Kelompok 2:
1. Achlis Rizkiya
2. Afrisa Ardianty
3. Desy Nurma Rizqiana
4. Dicky Ahmad Nor Sidiq
5. Llili Nurindah
6. Eva Tri Mahmudi
7. Regita Dyah
8. Risqi Emawidiasari
9. Tanda Dewi Purnasari
10. Tunjung Tamarin
Link video:
https://drive.google.com/file/d/1CdEQqRZMeDJ98ZLr_fvvKwvk_2OuoMEm/view?usp=sharin
g
Link PPT:
https://docs.google.com/presentation/d/1HiLYW3tXFoJJ1L6iqZJOLdEBb98Phjo2/edit?usp=shar
ing&ouid=102656773097148917623&rtpof=true&sd=true
1. Kegiatan mana yang sering Anda lakukan (1,2 atau 3) dan mengapa kelompok Anda
memilih kegiatan tersebut? Jelaskan.
Jawab: Saya sering melakukan Demonstrasi atau Pemodelan karena kegiatan ini
memberikan manfaat yang besar dalam pembelajaran siswa. Demonstrasi memberikan
contoh konkret yang memperjelas konsep atau keterampilan yang diajarkan, sehingga
membantu siswa memahami dengan lebih baik. Interaksi langsung dengan guru selama
demonstrasi juga memungkinkan siswa untuk bertanya dan mendapatkan klarifikasi
secara langsung, yang dapat memperkuat pemahaman mereka. Selain itu, melalui
demonstrasi, siswa dapat melihat bagaimana konsep atau keterampilan tersebut
diterapkan dalam konteks praktis, yang dapat meningkatkan motivasi mereka untuk
belajar. Dengan melihat hasil langsung dari apa yang dipelajari, siswa lebih mungkin
merasa termotivasi untuk terlibat dalam pembelajaran. Oleh karena itu, kegiatan
Demonstrasi atau Pemodelan tidak hanya memfasilitasi pemahaman konsep yang lebih
baik, tetapi juga memperkuat pembelajaran dan motivasi siswa secara keseluruhan.
2. Kegiatan mana yang menurut Anda cocok dan sesuai untuk peserta didik kekinian?
Jelaskan.
Jawab: Menurut kami, kegaitan yang cocok dan sesuai untuk peserta didik kekinian yaitu
kegiatan 2 (membangun, memerika, memperluas). Kegiatan 2 sesuai dengan peserta didik
kekinian dikarenakan kegiatan tersebut bertujuan untuk membangun, memeriksa, dan
memperluas motivasi belajar peserta didik dengan meningkatkan keaktifan atau
keterlibatan peserta didik dalam proses pembelajaran. Selain itu, peserta didik juga dapat
membangun pemahaman materi serta kompetensi yang dimilikinya. Setelah itu, pendidik
ataupun peserta didik dapat memeriksa dan mengetahui diri mereka berkaitan dengan
kelebihan dan kekurangan yang ada pada diri mereka. Dengan begitu, peserta didik dapat
memperluas wawasan, melengkapi kekurangan, serta mengembangkan kelebihan atau
potensi diri mereka. Hal tersebut sesuai dengan pemikiran Ki Hadjar Dewantara serta
kurikulum merdeka saat ini, dimana Pendidikan harus berpusat kepada peserta didik guna
memenuhi kebutuhan serta pemahaman dari peserta didik tersebut.
Ringkasan Individu
Afrisa Ardianty
Model RADEC dapat menstimulus peserta didik untuk memahami konsep secara menyeluruh.
Tahapan model RADEC diawali dengan kegiatan membaca untuk mengkontruksi pemahaman
yang pada akhirnya peserta didik diharapkan mampu menuangkan ide atau gagasan
berdasarkan pemahamannya tersebut. Hal ini ditunjukan bahwa terdapat perbedaan yang
signifikan antara pretets dan posttest. Nilai N-gain yang diperoleh sebesar 0.5356 pada siklus
ke-1 dan 0.6802 pada siklus ke-2 dengan kategori sedang. Hasil lembar observasi pemahaman
peserta didik.
Refensi :
Saodah Siti,dkk. (2023). UPAYA MENINGKATKAN PEMAHAMAN PESERTA DIDIK
KELAS IV MATERI GAYA DENGAN RANCANGAN UNDERSTANDING BY
DESIGN (UbD) MELALUI PENERAPAN MODEL RADEC. Didaktik: Jurnal Ilmiah
PGSD FKIP Universitas Mandiri ISSN.Vo.9(01)
Desy Nurma Rizqiana
Saya sebagai guru lebih sering melukakan kegiatan demonstrasi untuk mencontohkan terlebih
dahulu sehingga peserta didik mendapat gambaran konsep awal atas materi yang akan
dikerjakan serta mengurangi melencengnya materi. Proses kegitan siswa yang dapat dilakukan
oleh peserta didik kekinian dengan melakukan unjuk kerja seperti hipotesis, penelitian,
implementasi, simpulan dan terakhir merevisi sehingga terlibat langsung dalam pembuatan
projek dan belajar sambil melakukan, kesalahan yang terjadi setelah proses akhir akan direvisi
kembali dan diambil simpulan yang benar.
Pendapat saya didukung dengan literasi oleh pendapat Suharman (2021), bahwa Metode
Learning By Doing sangat efektif dalam menaikkan hasil belajar atau prestasi peserta didik
dengan menerapkan prinsip-prinsip learning by doing, yaitu peserta didik perlu terlibat pada
proses belajar secara spontan. berasal rasa keingintahuan siswa akan hal-hal yang belum
diketahuinya mendorong keterlibatannya secara aktif pada suatu proses belajar.
Referensi :
Suharman, Y T., & Fauziati E. (2021). Maksimalisasi Kualitas Belajar Peserta Didik
Menggunakan Metode Learning By DoingPragmatisme By John Dewey. Jurnal Papeda:
Vol.
3, No 2, Juli 2021
Tanda Dewi Purnasari
Saya sebagai guru sering melakukan Demonstrasi atau Pemodelan karena kegiatan ini
memberikan manfaat yang besar dalam pembelajaran siswa. Demonstrasi memberikan contoh
konkret yang memperjelas konsep atau keterampilan yang diajarkan, sehingga membantu
siswa memahami dengan lebih baik. Interaksi langsung dengan guru selama demonstrasi juga
memungkinkan siswa untuk bertanya dan mendapatkan klarifikasi secara langsung, yang dapat
memperkuat pemahaman mereka. Selain itu, melalui demonstrasi, siswa dapat melihat
bagaimana konsep atau keterampilan tersebut diterapkan dalam konteks praktis, yang dapat
meningkatkan motivasi mereka untuk belajar. Dengan melihat hasil langsung dari apa yang
dipelajari, siswa lebih mungkin merasa termotivasi untuk terlibat dalam pembelajaran. Oleh
karena itu, kegiatan Demonstrasi atau Pemodelan tidak hanya memfasilitasi pemahaman
konsep yang lebih baik, tetapi juga memperkuat pembelajaran dan motivasi siswa secara
keseluruhan. Hal ini sesuai dengan refrensu artiel yang saya temukan.
Belajar adalah aktivitas yang disengaja dan sadar untuk memperoleh pemahaman atau
pengetahuan baru, dengan tujuan mengubah perilaku secara relatif tetap. Motivasi belajar,
sebagai daya penggerak, sangat penting dalam memastikan kelangsungan aktivitas belajar.
Namun, banyak peserta didik yang hanya belajar karena kewajiban sekolah tanpa motivasi
intrinsik. Untuk menumbuhkan motivasi belajar, guru perlu menciptakan stimulasi, terutama
melalui kreativitas dalam manajemen pembelajaran dan penggunaan media pembelajaran.
Kreativitas guru dapat memotivasi siswa dengan memberikan insentif seperti penilaian,
hadiah, dan pujian, serta melalui kompetisi atau pengungkapan tujuan pembelajaran. Hal ini
membantu siswa mengembangkan minat dan hasrat untuk belajar, serta meningkatkan hasil
pembelajaran secara keseluruhan.
Referensi :
https://ejournal.uinsaizu.ac.id/index.php/jurnalkependidikan/article/view/1939/1435
Oktiani, Ifni. 2017. Kreativitas Guru dalam Memotivasi Belajar Peserta Didik. Jurnal
Kependidikan Vol. 5 No. 2
Menurut Jerome Brunner, belajar adalah proses yang bersifat aktif, yaitu siswa berinteraksi
dengan lingkungannya melalui eksplorasi dan manipulasi obyek, membuat pertanyaan dan
menyelenggarakan eksperimen. Teori ini menyatakan bahwa cara terbaik bagi seseorang untuk
memulai belajar konsep dan prinsip dalam diri siswa adalah dengan mengkonstruksi sendiri
konsep dan prinsip yang dipelajari itu. Dalam kegiatan pembelajaran saya selalu berupaya agar
pembelajaran berpusat kepada peserta didik. Salah satu model pembelajaran yang menurut
saya dapat menunjang aktivitas pembelajaran yang aktif dan bermakna adalah model
pembelajaran inkuiri. Hal ini selaras dengan artikel yang saya temukan, bahwa pembelajaran
inkuiri hendaknya menciptakan suasana emosional yang menyenangkan dan efektif yang
memungkinkan kerjasama para anggotanya, bukan suasana persaingan. Setiap peserta didik
dapat menyampaikan pendapatnya secara bebas dan terbuka bersifat luwes dalam berbagai
situasi. Salah satu pendekatan inkuiri yang dapat diterapkan untuk meningkatkan hasil belajar
dalam pembelajaran IPA anak usia sekolah dasar yaitu dengan melakukan pengamatan serta
percobaan-percobaan sederhana, misalnya: melakukan percobaan mengenai „gerakan air‟.
Pembelajaran tersebut sangat menarik minat siswa daripada hanya sekedar duduk
mendengarkan penjelasan dari guru sehingga keterampilan yang didapat siswa akan lebih baik.
Melaksanakan observasi langsung ke lingkungan sekolah serta melakukan percobaan-
percobaan sederhana, dengan dibekali pertanyaan-pertanyaan atau Lembar Kegiatan Peserta
Didik (LKPD), diharapkan kegiatan belajar peserta didik akan lebih menarik dan
menyenangkan dengan melatih peserta didik berpikir kritis dan kreatif sehingga konsep serta
materi pembelajaran yang baru dapat tertanam di benak peserta didik. Dampak yang
diinginkan dengan meningkatnya pemahaman peserta didik.
Referensi:
Muakhirin, Binti. 2014. Peningkatan Hasil Belajar IPA Melalui Pendekatan Pembelajaran
Inkuiri Pada Siswa SD. Jurnal Ilmiah Guru “COPE”, No.1 Hal.51-57.