Anda di halaman 1dari 9

EVALUASI AKHIR SEMESTER

MODEL-MODEL PEMBELAJARAN INOVATIF


PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PENDIDIKAN
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

Nama lengkap : Imaduddin Akhyar Kusumaperdana NIM : 2202325


Dosen Mata Kuliah : Della Amelia, S.Pd., M.Pd Kelas : TP 2A

Soal Nomor 1. Deskripsi Perilaku


Perilaku mengajar guru konstruktif
DP-1 :
Guru memulai pembelajaran dengan mengingatkan kembali siswa dengan materi sebelumnya, agar terjadi
pemunculan kembali ingatan jangka panjang pada siswa.
Teori atau pemikiran yang mendasari:
Dalam teori belajar kognitif terdapat teori ingatan jangka panjang, dimana ingatan ini akan muncul ketika
terpantik oleh informasi baru yang serupa atau berhubungan, sehingga terjadilah pemrosesan informasi yang
nantinya akan menimbulkan pemahaman lebih dalam. Sejalan dengan teori Konstruktif yang mengedepankan
terjadinya pemerosesan informasi terjadi.
Referensi:
Rehalat, A. (2014). MODEL PEMBELAJARAN PEMROSESAN INFORMASI. JPIS, Jurnal Pendidikan Ilmu
Sosial, Volume 23, No. 2, Edisi Desember 2014, 4.

DP-2:
Melakukan perencanaan dengan pendekatan belajar siswa, atau student centered
Teori atau pemikiran yang mendasari:
Dengan begitu, selama pembelajaran, guru akan berorientasi kepada murid, sehingga yang berperan dalam
pengembangan kognitif siswa adalah termasuk murid itu sendiri. Dalam student centered learning akan
meningkatkan kemampuan berpikir siswa lebih efektif dibandingkan dengan teacher centered learning. (Putu
Widyanto, Raisa Vienlentia, 2021)
Referensi:
Putu Widyanto, Raisa Vienlentia. (2021). Peningkatan Kemampuan Berpikir Kritis dan Hasil Belajar Peserta
Didik menggunakan Student Centered Learning. Jurnal Pendidikan: Teori, Penelitian, dan
PengembanganVolume: 7 Nomor: 4 Bulan April Tahun 2022Halaman:149—157, 153.

DP-3:
Guru akan memperbanyak kesempatan bagi siswa untuk berdiskusi, menukar informasi dan saling bertukar
pikiran
Teori atau pemikiran yang mendasari:
Metode diskusi juga salah satu cara belajar yang mengedepantan proses kognitivisme, dalam berdiskusi akan
terjadi banyak sekali pertukaran informasi. Dalam proses pertukaran informasi tersebut akan banyak pula terjadi
perbedaan sudut pandang, perbedaan pemahaman, yang nantinya akan menemukan titik tengah dan pemahaman
baru yang lebih baik. Terbukti dengan metode diskusi ini dapat meningkatkan kemampuan belajar siswa dan
meningkatkan prestasi siswa dalam belajar. (Marsitin, 2013)
Referensi:
Marsitin, R. (2013). PENDEKATAN KONSTRUKTIVISME PADA METODE DISKUSI DALAM
MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA SMP MUHAMMADIYAH 3
KEPANJEN MALANG. urnal Inspirasi PendidikanUniversitas Kanjuruhan Malang, 210.

MK MPI | EAS | GENAP 2022/2023 | TP FIP 1


DP-4:
Kerja sama antar siswa akan terjadi ketika guru menerapkan pembelajaran berkelompok
Teori atau pemikiran yang mendasari: Cooperative learning, adalah model pembelajaan yang melibatkan siswa
dalam suatu kelompok dan memberikan kesempatan bagi siswa untuk bekerja sama. Terbukti dari cooperative
learning dapat meningkatkan kemampuan berbicara siswa dan siswa menjadi lebih termotifasi karena, dalam
model ini siswa bekerja sama dengan teman sebayanya menyelesaikan materi pembelajaran bersama, dan bertukar
pendapat dengannya. (Cucu Cahyati, 2021)

Referensi:
Cucu Cahyati. (2021). MANFAAT MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE JIGSAW TERHADAP
KETERAMPILAN BERBICARA SISWA (Systematic Literature Review). S1 thesis, Universitas
Pendidikan Indonesia, 13.

DP-5:
Melatih siswa untuk perfikir kritis dengan memberikan kritik dan saran terhadap suatu permasalahan.
Teori atau pemikiran yang mendasari:
Di saat kita mengkritik sesuatu, tentunya kita tak bisa asal mengkritik sesuatu tersebut, diperlukan alasan, sumber
dan data yang jelas, serta alasan harus logis, hal tersebut hanya bisa tercapai jika terjadi proses informasi dan
pemikiran dari siswanya masing-masing
Referensi:
Eli Marlina Harahap, Lili Herawati Parapat. (2017). PENGGUNAAN MODEL
PEMBELAJARANCONTEXTUAL TEACHINGAND LEARNINGTERHADAP HASIL BELAJAR
KRITIK SASTRAMAHASISWA UMTS PADANGSIDIMPUAN. Jurnal Bahasa dan Sastra, 8.

DP-6:
Menerapkan pembelajaran berbasis proyek Project Based Learning
Teori atau pemikiran yang mendasari:
Pembelajaran berbasis projek akan mnciptakan lingkungan belajar yang rill, karena siswa mengalami langsung
proses pembelajaran, dengan ini siswa lebih percaya diri dan trampil dalam memecahkan masalah dan mampu
meningkatkan kemampuan abad 21.
Referensi:
Tantri Mayasari, Asep Kadarohman, Dadi Rusdiana, Ida Kaniawati. (2016). APAKAH MODEL
PEMBELAJARANPROBLEM BASED LEARNINGDANPROJECT BASED LEARNINGMAMPU
MELATIHKAN KETERAMPILANABAD 21? JPFK, Vol.2No.1,Maret 2016, hal48-55, 52.
DP-7:
Guru memenuhi kebutuhan belajar siswa, dengan praktik langsung
Teori atau pemikiran yang mendasari: Pembelajaran berdifrensiasi adalah upaya yang dilakukan guru untuk
memenuhi kebutuhan dan harapan murid terhadap belajar, sederhananya pembelajaran ini adalah serangkaian
keputusan masuk akal yang dibuat oleh guru yang berorientasi kepada kebutuhan murid (Herwina, 2021)
Referensi:
Herwina, W. (2021). OPTIMALISASI KEBUTUHAN MURID DAN HASIL BELAJAR DENGAN
PEMBELAJARAN BERDIFERENSIASI. Perspektif Ilmu Pendidikan, 35(2), 175-182.
https://doi.org/10.21009/PIP.352.10

MK MPI | EAS | GENAP 2022/2023 | TP FIP 2


DP-8 :
Dalam pembelajaran guru mengedepandakn interaksi sosial
Teori atau pemikiran yang mendasari:
Guru diharapkan mengoptimalkan interaksi sosial, interaksi antara guru dengan murid, interaksi murid dengan
guru maupun interaksi murid dengan murid. Dari interaksi sosial akan menghasilkan hubungan timbal balik yang
akan menimbulkan proses berpikir dan pemahaman.
Referensi:
Lalu Moh. Fahri, Lalu A. Hery Qusyairi. (2019). INTERAKSI SOSIAL DALAM PROSES PEMBELAJARAN.
PALAPA Jurnal Study Keislaman dan Ilmu Pendidikan, Volume 7 Nomor 1, 152-154.

DP-9:
Mengaitkan pembelaajran dengan masalah di kehidupan nyata, termasuk belajar dari pengalaman
Teori atau pemikiran yang mendasari:
Problem Based Learning juga slah satu model yang populer digunakan, menekankan pada sifat aktif peserta didik,
dan menggunakan pendekatan kontruktivisme.
Referensi:
Tantri Mayasari, Asep Kadarohman, Dadi Rusdiana, Ida Kaniawati. (2016). APAKAH MODEL
PEMBELAJARANPROBLEM BASED LEARNINGDANPROJECT BASED LEARNINGMAMPU
MELATIHKAN KETERAMPILANABAD 21? JPFK, Vol.2No.1,Maret 2016, hal48-55, 52.

DP-10:
Menggunakan metode diskusi, debat, dalam pembelajaran
Teori atau pemikiran yang mendasari:
Dengan metode debat, akan meningkatkan keaktifan siswa di kelas (Wijayanto, 2017), karena siswa masuk
kedalam suasana belajar yang aktif sehingga menuntuk siswa untuk aktif juga. Dari debat ini akan melatih
kemampuan siswa beargumen dan meningkatkan pemahaman.
Referensi:
Wijayanto, P. A. (2017). EFEKTIVITAS METODE DEBAT AKTIF DAN STRATEGI PENERAPANNYA
DALAMMENGOPTIMALKAN PEMBELAJARAN GEOGRAFI. Jurnal Pendidikan dan
Kebudayaan, Vol 2, Nomor 1, Juni 2017, 101.

Perilaku belajar siswa konstruktif

DP-1
Mampu bekerjasama dengan baik dengan teman kelompoknya
Teori atau pemikiran yang mendasari:
Dalam kelompok yang sehat akan ada pembagian tugas yang baik dan kontribusi seimbang dari tiap anggotanya,
hal ini harus didasari dari kesadaran individu masing-masing dalam setiap kelompoknya, jika inisiatif hanya
diambil oleh sebagian orang dalam kelompok saja, maka sebagian anggota kelompok lain akan menjadi pasif di
kelompok.
Referensi:
Cucu Cahyati. (2021). MANFAAT MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE JIGSAW TERHADAP
KETERAMPILAN BERBICARA SISWA (Systematic Literature Review). S1 thesis, Universitas
Pendidikan Indonesia, 13.

MK MPI | EAS | GENAP 2022/2023 | TP FIP 3


DP-2 :
Siswa mau berperan aktif di kelas
Teori atau pemikiran yang mendasari:
Berbagai model pembelajaran terutama student centered learning meminta siswanya aktif dalam pembelajaran,
tentunya dengan bantuan dan fasilitas yang diberikan guru kepada sisiwa, namun apa yang terjadi jika
pembelajaran yang berpusat pada siswa tidak berhasil, karena siswa tersebut tidak mau berperan dalam
pembelajaran. Oleh karena itu, siswa juga harus memiliki kesadaran dan tanggungjawab dalam terlaksananya
pembelajaran ini.
Referensi:
Putu Widyanto, Raisa Vienlentia. (2021). Peningkatan Kemampuan Berpikir Kritis dan Hasil Belajar Peserta
Didik menggunakan Student Centered Learning. Jurnal Pendidikan: Teori, Penelitian, dan
PengembanganVolume: 7 Nomor: 4 Bulan April Tahun 2022Halaman:149—157, 153.

DP-3
Berbagi informasi serta ilmu yang di dapatkan, atau mengklarifikasikan pemahaman kepada teman di kelas nya
Teori atau pemikiran yang mendasari:
Pertukaran informasi terjadi di proses ini, manfaatnya siswa dapat mengetahui informasi dengan lebih mudah
karena disampaikan langsung oleh teman nya lewat bahasa dan pemahaman teman nya, dalam hal lain bisa juga
terjadi proses klarifikasi, siswa yang kurang paham akan materi atau yang mengalami miss konsepsi, akan
menemukan pembenaran pemahaman dari sebelumnya.
Referensi:
Rehalat, A. (2014). MODEL PEMBELAJARAN PEMROSESAN INFORMASI. JPIS, Jurnal Pendidikan Ilmu
Sosial, Volume 23, No. 2, Edisi Desember 2014, 4.

DP-4
Siswa berperan aktif dalam kelompok
Teori atau pemikiran yang mendasari:
Dalam suatu kelompok tidak di perbolehkan ada yang pasif, karena orang yang pasif pasti akan mendapatka
pengetahuan yang lebih sedikit darpada anggota yang aktif, atau bahkan tidak memahami materi sama sekali,
sedangkan siswa yang aktif akan mendapatkan manfaat lebih banyak. Maka dengan berperan aktif siswa akan
mendapatkan pemahaman secara maksimal.
Referensi:

Cucu Cahyati. (2021). MANFAAT MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE JIGSAW TERHADAP
KETERAMPILAN BERBICARA SISWA (Systematic Literature Review). S1 thesis, Universitas
Pendidikan Indonesia, 13.

DP-5
Siswa berpikir lebih dalam terkait apa masalah yang sedang dihadapi
Teori atau pemikiran yang mendasari:
Keterampilan abad 21 menjadikan critical thingking sebagai salah satu poinnya, deskripsi perilaku ini dimaksud
agar siswa selalu menelaah lebih dalam tentang solusi dari masalah yang akan dihadapi, shingga siswa mampu
menghadapi masalah tersebut dengan kemapuan berfikirnya sendiri.
Referensi:
Tantri Mayasari, Asep Kadarohman, Dadi Rusdiana, Ida Kaniawati. (2016). APAKAH MODEL
PEMBELAJARANPROBLEM BASED LEARNINGDANPROJECT BASED LEARNINGMAMPU
MELATIHKAN KETERAMPILANABAD 21? JPFK, Vol.2No.1,Maret 2016, hal48-55, 52

MK MPI | EAS | GENAP 2022/2023 | TP FIP 4


DP-6
Siswa bisa menyelesaikan masalah dengan pengalaman sebelumnya
Teori atau pemikiran yang mendasari:
Saat menghadapi suatu masalah, siswa akan mencari solusi di otak nya, menggabunbgkan informasi, mencoba
mencari cara yang pernah berhasil pada pengalaman sebelumnya, sehingga siswa yang memilik banyak
pengalaman akan lebih pandai menemukan solusi.
Referensi:
Rehalat, A. (2014). MODEL PEMBELAJARAN PEMROSESAN INFORMASI. JPIS, Jurnal Pendidikan Ilmu
Sosial, Volume 23, No. 2, Edisi Desember 2014, 4.

DP-7
Setiap anggota kelompok berdiskusi untuk mencapai kesimpilan yang sama
Teori atau pemikiran yang mendasari:
Di sini siswa dihadapkan dengan perbedaan pendapat dan pandangan, yang nantinya dari perbedaan pendapat
tersebut siswa akan belajar untuk menerima pendapat orang lain dan memperbaiki pemahamanya, sehingga
tercapai satu kesimpulan.
Referensi:
Moma, L. (2017). PENGEMBANGAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF DAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS
MAHASISWA MELALUI METODE DISKUSI. Cakrawala Pendidikan, Jurnal Ilmiah Pendidikan, Februari
2017, Th. XXXVI, No. 1, 133-134.

DP-8
Siswa memiliki motivasi dan tujuan belajarnya
Teori atau pemikiran yang mendasari:
Dari motifasi, kemudian berlanjut ke realisasi atau tindakan, ketika siswa sudah menemukan motivasinya dan
tujuan belajarnya, maka siswa akan mampu menjalankan motivasinya dan mencapai tujuanya. Seperti teori
motivasi bealajr Abraham
Referensi:
Prihartanta, W. (2015). TEORI-TEORI MOTIVASI. Jurnal Adabiya, Vol. 1 No. 83 Tahun 2015 , 10.

DP-9
Siswa mau dan mampu untuk menjalin interaksi dengan siapa saja
Teori atau pemikiran yang mendasari:
Tak hanya di dalam kelompoknya, siswa juga harus bisa berinteraksi dengan lingkungan, guru-gurunya, bahkan
orang lain, maka dengan interaksi yang tak terbatas, siswa dapat lebih banyak mendapatkan informasi dan
pemahaman baru.
Referensi:
Lalu Moh. Fahri, Lalu A. Hery Qusyairi. (2019). INTERAKSI SOSIAL DALAM PROSES PEMBELAJARAN.
PALAPA Jurnal Study Keislaman dan Ilmu Pendidikan, Volume 7 Nomor 1, 152-154

DP-10
Mampu membuat kesimpulan dari apa yang telah dipahami
Teori atau pemikiran yang mendasari:
Dari berbagaimacan informasi, siswa tak luput juga harus membuat pemahaman dengan kesimpulan yang ia buat
sendiri. Mencapai dan membuat kesimpulan adalah kemampuan yang sangat penting yang belum banyak dimiliki
dari hasil sistem pendidikan di Indonesia.
Referensi:
Yuliana. (2021). Peningkatan Kemampuan Menyimpulkan Hasil Pengamatan . Jurnal Educatio, 1918.

MK MPI | EAS | GENAP 2022/2023 | TP FIP 5


1. Skenario Pembelajaran
MODUL AJAR
A. Identitas Modul
Penyusun Modul : Imaduddin Akhyar
Jenjang Pendidikan : SMP
Tahun Penyusunan : 2023
Mata Pelajaran : Prakarya
Kelas / Fase : VIII / I
BAB : Anekaragam Serealia, Umbi dan Kacang-kacaangan
Topik : Kandungan dan manfaat dari seralia, umbi, dan kacang-kacangan

B. Tujuan Pembelajaran
1. Peserta didik dapat menentukan kandungan dan manfaat serealias, kacang kacangan dan
umbi.
2. Peserta didik dapat membuat produk jadi dari olahan serealia, umbi dna kacang-kacangan.
C. Indikator Ketercapaian Tujuan Pembelajaran
Indikator tercapainya tujuan pembelajaran oleh peserta didik meliputi:
1. Memahami keragaman serelia, umbi dan kacang-kacangan serta manfaatnya bagi kehidupan sehari-
hari.
2. Memahami tahapan mengolah serealia, umbi, dan kacang-kacangan.
3. Membuat suatu produk jadi dari olahan serealia, umbi, dan kacang-kacangan.

D. Kegiatan Pembelajaran
Pendekatan : Student Centered
Model Pembelajaran : Project Based Learning
Metode Pembelajaran : Demonstrasi, krja cipta, kompetisi

Sintaks Kegiatan Guru Kegiatan Peserta Didik


Elicit Guru memulai pembelajaran dengan Siswa menyimak materi dan
(Memperoleh) mengingatkan kembali siswa dengan materi menghubungkanya dengan materi pada
sebelumnya. hari ini

Guru menjelaskan materi baru mengenai Siswa menyimak menjelasan guru


macam-macam serealia, umbi, dan kacang-
kacangan serta manfaatnya.

Guru menampilkan sebuah video di depan Siswa mengamati video yang diberikan
kelas mengenai pengelolahan serealia, umbi
dan kacang-kacangan

Siswa mendapatkan motifasi setelah


diperlihatkan macam-macam olahan
serealia, umbi dan kacang-kacangan

Sumber : Guru Senbud

MK MPI | EAS | GENAP 2022/2023 | TP FIP 6


Guru menanyakan pendapat siswa kritik dan Siswa berperan aktif di kelas dengan
saran mengenai video yang ditampilakn. memberikan saran dan kritik terhadap
video yang ditampilkan
Guru memaparkan beberapa resep olahan
serealia, umbi dan kacang-kacangan, yang Siswa mengamati dan memilih-milih
akan dipilih oleh siswa resep mana yang akan mereaka gunakan.

Sumber : Slide Share

Sumber : Quiziz
Engage Guru membagi kelompok siswa sesuai resep Siswa mampu bekerjsama dengan baik
(Melibatkan) yang mereka pilih antar anggota kelompoknya.

Guru memberikan siswa kaesempatan Siswa berdiskusi untuk mencapai


untuk berdiskusi makanan apa dan mau kesimpilan yang sama, tentang makanan
seperti apa dan kandungan apa yang akan apa yang akan mereka produksi.
direalisasikan kedalam makananya

Guru menyiapkan dan membagikan bahan- Siswa mengam,bilk bahan dan peralatan
bahan dan alat yang akan digunakan kepada yang mereka perlukan.
setiap kelomkpok.

Explore Guru meminta siswa untuk praktik langsung Siswa mampu bekerja sama dengan baik
(Mengeksplorasi pembuatan olahan. dengan kelompoknya dalam mengelola
) olahan serealia, umbi dan kacang-
kacangan.

Guru meminta siswa memulai bekerjasama Siswa mampu berpikir lebih dalam
untuk membuat olahan mengenai bagaimana nantinya makanan
ini akan diolah

Guru meminta siswa berkeliling Siswa mampu berinteraksi dan bertanya


mengunjungi teman di kelompok lain sebagai pada kelompok lain terkait apa yang
interaksi sosial dan pencarian inspirasi untuk mereka buat
olahan kelompmoknya

MK MPI | EAS | GENAP 2022/2023 | TP FIP 7


Explain Guru berkeliling kelompok menanyakan dan Siswa saling mengingatkan dan berbagi
(Menjelaskan) meminta mereka menjelaskan apa yang akan informasi kepada temannya mengenai
mereka buat cara memasak dan mengelola serealia,
umbi dan kacang-kacangan.
Guru sebari menjelaskan dan memperbaiki
jika ada kesalahan yang terjadi selama proses
pembuatan olahan.

Elaborate Guru memfasilitaskan siswa untuk Siswa memasak, mengguankan


bekerjasama membuat masakan yang paling kemampuan yang mereka miliki (dari
baik kandungan dan rasanya. pengalaman sebelumnya)

Guru meminta siswa untuk menata olahan Siswa menata hasil olahan kedalam piring
yang telah jadi di atas piring

Evaluate Guru mengumpulkan hasil olahan dan Siswa berkumpul di tempat masing-
(Evaluasi) melakukan penilaian, masing secara berkelompok.

Guru meminta perwakilan kelompok untuk Siswa berperan aktif dalam kelompok,
mepresentasikan makananya kepada dengan bmenjadi perwakilan untuk
kelompok lain mempresentasikan olahanya.

Guru meminta siswa berkomentar membalas Siswa berperan aktif dalam kelompok,
komentar dengan argumen (debat) mengenai dengan mengomentari dan menanggapi
kandungan dari makanan masing-masing masukan dan komentar dari kelompok
lain.

Guru melakukan penilaian dan memberikan Siswa mencicipi olahan masing-masing


juara pada olahan yang paling baik. kelompok.

Extend Guru menjelaskan bahwa pembelajaran pada Siswa mendengarkan nasehat guru dan
(Memperpanjan hari ini akan terpakai dalam kehidupan membuat kesimpulan pada pembelajaran
g) nyata, karena serealia, umbi, dan kacang- hari ini
kacangan adalah bahan makanan sehari hari

Guru meminta siswa merapikan kembali Siswa merapikan bekas masak, dan
peralatan memasak dan menutup pulang
pembelajaran.

2. Rasional
Model Pembelajaran Project Based Learning (PBL) atau pembelajaran berbasis proyek adalah salah satu
pendekatan pembelajaran yang sangat relevan dan efektif untuk berjalanya skenario pembelajaran yang
disebutkan di atas. Model ini secara khusus dipilih karena secara alami mendukung dan sejalan dengan tujuan
pembelajaran prakarya yang diambil dalam konteks tersebut. Prakarya sebagai salah satu mata pelajaran memiliki
ciri khas di mana pembelajarannya didominasi oleh kegiatan praktik. Oleh karena itu, penggunaan model
pembelajaran PBL dalam pembelajaran prakarya adalah pilihan yang sangat tepat.
PBL menekankan pada penggunaan proyek atau tugas berbasis proyek sebagai landasan utama dalam
proses pembelajaran. Dalam pembelajaran prakarya, hampir semua materi yang dipelajari terkait dengan
prosedur dan praktik. Misalnya, jika dilihat dari karakteristik materi, prakarya dalam banyak materinya sebagian
besar yang dipelajari adalah berupa prosedur yang harus diikuti. Sementara itu, sisanya mungkin berupa fakta-
fakta terkait alat dan bahan yang digunakan, atau konsep-konsep dasar yang diperlukan untuk memahami praktek
tersebut. Dalam model pembelajaran PBL, proyek atau tugas berbasis proyek dirancang untuk mereplikasi
konteks dunia nyata sebanyak mungkin. Hal ini bertujuan agar siswa dapat mengembangkan keterampilan dan
pengetahuan yang relevan dengan situasi kehidupan nyata. Misalnya, dalam konteks pembelajaran prakarya,

MK MPI | EAS | GENAP 2022/2023 | TP FIP 8


siswa dapat diberikan proyek untuk merancang dan membuat produk yang bermanfaat atau karya seni dengan
menggunakan bahan-bahan yang diperlukan. Proyek ini akan mengharuskan siswa untuk menerapkan prosedur
yang tepat, mengikuti instruksi yang diberikan, dan menguji hasil kerja mereka untuk memastikan kualitasnya.
Hal lainya, alasan mengapa PBL cocok untuk pembelajaran prakarya adalah karena karakteristik materi
pembelajarannya yang cenderung bersifat prosedural. Dalam pembelajaran prakarya, siswa belajar untuk
melakukan berbagai tugas praktis seperti mengukur, menotong, menyusun, dan merakit benda-benda nyata.
Dalam PBL, siswa akan memiliki kesempatan untuk menerapkan keterampilan-keterampilan ini dalam konteks
proyek yang relevan dan bermakna. Misalnya, siswa dapat merancang dan membangun model skala dari struktur
bangunan, atau membuat produk yang berguna dalam kehidupan sehari-hari.
Dalam proyek berbasis PBL, siswa sering kali bekerja dalam kelompok untuk merencanakan,
melaksanakan, dan mengevaluasi proyek mereka. Ini memberi mereka kesempatan untuk belajar bagaimana
berkolaborasi, berbagi ide, dan mengatasi tantangan bersama-sama, mereka juga harus mengembangkan
keterampilan pemecahan masalah untuk mengatasi hambatan yang mungkin muncul selama proses pembuatan
produk atau karya seni. Model pembelajaran PBL juga mengintegrasikan berbagai keterampilan dan kompetensi
lainnya yang sesuai dengan deskripsi prilaku yang dicantumkan pada jawaban di atas, termasuk krrja sama tim
atau kolaborasi, pemecahan masalah, dan kemampuan berkomunikasi termasuk interaksi sosial.
Dalam kerjasama tim, siswa dapat bekerja bersama untuk menyelesaikan tugas atau proyek yang
kompleks. Kolaborasi mengajarkan siswa tentang pentingnya bekerja sama, menghargai perbedaan pendapat,
membagi tugas, dan mencapai tujuan bersama. Hal ini sejalan dengan persiapan mereka untuk bekerja di dunia
nyata, di mana kemampuan bekerja dalam tim menjadi keterampilan yang sangat berharga. PBL juga
menekankan pada pengembangan keterampilan berpikir kritis. Dalam menghadapi tantangan proyek, siswa
diajak untuk menganalisis masalah, mengevaluasi berbagai opsi, dan mengambil keputusan yang terbaik
berdasarkan pertimbangan yang rasional. Keterampilan berpikir kritis ini akan membantu siswa dalam
menghadapi berbagai situasi di kehidupan sehari-hari dan membuat keputusan yang lebih baik.
Selain itu, interaksi sosial yang terjadi dalam PBL juga sangat berharga. Siswa memiliki kesempatan
untuk berinteraksi dengan teman sebaya mereka, mengembangkan keterampilan komunikasi efektif, dan belajar
menghormati perspektif orang lain. Hal ini mendorong pembelajaran yang inklusif dan mempersiapkan siswa
untuk menjadi warga global yang berpengetahuan luas dan toleran terhadap keberagaman budaya. Keseluruhan,
deskripsi prilaku yang dicantumkan dalam konteks PBL mencerminkan pendekatan pembelajaran konstruktif
dan penekanan pada pengembangan keterampilan abad ke-21. Diskusi, kolaborasi, berpikir kritis, interaksi sosial,
dan prilaku lainnya merupakan aspek-aspek penting yang mendorong siswa untuk menjadi pembelajar aktif,
kreatif, dan berpikir mandiri. Dalam konteks PBL, siswa diberikan kesempatan untuk mengembangkan
keterampilan dan sikap yang akan bermanfaat dalam kehidupan mereka di masa depan.

MK MPI | EAS | GENAP 2022/2023 | TP FIP 9

Anda mungkin juga menyukai