Anda di halaman 1dari 12

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1. Rencana Penelitian


A. Subyek Penelitian
Subyek penelitian adalah siswa kelas IV di SDN Taal 2 Kecamatan Tapen
Kabupaten Bondowoso tahun pelajaran 2015/2016 yang berjumlah 12 orang,
terdiri dari 4 siswa perempuan dan 8 siswa laki-laki. Alasan penetapan subyek
penelitian pada kelas tersebut mengacu pada pertimbangan : 1) peneliti adalah
guru kelas di kelas IV, 2) tanggung jawab akan hasil belajar siswa, dan 3) untuk
mengembangkan inovasi pembelajaran. PTK ini dilakukan oleh peneliti dengan
kolabolator sebagai mitra penelitian yang merupakan guru sejawat, yaitu ibu
LENI MARDIYANA, S.Pd. dan ibu DIANA ISMAWATI, S.Pd.
B. Lokasi Penelitian
Penelitian dilaksanakan di SDN Taal 2 Bondowoso dengan alamat jalan
Stasiun Tapen tepatnya di dusun Wates, desa Taal, kecamatan Tapen, kabupaten
Bondowoso. Dalam Penelitian Tindakan Kelas ini, SDN Taal 2 Bondowoso
dipilih dan ditentukan dengan mempertimbangkan dua alasan, yaitu alasan
akademis dan alasan teknis. Alasan akademis, karena mata pelajaran Matematika
merupakan salah satu mata pelajaran yang dipelajari di SDN Taal 2. Alasan
teknis, memungkinkan peneliti untuk melakukan penelitian karena peneliti adalah
guru di SDN Taal 2 Kecamatan Tapen Kabupaten Bondowoso.

C. Waktu Penelitian
Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas ini dilaksanakan mulai Selasa, 01
Maret hingga Kamis, 10 Maret 2016. Setiap pertemuan kurang lebih 2 jam
pelajaran (2 x 35 menit). Penelitian tindakan kelas ini sesuai dengan jadwal Mata
Pelajaran Matematika di kelas IV, sehingga penelitian yang peneliti lakukan tidak
mengganggu jadwal pelajaran kelas IV sendiri maupun jadwal guru mapel
lainnya. Penelitian ini dilakukan dengan cara kolaboratif. Ibu LENI
MARDIYANA, S.Pd dan ibu DIANA ISMAWATI, S.Pd. sebagai guru sejawat
mengamati peneliti ketika melaksanakan penelitian. Adapun jadwal pelaksanaan
penelitian dapat dilihat dari tabel 3.1 berikut ini:

14
Tabel 3.1
Jadwal Pelaksanaan Penelitian
No. Waktu Penelitian Kegiatan
1. 29 Februari 2016 Permohonan Ijin Penelitian
2. 01 Maret 2016 Pelaksanaan Siklus I Pertemuan 1
3. 03 Maret 2016 Pelaksanaan Siklus I Pertemuan 2
4. 08 Maret 2016 Pelaksanaan Siklus II Pertemuan 1
5. 10 Maret 2016 Pelaksanaan Siklus II Pertemuan 2

D. Ruang Lingkup Penelitian


Keterbatasan waktu, tenaga, biaya dan fokus penelitian mendorong
perlunya ketegasan ruang lingkup penelitian. Dalam hal ini ruang lingkup
penelitian ditetapkan sebagai berikut:
1. Perbaikan pembelajaran dilakukan dengan menggunakan Model Pembelajaran
Jigsaw.
2. Materi pokok yang dikaji adalah pecahan.
3. Penelitian dilakukan pada siswa kelas IV di SDN Taal 2 Kecamatan Tapen
Kabupaten Bondowoso semester 2 tahun pelajaran 2015/2016.
Fokus penelitian ini adalah pada hasil belajar yang diperoleh siswa setelah
mengikuti tes pada akhir masing-masing siklus.

3.2 Prosedur Penelitian


Pendekatan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif yaitu
penelitian yang datanya dianalisis secara deskriptif naratif tanpa menggunakan
teknik analisis statistik. Jenis penelitian adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK)
yang bertujuan untuk memperbaiki kualitas pembelajaran dan meningkatkan hasil
belajar siswa. Variabel bebasnya adalah Model Pembelajaran Jigsaw sedangkan
variabel terikatnya adalah peningkatan hasil belajar siswa.
Penelitian ini direncanakan sebanyak 2 siklus. Siklus I menjelaskan sub
konsep Penjumlahan Pecahan sedangkan siklus II menjelaskan sub konsep
Pengurangan Pecahan Setiap siklus terdiri dari 4 tahapan seperti yang
dikemukakan oleh Suharsimi Arikunto (2006 : 74), yang menyatakan bahwa
model penelitian tindakan adalah bentuk spiral. Tahapan penelitian tindakan pada
suatu siklus meliputi perencanaan, pelaksanaan, observasi dan refleksi. Siklus ini
berlanjut dan akan dihentikan jika sesuai dengan kebutuhan dan dirasa sudah

15
cukup. Langkah pada siklus berikutnya adalah perencanaan yang sudah direvisi,
tindakan, pengamatan, dan refleksi. Sebelum masuk pada siklus 1 dilakukan
tindakan pendahuluan yang berupa identifikasi permasalahan. Siklus spiral dari
tahap-tahap penelitian tindakan kelas dapat dilihat pada gambar berikut.

Gambar 3.1 Desain PTK model Spiral Suharsimi Arikunto

Kegiatan pembelajaran menggunakan Model Pembelajaran Jigsaw


dikatakan efektif dan kegiatan penelitian dihentikan apabila telah mencapai
indikator keberhasilan, yaitu sebesar 75% siswa tuntas mencapai KKM sebesar
58. Dasar penetapan indikator keberhasilan adalah standar ketuntasan klasikal,
seperti yang disampaikan Arikunto, dkk (2006) suatu kelas dikatakan tuntas
belajarnya (ketuntasan klasikal) jika dalam kelas tersebut terdapat ≥ 85 % peserta
didik yang telah tuntas belajarnya. Tetapi berdasarkan ketentuan KTSP penentuan
ketuntasan belajar ditentukan sendiri oleh sekolah yang dikenal dengan istilah

16
Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) dalam penelitian ini ditetapkan sebesar 58
dan ketuntasan klasikal ditentukan sebesar 75 %..
A. Refleksi awal
Berdasarkan pengalaman belajar guru dan hasil observasi, dapat diuraikan
refleksi awal sebagai berikut :
a. Pecahan merupakan materi pembelajaran yang harus dikuasai oleh siswa kelas
IV karena pada kelas berikutnya mereka kembali akan menemui materi
penjumlahan berbagai bilangan pecahan dan berbagai variasi soal. siswa
cenderung pasif dalam pembelajaran, kurang bergairah, jarang mengerjakan
PR, dan sebagainya. Metode mengajar yang digunakan oleh guru kurang
bervariasi sehingga hasil belajar siswa belum optimal.
b. Berdasarkan studi pendahuluan pada kelas IV didapati siswa yang hanya 5
dari 12 orang siswa yang rajin mengerjakan PR ( 41, 67 % ), 3 dari 12 orang
siswa yang aktif bertanya dan menjawab pertanyaan yang diberikan oleh guru
( 25 % ), dan hanya 4 dari 12 orang siswa yang menyelesaikan soal yang
diberikan guru tepat waktu (33,3 % ). Pada pelaksanaan penilaian, hasil
belajar yang dicapai sangat jauh dari memuaskan, dari 12 orang siswa hanya
3 orang yang tuntas mencapai KKM 58, ketuntasan klasikal hanya 25 %,
sedangkan nilai rata-rata ulangan 48. Data selengkapnya pada lampiran 5a.
Berdasarkan refleksi tersebut perlu diupayakan perbaikan pembelajaran
melalui Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan menggunakan Model
Pembelajaran Jigsaw. Target akhir dari perbaikan melalui penelitian ini adalah
untuk mengetahui efektivitas Model Pembelajaran Jigsaw dalam meningkatkan
hasil belajar siswa secara keseluruhan dengan latar belakang kemampuan dan
karakteristik yang variatif.

B. Siklus I
Siklus ini direncanakan dalam dua kali pertemuan yaitu 01 Maret dan 03
Maret 2016. Pada siklus 1 membahas sub konsep Penjumlahan Pecahan.
a. Tahap Perencanaan
Perencanaan pada siklus ini meliputi kegiatan-kegiatan sebagai berikut:
1) Menyampaikan permohonan ijin penelitian kepada kepala sekolah.
2) Menentukan mitra kolaborator penelitian.

17
3) Menyusun dan mendiskusikan RPP bersama kolaborator.
4) Merevisi RPP bersama kolaborator.
5) Menyiapkan instrumen penelitian.
b. Tahap Pelaksanaan Tindakan
Pelaksanaan tindakan adalah melaksanakan pembelajaran sesuai skenario
dalam RPP yang disusun pada tahap perencanaan, dengan langkah-langkah
pembelajaran sebagai berikut:
Pertemuan 1.
1) Pada kegiatan pendahuluan, mengingat kembali konsep pecahan dan pecahan
senilai.
2) Pada kegiatan inti , siswa dapat menjelaskan kembali arti pecahan dan
pecahan senilai.
3) Pada kegiatan penutup, memberikan latihan soal.
Pertemuan 2.
1) Pada kegiatan pendahuluan, menjelaskan konsep penjumlahan pecahan.
2) Pada kegiatan inti , siswa dapat melakukan penjumlahan pecahan.
3) Pada kegiatan penutup, memberikan latihan soal.

c. Observasi
Observasi dimaksudkan untuk memantau keterlaksanaan tindakan,
aktivitas peserta didik dan guru yang dilakukan pada saat proses pembelajaran.
Kegiatan ini dilakukan oleh kolaborator. Kegiatan-kegiatan pada tahap ini
meliputi :
1) Mengamati perkembangan aktivitas belajar peserta didik dalam kegiatan
pembelajaran dengan menggunakan lembar observasi peserta didik yang telah
disiapkan. Komponen yang diamati antara lain keaktifan bertanya, keaktifan
mengumpulkan tugas dan keaktifan berdiskusi
2) Mengamati keterlaksanaan skenario pembelajaran yang disajikan guru, dengan
menggunakan lembar observasi keterlaksanaan skenario pembelajaran yang
telah disiapkan. Komponen yang diamati antara lain :
a. Penggunaan bahan pelajaran sesuai dengan kurikulum
b. Perumusan Tujuan Pembelajaran
c. Pengorganisasian materi

18
d. Penentuan media pembelajaran
e. Perencanaan langkah –langkah pembelajaran
f. Perencanaan prosedur dan jenis penilaian

d. Tahap Refleksi Tindakan


Pada tahap ini dilakukan refleksi/evaluasi terhadap implementasi perbaikan
pembelajaran menggunakan Model Pembelajaran Jigsaw pada siklus I.
Komponen yang direfleksi antara lain hasil belajar siswa yang diketahui dari hasil
tes, aktivitas belajar siswa diketahui dari hasil observasi kolaborator 1,
keterlaksanaan pembelajaran oleh guru dari hasil observasi kolaborator 2. Seluruh
data yang diperoleh kemudian disesuaikan dengan indikator keberhasilan
tindakan, bila indikator keberhasilan belum tercapai maka penelitian dilanjutkan
pada siklus II dengan melakukan perbaikan-perbaikan dari kelemahan yang
ditemukan pada siklus I.

C. Siklus II.
Siklus ini dilaksanakan dalam dua kali pertemuan yaitu pada tanggal 08
Maret dan 10 Maret 2016 dengan sub pokok bahasan: Pengurangan Pecahan.
Tahapan kegiatan pada siklus II adalah sebagai berikut:
a. Tahap Perbaikan Perencanaan
Perbaikan Perencanaan pada siklus II yang meliputi:
1) Menyusun dan mendiskusikan RPP Siklus II bersama kolaborator.
2) Merevisi RPP Siklus II bersama kolaborator.
3) Menyiapkan instrumen penelitian untuk Siklus II.
b. Tahap Pelaksanaan Tindakan
Pada tahap ini dilaksanakan pembelajaran sesuai skenario dalam RPP pada
jadwal pelajaran yang telah ditentukan, dengan mempertimbangkan hasil temuan-
temuan pada siklus I, dengan langkah-langkah pembelajaran sebagai berikut:
Pertemuan 1.
1) Pada kegiatan pendahuluan, mengingat kembali konsep penjumlahan pecahan.
2) Pada kegiatan inti , siswa dapat melakukan pengurangan pecahan.
3) Pada kegiatan penutup, memberikan latihan soal.

19
Pertemuan 2.
1) Pada kegiatan pendahuluan, mengingat kembali konsep penjumlahan pecahan
berpenyebut sama dan tidak sama.
2) Pada kegiatan inti, siswa dapat menyelesaikan soal tentang pengurangan
pecahan.
3) Pada kegiatan penutup, memberikan latihan soal.

c. Observasi
Observasi dimaksudkan untuk memantau keterlaksanaan tindakan,
aktivitas peserta didik dan guru yang dilakukan pada saat proses pembelajaran.
Kegiatan ini dilakukan oleh kolaborator. Kegiatan-kegiatan pada tahap ini
meliputi :
1) Mengamati perkembangan aktivitas belajar siswa dalam kegiatan
pembelajaran dengan menggunakan lembar observasi siswa yang telah
disiapkan. Komponen yang diamati antara lain keaktifan bertanya, keaktifan
mengumpulkan tugas dan keaktifan berdiskusi
2) Mengamati keterlaksanaan skenario pembelajaran yang disajikan guru, dengan
menggunakan lembar observasi keterlaksanaan skenario pembelajaran yang
telah disiapkan. Komponen yang diamati antara lain :
a. Penggunaan bahan pelajaran sesuai dengan kurikulum
c. Perumusan Tujuan Pembelajaran
c. Pengorganisasian materi
e. Penentuan media pembelajaran
e. Perencanaan langkah –langkah pembelajaran
g. Perencanaan prosedur dan jenis penilaian

d. Tahap Refleksi Tindakan


Pada tahap ini dilakukan refleksi/evaluasi terhadap implementasi
perbaikan pembelajaran menggunakan Model Pembelajaran Jigsaw pada siklus
II. Komponen yang direfleksi antara lain hasil belajar siswa yang diketahui dari
hasil tes, aktivitas belajar siswa diketahui dari hasil observasi kolaborator 1,
keterlaksanaan pembelajaran oleh guru dari hasil observasi kolaborator 2. Seluruh
data yang diperoleh kemudian disesuaikan dengan indikator keberhasilan

20
tindakan, bila indikator keberhasilan belum tercapai maka penelitian dilanjutkan
pada siklus III dengan melakukan perbaikan-perbaikan dari kelemahan yang
ditemukan pada siklus II.

3.3 Instrumen Penelitian


A. Butir soal tes
Tes yang disusun mengacu pada standar silabus yang telah ditetapkan.
Indikator dalam silabus kemudian dijabarkan dalam kisi-kisi soal sesuai dengan
materi yang akan disampaikan, kemudian disusun kartu soal, sehingga dihasilkan
alat pengumpul data yang valid.
B. Lembar Observasi
Lembar Observasi terdiri dari lembar observasi aktivitas siswa dan lembar
observasi keterlaksanaan skenario pembelajaran. Lembar observasi aktivitas
siswa mengacu pada indikator-indikator yang disesuaikan dengan aktivitas peserta
didik dalam pembelajaran, kemudian dirumuskan bersama kolaborator untuk
memudahkan pengamatan. Indikator aktivitas siswa yang diamati antara lain:
keaktifan bertanya, keaktifan berdiskusi, keaktifan mengumpulkan tugas, dan
keaktifan menyelesaikan soal.
Deskriptor instrumen lembar observasi aktivitas siswa diisi dengan
memberi tanda (√) jika aktivitas yang diamati tersebut tampak atau tidak tampak.
Adapun yang melakukan kegiatan observasi ini disepakati teman sejawat, yang
bertindak sebagai kolabolator I, yaitu ibu LENI MARDIYANA, S.Pd. Data yang
diperoleh dicatat dalam lembar observasi yang disajikan pada lampiran 6a.
Lembar keterlaksanaan skenario pembelajaran mengacu pada lembar
observasi penilaian kinerja guru meliputi tahap pendahuluan, kegiatan inti dan
kegiatan penutup. Kemudian didiskusikan bersama kolaborator sehingga
dihasilkan lembar observasi yang lebih sederhana untuk memudahkan
pengamatan. Indikator aktivitas guru dalam pengelolaan pembelajaran antara lain
ditampilkan pada tabel 3.2 berikut:

21
Tabel 3.2 Indikator Aktivitas Guru Dalam Pengelolaan Pembelajaran

Tahap Pembelajaran Indikator

1) Menggunakan bahan pelajaran sesuai dengan


kurikulum
Pendahuluan 2) Merumuskan Tujuan Pembelajaran
(Kegiatan Awal) 3) Mengorganisasikan materi
4) Merencanakan langkah –langkah pembelajaran
5) Merencanakan prosedur dan jenis penilaian
1) Memotivasi siswa
2) Menyampaikan tujuan pembelajaran
Kegiatan Inti 3) Mengadakan apersepsi
4) Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan tujuan
5) Menggunakan waktu secara efisien
1) Melaksanakan evaluasi
Penutup 2) Pembahasan hasil evaluasi
(Kegiatan Akhir) 3) Memberikan evaluasi
4) Menutup pelajaran

Deskriptor instrumen Lembar Observasi Aktivitas Guru Dalam


Pengelolaan Pembelajaran diisi dengan memberi tanda (√): jika terlaksana dan (-):
jika tidak terlaksana. Adapun yang melakukan kegiatan observasi ini disepakati
teman sejawat, yang bertindak sebagai kolabolator II yaitu ibu DIANA
ISMAWATI, S.Pd.

3.4 Teknik Pengumpulan Data dan Analisis Data


A. Sumber data
Sumber data penelitian tindakan kelas ini diperoleh dari siswa (data
primer) dan guru (data sekunder).
B. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data dalam Penelitian Tindakan Kelas ini berupa :
Data Instrumen Indikator
Keterlaksanaan skenario Lembar observasi a. Penggunaan bahan
pembelajaran, keterlaksanaan skenario pelajaran sesuai
pembelajaran dengan kurikulum
b. Perumusan tujuan
Pembelajaran
c. Pengorganisasian
materi

22
d. Penentuan media
pembelajaran
e. Perencanaan langkah –
langkah pembelajaran
f. Perencanaan prosedur
dan jenis penilaian
Aktivitas siswa dalam Lembar observasi a. keaktifan bertanya,
kerja kelompok aktivitas siswa b. keaktifan berdiskusi,
c. keaktifan
mengumpulkan tugas,
dan
d. keaktifan
menyelesaikan soal.
Hasil belajar kognitif Tes (tes tulis objektif a. Pecahan senilai
(pemahaman atau esai). b. Penjumlahan pecahan
konsep/materi ajar) c. Pengurangan pecahan
d. Soal cerita tentang
pecahan
1. Tes
Digunakan untuk mengetahui hasil belajar siswa setelah melaksanakan
pembelajaran. Data hasil belajar siswa diperoleh dari tes pada akhir masing-
masing siklus.
2. Observasi
Digunakan untuk mengetahui aktivitas belajar siswa pada kegiatan
pembelajaran, dan keterlaksanaan skenario pembelajaran oleh guru. Data
diperoleh pada saat berlangsungnya kegiatan belajar mengajar.

C. Metode Analisis Data


Data hasil penelitian berupa data kuantitatif dan data kualitatif.
1. Data kuantitatif
a. Penilaian Tes
Berupa penilaian hasil tes yang dianalisis dengan cara menghitung
ketuntasan belajar siswa dan ketuntasan klasikal. Siswa dikatakan tuntas belajar
bila memenuhi Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) 58. sesuai dengan KKM
yang ditetapkan sekolah. Siswa dinyatakan tuntas secara klasikal jika jumlah
siswa yang tuntas mencapai KKM sebanyak 75 % dari jumlah seluruh siswa.

23
Rumusnya sebagai berikut:

Ketuntasan Klasikal = Jumlah peserta didik yang tuntas x 100 %

Jumlah peserta didik seluruhnya


b. Penilaian Prestasi Kelompok
Penilaian prestasi kelompok adalah penilaian kelompok dalam mengikuti
Model Pembelajaran Jigsaw. Penilaian ini dihitung dari jumlah skor yang
diperoleh kelompok : jumlah skor maksimal x 100 (Trianto : 2010). Penilaian ini
digunakan sebagai dasar penentuan prestasi kerja kelompok dan dijadikan sebagai
penentu pemberian reward terhadap kelompok selama proses pembelajaran. Pada
sisi lain kegiatan ini dilakukan untuk mengetahui efektivitas Model Pembelajaran
Jigsaw dalam meningkatkan hasil belajar siswa secara keseluruhan dengan latar
belakang kemampuan dan karakteristik yang variatif.
2. Data Kualitatif
a. Data Observasi Aktivitas Siswa
Data diperoleh dari hasil pengamatan terhadap keaktifan siswa selama
belajar, meliputi: keaktifan bertanya, keaktifan berdiskusi, keaktifan
mengumpulkan tugas, dan keaktifan menyelesaikan soal. Data observasi dihitung
dengan menjumlahkan deskriptor yang tampak/yang tidak tampak yang dilakukan
oleh siswa, kemudian dihitung prosentase keaktifan siswa dengan rumus:

Keaktifan peserta didik = Jumlah peserta didik yang melakukan x 100%


Jumlah peserta didik seluruhnya

Sumber : Trianto (2010: 241)


Hasil analisis dijadikan sebagai salah satu masukan kolaborator terhadap
proses pelaksanaan penelitian. Hasil ini juga digunakan sebagai salah satu dasar
peneliti untuk merencanakan kegiatan penelitian berikutnya.
b. Data Observasi Aktivitas Guru Dalam Pengelolaan Pembelajaran
Data diperoleh dari hasil pengamatan terhadap aktivitas guru mengajar di
kelas baik pada kegiatan pendahuluan, inti, maupun penutup, dengan cara
menghitung tiap deskriptor yang terlaksana/dilakukan kemudian dihitung
prosentase keterlaksanaan pembelajaran dengan rumus:

24
Keterlaksanaan pembelajaran Jumlah
= deskriptor yang terlaksana x 100 %
Jumlah deskriptor seluruhnya

Hasil analisis juga akan menjadi dasar kolaborator memberikan masukan


kepada peneliti serta digunakan salah satu dasar dalam perencanaan penelitian
pada siklus/pertemuan berikutnya.

3.5 Indikator Keberhasilan Tindakan

Kegiatan pembelajaran menggunakan Model Pembelajaran Jigsaw


dikatakan efektif dan kegiatan penelitian dihentikan apabila mencapai indikator
keberhasilan berikut:

Tabel 3.3. Indikator Keberhasilan Tindakan

Indikator
Aspek Cara Mengukur
Keberhasilan
Hasil Belajar Siswa 75 % Dihitung dari banyaknya peserta
(Pencapaian ketuntasan didik yang mencapai ketuntasan
belajar secara individu individual ≥ 58 pada tes dibagi
yaitu ≥ 58 sesuai jumlah peserta didik keseluruhan.
dengan KKM sekolah)

Dasar penetapan indikator keberhasilan adalah standar ketuntasan klasikal,


seperti yang disampaikan Trianto (2010: 241) suatu kelas dikatakan tuntas belajarnya
(ketuntasan klasikal) jika dalam kelas tersebut terdapat ≥ 85 % peserta didik yang
telah tuntas belajarnya. Berdasarkan ketentuan KTSP penentuan ketuntasan
belajar ditentukan sendiri oleh sekolah yang dikenal dengan istilah Kriteria
Ketuntasan Minimal (KKM) dalam penelitian ini ditetapkan sebesar 58 dan
ketuntasan klasikal ditentukan sebesar 75 %.

25

Anda mungkin juga menyukai