Anda di halaman 1dari 14

BAB III

METODE PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian
Penelitian tindakan kelas (PTK) yang digunakan peneliti adalah jenis
PTK Kolaboratif. PTK kolaboratif yaitu kerja sama antara peneliti dengan
guru kelas ide berasal dari peneliti dan yang melakukan tindakan adalah
guru kelas. Wijaya dan Dedi (2010:9) mengemukakan bahwa Penelitian
Tindakan Kelas (PTK) adalah penelitian yang di lakukan di kelas dengan 3
cara, yaitu merencanakan, melaksanakan dan merefleksikan tindakan secara
kolaboratif dan partisipatif dengan tujuan untuk memperbaiki kinerja guru
sehingga hasil belajar siswa dapat meningkat.

3.2 Setting dan Karakteristik Subyek Penelitian


Penelitian ini dilakukan di SD Negeri Polobogo 02 kecamatan
Getasan Kabupaten Semarang dengan subjek penelitian siswa kelas 4
yang terdiri dari 21 siswa, 11 siswa laki-laki dan 10 siswa perempuan.
Letak SD Negeri Polobogo 02 berada di wilayah kecamaran Getasan.
SD Negeri Polobogo 02 tepatnya berada di desa Polobogo. Siswa SD
Negeri Polobogo 02 terdiri dari kelas 1 sampai dengan kelas 6 dengan
jumlah 126 siswa, jumlah tenaga kependidikan di SDN Polobogo 02
sebanyak 9 orang yang terdiri dari 1 kepala sekolah, 1 guru olahraga
dan 2 guru agama Kristen Protestan dan Guru agama Islam proses
belajar mengajar berlangsung mulai pukul 07.30 sampai dengan pukul
12.00. Kecuali pada hari jumat sabtu berlangsung mulai pukul 07.30
sampai dengan pukul 11.00.

3.3. Variabel Penelitian


Variabel adalah suatu objek penelitian atau apa saja yang menjadi titik
perhatian suatu penelitian (Arikunto, 2006:118). Variabel bisa disebut juga
sebagai syarat dalam penelitian dimana terdapat suatu yang diteliti dan

27
28

bagaimana dapat dipengaruhi yang diteliti tersebut. Dalam penelitian ini


memiliki dua variabel yang diteliti, yaitu variabel X dan variabel Y.
3.3.1. Variabel X (Variabel Bebas )
Pembelajaran Group Investigasi merupakan variabel tindakan atau
disebut variabel x. Pembelajaran talking stick adalah salah satu tipe dari
pembelajaran kooperatif dengan langkah-langkah pembelajaran sebagai
berikut siswa dibagi dalam beberapa kelompok heterogen kemudian guru
menjelaskan maksud pembelajaran dan tugas kelompok setelah itu guru
memanggil ketua kelompok dan setiap kelompok mendapat tugas satu
materi atau tugas yang berbeda dari kelompok lain. Masing-masing
kelompok membahas materi yang sudah ada secara kooperatif dan bersifat
penemuan. Setelah selesai berdiskusi, juru bicara kelompok menyampaikan
hasil pembahasan kelompok selanjutnya guru memberikan penjelasan
singkat sekaligus memberikan kesimpulan terakhir guru memberikan
Evaluasi.

3.3.2. Variabel Y (Variabel Terikat)


Variabel Y atau variabel terikat pada penelitian ini adalah hasil belajar
(Y). Variabel (Y). Hasil belajar di sini dapat diartikan sebagai keberhasilan
seorang siswa dalam menguasai bahan atau materi yang telah diajarkan dan
dapat mencapai nilai yang ditentukan. Hasil belajar tersebut dapat diketahui
melalui tes tertulis pilihan ganda yang diberikan setelah proses
pembelajaran selesai. Pencapaian hasil belajar dapat diketahui dalam bentuk
nilai.

3.4. Prosedur Penelitian


Penelitian Tindakan Kelas ini dilaksanakan dalam dua siklus, yang
mengacu pada model Arikunto (2006: 98). Langkah-langkah penelitian
tindakan yang ditempuh dalam setiap siklus mencakup 3 tahap, yaitu: (1)
perencanaan, (2) pelaksanaan tindakan, pengamatan/observasi, dan (4)
29

evaluasi-refleksi. Rincian prosedur tindakan dapat digambarkan pada bagan


sebagai berikut:

Refleksi
Perencanaan

Observai

Tindakan

Refleksi

Perencanaan
Observasi

Tindakan

Gambar 3.4
Alur Siklus Penelitian Tindakan Kelas
(Sumber: Arikunto, 2006: 98)
Berdasarkan skema diatas penelitian akan dilaksanakan melalui Siklus I dan
Siklus II, sebelum dilaksanakan penelitian, menyusun suatu perencanaan
mengenai apa yang akan dilaksanakan dan diperlukan dalam pelaksanaan
pembelajaran.

3.4.1 Siklus Tindakan


Prosedur dalam kegiatan penelitian ini ditempuh melalui langkah-langkah
sebagai berikut :
1. Siklus I
a. Perencanaan dan Pesiapan
1. Peneliti merancang dan merencanakan pembelajaran IPA kelas IV dengan
cara meyusun RPP..
2. Merancang/menyusun Lembar Kerja Siswa.
30

3. Mempersiapkan sarana dan prasarana yang diperlukan dan sebagainya.


4. Menyiapkan pertanyaan-pertanyaan/soal yang akan dibagikan kepada
setiap kelompok siswa
5. Menentukan lamanya waktu dalam kegiatan pembelajaran.
6. Menetapkan teknik pembelajaran.
7. Melakukan observasi dan pengamatan pendahuluan untuk
mengidentifikasi masalah pembelajaran.
8. Menyusun format pengamatan/ observasi pada siklus.
b. Pelaksanaan
Pelaksanaan tindakan dilakukan dengan menggunakan Model
Pembelajaran Group Investigasi melalui tahap-tahap berikut
1. Pengarahan,
2. Buat kelompok heterogen dengan orientasi tugas,
3. Rencanakan pelaksanaan investigasi,
4. Tiap kelompok menginvestigasi proyek tertentu (bisa di luar kelas, misal
mengukur tinggi pohon.
5. Mendata banyak dan jenis kendaraan di dalam sekolah, jenis dagangan
dan keuntungan di kantin sekolah, banyak guru dan staf sekolah).
6. Pengolahan data.
7. Penyajian data hasil investigasi,
8. Presentasi, Kuis individual,
9. Buat skor perkembangan siswa,
10. Umumkan hasil kuis dan berikan reward.
11. Kegiatan Konfirmasi
c. Refleksi
1. Kegitan refleksi yang dilakukan untuk menganalisis terhadap proses dan
tindakan dengan memanfaatkan hasil kerja siswa melalui pembelajaran
menggunakan model Group Investigation.
2. Kegitan refleksi juga untuk melihat kekurangan dan kelebihan yang
terdapat dalam pelaksanaan siklus I serta melihat perubahan yang terjadi
selama tindakan siklus I.
31

Hal-hal yang harus dicermati guru dalam kegiatan refleksi adalah keaktifan
siswa yang mencerminkan motivasi siswa belajar Ilmu Pengetahuan Alam
(IPA) dan keadaan-keadaan yang menghambat, faktor-faktor yang menjadi
pendorong, dan alternatif solusinya.
2. Siklus II
Berdasarkan hasil siklus I maka diadakan perencanaan ulang.
Rencana yang dibuat pada prinsifnya sama dengan rencana pada siklus I.
Hal itu disebabkan siklus II merupakan perbaikan proses belajar pada siklus
I. Pada tahap ini dilakukan langkah-langkah sebagai berikut: (1) Menyusun
Rencana Pembelajaran, (2) Menyusun Lembar Kerja Siswa, (3)
Mempersiapkan sarana dan prasarana yang diperlukan. Pelaksanaan
tindakan dilakukan dengan Group Investigation melalui tahap-tahap berikut:
(1) Melaksanakan tahap orientasi (tahap awal), (2) Kegiatan inti
(eksplorasi), (3) kegiatan pembelajaran dengan pertandingan, (4) kegiatan
konfirmasi.
Hasil evaluasi-refleksi pada tahapan ini merupakan analisis dari
observasi siklus II. Hasil evaluasi-refleksi siklus II ini digunakan untuk
menarik kesimpulan apakah penelitian yang dilakukan sudah mencapai
indikator yang ditetapkan.

3.5 Teknik dan Alat Pengumpulan Data


3.5.1 Teknik Pengumpulan Data
Penelitian ini menggunakan teknik tes dan non tes. Tes adalah suatu
cara yang dilakukan untuk mengetahui hasil belajar siswa dengan
penggunaan pembelajaran Group Investigation. Sedangkan teknik non tes
berupa lembar observasi, yang digunakan dengan tujuan untuk mengetahui
tindakan guru dan respon siswa dengan menggunakan model pembelajaran
Group Investigation. Selain observasi, teknik yang digunakan adalah angket
yang diisi oleh siswa, satu angket dalam satu siklus. Angket ini digunakan
dengan tujuan untuk mengetahui motivasi belajar siswa dan berfungsi untuk
32

memvalidasi data tindakan guru dan respon siswa dengan menggunakan


pembelajaran Group Investigation.

3.6 Instrumen Pengumpulan Data


Untuk mendapatkan data yang akan dijadikan acuan penelitian,
peneliti menggunakan teknik:
1. Observasi
Untuk mengetahui perkembangan aktivitas belajar siswa dilakukan
teknik observasi. Observer bertugas untuk melakukan pengamatan dan
penelitian melalui pengisian lembar aktivitas siswa dan kegiatan mengajar
guru pada setiap pertemuan. Observasi dilakukan dikelas 4 SDN Polobogo
02 Kecamatan Getasan Kabupaten Semarang oleh peneliti.
2. Dokumentasi
Studi dokumentar merupakan suatu teknik pengumpulan data dengan
mengumpulkan berbagai dokumen, baik dokumen tertulis, gambar maupun
elektonik. Peneliti menggunakannya untuk memperoleh data awal tentang
nama siswa, nilai hasil ulangan siswa kelas 6 SDN Polobogo 02 Kecamatan
Getasan, serta foto-foto kegiatan pembelajaran setiap pertemuan.
3. Tes
Tes digunakan untuk mengetahui sejauh mana keberhasilan proses
belajar mengajar. Tes dilaksanakan pada akhir kegiatan tiap-tiap siklus (post
tes) dengan memberikan sejumlah soal tes kepada subjek penelitian. Dalam
pengumpulan data, alat yang digunakan berupa soal tes sesuai dengan
materi.
4. Wawancara
Wawancara merupakan pertanyaan yang diajukan secara verbal kepada
orang-orang yang dapat memberikan informasi atau penjelasan tentang hal-
hal yang diangap perlu pada penelitian ini yang saya wawancara pada guru
kelas 4 SDN Polobogo 02 Kecamatan Getasan Kabupaten Semarang.
33

3.7 Instrumen Penelitian


Instrumen yang digunakan yaitu untuk mengukur keberhasilan
tindakan dari dua sisi (sisi proses dan sisi hal yang diamati). Instrumen yang
digunakan adalah tes dan observasi. Dalam hal ini penulis menggunakan
lembar observasi guru dan siswa dan tes hasil belajar tertulis. Sebelum
instrumen dibuat, peneliti terlebih dahulu membuat komponen dari kedua
variabel yaitu, variabel penerapan model Kooperatif Tipe GI (Group
Investigation)serta variabel peningkatan hasil belajar IPA. kisi-kisi tes hasil
belajar siswa.
Tabel 3
Kisi-Kisi Observasi Pembelajaran Group Investigation.
Aspek Indikator
Melakukan 1) Mengecek kehadiran siswa
kegiatan 2) Guru memberikan apersepsi
pendahuluan 3) Menyampaikan tujuan pembelajaran dan indikator
keberhasilan
4) Menyampaikan rencana kegiatan pertemuan hari ini
5) Guru membagi siswa ke dalam kelompok kecil
Eksplorasi, 6) Guru menyampaikan materi pelajaran
7) Guru membagi kelas menjadi beberapa kelompok
Elaborasi, yang heterogen.
8) Guru menjelaskan maksud pembelajaran dan tugas
kelompok yang harus dikerjakan.
9) Guru memanggil ketua-ketua kelompok untuk
memanggil materi tugas secara kooperatif dalam
Konfirmasi kelompoknya.
10) Masing-masing kelompok membahas materi tugas
secara kooperatif dalam kelompoknya.
11) Setelah selesai, masing-masing kelompok yang
diwakili ketua kelompok atau salah satu
anggotanya menyampaikan hasil pembahasannya.
12) Kelompok lain dapat memberikan tanggapan
terhadap hasil pembahasannya.
13) Guru memberikan penjelasan singkat (klarifikasi)
bila terjadi kesalahan konsep dan memberikan
kesimpulan.
14) evaluasi.
Melakukan 15) Guru dan siswa membuat penegasan atau
kegiatan kesimpulan pembelajaran dengan mengacu pada
penutup hasil pembelajaran Grup Investigasi.
16) Siswa mengerjakan tugas yang diberikan guru
sebagai proses penilaian pembelajaran.
34

Tabel 4
Kisi-Kisi Tes Hasil Belajar Siklus I

Standar Kompotensi
Indikator Item Tes
Kompetensi Dasar
10. Memahami 10.2 1. Mengidentifika 1, 2, 16, 19
perubahan Menjelaskan si beberapa
lingkungan pengaruh dampak.
fisik dan perubahan perubahan
pengaruhnya lingkungan fisik lingkungan. 3, 4, 5
terhadap (erosi, abrasi,
2. Menjelaskan
daratan banjir, dan 6, 7, 17, 8, 20
longsor) pengaruh
erosi. 9, 18, 10, 11
3. Menjelaskan
pengaruh 12, 13, 14, 15
abrasi.
4. Menjelaskan
pengaruh
banjir.
5. Menjelaskan
pengaruh
longsor.
Tabel 5
Kisi – Kisi Tes Hasil Belajar Siklus II
Standar Kompetensi
Indikator Item Tes
Kompetensi Dasar
10. Memahami 10.3 1. Menjelaskan cara 1,2,6,9,11,1
perubahan Mendeskripsika mencegah erosi 3,18,19,21,2
lingkungan fisik n cara 3
dan pencegahan 2. Menjelaskan cara
pengaruhnya kerusakan mencegah abrasi 3,7,10,12,20
terhadap lingkungan ,22
daratan (erosi, abrasi, 3. Menjelaskan cara
banjir, dan mencegah banjir 5,15,16,17,2
longsor) 5
4. Menjelaskan cara
mencegah longsor 4,8,14,24

Data hasil belajar siswa dalam pembelajaran Group Investigation dinilai


dengan rumus di bawah ini :
Jumlah skor yang diperoleh
Nilai   100 0 0
Jumlah skor maksimal
35

Rentang ditentukan berdasarkan nilai KKM pada mata pelajaran IPA yang
diterapkan di SD Negeri Polobogo 02 adalah 65 sehingga :
Nilai ≤ 65 = Tidak Tuntas
Nilai ≥ 65 = Tuntas

3.8 Indikator Kinerja


Pembelajaran dikatakan berhasil, apabila terjadi 80% dari total siswa
dalam kelas lulus kriteria individual dan 80% siswa dalam kelas lulus kriteria
KKM = 65.
3.9 Teknik Analisis Data
Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah data deskriptif
kualitatif dan deskriptif komparatif untuk data kuantitatif. Data yang
diperoleh akan dianalisis dalam bentuk-bentuk kata atau penjelasan yaitu data
deskriptif kualitatif dan dalam bentuk angka yaitu data kuantitatif. Data
kualitatif yang diperoleh dari hasil observasi terhadap pembelajaran dengan
menggunakan pembelajaran Group Investigation yang dilakukan oleh guru,
sedangkan untuk keperluan data kuantitatif, diperoleh dari hasil tes belajar
siswa. Analisis data dilakukan dengan cara:
1. Analisis data hasil penelitian yang tergolong data kuantitatif berupa hasil
belajar dengan cara persentase yaitu dengan menghitung ketuntasan belajar
siswa secara individual jika siswa tersebut mampu mencapai skor minimal 65
dan ketuntasan klasikal jika siswa yang memperoleh nilai 65 ini jumlahnya
sekitar 80% dari jumlah seluruh siswa dan masing-masing dihitung dengan
menggunakan rumus sebagai berikut:
jumlah nilai maksimal
Ketuntasan individual = x100%
jumlah nilai
jumlah siswa yang tuntas belajar
Ketuntasan klasikal = x100%
jumlah seluruh siswa

Keterangan
Ketuntasan indiviual : Jika siswa mencapai ketuntasan skor ≥ 65
Ketuntasan klasikal : Jika > 80% dari seluruh siswa mencapai ketuntasan
skor ≥ 65.
36

Data kualitatif diperoleh dari observasi aktivitas siswa serta guru selama
proses pembelajaran berlangsung dengan cara deskriptif. Dalam penelitian
kualitatif, penyajian data bisa dalam bentuk uraian, tabel, hubungan antar
kategori, grafik, matrik, chart, dan sejenisnya. Tetapi hal yang paling sering
digunakan dalam penelitian kualitatif adalah dengan teks yang bersifat
naratif.
3.9.1. Uji validitas
Uji validitas instrumen dalam penelitian ini digunakan unutuk
menguji instrumen tiap item soal yang nantinya akan digunakan dalam tes
individu setelah pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran
group investigation. Untuk mengetahui validitas, instrumen terlebih dahulu
diuji cobakan di kelas 4 SDN Polobogo 02 Kecamatan Getasan Kabupaten
Semarang. Validitas berkenaan dengan ketepatan alat penilaian terhadap
konsep yang dinilai sehingga betul-betul menilai apa yang seharusnya
dinilai. Untuk mengetahui tingkat validitas dengan melihat angka pada
(Corrected item To Total Correlation). Menurut Sugiyono (2012: 351),
suatu item instrumen penelitian dianggap valid jika memiliki koefisien
corected item-total corelation (x) ≥ 0,2 uji coba item tes untuk uji coba soal
sebanyak 30 soal. Di bawah ini hasil uji validitas soal. Hasil perhitungan
validitas di kelas 4 SDN Polobogo 02 sebagai uji coba menggunakan SPSS
17.0 for window. Hasil validitas soal siklus I dan siklus II dapat dilihat pada
tabel 3.
Tabel 6
Kriteria Tingkat Validitas Instrumen

Indeks Validitas Keterangan


R < 0,20 Tidak ada validitas
0,20 ≤ r < 0,40 Validitas rendah
0,40 ≤ r < 0,60 Validitas sedang
0,60 ≤ r < 0,80 Validitas tinggi
0,80 ≤ r < 1,00 Validitas sempurna
37

Berdasarkan tabel 6 Tingkat validitas suatu instrumen dapat diketahui


dengan cara mengkorelasikan setiap skor pada butir instrumen dengan total
skor setelah dikurangi skor butirnya sendiri (corrected item to total
correlation). Kriteria validitas instrumen dapat dilihat pada tabel diatas.

Tabel. 7
Hasil uji validitas siklus 1
Jumlah soal Valid Tidak valid

1, 2, 3, 4, 5, 6,7,8, 9, 1,2,5,6,7,8,9,11,13,14,15, 3,4,10,


10,11,12,13,14,15,16,17 16,17,18,20,24,25,27,28,, 12,19,21,22,2
18,19,20,21,22,23,24,25 30 3,26,29
26,27,28,29,30

Tabel. 8
Hasil uji validitas siklus 2
Jumlah soal Valid Tidak valid

1, 2, 3, 4, 5, 6,7,8, 9, 1,3,4,5,7,8,9,12,13,15,16, 2,6,10,11,14,


10,11,12,13,14,15,16,17 17,20,22,24,25,26,27,28, 18,19,21,23
18,19,20,21,22,23,24,25 29,30
26,27,28,29,30

3.9.2. Uji Reliabilitas


Uji reliabilitas digunakan untuk mengetahui konsistensi alat ukur,
apakah alat ukur yang digunakan dapat diandalkan dan tetap konsisten jika
pengukuran tersebut diulang. Untuk pengujian biasanya menggunakan
batasan tertentu seperti 0,6. Reliabilitas sering disebut kepercayaan,
keterandalan, konsistensi, kestabilan dan sebagainya. Untuk menentukan
38

tingkat reliabilitas instrumen menggunakan kriteria yang dikemukakan oleh


Sekaran (1992) dalam Priyanto (2010:98) dalam tabel :

Tabel. 9
Tingkat Reliabilitas Instrumen
Indeks Kriteria
α ≥0,8 Reliabilitas baik
α ≥0,7 Reliabilitas dapat diterima
α ≤0,6 Reliabilitas kurang baik

Hasil uji Reliabilitas instrumen yang diolah dengan SPSS 17,0 for
windows pada saat uji instrumen tes, reliabilitas soal siklus 1 dan siklus 2
dapat dilihat pada tabel 9.

Tabel. 10

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha N of Items

.771 30

Dari tabel 10 uji reliabilitas dapat dilihat pada kolom Cronbach’s


Alpha menunjukkan 0,771. Karena kolom tersebut bernilai 0,771 maka
dapat disimpulkan bahwa alat ukur atau instrumen penelitian yang dipakai
pada tingkat reliabilitas dapat diterima atau reliabel.
Tabel. 11

Reliability Statistics siklus

Cronbach's Alpha N of Items

.759 30

Dari tabel 11 hasil reliabilitas dapat dilihat pada kolom Cronbach’s


Alpha menunjukan 0,759. Karena nilai pada kolom tersebut bernilai 0,759
39

maka dapat disimpulkan bahwa alat ukur atau instrumen penelitian yang
dipakai pada tingkat reliabilitas dapat diterima atau reliabel.

3.10 Uji Tingkat Kesukaran Soal


Uji Tingkat Kesukaran suatu soal bertujuan mengetahui tingkat
kesulitan soal yang digunakan untuk mengukur hasil pembelajaran.
B
Instrumen perlu diuji tingkat kesukaran dengan mengunakan rumus: 𝑇 =
𝐽𝑆

Keterangan:
T = angka indeks kesukaran item
B = Banyaknya peserta tes yang menjawab dengan benar terhadap
butir item yang bersangkutan.
JS = Jumlah peserta tes yang mengikuti tes.

Ada 3 kategori tingkat kesukaran soal, yaitu soal kategori sukar, soal
kategori sedang dan soal kategori mudah. Kriteria tingkat kesukaran suatu
item soal dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 12
Kriteria tingkat Kesukaran Soal
Indeks Kesukaran Keterangan
≤ 0,30 Item soal berkategori sukar
0,30-0,70 Item soal berkategori sedang
≥ 0,70 Item soal berkategori mudah
Sumber Arikunto, 2003:210

Berdasarkan kriteria tingkat kesukaran soal menurut Arikunto pada


tabel 12 dapat diperoleh hasil hitung pada setiap soal. Siklus 1 tentang
materi Menjelaskan pengaruh perubahan lingkungan fisik (erosi, abrasi, banjir,
dan longsor) yang menyajikan 25 soal untuk diujikan serta diketahui tingkat
kesukaran setiap soal. Setelah diperoleh hasilnya, soal kategori sedang paling
40

banyak yaitu 16 soal. Soal kategori mudah terdapat 7 soal kategori sukar paling
sedikit yaitu hanya 2 soal. Hasil uji tingkat kesukaran soal pada siklus 1 dapat
disajikan pada tabel 13 sebagai berikut.

Tabel 13
Hasil Uji Tingkat Kesukaran Soal Siklus 1
Tingkat Kesukaran No Soal Jumlah
Mudah 1, 4, 7, 10, 13, 22, 25 7
Sedang 2,3,5,6,8,9,11,12,15,17,18,20,21,23 14
Sukar 19,24,14,16, 4
Total 25

Siklus 2 tentang materi Mendiskripsikan cara pencegahan kerusakan


lingkungan (erosi, abrasi, banjir, dan longsor) yang menyediakan 25 soal untuk
diujikan serta diketahui tingkat kesukaran setiap soal. Setelah diperoleh hasilnya,
soal kategori sedang masih paling banyak yaitu 14 soal. Namun soal kategori sukar
meningkat dari siklus 1 menjadi 10 soal. Sedangkan soal kategori mudah hanya 1
soal saja. Hasil uji tingkat kesukaran soal pada siklus 2 disajikan pada tabel 14
sebagai berikut.
Tabel 14
Hasil Uji Tingkat Kesukaran Soal siklus 2
Tingkat Kesukaran No soal Jumlah
Mudah 2, 1
Sedang 1,3,4,5,7,8,9,10,14,15,17,19,20,21, 14
Sukar 6,11,12,13,16,18,19,22,23,24,25, 10
Total 25

Anda mungkin juga menyukai