Anda di halaman 1dari 7

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR KIMIA

KELAS XI IPA 3 TAHUN AJARAN 2022-2023 DENGAN


PENDEKATAN PROJECT-BASED LEARNING

Martinus Nicoadi Tekol


SMA Santa Theresia Jakarta
Jl. H. Agus Salim No. 75 Gondangdia, Menteng, Jakarta Pusat, 10350,
Telp. (021)3142593 E-mail : martinus_nicoaditekol@sttheresia-jkt.sch.id

ABSTRAK

Pengalaman belajar merupakan suatu hal yang dapat menentukan keberhasilan dalam pembelajaran siswa, hasil
belajar yang rendah disebabkan oleh proses pembelajaran yang kurang mendukung dalam pemberian
pengalaman belajar. Tujuan penelitian ini adalah meningkatkan hasil belajar siswa dengan metode Project-Based
Learning (PjBL) dengan materi ajar Laju Reaksi (Teori Tumbukan dan Faktor-faktor yang mempengaruhi laju
reaksi). Penelitian yang dilakukan merupakan penelitian tindakan kelas (Classroom Action Research). Penelitian
ini dilaksanakan dalam dua siklus. Setiap siklus terdiri atas perencanaan, tindakan, pengamatan, dan refleksi.
Fokus penelitian ini adalah peningkatan hasil belajar siswa. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah
teknik dokumentasi, observasi dan tes. Penelitian dikatakan berhasil jika sekurang-kurangnya 16 dari 20 siswa
mendapat nilai lebih dari 78. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan pendekatan Project-Based
Learning (PjBL) dapat meningkatkan hasil belajar. Data penelitian ketuntasan hasil belajar ranah kognitif siklus I
sebanyak 14 dari 20 siswa tuntas dengan nilai rata-rata 70,96. Data penelitian ketuntasan hasil belajar ranah
kognitif siklus II sebanyak 16 dari 20 siswa tuntas dengan nilai rata-rata 82,95. Hal ini menunjukkan bahwa
indikator keberhasilan yang telah ditetapkan berhasil tercapai pada siklus II. Hasil kuesioner menunjukkan
bahwa metode Project Based Learning (PjBL) membuat siswa belajar dari berbagai sumber selain guru,
membuat siswa aktif berdiskusi, berkolaborasi, berkomunikasi dan berfikir kritis, bersifat kontekstual serta
mampu membantu mengkonstruksi pemikiran pengetahuan tentang materi laju reaksi yang dipelajari. Dari hasil
penelitian, disimpulkan bahwa menerapkan pendekatan Project-Based Learning (PjBL) dapat meningkatkan
hasil belajar kimia siswa.

Kata Kunci : hasil belajar, laju reaksi; project-based learning

PENDAHULUAN
Berdasarkan observasi pembelajaran proses pembelajaran yang kurang mendukung
materi laju reaksi yang telah dilakukan di SMA pemberian pengalaman belajar kontekstual
Santa Theresia Jakarta pada bulan November untuk menguasai materi laju reaksi.
2022, 14 siswa mendapat penilaian kognitif Pembelajaran pada hakikatnya merupakan
tuntas dari 20 siswa dengan rata-rata kelas suatu proses interaksi antara guru dan siswa,
sebesar 70,96. Rendahnya hasil belajar ini baik interaksi secara langsung seperti kegiatan
salah satunya disebabkan karena pembelajaran tatap muka maupun secara tidak langsung,
lebih cenderung dilakukan dengan metode yaitu dengan menggunakan berbagai media.
ceramah. Metode ceramah cenderung Model pembelajaran adalah suatu rencana
berlangsung satu arah dengan pusat interaksi atau pola yang dapat digunakan untuk
berasal dari guru saja. Rendahnya interaksi membentuk kurikulum (rencana pembelajaran),
guru dan siswa menjadikan suasana di kelas sehingga kegiatan belajar mengajar lebih
menjadi tidak kondusif dan cenderung baik. Dengan menggunakan model
membosankan. Siswa dihadapkan pada situasi pembelajaran dengan baik maka kita akan tau
yang kurang real (Herminarto, 2006). model yang telah didesain oleh guru yang
Permasalahan yang didapatkan adalah diterapkan ke siswa dan kita akan
masih rendahnya hasil belajar yang dicapai dan mengetahui kekurangan dan kelebihan model
jumlah siswa yang mencapai nilai kognitif di yang telah di desain oleh guru (Khoerunnisa,
atas KKM hanya 70%. Hal ini disebabkan oleh 2022). Materi kimia yang mencapai tingkat
sintesis, dibutuhkan higher order thinking skills kooperatif (Rais, 2010). Penugasan proyek
dalam proses pembelajarannya (Anni, 2012). menekankan suatu produk ilmiah, memberikan
Padahal pembelajaran konvensional (metode pengertian kontekstual kepada siswa (Susanti,
ceramah, tanya jawab dan demonstrasi) tidak 2008). Proyek juga dilakukan dalam satu tim
menuntut sampai pada tingkat sintesis. kerja ilmiah untuk memacu siswa dalam kerja
Kegiatan praktikum cenderung ditekankan kooperatif.
pada kemampuan aplikatif dengan mencontoh Pembelajaran Project-Based Learning
prosedur yang sudah ada tanpa mengetahui (PjBL) secara umum memiliki langkah:
kenapa prosedurnya harus seperti itu atau Planning (perencanaan), Creating
bagaimana dengan prosedur lain. Pendekatan (implementasi) dan Processing (pengolahan).
yang paling ideal untuk memacu kemampuan Project-Based Learning (PjBL) dapat
sintesis adalah dengan menggunakan membantu siswa dalam belajar kelompok,
pendekatan proyek (Baker, et al. 2011). mengembangkan keterampilan dan proyek
Pembelajaran melalui proyek memiliki yang dikerjakan mampu memberikan
karakteristik yang kompleks, pembelajaran pengalaman pribadi pada siswa dan dapat
akan sangat dipengaruhi oleh jenis tugas menekankan kegiatan belajar yang berpusat
proyek yang diberikan pada siswa (Wibowo, pada siswa. Dengan demikian guru tidak
2005). Pada pembelajaran proyek, terdapat lagi berperan sebagai sumber belajar
keterampilan proses yang teramati ketika melainkan hanya sebagai fasilitator, artinya
pembuatan suatu produk ilmiah. Pembelajaran guru lebih banyak membantu siswa untuk
melalui pendekatan keterampilan proses belajar, guru juga memonitoring kegiatan
menyebabkan siswa dapat menemukan siswa dalam proses pembelajaran. Pada
fakta-fakta, konsep-konsep dan teori-teori penelitian Bagheri (2013) dalam jurnalnya
dengan keterampilan proses dan sikap ilmiah pembelajaran berbasis proyek dapat
siswa sendiri (Soetarjo dan Soejitno, 1998). meningkatkan prestasi dan aktivitas belajar
Inti kegiatan pembelajaran proyek adalah siswa.
memberikan pengalaman secara langsung Rumusan masalah pada penelitian ini
kepada siswa sehingga siswa dapat memaknai adalah apakah pendekatan Project-Based
simbol-simbol, teori-teori dan manfaat dari Learning (PjBL) dapat meningkatkan hasil
belajar kimia (Mulyani, 2011). Hal ini perlu belajar kimia siswa SMA Santa Theresia
dilakukan mengingat simbol dan teori tersebut Jakarta untuk materi laju reaksi? Sedangkan
bersifat abstrak. Ketertarikan terhadap sesuatu tujuan penelitian ini adalah meningkatkan hasil
yang tidak diketahui manfaatnya akan sangat belajar kimia SMA Santa Theresia dengan
kecil. Jika saja bukan karena nilai yang pendekatan Project-Based Learning (PjBL)
diberikan oleh guru, siswa tidak akan berminat berbasis bahan sekitar.
belajar kimia. Perlu dilakukan arahan kepada
siswa agar dapat menggunakan ilmu kimia METODE PENELITIAN
dalam kehidupan sehari-hari, menemukan arti
kimia dalam kehidupan nyata (Medine, et al. Penelitian dilakukan di SMA Santa
2010). Theresia Jakarta pada materi laju reaksi (teori
Penelitian tindakan kelas sangat tumbukan dan faktor-faktor yang
memerlukan kreativitas guru dalam mempengaruhi laju reaksi). Subjek dalam
menyampaikan materi. Penelitian dengan penelitian ini adalah siswa kelas XI IPA SMA
penugasan proyek dapat mendukung yang berjumlah 20 siswa. Fokus penelitian ini
pembelajaran tindakan kelas (Elfanany, 2013). adalah peningkatan hasil belajar (Arikunto,
Penugasan proyek dapat dikembangkan dalam 2006). Desain penelitian yang digunakan
banyak hal, seperti penyampaian materi, adalah desain Penelitian Tindakan Kelas
lingkup kontekstual dan pembelajaran (PTK). Penelitian dilakukan dengan
menerapkan metode penelitian tindakan kelas, siswa. Nilai rata-rata klasikal per indikator
yaitu planning-acting-observing-reflecting dapat dilihat pada Gambar 1.
(Ristata, 2007) yang berulang pada tiap siklus
pada siswa kelas XI IPA tahun ajaran
2022/2023. Pada tahap planning (perencanaan)
dilakukan penyusunan tindakan, melalui tahap
observasi dan analisis data tahap awal untuk
menentukan tindakan yang akan dilakukan.
Tahap acting (tindakan) dilakukan penerapan
tindakan yang sebelumnya telah direncanakan
pada tahap planning. Tahap observing
(pengamatan) dilakukan selama proses
tindakan dilakukan untuk mendapatkan data
nilai afektif dan psikomotorik. Tahap reflection
Gambar 1. Pencapaian Ketuntasan Rata-rata Tiap
dilakukan setelah satu siklus dilakukan,
Indikator
merefleksi berarti mengkaji kembali
pembelajaran yang telah dilakukan. Pada Gambar 1 indikator 3.6.3
Penelitian dilakukan dalam 2 siklus merancang (C6) percobaan mengenai cara-cara
(Siklus I dilakukan pada 15-16 November 2022 pengaturan dan penyimpanan bahan untuk
untuk 2 pertemuan, siklus II dilakukan pada 9 mencegah perubahan fisika dan kimia yang tak
dan 13 Desember 2022 untuk 2 pertemuan), terkendali merupakan indikator dengan
pengambilan data dilakukan dengan instrumen pencapaian terendah pada siklus I sebelum
teruji dalam bentuk tes ranah kognitif, lembar dilakukan tindakan. Proses merancang
observasi kuesioner kegiatan pembelajaran percobaan mengenai cara-cara pengaturan dan
Project-Based Learning (PjBL). Data hasil penyimpanan bahan untuk mencegah
penelitian dianalisis dengan menggunakan perubahan fisika dan kimia yang tidak
pencapaian hasil belajar klasikal. Penelitian terkendali merupakan hal yang sulit dipahami
dianggap berhasil jika minimal 16 dari 20 oleh para siswa, khususnya pada proses
siswa tuntas memenuhi KKM untuk ranah browning/ pencoklatan pada apel. Siswa tidak
kognitif. mampu memahami siapa yang menjadi katalis
dan proses apa yang terjadi pada proses
HASIL DAN PEMBAHASAN pencoklatan apel. Hal ini menjadi
permasalahan yang akan ditindaklanjuti dengan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah merancang pembelajaran dengan metode
dilakukan, hasil belajar kognitif saat siklus I Project-Based Learning (PjBL).
adalah 14 dari 20 siswa dapat memenuhi nilai Pada siklus II dilakukan tindakan
di atas atau sama dengan KKM dengan nilai dengan melakukan metode Pembelajaran
rata-rata kelas mencapai 70,96, sedangkan Project-Based Learning (PjBL). Langkah
setelah tindakan dilakukan, meningkat pertama adalah mencari permasalahan
sebanyak 2 siswa pada siklus II menjadi 16 kontekstual yang berkaitan dengan materi yang
dari 20 siswa yang dapat memenuhi nilai di akan diajarkan. Proses pencoklatan apel dipilih
atas atau sama dengan KKM dengan nilai sebagai proyek karena yang sering ditemukan
rata-rata kelas meningkat cukup signifikan dalam kehidupan sehari-hari. Berdasarkan
menjadi 82,95. Peningkatan hasil belajar peristiwa tersebut, siswa menghubungkan hal
kognitif sudah dianggap berhasil jika apa yang menyebabkan proses pencoklatan
dibandingkan dengan target ketercapaian pada apel, kemudian apa kaitannya dengan
sebanyak 16 siswa tuntas (80%) dari total 20 kecepatan/ waktu reaksi. Siswa yang
melakukan pembelajaran dengan menggunakan bentuk poster A3. Tahapan selanjutnya adalah
LKS problem solving dapat lebih setiap kelompok siswa memaparkan hasil
mengembangkan pola berpikirnya, karena percobaannya di depan kelas, dilanjutkan
dalam pembelajaran dengan metode problem dengan sesi tanya jawab dan penguatan
solving guru menyajikan masalah kepada kembali kepada guru. Di akhir kegiatan guru
siswa dalam bentuk pertanyaan atau menyimpulkan kegiatan pembelajaran dan
pernyataan yang merangsang untuk berpikir memberikan kesempatan kepada siswa yang
(Sardin & Sunendar, 2018). Melalui LKPD masih ingin bertanya. Pihak-pihak yang terlibat
yang diberikan, siswa diminta memecahkan dalam proyek ini adalah siswa, guru, rekan
masalah dengan merancang proyek guru yang merekam proses pembelajaran, dan
penghambatan proses pencoklatan pada apel. laboran.
Mereka melakukan eksplorasi jurnal untuk Sumber daya yang dibutuhkan dalam
mencari waktu pengamatan yang efektif untuk proyek ini adalah ruang kelas beserta segala
melihat proses pencoklatan yang terjadi, fasilitasnya seperti jaringan WiFi dan
kemudian merancang studi literatur hingga Smartboard, laboratorium, peralatan untuk
waktu pelaksanaan proyek bersama dengan pembuatan proyek seperti gelas plastik,
kelompok masing-masing. Bersamaan dengan dispenser air panas, gelas ukur, alat pemotong
hal tersebut, guru meminta siswa menjawab apel. Sumberdaya TPACK yang digunakan
pertanyaan-pertanyaan penuntun yang antara lain Moodle (LMS), Google Form,
membuat siswa mempelajari tentang hubungan Google Slides, Kahoot dan Canva. Sementara
teori tumbukan dan energi aktivasi terhadap untuk bahan-bahan percobaan antara lain
terbentuknya suatu reaksi kimia serta adalah apel segar, perasan air jeruk segar, air
faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi gula, air garam dan air panas. Memanfaatkan
seperti konsentrasi, suhu, luas permukaan dan media sarana dan prasarana yang ada di
katalis menggunakan bahan ajar dan sumber sekolah secara maksimal dapat memudahkan
literatur lainnya. Guru melanjutkan dengan siswa dalam memahami materi sesuai
membahas jawaban dari pertanyaan-pertanyaan dengan kompetensi yang ingin dicapai
pengantar tersebut dengan cara memberikan (Jannah, 2022).
kesempatan kepada siswa untuk memaparkan Berdasarkan kegiatan pembelajaran
terlebih dahulu jawaban mereka, kemudian siklus II, didapatkan bahwa semua indikator
guru memberikan penguatan dan perbaikan pencapaian kompetensi mengalami kenaikan
bagi siswa yang mengalami miskonsepsi. yang cukup signifikan, khususnya pada IPK
Hasil rancangan yang sudah dibuat 3.6.3 yaitu merancang (C6) percobaan
bersama kelompok kemudian dipresentasikan mengenai cara-cara pengaturan dan
di depan guru dan teman-teman untuk penyimpanan bahan untuk mencegah
mendapatkan masukan dan validasi dari guru perubahan fisika dan kimia yang tak terkendali.
dan teman-teman sekelas. Setelah mendapatkan Hasil penilaian kognitif dari siklus I dan II
validasi, mereka melakukan percobaan mandiri dapat dilihat pada Gambar 2. Kegiatan
bersama kelompok di luar waktu pembelajaran Pembelajaran Project-Based Learning (PjBL)
di kelas. dengan menggunakan proses pencoklatan pada
Proses pengerjaan proyek dipantau apel memberikan hasil kenaikan pada jumlah
guru melalui video dokumentasi pembuatan siswa yang mencapai nilai minimal KKM
proyek, siswa diminta merekam secara singkat sebanyak 16 siswa (80%) dengan rata-rata
langkah-langkah pengerjaan, kerjasama tim kelas mencapai 82,95 sesuai dengan tujuan
hingga hasil percobaan mandiri yang mereka awal penelitian.
lakukan. Setelah siswa selesai mengerjakan
proyek secara mandiri, mereka membuat
laporan menggunakan aplikasi Canva dalam
Dari hasil kuesioner didapatkan bahwa 90%
siswa menganggap pada metode Pembelajaran
Project-Based Learning (PjBL), sumber
pembelajaran tidak hanya berasal dari guru,
tetapi dari juga dari para siswa melalui
eksplorasi literatur yang dipelajari, 90% siswa
merasa aktif berdiskusi, berkolaborasi,
berkomunikasi dan berfikir secara kritis, 75%
merasa ingin tahu lebih banyak dari hal yang
sedang dipelajari, 80% siswa merasa tertarik
untuk belajar karena menghubungkan hal-hal
yang ada di sekitar, 80% siswa merasa terbantu
dalam mengkonstruksi pemikiran pengetahuan
berkaitan dengan materi laju reaksi.

SIMPULAN

Berdasarkan data penelitian yang telah


dilakukan, ketuntasan belajar ranah kognitif
Gambar 2. Penilaian Kognitif Siklus I dan Siklus II
menggunakan metode ceramah siklus I
Jika dilihat dari pencapaian nilai, pada sebanyak 14 siswa dari 20 siswa (70%) tuntas
siklus II sebanyak 11 peserta didik mengalami KKM dengan nilai rata-rata kelas 70,96. Data
peningkatan nilai, 8 orang mengalami penelitian ketuntasan belajar ranah kognitif
penurunan nilai dan 1 orang mencapai nilai menggunakan metode Project Based Learning
yang sama (100%). Penelitian yang telah (PjBL) siklus II sebanyak 16 dari 20 siswa
dilakukan memberikan data peningkatan hasil (80%) tuntas KKM dengan rata-rata kelas
belajar yang mencapai indikator keberhasilan. 82,95. Hal ini berarti indikator keberhasilan
Pada akhir kegiatan pembelajaran di yang sudah ditentukan berhasil tercapai pada
siklus II, dilakukan pengumpulan data siklus II. Hasil kuesioner menunjukkan bahwa
kuesioner dengan hasil yang dapat diamati metode Project Based Learning (PjBL)
pada Gambar 3. membuat siswa belajar dari berbagai sumber
selain guru, membuat siswa aktif berdiskusi,
berkolaborasi, berkomunikasi dan berfikir
kritis, bersifat kontekstual serta mampu
membantu mengkonstruksi pemikiran
pengetahuan tentang materi laju reaksi yang
dipelajari. Dalam penelitian ini metode Project
Based Learning (PjBL) dapat meningkatkan
hasil belajar kimia siswa.

DAFTAR PUSTAKA

Anni, C., 2004, Psikologi Belajar, Semarang:


Unnes Press

Arikunto, S., 2006, Prosedur Penelitian,


Gambar 3. Kuesioner Pembelajaran PjBL Jakarta: Rineka Cipta.
Bagheri, M., Ali, W. Z. W., Miswanto, 2011, Penerapan model
Abdullah, M. C. B., & Daud, S. M. Pembelajaran Berbasis Proyek pada
(2013). Contemporary Educational Materi Program Linier Siswa Kelas x
Technology, 4 (1), 15-29 SMK Negeri 1 Singosari, Jurnal
Penelitian dan Pemikiran Pendidikan,
Baker, E., Breana, T., Patricia, O., Margaret, T. STAIN Tulungagung, Vol 1, No 1, Hal:
dan Lynne F, 2011, Project-based 61-68.
Learning Model: Relevant Learning for
the 21st Century, New York: Pacific Mulyani, S. 2011, Perbedaan Penggunaan
Education Institute. Strategi Pembelajaran Kontekstual
dengan Strategi Pembelajaran Berbasis
Elfanany, B., 2013, Penelitian Tindakan Kelas, Proyek Terhadap Hasil Belajar IPA
Yogyakarta: Araska. Eng-Tek, O., Siswa Kelas V SDN Tugu Utara 11
2009, The Effectiveness of Smart Pagi Jakarta Utara, Skripsi, Jakarta:
Schooling on Students Attitudes PGSD Universitas Muhammad Prof,
Toward Science, Eurasia Journal of Dr Hamka.
Mathematics, Science dan Technology
Education, Vol 5, No 1, Hal: 35-45. Mulyasa, E., 2004, Kurikulum Berbasis
Kompetensi Konsep, Karakteristi,
Herminarto, S., 2006, Implementasi Implementasi dan Inovasi, Bandung:
Pembelajaran Berbasis Proyek pada PT. Remaja Rosda Karya.
Bidang Kejuruan, Cakrawala
Pendidikan, Yogyakarta: LPM UNY. Rais, M., 2010, Model Project Based- Learning
Sebagai Upaya Meningkatkan Prestasi
Jannah, R., Andayani, Y., & Al Idrus, S. W. Akademik Mahasiswa, Jurnal
(2022). Analisis Kesiapan Teknologi Pendidikan dan Pengajaran Universitas
Informasi dan Komunikasi (TIK) pada Negeri Makassar, Vol 43, No 3, Hal:
Pembelajaran Kimia Siswa. Chemistry 246-252.
Education Practice, 5(1), 85–92.
Ristata, R., 2007, Penelitian Tindakan Kelas,
Khoerunnisa, Putri & Aqwal, Syifa Masyhuril . Jakarta: Universitas Terbuka
(2020). Analisis model-model
pembelajaran. Jurnal Pendidikan Dasar, Sanjaya, W., 2009, Strategi Pembelajaran:
4(1), 1–27. Berorientasi Standar Proses
Pendidikan, Jakarta : Prenada Media
Klein, J., 2009, Project-base Learning: Group.
Inspiring Middle School Students to
Engage in Deep and Active Learning, Sardin, & Sunendar, A. (2018). Pengaruh
New York City : Department of Metode Pembelajaran Problem
Education. Solving Terhadap Higher Order
Thinking Skills ( HOTS ). Journal
Medine, B., Kadir, M. dan Nurcan, T., 2010, THEOREMS (The Original Research
Research on the Effect of Certain of Mathematics) Vol., 3(1), 81–91.
Variables Chosen and Technology
Supported Project-Based Learning. Soetarjo dan Soejitno, P., 1998, Proses Belajar
Approach on 11th-grade Students’ Mengajar dengan Metode Pendekatan
Attitudes Towards Computers. Keterampilan Proses, Surabaya: SIC.
Sudjana, 2005, Metode Statistika, Bandung:
Tarsito.

Susanti, E., 2008, Pembelajaran Project- Based


Learning untuk Pembelajaran Kimia
Koloid di SMA, Jurnal Mipa
Universitas Negeri Medan, Vol 3, No 2,
Hal:106-112. Wasis, P., 2008,
Penerapan Metode Pembelajaran
Berbasis Proyek untuk Meningkatkan
Kualitas Pembelajaran Praktik Industri
Pada Prodi S-1 PTB, Jurnal Penelitian
Kependidikan Universitas Negeri
Malang, Vol 1, No 1, Hal: 204-215.

Wibowo, A., 2005, Pengaruh Pendekatan


Project Based Learning (PBL) terhadap
Hasil Belajar serta Sikap terhadap
Ekosistem Sungai Peserta Didik Kelas
X SMA Negeri 9 Malang, Jurnal
Pendidikan dan Pengajaran Universitas
Negeri Malang, Vol 3, No 2,
Hal:106-112.

Widodo, A., 2009, Pengembangan assesmen


pembelajaran pendidikan kimia,
Semarang: LP3 UNNES.

Anda mungkin juga menyukai