Abstrak (Abstract)
Salah satu hal yang perlu dikembangkan oleh siswa dalam proses pembelajaran adalah
kemampuan berpikir kritis yang baik, sehingga penggunaan model pembelajaran Problem
Based Learning akan membantu dalam meningkatkan hal tersebut.Metode penelitian yang
dipilih dalam penelitian ini adalah SLR (Systematic Literature Review. Pengumpulan data
dilakukan dengan mendokumentasikan semua artikel yang memiliki penelitian serupa pada
laporan penelitian ini. Artikel yang digunakan pada penelitian sebanyak 20 artikel jurnal
yang diperoleh dari google schoolarasedyword: Pembelajaran, Problem Based Learning
Keywords :
Pendahuluan (Introduction)
Pendidikan adalah suatu hal yang sangat berharga dalam membentuk kualitas sumber
daya manusia dalam suatu negara. Pendidikan dapat dikatakan sudah berkualitas dan bermutu
dapat dilihat dari ketercapaiannya standar kompetensi lulusan yang telah ditetapkan. Tidak
hanya itu kemampuan berpikir kritis yang dimiliki oleh siswa juga sangat penting
dikembangkan dan dilatih dalam membentuk SDM menjadi berkualitas. Namum pada
kenyataannya dalam proses pembelajaran masih rendahnya daya berpikir kritis yang dimiliki
oleh siswa (Handayani & Koeswanti, 2021) . Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor yang
dapat berupa faktor internal yang ada pada diri siswa itu sendiri dan faktor luar, salah satunya
cara guru mengajar dikelas yang selama ini banyak menggunakan metode ceramah dan hanya
mengarahkan siswa untuk menghafal materi belajar. Cara guru mengajar yang demikian akan
membuat siswa cenderung hanya menerima apa saja yang disampaikan guru tanpa
menanggapi dan mencari lebih lanjut terkait materi tersebut.
Fisika merupakan salah satu mata pelajaran sains yang erat kaitannya dengan
kehidupan sehari-hari. Sehingga penggunaan mudah pembelajaran problem besar di ini dapat
mengoptimalkan kemampuan berpikir siswa yang akan berpengaruh pada hasil belajar
peserta didik. Dalam pembelajaran fisika biasanya siswa akan mengalami kesulitan dalam
memahami konsep-konsep fisika, dalam proses pembelajaran siswa dihadapkan dengan
sejumlah materi yang harus dihafal tanpa diberikan kesempatan untuk memahami materi
pelajaran tersebut sehingga siswa hanya belajar tetapi kurang memahami proses pembelajaran
itu sendiri. (Yuliawati & Gunawan, 2019).
Dari permasalahan yang dialami siswa dalam pembelajaran ini meningkatkan pola
berpikir kritis siswa dan pemahaman terhadap materi yang dipelajari yaitu dengan
menerapkan modal pembelajaran berbasis masalah ini yang dikaitkan dengan kehidupan
sehari-hari. Masalah pembelajaran ini juga dapat muncul pada salah satu topik bahasan
mengenai Termodinamika, yang bertujuan untuk membuktikan kebenaran teori gas ideal
dalam kehidupan nyata. Sehingga penggunaan model pembelajaran yang memberikan
permasalahan terkait materi ini yang dihubungkan dengan kehidupan sehari-hari dapat
mengembangkan berpikir kritis siswa.
Setiap sekolah tentunya telah menetapkan nilai KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal) untuk
setiap mata pelajaran. Menurut Ngalim (2016, dalam Suniana), “Siswa dikatakan tuntas
apabila telah mencapai standar kriteria ketuntasan minimal. Tercapainya ketuntasan siswa
dipengaruhi oleh beberapa faktor pendukung dalam pembelajarannya, ketidaklengkapan
faktor pendukung dalam pembelajaran akan menjadi kendala bagi siswa untuk mencapai
ketuntasan.Nilai KKM fisika kelas XI IPA SMA Negeri 1 Darussalam adalah 75. Namun
ketika diberikan evaluasi, dari 16 siswa kelas XI IPA hanya 3 yang memiliki nilai diatas
KKM atau hanya sekitar 19%, selebihnya tidak mencapai nilai KKM atau nilai nya dibawah
75.
Berdasarkan hal diatas maka perlu dicari suatu pendekatan pembelajaran yang dapat
meningkatkan pemahaman konsep fisika , salah satu alternatif pendekatan pembelajaran yang
dianggap dapat meningkatkan pemahaman konsep fisika siswa adalah pembelajaran berbasis
konstruktivisme. Karena dalam pembelajaran berbasis konstruktivisme ini, siswa aktif secara
mental dalam membangun pengetahuannya berdasarkan struktur kognitif yang telah
dimilikinya. Hasil belajar merupakan salah satu faktor yang dapat menentukan proses
pembelajaran. Kriteria keberhasilan belajar siswa diukur dari seberapa banyak materi
pelajaran yang dapat dikuasai siswa, proses pembelajaran yang dilaksanakan berbeda-beda
dengan kriteria keberhasilan ditentukan sejauh mana siswa dapat memanfaatkan potensi
otaknya untuk memecahkan suatu masalah (Sanjaya, 2011:3
Cut Eka Parasamya dan Agus Wahyuni (2017). Upaya peningkatan hasil belajar
fisika siswa melalui penerapan model pembelajaran “Problem Base Learning”
( Jurnal penelitian mahasiwa )
https://drive.google.com/drive/folders/1VkQDBh-z_GvyBSqSxbAVys8-udJyCeC0