ABSTRAK
Penelitianini dilatarbelakangi oleh adanya hasil belajar siswa pada mata pelajaran Ilmu
Pengetahuan Alam Materi Gaya yang masih rendah, yang berada dibawah KKM. Tujuan dari
penelitian ini adalahmeningkatkan hasil belajar IPA materi gaya melalui metode demonstrasi
pada siswa kelas IV. Dalam penelitian tindakan kelas ini digunakan model Spiral Kemmis dan
Mc Taggart dalam Kasbollah (2014) dengan prosedur penelitian yang terdiri atas
perencanaan, tindakan, observasi/evaluasi, refleksi yang bersifat daur ulang atau
siklus.Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah lembar kerja kelompok dan
lembar tes tertulis. Teknik analisis data menggunakan data KKM. Hasil pretest rata-rata nilai
siswa 40%, pada siklus I rata-rata nilai siswa 56,7% pada siklus II hasil belajar siswa pada
pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam menunjukkan persentasi sebesar 86,7%. Dari ketiga
hasil siklus tersebut diperoleh peningkatan sebesar 20%. Dapat disimpulkan bahwa hasil
belajar siswa pada pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam melalui metode demonstrasi
mengalami peningkatan yang sangat signifikan pada setiap siklusnya. Untuk melatih siswa
bekerjasama, terbiasa dalam menyampaikan ide dan gagasan, serta meningkatkan hasil belajar
maka metode pembelajaran yang tepat adalah demonstrasi.
PENDAHULUAN
Pendidikan adalah proses memproduksi sistem nilai dan budaya kearah yang lebih
baik, antara lain dalam pembentukan kepribadian, keterampilan dan perkembangan
intelektual siswa. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan
susana belajar dan proses pembelajaran agar siswa secara aktif mengembangkan potensi
dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian,
kecerdasan, akhlak mulia, serta ketrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat,
bangsa dan negara menurut UU Sisdiknas No. 20 tahun 2003 (Samrin, 2016)
IPA merupakan salah satu mata pelajaran pokok dalam kurikulum pendidikan di
Indonesia, termasuk pada jenjang sekolah Dasar. Mata Pelajaran IPA merupakan mata
pelajaran yang selama ini di anggap sulit oleh sebagian besar peserta didik, mulai dari
jenjang sekolah dasar sampai sekolah menengah. Salah satu masalah yang dihadapi
dunia pendidikan saat ini adalah masalah lemahnya pelaksanaan proses pembelajaran
yang diterapkan para guru di sekolah. Kondisi ini juga menimpa pada pembelajaran
IPA, yang memperlihatkan bahwa selama ini proses pembelajaran sains disekolah dasar
masih banyak yang dilaksanakan secara konvensional.
Salah satu masalah yang dihadapi siswa dalam belajar IPA di Sekolah Dasar
adalah berkaitan dengan hasil belajar yang kurang memuaskan. Hasil belajar yang
kurang memuaskan mengindikasikan bahwa dalam proses pembelajaran guru yang
bersangkutan kurang memperhatikan metode pembelajaran yang digunakan serta
metode pembelajaran yang digunakan cenderung bersifat konvensional, sehingga siswa
mengalami kesulitan dalam memahami materi pelajaran.Hasil belajar ialah hasil yang
dicapai dalam bentuk angka-angka atau skor setelah diberikan tes hasil belajar pada
setiap akhir pembelajaran.Nilai yang diperoleh siswa menjadi acuan untuk melihat
penguasaan siswa dalam menerima materi pelajaran (Hamalik, 2008).
Hasil observasi tahun ajaran 2022/2023 menunjukkan bahwa hasil belajarmata
pelajaran IPA sangat rendah. Berdasarkan ketuntasan belajar hanya 40 % saja siswa
yang dapat mencapai nilai KKM >75. Rendahnya hasil belajar siswa tersebut diduga
kuat akibat proses pembelajaran, guru masih terfokus pada penguasaan materi. Guru
terlalu dominan dalam proses pembelajaran hanya menggunakan metode tanya jawab,
metode ceramah tanpa memadukan metode-metode lainnya, sehingga pembelajaran
belum menarik perhatian siswa dan kurang melibatkan anak berpartisipasi aktif dalam
belajar.
Salah satu yang mempengaruhi dalam proses belajar mengajar adalah guru, yang
merupakan faktor eksternal sebagai penunjang pencapaian hasil belajar yang optimal.
Dalam hal ini yang dimaksud adalah metode pembelajaran yang diterapkan oleh guru
dalam proses belajar mengajar. Perlu diketahui bahwa baik atau tidaknya suatu
pemilihan metode pembelajaran akan tergantung pada tujuan pembelajarannya,
kesesuain dengan materi pelajaran, tingkat perkembangan peserta didik (siswa),
kemampuan guru dalam mengelola pelajaran serta mengoptimalkan sumber-sumber
belajar yang ada, salah satunya metode demonstrasi. Metode demonstrasi merupakan
metode pembelajaran dengan cara memperagakan media pembelajaran baik berupa
material maupun substansial (Syah, 2014). Metode ini menjadi penting karena terdapat
aspek visualisasi sehingga memudahkan peserta didik untuk tetap fokus pada proses
pembelajaran. Dalam pembelajaran menggunakan metode demonstrasi dilakukan
pertunjukan sesuatu proses, berkenaan dengan materi pembelajaran. Dalam strategi
pembelajaran, demonstrasi dapat digunakan untuk mendukung keberhasilan strategi
pembelajaran ekspositori dan inkuiri.
Penelitian yang dilakukan oleh Masumah (2014) yang berjudul “Upaya
Meningkatkan Hasil Belajar IPA Melalui Metode Demonstrasi Pada Materi Gaya”.
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan pada saat proses pembelajaran
berlangsung disimpulkan bahwa mata pelajaran IPA khususnya materi gaya pada siklus 1
terdapat 19 orang siswa atau 67,86% telah mengalami peningkatan menjadi 78,57% atau 22
dari 28 siswa telah mencapai KKM. Hasil belajar siswa pada postes siklus I memperoleh
nilai rata-rata 71,07, sedangkan postes siklus II terjadi peningkatan hasil belajar rata-rata
menjadi 78,21. Dari hasil itu sebagian besar siswa telah mencapai KKM sekolah yang telah
ditentukan. Dengan demikian dari hasil analisa peneliti, bahwa pembelajaran dengan
menggunakan metode demonstrasi pada mata pelajaran IPA tentang gaya, dapat
meningkatkan hasil belajar siswa.
Kedua, penelitian yang dilakukan oleh Ayu(2015) yang berjudul “Upaya
Meningkatkan Hasil Melajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPA Materi Gaya Magnet Melalui
Metode Pembelajaran Demonstrasi di kelas V MIS T.I Al-Musthafawiyah kota Medan
Tahun Ajaran 2017/2018”. Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) sebelum menggunakan
metode pembelajaran demonstrasi hasil belajar siswa belum mencapai KKM yang telah
ditentukan dilihat dari nilai rata-rata siswa di tentukan dapat dilihat dari nilai rata-rata pada
saat pra-siklus sebesar (62,5%) dari 36 orang siswa dengan ketuntasan klasikal siswa
sebanyak 9 orang (25%). (2) Setelah menggunakan metode pembelajaran Demonstrasi hasil
belajar siswa dapat meningkat, hal ini terbukti pada siklus I hasil belajar siswa memiliki
nilai rata-rata (74,72%) dengan ketuntasan klasikal siswa sebanyak 18 siswa (50%) yang
mencapai tingkat ketuntasan. dan pada siklus II diperoleh nilai rata-rata 82,78% dengan
ketuntasan klasikal siswa sebanyak 31 siswa (83,33%). (3) Penerapan Proses metode
pembelajaran demonstrasi pada mata pelajaran IPA materi gaya magnet di kelas V MIS T.I
Al- Musthafawiyah kota Medan berjalan dengan baik sesuai dengan RPP yang telah
direncakan. Hal ini dapat meningkatkan hasil belajar siswa, dimana dengan menggunakan
metode demonstrasi pembelajaran IPA dapat memberikan dampak positif terhadap hasil
belajar karena siswa terlihat lebih bersemangat dan aktif dan percaya diri selama
berlangsungnya proses pembelajaran dengan menggunakan metode pembelajaran
demonstrasi tersebut.
Ketiga,penelitian yang dilakukan oleh Asrori(2014) yang berjudul “Peningkatan
Prestasi Belajar IPA Pada Materi Gaya Menggunakan Metode Demonstrasi Pada Anak
Tunarungu Kelas V di SLB B Wiyata Dharma 1 Sleman”. Hasil penelitian ini menunjukkan
metode demonstrasi dapat meningkatkan prestasi belajar IPA materi gaya. Hal itu
dibuktikan dengan adanya peningkatan dari kemampuan awal subjek ACK dengan skor 60,
AYP dengan skor 50, dan STA dengan skor 45. Setelah dilakukan tindakan pada siklus I
menunjukkan peningkatan pada subjek ACK 15% dengan skor 75, subjek AYP sebesar
10% dengan skor 60, dan STA sebesar 20% dengan skor 65. Perbaikan tindakan pada siklus
II yaitu siswa diberikan reward apabila bisa menjawab pertanyaan dari guru. Tempat duduk
diberi jarak antara siswa satu dengan yang lain. Menghadirkan media yang ada di sekitar
lingkungan sekolah. Tes siklus II menunjukkan peningkatan pada subjek AYP sebesar 15%
dengan skor 75, subjek STA sebesar 5% dengan skor 70 dan Subjek ACK tidak mengalami
peningkatan yaitu dengan skor 75. Hasil tindakan siklus II menunjukkan bahwa hasil
masing-masing subjek meningkat dan mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang
ditentukan sebesar 70 sehingga tindakan diberhentikan.
Berdasarkan ketiga penelitian yang menjadi pembeda di dalam penelitian ini yaitu
belum diterapkan pada materi apa? pada saat menggunakan metode deomntrasi dan
teknik analisis data yang digunakan apa bedanya?. Penelitian ini bertujuan untuk
meningkatkan hasil belajar siswa kelas IV dalam mata pelajaran ilmu pengetahuan alam
menggunakan metode demonstrasi gaya magnet.
METODE PENELITIAN
Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas dengan menggunakan metode
deskriptif kualitatif. Dalam penelitian tindakan kelas ini digunakan model Spiral
Kemmis dan Mc Taggart dalam Kasbollah (2014) dengan prosedur penelitian yang
terdiri atas perencanaan, tindakan, observasi/evaluasi, refleksi yang bersifat daur ulang
atau siklus. Sebelum penelitian dilakukan, peneliti melakukan persiapan berupa 1)
pemintaan izin kepada kepala sekolah, 2) studi awal tentang pelaksanaan pembelajaran
MMP, 3) mengidentifikasi permasalahan, 4) merumuskan spesifikasi dan karakteristik
pembelajaran konstruktivisme yang dibutuhkan.
Subyek penelitian dalam pelaksanaan perbaikan pembelajaran adalah 30 siswa.
Kelas IV SDN 08OKU dengan jumlah siswa laki-laki 17 anak dan jumlah siswa
perempuan 13 anak. Dalam penelitian ini, gurumelakukan perbaikan pembelajaran pada
mata pelajaran IPA materi energi alternatif. pelaksanaan perbaikan pembelajaran
dilaksanakan di SDN 08 OKU. Karakteristik siswa di SDN 08 OKU sangat beragam
baik dari status sosial, minat dan keaktifan siswa dalam belajar. Dari status sosial rata-
rata siswa memiliki status sosial menengah kebawah bisa dikatakan bahwa keadaan
ekonomi dari siswa beragam perbedaan ini hendaknya tidak menjadi penghambat dalam
proses pembelajaran. Minat belajar siswa di SDN 08 OKU khususnya di kelas IVbisa
dikatakan tinggi dilihat dari seringnya siswa untuk datang ke sekolah, tetapi siswa kelas
IV cenderung tidak aktif dalam belajar, mereka tidaksering mengajukan pertanyaan
terkait materi yang telah dijelaskan serta dalam nilai tugas rata-rata siswa sering
mendapatkan nilai rendah. Hal inilah yang membuat peneliti merasa tertantang untuk
meningkatkan hasil belajar siswa melalui perbaikan pembelajaran. pelaksanaan
perbaikan pembelajaran dilakukan kurang lebih 1 bulan terhitung dari bulan Oktober
dan November adapun jadwal penelitian dapat dilihat pada tabel 1.
Tabel 1
Jadwal Penelitian di SDN 08OKU
No Siklus Kelas Hari/Tanggal Waktu
1 Siklus 1 IV Selasa/26 Oktober 2023 08:00 – 09:10 WIB
2 Siklus 2 IV Jumat/10 November 2023 08:00 – 09:10 WIB
% Keterangan
Ketercapaian
No Nama Nilai Tidak
Tuntas
Tuntas
1 AF 45 45% √
2 AA 75 75% √
3 AB 55 55% √
4 BS 50 50% √
5 FH 40 40% √
6 FY 75 75% √
7 HA 35 35% √
8 I 40 40% √
9 KPS 80 80% √
10 MN 50 50% √
11 MF 50 50% √
12 MS 75 75% √
13 MI 50 50% √
14 MNF 75 75% √
15 N 40 40% √
16 NI 50 50% √
17 NH 75 75% √
18 NY 55 55% √
19 PK 75 75% √
20 PA 50 50% √
21 PAG 75 75% √
22 R 60 60% √
23 RS 65 65% √
24 RL 75 75% √
25 RN 45 45% √
26 RA 55 55% √
27 SFT 75 75% √
28 SZL 75 75% √
29 TRG 70 70% √
30 ZP 75 75% √
Jumlah 1810 1810%
Rata-rata 60,33
Persentase 40% 60%
Dari tabel 2 dan perhitungan di atas dapat diketahui bahwa kemampuan siswa
dalam menjawab soal pada tes awal jauh dari kriteria ketuntasan yang diharapkan.
Bahwa dari jumlah siswa sebanyak 30 orang didapat hanya 12 siswa (40%) telah tuntas
dan mencapai KKM, sedangkan 18 siswa (60%) belum mencapai nilai KKM. Dan rata-
rata nilai diperoleh (60,33). Dengan demikian dapat dinyatakan bahwa kemampuan
awal siswa masih sangat rendah terhadap mata pelajaran IPA.
Tabel 4
Data Hasil Nilai Siswa Pada Siklus I
Keterangan
%
No Nama Nilai Tidak
Ketercapaian Tuntas
Tuntas
1 AF 60 60% √
2 AA 75 75% √
3 AB 75 75% √
4 BS 65 65% √
5 FH 60 60% √
6 FY 75 75% √
7 HA 75 75% √
8 I 65 65% √
9 KPS 90 90% √
10 MN 75 75% √
11 MF 75 75% √
12 MS 60 60% √
13 MI 65 65% √
14 MNF 70 70% √
15 N 65 65% √
16 NI 65 65% √
17 NH 75 75% √
18 NY 70 70% √
19 PK 80 80% √
20 PA 75 75% √
21 PAG 80 80% √
22 R 60 60% √
23 RS 75 75% √
24 RL 75 75% √
25 RN 65 65% √
26 RA 75 75% √
27 SFT 75 75% √
28 SZL 70 70% √
29 TRG 80 80% √
30 ZP 75 75% √
Jumlah 2145 2145%
Rata-rata 71,5
Persentase 56,7% 43,3%
Keterangan
%
No Nama Nilai Tidak
Ketercapaian Tuntas
Tuntas
1 AF 80 80% √
2 AA 82 82% √
3 AB 85 85% √
4 BS 75 75% √
5 FH 65 65% √
6 FY 80 80% √
7 HA 90 90%
8 I 75 75%
9 KPS 95 95%
10 MN 85 85%
11 MF 80 80%
12 MS 75 75%
13 MI 65 65% √
14 MNF 75 75%
15 N 65 65% √
16 NI 75 75% √
17 NH 82 82% √
18 NY 85 85% √
19 PK 85 85% √
20 PA 80 80% √
21 PAG 85 85% √
22 R 80 80% √
23 RS 80 80% √
24 RL 75 75% √
25 RN 75 75% √
26 RA 85 85% √
27 SFT 80 80% √
28 SZL 70 70% √
29 TRG 85 85% √
30 ZP 85 85% √
Jumlah 2379 2379%
Rata-rata 79,3 79,3%
Persentase 86,7% 13,3%
Berdasarkan hasil perhitungan di atas tampak bahwa 26 siswa (86,7%) yang
telah mencapai ketuntasan dalam belajar. Sedangkan 4 siswa (13,3%) dinyatakan belum
mencapai ketuntasan. Hal tersebut menunjukkan bahwa tingkat pemahaman siswa sudah
meningkat dan tidak perlu melakukan tindakan berupa siklus kembali.
Lebihjelasnya peningkatan hasil belajar dapat dilihat rata-rata nilai saat test awal,
hasil belajar siklus I dan pada siklus II, seperti tabel dibawah ini:
Tabel 6
Nilai Rekafitulasi Siswa
KESIMPULAN
Berdasarkan analisis data pada penelitian ini, dapat disimpulkan bahwa hasil
belajar meningkat setelah menggunakan metode demonstrasi gaya magnet. Hal ini dapat
dilihat dari hasil protest rata-rata nilai siswa 40%, pada siklus I rata-rata nilai siswa
56,7% pada siklus II hasil belajar siswa pada pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam
menunjukkan persentasi sebesar 86,7%. Dari ketiga hasil siklus tersebut diperoleh
peningkatan sebesar 20%. Dapat disimpulkan bahwa hasil belajar siswa pada
pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam melalui metode demonstrasi dan metode latihan
mengalami peningkatan yang sangat signifikan pada setiap siklusnya
Untuk melatih siswa bekerjasama, terbiasa dalam menyampaikan ide dan gagasan,
serta meningkatkan hasil belajar maka metode pembelajaran yang tepat adalah
demonstrasi. Metode demonstrasi ini dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan
dalam memilih metode pembelajaran yang sesuai dan efektif khususnya untuk
mengajarkan mata pelajaran IPA. Walaupun peneliti ini telah berhasil mencapai tujuan
yang diharapkan, akan tetapi peneliti mengakui bahwa masih ada kelemahan dalam
penelitian yang mempengaruhi keberhasilan dan tuntutan metode Demonstrasi. Hal ini
disebabkan karena keterbatasan yang ada pada peneliti serta adanya kemungkinan siswa
kurang sungguh-sungguh dalam menyelesaikan soal test yang diberikan.
Berdasarkan hasil peneliti dan hasil analisis data diperoleh kesimpulan bahwa
pembelajaran dengan menggunakan metode Demonstrasi dapat meningkatkan hasil
belajar siswa dalam menyelesaikan soal-soal yang diberikan. Dengan demikian
pembelajaran dengan metode Demonstrasi mempunyai peranan penting sebagai salah
satu upaya meningatkan hasil belajar siswa. Berdasarkan analisis data dan pembahasan
dapat disimpulkan bahwa penerapan metode Demonstr asi dapat meningkatkan hasil
belajar siswa pada mata pelajaran IPA pada metode demonstrasi gaya magnet di SD
Negeri 08 OKU.
DAFTARPUSTAKA
Djamarah, S,B. dan A.Zain. (2013). Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta.
Fartati. 2017. Penerapan metode demostrasi untuk meningkatkan Hasil Belajar Siswa
Pada Materi Penyebab Benda Bergerak Di Kelas II SD No.1 Polato Jaya: Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako. Jurnal kreatif Tadulako
online, 3(4), halaman? Vol. 3 No. 4 ISSN 2354-614X. 4-5
Maulana, dkk. (2015). Ragam Model Pembelajaran di Sekolah Dasar. Jakarta: UPI
Semedang Press.
Muh. S,H. 2014. Konsep Belajar Dan Pembelajaran: Fakultas Tarbiyah Dan Keguruan
UIN Alauddin Makassar Kampus II. Lentera Pendidikan, Vol. 17 No. 1 Juni 66-
79.
Sukowati, K. (2014). Meningkatkan Hasil Belajar Mata Pelajaran IPA Materi Gaya dan
Gerak Menggunakan Metode Demonstrasi Pada Siswa Kelas VIA SDN Darungan
01 Kecamatan Tanggul Kabupaten Jember. Pancaran Pendidikan, [S.l.], v. 3, n. 4,
p. 69-78, nov. 2014. ISSN 0852601X. 21-22