Anda di halaman 1dari 6

JURNAL INTEGRASI SAINS DAN

QUR’AN (JISQu)
VOL. 2, NO. 1 (2022): FEBRUARI 2023

KOMBINASI MODEL PROJECT BASED LEARNING


DAN PROBLEM BASED LEARNING
UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA DAN
KETRAMPILAN BERFIKIR TINGKAT TINGGI
Nurul Hidayati

SMA Trensains Muhammadiyah Sragen, Central Java, Indonesia

*Corresponding author, e-mail: hidayati@trensains.sch.id

Diserahkan: 25 Januari 2023; Direvisi: 23 Februari 2023; Diterima: 24 Februari 2023

Abstract
This research was purposed to improve study motivation and higher order thinking skill of students through
Project Based Learning and Problem Based Learning. The research method used was Class’s Action Research
which generally consists of two section. Each section had four steps, therewere planning, action, observation
and reflection. This research was conducted in X MIPA 3 with 24 members. This research focusedon electrolit
and non electrolit liquid chapter. The data collectoion techniques used were test, observation paper and
student’s questionnare. The result showed that student’s study motivation on chemistry lesson improved by
making electrolit and non electrolit tester product. The result showed that the study motivation indicators
were goals (87,5%), study capability (82%), student’s condition (75%), dinamic element (80%), study area
condition (90%), teacher’s teaching (90,5%) and study result (89,5%). There was an increasein higher order
thinking skill of student for cognitive test of 51,25%.
Keywords: Higher Order Thinking Skill, Problem Based Learning, Project Based Learnng, Study motivation

Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan motivasi belajar siswa dan ketrampilan berfikir tingkat tinggi
melalui model Project Based Learning dan Problem Based Learning. Metode penelitian yang digunakan
adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang secara umum terdiri dari 2 (dua) siklus. Masing-masing siklus
terdapat 4 (empat) tahapan yaitu perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi. Penelitian ini dilaksanakan
di kelas X MIPA 3 yang berjumlah 25 siswa. Penelitian ini difokuskan pada materi Larutan Elektrolit dan Non
Elektrolit. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah tes, lembar observasi, dan angket siswa. Dari
hasil penelitian didapatkan bahwa motivasi belajar siswa pada mata pelajaran kimia meningkat dengan
pembuatan proyek alat uji elektrolit dan non elektrolit. Hasil menunjukkan bahwa rerata hasil peningkatan
pada motivasi belajar siswa pada indikator cita-cita (87,5%), kemampuan belajar (82%), kondisi siswa (75%),
unsur dinamis (80%), kondisi lingkungan (90%), penyampaian guru (90,5%) dan hasil belajar (89,5%).
Terdapat peningkatan ketrampilan berfikir tingkat tinggi dari soal kognitif sebesar 51,25%.
Kata Kunci: Ketrampilan Berfikir Tingkat Tinggi, Motivasi Belajar, Project Based Learning, Problem Based
Learning
PENDAHULUAN
Pendidikan dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa haruslah dinamis. Dinamis yang
dimaksud disini adalah menyesuaikan perkembangan dan tuntutan zaman itu sendiri tanpa keluar
dari tujuan yang diharapkan. Siswa-siswa saat ini adalah generasi Z atau juga biasa disebut dengan
generasi abad 21. Terdapat 4 jenis ketrampilan siswa yang dibutuhkan di abad 21 ini, yaitu
ketrampilan 4C. Ketrampilan ini meliputi Creativity (kreativitas), Collaboration (kolaborasi/
Kerjasama), Critical Thinking (berfikir kritis) dan Communication (komunikasi).
Dalam rangka memenuhi 4 ketrampilan yang dibutuhkan tersebut, peneliti melakukan
observasi pada pembelajaran kimia di kelas X tahun pelajaran 2022/2023 di SMA Trensains
Muhammadiyah Sragen. Dari hasil observasi tersebut didapatkan dua permasalahan pokok yang
akan dikaji oleh peneliti. Permasalahan tersebut yaitu : (1) motivasi belajar siswa yang rendah dan
(2) siswa sering kesulitan mengerjakan soal tipe HOTS.
Motivasi belajar merupakan aspek yang penting dalam pembelajaran, karena akan
mempengaruhi hasil belajar (Warti, 2016). Karena pentingnya aspek motivasi ini maka permasalahan
ini perlu untuk dilakukan perbaikan pembelajaran sebagai solusinya. Menurut Rustiningsih (2021)
motivasi belajar yang rendah disebabkan oleh model pembelajaran yang kurang melibatkan
partisipasi seluruh siswa dalam proses pembelajaran. Untuk meningkatkan motivasi belajar siswa
diperlukan model pembelajaran dimana seluruh siswa dapat berpastisipasi aktif dalam proses
pembelajaran sehingga juga meningkatkan aktivitas belajar dan prestasi belajar siswa.
Adapun untuk permasalahan siswa sering kesulitan mengerjakan soal tipe HOTS,
dikarenakan kurangnya pembiasaan guru dalam melatih ketrampilan Higher Order Thinking Skill
(HOTS) yang diaplikasikan dalam kegiatan pembelajaran ataupun dalam evaluasi hasil belajar. Untuk
meningkatkan keterampilan berpikir tingkat tinggi perlu desain pembelajaran yang tepat (Hopson,
2002). Desain pembelajaran yang berpusat pada siswa (student center learning) sangat relevan
untuk digunakan. Hal ini karena melalui desain ini guru mengajak siswa untuk berfikir dan
menemukan jawaban sendiri melalui aktifitas pembelajaran.
Model pembelajaran yang berpusat pada siswa diantaranya project based learning (PjBL)
dan problem based learning (PBL). Pada model PjBL, guru mendesain proses belajar yang diawali
dengan sebuah permasalahan dalam kehidupan sehari-hari dan hasil akhir terciptanya sebuah projek
nyata, sehingga peserta didik dapat menggali pengetahuan baru dan mengaplikasikannya dalam
kehidupan nyata (Maudi, 2016). Menurut The George Lucas Fondation (2005) model pembelajaran
project based learning memiliki langkah-langkah sebagai berikut start with the essential question,
design a plan for the project, create a schedule, monitor the students and the progress of the project,
assess the outcome, evaluate the experience. Dari langkah-langkah tersebut, terlihat bahwa siswa
terlibat aktif bersama anggota kelompok untuk menciptakan proyek yang nyata.
Adapun karakteristik problem Based Learning (PBL) adalah masalah yang disampaikan guru
berfungsi sebagai pemicu yang mendorong siswa untuk belajar. Selama proses pembelajaran, siswa
mendefinisikan dan menganalisis masalah, mengidentifikasi dan mencari informasi yang diperlukan,
berbagi hasil penyelidikan dan bekerja sama untuk merumuskan dan mengevaluasi solusi yang
mungkin secara aktif (Desriyanti, 2016). Karakteristik lain dalam model PBL ini adalah pembelajaran
berpusat pada siswa, karena dalam kelompok siswa berdiskusi untuk menemukan jawaban atas
pertayaan. Jawaban bisa didapatkan melalui kegiatan literasi dan komunikasi antar anggota
kelompok.
Dari hasil analisis yang dilakukan peneliti, alternatif solusi dari dua permasalahan tersebut
yaitu : 1) dibutuhkan pembelajaran inovatif yang berpusat pada siswa (Student Center Learning) agar
menarik minat dan motivasi siswa, 2) menggunakan model pembelajaran yang melibatkan siswa
aktif berpartisipasi, misalnya dengan Project Based Learning (PjBL) dan Problem Based Learning (PBL)
karena menurut Fitri dan Yusmaita (2021) desain pembelajaran project based learning berbasis
literasi kimia dapat meningkatkan motivasi belajar siswa, dan 3) Melengkapi modul pembelajaran
yang sesuai dengan karakteristik siswa, materi dan model pembelajaran yang dilakukan. Melalui
kombinasi model Project Based Learning (PjBL) dan Problem Based Learning (PBL) dalam

122
pembelajaran kimia pada materi Larutan Elektrolit dan Non Elektrolit diharapkan dapat
meningkatkan motivasi belajar siswa dan ketrampilan berfikir tingkat tinggi.

METODE PENELITIAN
Penelitian ini dilakukan di SMA Trensains Muhammadiyah Sragen, Jawa Tengah pada kelas X
MIPA 3 yang berjumlah 25 siswa. Penelitian dimulai tanggal 3 Nopember 2022 – 20 Januari 2023
dengan menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Ada empat tahap dalam pelaksanaan
PTK, yaitu (1) perencanaan (2) pelaksanaan (3) pengamatan (4) refleksi. Penelitian ini dilakukan
dengan kombinasi dua model pembelajaran yaitu Project Based Learning (PjBL) dan Problem Based
Learning (PBL).
Langkah yang dilakukan pada model PjBL yaitu penentuan pertanyaan mendasar atau
esensial, mendesain perencanaan proyek, menyusun jadwal, memonitor kemajuan proyek, penilaian
hasil proyek dan melakukan evaluasi pengalaman. Adapun langkah yang dilakukan pada model PBL
yaitu orientasi peserta didik pada masalah, mengorganisasikan peserta didik untuk belajar,
membimbing penyelidikan individu maupun kelompok, mengembangkan dan menyajikan hasil
karya, menganalisis dan mengevaluasi.
Angket motivasi siswa diberikan setelah pelaksanaan model PjBLdan setelah pelaksanaan
model PBL. Soal angket motivasi berjumlah 20 butir, dengan indikator motivasi tentang cita-cita,
kemampuan belajar, kondisi siswa, unsur dinamis, kondisi lingkungan, penyampaian guru, dan hasil
belajar. Untuk memperoleh data mengenai ketrampilan berfikir tingkat tinggi, peneliti melakukan
pretest dan posttest soal kognitif. Dari soal tersebut memuat soal dengan karakteristik HOTS dimana
siswa akan menganalisis, mengevaluasi bahkan menciptakan. Soal kognitif disajikan sebanyak 10
butir dan berbasis online. Dalam Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) juga memuat kolom jawaban
atas pertanyaan yang membutuhkan siswa untuk berfikir tingkat tinggi.

HASIL DAN PEMBAHASAN


HASIL
Tabel 1. Hasil Angket Motivasi Belajar Model PjBL
INDIKATOR MOTIVASI % INDIKATOR PREDIKAT
Cita-cita 87,0 Sangat Baik
Kemampuan belajar 81,3 Sangat Baik
Kondisi siswa 74,0 Baik
Unsur dinamis 80,5 Sangat Baik
Kondisi lingkungan 91,0 Sangat Baik
Penyampaian guru 89,6 Sangat Baik
Hasil belajar 89,6 Sangat Baik
TOTAL 84,7 Sangat Baik

Tabel 2. Hasil Angket Motivasi Belajar Model PBL


INDIKATOR MOTIVASI % PER INDIKATOR PREDIKAT
Cita-cita 87,5 Sangat Baik
Kemampuan belajar 82,8 Sangat Baik
Kondisi siswa 76,0 Sangat Baik
Unsur dinamis 79,2 Sangat Baik
Kondisi lingkungan 89,2 Sangat Baik
Penyampaian guru 90,6 Sangat Baik

123
Hasil belajar 88,5 Sangat Baik
TOTAL 84,8 Sangat Baik

100 91 89 90 91 90 89
87 88
90 81 83 81 79
80 74 76
70
60
50
40
30
Model PjBL
20
10 Model PBL
0

Gambar 1. Grafik Perbandingan Motivasi Belajar Model PjBL dan PBL

PEMBAHASAN
Pada tahap perencanaan, peneliti menyiapkan beberapa instrumen untuk mencari solusi
atas permasalahan pokok yaitu motivasi belajar siswa yang rendah dan siswa yang kesulitan
mengerjakan soal HOTS. Alternatif solusi yang ditawarkan peneliti adalah pembelajaran dengan
model project based learning (PjBL) dan problem based learning (PBL). Instrumen tersebut antara
lain Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD), Soal kognitif HOTS
berbasis online, media ajar, modul ajar dan angket motivasi siswa.
Tahap pelaksanaan sesuai dengan perencanaan, yaitu untuk meningkatkan motivasi belajar
dan ketrampilan berfikir tingkat tinggi dilakukan pembelajaran dengan berpusat pada siswa (student
center learning). Sesuai dengan hasil pengamatan dan refleksi peneliti, kombinasi pembelajaran
dengan model project based learning (PjBL) dan problem based learning (PBL) dapat meningkatkan
minat dan motivasi belajar siswa. Hal ini bisa terlihat pada Tabel 1 dan Tabel 2, rerta predikat
indikator motivasi adalah sangat baik. Artinya pembelajaran dengan kedua model ini lebih
meningkatkan motivasi belajar siswa dibandingkan dengan pembelajaran yang dilakukan guru
sebelumnya.
Dari tabel 1 yaitu dengan model PjBL dapat dilihat pada indikator kondisi siswa, angket siswa
memiliki predikat baik. Jika dibandingkan dengan Tabel 2, hasil angket siswa meningkat dengan
predikat sangat baik. Artinya penggunaan model pembelajaran yang berpusat pada siswa secara
berulang akan memperbaiki kondisi siswa dalam belajar.
Indikator kondisi lingkungan memperlihatkan bahwa persentasenya tinggi yaitu 91% untuk
model PjBL dan 89% untuk PBL. Hal ini memperlihatkan bahwa suasana kelas lebih kondusif untuk
belajar. Kedua model pembelajaran ini juga menarik sehingga meningkatkan motivasi belajar.
Terbukti dengan jawaban siswa di angket motivasi pada indikator penyampaian guru menghasilkan
presentase yang paling tinggi di Grafik 1, yaitu 90% dan 91%. Selaras juga dengan Indikator hasil
belajar menghasilkan presentase yang tinggi, 90% untuk model PjBLdan 89% untuk model PBL. Hasil

124
tersebut menunjukkan bahwa motivasi yang tinggi juga berhubungan dengan hasil belajar yang
tinggi.
Ketrampilan berfikir tingkat tinggi dianalis dari dua instrumen, yaitu lembar kerja peserta
didik (LKPD) kelompok dan soal kognitif siswa. Pertanyaan yang disajikan dalam LKPD menuntut
siswa untuk menjawab berdasarkan analisis dari informasi-informasi hasil literasi dan wawancara.
Hasil menunjukkan bahwa jawaban siswa makin terasah untuk menganalisis dan mengevaluasi.
Adapun ketrampilan mencipta diperlihatkan dari macam-macam projek yang dihasilkan. Projek yang
dihasilkan bervariatif, karena siswa diberikan keluasaan untuk menciptakan projek alat uji elektrolit
dan non elektrolit. Dengan keluasaan tersebut siswa lebih kreatif dan antusias untuk mencipta,
terlihat dari alat uji dari keempat kelompok berbeda-beda meskipun untuk fungsi yang sama.
Uji kognitif dilakukan dengan pretest dan posttest. Soal yang disajikan untuk melatih
ketrampilan berfikir tingkat tinggi. Dari 10 soal yang disajikan, mencakup soal analisis dan evaluasi.
Dengan model pembelajaran yang mengajak siswa berfikir tingkat tinggi, ternyata juga menghasilkan
ketrampilan berfikir tingkat tinggi dalam pengerjaan soal HOTS. Dari hasil uji yang dilakukan rerata
kognitif untuk pretest 41 dan rerata untuk posttest 80, sehingga terdapat peningkatan 51,25%. Hal
ini menunjukkan bahwa terdapat korelasi yang positif antara motivasi belajar yang tinggi dengan
hasil belajar siswa.

KESIMPULAN
Berdasarkan data hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa pembelajaran dengan model
project based learning (PjBL) dan problem based learning (PBL) dapat meningkatkan motivasi belajar
dan meningkatkan ketrampilan berfikir tingkat tinggi. Rerata hasil peningkatan pada motivasi belajar
siswa pada indikator cita-cita (87,5%), kemampuan belajar (82%), kondisi siswa (75%), unsur dinamis
(80%), kondisi lingkungan (90%), penyampaian guru (90,5%) dan hasil belajar (89,5%). Indikator
motivasi yang menunjukkan hasil tinggi dari kedua model pembelajaran tersebut adalah kondisi
lingkungan, penyampaian guru dan hasil belajar. Terdapat peningkatan ketrampilan berfikir tingkat
tinggi dari soal kognitif sebesar 51,25%.

KETERBATASAN DAN IMPLIKASI UNTUK PENELITIAN LAIN


Keterbatasan dalam penelitian ini adalah model pembelajaran yang dilakukan hanya untuk
menguji motivasi belajar dan ketrampilan berfikir tingkat tinggi siswa pada materi larutan elektrolit
dan non elektrolit. Implikasi untuk penelitian selanjutnya dapat dilakukan pengujian dari aspek yang
lain.

UCAPAN TERIMAKASIH
Terimakasih kami sampaikan kepada SMA Trensains Muhammadiyah Sragen atas
kesempatan penulis untuk melakukan penelitian dan mempublikasikan hasil penelitian. Tak lupa
kepada rekan-rekan pengajar yang selalu mendukung penulis untuk tetap berkarya.

REFERENSI
Desriyanti RD, Lazulva L. Penerapan Problem Based Learning pada Pembelajaran Konsep Hidrolisi
Garam untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa. JTK (Jurnal Tadris Kim 2016; 1: 70–78.
Fitri, Fahira A dan Yusmaita, Eka. 2022. Desain Pembelajaran Project Based Learning Berbasis Literasi
Kimia pada Materi Larutan Elektrolit dan Non elektrolit. Entalpi Pendidikan Kimia : EPK, 3(3)
Hopson, Michael. 2002. Using a Technology-Enriched Environment to Improve Higher-Order Thinking
Skill. Journal of Research on Technology in Education, 34 (2).

125
Maudi, N. (2016). Implementasi Project Based Learning untuk Meningkatkan Kemampuan
Komunikasi Matematika Siswa. Jurnal Pendidikan Matematika Indonesia. Vol. 1, No. 1, hal 39-
uan Komunikasi Matematika Siswa. Jurnal Pendidikan Matematika Indonesia. Vol. 1, No. 1, hal
39-43.

Rustiningsih, Dina. 2021. Upaya Peningkatan Motivasi Belajar Kimia pada Materi Larutan Elektrolit
dan Non Elektrolit Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Group Investigation. Jurnal
Inovasi Pendidikan Sains ULM : QUANTUM, 12 (1), 71-81

The George Lucas Educational Foundation. (2005). Instructional Module Project Based Learning.
Tersedia:http://www.edutopia.org/modules/PBL/whatpbl.php

Warti, Elis. 2016. “Pengaruh Motivasi Belajar Siswa terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa di SD
Angkasa 10 Halim Perdana Kusuma Jakarta Timur”. Jurnal Pendidikan Matematika Volume 5,
Nomor 2: STKIP Garut

126

Anda mungkin juga menyukai