ABSTRAK
Tujuan observasi ini adalah siswa kelas I SD Negeri 33 Kota Sorong yang
berjumlah 24 siswa dengan siswa laki 14 dan perempuan 10 siswa. Penelitian ini
dilaksanakan dalam 2 siklus. Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa aktifitas
siswa pada siklus I persentase pencapaian indikator yang diamati (63,4%)
sedangkan pada siklus II rata-rata aktifitas siswa (86,9%).hasil evaluasi belajar
siswa pada siklus 1 ketuntasan belajar siswa mencapai (79%) dan nilai rata-rata
kelasnya (83,61) sedangkan pada Siklus II ketuntasan belajar siswa mencapai
100% dan nilai rata-rata kelas pada siklus II yaitu 93.Dengan demikian
pembelajaran yang diajarkan dengan menggunakan Metode Demonstrasi
Menggunakan Alat Peraga dapat meningkatkan aktifitas siswa dan hasil belajar
siswa.Kata Kunci: Metode Demonstrasi, Alat Peraga, Prestasi Belajar
PENDAHULUAN
Pendidikan dasar sebagai jenjang pendidikan pertama dalam sistem
sekolah di Indonesia mempunyai tujuan memberikan kemampuan dasar baca tulis
– hitung, Pengetahuan dan keterampilan dasar lainnya.
Menurut Suherman, dkk ( 1995) dalam kegiatan belajar mengajar guru
harus mampu menjelaskan konsep kepada siswanya. Usaha itu dapat dibantu
dengan alat peraga, karena dengan bantuan alat – alat tersebut yang sesuai dengan
topik yang diajarkan, konsep akan dapat lebih mudah dipahami dengan lebih jelas.
Kesulitan belajar matematika terutama disebabkan oleh sifat khusus matematika
yang memiliki objek abstrak yang bisa dikatakan “bersebrangan” dengan
perkembangan intelektual anak didik. Dengan demikian mudah dipahami bahwa
kesulitan belajar matematika kapan pun selalu ada, karenanya usaha mengatasinya
harus dan perlu dilakukan secara terus menerus dengan kesabaran tinggi (Ratini
dkk, 200).
Kesulitan pada pembelajaran matematika tersebut didapatkan peneliti di SD
Negeri 005 Sebatik Barat. Proses pembelajaran yang dilakukan masih
menunjukkan bahwa pembelajaran pembelajaran matematika belum optimal, guru
mengajar menggunakan metode konvensional yaitu metode ceramah dan
mengharapkan siswa duduk, diam, catat dan hafal ( 3 DCH) sehingga kegiatan
belajar mengajar (KBM) monoton dan kurang menarik perhatian siswa. Di
1
samping itu guru kurang maksimal memanfaatka media dan penggunaan alat
peraga selam proses pembelajaran.
Kurangnya pemahaman siswa maka diharapkan untuk menggunakan metode
demontrasi agar siswa lebih cepat memahami lebih jelas.
Berdasakan hasil observasi data yang didapatkan, menunjukkan hasil belajar
siswa pada pembelajaran matematika pada pokok bahasan bangun datar di kelas 1
SD Negeri 33 Kota Sorong nilainya sangat rendah dari 24 siswa hanya 8 siswa
(33,33%) yang mencapai kriteria ketuntasan minimal (3KKM) yang telah
ditetapkan yaitu 60, Sementara siswa yang belum tuntas 20 siswa (66,67) berarti
hasil belajar siswa secara individual maupun secara klasikal dalam materi ini
belum barhasil karena ketuntasan belajar secara klisikal baru mencapai 33,33%.
Latar belakang permasalah di atas mendorong peneliti untuk
dapatmemberikan konstribusi positif bagi peningkatan hasil belajar siswa SD
Negeri 33 Kota Sorong melalui pendekatan penggunaan alat peraga sehingga
diharapkan dapat meningkatkan minat belajar siswa. Siswa akan senang tertarik
dan bersikap positif terhadap pembelajaran Matematika sehingga dengan
pembelajaran tersebut siswa mampu mencapai tujuan pembelaajaran yang
optimal.
METODE PENELITIAN
Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) atau Classroom
Action Research (CAR). PTK pertama kali dipakai oleh Kurt Kewin. PTK
merupakan salah satu cara yang strategis bagi guru untuk memperbaiki layanan
kependidikan yang harus diselenggarakan dalam konteks pembelajaran di kelas
dan peningkatan kualitas program sekolah secara keseluruhan. Hal itu dapat
dilakukan mengingat tujuan penelitian tindakan kelas untuk memperbaiki dan
meningkatkan praktik pembelajaran dikelas secara berkesinambungan.
Subjek penelitian dalam penelitian ini adalah siswa kelas I SD Negeri 33
Kota Sorong tahun ajaran yang berjumlah 24 siswa, terdiri dari 14 siswa laki-laki
dan 10 siswa perempuan.
2
mengamati kegiatan siswa berupa kecakapan pribadi atau aktivitas serta peran
siswa selama proses pembelajaran berlangsung. Observasi dilakukan oleh guru
dan dibantu oleh observer.
Pada siklus ini peneliti bertindak sebagai guru dan dibantu oleh teman sejawat
sebagai observer. Pada akhir proses belajar mengajar siswa diberi soal evaluasi
dengan tujuan untuk mengetahui tingkat keberhasilan siswa dalam proses belajar
mengajar yang telah dilakukan.
3
Dalam pelaksanaan kegiatan belajar mengajar diperoleh informasi dari hasil
pengamatan sebagai berikut: 1) Keaktivan siswa masih kurang dalam mengikuti
pembelajaran, 2) Siswa masih takut bertanya selama kegiatan pembelajaran
berlangsung, 3) Siswa masih ragu-ragu untuk menjawab pertanyaan guru,
4) Ketuntasan belajar secara klasikal baru mencapai 78,57%. Berdasarkan hasil
refleksi, peneliti masih belum puas dengan hasil yang diperoleh pada siklus I.
Oleh sebab itu, peneliti melanjutkan penelitian ke siklus II.
Pada kegiatan belajar mengajar pada siklus II yang dilaksanakan oleh guru
dengan menerapkan pembelajaran menggunakan metode demonstrasi
menggunakan alat peraga mendapatkan respon cukup baik dari siswa, hal ini
dapat dilihat dari meningkatnya persentase pencapaian dari kelima indikator yang
diamati.
Pada tahap ini dikaji apa yang telah terlaksana dengan baik dalam proses
belajar mengajar dapat diuraikan sebagai berikut: 1) Selama proses belajar
mengajar telah terlaksana dengan baik, 2) Berdasarkan data hasil pengamatan
aktivitas siswa diketahui bahwa siswa aktiv selama proses belajar berlangsung,
3) Kekurangan pada siklus-siklus sebelumnya sudah mengalami perbaikan dan
peningkatan sehingga menjadi lebih baik, 4) Hasil belajar siswa mengalami
peningkatan yang cukup siginifikan dari siklus I ke siklus II.
4
dua hal yaitu: 1) Peningkatan aktivitas siswa pada siklus I dan siklus II, dan 2)
Peningkatan hasil belajar siswa pada siklus I dan siklus II.
KESIMPULAN
5
DAFTAR PUSTAKA