Anda di halaman 1dari 22

IMPLEMENTASI MODEL PEMEBLAJARAN PROJECT BASED

LEARNING ( PJBL) UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN SISWA


SISWA PADA MATERI TERMOKIMIA DI SMAN 1 SIMPANG KIRI

PROPOSAL SKRIPSI

DIAJUKAN OLEH

NURYANI KASMAN
NIM : 190208075
Mahasiswa Fakultas Tarbiyah dan Keguruan
Program Studi Pendidikan Kimia

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA


FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI AR -RANIRY
BANDA ACEH
2023 M /1444 H
BAB I
PENDAHULUAN

1. Latar Belakang Masalah

Pendidikan menurut Undang-undang Republik Indonesia No. 20 Tahun

2003 adalah sebagai usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar

dan proses pembelajaran sedemikian rupa supaya peserta didik dapat

mengembangkan potensi dirinya secara aktif supaya memiliki pengendalian diri,

kecerdasan, keterampilan.1

Belajar ialah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang dalam mencapai

suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan dan hasil pengalaman

seseorang dengan interaksi lingkungannya .2

Keberhasilan dari sebuah pembelajaran pada umumnya dapat dilihat dari

sudut kriteria yaitu dari suatu proses dan hasil belajar siswa . Dari sudut pandang

seorang guru dapat dikatakan berhasilnya sebuah pembelajaran apabila mampu

melibatkan Sebagian siswa secara aktif dalam proses pembelajaran .3

Model Pembelajaran adalah suatu kerangka konseptual yang melukiskan

prosedur secara sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman belajar untuk

mencapai tujuan belajar tertentu dan berfungsi sebagai pedoman bagi para

1
Republik Indonesia, Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003. Lembaran Negara Tahun
2003 No. 20.
2
Slameto, Belajar dan Faktor -faktor yang mempengaruhinya , (Jakarta : Rineka
Cipta,2010), h. 203
3
Sudjana , Pengantar Statistik , ( Bandung : Tarsito , 2016), h. 6.

3
perancang pembelajaran dan para pengajar dalam merangcang dan melaksanakan

aktivitas pembelajaran .4 Model Pembelajaran sangat erat erat kaitannya dengan

gaya belajar peserta didik ( Learning Style ) dan gaya mengajar guru ( Teaching

Style) yang keduanya disingkat menjadi SOLAT ( Style of Learning and

Teaching ) .5 Selama ini Model Pembelajaran yang digunakan oleh guru dalam

prosese pembelajaran adalah pembelajaran yang kebanyakan dipakai oleh guru

yaitu Hanya meliputi siswa datang , duduk , menulis materi yang telah di tuliskan

oleh guru dipapan tulis , dan mendengarkan guru menjelaskan materi kemudian

mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru . Sebab dari itu perlu adanya model

pembelajaran yang di gunakan untuk mengajar siswa didalam kelas setidaknya

meningkatkan hasil belajar dari siswa oleh karena itu peneliti menggunakan

model pembelajaran Project Based Learnng ( PJBL) untuk meningkatkan hasil

belajar siswa .

Pembelajaran menggunakan metode PJBL merupakan teknik yang

memberikan inovasi dalam seni pengajaran. Peran guru dalam metode ini

sebagai vasilitator yang memberikan fasilitas terhadap siswa ketika mengajukan

pertanyaan mengenai teori serta memberikan motivasi terhadap siswa supaya aktif

dalam pengajaran (Trianto, 2014:42).Menurut Yahya Muhammad Mukhlis, model

pembelajaran yang digunakan ini memberikan kesempatan pada pendidik untuk

mengendalikan penuh proses pengajaran yang berlangsung. Sistem pengajaran

yang diberikan memasukkan kerja proyek dalam prosesnya(dalam Trianto,

4 4
Ibadullah Malawi & Ani Kadarwati, Pembelajaran Tematik (Konsep dan Aplikasi) ,
(Magetan : CV . AE Grafika , 2017 ), h. 96.
5
Cucu Suhana, Konsep Strategi Pembelajaran ( Edisi Revisi) , (Bandung : Refika Aditama,
2014), h. 37.
2014:42). Model pengajaran project based learning seringkali disebut

dengan metode pengajaran yang menggunakan persoalan masalah dalam

sistemnya dengan tujuan mempermudah siswa dalam proses pemahaman serta

penyerapan teori yang diberikan. Model tersebut menggunakan

pendekatan kontekstual serta menumbuhkan keahlian siswa dalam

berpikir kritis. Sehingga mampu mempertimbangkan keputusan

palingbaik yang diambil sebagai solusi penyelesaian dalam permasalahan

yang diterima. 6

Berdasarkan hasil observasi awal dan wawancara dengan salah seorang guru

kimia di SMAN 1 SIMPANG KIRI , menyatakan bahwa pembelajaran kimia pada

materi Termokimia yang dilakukan di sekolah tersebut masih menggunakan

metode ceramah dan diskusi, sehingga proses pembelajaran hanya berpedoman

pada guru dan buku teks. Proses pembelajaran seperti ini sangat berpengaruh

terhadap hasil belajar peserta didik karena tidak semua peserta didik dilibatkan

dalam proses pembelajaran. Sehingga pembelajaran yang dilakukan belum sesuai

dengan tujuan.

Materi yang dipilih dalam penelitian ini adalah materi termokimia dimana

materi ini adalah materi yang sukar dimengerti oleh siswa materi ini diajarkan

dikelas XI . Materi ini bersifat hitungan dan berisi konsep – konsep yang agak

susah sehingga diperlukan kemampuan berpikir untuk dapat memahami materi ,

sehingga guru harus memikirkan solusi yang tepat agar peserta didik mudah

6
Putri Dewi Anggraini & Siti Sri Wulandari , ” Analisis Penggunaan Model Pembelajaran
Project Based Learning Dalam Peningkatan Keaktifan Siswa ´Jurnal Pendidikan Administrasi
Perkantoran , Vol. 9, No. 2, 2021, h. 294.
memahami materi tersebut. Berdasarkan uraian latar belakang diatas , maka

peneliti sangat tertarik untuk meneliti lebih lanjut tentang permasalahan ini

dengan judul “ Implemetasi Model Pembelajaran Project Cased Learning ( PJBL)

Untuk Menungkatkan Keaktifan Siswa Pada Materi Termokimia Di SMAN 1

SIMPANG KIRI .

1. Rumusan Masalah
Berdasarkan Latar Belakang Masalah di atas, maka yang menjadi
rumusan masalah dalam penelitian ini adalah :
1. Bagaimana aktivitas guru dala mengelola pembelajaran melalui

Model PJBL Pada Materi Termokimia. ?

2. Bagaimana hasil belajar siswa dalam proses pembelajaran melalui

model PJBL Pada Materi Termokimia.?

B . Tujuan Penelitian\

Berdasarkan rmusan masalah diatas , maka tujuan dari penelitian ini


adalah:

1. Untuk mengetahu aktivitas guru dalam mengelola pembelajaran

menggunkan model PJBL Pada Materi Termokimia.

2. Untuk Mengetahui Keaktifan siswa dalam proses pembelajaran

melalui model PJBL Pada Materi Termokimia.


C . Manfaat Penelitian

Adapun manfaat penelitian ini ada dua , yaitu :

1. Manfaat Teoritis

a. Manfaat pengembangan keilmuan dan menambah ilmu

pengetahuan dibidang media pendidikan , khususnya media

pembelajaran interaktif .

b. Sebagai salah satu rujukan bacaan dan untuk mengisi atau

menambah literatur perpustakaan Universitas Islam Negeri Ar-

raniry.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi peserta didik, model pembelajaran Project Based

Learning ( PJBL) dapat mempermudah peserta didik dalam

memahami materi termokimia tersebut .

b. Bagi guru, model pembelajaran Project Based Learning pada

materi termokimia dapat mendorong para guru agar dapat

memodifikasi pembelajaran dengan menerapkan inovasi pada

pembelajaran sehingga dapat menciptakan suasana yang aktif ,

kreatif , efektif dan menyenangkan .

c. Bagi Sekolah , penelitian ini mampu memberi motivasi kepada

pihak sekolah untuk selalu melakukan , inovasi pada proses

pembelajaran sebagai upaya untuk mengembangkan

pembelajaran yang ada disekolah.


D. Definisi Operasional

1. Implementasi

Istilah implementasi, dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia

(Depdiknas, 1994 : 379) berarti pelaksanaan, penerapan. Secara sederhana

implementasi bisa diartikan pelaksanaan atau penerapan. Browne dan Wildavsky

(dalam Nurdin dan Usman, 2004: 70) mengemukakan bahwa “implementasi

adalah perluasan aktivitas yang saling menyesuaikan”. Pengertian implementasi

bermuara pada aktivitas, adanya aksi, tindakan, atau mekanisme suatu sistem.

Ungkapan mekanisme mengandung arti bahwa implementasi bukan sekadar

aktivitas, tetapi suatu kegiatan yang terencana dan dilakukan secara sungguh-

sungguh berdasarkan acuan norma tertentu untuk mencapai tujuan kegiatan.

Oleh karena itu, implementasi tidak berdiri sendiri tetapi dipengaruhi oleh obyek

berikutnya yaitu kurikulum. Dalam konteks implementasi, pendekatan-

pendekatan yang telah dikemukakan di atas memberikan tekanan pada proses.

Esensinya implementasi adalah suatu proses, suatu aktivitas yang digunakan

untuk mentransfer ide/gagasan, program atau harapan-harapan yang dituangkan

dalam bentuk kurikulum desain (tertulis) agar dilaksanakan sesuai dengan desain

tersebut. 7

7
I Ketut Gunarta, ”IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN YOGA DALAM
MENINGKATKAN KONSENTRASI BELAJAR DI SEKOLAH DASAR NEGERI 1
SUMERTA”.Junal Penjaminan Mutu ,Vol. 3, No. 2, Agusutus 2017, h. 182.
2. Model Pembelajaran

Model Pembelajaran adalah pola yang digunakan sebagai pedoman

dalam merencanakan pembelajaran yang ada dikelas sedangkan menurut trianto

(2011) Model pembelajaran adalah kerangka konsep yang memiliki gambaran

prosedur yang sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman belajar .8

3. Keaktifan Siswa

Keaktifan Siswa dalam pembelajaraan mengambil beraneka

Kegiatan dari kegiatan fisik hingga kegiatan psikis, yang artinya melibatkan

aktivitas jasmani maupun rohani pada saat kegiatan belajar mengajar belangsung
9

4. Model Project Based Learning (PJBL)

Model Pembelajaran Based Learning (PJBL) adalah model

pembelajaran yang berfokus pada konsep -konsep dan prinsip -prinsip utama

(central) dari suatu displin , melibatkan siswa dalam kegiatan pemecahan masalah

dan tugas -tugas bermakna lainnya , memeberikan peluang siswa bekerja secara

otonom mengkonstruk belajar mereka sendiri dan puncaknya menghasilkan

karya produk mereka sendiri yang bernilai dan realistik. Model pembelajaran

project based learning dapat menumbuhkan sikap belajar siswa yang lebih disiplin

dan dapat membuat siswa lebih maktif dan kreatif dalam belajar. Model

8
Siska Perawati, “Efektivitas Penggunaan Pembelajaran Model Time Token Untuk
Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis Siswa di SMP Negeri 1 Angkola
Sangkunur”. Jurnal MathEdu Vol.2, No.1, 2019, h. 201.
9
Budiman Anwar, Bimbingan Kimia Untuk SMA/MA , ( Bandung : Yrama Widya , 2005),
h.91.
pembelajaran project based learning juga memiliki potensi yang amat besar untuk

membuat pengalaman belajar yang lebih menarik danbermakna. Selain itu, project

based learning juga memfasilitasi peserta didik untuk berinvestigasi, memecahkan

masalah, bersifat students centered, dan menghasilkan produk nyata berupa hasil

proyek.10

5. Temokimia

Termokimia merupakan cabang dari ilmu kimia dengan

Biidang yang lebih besar yang disebut dengan termodinamika . Temokimia adalah

cabang ilmu kimia yang berkaitan dengan efek kalor reaksi .11

BAB II
KAJIAN PUSTAKA

A . Implementasi

Impementasi adalah suatu Tindakan atau pelaksanaan dari sebuah


10
MAYA NURFITRIYANTI , MODEL PEMBELAJARAN PROJECT BASED LEARNING TERHADAP
KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA. Jurnal Formatif , Vol. 6, No. 2, 2016 , h. 150
11
Petrucci, dkk, Kimia Dasar: Prinsip-prinsip dan Aplikasi Modern Edisi Kesembilan
Jilid 1,(akarta: Erlangga, 2011), h. 221.
Rencana yang sudah disusun secara matang dan terperinci. Secara sederhana

dapat diartikan juga pelaksanaan atau penerapan. Menurut Browne dan

Wildavsky mengemukakan bahwa implementasi adalah perluasan aktivitas yang

saling menyesuaikan. Van Meter dan Van Horn mengatakan bahwa implementasi

merupakan tindakan -tindakan yang dilakukan baik oleh individu atau pejabat

atauoun swasta yang diarahkan pada tujuan-tujuan yang telah digariskan dalam

keputusan kebijakan. 12

Implementasi pembelajaran merupakan suatu cara pemrosesan informasi

melalui suatu tindakan yang terjadi antara guru dan siswa baik secara langsung

maupun tidak langsung salah satunya dengan menggunakan media pembelajaran

berupa aplikasi yang terhubung melalui jaringan internet.

B. Model Pembelajaran Project Based Learning (PJBL)

1. Pengertian Project Based Learning (PJBL)

Menurut beberapa ahli Project based learning adalah pembelajaran berbasis

proyek, yaitu suatu model pembelajaran yang efektif berfokus pada kreativitas

berpikir, pemecah ,mamasalah, dan interaksi antara siswa dengan kawan

sebayanya untuk menciptakan dan menggunakan pengetahuan baru. Project based

learning dipandang tepat sebagai suatu model pembelajaran yang dapat membantu

siswa agar memiliki kreativitas berpikir, pemecahan masalah, dan interaksi serta

membantu dalam penyelidikan yang mengarah pada penyelesaian masalah

12
Muliadi Mokodompit, dkk, IMPLEMENTASI KEBIJAKAN DAN PENDIDIKAN
KARAKTER, ( Malang : Litnus , 2023 ), h. 12.
masalah nya.13 Sedangkan menurut (Purnomo dkk 2004 ) model pembelajaran

project based learning adalah model pembelajaran inovatif, yang menekankan

belajar kontekstual melalui kegiatan-kegiatan yang kompleks. Melalui project

based learning siswa dituntut untuk dapat memilih topik dan proyek

presentasi/produk, menghasilkan produk akhir, dan memecahkan masalahyang

terkait dengan dunia nyata, serta melibatkan berbagai disiplin ilmu.

Model pembelajaran Project Based learning merupakan model yang

bertujuan untuk menekankan pada aktivitas siswa untuk dapat memahami suatu

konsep atau prinsip dengan melakukan investigasi secara mendalam tentang suatu

masalah dan mencari solusi yang relevan serta diimplementasikan dalam

pengerjaan proyek, sehingga siswa mengalami proses pembelajaran yang

bermakna dengan membangun pengetahuannya sendiri.

2. Langkah -Langkah Model Pembelajaran Project Based Learnin

Tahap 1: Penentuan Proyek


13
Turgut. H,” Prospective Science Teacher’s Conceptualizations about
Project Based Learning”.International Journal of Instruction, Vol. 1, No. 2 2008, h. 64
Penyampaian topik dalam teori oleh pendidik kemudian disusul dengan

kegiatan pengajua pertanyaan oleh siswa mengenai bagaimana memecahkan

masalah. Selain mengajukan pertanyaan siswa juga harus mencari langkah yang

sesuai dengan dalam pemecahan masalahnya.

Tahap 2: Perencanaan Langkah-langkah Penyelesaian Proyek

Pendidik melakukan pengelompokkan terhadap siswa sesuai dengan

prosedur pembuatan proyek. Pada kd menerapkan komunikasi efektif

kehumasan menunjukkan ketidaktuntasan pada ranah kognitif. Kemudian siswa

melakukan pemecahan masalah melalui kegiatan diskusi bahkan terjun langsung

dalam lapangan.

Tahap 3: Penyusunan Jadwal Pelaksanaan Proyek

Melakukan penetapan langkah- langkah serta jadwal antara pendidik dan

siswa dalam penyelesaian proyek tersebut. Setelah melakukan batas waktu maka

siswa dapat melakukan penyusunan langkah serta jadwal dalam realiAnalisis

Penggunaan Model Pembelajaran Project Based Learning .

Tahap 4: Penyelesaian Proyek dengan Fasilitas dan Monitoring Guru

Pemantauan yang dilakukan oleh pendidik mengenai keaktifan siswa ketika

menyelesaikan proyek serta realisasi yang dilakukan dalam penyelesaian

pemecahan masalah. Siswa melakukan realisasi sesuai dengan jadwal proyek

yang telah ditetapkan.

Tahap 5: Penyusunan Laporan dan Presentasi/Publikasi Hasil Proyek


Pendidik melakukan discuss dalam pemantauan realisasi yang dilakukan pada

peserta didik. Pembahasan yang dilakukan dijadikan laporan sebagai bahan untuk

pemaparan terhadap orang lain.

Tahap 6: Evaluasi Proyek dan Proyek Hasil Proyek

Pendidik melakukan pengarahan pada proses pemaparan proyek tersebut,

kemudian melakukan refleksi serta menyimpulkan secara garis besar apa yang

telah diperoleh melalui melalui lembar pengamatan dari pendidik. Tujuan Model

Pembelajaran Project Based Learningsasinya.14

3. Kelebihan dan kekurangan Model Pembelajaran Based Learning

Model PJBL memiliki kelebihan, antara lain:

1) Melatih siswa dalam memperluas pemikirannya mengena masalah

dalam kehidupan yang harus diterima;

2) Memberikan pelatihan langsung kepada siswa dengan cara mengasah

serta membiasakan mereka melakukan berpikir kritis serta keahlian

dalam kehidupan sehari-hari;

3) Penyesuaian dengan prinsip modern yang pelaksanaannya harus

dilakukan dengan mengasah keahlian siswa, baik melalui praktek, teori

serta pengaplikasiannya

Selain kelebihan yang dimiliki model tersebut juga memiliki

kekurangan,antara lain:

14
Putri Dewi Anggraini & Siti Sri Wulandari, ‘ Analisis Penggunaan ..., 294-295.
1) Sikap aktif peserta didik dapat menimbulkan situasi kelas yang kurang

kondusif, oleh karena itu memberikan peluang beberapa menit

diperlukan untuk membebaskan siswa berdiskusi. Jika

dirasa waktu diskusi mereka sudah cukup maka proses analisa dapat

dilakukan dengan tenang;

2) Penerapan alokasi waktu untuk siswa telah diterapkan namun tetap

membuat situasi pengajaran tidak kondusif. Maka pendidik berhak

memberikan waktu tambahan secara bergantian pada tiap kelompok.15

4. Tujuan Model Pembelajaran Project Based Learning

Tujuan untuk: 1) memberikan wawasan yang luas terhadap siswa ketika

menghadapi permasalahan secara langsung; 2) mengembangkan keterampilan

serta keahlian berpikir kritis dalam menghadapi permasalahan yang diterima

secara langsung. Jadi, ketika diambil secara garis besar tujuan dari penerapan

metode ini yaitu untuk mengasah serta memberikan kebiasaan kepada siswa

dalam melakukan kegiatan berpikir kritis untk menyelesaikan permasalahan

yang diterima. Selain itu metode ini juga dapat dilakukan sebagai upaya untuk

mengembangkan wawasan siswa16

B. Keaktifan Siswa

1. Pengertian Keaktifan Siswa

15
Putri Dewi Anggraini & Siti Sri Wulandari, ‘ Analisis Penggunaan ..., 295.

16
Putri Dewi Anggraini & Siti Sri Wulandari, ‘ Analisis Penggunaan ..., 295.
Proses pembelajaran pada hakikatnya merupakan aktifitas interaksi antara

guru dan siswa dimana mereka terlibat dalam interaksi yang membutuhkan

timbal balik untuk mengetahui sejauh mana pemahaman dari penyampaian

materi. Dengan kata lain proses pembelajaran tidak hanya dilakukan satu arah

sebagaimana guru yang selalu aktif menyampaikan materi siswa harus ikut

berperan aktif. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia aktif diartikan sebagai

giat berusaha dan bekerja. Kegiatan berusaha dan bekerja dalam proses

pembelajaran yang dapat dilakukan oleh siswa yaitu aktif merespon

penyampaian materi oleh guru.

Menurut (Sardiman, 2001:98) aktifitas adalah suatu kegiatan yang memiliki

sifat mental maupaun fisik dengan berfikir dan berbuat sesuatu sebagai struktur

yang tidak dapat dipisahkan Adapun keaktifan siswa dapat dilihat dari: 1) siswa

terlibat dalam mengerjakan tugas, 2) ikut dalam memecahkan suatu

permasalahan, 3) bertanya kepada guru maupun murid yang lain tentang

persoalanyang belum di pahami, 4) ikut serta mencari informasi guna

pemecahan permasalahan, 5) melaksanakan diskusi sesuai arahan guru, 6)

menjadi penilaian atas kemampuan dirinya, 7) mau melatih diri guna

memecahkan masalah atau persoalan yang serupa, 8) mencoba menerapkan ilmu

yang telah didapat dalam proses pemecahan masalah .

Adapaun aktifitas siswa dapat dibagi menjadi dua, yaitu aktifitas secara fisik

dan aktifitas secara psikis. Aktifitas secara fisik adalah gerak tubuh guna

menciptakan suatu gerakan, bermain, bahkan bekerja dalam kelas maupun

lingkungan sekolah, sedangkan aktivitas yang dilakukan dengan jiwa sebanyak-


banyaknya, seperti berpikir dalam rangka pembelajaran. Pembelajaran yang

dinilai berhasil dan berkualitas jika seluruh atau sebagian besar siswa dapat ikut

serta secara aktif baik fisik maupun psikisnya

Berdasarkan pendapat diatas dapat d ditarik kesimpulan bahwa keaktifan siswa

dapat dilihat dari kemauan mengamati, bertanya, mencari informasi, dan

keberanian untuk memecahkan suatu masalah 17

2 . Faktor -faktor Pengaruh Keaktifan Siswa

Menurut Rusman (2012:27) menjelaskan beberapa cara yang dapat

dilakukan untuk memperbaiki keaktifan siswa yaitu memberikan waktu yang

lebih untuk kegiatan pembelajaran, melibatkan siswa secara efektif kedalam

proses pembelajaran, memberi pengajaran yang jelas serta menyenangkan sesuai

dengan tujuan pembelajaran, serta mengenali siswa yang kurang terlibat aktif

dalam pembelajaran dan menjadikannya prioritas agar ikut dapat ikut berperan

aktif saat proses belajar. Aktifitas siswa dalam belajar dapat menstimulus

pengembangan bakat, melatih siswa untuk berfikir kritis, membantu dalam

pemecahan masalah atau persoalan yang dihadapi siswa. Maka usaha yang dapat

dilakukan guru dalam memberikan stimulus dalam keaktifan siswa adalah

dengan merencanakan proses belajar siswa, sehingga akan terciptanya kondisi

kelas yang aktif serta kondusif

Beberapa faktor-faktor yang dapat mempengaruhi keaktifan siswa menurut

Holt (2010:47) yaitu


17
Putri Dewi Anggraini & Siti Sri Wulandari, ‘ Analisis Penggunaan ..., 296
1) Menarik perhatian siswa dan memotivasi sehingga siswa ikut serta aktif

dalam kelas pembelajaran,

2) Menyampaiakan tujuan pembelajaran,

3) Menjelaskan kompetensi dasar yang dipelajari serta pencapaiannya,

4) Merangsang siswa dengan model pembelajaran yang asik, masalah, topik,

dan konsep pembelajaran,

5) Memberikan petunjuk cara belajar,

6) Menciptakan partisipasi dan aktivitas siswa dalam pembelajaran,

7) Memberikan feedback

8) Mengontrol kegitan siswa melalui tagihan penugasan,

9) Memberikan kesimpulan materi pelajaran diakhir pembelajaran.

Sehingga dapat disimpulkan bahwa cara untuk meningkatkan keaktifan siswa

dengan mengenal siswa, memberikan stimulus dan motivasi, merancang proses

pembelajaran yang menarik dan memberikan penjelasan serta kesimpulan yang

mudah dipahami siswa.

C. TERMOKIMIA

Termokimia adalah cabang ilmu kimia yang berkaitan dengan efek kalor

yang menyertai reaksi kimia. Termokimia mempelajari penentuan kuantitas kalor,

baik melalui pengukuran maupun perhitungan. Misalnya, kalium bereaksi dengan

air membebaskan cukup kalor untuk dapat menyalakan hidrogen yang terbentuk.

Transfer kalor antara zat-zat dalam reaksi kimia merupakan aspek penting dari
Termokimia.18 Pada materi Termokimia akan dipelajari beberapa hal yaitu sebagai

berikut:

1. Hukum Kekelan Energi dalam Sistem dan Lingkungan

Hukum kekekalan energi (law of conservation of energy)

menyatakan: “energi tidak dapat diciptakan atau dimusnahkan, tetapi hanya

dapat diubah dari bentuk energi satu menjadi energi yang lain”. Nilai total

energi alam semesta diasumsikan konstan. Semua bentuk energi pada

prinsipnya dapat diubah dari satu bentuk energi menjadi energi lainnya.

Misalnya, kita merasa hangat ketika berdiri dibawah sinar matahari itu

disebabkan karena energi radiasi diubah menjadi energi termal dalam kulit

kita. Untuk mengkaji perpindahan perubahan bentuk energi, maka dalam ilmu

kimia dikenal termokimia. 19

Dalam termokimia dikenal dua istilah penting yaitu sistem dan

lingkungan. Sistem adalah bagian dari alam semesta yang menjadi pusat

perhatian langsung dalam suatu percobaan tertentu. Lingkungan adalah

bagian alam semesta yang berhubungan langsung (berinteraksi) dengan satu

sistem atau segala sesuatu yang membatasi sistem. Berdasarkan interaksinya

dengan lingkungan, sistem dibedakan menjadi tiga macam yaitu sistem

tertutup, sistem terbuka, dan sistem terisol. 20

18
Petrucci, dkk, Kimia Dasar . . . , h. 221.
19
Raymond Chang, Kimia Dasar: Konsep-konsep Inti Edisi Ketiga Jilid 1, (Jakarta:
Erlangga, 2004), h. 160.
20
Muchtaridi, Kimia 2 SMA Kelas XI, (Jakarta: Yudhistira, 2017), h. 64.
a. Sistem terbuka yaitu sistem dapat menukarkan energi ke

lingkungannya seiring berjalannya waktu. Misalnya pada gambar

dibawah gelas piala berisi kopi panas mentransfer energi ke

ingkungannya sehingga kopi panas kehilangan kalor sewaktu

mendingin. Materi juga ditransfer dalam bentuk air .

b. Sistem tertutup yaitu sistem yang memiliki penyekat untuk

mencegah aliran zat masuk dan keluar sistem. Misalnya pada

gambar dibawah labu berisi kopi panas mentransfer energi (kalor)

ke lingkungan saat mendingin. Berhubung labu ditutup, maka

tidak ada uap air yang lepas dan tidak ada materi yang ditransfer.

c. Sistem terisolasi yaitu sistemnya tidak berinteraksi dengan

lingkungannya. Misalnya kopi panas dalam termos adalah contoh

yang sangat dekat dengan sistem terisolasi. Tidak ada uap air

yang lepas, dan dalam waktu pendek, hanya sedikit kalor yang

ditransfer ke lingkungannya.21

21
Muchtaridi, Kimia 2 SMA . . ., h. 65.
Penyerapan atau pembebasan kalor dan kerja memerlukan perubahan

energi suatu sistem dan lingkungannya. Suatu sistem hanya mengandung

energi internal. Energi internal (internal energy) adalah energi total dalam suatu

sistem. Sistem tidak mengandung energi dalam bentuk kalor dan kerja.

Kalor dan kerja adalah cara suatu sistem mempertukarkan energi dengan

lingkungannya. Kalor dan kerja hanya ada selama perubahan terjadi dalam

sistem. Hubungan antara kalor (q), kerja (w), dan perubahan energi internal

(∆U) diatur oleh hukum kekekalan energi, yang dinyatakan dalam bentuk yang

dikenal sebagai hukum pertama termodinamika (first law of

thermodynamics) sebagai berikut:

∆U = q + w

Keterangan:

∆U = Perubahan energi internal sistem

q = Kalor yang diserap atau dilepaskan sistem

w = Kerja yang dilakukan atau diterima sistem

Sistem terisolasi tidak mungkin mempertukarkan kalor atau kerja dengan

lingkungannya sehingga ∆U sistem terisolasi = 0, dan dapat dikatakanm

bahwa: “energi sistem terisolasi adalah konstan” .22

2. Entalpi dan Perubahan Entalpi

22
Petrucci, dkk, Kimia Dasar . . . , h. 228-232.
Entalpi merupakan jumlah energi panas yang dimiliki suatu zat pada

tekanan tetap. Entalpi dilambangkan dengan huruf “H”, yang berasal dari

kata “Heat” yang berarti panas. Entalpi suatu zat tidak dapat diukur

besarnya,tetapi perubahan entalpinya (∆H) dapat diukur. Perubahan entalpi

ini diperoleh dari selisih entalpi produk dengan entalpi reaktan.23

∆H = Hp - Hr

Perubahan entalpi zat sama dengan harga kalor reaksinya yang

dilambangkan dengan “q”, baik reaksi dalam wadah tertutup maupun

terbuka.

∆H = q

Jika suatu reaksi kimia zat melepaskan kalor sebesar q, maka entalpi

zat pada akhir reaksi berkurang sebesar kalor yang dilepaskan. Hal

tersebut dituliskan: ∆H = -q. Sebaliknya, jika sistem menyerap kalor sebesar

q pada akhir reaksi, maka entalpi sistem pada akhir reaksi bertambah sebesar

kalor yang diserap. Hal tersebut dituliskan: ∆H = q. 24

3. Reaksi Eksoterm dan Endoterm

Berdasarkan pertukaran energi reaksi termokimia dapat dibedakan

menjadi reaksi eksoterm dan reaksi endoterm

a. Reaksi Eksoterm

23
Muchtaridi, Kimia 2 SMA . . . , h. 66.
24
Muchtaridi, Kimia 2 SMA . . . , h. 66
Eksoterm berasal dari kata “eksos” yang berarti luar dan

“thermein”yang artinya panas, maka reaksi kimia yang berlangsun dengan

melepaskan panas ke lingkungan disebut reaksi eksoterm.Misalnya, reaks

pembakaran.

b. Reaksi Endoterm

Suatu reaksi kimia berlangsung dengan penyerapan energi panam dari

lingkungan disebut reaksi endoterm (“endos” yang artinya dalam). Contoh

reaksi endoterm yaitu es yang mencair.25

c. Perbedaan Reaksi Eksoterm dan Endoterm berdasarkan Diagram

Tingkat Energi (Entalpi)

Pada reaksi eksoterm nilai ∆H negatif berarti entalpi produk lebih rendah

dibandingkan reaktannya. Penurunan entalpi ini tampak kalor yangm

dibebaskan ke lingkungannya. Pada reaksi yang produknyamemiliki entalpi

lebih tinggi dibandingkan reaktan, sehingga ∆H bernilai

positif. Untuk menghasilakan entalpi yang meningkat ini, kalor diserap

dari lingkungannya sehingga mengalami reaksi endotermsebagai

25
Muchtaridi, Kimia 2 SMA . . . , h. 67.

Anda mungkin juga menyukai