Anda di halaman 1dari 14

IMPLEMENTASI METODE DEMONSTRASI DALAM

MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA


MATA PELAJARAN SKI DI KELAS XIIB MA PLUS SUNAN
KALIJOGO, POGALAN, TRENGGALEK PADA SEMESTER
GENAP TAHUN AJARAN 2023/2024.

Muhamat Nur Kholis

ahmadkholis5758@gmail.com

Dosen pembimbing lapangan:

1. M. Rizal Fanani, M.Ud

Reyan31@gmail.com

2. Siti Uswatun Hasanah, M.pd

miss.uswatun@gmail.com

STIT Sunan Giri Trenggalek

Abstrak:Tujuan penelitian tindakan kelas ini adalah untuk meningkatkan motivasi belajar dan
pemahaman siswa melalui metode pembelajaran demonstrasi pada mata pelajaran SKI kelas XII B
MA Plus Sunan Kalijogo pogalan Trenggalek tahun ajaran 2023/2024.penelitian ini dilaksanakan
pada akhir bulan januari sampai akhir bulan februari 2024 di MA Plus Sunan Kalijogo pogalan
Trenggalek.subjek penelitian ini adalah siswa kelas XII B sebanyak 25 anak. Rumusan masalah
pada penelitian ini adalah “Apakah penerapan mwtode demonstrasi dapat meningkatkan motivasi
belajar dan pemahaman siswa kelas XII B MA Plus sunan kalijogo”. Hipotesis tindakan dalam
penelitian ini adalah “dengan penerapan metode demonstrasi dapat meningkatkan motivasi belajar
siswa kelas XII B MA Plus sunan kalijogo”. Penelitian ini menggunakan penelitian tindakan kelas
(PTK). Penelitian ini menggunakan 2 siklus. pengumpulan data pada penelitian ini adalah
observasi, dokumentasi, dan wawancara. yang pada akhirnya dari penelitian ini dapat ambil
kesimpulan bahwa metode demonstrasi dapat meningkatkan pemahaman belajar peserta didik bagi
siswa kelas XII B MA Plus sunan kalijogo.

Kata-kata Kunci: metode demonstrasi dalam meningkatkan motivasi belajar Pelajaran SKI
IMPLEMENTATION OF THE DEMONSTRATION METHOD IN
INCREASING STUDENTS' LEARNING MOTIVATION IN THE
SUBJECT OF SKI IN CLASS XIIB MA PLUS SUNAN
KALIJOGO, POGALAN, TRENGGALEK IN THE EVEN
SEMESTER OF THE 2023/2024 ACADEMIC YEAR.

Muhamat Nur Kholis

ahmadkholis5758@gmail.com

Field supervisor:

1. M. Rizal Fanani, M.Ud

Reyan31@gmail.com

2. Siti Uswatun Hasanah, M.pd

miss.uswatun@gmail.com

STIT Sunan Giri Trenggalek

Abstract: The aim of this classroom action research is to increase students' learning motivation
and understanding through demonstration learning methods in the SKI subject class at MA Plus
Sunan Kalijogo Pogalan Trenggalek. The subjects of this research were 25 class XII B students.
The formulation of the problem in this research is "Can the application of the demonstration
method increase the learning motivation and understanding of class XII B MA Plus Sunan
Kalijogo students". The action hypothesis in this research is "using the demonstration method can
increase the learning motivation of class XII B MA Plus Sunan Kalijogo students". This research
uses classroom action research (PTK). This research uses 2 cycles. Data collection in this
research was observation, documentation and interviews. In the end, from this research it can be
concluded that the demonstration method can improve students' understanding of learning for
class XII B MA Plus Sunan Kalijogo students.
Keywords: demonstration method in increasing motivation to learn SKI lessons
PENDAHULUAN
Proses pembelajaran merupakan inti dari proses pendidikan dalam proses
belajar mengajar terdapat kesatuan yang tak terpisahkan antara siswa yang belajar
dengan guru yang mengajar. Dalam hal ini guru berperan untuk
mengorganisasikan lingkungann dalam hubungannya dengan anak didik dan
bahan pelajaran dalam rangka pencapaian tujuan belajar. Untuk mencapai hasil
pembelajaran yang berkualitas di sekolah maka guru dituntut untuk selalu
berusaha meningkatkan profesionalaismenya dengan cara memahami dan
menguasai bahan atau materi pelajaran yang akan disampaikan kepada muridnya.
Berdasarkan hasil pengamatan dan wawancara dengan siswa kelas XII B
diperoleh bahwa dalam pembelajaran banyak kendala yang dihadapi oleh siswa
terutama dalam usaha pemahaman materi didalam mata pelajaran SKI . di kelas
siswa sering mengantuk ketika proses pembelajaran berlangsung karena tidak
adanya motivasi dan metode mengajar yang terkesan monoton. Oleh karena itu,
selayaknya guru harus mengubah metode mengajar konvensional menjadi metode
yang kreatif dan inovatif. Untuk mengatasi masalah tersebut agar tidak
berkelanjutan maka diperlukan inovasi metode pembelajaran yang tepat sehingga
dapat meningkatkan hasil belajar siswa salah satunya adalah dengan penerapan
Metode Demonstrasi dengan Menggunakan Media Video atau PPT.
Berdasarkan latar belakang masalah dan kemungkinan – kemungkinan
penyebab diatas, maka perlu dicari alternatif penyelesaian masalahnya. Dengan
memanfaatkan media pembelajaran.Menurut Kemp dan Dayton dalam buku
karangan Prof. Dr. Azhar Arsyad , M.A.1 mengemukanakan beberapa hasil
penelitian yang menunjukkan dampak positif dari penggunaan media sebagai
bahan integral dari pembelajaran di kelas adalah penyampaian pelajaran menjadi
lebih baku dan pembelajaran menjadi lebih menarik. Metode demonstrasi dengan
menggunakan media video atau PPT merupakan cara mengajar/teknik mengajar
dengan mengkombinasikan lisan dengan suatu perbuatan serta dipergunakan alat
yang berupa Laptop dan LCD Proyektor. Siswa dilatih untuk aktif dalam

1
A Arsyad “Media pembelajaran, edisi 1”.( Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada 36,2002:21)
memecahkan masalah yang dihadapi dengan memperhatikan demonstrasi yang
dilakukan guru dengan menggunakan media video atau PPT. Dengan metode
tersebut anak dapat belajar untuk memahami dan menguasai konsep SKI dengan
baik sehingga hasil belajarnya meningkat.
Berdasarkan latar belakang diatas , maka penulis akan melakukan
penelitian tindakan kelas pada siswa kelas XII B MA Plus sunan kalijogo, dengan
judul “IMPLEMENTASI METODE DEMONSTRASI DALAM
MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA MATA
PELAJARAN SKI DI KELAS XIIB MA PLUS SUNAN KALIJOGO,
POGALAN, TRENGGALEK PADA SEMESTER GENAP TAHUN AJARAN
2023/2024”

METODE PENELITIAN
Penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (PTK). Karakteristik dari
tindakan ini yaitu tindakan-tindakan atau aksi-aksi yang berulang-ulang untuk
memperbaiki proses belajar mengajar dikelas. Penelitian tindakan kelas ini
berfokus pada upaya untuk mengubah kondisi riil sekarang ke arah kondisi yang
diharapkan (improvemen oriented). Dalam kajian ini, penelitian tindakan
dilakukan untuk meningkatkan keterampilan seni grafis siswa melalui gambar.
Peningkatan pada aspek keterampilan berimbas juga pada peningkatan hasil
belajar.Penelitian ini di fokuskan pada hasil belajar siswa dalam memahami
materi yang diajarkan dan interaksi mengajar guru melalui metode demonstrasi.
Penelitian tindakan kelas ini dimaksudkan untuk pemecahan masalah dengan
ruang lingkup yang tidak terlalu luas berkaitan dengan hal-hal yang dihadapi guru
sendiri dalam kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan di kelas. Ciri-ciri
penelitian tindakan kelas sebagaimana yang diungkapkan Maryunis 2 adalah
diawali dengan adanya hal-hal yang tidak beres dalam praktek pendidikan, dan
dapat juga diawali dengan adanya ide atau gagasan untuk melakukan perbaikan
atau perubahan. Berkaitan dengan penelitian ini, perubahan diarahkan pada
2
Maryunis (2003:113) peningkatan kemampuan sains pemulaan melalui metode pengamatan
pada anak usia 4-5 tahun
“https://jurnal.untan.ac.id/index.php/jpdpb/article/download/15426/13597”
strategi atau pendekatan pembelajaran yang peneliti lakukan sendiri pada kegiatan
pembelajaran di kelas.
Subjek dari penelitian ini adalah murid kelas XII B yang aktif dan terdaftar
pada semester genap tahun ajaran 2023/2024. Memilih murid kelas XII B dengan
jumlah 25 orang murid (25 orang perempuan) sebagai objek penelitian karena (a)
adanya variasi murid, dilihat dari status sosial, pendidikandan pekerjaan orang tua,
(b) tingkat pengembangan kognitif murid kelas XII B sudah dapat belajar secara
berkelompok dan mampu memecahkan masalah, (c) masih ditemukan murid
dengan jumlah 28% yang kurang memahami pembelajaran SKI.
Adapun dilakukannya penelitian ini untuk mengkaji permasalahan yang
menyangkut prilaku seorang atau kelompok tertentu di suatu perlakuan dan
mengkaji sampai sejauh mana dampak perlakuan itu dan menghilangkan
aspekaspek negatif dari perilaku yang sedang diteliti. Soedarsono3 menjelaskan
penelitian tindakan kelas merupakan “suatu proses dimana dosen dan mahasiswa
menginginkan terjadinya perbaikan,meningkatkan dan perubahan pembelajaran
dapat tercapai secara optimal”. Penelitian tindakan kelas ini mengacu pada
tahapan model Kemmis dan Mc.Taggart yang terdiri dari 4 komponen yaitu : (1)
Perencanaan (2) Pelaksanaan Tindakan (3) Observasi dan (4) Refleksi. Keempat
komponen tersebut dipandang sebagai satu siklus secara garis besar. Penelitian
tindakan kelas ini akan dilaksanakan dalam dua siklus. Siklus pertama dilakukan
evaluasi untuk mengetahui tingkat kemampuan siswa dalam pembelajaran SKI.
Apa yang dilakukan pada siklus kedua sampai hasil yang diinginkan sudah
tercapai. Adapun pelaksanaan rencana penelitian, yaitu : (1) perencanaan, (2)
pelaksanaan tindakan, (3) observasi, dan (4) refleksi.
Analisis data dalam penelitian ini dilakukan adalah analisis data kualitatif.
Dimana data yang berupa informasi berbentuk kalimat yang memberi gambaran
tentang ekspresi siswa tentang tingkat hasil belajar terhadap suatu mata pelajaran.
Analisis data dilakukan dengan membandingkan hasil tes, observasi dan
dokumentasi dan dengan indikator-indikator pada tahap refleksi dari siklus

3
Soedarsono (2001:3) “https://www.slideshare.net/revinasriutami/jhptump-
arostyasril8123babiii”
penelitian. Dikatakan data yang baik adalah data yang diambil dari sumber yang
tepat dan akurat, untuk penelitian ini sumber data yang diambil yakni : guru
pamong dan murid kelas XII B. Data yang terkumpul dianalisis melalui data
kualitatif yang dikembangkan oleh Bungin4 yang terdiri dari tiga tahap kegiatan
yang dilakukan secara berurutan, yaitu: mereduksi data, menyajikan data, menarik
kesimpulan. Reduksi data yang sudah dikumpulkan diproses, diseleksi difokuskan
dan di sederhanakan sejak diperolehnya data awl sampai penyusunan laporan.
Penyajian data ini dilakukan dengan mengorganisasikan data hasil reduksi dalam
bentuk naratif yang memungkinkan untuk penarikankesimpulan dan pengambilan
tindakan sajian data ditafsirkan dengan evaluasi. Membuat kesimpulan yang
dimaksudkan untuk memberikan kesimpulan terhadap hasil penafsiran dalam
evaluasi. Apabila belum dirasakan pencapaian kesimpulan yang kuat perlu
verifikasi data peneliti untuk kembali ke lapangan dalam menyimpulkan data.
Untuk mengetahui proses dan hasil belajar siswa, maka data kemampuan
siswa dalam melakukan demonstrasi sesuai dengan indikator keberhasilan pada
penelitian ini. Deskripsi data yang didapat selama penelitian dikelas XI C MA
Plus Sunan Kalijogo adalah sebagai berikut.

Tabel 1. Kondisi motivasi belajar SKI siswa kelas XII B

Kriteria Jumlah siswa

minat siswa Pra siklus Siklus 1 Siklus 2

Tinggi 5 5 6

Sedang 13 15 17

Rendah 7 5 2

4
bungin “Metodologi penelitian kualitatif” ,(Jakarta: pt raja grafindo., 2007)
Tabel 2. Nilai latihan soal SKI siswa kelas XII B

Pra siklus Siklus 1 Siklus 2

Rata-rata 73,9 75,6 79,1

Tabel 3. Absensi SKI siswa kelas XI C

Pra siklus Siklus 1 Siklus 2

Masuk 23 25 20

Sakit 2 0 0

Izin 0 0 5

Tanpa
0 0 0
keterangan

Jumlah keseluruhan siswa kelas XII B adalah 25 siswa


(semua perempuan). Dari hasil wawancara langsung kepada siswa sebelum
penggunaan metode demonstrasi (pra siklus), terkumpul data pada tabel 1.
Dapat dilihat pada data tersebut, rata-rata siswa memiliki motivasi belajar
yang masih sedang. Bahkan siswa yang motivasi belajarnya rendah terbilang
cukup banyak. Ditambah, hasil observasi pembelajaran SKI dikelas XII B
terdapat masalah yaitu siswa tidak fokus saat pembelajaran berlangsung
dikarenakan metode konfensional atau ceramah yang digunakan terus menerus
secara monoton. Sedangkan yang lainnya merasa kurang fokus. terlihat juga
bahwa masih terdapat beberapa siswa yang kurang aktif ketika pembelajaran
SKI, siswa hanya mendengarkan penjelasan guru saja, siswa terlihat ramai dan
berbicara dengan temannya ketika pelajaran berlangsung. Hal ini juga menjadi
indikasi bahwa minat belajar SKI siswa perlu ditingkatkan.

Pada siklus 1, minat belajar siswa mulai terlihat dengan menggunakan


metode demonstrasi. Dari masalah yang dialami oleh siswa, maka pada siklus
I melalui pemanfaatan metode demonstrasi diharapkan dapat meningkatkan
minat belajar siswa dalam mata pelajaran SKI. Saat pembelajaran siklus 1,
penerapan metode demonstrasi adalah menggunakan media power point.
Materi SKI pada siklus 1 adalah perkembangan islam di daerah asia Tenggara
yang membahas tentang teori-teori masuknya islam di asia Tenggara,jalur
masuknya islam di asia Tenggara dan juga tahap masuknya islam di asia
tenggara. Sebelum masuk materi Guru memotivasi siswa serta menjelaskan
tujuan pembelajran. Guru menjelaskan materi menggunakan media power
point dengan tetap memperhatikan keadaan siswa, Guru juga mengajak siswa
berinteraksi selama pembelajaran berlangsung. Setelah selesai menjelaskan
materi Guru membuka sesi tanya jawab agar siswa bisa lebih aktif dan
menambah pemahaman terkait materi yang telah disampaikan. Guru juga
memberikan beberapa soal sebagai salah satu evaluasi apakah siswa paham
atau tidak terhadap materi.

Dari data minat belajar siswa pada tabel 1, setelah menggunakan metode
demonstrasi menunjukkan adanya peningkatan minat belajar 2 siswa yang
awalnya minatnya rendah menjadi sedang. walaupun penimgkatan ini
terbilang sedikit. Rata-rata nilai siswa yang ditunjukkan pada tabel 2 juga
terindikasi meningkat, dari yang awalnya 73,9 setelah siklus 1 menjadi 75,6.
Dapat dilihat juga tabel 3, pada siklus 1 semua siswa mengikuti jam
pembelajaran, tidak ada yang absen. Walaupun minat belajar siswa telah
meningkat, selama proses pembelajaran pada siklus 1 pada beberapa waktu,
masih banyak siswa yang tidak memperhatikan penjelasan Guru dan berbicara
dengan sebangkunya. Hal ini menujukaan siswa terkadang masih merasa
bosan saat pembelajran berlangsung. Karena itu motivasi belajar siswa harus
berusaha ditingkatkan agar siswa semangat mengikuti pembelajaran SKI.
Berdasarkan hasil dan permasalahan yang diperoleh pada siklus 1, penelti
melakukan pengembangan dalam penerapan metode demonstrasi untuk siklus
2. Yaitu menggunakan media video pembelajaran dan memberikan apresiasi
beserta hadiah untuk siswa yang berhasil menjawab pertanyaan. Ada hal-hal
yang perlu diperhatikan dalam tindakan siklus II dari refleksi siklus I, yaitu a)
Meningkatkan motivasi belajar siswa agar minat belajar siswa juga meningkat,
b) Meningkatkan interaksi siswa saat pembelajaran berlangsung, c)
meningkatkan percaya diri siswa dalam berbicara didepan kelas dan saat
menjawab pertanyaan.

Pada siklus II materi yang disampaikan adalah perkembangan islam di asia


afrika. Tindakan yang dilakukan pada siklus 2 tidak jauh berbeda dengan
siklus 1. Pada skilus 2, Sebelum masuk materi Guru memotivasi siswa serta
menjelaskan tujuan pembelajaran. Guru menjelaskan materi menggunakan
media video pembelajaran dengan tetap memperhatikan keadaan siswa, Guru
juga mengajak siswa berinteraksi selama pembelajaran berlangsung. Setelah
selesai menjelaskan materi Guru memberi pertanyaan agar siswa bisa lebih
aktif dan menambah pemahaman terkait materi yang telah disampaikan. Siswa
yang ingin menjawab harus maju kedepan kelas lalu menjawab pertanyaan.
Siswa yang berhasil menjawab pertanyaan dengan benar akan mendapat
apresiasi dan hadiah. Bisa dilihat pada tabel 1,2 dan 3. Pembelajara pada
siklus 2 dengan metode demonstrasi menggunakan video pembelajaran
berhasil meningkatkan minat belajar siswa. pada siklus 2 siswa yang motivasi
belajarnya tinggi menjadi 6 siswa dari yang siklus 1 sebelumnya hanya 5
siswa. jumlah siswa yang minat belajarnya sedang juga meningkat, pada siklus
1 berjumlah 15 siswa menjadi 17 siswa saat siklus 2. Sedangkan siswa yang
minat belajarnya rendah hanya tersisa 2 siswa dari yang sebelumnya 5 siswa.
Nilai rata-rata siswa yang pada siklus 1 adalah 75,6 disiklus 2 pun meningkat
menjadi 79,1. Sedangkan daftar hadir siswa juga mengindikasikan stabil.
Hanya 5 siswa yang tidak hadir dikarenakan izin.

PEMBAHASAN
1. Metode demonstrasi
Merupakan suatu metode mengajar dengan cara memperagakan barang,
kejadian, aturan dan urutan melakukan kegiatan, baik secara langsung maupun
melalui penggunaan media pembelajaran yang relevan dengan pokok bahasan atau
materi yang sedang di sajikan.
2. Meningkatkan motivasi belajar
Motivasi belajar artinya dorongan dari diri siswa untuk mencapai tujuan
belajar. Seperti halnya pemahaman materi atau pengembangan belajar. Dengan
adanya motivasi, siswa akan senantiasa semangat untuk terus belajar tanpa ada
paksaan dari pihak manapun. Dan bagi seorang guru tujuan dari motivasi adalah
untuk menggerakkan atau memacu para siswanya agar timbul keinginan dan
kemauannya untuk meningkatkan prestasi belajarnya sehingga tercapai tujuan
Pendidikan sesuai dengan yang di harapkan dan di tetapkan dalam kurikulum
sekolah. didalam sekolah tempat penelitian ini di laksanakan salah satu dari
beberapa kendala yang di alami oleh siswa adalah kurangnya motivasi dari
seorang guru Ketika proses kegiatan belajar mengajar di laksanakan. Maka untuk
mengatasi kendala tersebut si penulis berusaha membantu menyelesaikan masalah
yang di alami oleh siswa dengan menerapkan salah satu metode pembelajaran dari
sekian banyak metode pembelajaran yang ada. Dan menurut si penulis metode
yang paling pas dengan konteks mata Pelajaran yang di ampu adalah metode
demonstrasi.
3. Mata Pelajaran SKI
Merupakan salah satu mata Pelajaran yang di ajarkan di Tingkat madrasah
ibtidaiyah (MI), Madrasah Tsanawiyah (MTS) dan Madrasah Aliyah (MA).
Sesuai dengan Namanya, SKI membahas tentang Sejarah dari kebudayaan islam
itu sendiri. Mata Pelajaran SKI bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan
membangun kesadaran peserta didik tentang pentingnya mempelajari landasan
ajaran,nilai-nilai dan norma norma islam yang telah di bangun oleh rosulullah
dalam rangka mengembangkan kebudayaan dan peradaban islam.
Kegiatan-kegiatan yang termasuk dalam pendahuluan adalah yang
menyampaikan tujuan pembelajaran, memotivasi siswa dan mengaitkan kembali
tentang pengetahuan prasyarat. Penyampaian tujuan pembelajaran kepada siswa
bertujuan agar siswa mengetahui arah kegiatan embelajaran sehingga
memungkunkan tercapainya hasil belajar yang optimal.pemberrian motivasi
kepada siswa dapat menarik perhatian mereka pada materi pembelajaran,
sekaligus menjadikan siswa lebih bergairah dan lebih siap dalam mengikuti
kegiatan pembelajaran. Hal ini sesuai dengan pendapat Hujodo 5, bahwa siswa
yang diberi motivasi akan lebih siap belajar daripada siswa yang tidak diberi
motivasi.
Untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan, pemahaman
siswa pada materi prasyarat sangat dibutuhkan sebagaimana yang diungkapkan
oleh Hujodo6 (1998), bahwa informasi baru harus dikaitkan dengan informasi
sebelumnya sehingga menyatu dalam skema yang dimiliki siswa. Jadi dengan
mengecek keterkaitan antara pengetahuan dengan prasyarat yang dimiliki siswa
dengan materi yang dipelajari dapat membentuk pemahaman awal siswa terhadap
materi tersebut.
Berdasarkan hasil penelitian, kekurangan-kekurangan dalam proses
pembelajaran pada siklus I, yang telah diuraikan diatas, menyebabkan kurang
maksimalnya hasil belajar. Dari hasil tes pada siklus ini, nilai tertinggi mencapai
90 dan yang mencapai nilai tersebut hanya 5 orang, sedangkan nilai terendahnya
60 oleh 10 orang siswa. Jadi pada siklus ini ada 10 orang siswa yang nilainya
tidak memenuhi standar ketuntasan yaitu 60. Siswa yang belum tuntas diakibatkan
aktifitas belajar siswa kurang aktif, seperti memperhatikan tujuan pembelajaran
yang disampaikan guru, tidak memperhatikan demonstrasi yang di sampaikan
guru, sebagaian siswa tidak serius dan mengantuk dalam mengikuti proses
demonstrasi. Selain disebabkan oleh aktivitas siswa yang belum efektif,
rendahnya hasil belajar dapat pula disebabkan oleh aktivitas guru. Seperti aktivitas
guru pada siklus I masih ada beberapa hal yang perlu ditingkatkan, merumuskan
tujuan pembelajaran, melakukan contoh demonstrasi, membimbing siswa, dan
memberi semangat pada siswa untuk mempresentasikan hasil demonstrasi.
Selain beberapa hal diatas yang menyebabkan siswa tidak tuntas dapat
juga dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak masuk kriteria penilaian ini, seperti
dikemukakan oleh Hakim 7, beberapa hal mempengaruhi keberhasilan belajar
yaitu : faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan belajar itu dapat dibagi

5
Hujodo (1998) “https://jurnalp4i.com/index.php/paedagogy/article/view/336”
6
Hujodo (1998) “https://jurnalp4i.com/index.php/paedagogy/article/view/336”
7
Hakim, Thursan. (2005). Belajar Secara Efektif. Jakara : Puspa Swara.
menjadi dua bagian besar yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal
merupakan faktor yang berasal dari dalam diri individu itu sendiri yang terdiri dari
faktor biologis dan faktor fisiologis. Sedangkan faktor eksternal merupakan faktor
yang bersumber dari luar individu itu sendiri yang terdiri dari faktor lingkungan
sekolah, Lingkungan masyarakat dan faktor waktu.
Melihat hasil siklus I, yang kurang sesuai dengan hasil yang diharapkan,
maka perlu diadakan perbaikan dalam pelaksanaan pembelajaran pada siklus II.
Oleh karena itu, dilakukan refleksi tindakan yang kemudian menjadi
pertimbangan dalam.pelaksanaan siklus II.
Siklus II guru lebih meningkatkan kinerjanya, memperbaiki kekurangan
pada siklus I, sehingga pada siklus ini siswa semakin siap menerima pelajaran,
semakin memperhatikan informasi yang disampaikan sehingga intensitas
menjawab pertanyaan guru sudah lebih aktif.
Adanya peningkatan kinerja guru dan aktivitas siswa pada siklus ini
berpengaruh langsung pada hasil belajar siswa. Dimana motivasi tertinggi
mencapai 6 orang siswa dan minat terendah 2 orang siswa. Meskipun ke-2 siswa
tersebut memiliki motivasi terendah akan tetapi sudah memenuhi standar
ketuntasan yang ditetapkan sehingga pada siklus II ini hampir semua siswa
dinyatakan tuntas.
Semua aspek kegiatan guru dan aktivitas siswa pada siklus II dinilai baik
bahkan ada yang dinilai sangat baik, hal ini berpengaruh pada hasil belajar yang
dicapai oleh siswa pada siklus ini. Peningkatan hasil belajar pada siklus II dapat
terjadi karena siswa sudah sepenuhnya memperhatikan tujuan dari materi yang
disampaikan sehingga antusias siswa dapat dilihat dengan jelas pada saat
penelitian. Selain itu juga, peningkatan hasil terjadi karena siswa sudah
sepenuhnya memperhatikan demonstrasi yang dilakukan guru. Hal ini
menunjukkan bahwa terdapat peningkatan hasil belajar siswa dari siklus I sampai
siklus II, sehingga membuktikan penerapan metode demonstrasi dengan
menggunakan materi ajar dapat meningkatkan motivasi belajar siswa kelas XII B
MA Plus Sunan Kalijogo Pogalan Treenggalek.
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian, maka dapat disimpulkan sebagai berikut :
1. Hasil belajar pada pra siklus di peroleh presentase motivasi belajar siswa
73,9%. Pada siklus I, diperoleh presentase motivasi belajar siwa 75,6%.
dan Hasil belajar pada siklus II mengalami peningkatan dengan presentase
motivasi belajar siswa 79,1%.
2. Penerapan pembelajaran metode Demonstrasi dapat meningkatkan hasil
belajar siswa kelas XII B MA Plus Sunan Kalijogo Pogalan Trenggalek.
Saran
1. Dalam memilih metode pembelajaran yang akan diterapkan, guru
hendaknya menggunakan metode pembelajaran yang dapat merangsang
perkembangan berfikir siswa sehingga pembelajaran hafalan/ceramah
yang membosankan tidak akan terjadi.
2. Menerapkan metode demonstrasi harus disesuaikan dengan materi yang
akan diajarkan.
DAFTAR PUSTAKA
A Arsyad, (2002:21). Media pembelajaran, edisi 1.( Jakarta: PT. Raja Grafindo
Persada 36

Maryunis (2003:113), peningkatan kemampuan sains pemulaan melalui metode


pengamatan pada anak usia 4-5 tahun, 8 maret 2024 dari
“https://jurnal.untan.ac.id/index.php/jpdpb/article/download/15426/13597”
Soedarsono (2001:3), traccer study fkip biologi, 8 maret 2024 dari
“https://www.slideshare.net/revinasriutami/jhptump-arostyasril8123babiii”

Bungin, Metodologi penelitian kualitatif ,(Jakarta: pt raja grafindo., 2007)


hujodo (1998), upaya meningkatkan motivasi dan hasil belajar matematika
melalui penerapan tutor sebaya dengan strategi pembelajaran model
arisan, 8 maret dari
https://jurnalp4i.com/index.php/paedagogy/article/view/336
Hakim, Thursan. (2005). Belajar Secara Efektif. Jakara : Puspa Swara.

Anda mungkin juga menyukai