PENDAHULUAN
ini menuntut para peserta didik untuk berperan lebih aktif dalam kegiatan proses
strategi pembelajaran yang mendukung dan sesuai dengan materi yang diajarkan
sehingga akan lebih mudah dalam mencapai tujuan pembelajaran. Peserta didik
Keaktifan itu dapat dinilai dari perannya dalam pembelajaran, seperti bertanya,
adalah menyiapkan peserta didik. Menyiapkan artinya bahwa peserta didik pada
hakikatnya belum siap, tetapi perlu disiapkan dan sedang menyiapkan diri nya
Dewasa ini dalam proses belajar mengajar haruslah mengacu pada proses
peserta didik aktif, dan mampu mencapai tujuan pembelajaran secara efektif
sehingga peserta didik dapat mencapai hasil akhir capaian belajar seperti yang
capaian belajarnya belum memenuhi standar dan nilainya banyak yang di bawah
KKM, kurang aktif nya siswa dalam menjawab pertanyaan yang di lontarkan
guru, dan rendahnya semangat belajar siswa pada pelajaran kimia karena banyak
siswa yang beranggapan bahwa mata pelajaran kimia merupakan mata pelajaran
yang sulit. Setelah saya merefleksi diri dan mencari penyebab dari permasalahan
refleksi diri sebagai metode utama, dilakukan oleh orang yang terlibat di
1. PTK sangat kondusif untuk membuat guru menjadi peka dan tanggap terhadap
2. PTK dapat meningkatkan kinerja guru sehingga menjadi professional. Guru tidak
lagi menjadi praktisi, yang sudah merasa puas terhadap apa yang dikerjakan tanpa
permasalahan yang dialami daan peserta didik dapat mencapai hasil capaian
permasalahan yaitu mengenai hasil belajar siswa yang masih banyak dibawah
KKM. Penyebab dari permasalahan ini yaitu siswa yang tidak memahami materi
ketika mengajar. Penggunaan metode ceramah secara terus menerus dalam proses
materi kimia sistem koloid yang bisa dilakukan dengan suatu kegiatan eksperimen
tersebut.
menarik, menyenangkan, dan membangkitkan rasa ingin tau peserta didik untuk
memahami materi yang disajikan. Oleh karena itu untuk memperbaiki proses
Koloid, maka saya melakukan perbaikan model dan metode pembelajaran yaitu
eksperimen.
didik untuk mencari dan menyelidiki secara sistematis, kritis, logis, analitis
dapat menunjukkan beberapa kebaikan yaitu, pengetahuan itu bertahan lama atau
dengan cara-cara lain, hasil belajar penemuan mempunyai efek transfer yang
lebih baik dan secara menyeluruh belajar penemuan dapat meningkatkan
metode eksperimen karena model ini memberikan kesempatan bagi peserta didik
membangkitkan rasa ingin tau dan peserta didik dapat belajar mengalami suatu
model ini peserta didik dan guru dalam suatu kegiatan pembelajaran, dan secara
seorang yang selalu ingin tau, dan seorang yang semangat dalam belajar.
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan subjek penelitian siswa kelas XI MIPA
C. Tujuan Perbaikan
D. Manfaat Perbaikan
ini adalah:
1. Manfaat Teoretis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi para ilmuwan di bidang
2. Manfaat Praktis
nyata
KAJIAN PUSTAKA
A. Landasan Teori
1. Hakikat Pembelajaran
Pada hakikatnya pembelajaran merupakan interaksi timbal balik antara peserta
didik dan guru dalam proses belajar mengajar yang dinamis untuk mentransfer
nilai-nilai ke siswa agar dapat melakukan perubahan tingkah laku maupun
pengetahuan. Sehingga siswa dapat menggapai cita-cita yang ingin di capai.
a. Definisi Belajar
Belajar merupakan suatu kegiatan untuk memperoleh ilmu pengetahuan yang
dilakukan untuk menguasai hal tertentu. Menurut Slameto (2010: 2), “belajar
adalah suatu proses usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu
perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil
pengalaman individu itu sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.”
Jadi, dapat disimpulkan bahwa belajar adalah sebuah proses atau
serangkaian kegiatan jiwa raga untuk memperoleh informasi dan perubahan
tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman individu dalam interaksi dengan
lingkungannya. Hasil pengalaman individu tersebut dapat menyangkut aspek
kognitif, afektif dan psikomotorik.
b. Prinsip-Prinsip Belajar
Prinsip belajar adalah suatu hubungan yang terjadi antara peserta didik dengan
pendidik agar siswa mendapat motivasi belajar yang berguna bagi dirinya
sendiri. Prinsip belajar dapat digunakan sebagai landasan berpijak, dan sumber
motivasi agar proses belajar dan pembelajaran dapat berjalan dengan baik antara
pendidik dengan peserta didik.
c. Aktivitas Belajar
Dalam kehidupan sehari-hari dapat dikatakan bahwa manusia hampir tidak
pernah terlepas dari kegiatan belajar. Dalam belajar pasti ada aktivitas di
dalamnya, sehingga suatu kegiatan belajar dapat dikatakan semakin baik
jika intensitas aktivitas jasmaniah maupun mental seseorang semakin
tinggi. Sardiman (2004:97) dalam bukunya “Interaksi dan motivasi
belajar mengajar” memberikan garis besar bahwa tanpa adanya aktivitas
dalam suatu proses pembelajaran maka proses tersebut tidak bisa disebut
dengan proses belajar. Aktivitas yang dimaksud dalam pembelajaran tidak
hanya aktivitas yang dilakukan oleh guru di depan kelas namun aktivitas
yang berhubungan dengan interaksi guru dan siswa di dalam kelas. Dalam
kegiatan pembelajaran aktivitas sangatlah diperlukan, karena pada
prinsipnya belajar adalah berbuat. Berbuat untuk merubah tingkah laku menjadi
lebih baik. tidak ada belajar kalau tidak ada aktivitas.
Oemar Hamalik (2001 : 171) mengungkap bahwa pengajaran yang efektif
adalah pengajaran yang menyediakan kesempatan belajar sendiri atau
melakukan aktivitas sendiri. Peserta didik belajar sambil bekerja, dengan bekerja
mereka memperoleh pengetahuan, pemahaman, dan aspek- aspek tingkah laku
lainnya, serta mengembangkan ketrampilan yang bermakna untuk hidup di
masyarakat. Rousseau memberikan penjelasan dalam Sardiman (2004:96)
bahwa setiap orang harus aktif belajar sendiri untuk memperoleh suatu
pengetahuan. Karena pengetahuan akan diperoleh melalui pengamatan sendiri,
pengalaman sendiri, penyelidikan sendiri, dengan bekerja sendiri, dengan
fasilitas yang diciptakan sendiri. Menurut Sardiman (2004:100) seorang siswa
akan senantiasa berfikir ketika mereka berbuat, tanpa adanya perbuatan siswa
tersebut tidak berfikir. Agar siswa berfikir sendiri siswa harus diberi kesempatan
untuk berbuat sendiri.
Banyak jenis aktivitas yang dilakukan siswa di sekolah yang mana aktivitas
siswa tidak hanya mendengar dan mencatat. Seperti yang diungkapkan oleh Paul
B. Diedrich yang dikutip oleh Sardiman (2004:101) tentang daftar kegiatan
siswa antara lain adalah sebagai berikut :
1. Visual activities, meliputi memperhatikan gambar, video, pernyataan saat
melakukan percobaan atau demonstrasi di depan kelas.
2. Oral activities, meliputi mengemukakan pendapat, mengajukan pertanyaan,
mengungkap suatu fakta, menyanggah pendapat teman, memberikan saran,
berdiskusi, dan lain sebagainya.
3. Listening activities, meliputi kegiatan mendengarkan suatu pernyataan,
mendengarkan penyajian bahan, mendengarkan percakapan, diskusi kelompok,
mendengarkan suatu permainan, dan mendengarkan radio.
4. Writing activities, meliputi mencatat materi, menulis cerita, menulis laporan,
membuat rangkuman, mengerjakan tes, dan mengisi angket, mengerjakan soal,
5. Drawing activities, meliputi kegiatan menggambar, membuat grafik, chart, peta,
diagram, dan pola.
6. Motor activities, meliputi melakukan percobaan, menyiapkan alat-alat
percobaan, membuat model, menyelenggarakan permainan menari, berkebun,
dan bereksperimen.
7. Mental activities, meliputi merenungkan, menanggapi, mengingat memecahkan
soal, menganalisis faktor-faktor, melihat hubungan-hubungan, dan mengambil
keputusan.
8. Emotional activities, meliputi menaruh minat, gembira, tenang, bersemangat,
bergairah, berani, tegang.
d. Model Pembelajaran
Trianto (2013:53) mengartikan model pembelajaran sebagai pedoman guru
dalam merencanakan dan melaksanakan kegiatan belajar
mengajar yang merupakan suatu rancangan atau pola pembelajaran yang
melukiskan tahapan pembelajaran dari awal hingga akhir untuk mencapai
tujuan pembelajaran itu sendiri.
Sedangkan Wahab (2007 : 52) mendefinisikan bahwa model pembelajaran
sebagai suatu rancangan kegiatan belajar mengajar yang menjabarkan seluruh
proses kegiatan belajar untuk mencapai tujuan akhir yaitu terjadi perubahan
sikap dan tingkah laku peserta didik seperti yang diharapkan.
Suprihatiningrum (2013: 143) mendefinisikan bahwa model pembelajaran
memiliki empat ciri khusus yang tidak dimiliki oleh strategi ataupun prosedur
tertentu lainnya, antara lain adalah :
1. Rasional teoritik yang disusun oleh para pencipta atau pengembangannya,
2. Landasan pemikiran tentang apa dan bagaimana siswa belajar (tujuan
pembelajaran yang akan dicapai)
3. Tingkah laku mengajar yang diperlukan agar model tersebut dapat dilaksanakan
dengan berhasil,
4. Lingkungan belajar yang diperlukan agar tujuan pembelajaran dapat tercapai.
f. Metode Eksperimen
Metode eksperimen erat kaitannya dengan keterampilan proses, yaitu
keterampilan pembelajaran yang menekankan pada pembentukan
keterampilan memperoleh pengetahuan kemudian mengkomunikasikan
perolehannya. Menurut Roestiyah (2010: 80) metode eksperimen
mengharuskan siswa melakukan suatu percobaan tentang suatu hal,
mengamati prosesnya serta menuliskan hasil percobaannya, kemudian
hasil pengamatan itu disampaikan ke kelas dan dievaluasi oleh guru.
B. Deskripsi Persiklus
Secara rinci langkah-langkah dalam setiap siklus dijabarkan
sebagai berikut:
1. Kondisi Awal
Kondisi awal dalam siklus penulisan ini yaitu berdasarkan
video yang disaksikan di unduh dan disaksikan di GPO mempunyai
permasalahan yang sama seperti yang dihadapi di sekolah penulis saat
ini. Kemudian penulis menganalisa masalah-masalah apa saja yang
ditemui di kelas nya dan penyebab dari timbul nya masalah tersebut
salah satunya yaitu penulis dalam mengajarkan materi kimia
mengandalkan metode ceramah biasa. Hal ini seringkali membuat
peserta didik kurang bersemangat sehingga menimbulkan kurangnya
pemahaman peserta didik terhadap materi yang diajarkan. Selain itu,
kurangnya variasi model dan metode yang diajarkan oleh penulis
sehingga peserta didik banyak mengeluh merasa bosan dan akhirnya
berimbas pada hasil capaian peserta didik yang masih banyak di
bawah KKM. Adapun tujuan dari penulisan ini adalah untuk
mengetahui keefektivitasan model pembelajaran discovery learning
dengan metode ekperimen pada pembelajaran kimia materi system
koloid kelas XI MIPA tahun ajaran 2020/2021 yang bertujuan untuk
memperbaiki proses pembelajaran kimia agar lebih baik dan
mendapatkan hasil yang sesuai dengan harapan.
2. Siklus
a. Perencanaan (Planning)
Perencanaan dan persiapan tindakan yang dilakukan penulis,
yaitu penulis merancang tindakan yang dilaksanakan untuk
mengetahui efektivitas model pembelajaran discovery learning
dengan metode eksperimen pada pembelajaran kimia materi system
koloid siswa Kelas XI MIPA MA Markazul Qur’an tahun ajaran
2020/202. Sebelum melakukan tindakan, terlebih dahulu penulis
yang berkolaborasi dengan guru (teman sejawat) membuat
perencanaan yang meliputi:
1. Menentukan kelas penelitian dan menetapkan siklus tindakan
(yaitu 2 siklus)
2. Menetapkan waktu memulainya penelitian tindakan kelas, yaitu pada
semester II.
3. Menetapkan materi pelajaran, yaitu materi sistem koloid pelajaran
kimia kelas XI semester II sesuai dengan kurikulum yang berlaku saat
ini, yaitu Kurikulum 2013.
4. Menyusun silabus dan rencana pembelajaran serta menentukan
materi yang dapat di eksperimenkan (dipraktikumkan) dengan bahan-
bahan yang ada di lingkungan untuk masing-masing materi pokok.
5. Menyusun alat tes, yaitu bentuk tes uraian untuk setiap materi pokok
6. Menetapkan jenis data yang dikumpulkan yang sesuai dengan respon
terhadap tindakan yang dilakukan, baik data kuantitatif maupun data
kualitatif.
7. Menetapkan cara refleksi, yang dilakukan oleh penulis dan dilakukan
setiap akhir tindakan pada setiap siklusnya.
b. Pelaksanaan (Acting)
Berdasarkan situasi di masa COVID-19 saat ini, maka
pelaksanaan tindakan ini dilakukan melalui simulasi pembelajaran
jarak jauh, yaitu melalui pembelajaran yang direkam menjadi sebuah
video tutorial pembelajaran. Pelaksanaan tindakan akan dilakukan
untuk dua siklus sesuai dengan yang ditetapkan:
Siklus Pertama: Pada siklus ini materi pokok yang menjadi inti
pembelajaran adalah menjelaskan perbedaan koloid, suspensi dan
larutan. Pelaksanaan kegiatan pembelajaran adalah dengan cara
membuat video pembelajaran daring dengan durasi antara 3-5 menit
yang berisikan kegiatan awal, kegiatan inti dan kegiatan penutup.
Selanjutnya pada akhir siklus, dilakukan refleksi oleh penulis untuk
mengkaji strategi pembelajaran yang diberikan guru dan
mengkajinya sebagai acuan dalam membuat rencana tindakan baru
pada siklus berikutnya.
Siklus kedua: Materi pokok yang diberikan pada siklus kedua adalah
sifat-sifat koloid. Pelaksanaan tindakan yang dilakukan sama seperti
pada siklus pertama, tetapi sudah menampilkan data
perubahan/perbaikan yang ada pada siklus pertama.
c. Observasi (observing)
Kegiatan observasi dilaksanakan penulis dengan dibantu
pengamat lain (kolaborator) dalam hal ini adalah tutor untuk
mengamati kegiatan siswa selama pembelajaran IPA Kimia yang
berlangsung menggunakan eksperimen berbasis lingkungan sebagai
metode dalam pengajarannya. Adapun pelaksanaannya meliputi: a.
Penulis mengamati pelaksanaan proses tindakan yang diberikan guru
dengan berpedoman dari aspek pernyataaan pada lembar observasi
guru. b. Penulis dan pengamat mengamati siswa sewaktu/ selama
mengikuti proses tindakan ketika pembelajaran IPA Kimia materi
Unsur,
Senyawa dan Campuran dengan berpedoman dari aspek pernyataaan
pada lembar observasi siswa. c. Selanjutnya Tutor mengamati rancangan
pembelajaran (RPP) yang penulis usulkan menggunakan lembar
penilaian analisis RPP. d. Penulis bersama tutor mengamati video
simulasi pembelajaran dengan berpedoman pada lembar penilaian
analisis video. d. Refleksi (Reflecting) Pada tahap ini penulis mengkaji,
melihat dan mempertimbangkan