Anda di halaman 1dari 14

Peningkatan Hasil Belajar Siswa Kelas IV dalam Mata Pelajaran Ilmu

Pengetahuan Alam Menggunakan Metode Demonstrasi Gaya Magnet

Melly Anggraini, Nuzulira Janeusse Fratiwi


Program Studi PGSD BI, Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan, Universitas Terbuka
E-mail: mellyanggraini898@gmail.com

ABSTRAK
Penelitianini dilatarbelakangi oleh adanya hasil belajar siswa pada mata pelajaran Ilmu
Pengetahuan Alam Materi Gaya yang masih rendah, yang berada dibawah KKM. Tujuan dari
penelitian ini adalahmeningkatkan hasil belajar IPA materi gaya melalui metode demonstrasi
pada siswa kelas IV. Dalam penelitian tindakan kelas ini digunakan model Spiral Kemmis dan
Mc Taggart dalam Kasbollah (2014) dengan prosedur penelitian yang terdiri atas
perencanaan, tindakan, observasi/evaluasi, refleksi yang bersifat daur ulang atau
siklus.Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah lembar kerja kelompok dan
lembar tes tertulis. Teknik analisis data menggunakan data KKM. Hasil pretest rata-rata nilai
siswa 40%, pada siklus I rata-rata nilai siswa 56,7% pada siklus II hasil belajar siswa pada
pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam menunjukkan persentasi sebesar 86,7%. Dari ketiga
hasil siklus tersebut diperoleh peningkatan sebesar 20%. Dapat disimpulkan bahwa hasil
belajar siswa pada pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam melalui metode demonstrasi
mengalami peningkatan yang sangat signifikan pada setiap siklusnya. Untuk melatih siswa
bekerjasama, terbiasa dalam menyampaikan ide dan gagasan, serta meningkatkan hasil belajar
maka metode pembelajaran yang tepat adalah demonstrasi.

Kata Kunci: Hasil Belajar, Metode Demonstrasi, Mata Pelajaran IPA

PENDAHULUAN
Pendidikan adalah proses memproduksi sistem nilai dan budaya kearah yang lebih
baik, antara lain dalam pembentukan kepribadian, keterampilan dan perkembangan
intelektual siswa. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan
susana belajar dan proses pembelajaran agar siswa secara aktif mengembangkan potensi
dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian,
kecerdasan, akhlak mulia, serta ketrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat,
bangsa dan negara menurut UU Sisdiknas No. 20 tahun 2003 (Samrin, 2016)
IPA merupakan salah satu mata pelajaran pokok dalam kurikulum pendidikan di
Indonesia, termasuk pada jenjang sekolah Dasar. Mata Pelajaran IPA merupakan mata
pelajaran yang selama ini di anggap sulit oleh sebagian besar peserta didik, mulai dari
jenjang sekolah dasar sampai sekolah menengah. Salah satu masalah yang dihadapi
dunia pendidikan saat ini adalah masalah lemahnya pelaksanaan proses pembelajaran
yang diterapkan para guru di sekolah. Kondisi ini juga menimpa pada pembelajaran
IPA, yang memperlihatkan bahwa selama ini proses pembelajaran sains disekolah dasar
masih banyak yang dilaksanakan secara konvensional.
Salah satu masalah yang dihadapi siswa dalam belajar IPA di Sekolah Dasar
adalah berkaitan dengan hasil belajar yang kurang memuaskan. Hasil belajar yang
kurang memuaskan mengindikasikan bahwa dalam proses pembelajaran guru yang
bersangkutan kurang memperhatikan metode pembelajaran yang digunakan serta
metode pembelajaran yang digunakan cenderung bersifat konvensional, sehingga siswa
mengalami kesulitan dalam memahami materi pelajaran.Hasil belajar ialah hasil yang
dicapai dalam bentuk angka-angka atau skor setelah diberikan tes hasil belajar pada
setiap akhir pembelajaran.Nilai yang diperoleh siswa menjadi acuan untuk melihat
penguasaan siswa dalam menerima materi pelajaran (Hamalik, 2008).
Hasil observasi tahun ajaran 2022/2023 menunjukkan bahwa hasil belajarmata
pelajaran IPA sangat rendah. Berdasarkan ketuntasan belajar hanya 40 % saja siswa
yang dapat mencapai nilai KKM >75. Rendahnya hasil belajar siswa tersebut diduga
kuat akibat proses pembelajaran, guru masih terfokus pada penguasaan materi. Guru
terlalu dominan dalam proses pembelajaran hanya menggunakan metode tanya jawab,
metode ceramah tanpa memadukan metode-metode lainnya, sehingga pembelajaran
belum menarik perhatian siswa dan kurang melibatkan anak berpartisipasi aktif dalam
belajar.
Salah satu yang mempengaruhi dalam proses belajar mengajar adalah guru, yang
merupakan faktor eksternal sebagai penunjang pencapaian hasil belajar yang optimal.
Dalam hal ini yang dimaksud adalah metode pembelajaran yang diterapkan oleh guru
dalam proses belajar mengajar. Perlu diketahui bahwa baik atau tidaknya suatu
pemilihan metode pembelajaran akan tergantung pada tujuan pembelajarannya,
kesesuain dengan materi pelajaran, tingkat perkembangan peserta didik (siswa),
kemampuan guru dalam mengelola pelajaran serta mengoptimalkan sumber-sumber
belajar yang ada, salah satunya metode demonstrasi. Metode demonstrasi merupakan
metode pembelajaran dengan cara memperagakan media pembelajaran baik berupa
material maupun substansial (Syah, 2014). Metode ini menjadi penting karena terdapat
aspek visualisasi sehingga memudahkan peserta didik untuk tetap fokus pada proses
pembelajaran. Dalam pembelajaran menggunakan metode demonstrasi dilakukan
pertunjukan sesuatu proses, berkenaan dengan materi pembelajaran. Dalam strategi
pembelajaran, demonstrasi dapat digunakan untuk mendukung keberhasilan strategi
pembelajaran ekspositori dan inkuiri.
Penelitian yang dilakukan oleh Masumah (2014) yang berjudul “Upaya
Meningkatkan Hasil Belajar IPA Melalui Metode Demonstrasi Pada Materi Gaya”.
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan pada saat proses pembelajaran
berlangsung disimpulkan bahwa mata pelajaran IPA khususnya materi gaya pada siklus 1
terdapat 19 orang siswa atau 67,86% telah mengalami peningkatan menjadi 78,57% atau 22
dari 28 siswa telah mencapai KKM. Hasil belajar siswa pada postes siklus I memperoleh
nilai rata-rata 71,07, sedangkan postes siklus II terjadi peningkatan hasil belajar rata-rata
menjadi 78,21. Dari hasil itu sebagian besar siswa telah mencapai KKM sekolah yang telah
ditentukan. Dengan demikian dari hasil analisa peneliti, bahwa pembelajaran dengan
menggunakan metode demonstrasi pada mata pelajaran IPA tentang gaya, dapat
meningkatkan hasil belajar siswa.
Kedua, penelitian yang dilakukan oleh Ayu(2015) yang berjudul “Upaya
Meningkatkan Hasil Melajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPA Materi Gaya Magnet Melalui
Metode Pembelajaran Demonstrasi di kelas V MIS T.I Al-Musthafawiyah kota Medan
Tahun Ajaran 2017/2018”. Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) sebelum menggunakan
metode pembelajaran demonstrasi hasil belajar siswa belum mencapai KKM yang telah
ditentukan dilihat dari nilai rata-rata siswa di tentukan dapat dilihat dari nilai rata-rata pada
saat pra-siklus sebesar (62,5%) dari 36 orang siswa dengan ketuntasan klasikal siswa
sebanyak 9 orang (25%). (2) Setelah menggunakan metode pembelajaran Demonstrasi hasil
belajar siswa dapat meningkat, hal ini terbukti pada siklus I hasil belajar siswa memiliki
nilai rata-rata (74,72%) dengan ketuntasan klasikal siswa sebanyak 18 siswa (50%) yang
mencapai tingkat ketuntasan. dan pada siklus II diperoleh nilai rata-rata 82,78% dengan
ketuntasan klasikal siswa sebanyak 31 siswa (83,33%). (3) Penerapan Proses metode
pembelajaran demonstrasi pada mata pelajaran IPA materi gaya magnet di kelas V MIS T.I
Al- Musthafawiyah kota Medan berjalan dengan baik sesuai dengan RPP yang telah
direncakan. Hal ini dapat meningkatkan hasil belajar siswa, dimana dengan menggunakan
metode demonstrasi pembelajaran IPA dapat memberikan dampak positif terhadap hasil
belajar karena siswa terlihat lebih bersemangat dan aktif dan percaya diri selama
berlangsungnya proses pembelajaran dengan menggunakan metode pembelajaran
demonstrasi tersebut.
Ketiga,penelitian yang dilakukan oleh Asrori(2014) yang berjudul “Peningkatan
Prestasi Belajar IPA Pada Materi Gaya Menggunakan Metode Demonstrasi Pada Anak
Tunarungu Kelas V di SLB B Wiyata Dharma 1 Sleman”. Hasil penelitian ini menunjukkan
metode demonstrasi dapat meningkatkan prestasi belajar IPA materi gaya. Hal itu
dibuktikan dengan adanya peningkatan dari kemampuan awal subjek ACK dengan skor 60,
AYP dengan skor 50, dan STA dengan skor 45. Setelah dilakukan tindakan pada siklus I
menunjukkan peningkatan pada subjek ACK 15% dengan skor 75, subjek AYP sebesar
10% dengan skor 60, dan STA sebesar 20% dengan skor 65. Perbaikan tindakan pada siklus
II yaitu siswa diberikan reward apabila bisa menjawab pertanyaan dari guru. Tempat duduk
diberi jarak antara siswa satu dengan yang lain. Menghadirkan media yang ada di sekitar
lingkungan sekolah. Tes siklus II menunjukkan peningkatan pada subjek AYP sebesar 15%
dengan skor 75, subjek STA sebesar 5% dengan skor 70 dan Subjek ACK tidak mengalami
peningkatan yaitu dengan skor 75. Hasil tindakan siklus II menunjukkan bahwa hasil
masing-masing subjek meningkat dan mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang
ditentukan sebesar 70 sehingga tindakan diberhentikan.
Berdasarkan ketiga penelitian yang menjadi pembeda di dalam penelitian ini yaitu
belum diterapkan pada materi apa? pada saat menggunakan metode deomntrasi dan
teknik analisis data yang digunakan apa bedanya?. Penelitian ini bertujuan untuk
meningkatkan hasil belajar siswa kelas IV dalam mata pelajaran ilmu pengetahuan alam
menggunakan metode demonstrasi gaya magnet.

METODE PENELITIAN
Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas dengan menggunakan metode
deskriptif kualitatif. Dalam penelitian tindakan kelas ini digunakan model Spiral
Kemmis dan Mc Taggart dalam Kasbollah (2014) dengan prosedur penelitian yang
terdiri atas perencanaan, tindakan, observasi/evaluasi, refleksi yang bersifat daur ulang
atau siklus. Sebelum penelitian dilakukan, peneliti melakukan persiapan berupa 1)
pemintaan izin kepada kepala sekolah, 2) studi awal tentang pelaksanaan pembelajaran
MMP, 3) mengidentifikasi permasalahan, 4) merumuskan spesifikasi dan karakteristik
pembelajaran konstruktivisme yang dibutuhkan.
Subyek penelitian dalam pelaksanaan perbaikan pembelajaran adalah 30 siswa.
Kelas IV SDN 08OKU dengan jumlah siswa laki-laki 17 anak dan jumlah siswa
perempuan 13 anak. Dalam penelitian ini, gurumelakukan perbaikan pembelajaran pada
mata pelajaran IPA materi energi alternatif. pelaksanaan perbaikan pembelajaran
dilaksanakan di SDN 08 OKU. Karakteristik siswa di SDN 08 OKU sangat beragam
baik dari status sosial, minat dan keaktifan siswa dalam belajar. Dari status sosial rata-
rata siswa memiliki status sosial menengah kebawah bisa dikatakan bahwa keadaan
ekonomi dari siswa beragam perbedaan ini hendaknya tidak menjadi penghambat dalam
proses pembelajaran. Minat belajar siswa di SDN 08 OKU khususnya di kelas IVbisa
dikatakan tinggi dilihat dari seringnya siswa untuk datang ke sekolah, tetapi siswa kelas
IV cenderung tidak aktif dalam belajar, mereka tidaksering mengajukan pertanyaan
terkait materi yang telah dijelaskan serta dalam nilai tugas rata-rata siswa sering
mendapatkan nilai rendah. Hal inilah yang membuat peneliti merasa tertantang untuk
meningkatkan hasil belajar siswa melalui perbaikan pembelajaran. pelaksanaan
perbaikan pembelajaran dilakukan kurang lebih 1 bulan terhitung dari bulan Oktober
dan November adapun jadwal penelitian dapat dilihat pada tabel 1.
Tabel 1
Jadwal Penelitian di SDN 08OKU
No Siklus Kelas Hari/Tanggal Waktu
1 Siklus 1 IV Selasa/26 Oktober 2023 08:00 – 09:10 WIB
2 Siklus 2 IV Jumat/10 November 2023 08:00 – 09:10 WIB

Deskripsi persiklusSiklus 1 yaitu perencanaan, pelaksanaan, pengumpulan data,


Observasi, Penugasan dan Refleksi. Siklus II yaitu perencanaan yang dilakukan pada
siklus II pada dasarnya hampirsama dengan yang dilakukan pada siklus I baik yang
berhubungandengan guru, peserta didik atau perangkat lalu diadakanperencanaan ulang
sebagai dasar pelaksanaan siklus II. Pelaksanaan pada pelaksanaan siklus II guru
melaksanakan sesuai RPP yangtelah direvisi bersama pembimbing. Pengumpulan data
merupakan cara atau jalan yang digunakan oleh peneliti untuk mengumpulkan data
penelitian. Pengumpulan data dalam penelitian ini adalah observasi dan
penugasan.Observasi merupakan aktivitas yang dilakukan untuk mengamati secara
langsung suatu objek tertentu tujuannya adalah memperoleh data dan inforasi terkait
objek yang akan diteliti. Penugasan adalah cara dalam proses belajar mengajar dengan
memberikan tugas kepada siswa.Refleksi pada siklus II ini dilakukan untuk
menyempurnakan pembelajaran IPA menggunakan metode demonstrasi. Diharapkanada
peningkatan dalam hasil belajar menggunakan metode ini serta menerapkan perbaikan
yang telah di refleksi pada tahap siklus I. Tahap Akhir Mengumpulkan data yang
dilakukan melalui pengamatan dan pencatatan gejala-gejala yang tampak pada objek
penelitian yang pelaksanaannya langsung pada tempat dimana suatu peristiwa, keadaan
atau situasi yang sedang terjadi.
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah : a. Lembar Kerja
Kelompok Lembar kerja kelompok digunakan untuk membantu guru dalam proses
pembelajaran, terutama untuk kegiatan yang bersifat eksperimen. b. Lembar tes tertulis
individu digunakan untuk mengetahui hasil belajar ilmu pengetahuan alam siswa dari
satu siklus ke siklus berikutnya. Teknik Analisis data pada penelitian ini adalah
a. Nilai rata-rata hasil belajar siswa diperoleh dengan rumus Rata-rata hasil belajar
siswa =  nilai hasil belajar tiap siswa
jumlah siswa
b. Ketuntasan hasil belajar berdasarkan pada Kriteria Ketuntasan Minimum pada SD
Negeri 08 OKU yaitu :
Bila nilai > 67 maka dikategorikan tuntas (T)
Bila nilai siswa < 67 maka dikategorikan belum tuntas (BT)

HASIL DAN PEMBAHASAN


Dari hasil penelitian, sebelum dilaksanakannya tindakan nilai rata-rata kelas pada
pre test adalah 60,33 dengan jumlah siswa yang memperoleh nilai 75 keatas sebanyak
12 siswa sedangkan yang tidak tuntas berjumlah 18 siswa. Hal ini dipengaruhi oleh
beberapa metode pembelajaran yang belum sesuai sehingga siswa belum mencapai nilai
yang diharapkan. Setelah mengetahui metode pembelajaran selama ini kurang
memuaskan, maka di buat perbaikan skenario pembelajaran dengan menggunakan
metode pembelajaran Demonstrasi. Proses penerapan metode pembelajaran
Demonstrasi pada mata pelajaran IPA berjalan dengan baik sesuai dengan RPP yang
telah direncanakan, peserta didik ikut aktif dalam pembelajaran dan mudah mengerti
apa yang telah guru (peneliti) ajarkan. Dengan metode Demonstrasi ini membuat siswa
senang karena ikut mempraktekkan langsung bagaimana proses terjadinya gaya dan
juga bekerja secara berkelompok sehingga siswa bisa bertukar pikiran dan juga mudah
mengerti dengan pembelajaran yang akan telah diajarkan oleh guru.
Setelah peneliti melakukan tindakan dengan menggunakan metode Demonstrasi
kepada siswa pada siklus I yaitu hasil penelitian siklus I diperoleh nilai rata-rata siswa
71,5 dengan tingkat ketuntasan 17 orang siswa. Sedangkan pada siklus II siswa
memperoleh nilai rata-rata 79,3 dengan jumlah siswa yang memperoleh nilai 75 keatas
sebanyak 26 siswa atau sebesar 86,7%. Lebih jelasnya peningkatan hasil belajar dapat
dilihat rata-rata nilai saat test awal, hasil belajar siklus I dan pada siklus II,seperti tabel
dibawah ini:
Pretest dilakukan untuk mengetahui kemampuan dasar siswa dalam pembelajaran
IPA. Proses pembelajaran Pre test ini dilakukan dengan metode ceramah dan tanya
jawab, nilai rata-rata yang telah dicapai pada saat pra tindakan adalah 60,33% dan dari
pengamatan guru dan peneliti diketahui bahwa siswa kurang berminat dalam
pembelajaran ini karena membosankan dengan metode ceramah dan tanya jawab.
Hasil pre test berfungsi untuk mengetahui keadaan awal kemampuan siswa
setelah pembelajaran diberikan kepada siswa kelas IV Kriteria penilaian pada pra
tindakan yang dilakukan peneliti adalah tes, yaitu untuk kategori penilaian aspek
pemahaman / ingatan terhadap materi.
Berdasarkan data dari hasil observasi pada proses pembelajaran pra tindakan
terdapat beberapa informasi yaitu: Ternyata benar sebagaimana yang telah dipaparkan
oleh guru IPA bahwa dalam pembelajaran siswa selalu ramai sendiri atau bermain-main
di dalam kelas, tidak fokus pada materi pelajaran dan pada waktu diberi soal masih
banyak siswa yang nilainya masih kurang memuaskan atau belum mencapai KKM yang
telah ditentukan yaitu 75 (tujuh puluh lima).
Terbukti pada saat diberi tes setelah materi selesai hanya 12 siswa yang tuntas dari
30 jumlah siswa. Melihat kenyataan diatas peneliti beserta guru IPA berkolaborasi atau
bekerjasama merencanakan metode pembelajaran dengan menggunakan metode
Demonstrasi, sebagai inovasi baru dalam pembelajaran IPA di SD Negeri 08 OKU
diharapkan dengan menggunakan metode Demonstrasi, hasil belajar siswa kelas IV bisa
ditingkatkan dari sebelumnya. Berikut ini tabel pra tindakan (pre-test) untuk melihat
ketuntasan belajar IPA siswa di kelas IV.
Tabel 2
Nilai Pre Test siswa sebelum melakukan tindakan

% Keterangan
Ketercapaian
No Nama Nilai Tidak
Tuntas
Tuntas
1 AF 45 45% √
2 AA 75 75% √
3 AB 55 55% √
4 BS 50 50% √
5 FH 40 40% √
6 FY 75 75% √
7 HA 35 35% √
8 I 40 40% √
9 KPS 80 80% √
10 MN 50 50% √
11 MF 50 50% √
12 MS 75 75% √
13 MI 50 50% √
14 MNF 75 75% √
15 N 40 40% √
16 NI 50 50% √
17 NH 75 75% √
18 NY 55 55% √
19 PK 75 75% √
20 PA 50 50% √
21 PAG 75 75% √
22 R 60 60% √
23 RS 65 65% √
24 RL 75 75% √
25 RN 45 45% √
26 RA 55 55% √
27 SFT 75 75% √
28 SZL 75 75% √
29 TRG 70 70% √
30 ZP 75 75% √
Jumlah 1810 1810%
Rata-rata 60,33
Persentase 40% 60%

Dari tabel 2 dan perhitungan di atas dapat diketahui bahwa kemampuan siswa
dalam menjawab soal pada tes awal jauh dari kriteria ketuntasan yang diharapkan.
Bahwa dari jumlah siswa sebanyak 30 orang didapat hanya 12 siswa (40%) telah tuntas
dan mencapai KKM, sedangkan 18 siswa (60%) belum mencapai nilai KKM. Dan rata-
rata nilai diperoleh (60,33). Dengan demikian dapat dinyatakan bahwa kemampuan
awal siswa masih sangat rendah terhadap mata pelajaran IPA.
Tabel 4
Data Hasil Nilai Siswa Pada Siklus I

Keterangan
%
No Nama Nilai Tidak
Ketercapaian Tuntas
Tuntas
1 AF 60 60% √
2 AA 75 75% √
3 AB 75 75% √
4 BS 65 65% √
5 FH 60 60% √
6 FY 75 75% √
7 HA 75 75% √
8 I 65 65% √
9 KPS 90 90% √
10 MN 75 75% √
11 MF 75 75% √
12 MS 60 60% √
13 MI 65 65% √
14 MNF 70 70% √
15 N 65 65% √
16 NI 65 65% √
17 NH 75 75% √
18 NY 70 70% √
19 PK 80 80% √
20 PA 75 75% √
21 PAG 80 80% √
22 R 60 60% √
23 RS 75 75% √
24 RL 75 75% √
25 RN 65 65% √
26 RA 75 75% √
27 SFT 75 75% √
28 SZL 70 70% √
29 TRG 80 80% √
30 ZP 75 75% √
Jumlah 2145 2145%
Rata-rata 71,5
Persentase 56,7% 43,3%

Berdasarkan hasil perhitungan di atas, dapat dilihat bahwa 17 siswa (56,7%)


yang telah mencapai ketuntasan dalam belajar, sedangkan 13 siswa (43,3%) dinyatakan
belum tuntas. Dengan demikian, secara klasikal para siswa dinyatakan belum tuntas.
Hal ini menunjukkan bahwa tingkat pemahaman awal siswa masih rendah sehingga
perlu dilakukan pembelajaran yang lebih baik pada siklus II.
Tabel 5
Data Hasil Nilai Siswa Pada Siklus II

Keterangan
%
No Nama Nilai Tidak
Ketercapaian Tuntas
Tuntas
1 AF 80 80% √
2 AA 82 82% √
3 AB 85 85% √
4 BS 75 75% √
5 FH 65 65% √
6 FY 80 80% √
7 HA 90 90%
8 I 75 75%
9 KPS 95 95%
10 MN 85 85%
11 MF 80 80%
12 MS 75 75%
13 MI 65 65% √
14 MNF 75 75%
15 N 65 65% √
16 NI 75 75% √
17 NH 82 82% √
18 NY 85 85% √
19 PK 85 85% √
20 PA 80 80% √
21 PAG 85 85% √
22 R 80 80% √
23 RS 80 80% √
24 RL 75 75% √
25 RN 75 75% √
26 RA 85 85% √
27 SFT 80 80% √
28 SZL 70 70% √
29 TRG 85 85% √
30 ZP 85 85% √
Jumlah 2379 2379%
Rata-rata 79,3 79,3%
Persentase 86,7% 13,3%
Berdasarkan hasil perhitungan di atas tampak bahwa 26 siswa (86,7%) yang
telah mencapai ketuntasan dalam belajar. Sedangkan 4 siswa (13,3%) dinyatakan belum
mencapai ketuntasan. Hal tersebut menunjukkan bahwa tingkat pemahaman siswa sudah
meningkat dan tidak perlu melakukan tindakan berupa siklus kembali.
Lebihjelasnya peningkatan hasil belajar dapat dilihat rata-rata nilai saat test awal,
hasil belajar siklus I dan pada siklus II, seperti tabel dibawah ini:
Tabel 6
Nilai Rekafitulasi Siswa

No Deskripsi Nilai Nilai Rata-rata Katuntasan %


1 Pretest 60,33 40%

2 Posttest I 71,5 56,7%

3 Posttest II 79,3 86.7%

Dari Tabel 6 diatas, menunjukkan bahwa nilai rata-rata siswa mengalami


peningkatan yaitu sebelum diberikan tindakan dari nilai observasi awal diperoleh rata-
rata sebesar 60,33 (40%), setelah dilakukan siklus I darihasil soal siklus I diperoleh nilai
rata-rata siswa sebesar 71,5 (56,7%), dansetelah dilakukan siklus II dari hasil soal siklus
II diperoleh nilai rata-rata siswa sebesar 79,3 (86,7%).
Hasil penelitian yang didapat sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh
peneliti sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Masumah (2014) yang
berjudul “Upaya Meningkatkan Hasil Belajar IPA Melalui Metode Demonstrasi Pada
Materi Gaya”. Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa penerapan metode
demonstrasi dapat meningkatkan hasil belajar IPA. Selain itu, tambah 1 lg

KESIMPULAN
Berdasarkan analisis data pada penelitian ini, dapat disimpulkan bahwa hasil
belajar meningkat setelah menggunakan metode demonstrasi gaya magnet. Hal ini dapat
dilihat dari hasil protest rata-rata nilai siswa 40%, pada siklus I rata-rata nilai siswa
56,7% pada siklus II hasil belajar siswa pada pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam
menunjukkan persentasi sebesar 86,7%. Dari ketiga hasil siklus tersebut diperoleh
peningkatan sebesar 20%. Dapat disimpulkan bahwa hasil belajar siswa pada
pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam melalui metode demonstrasi dan metode latihan
mengalami peningkatan yang sangat signifikan pada setiap siklusnya
Untuk melatih siswa bekerjasama, terbiasa dalam menyampaikan ide dan gagasan,
serta meningkatkan hasil belajar maka metode pembelajaran yang tepat adalah
demonstrasi. Metode demonstrasi ini dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan
dalam memilih metode pembelajaran yang sesuai dan efektif khususnya untuk
mengajarkan mata pelajaran IPA. Walaupun peneliti ini telah berhasil mencapai tujuan
yang diharapkan, akan tetapi peneliti mengakui bahwa masih ada kelemahan dalam
penelitian yang mempengaruhi keberhasilan dan tuntutan metode Demonstrasi. Hal ini
disebabkan karena keterbatasan yang ada pada peneliti serta adanya kemungkinan siswa
kurang sungguh-sungguh dalam menyelesaikan soal test yang diberikan.
Berdasarkan hasil peneliti dan hasil analisis data diperoleh kesimpulan bahwa
pembelajaran dengan menggunakan metode Demonstrasi dapat meningkatkan hasil
belajar siswa dalam menyelesaikan soal-soal yang diberikan. Dengan demikian
pembelajaran dengan metode Demonstrasi mempunyai peranan penting sebagai salah
satu upaya meningatkan hasil belajar siswa. Berdasarkan analisis data dan pembahasan
dapat disimpulkan bahwa penerapan metode Demonstr asi dapat meningkatkan hasil
belajar siswa pada mata pelajaran IPA pada metode demonstrasi gaya magnet di SD
Negeri 08 OKU.

DAFTARPUSTAKA
Djamarah, S,B. dan A.Zain. (2013). Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta.

Fartati. 2017. Penerapan metode demostrasi untuk meningkatkan Hasil Belajar Siswa
Pada Materi Penyebab Benda Bergerak Di Kelas II SD No.1 Polato Jaya: Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako. Jurnal kreatif Tadulako
online, 3(4), halaman? Vol. 3 No. 4 ISSN 2354-614X. 4-5

Hamalik. (2015). KurikulumdanPembelajaran. Bandung: Bumi Aksara.

Himawan, R. (2014). Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas V SDN 3 Labuan


Toposo Kecamatan Labuan Pada Mata Pelajaran IPA Melalui Media Gambar.
FKIP UNTAD: Skripsi Tidak Diterbitkan. 8-9

Hisbullah dan Nurhayati. (2018). Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam di Sekolah


Dasar. Makassar: Aksara Timur.
Kurniawati, S. (2013). Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Dalam Pembelajaran IPA
Kelas IV Melalui Metode Demonstrasi Pada Materi Benda dan Sifatnya Di SD
Karya Thayyibah Mamboro. FKIP UNTAD. Palu: Skripsi Tidak Diterbitkan. 12-
13

Maulana, dkk. (2015). Ragam Model Pembelajaran di Sekolah Dasar. Jakarta: UPI
Semedang Press.

Muh. S,H. 2014. Konsep Belajar Dan Pembelajaran: Fakultas Tarbiyah Dan Keguruan
UIN Alauddin Makassar Kampus II. Lentera Pendidikan, Vol. 17 No. 1 Juni 66-
79.

Sukowati, K. (2014). Meningkatkan Hasil Belajar Mata Pelajaran IPA Materi Gaya dan
Gerak Menggunakan Metode Demonstrasi Pada Siswa Kelas VIA SDN Darungan
01 Kecamatan Tanggul Kabupaten Jember. Pancaran Pendidikan, [S.l.], v. 3, n. 4,
p. 69-78, nov. 2014. ISSN 0852601X. 21-22

Wiriaatmadja, R. (2015). Metode Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: PT. Remaja


Rosdakarya.

Anda mungkin juga menyukai