Anda di halaman 1dari 6

Vol.2, No.2, Agustus 2021, pp.

82-87
JURNAL ILMIAH PROFESI GURU
(JIPG)
Available online: http://jurnal.ustjogja.ac.id/index.php/jipg/index

Peningkatan Motivasi Belajar Siswa Muatan PPKN


Menggunakan Model Pembelajaran Problem Based
Learning Kelas III SD Negeri Kotagede 4

Ully Salamah Haryani


Program Studi Pendidikan Profesi Guru, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan,
Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa Yogyakarta
email: ullysalamah03@gmail.com
*Corresponding Author

Received: 15 Juni 2021; Revised: 20 Juni 2021; Accepted: 01 Agustus 2021

Abstrak: Berdasarkan observasi di SD Negeri Kotagede 4 diketahui bahwa motivasi belajar siswa pada
PKn rendah, salah satu upaya untuk mengatasi masalah tersebut perlu dilakukan penelitian yang
menggunakan model pembelajaran berbasis masalah. Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan
motivasi belajar siswa PKn dengan model pembelajaran berbasis masalah di SD Negeri Kotagede 4.
Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri Kotagede 4. Subjek penelitian ini adalah 29 siswa kelas III SD.
Negeri Kotagede 4. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, angket, dan
dokumentasi. Instrumen penelitian berupa lembar angket. Data penelitian ini dianalisis dengan metode
deskriptif-kualitatif dan deskriptif-kuantitatif. Hasil penelitian dengan menggunakan model
pembelajaran problem based learning pada siklus I diperoleh nilai rata-rata sebesar 73,41% dengan
kategori cukup. Sedangkan pada siklus II rata-rata motivasi belajar siswa meningkat menjadi 83,71%
dengan kategori baik. Kesimpulannya, penerapan model pembelajaran berbasis masalah dapat
meningkatkan motivasi belajar PKn siswa kelas 3 SD Negeri Kotagede 4.
Kata kunci: motivasi belajar, model pembelajaran berbasis masalah, Pendidikan Kewarganegaraan.

Increasing Student's Learning Motivation of PPKN Content Using the Problem


Based Learning Model Class III Elementary School Kotagede 4
Abstract: Based on observation at SD Negeri Kotagede 4, it was found that the students' learning
motivation in Civic Education was low, one of the efforts to solve this problem was needed to do a
research which used a problem based learning model. The purpose of this research was to increase
students' learning motivation in Civic Education using a problem based learning model at SD Negeri
Kotagede 4. This research was conducted at SD Negeri Kotagede 4. The subject of this research were 29
students of 3rd grade at SD Negeri Kotagede 4. The data collection techniques used were observation,
questionnaires, and documentation. The research instrument was a questionnaire sheet. The data of this
research were analyzed by descriptive-qualitative and descriptive-quantitative method. The results of
the research using a problem based learning model in the first cycle obtained an average value of 73.41%
with a sufficient category. While in the second cycle the average student motivation increased to 83.71%
with a good category. In conclusion, the application of the problem-based learning model can increase
the learning motivation in Civics Education by 3rd grade students at SD Negeri Kotagede 4.
Keywords: learning motivation, problem based learning model, Civic Education.

How to Cite: Haryani , U. S. . (2021). Increasing Student’s Learning Motivation of PPKN


Content Using the Problem Based Learning Model Class III Elementary School Kotagede
4. Jurnal Ilmiah Profesi Guru, 2(2), 82–87.

This is an open access article under the CC–BY-SA license.


DOI: https://doi.org/10.30738/jipg.vol2.no2.a11303
JIPG: Jurnal Ilmiah Profesi Guru, 2 (2), 2021, 83
Ully Salamah Haryani

Pendahuluan

Wabah covid-19 yang menyebar dalam kurun waktu satu tahun belakang ini memberikan
dampak yang besar dalam berbagai sektor. Bidang Pendidikan merupakan salah satu sektor
yang terkena dampak dari penyebaran covid-19. Sebagai gantinya, proses pembelajaran
dilaksanakan secara daring (dalam jaringan) yang dapat dilakukan dari rumah masing-masing
siswa. Dunia Pendidikan khususnya pembelajaran PPKn merupakan salah satu muatan yang
sering kurang diperhatikan oleh semua pihak di lingkungan sekolah, baik guru maupun siswa.
Kondisi tersebut sering diperparah oleh keadaan bahwa siswa merasa kurang tertarik,
menganggap mudah, dan menganggap pelajaran yang menjenuhkan. Menurut (Susanto, 2013:
225) pendidikan kewarganegaraan adalah mata pelajaran yang digunakan sebagai wahana
untuk mengembangkan dan melestarikan nilai luhur dan moral yang berakar pada budaya
bangsa Indonesia. Semangat belajar siswa dapat dimiliki dengan cara meningkatkan motivasi
belajar. Achmad Badaruddin, (2015: 18) mengemukakan motivasi belajar adalah dorongan
psikologis seseorang yang melakukan suatu tindakan untuk mencapai tujuan belajar. Motivasi
yang rendah dapat menyebabkan rendahnya keberhasilan dalam belajar sehingga prestasi
belajar siswa rendah.
Hasil observasi di SD Negeri Kotagede 4 pada tanggal 11 Januari 2021, diperoleh informasi
pelaksanaan pembelajaran pada siswa kelas III SD Negeri Kotagede 4. Proses pembelajaran
daring yang dilakukan masih cenderung menggunakan Whatsapp Group, sehingga
pembelajaran masih berpusat pada guru, motivasi siswa tergolong rendah sehingga tidak
bersemangat dan merasa bosan dengan pembelajaran. Siswa mengalami kesulitan memahami
materi yang disampaikan guru. Akibatnya prestasi belajar PPKn rendah seperti pada table 1
berikut ini.
Table 1. Data Nilai Rata-Rata Ulangan Siswa Kelas III SD Negeri Kotagede 4 Semester 2 Tahun
2020.

Nilai Nilai Rata - Rata


Kelas Jumlah KKM Ulangan
Siswa PPKn

III 29 75,00 66,89%


Sumber Data Guru Kelas
Berdasarkan data tersebut diketahui bahwa masih terdapat beberapa siswa yang masih
belum mencapai kriteria ketuntasan dalam pembelajaran PPKn. Untuk mengatasi masalah
diatas diperlukan cara untuk meningkatkan motivasi belajar siswa berupa penggunaan model
pembelajaran yang tepat. Sukamto (dalam Trianto, 2011: 22) model pembelajaran yaitu
kerangka konseptual yang melukiskan prosedur yang sistematis dalam mengorganisasikan
pengalaman belajar untuk mencapai tujuan belajar. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan
model problem based learning untuk proses pembelajarannya. Cahyo, (2013: 283)
mengemukakan pembelajaran berdasarkan masalah adalah suatu model pembelajaran yang
didasarkan pada prinsip menggunakan masalah sebagai titik awal akuisisi dan integrasi
pengetahuan baru”. Adapun Langkah-langkah model pembelajaran problem based learning
Menurut Fogarty (Made Wena, 2010: 92) yaitu (1) Menemukan masalah, (2) Mendefinisikan
masalah, (3) Mengumpulkan fakta, (4) Menyususn hipotesis (dugaan sementara, (5) Melakukan
penyelidikan, (6) Menyempurnakan permasalahan yang telah didefinisikan, (7) Menyimpulkan
Copyright © 2021, Ully Salamah Haryani
2723-0295 (ISSN Online) | 2775-0973 (ISSN Cetak)
JIPG: Jurnal Ilmiah Profesi Guru, 2 (2), 2021, 84
Ully Salamah Haryani

alternatif pemecahan masalah secara kolaboratif, (8) Melakukan pengujian hasil (solusi)
pemecahan masalah. Berdasarkan latar belakang di atas peneliti tertarik untuk melakukan
penelitian Tindakan kelas berjudul “Peningkatan Motivasi Belajar Siswa Muatan PPKn
Menggunakan Model Pembelajaran Problem Based Learning Kelas III SD N Kotagede 4”.
Rumusan masalah pada penelitian ini adalah bagaimana peningkatan motivasi belajar siswa
muatan PPKn menggunakan model pembelajaran problem based learning kelas III SD Negeri
Kotagede 4”. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui permasalahan tersebut perlu dilakukan
model pembelajaran yang mengaktifkan siswa salah satunya dengan model problem based
learning.
Metode

Penelitian dilaksanakan di SD Negeri Kotagede 4. Subjek penelitian adalah siswa kelas III
yang berjumlah 29 siswa. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Januari – juni 2021. Data yang
digunakan pada penelitian tindakan kelas ini berupa data kuantitatif dan data kualitatif. Data
kuantitatif diperoleh melalui angket motivasi belajar siswa. Data kualitatif diperoleh dari
pengamatan selama proses pembelajaran. Teknik pengumpulan data yang digunakan pada
penelitian ini adalah observasi, angket dan dokumentasi. Teknik analisis data secara kualitatif
untuk mengetahui seberapa besar peningkatan motivasi belajar siswa.
Pada Penelitian Tindakan Kelas ini peneliti merencanakan tindakan sebanyak 2 siklus
dengan menggunakan prosedur penelitian model Kemmis dan Mc Taggart. Penelitian model
Kemmis dan Mc Taggart diawali dengan perencanaan kemudian Tindakan, pengamatan dan
refleksi. Hipotesis pada penelitian ini yaitu adalah penggunaan model pembelajaran Problem
Based Learning dapat meningkatkan motivasi belajar siswa kelas III SD Negeri Kotagede 4.
Uji coba instrument meliputi uji validitas dan uji realibilitas. Hasil perhitungan uji validitas
menggunakan Product Moment dengan bantuan SPPSS Windows 16.00 dengan 22 butir
intrumen diperoleh 18 butir valid dan 4 butir dinyatakan gugur. Hasil realibilitas instrument
menggunakan rumus Alpha diperoleh Cronbach’s Aplha sebesar 0,893 dengan 18 item angket.
Nilai Alpha yang diperoleh lebih dari 0,381. jadi dapat disimpulkan bahwa item angket motivasi
belajar pada muatan PPKn menggunakan model pembelajaran problem based learning valid
dan reliabel. Jadi item angket dapat digunakan untuk penelitian. Teknik analisis data secara
kualitatif untuk mengetahui seberapa besar peningkatan motivasi belajar siswa. Skor yang
diperoleh siswa dari angket kemudian dianalisis untuk mengetahui ada atau tidaknya
peningkatan motivasi belajar siswa muatan PPKn.
Indikator pencapaian penelitian ini ditandai dengan peningkatan motivasi yaitu mencapai
skor 75% harus dicapai siswa dan hasil hasil belajar siswa yang ingin dicapai yaitu lebih dari
75% dengan batas Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang ditetapkan yaitu 75.

Hasil dan Pebahasan

Hasil observasi yang telah dilakukan di kelas III SD Negeri Kotagede 4 menunjukkan bahwa
motivasi belajar PPKn rendah, yang menyebabkan hasil belajar siswa juga rendah. Penyebabnya
antara lain, pembelajaran cenderung berpusat pada guru, pemanfaatan media pembelajaran
yang ada masih belum maksimal, proses pembelajaran PPKn di masa pandemi ini tidak
bervariasi, guru kurang menggunakan dunia nyata sebagai suatu konteks bagi siswa untuk
belajar berpikir kritis dan terampil dalam memecahkan masalah untuk memperoleh konsep
atau pengetahuan dan guru belum sering memberikan motivasi terhadap siswa atas semua
yang dilakukan siswa agar bersemangat dalam belajar. Hal tersebut menjadikan siswa kurang
Copyright © 2021, Ully Salamah Haryani
2723-0295 (ISSN Online) | 2775-0973 (ISSN Cetak)
JIPG: Jurnal Ilmiah Profesi Guru, 2 (2), 2021, 85
Ully Salamah Haryani

paham dengan materi yang diajarkan sehungga siswa kurang termotivasi dalam mengikuti
pembelajaran yang berdampak pada prestasi belajar siswa rendah. Selain mengamati motivasi
belajar, digunakan data hasil tes nilai akhir semester sebagai skor kemampuan awal siswa kelas
III SD Negeri Kotagede 4. Hasil nilai kemampuan awal siswa kelas III SD Negeri Kotagede 4
digunakan sebagai perbandingan dalam melakukan pembelajaran pada siklus I.
Tabel 2 Prestasi Belajar PPKn Pratindakan
No. Indikator Pratindakan
1 Nilai tertinggi 80
2 Nilai terendah 30
3 Nilai rata-rata 66,89
4 Nilai di atas 12 (41,37%)
KKM (≥ 75)
5 Nilai di bawah 17 (58,62%)
KKM (≥ 75)

Berdasarkan prestasi belajar PPKn pada pratindakan dapat diperoleh nilai rata-rata 66,89.
Siswa dinyatakan tuntas belajar sebanyak 12 siswa dengan presentase 41,37% dan siswa
dinyatakan belum tuntas belajar sebanyak 17 siswa dengan presentase 58,62%. Nilai rata-rata
siswa 66,89 masih di bawah KKM muatan pelajaran PPKn yaitu 75, sehingga perlu dilakukan
tindakan pengajaran yang lebih baik untuk meningkatkan motivasi PPKn agar hasil belajar
PPKn meningkat. Berdasarkan tabel diatas dapat disimpulkan bahwa sebelum Tindakan
dilakukan Tindakan, hasil belajar PPKn siswa kelas III pada muatan pelajaran PPKn masih
rendah. Oleh karena itu peneliti melaksanakan tindakan untuk meningkatkan motivasi belajar
agar hasil belajar PPKn siswa kelas III SD Negeri Kotagede 4 meningkat dengan menerapkan
model pembelajaran problem based learning. Pelaksanaan siklus Penelitian tindakan kelas
dilakukan dalam 2 siklus, yaitu siklus I dan Siklus II. Siklus I dilaksanakan dalam dua kali
pertemuan. Pertemuan pertama dilaksanakan pada tanggal 19 Februari 2021, dan pertemuan
kedua tanggal 26 Februari 2021. Siklus II pada hari selasa, 23 Maret 2021 dan rabu, 31 Maret
2021. Setiap pembelajaran memiliki durasi waktu 6 x 35 menit. Materi yang disampaikan tema
6 subtema 3 pembelajaran 2 dan 4. Setelah dilakukan tindakan menggunakan model
pembelajaran problem based learning peneliti membagikan link google form yang berisi
angket motivasi dan soal evaluasi. Angket motivasi diisi oleh siswa setelah mengerjakan soal
evaluasi.
Tabel 3 Hasil Angket Motivasi Belajar Siswa Siklus I
Skor Presentase Kategori
Rata-Rata 54,24138 73,41% Cukup
Skor Tertinggi 94 84,48%
Skor Terendah 56 48,27%

Berdasarkan hasil angket motivasi belajar pada siklus I diperoleh nilai rata-rata presentase
73,41% dengan kategori cukup. Pada angket motivasi belajar siklus I dapat disimpulkan bahwa
perolehan skor kurang sebanyak 2 anak, skor cukup sebanyak 12 anak, dan skor baik sebanyak
15 anak. Perolehan angket motivasi motivasi belajar siklus I 73,41% skor yang diperoleh belum
mencapai indikator keberhasilan, sehingga perlu adanya upaya perbaikan pembelajaran pada
siklus II untuk mencapai indikator keberhasilan. Setelah dilakukan tindakan menggunakan
model pembelajaran problem based learning peneliti membagikan link google form yang

Copyright © 2021, Ully Salamah Haryani


2723-0295 (ISSN Online) | 2775-0973 (ISSN Cetak)
JIPG: Jurnal Ilmiah Profesi Guru, 2 (2), 2021, 86
Ully Salamah Haryani

berisi angket motivasi dan soal evaluasi. Angket motivasi diisi oleh siswa setelah mengerjakan
soal evaluasi. Hasil angket siklus II dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 4 Hasil Angket Motivasi Belajar Siswa Siklus II


Skor Presentase Kategori
Rata-Rata 59,2069 83,72% Baik
Skor Tertinggi 66 93,05%
Skor Terendah 53 73,61%

Berdasarkan hasil angket motivasi belajar pada siklus II diperoleh skor rata-rata 83,71%
dengan kategori baik. Pada angket motivasi belajar siklus II dapat disimpulkan bahwa
perolehan skor dengan kategori cukup sebanyak 3 siswa dan skor dengan kategori baik
sebanyak 26 siswa. Hasil belajar pada siklus II terjadi peningkatan dibandingkan pratindakan
dan siklus I. Jumlah siswa yang mencapai KKM 25 anak dengan rata-rata 84,51%. Dari uraian
diatas, diketahui bahwa motivasi belajar siswa sudah mencapai presentase di atas indikator
keberhasilan yaitu ≥ 75%, dan hasil belajar yang dicapai lebih dari 75%. Dengan demikian
penelitian dihentikan pada siklus II dan tidak dilanjutkan pada siklus berikutnya. Motivasi
belajar siswa dalam penelitian Tindakan, digunakan berupa angket. Data yang menunjukkan
angket motivasi siswa dihitung untuk setiap siklus, dicari presentasenya berdasarkan kriteria
yang telah ditetapkan. Berikut perbandingan hasil angket motivasi siswa dapat dilihat pada
table 4.

Perbandingan Hasil Motivasi Belajar


Siswa Siklus I dan Siklus II
100.00% 93.05%
83.72% 84.48%
73.41% 73.61%
80.00%
60.00% 48.72%
40.00%
20.00%
0.00%
Rata-Rata Nilai Tertinggi Nilai Terendah

Siklus I Siklus II

Berdasarkan data pada gambar dapat dijelaskan bahwa terjadi peningkatan motivasi belajar
siswa dari siklus I ke siklus II. Pada siklus I siswa mendapatkan skor kategori baik sebanyak 15
anak, siswa mendapat skor kategori cukup sebanyak 12 anak, dan siswa mendapat skor
katgeori kurang sebanyak 2 anak dengan perolehan nilai rata-rata persentase motivasi belajar
siswa pada siklus I yaitu 73,41% dengan kategori cukup. Sedangkan pada siklus II siswa
mendapat skor kategori baik sebanyak 26 anak, dan yang mendapat skor kategori cukup
sebanyak 3 anak dengan perolehan rata-rata presentase sebanyak 83,72% dengan kategori
baik. Nilai rata-rata pada siklus II sudah mencapai indikator keberhasilan yang telah ditentukan,
sehingga penelitian dilakukan hanya sampai siklus II.

Copyright © 2021, Ully Salamah Haryani


2723-0295 (ISSN Online) | 2775-0973 (ISSN Cetak)
JIPG: Jurnal Ilmiah Profesi Guru, 2 (2), 2021, 87
Ully Salamah Haryani

Indikator pada penelitian ini telah tercapai, yaitu terdapat kenaikan motivasi belajar siswa
yang menunjukkan antara 75% - 100%. Maka dapat di simpulkan bahwa penggunaan model
pembelajaran problem based learning dapat meningkatkan motivasi belajar PPKn siswa kelas
III SD Negeri Kotagede 4. Hal tersebut terbukti bahwa penelitian ini mencapai kriteria yang
telah di tentukan yaitu menunjukkan antara 75% - 100% siswa memiliki motivasi tinggi.

Simpulan

Berdasarkan analisis dan pembahasan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa


penggunaan model problem based learning dapat meningkatkan motivasi belajar PPKn siswa
kelas III SD Negeri Kotagede 4.
Hasil penelitian tersebut dapat dilihat dari skor perolehan angket motivasi belajar, pada
siklus I siswa mendapat skor baik sebanyak 15 anak, mendapat skor cukup sebanyak 17 anak,
dan mendapat skor kurang sebanyak 2 anak dengan perolehan rata-rata presentase sebanyak
73,41%. Sedangkan pada siklus II terjadi peningkatan, siswa mendapatkan skor baik sebanyak
26 anak, dan yang mendapatkan skor kategori cukup sebanyak 3 anak dengan perolehan rata-
rata presentase sebanyak 83,72%.
Berdasarkan hasil penelitian dan simpulan maka untuk perbaikan penelitian dimasa yang
akan datang saran yang dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan yaitu, guru dapat
menggunakan model pembelajaran problem based learning sehingga siswa dapat
meningkatkan motivasinya dalam mengikuti pembelajaran khususnya PPKN.

Daftar Pustaka

Baddarudin, A. (2015). Peningkatan Motivasi Belajar Siswa. Melalui Konseling Klasikal. Padang:
UNP.

Cahyo, A, N. (2013). Panduan Apliaksi Teori-teori Belajar Mengajar. Jakarta: Raja Grafindo
Pustaka.

Made Wena. (2011). Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer. Jakarta: Bumi Aksara.

Trianto. (2011). Model Pembelajaran Terpadu. Jakarta: PT. Bumi Aksara.

Susanto Ahmad. (2013). Teori Belajar dan Pembelajaran Di Sekolah Dasar. Jakarta:
Prenadamedia Group.

Copyright © 2021, Ully Salamah Haryani


2723-0295 (ISSN Online) | 2775-0973 (ISSN Cetak)

Anda mungkin juga menyukai