ABSTRAK.
Penelitian ini dilaksanakan di UPT SD Negeri No.035935 Pancuran, jenis penelitian ini adalah
penelitian tindakan kelas dengan menggunakan metode demonstrasi, dalam pembelajaran yang
bertujuan untuk mengetahui sejauh mana penggunaan metode demantrasi dapat meningkatkan
hasil belajar siswa pada materi gaya magnet di kelas V UPT SD Negeri No.035935 Pancuran Subjek
penelitian ini adalah siswa kelas V UPT SD Negeri No.035935 Pancuran dengan jumlah siswa 19
orang terdiri dari 8 siswa laki-laki dan 11 siswa perempuan. Dari Penelitian yang dilaksanakan
diperoleh peningkatan hasil belajar setelah dilakukan tindakan. Hasil penelitian pada saat tes
awal, rata-rata kelas yang diperoleh siswa sebanyak 31,31 dari 19 siswa, dimana 7 siswa (36,85%)
memperoleh ketuntasan dan 12 siswa (63,15%) yang belum tuntas. Pada siklus I rata-rata kelas
siswa meningkat menjadi 63,15 dimana 9 siswa (47,37%) memperoleh ketuntasan, 10 siswa
(52,63%) yang belum tuntas dan nilai observasi aktivitas siswa 66,67% kategori penilaian cukup
secara klasikal. Pada siklus Il rata-rata kelas siswa meningkat 75,26 dimana 17 siswa (89,47%)
memperoleh ketuntasan dan 2 siswa (10,53%) yang belum tuntas dan nilai observasi aktivitas
siswa 88,89% kategori penilaian baik secara klasikal. Dari peningkatan ketuntasan secara klasikal
yang diperoleh siswa dapat disimpulkan bahwa penggunaan metode demonstrasi dapat
meningkatkan hasil belajar siswa pada materi Gaya Magnet di kelas V UPT SD Negeri No.035935
Pancuran Kecamatan Sidikalang
Kata Kunci:
ABSTRACT.
This study was conducted at UPT SD Negeri No.035935 Pancuran, and the type of research was a
classroom action research using the demonstration method, in learning aimed at determining the
extent to which the use of the demonstration method can improve student learning outcomes on
the subject of magnetic force in grade V of UPT SD Negeri No.035935 Pancuran. The subjects of
this study were 19 fifth-grade students of UPT SD Negeri No.035935 Pancuran, consisting of 8
male students and 11 female students. From the conducted research, an improvement in learning
outcomes was obtained after the action was taken. The results of the initial test showed that the
class average obtained by the students was 31.31 out of 19 students, with 7 students (36.85%)
achieving mastery and 12 students (63.15%) not yet achieving mastery. In cycle I, the class
average increased to 63.15, where 9 students (47.37%) achieved mastery, 10 students (52.63%)
had not yet achieved mastery, and the observation score of student activities was 66.67% in the
sufficient category based on the classical assessment. In cycle II, the class average increased to
75.26, where 17 students (89.47%) achieved mastery and 2 students (10.53%) had not yet
achieved mastery, and the observation score of student activities was 88.89% in the good
category based on the classical assessment. From the classical mastery improvement obtained by
the students, it can be concluded that the use of the demonstration method can improve student
learning outcomes on the subject of Magnetic Force in grade V of UPT SD Negeri No.035935
Pancuran, Sidikalang District.
Keywords:
Learning Outcomes, Demonstration Method, Classroom Action Research
PENDAHULUAN
Pendidikan merupakan media yang sangat berpen untuk menciptakan masa yang
berkualitas dan berpotensi dalam arti yang seluas-luasnya, melalui pendidikan akan terjadi
proses pendewasaan diri sehingga di dalam proses pengambilan keptusan terhadap suatu
masalah yang dihadapi selalu disertai dengan rasa tanggung jawab yang besar
Mengingat peran pendidikan tersebut maka seyogianya aspek ini menjadi perhatian
pemerintah dalam rangka peningkatan sumber daya manusia Indonesia yang berkualitas
Sumber daya manusia merupakan salah satu faktor penting dalam keberhasilan pembangunan
di segala bidang Hingga kini pendidikan masih diyakini sebagai wadah dalam pembentukan
sumber daya manusia yang diinginkan Melihat begitu pentingnya pendidikan dalam
pembentukan sumber daya manusia, maka peningkatan mutu merupakan hal yang wajib
dilakukan secara berkesinambungan guna menjawab perubahan aman. Masalah peningkatan
muti pendidikan sangat berhubungan dengan masalah proses pembelajaran.Dimasa sekarang
banyak orang yang mengukur keberhasilan pendididikan hanya dilihat dari segi hasil
Pembelajaran yang baik adalah bersifat menyeluruh dalam melaksanakannya dan mencakup
berbagai aspek back aspek kognitif, afektif, maupun psikomotorik sehingga dalam
pengukurun tingkat keberhasilannya selain dilihat dari segi kuantitas juga dari kualitas yang
telah dilakukan sekolah-sekolah. Mengacu dari pendapat tersebut, maka pembelajaran yang
aktif ditandai adanya rangkaian kegiatan terencana yang melibatkan siswa secara langsung
baik fisik.mental, maupun emosi. Hal semacam ini sering di abaikan oleh guru karena guru
lebih mementingkan pada pencapaian tujuan dan target kurikulum. Salah satu upaya guru
dalam menciptakan suasana kelas yang aktif, efektif, dan menyenangkan dalam pembelajaran
yakni dengan menggunakan metode demonstrasi. Hal ini dapat membantu guru dalam
menggerakkan, menjelaskan gambaran ide dari suatu materi.
Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) sebagai salah satu mata pelajaran di sekolah yang dinilai
cukup memegang peranan penting dalam membentuk siswa menjadi berkualitas dan Ilmu
Pengetahuan Alam di sekolah dasar adalah program untuk menanamkan dan
mengembangkan pengetahuan keterampilan sikap dan nilai ilmiah pada siswa. Tujuan IPA
secara umum membantu agar siswa memahami konsep-konsep IPA dan keterkaitannya
dengan kehidupan sehari-hari, karena itu perlu adanya peningkatan mutu pendidikan IPA.
Salah satu hal harus diperhatikan adalah peningkatan hasil belajar Ilmu Pendidikan Alam
siswa di sekolah. Untuk meningkatkan mutu pendidikan tersebut, tentu banyak tantangan
yang harus dihadapi. Masih banyak orang berangggapan bahwa IPA merupakan pelajaran
yang sulit serta kurang menarik minat baik dikalangan siswa maupun guru. (Joyonegoro
Dedikasi vol.02 tahun 1993).
Permasalahan yang dihadapi siswa di UPT SD Negeri No.035935 Pancuran adalah hasil
belajar IPA yang belum tuntas yakni belum mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM)
yang telah ditentukan. Salah satu faktornya adalah guru lebih banyak berceramah sehingga
siswa menjadi cepat bosan dan menyebabkan hasil belajar IPA rendah. Guru belum
menghayati hakekat IPA karena pembelajaran di sekolah hanya menekankan produk saja. Hal
ini ditambah pendapat siswa bahwa pelajaran IPA dianggap sulit sehingga tidak menarik
untuk dipelajari dan berdampak pada rendahnya hasil belajar yang diperoleh siswa.
Dalam proses pembelajaran IPA diperlukan kemampuan guru dalam mengelola proses
belajar dan mengajar sehingga keterlibatan siswa dapat optimal,yang pada akhirnya
berdampak pada perolehan hasil belajar siswa. Hal tersebut sangat penting karena dalam
kehidupan sehari-hari. siswa tidak terlepas dengan dunia IPA yang dekat dengan aktivitas
kehidupan mereka. Salah satu penelitian memperlihatkan bahwa dalam proses belajar dan
mengajar, guru berperan dominan dan informasi hanya berjalan satu arah dari guru ke siswa
sehingga siswa sangat pasif. Untuk itu dalam pembelajaran diperlukan metode yang sesuai
dengan tingkat perkembangan siswa. Salah satu metode yang ingin peneliti lakukan adalah
penerapan metode demontras yang menara peneliti mampu meningkatkan hasil belajar IPA.
Dengan metode ini diharapkan dapat menumbuhkan berbagai kegiatan belajar siswa sehingga
tercipta interaksi edukatif Dalam interaksi ini guru berperan sebagai penggerak atau
pembimbing sedangkan siswa berperan sebagai penerima atau yang dibimbing. Proses
interaksi ini akan berjalan dengan baik apabila sisan banyak aktif dibandingkan guru. Dengan
penerapan metode demonstrasi maka proses pembelajaran menjadi menyenangkan bagi siswa
dan meningkatkan kualitas pembelajaran IPA di pendidikan dasar. Selain itu juga dapat
memperbaiki penerapan pemahaman serta menciptkan suasana belajar kondusif. Dalam
penelitian ini penulis tertarik untuk meneliti penggunaan metode demonstrasi sebagai salah
satu alternatif dalam pembelajaran IPA yang membawa siswa belajar dalam suasana yang
lebih nyaman dan menyenangkan sehingga mengoptimalkan pencapaian tujuan pembelajaran
yaitu hasil belajar siswa meningkat.
Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas dengan menggunakan metode
demonstrasi. Dimana penelitian ini memaparkan upaya meningkatkan hasil belajar siswa
pada materi gaya magnet di kelas V di UPT SD Negeri No.035935 Pancuran Kecamatan
Sidikalang.
Penelitian ini dilaksanakan pada UPT SD Negeri No.035935 Pancuran di kelas V semester
ganjil Tahun Ajaran 2017/2018. Waktu penelitian dilakukan pada bulan November sampai
dengan bulan Desember tahun 2017.
Subjek Penelitian ini adalah siswa kelas V di UPT SD Negeri No.035935 Pancuran Tahun
ajaran 2017/2018 yang berjumlah 19 orang, yang terdiri dari 11 orang siswa perempuan dan 8
orang siswa laki-laki. Dengan objek penelitian, meningkatkan hasil belajar IPA dengan
penerapan metode demonstrasi.
Adapun rancangan penelitian tindakan kelas ini dilakukan dalam dua tahapan
1) Tahap Perencanaan
Kegiatan yang dilakukan dalam tahap perencanaan adalah merencanakan tindakan yaitu
penyusunan skenario pembelajaran. Kegiatan yang dilakukan dalam tahap perencanaan
adalah sebagai berikut:
(a) Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dengan pelajaran gaya magnet.
(b) Membuat lembar kerja siswa (LKS)
(c) Membuat lembar penilaian hasil belajar
(d) Membuat instrument lembar observasi
(e) Merancang pembagian kelompok dibagi menjadi 3 kelompok
(f) Menyiapkan alat dan bahan pembelajaran dengan menggunakan metode demonstrasi.
3)Tahap observasi
dalam Sebelum perencanaan tindakan siklus I dilakukan terlebih dahulu diberikan pre test
yang bertujuan untuk mengetahui kemampuan awal siswa dan untuk mengetahui gambaran-
gambaran yang dialami siswa menyelesaikan soal-soal pada materi gaya magnet. Dari tes
awal yang dilakukan diperoleh tingkat ketuntasan yang dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
kesulitan
1 Perencanaan
(a) Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dengan pelajarun gaya magnet.
(b) Membuat lembar kerja siswa (LKS)
(c) Membuata penilaian hasil belajar
(d) Membuat lembar observasi
(e) Merancang pembagaian kelompok dibagi mejadi 4 kelompok
(f) Menyiapkan alat dan bahan pembelajaran dengan mengenakan mode demonstrasi.
2.Pelaksanaan
3. Pengamatan
Pada tahap ini, peneliti meminta bantuan kepada Ibu ROSMERY,S.Pd (guru kelas) untuk
mengamati peneliti selama proses belajar mengajar dengan metode demonstrasi. berlangsung
66,67% aktivitas siswa sudah belajar dengan baik sesuai dengan yang
d. Refleksi
Berdasarkan hasil pelaksanaan dan observasi yang dilakukan pada siklus 1 maka peneliti
melakukan refleksi terhadap seluruh kegiatan pada siklus 1 yang hasilnya:
a. Pada siklus I tingkat persentase ketuntasan klasikal siswa masih dianggap rendah sehingga
perlu dilakukan perbaikan dengan melaksanakan siklus 11
b. Pada siklus I peneliti belum mencapai indikator yang diinginkan dalam PBM.
Pelaksanaan tindakan pada siklus II hampir sama dengan pelaksanaan pada siklus I, hanya
saja ada beberapa yang ditambah dalam kegiatan ini seperti setelah peneliti mengajak satu
kelompok untuk mendemonstrasikan kembali di depan kelas tentang gaya magnet. Peneliti
juga meminta dari perwakilan kelompok lain untuk mengomentari kelompok yang di depan.
Diakhiri pertemuan siklus II
Berdasarkan hasil nilai diatas terbukti bahwa metode demonstrasi dapat meningkatkan
hasil belajar siswa. Dengan demikian, pembelajaran IPA dengan menggunakan metode
demonstasi di kelas dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas V UPT SDN No.035935
Pancuran Kecamatan Sidikalang.
KESIMPULAN
Berdasarkan dari pembahasan hasil penelitian maka dapat ditarik beberapa kesimpulan yaitu:
Pada tes awal sebelum diberikan tindakan terlihat bahwa nilai rata-rata kelas 51,31 dan
jumlah persentase ketuntasan klasikal hanya mencapai 36,85% Pada tindakan siklus I dengan
penerapan metode demonstrasi diperoleh nilai rata-rata kelas 63,15. Persentase ketuntasan
klasikal 47,37% dan nilai observasi aktifitas siswa 66.67% Hal ini menunjukkan adanya
peningkatan dari tes awal baik dari segi rata-rata kelas maupun ketuntasan belajar.Pada
tindakan siklus II dengan penerapan metode demonstrasi diperoleh nilai rata-rata kelas
semakin meningkat yaitu 75,26, jumlah persentase ketuntasan klasikal juga semakin
meningkat hingga mencapai 89,47% dan nilai observasi aktivitassiswa meningkat sehingga
88,89%
DAFTAR PUSTAKA
Dimyati, dan Mujiono, 2009. Belajar dan Pembelajaran Jakarta: Rineka Cipta
Sudjana. 2001. Metode dan Teknik Pembelajaran Parsisipatif, Bandung : Falahi Production
Sudjana Nana. 2009, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, Bandung
Remaja Rosdakarya