I hasilnya direfleksi dan dievaluasi, sehingga nilai evaluasi tersebut menjadi
dasar dalam penerapan siklus selajutnya, objek penelitiannya yaitu 20 siswa kelas IV
SDN 13 di Koto Aur Malintang. Pengumpulan data yang dilakukan menggunakan
teknik mengobservasi, mewawancara dan mendokumentasikan proses pembelajaran
menggunakan model pembelajaran berbasis masalah untuk anak SD. Instrument
observasi berupa catatan aktivitas para siswa dalam proses pembelajaran dilakukan di
dalam kelas. Format observasi yang dilakukan berupa penjabaran atau deskripsi atas
proses yang diamati oleh guru kelas dan temanya terhadap aktifitas siswa dan guru
selama proses pembelajaran menggunakan model pembelajaran berbasis masalah.
Lembaran observasi terhadap aktifitas siswa dan guru selama proses pembelajaran
menggunakan model pembelajaran berbasis masalah. Proses mewawancarai ini
bertujuan untuk memperoleh informasi mengenai bagaimana aktivitas pembelajaran
sebelum diterapkan model pembelajaran berbasis masalah, pada proses
mewawancarai ini diperoleh data awal mengenai prestasi siswa dalam segi akademik,
aktivitas pembelajaran, serta memperoleh informasi tentang model pembelajaran
yang digunakan. Dokumentasikan berupa catatan dan foto terhadap aktifitas,
peristiwa, kegiatan baik guru maupun siswa selama proses pembelajaran. Kurikulum
2013 menjadi dasar bagi Nurman dkk dalam membuat soal dan kisi-kisi soal pada
lembaran tes yang diberikan pada siswa setelah proses pembelajaran pada satu sesi
selesai di laksanakan. Kemudian nilai dari tes tersebut di analisis dan diukur
keberhasilan siswa dalam proses pembelajaran tersebut. Data keberhasilan siswa
dalam proses pembelajaran menggunakan model pembelajaran berbasis masalah
berupa data kuantitatif dan kualitatif.

Hasil observasi yang dilakukan oleh Nurman dkk, (2020) menerangkan bahwa
model pembelajaran berbasis masalah yang diterapkan pada siswa SD Negeri 13 Aur
Malintang mengalami peningkatan untuk setiap siklusnya. Pada siklus 1 diamati
aktifitas belajar siswa, pada siklus 1 tersebut siswa kurang aktif menunjuk tangan
untuk bertanya namun kekurangan tersebut di evaluasi, direvleksi dan direvisi pada
proses pembelajaran siklus II dan siklus III sehingga pada siklus III siswa aktif
bertanya dengan terlebih dahulu menunjuk tangan, siswa telah berani mengemukakan
pendapat, siswa saling memegang peran dalam menyelesaikan tugas secara
berkelompok, hasil pekerjaan temannya dapat ditanggapi siswa yang lain, dan adanya
interaksi timbal balik antar guru siswa dan antar siswa dengan siswa secara aktif
sehingga suasana. pembelajaran yang berlangsung dikelas lebih kondusif
dibandingkan dengan sebelum diterapkanya model pembelajaran berbasis frmasalah
tersebut. Hasil dari pembelajaran siswa dikelas tersebut mengalami peningkatan
seperti keaktifan siswa dalam pembelajaran setelah diterapkan model pembelajaran
berbasis masalah. Hal ini sesuai dengan pendapat Hanafy, Muh (2014). Proses
pembelajaran dapat menghasilkan hasil yang baik apabila dalam proses pembelajaran
itu peserta didik merespon atas materi dan pembelajaran yang telah diberikan.
Sebagai mana yang dijelaskan Fitria, Yanti (2017) Hasil belajar merupakan suatu
tolak ukur sebagai penentu apakah siswa tersebut memahami konsep apa yang telah
mereka terima dalam kegiatan pembelajaran yang telah mereka lakukan. Model
pembelajaran berbasis masalah mampu memberdayakan semua potensi yang dimiliki
siswa (Fitria, Yanti. 2014). Tugas dan parameter yang diberikan sangat terstruktur
(Vanessa Paz Dennen. 2000). Nurman dkk, (2020) juga melaporkan siswa
memperoleh hasil belajar rata-rata dalam beberapa aspek ditampilkan pada tabel

Tabel 1. Hasil pembelajaran siswa berbasis masalah untuk setiap siklusnya


Pada tabel 1. dapat dilihat adanya peningkatan nilai belajar siswa untuk setiap
aspek dimana aspek pengetahuan yang dapat dihubungkan dengan litersi sains
mengalami peningkatan untuk setiap siklusnya dengan menggunakan metode
pembelajaran berbasis masalah. Dalam praktek pembelajaran literasis sain maka
pembelajaran yang diperoleh diterapkan dan dihubungkan dalam kehidupam sehari
hari (Mahbub, S & Corrigan, D. 2013). siswa yang memiliki wawasan dibidang sains
memanfaatkan apa yang merekaketahui mengenai teori ilmiah dalam mengatasi
masalah dalam kehidupanya sehari-hari, dan menghasilkan hasil berupa produk
ilmiah sehingga dapat mereka manfaatkan dalam kehidupanya (Zainab, dkk.,2017).
Keberhasilan pengunaaan metode ini dalam meningkatkan hasil belajar siswa. Telah
dilaporkan oleh peneliti terdahulu yaitu penelitian yang dilakukan Nurman Dkk
(2020) model pembelajaran berbasis masalah yang diterapkan pada siswa SD Negeri
13 Aur Malintang mengalami peningkatan hasil belajar untuk mata pelajaran
matematika untuk setiap siklusnya. Pada siklus 1 diamati aktifitas belajar siswa, pada
siklus 1 tersebut siswa kurang aktif menunjuk tangan untuk bertanya dan hal ini juga
membuat nilai aspek sikapnya masih rendah ya itu 87,08, aspek pengetahuan 47, 74
dan aspek keterampilan 80, 56 namun kekurangan tersebut di evaluasi, direfleksi dan
direvisi pada proses pembelajaran siklus II dan siklus III sehingga pada siklus III
siswa aktif bertanya dengan terlebih dahulu menunjuk tangan, siswa telah berani
mengemukakan pendapat, siswa saling memegang peran dalam menyelesaikan tugas
secara berkelompok, hasil pekerjaan temannya dapat ditanggapi siswa yang lain, dan
adanya interaksi timbal balik antar guru siswa dan antar siswa dengan siswa secara
aktif sehingga suasana pembelajaran yang berlangsung di kelas lebih kondusif
dibandingkan dengan sebelum diterapkanya model pembelajaran berbasis masalah
tersebut akibatnya nilai hasil belajar siswa juga semakin meningkat yaitu aspek
sikapnya meningkat 89,03 , aspek pengetahuan 84,5 dan aspek keterampilan 94, 06.

Penulis mengamati dari berbagai sumber literature salah satu literature yang
penulis kaji bersumber dari jurnal penelitian tidak hanya karya Nurman dkk, (2020)
yang relevan dengan penelitian yang penulis lakukan namun sumber literature yang
relevan dengan penelitian yang penulis angkat juga ditemukan pada jurnal penelitian
yang dilakukan Fravitasari,dkk. (2018). Fravitasari,dkk. (2018) melakukan penelitian
dengan metode penelitian tindakan kelas menggunakan model pembelajaran berbasis
masalah. Sebanyak 40 orang Siswa kelas 4 dijadikan objek dalam penelitian.
Menggunakan pendekatan kualitatif dan deskriptif dengan membandingkan kondisi
sebelum dilakukan model pembelajaran berbasis masalah dengan siklus I,II dalam
upaya mengamati dan memperoleh data kualits hasil belajar siswa . langkah-langkah
penelitiannya merencanakan, melakukan tindakan, mengobservasi dan mereflaksi.
Tahapan observasi yang dilakukan meliputi pendahuluan, pada siswa diberikan
orientasi mengenai masalah yang diangkat, siswa meneliti, investigasi individu dan
kelompok, menampilkan hasil dan mengembangkannya, tahapan analisis dan
melakukan evalusi terhadap permasalahan yang diangkat tersebut dan penutup.
Penerapan dan pengamatan model pembelajaran berbasis masalah ini dilakukan
dalam 2 kali siklus. Tidak hanya Fravitasari,dkk. (2018) Penelitian menggunakan
model pembelajaran berbasis masalah menggunakan 2 siklus juga digunakan oleh
Sam, Hilyatin Nisak dan Abd. Qohar (2015). Hasil penelitianya Fravitasari,dkk.
(2018) ditampilkan pada tabel 2.

Tabel 2. Persentase hasil belajar untuk setiap siklus

Hasil dan proses belajar IPA pada kelas 4 di SD 05 Mangun sari Kota salatida
mengalami peningkatan setiap siklusnya. Hasil penelitian sebelum diterapkan model
pembelajaran berbasis masalah di siklus 1 yang hasil belajar siswa ialah 80 %,
namun setelah diterapkan model pembelajaran berbasis masalah maka hasil belajar
IPA siswa SD tersebut mengalami peningkatan menjadi 100 % pada siklus II.
Aspek pengetahuan yang di teliti oleh nurman dkk, (2020) dan hasil belajar
IPA yang dilakukan oleh Fravitasari, dkk. (2018) dapat dihubungkan dengan literasi
sains siswa SD. Dimana berdasarkan penelitian sebelumnya maka dapat diperoleh
litersai sain mengalami penigkatan untuk setiap siklusnya dengan menggunakan
metode pembelajaran berbasis masalah.

Simpulan

Simpulan yang dapat penulis peroleh dari penelitian yang menggunakan metode
kajian literature ini ialah model pembelajaran berbasis masalah yang telah dilakukan
peneliti peneliti terdahulu sangatlah efektif dalam meningkatkan hasil belajar siswa
dan juga hal ini akan berdampak nantinya kepada mutu pendidikan ditingkat sekolah
dasar bahkan dapat meningkatkan mutu pendidikan semua tingkat pendidikan.

Daftar Rujukan

Aiman, Ummu, Nyoman Dantes, Ketut Suma. 2019. Pengaruh Model Pembelajaran
Berbasis Masalah Terhadap Literasi Sains Dan Berpikir Kritis Siswa
Sekolah Dasar . Jurnal Ilmiah Pendidikan Citra Baktip-ISSN 2355-5106
|| e-ISSN 2620-6641 http://jurnalilmiahcitrabakti.ac.id/jil/index.php/jil

Cahyana Ucu, Abdul Kadir dan Monalisa Gherardini. 2017. Relasi kemampuan
berpikir kritis dalam kemampuan literasi sains pada peserta didik kelas IV
sekolah dasar. Jurnal Pendidikan Dasar, 26(1), 14-22.

Chapel D. Cowden and Manuel F. Santiago.2016. Interdisciplinary Explorations:


Promoting Critical Thinking viaProblem-Based Learning in an Advanced
Biochemistry Class. J. Chem. Educ. 2016, 93, 3, 464–469 Publication
Date:November 5, 2015 https://doi.org/10.1021/acs.jchemed.5b00378
Copyright © 2015 The American Chemical Society and Division of
Chemical Education, Inc.
Cindy E. Hmelo-Silver. 2015. Problem-Based Learning: What and How DoStudents
Learn?. Educational Psychology Review, Vol. 16, No. 3, September 2004
(C 2004)

Colliver, Jerry A. 2000. Effectiveness of Problem-based Learning


Curricula:Research and Theory. CADEEMIC M E DDIICI NNE, VOL.
75, NO . 3 //MARCH 2000

Dianawati, Ni Luh Pt. , Pt. Nanci Riastini, dan Kt. Pudjawan. 2017. Pengaruh
model pembelajaran problem based learning terhadap keterampilan
berpikir kritis IPA peserta didik kelas V SD no. 1 Ungasan Kecamatan
Kuta Selatan tahun pelajaran 2016/2017). e-Journal PGSD Universitas
Pendidikan Ganesha . Mimbar PGSD Vol: 5 No: 2 Tahun: 2017

Dasopang, Aprida Pane Muhammad Darwis.2017. Belajar Dan Pembelajaran.


FITRAH Jurnal Kajian Ilmu-ilmu Keislaman Vol. 03 No. 2 Desember
2017 e-ISSN:2460-2345, p-ISSN: 2442-6997 Web: jurnal.iain-
padangsidimpuan.ac.id/index.php/

Fakhrurrazi. 2018. Hakikat Pembelajaran Yang Efektif. Jurnal At-Tafkir Vol. XI No.
1 Juni 2018

Fitria, Yanti. 2019. Mampukah Model Problem Based Learning Meningkatkan


Prestasi Belajar Sains Mahasiswa Calon Guru Sekolah Dasar?.
JURNAL INOVASI PENDIDIKAN DAN PEMBELAJARAN
SEKOLAH DASARP-ISSN. 2622-5069, E-ISSN. 2579-3403Volume 3,
Nomor 1, Juli 2019Available online at: http://e-
journal.unp.ac.id/index.php/jippsd83

Fitria,Yanti.2017. Efektivitas capaian kompetensi belajar siswa dalam pembelajaran


sains di sekolah dasar. Jurnal inovasi pendidikan dan pembelajaran
sekolah dasar issn 2579-3403 Volume 1, Nomor2, Desember 2017
Available online at: http://e-journal.unp.ac.id/index.php/jippsd
Fitria,Yanti and Idriyeni. 2017. Development of Problem-Based Teaching Materials
for The Fifth Graders of Primary School. JURNAL TA’DIB, Vol 20 (2),
2017, (Juli-Desember) (Cetak ISSN 1410-8208 Online ISSN 2580-2771)
Tersedia online di
http://ecampus.iainbatusangkar.ac.id/ojs/index.php/takdib/index

Fitria, Yanti, Rifda Eliyasni, Rahwendy Yukitama. 2018. Perubahan Belajar Sains
Siswa Sekolah Dasar Pada Pembelajaran Terintegrasi (Terpadu) Melalui
Model Discovery Learning. JURNAL INOVASI PENDIDIKAN DAN
PEMBELAJARAN SEKOLAH DASAR E-ISSN: 2579-3403, P-ISSN:
2622-5069 Volume 2, Nomor 2, Desember 2018 Available online at:
http://e-journal.unp.ac.id/index.php/jippsd

Fitria,Yanti.2014. Refleksi Pemetaan Pemahaman Calon Guru SD tentang Integrated


Sains Learning. PEDAGOGI | Jurnal Ilmiah Ilmu Pendidikan Volume
XIV No.2 November 2014

Fitria, Yanti, Anna Permanasari, Fransiska Sudargo, Wahyu Sopandi. 2013.


Elementary Teacher Student Perspective to Natural Science Learning as
Accomodate Effort of Need Study Capability. International Journal of
Science and Research (IJSR), India Online ISSN: 2319-7064

Fravitasari, Anggistia Febby, Nyoto Harjono, Gamaliel Septian Airlanda. 2018.


Penerapan Model Pembelajaran Problem Based Learning Untuk
Meningkatkan Proses Dan Hasil Belajar Muatan Ipa Tema 8 Sub Tema 1
Kelas 4. Journal for Lesson and Learning Studies Vol. 1 No. 3, 2018 P-
ISSN : 2615-6148, E-ISSN : 2615-7330 Journal for Lesson and Learning
Studies | 157

Graaff, Erik De and Anette Kolmos. 2003. Characteristics of Problem-Based


Learning. Int. J. Engng Ed. Vol. 19, No. 5, pp. 657±662, 2003 Printed in
Great Britain. 0949-149X/91 $3.00+0.00 # 2003 TEMPUS Publications.
Hanafy, Muh. Sain. 2014. Konsep belajar dan pembelajaran. Lentera pendidikan,
Vol. 17 No.1 Juni 2014:66-79

Huang, Kuo-shu; Wang, Tzu-Pu. 2012. Utilizing Problem-based Learning (PBL) in a


University English Interpretation Class. The Journal of Human Resource
and Adult Learning; Beaverton Vol. 8, Iss. 1,  (Jun 2012): 7-15.

Inel, Didem & Balim, A Ali Günay. 2010.The Effects of Using Problem-Based
Learning in Science and Technology Teaching upon Students' Academic
Achievement and Levels of Structuring Concepts. Asia-Pacific Forum on
Science Learning & Teaching, 11(2), Article 1.

John R. Savery. 2006. Overview of Problem-based Learning: Definitions and


Distinctions. Interdisciplinary Journal of Problem-Based Learning , 1(1).
Available at: https://doi.org/10.7771/1541-5015.1002

Kharida L. A., A. Rusilowati, K. Pratiknyo. 2009. Penerapan model pembelajaran


berbasis masalah untuk peningkatan hasil belajar siswa pada pokok
bahasan elastisitas bahan. Juli 2009 J F P F I http://journal.unnes.ac.id
Jurnal Pendidikan Fisika Indonesia 5 (2009): 83-89

Kilroy, DA. 2004. Problem based learning. Emerg Med J 2004;21:411–413. doi:
10.1136/emj.2003.012435 Emerg Med J: first published as
10.1136/emj.2003.012435 on 18 June 2004.

Kurniawan, Moh. Wahyu dan Wuri Wuryandani. 2017. Pengaruh Model


Pembelajaran Berbasis Masalah terhadap Motivasi Belajar dan Hasil
Belajar PPKn. Jurnal Civics, Volume 14, Nomor 1, Mei 2017

Leman Tarhan & Burçin Acar. 2007. Problem-based learning in an eleventhgrade


chemistry class: ‘factors affecting cell potential’. This article was
downloaded by: [University of California, San Francisco] Research in
Science & Technological Education, 25:3, 351-369, DOI:
10.1080/02635140701535299
Maulina, Dessy Nur, ST. Y. Slamet, Mintasih Indriayu. 2019. model pembelajaran
problem based learning (pbl) dan kaitannya dengan kemampuan berpikir
tingkat tinggi peserta didik. Prosiding Seminar Nasional SIMBIOSIS IV,
Madiun, 15 Agustus 2019 p-ISSN : 9772599121008 e-ISSN :
9772613950003

Mahbub, S & Corrigan, D. 2013. Bangladeshi Science Teachers’ Perspectives Of


Scientific Literacy And Teaching Practices, International Journal of
Science and Mathematics Education 12(1):145-156.

Nurman, Veni Rizqa Ramadhani, Rahmad Wahyugi, Yanti Fitria, Desyandri, 2020.
Penerapan Model Problem Based Learning Untuk Meningkatkan Hasil
Belajar Siswa Pada Pembelajaran Tema 7. SEJ (School Education
Journal) Vol. 10 No. 2 Juni 2020 Universitas Negeri Padang 174
Accepted : 29 Juni 2020 Published : 01 Juli 2020

Purwanti, Siwi, dan Nuraini Dwi Saputri. 2020. Efektivitas model cooperative
learning tipe make a match terhadap hasil belajar ipa pada siswa kelas v
sd muhammadiyah karangploso. Jurnal taman cendekia vol. 04 no. 01
juni 2020

Riyanto, Y. 2012. Paradigma Baru Pembelajaran: Sebagai Referensi bagi Guru/


Pendidik dalam Implementasi Pembelajaran yang Afektif dan
Berkualitas. Jakarta: Kencana Prenadamedia Group.

Redhana, I Wayan. 2013. MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH


UNTUK PENINGKATAN KETERAMPILAN PEMECAHAN MASALAH
DAN BERPIKIR KRITIS. 8 Jurnal Pendidikan dan Pengajaran, Jilid 46,
Nomor 1, April 2013, hlm.76-86

Sam, Hilyatin Nisak dan Abd. Qohar . 2015. Pembelajaran Berbasis Masalah
Berdasarkan Langkah-Langkah Polya untuk Meningkatkan Kemampuan
Menyelesaikan Soal Cerita Matematika. © 2015 Semarang State
University. All rights reserved UNNES JOURNALS p-ISSN: 2086-2334;
e-ISSN: 2442-4218

Sugiyono. 2017. Metode penelitian kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung:


Alfabeta

Utomo, Tomi, Dwi Wahyuni, Slamet Hariyadi. 2014. Pengaruh Model Pembelajaran
Berbasis Masalah (Problem Based Learning) Terhadap Pemahaman
Konsep dan Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa (Siswa Kelas VIII
Semester Gasal SMPN 1 Sumbermalang Kabupaten Situbondo Tahun
Ajaran 2012/2013). JURNAL EDUKASI UNEJ 2014, I (1): 5-9

Vanessa Paz Dennen. 2000. Task Structuring for On-line Problem Based Learning: A
Case Study.Journal of Educational Technology & Society 3(3) 2000,
ISSN 1436-4522

Windyariani, Sistiana. 2017. Kemampuan Literasi Sains Siswa Sd Pada Konteks


Melestarikan Capung. BIOSFER: JURNAL PENDIDIKAN BIOLOGI
(BIOSFERJPB) 2017, volume 10 No 1, 17-21 ISSN: 0853-2451

Wijaya, I Wayan, I Wayan Lasmawan, dan I Wayan Suastra. 2015. Pengaruh model
pembelajaran berbasis masalah terhadap hasil belalar IPA ditinjau dari
minat peserta didik terhadap IPA pada peserta didik SD di gugus IV
Kecamatan Manggis. e- Journal Program Pascasarjana Universitas
Pendidikan Ganesha Program Studi Pendidikan Dasar (Volume 5 Tahun
2015)

Yulianti, Tiara, Muhammadi, Yanti Fitria, Yarisda Ningsih. 2020. Efektivitas Model
Kooperatif Tipe Make A Matchterhadap Hasil Belajar Tematik Terpadu
Kelas IVSekolah Dasar. SSN: 2614-6754 (print) ISSN: 2614-3097
(online) Halaman 1320-1334Volume 4 Nomor 2 Tahun 2020 Jurnal
Pendidikan Tambusai1320
Zainab Zainab, Mustika Wati, dan Sarah Miriam. 2017. Pengembangan instrumen
kognitif literasi sains pada pokok bahasan tekanan di kelas VIII SMP
Kota Banjarmasin. Jurnal Ilmiah Pendidikan Fisika  Vol 1, No 3 (2017).
ISSN 2549-9955, https://doi.org/10.20527/jipf.v1i3.1014

Anda mungkin juga menyukai