Anda di halaman 1dari 9

BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Ilmu kimia adalah salah satu bagian dari sains yang mempelajari secara khusus
materi, sifat, perubahan dan energi yang menyertai perubahannya dan energi yang
menyertainya. Ilmu kimia mempunyai karakteristik dengan berbagai tingkat kesulitannya
yang berkaitan dengan konsep abstrak, dan kongkret dalam pembeljarannya
(Sudarmin,2015). Tujuan pembelajaran kimia adalah memperoleh pemahaman yang
tahan lama perihal berbagai fakta, kemampuan mengenal dan memecahkan masalah,
mempunyai keterampilan dalam menggunakan laboratorium, serta mempunyai sikap
ilmiah dalam kehidupan sehari-hari ( Sastrawijaya,1988)

Kimia menjadi salah satu bidang ilmu pengetahuan yang berkembang melalui
proses pembelajaran dalam laboratorium untuk menghasilkan produk sains. Salah satu
metode yang sesuai untuk diterapkan dalam pembelajaran kimia adalah metode
praktikum atau metode eksperimen (Wijayanto dkk,2013). Praktikum atau eksperimen
merupakan salah satu kegiatan laboratorium yang sangat berperan dalam menunjang
keberhasilan proses pembelajaran karna dengan praktikum siswa dapat mengetahui
secara detail masalah yang di hadapi (Hasmiati dkk,2017). Kegiatan praktikum dalam
pembelajaran IPA dianjurkan untuk dilakukan pada setiap jenjang pendidikan, baik dari
jenjang rendah seperti SD hingga jenjang tinggi. Penggunaan metode praktikum dapat
melatih keterampilan proses sains siswa. Siswa akan terlatih untuk mengamati,
melakukan percobaan, menyelesaikan masalah, dan berdiskusi dengan teman sebayanya.
(Windyariani,2017)

Peranan praktikum dalam ilmu sains sudah menjadi bagian yang sangat penting.
Pengujian kebenaran teori, konsep, dan prinsip melalui observasi eksperimental dalam
kegiatan pembelajaran diimplementasikan dalam bentuk praktikum sehingga dapat di
definisikan sebagai strategi pembelajaran yang menekankan proses observasi secara
ilmiah sehingga siswa dapat menguji dan melakukan apa yang di proleh dalam teori di
keadaan yang nyata (Sudarmin,2015). Metode praktikum ini mampu membuat peserta
memahami materi dengan cepat, juga dapat membuat peserta didik lebih optimis
mengikuti pembelajaran sebab metode praktikum ini melibatkan peserta didik secara
lansung dalam proses pembelajaran. Metode praktikum dapat menumbuhkan sikap ilmiah
seperti peka atau kritis terhadap lingkungan, rasa ingin tahu, dan objektivitas siswa.
(Suriyadi,2017)
Selain itu hal yang penting dalam proses pembelajaran yaitu adanya model
pembelajaran yang dapat membuat peserta didik berminat dalam mengikuti pembelajaran
serta dapat membantu peserta didik memahami materi. Selain metode praktikum salah
satu model pembelajaran yang bersifat student centered serta memberikan kesempatan
yang seluas-luasnya kepada siswa untuk mengembangkan aktivitas hands-on dan minds
on adalah pembelajaran inkuiri. Pembelajaran inkuiri memberikan kesempatan kepada
siswa untuk mengajukan pertanyaan, melakukan penyelidikan, mencari informasi, mela
kukan pengamatan, mencatat dan mengolah data, serta menyajikan dalam laporan
(Sundari,dkk 2017).
Berdasarkan data hasil observasi dilapangan menyatakan bahwa metode
pembelajaran yang selama ini diterapkan di MA NW Debok Santong yaitu metode
ceramah dengan bantuan buku paket dan tidak pernah melakukan praktikum dikarnakan
alat dan bahan yang kurang memadai. Siswa akan lebih senang dan tertarik belajar kimia
apabila guru menggunakan metode praktikum dalam proses pembelajaran. Karna pada
mata pelajaran kimia banyak konsep yang abstrak sehingga perlu untuk melakukan
praktikum agar siswa bias lebih memahami materi.
Melalui metode praktikum, peserta didik memperoleh pengetahuan yang lebih
mendalam tentang materi kimia secara empiris. Dengan menggunakan metode praktikum
diharapkan dapat meningkatkan ketuntasan belajar siswa. Ketuntasan belajar siswa dapat
dilihat dari prestasi belajar yang diperoleh siswa. Prestasi belajar siswa sering
ditampilkan dalam perubahan pengetahuan (kognitif), sikap (afektif), dan keterampilan
(psikomotor). (Cahyaningsih,2021)
Menurut Dewi & Hamdu (2020) Keterampilan yang sesuai dengan era revolusi
industri 4.0 yaitu keterampilan abad 21. Keterampilan abad 21 atau lebih di kenal dengan
keterampilan 4C ini sudah tercantum dalam kurikulum 2013 revisi 2017 kemendikbud.
Keterampilan 4C ialah Creative Thinking (berpikir kreatif), Critical Thinking (berpikir
kritis), Communicative (komunikasi) dan Collaborative (kolaborasi). Dalam proses
pembelajaran guru belum mengembangkan keterampilan 4C tersebut, terutama
keterampilan kolaborasi (Devi dkk.,2018).
Keterampilan kolaborasi merupakan kegiatan yang dilakukan dua orang atau
lebih dengan tujuan yang sama (Widodo & Wardani,2020). Dengan menerapkan
kolaborasi dalam proses pembelajaran, siswa dapat berperan aktif dalam kegiatan
belajar serta lebih menarik perhatian siswa. Hal ini membuat siswa dapat
berdiskusi menyampaikan ide-id e pada temannya, bertukar sudut pandang, mereka juga
akan lebih memahami materi pembelajaran lebih mendalam (Septikasari & Frasandy,
2018). Keutamaan kolaborasi

Dalam penelitian ini, Materi yang dijadikan pokok bahasanan adalah materi
asam basa. Karna salah satu Kompetensi Dasar (KD) materi asam basa Yang tercamtum
dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) menyatakan bahwa ‘Menganalisis
trayek perubahan Ph beberapa indikator yang di ekstrak dari bahan alam melalui
percobaan’. Sehingga dalam proses pembelajaran di butuhkan percobaan atau praktikum.
Dalam hal ini peneliti menggunakan praktikum sederhana berupa pemanfaatan bahan
alam sebagai indikator alami seperti kunyit. Dalam proses pembelajaran metode
praktikum inkuiri terbimbing di harapkan dapat meningkatkan keterampilan kolaborasi
dan penguasaan konsep siswa.
Berdasarkan paparan latar belakang tersebut, peneliti tertarik untuk mengadakan
penelitian dengan mengambil judul “Praktikum Inquiry Terbimbing Berbasis Bahan
Pangan Lombok Untuk Meningkatk an Keterampilan Kolaborasi Dan Penguasaan
Konsep Pada Materi Asam Basa”
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang di atas,maka rumusan masalah yang di ajukan
dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Pengaruh Praktikum Inquiry Terbimbing Berbasis Bahan Pangan Lombok Untuk
Meningkatkan Keterampilan Kolaborasi Dan Penguasaan Konsep Pada Materi Asam
Basa ?
2. Jika terdapat pengaruh, berapa besar Pengaruh Praktikum Inquiry Terbimbing Berbasis
Bahan Pangan Lombok Untuk Meningkatkan Keterampilan Kolaborasi Dan Penguasaan
Konsep Pada Materi Asam Basa ?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah yang telah di jelaskan ,maka tujuan pelaksanaan
penelitian ini sebagai berikut :
1. Mengetahui Pengaruh Praktikum Inquiry Terbimbing Berbasis Bahan Pangan Lombok
Untuk Meningkatkan Keterampilan Kolaborasi Dan Penguasaan Konsep Pada Materi
Asam Basa”
2. Mengetahui berapa besar Pengaruh Praktikum Inquiry Terbimbing Berbasis Bahan
Pangan Lombok Untuk Meningkatkan Keterampilan Kolaborasi Dan Penguasaan Konsep
Pada Materi Asam Basa
D. Manfaat Penelitian
Penelitian ini penting di laksanakan karna akan memberikan manfaat sebagai
berikut :
1. Manfaat Teoritis
Peneliti berharap agar penelitian ini dapat di jadikan bahan kajian sebagai dasar
pendukung yang relevan bagi para peneliti selanjutnya, juga dapat bermanfaat bagi
pengembangan ilmu dan menambah wawasan bagi pengkaji inovasi pembelajaran.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi siswa,dapat memberikan pengalaman melalui kegiatan menemukan dengan
proses ilmiah dan belajar yang menyenangkan dan tidak membosankan serta
lebih mudah memahami materi dan meningkatkan keterampilan kolaborasi dan
penguasaan konsep siswa.
b. Bagi guru,dapat di gunakan sebagai acuan dalam berlansungnya proses belajar
mengajar kimia pada materi asam basa.
c. Bagi calon guru,dapat menambah pengetahuan dan kreatifitas dalam
mengembangkan teknik pembelajaran yang lebih inovatif,menarik, dan dapat
d. Bagi peneliti,untuk menambah pengetahuan dan pengalaman agar peneliti lebih
terampil dalam menggunakan metode dan model pembelajaran yang
ada,khususnya praktikum yang berbasis inquiry terbimbing.
e. Bagi sekolah,sebagai refrensi dalam menerapkan model –model pembelajaran
yang mampu meningkatkan kolaborasi dan penguasaan konsep siswa yang
merupakan bagian dari upaya peningkatan kualitas pendidikan.
E. Lingkup Penelitian
1. Subjek penelitian
Subjek penelitian dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI Madrasah Aliyah NW
Debok tahun ajaran 2022/2023
2. Lokasi penelitian
Lokasi penelitian yaitu desa Santong Kec.Terara Lombok Timur
F. Definisi Operasional
1. Metode praktikum
Metode praktikum adalah cara penyajian pelajaran dengan menggunakan percobaan.
Dalam pelaksanaan metode ini siswa melakukan kegiatan yang mencakup
pengendalian variabel, pengamatan, melibatkan pembanding atau kontrol, dan
penggunaan alat-alat praktikum. Praktikum memegang peranan penting dalam
pendidikan sains, karena dapat memberikan latihan metode ilmiah kepada siswa
dengan mengikuti petunjuk yang telah diperinci dalam lembar petunjuk. Dengan
melakukan praktikum siswa juga akan menjadi lebih yakin atas satu hal daripada
hanya menerima dari guru dan buku, dapat memperkaya pengalaman,
mengembangkan sikap ilmiah, dan hasil belajar akan bertahan lebih lama dalam
ingatan siswa (Rustaman, 2011)
2. Inkuiri terbimbing
Model pembelajran Inkuiri terbimbing merupakan aplikasi dari pembelajaran
kontruktivisme yang di dasarkan pada observasi dan studi ilmiah dimana siswa terlibat
lansung dengan objek yang di pelajari untuk menemukan konsepnya sendiri
(Yulianingsih &Hadisaputro,2013).Inkuiri terbimbing memungkinkan siswa bergerak
selangkah demi selangkah mulai dari orientasi, merumuskan masalah, membuat
hipotesis, mengumpulkan data dan menghasilkan data, merumuskan kesimpulan di
bawah bimbingan guru. Siswa mengumpulkan data melalui kegiatan merancang dan
melakukan praktikum. Hasil analisis data selanjutnya didiskusikan melalui kegiatan
presentasi. Jadi, langkah-langkah inilah yang di terapkan pada pembelajaran praktikum
inkuiri terbimbing.
3. Keterampilan kolaborasi
Keterampilan kolaborasi merupakan kegiatan yang dilakukan dua orang atau
lebih dengan tujuan yang sama(Widodo & Wardani, 2020). Keterampilan kolaborasi
adalah kemampuan dalam hal berinteraksi dengan orang lain yang berupa kegiatan
bekerja bersama-sama untuk mencapai tujuan dengan menghargai perbedaan,
berpartisipasi dalam diskusi, sumbang saran, mendengarkan, dan mendukung orang
lain.( Kartika,dkk 2017)
4. Penguasaan konsep
Penguasaan konsep adalah kemampuan siswa dalam memahami konsep-konsep
setelah kegiatan pembelajaran.Penguasaan konsep dapat di artikan sebagai
kemampuan siswa dalam memahami makna secara ilmiah baik teori maupun
penerapan dalam kehidupan sehari-hari.(Astuti & Suciani 2017). Penguasaan konsep
adalah salah satu indikator bahwa peserta didik telah memahami sepenuhnya apa yang
telah di pelajarinya dan tidak sekedar menghafal saja
DAFTAR PUSTAKA

Ari Semayang dan Rahmatsyah. “Pengaruh Model Pembelajaran Berbasis Maslaah Dengan
Menggunakan Media Mind Map Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Materi
Cahaya Di Kelas VIII SMP Negeri 1 Pantai Cermin
T.P.2013/2014”,JurnalInpafi,Vol.2,No.4,2014,h.106,Http://Download.Portalgaru
da.Org/.(Diakses tanggal 5 juni 2017)
Asmani. 2011.Tips Menjadi Guru Inspiratif,Kreatif dan Inofatif.Yogyakarta: Diva Pers.
Astuti, Lin Suciani. “Penguasaan konsep IPA ditinjau dari konsep diri dan minat belajar
siswa.” Formatif: Jurnal Ilmiah Pendidikan MIPA 7.1 (2017)
Cahyaningsih, Ujiati. "PENGARUH PENGGUNAAN METODE PRAKTIKUM
TERHADAP PRESTASI BELAJAR IPA SISWA KELS IV SEKOLAH
DASAR." Prosiding Seminar Nasional Pendidikan. Vol. 3. 2021.

Cahyaningsih, Ujiati. "PENGARUH PENGGUNAAN METODE PRAKTIKUM


TERHADAP PRESTASI BELAJAR IPA SISWA KELS IV SEKOLAH
DASAR." Prosiding Seminar Nasional Pendidikan. Vol. 3. 2021.

Devi, V. P., Wahyudi &Indarini,E. (2018).Penerapan Metode Number Head Together


Berbantuan Puzzle untuk Meningkatkan Keterampilan Kolaborasi dan Hasil
Belajar Tema 8 Daerah Tempat Tinggalku Siswa Kelas 4 SDN Kuripan. Kalam
Cendikia, 6(3), 16–20. (http://garuda.ristek.ac.id), diakses pada 11 Februari 2021

Dewi, N.,&Hamdu,G. (2020). LKS Pembelajaran STEM Berdasarkan Kemampuan 4C


dengan Media Lightning Tamiya Car. Jurnal Imiah Pendidikan Dan
Pembelajaran, 4(2), 369–378.(http://garuda.ristekdikti.ac.id), diakses pada 11
Februari 2021

Hasmiati,Jamilah,dan Muhammad Khalifah Mustami, “Aktivitas dan hasil belajar siswa


pada pembelajaran pertumbuhan dan perkembangan dengan metode
praktikum”,JurnalBiotek,Vol.5,No.1,h.27,2017.http://journal.uin
alauddin.ac.id/index.php/biotek/article/viewFile/3444/3239( Diakses 16 Agustus
2018)
Ida Royani, Baiq Mirawati, Dan Husnul Jannah, “Pengaruh Model Pembelajaran Langsung
Berbasis Praktikum Terhadap Keterampilan Proses Sains Dan Kemampuan
Berpikir Kritis Siswa”, Jurnal Pengkajian Ilmu Dan Pembelajaran Matematika
Dan IPA IKIP Mataram, Vol. 6, No, 2, (Desember 2018), h. 47.
Jones,Mark T. & Eick C.J.2006 Immplementing Inqury KIT Curiculum:
Obstacles,Adaption,and Practical Knowledge Development in Two Middle
School Science Teachers.Online.Tersedia di www.intrescience.wiley.com. [28
Desember 2015]
Legimin. Metode Praktikum Dalam Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam. Yogyakarta:
LPMP, hal.4.

Ningrum,Epon.2010.Bahan ajar kompetensi professional guru .Online tersedia di


http://file.upi.edu/Direktori/FPIPS/JUR.PEN.GEOGRAFI/196203041987032-
EPON_NINGRUM/Buku_Ajar/KOMPETENSI_PROFESIONAL_GURU/
BAB_VI.pdf.[28 Desember 2015]
Sudarmin.2015. Model Pembelajaran Inovatif Kreatif.Semarang : Unnes Press

Sundari, Tri, Indarini Dwi Pursitasari, and Leny Heliawati. "Pembelajaran inkuiri
terbimbing berbasis praktikum pada topik laju reaksi." JPPS (Jurnal Penelitian
Pendidikan Sains) 6.2 (2017): 1340-1347.

Suryadi, L. Implementasi Metode Praktikum Berbasis Lingkungan Pada Materi


Reaksi Kimia Siswa Kelas X Madrasah Aliyah AL Jihad Nanga Tepuai Kapuas
Hulu.Al-Razi jurnal Ilmiah, 2017, Volume5, pp. 54-65, DOI
Windyariani, Sistiana. 2017. Pembelajaran IPA dengan Praktikum Berbasis Konteks
dan Literasi Sains: Perspektif Guru SD di Sukabumi. Jurnal Pendidikan
Matematika dan IPA. 8(1):24.
Windyariani, Sistiana. 2017. Pembelajaran IPA dengan Praktikum Berbasis Konteks
dan Literasi Sains: Perspektif Guru SD di Sukabumi. Jurnal Pendidikan
Matematika dan IPA. 8(1):24.
Yulianingsih, U. & Hadisaputro, S. 2013. Keefektifan Pendekatan Student Centered
Learning dengan Inkuiri Terbimbing untuk Meningkatkan Hasil Belajar.
Chemistry in Education, 2(2): 1-7.
Yuniyanti,Endah Dwi,W. Sunarno ,& Haryono.2012.Pembelajaran Kimia Mengunakan
Inkuiri Terbimbing Dengan Media Modul dan E-Learning Ditinjau dari
Kemampuan Pemahaman Membaca dan Kemampuan Berpikir Abstrak.Jurnal
Inkuiri,1 (2):112-120

Anda mungkin juga menyukai