Anda di halaman 1dari 19

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Dalam penelitian ini, metode yang digunakan adalah penelitian

tindakan kelas. Penelitian tindakan kelas dalam Bahasa Inggris disebut

dengan istilah Classroom Action Research. Penelitian tindakan kelas (PTK)

adalah bagaimana sekelompok guru dapat mengorganisasi kondisi praktik

pembelajaran dari pengalaman mereka dengan mencobakan suatu gagasan

perbaikan praktik pembelajaran sehingga dapat memberikan pengaruh yang

nyata.1 Menurut Mulyasa, penelitian tindakan kelas merupakan suatu upaya

untuk mencermati kegiatan belajar sekelompok peserta didik dengan

memberikan sebuah tindakan (treatment) yang sengaja dimunculkan oleh

guru, bersama-sama antara guru dan peserta didik, atau peserta didik dibawah

bimbingan guru yang bertujuan memperbaiki dan meningkatkan kualitas

pembelajar.2

Selanjutnya penelitian tindakan kelas menurut Tampublon merupakan

penelitian yang dilakukan oleh pendidik/calon pendidik di dalam kelas secara

kolaboratif/partisipatif untuk memperbaiki kinerja pendidik menyangkut

proses pembelajaran, dan meningkatkan hasil belajar peserta didik, baik dari

1
R. Wiriatmadja, Metode Penelitian Tindakan Kelas, (Bandung: Rosda Karya, 2005), hal.

2
Mulyasa, Praktik Penelitian Tindakan Kelas, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2013),
hal. 11.

40
41

segi akademik maupun nonakademik melalui tindakan reflektif dalam bentuk

siklus (daur ulang).3

Penelitian tindakan kelas bersifat reflektif dengan melakukan

tindakan-tindakan tertentu agar dapat memperbaiki atau meningkatkan

praktik-praktik pembelajaran di kelas secara lebih profesional.4 Hasil

penelitian tindakan kelas berisi upaya peneliti dalam mengatasi permasalahan

pembelajaran yang diawali dengan upaya mengungkapkan penyebab dari

permasalahan pembelajaran yang dihadapi, kemudian dilanjutkan dengan

upaya pemecahan masalah.

Adapun karakteristik penelitian tindakan kelas antara lain: (1) masalah

penelitian nyata yang terjadi di dalam kelas, (2) penelitian dilakukan dengan

refleksi, (3) dilakukan di dalam kelas, (4) bertujuan memperbaiki

pembelajaran secara bertahap sesuai siklus yang dirancang, (5) upaya

mengembangkan profesionalisme guru.5 Prinsip penelitian tindakan kelas

antara lain: (1) tidak mengganggu pola pembelajaran, (2) memberikan jalan

keluar dari permasalahan, (3) data bersifat objektif dari internal maupun

eksternal, (4) metode yang digunakan harus sistematis, (5) harus kompak

antara satu dengan lainnya agar penelitian berhasil.6

3
S. Tampublon, Penelitian Tindakan Kelas: untuk Pengembangan Profesi Pendidik dan
Keilmuan, (Jakarta: Erlangga, 2014), hal. 19.
4
Suroso, Classroom Action Research: Peningkatan Kemampuan Menulis melalui
Penelitian Tindakan Kelas, (Yogyakarta: Pararaton Publishing, 2007), hal. 20
5
Daryanto, Penelitian Tindakan Kelas dan Penelitian Tindakan Sekolah: Beserta
Contoh-Contohnya, (Yogyakarta: Gava Media, 2011), hal. 5-6.
6
E. Komara & A. Mauludin, Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan (PKB) dan
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) bagi Guru, (Bandung: Refika Aditama, 2016), hal. 52-53.
42

Secara umum, penelitian tindakan kelas (PTK) terdiri atas beberapa

siklus atau pengulangan dari siklus. Setiap setiap siklus terdiri dari empat

langkah, yaitu: (1) perencanaan; (2) pelaksanaan, (3) pengamatan/observasi;

dan (4) refleksi.7 Penelitian ini digunakan untuk penerapan metode

demonstrasi. Penelitian ini dibatasi sampai pada uji coba yang bertujuan

untuk mendapatkan informasi apakah hasil belajar siswa setelah penerapan

akan lebih efektif dan efesien dibandingkan dengan penerapan model yang

lama atau yang lain. Hasil dari penelitian ini berupa perubahan hasil belajar

siswa kelas IV SD IT Ibnu Mas’ud pada materi makhluk hidup di lingkungan

rumahku.

B. Prosedur Penelitian

Pengumpulan data dalam penelitian ini dilaksanakan melalui tiga

siklus terdapat empat tahapan. “Konsep inti PTK yang diperkenalkan oleh

Kurt Lewin, bahwa dalam satu siklus terdiri dari empat langkah yaitu: 1)

perencanaan (planning), 2) tindakan (acting), 3) observasi (observing), dan 4)

refleksi (reflecting)”.8

Menurut Kemmis and Mc Taggart dalam Suharsimi Arikunto,

prosedur pelaksanaan penelitian tindakan kelas yaitu:

1) Perencanaan

7
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D, (Bandung, Alfabeta
2016), hal. 297
8

Paizaluddin dan Ermalinda, Penelitian Tindakan Kelas, (Bandung: Alfabeta, 2013), hal.
29
43

Dalam penelitian tindakan kelas tahapan yang pertama perencanaan, pada

tahapan ini peneliti menjelaskan tentang apa, mengapa, kapan, di mana,

oleh siapa, dan bagaimana tindakan tersebut akan dilakukan. Biasanya

untuk menjawab pertanyaanpertanyaan tersebut peneliti harus

mempersiapkan beberapa hal diantaranya rencana pelaksanaan

pembelajaran (RPP), instrumen penelitian, media pembelajaran, bahan

ajar, dan aspek-aspek lain yang sekiranya diperlukan.

2) Pelaksanaan Tindakan

Tahap pelaksanaan adalah kegiatan mengimplementasikan atau

menerapkan perencanaan yang telah dibuat, peneliti harus mentaati apa

yang telah dirumuskan pada tahap perencanaan agar hasil yang diperoleh

sesuai dengan apa yang diharapkan.

3) Observasi

Dalam tahap observasi yang melakukannya adalah pengamat, kegiatan ini

berlangsung bersamaan dengan kegiatan pelaksanaan. Tahapan ini adalah

mengamati bagaimana proses pelaksanaan berlangsung, serta mengetahui

dampak apakah yang dihasilkan dari proses pelaksanaan.

4) Refleksi
Tahapan refleksi ini adalah tahapan kita dapat mengetahui kelemahan apa

saja yang terjadi dari proses pelaksanaan, hingga akhirnya dapat diperbaiki

pada siklus selanjutnya, apabila proses siklus sudah selesai maka tahapan
44

ini bisa dijadikan tahapan untuk menarik kesimpulan dari keseluruhan

kegiatan.9

Perencanaan dalam penelitian dapat digambarkan dengan skema di

bawah ini: Perencanaan

Refleksi Siklus I Pelaksanaan

Observasi

Perencanaan

Refleksi Siklus II Pelaksanaan

Observasi

Perencanaan Pelaksanaan

Refleksi Siklus III

Observasi

Skema 3.1 Siklus Penelitian Tindakan Kelas10

9
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta: Rineka
Cipta, 2012), hal. 6.
10
Kunandar, Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas Sebagai Profesi Guru, (Jakarta
: Rajawali Pers, 2008), hal. 34
45

1. Perencanaan (Planning)

Langkah pertama pelaksanaan PTK adalah melakukan perencanaan

secara matang dan teliti. Dalam perencanaan PTK, terdapat tiga dasar,

yaitu identifikasi masalah, merumuskan masalah, dan pemecahan masalah.

Pada masing-masing kegiatan, terdapat sub-sub kegiatan yang sebaiknya

dilaksanakan untuk menunjang sempurnanya tahap perencanaan. Pada

tahap ini, peneliti juga mempersiapkan Rencana Pelaksanaan

Pembelajaran (RPP), Lembar Observasi Guru (LOG), Lembar Observasi

Siswa (LOS) dan Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD).

2. Tahap Pelaksanaan (Action)

Tahap kedua dari PTK adalah pelaksanaan. Pelaksanaan adalah

menerapkan apa yang telah direncanakan pada tahap satu, yaitu bertindak

di kelas.11 Hendaknya perlu diingat bahwa pada tahap ini, tindakan harus

sesuai dengan rencana yang sesuai dengan skenario pembelajaran, tetapi

harus terkesan alamiah dan tidak direkayasa. Hal ini akan berpengaruh

dalam proses refleksi pada tahap empat nanti dan agar hasilnya dapat

disinkronkan dengan maksud semula.

3. Tahap Pengamatan (Observing)

Tahap ketiga dalam PTK adalah pengamatan (observing). Hamdani

menyatakan bahwa observasi yang dimaksud pada tahap tiga adalah

pengumpulan data. Dengan kata lain, observasi adalah alat untuk memotret

11
Hamruni, Strategi Pembelajaran,(Yogyakarta: Insan Madani, 2012), hal. 34
46

seberapa jauh efek tindakan telah mencapai sasaran.12 Pada langkah ini,

peneliti harus menguraikan jenis data yang dikumpulkan, cara

mengumpulkan, dan alat atau instrumen pengumpulan data, baik lembar

observasi kegiatan guru dan lembar observasi kegiatan siswa yang

dilakukan oleh seorang observer.

4. Tahap Refleksi (reflecting)

Refleksi adalah kegiatan mengemukakan dan mengkaji kembali

suatu tindakan seperti yang telah dicatat dalam observasi selama proses

pembelajaran berlangsung.13 Dalam tahap ini, peneliti dan pengamat

melakukan diskusi sehingga diketahui kendala dari tindakan yang telah

dilaksanakan dalam pembelajaran yang telah dilaksanakan. Sehingga dapat

digunakan sebagai acuan atau perbaikan pada siklus berikutnya.

C. Subjek Penelitian

Subjek penelitian adalah “pihak-pihak yang dijadikan sebagai sampel

dalam sebuah penelitian, subjek penelitian juga membahas karakteristik

subjek yang digunakan dalam penelitian, termasuk penjelasan mengenai

populasi, sampel dan teknik sampling (acak/non-acak) yang digunakan”.14

Subjek penelitian adalah “individu, benda, atau organisme yang dijadikan

12
Hamdani, Strategi Belajar Mengajar,(Bandung : Pustaka Setia, 2011), hal. 76

13
Nasution, Berbagai Pendekatan dalam Proses Belajar & Mengajar,
CetakanKeduabelas, (Jakarta: Bumi Aksara, 2008), hal. 123

14
Muhajir Noeng, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Yogyakarta: Rake Sarasin,1996),
hal. 9
47

sumber informasi yang dibutuhkan dalam pengumpulan data penelitian”.15

Istilah lain yang digunakan untuk menyebut subjek penelitian adalah

responden, yaitu orang yang memberi respon atas suatu perlakuan yang

diberikan kepadanya.

Penelitian ini dilakukan terhadap siswa kelas IV SD IT Ibnu Mas’ud.

Dengan jumlah siswa 25 orang, yang terdiri dari 11 siswa dan 14 siswi.

Pemilihan kelas ini bertujuan untuk memperbaiki dan meningkatkan hasil

belajar siswa serta merancang pembelajaran yang menyenangkan dengan

menerapkan metode demonstrasi pada materi makhluk hidup di lingkungan

rumahku.

D. Data Penelitian

Adapun data yang digunakan dalam penelitian ini adalah gabungan

kualitatif dan kuantitatif.

a. Data kualitatif, yaitu data yang disajikan dalam bentuk kata verbal

bukan dalam bentuk angka.16 Yang termasuk data kualitatif dalam

penelitian ini yaitu gambaran umum obyek penelitian, meliputi:

keadaan guru, keadaan siswa, keadaan, standar penilaian serta

pelaksanaan assessmen kelas, dan efektivitas pembelajaran.

b. Data kuantitatif adalah jenis data yang dapat diukur atau dihitung

secara langsung, yang berupa informasi atau penjelasan yang

15
Sutrisno Hadi, Metodologi Research Jilid III, (Yogyakarta: Andi Offset, 2011), hal. 46

16
Noeng Muhadjir, Metodologi Penelitian Kualitatif , (Yogyakarta : Rakesarasin, 1996),
hal. 2.
48

dinyatakan dengan bilangan atau berbentuk angka.17 Dalam hal ini

data kuantitatif yang diperlukan adalah: Jumlah guru, siswa dan

karyawan, jumlah sarana dan prasarana, dan hasil pembelajaran pada

tiap siklusnya.

E. Teknik Pengumpulan Data dan Instrumennya

Teknik pengumpulan data adalah “salah satu tahapan penting dalam

penelitian. Data dikumpulkan dari sumbernya (sumber data). Yang dimaksud

dengan sumber data ialah suatu objek dari mana data diperoleh.”18

Saat melaksanakan PTK, peneliti harus mengikuti langkah-langkah

tertentu agar proses yang ditempuh tepat, sehingga hasilnya dapat

dipertanggungjawabkan. Model Cohen dikembangkan oleh beberapa ahli

penelitian yaitu (1) Cohen dan Manion (1980), Taba dan Noel (1982), serta

Winter (1989). Beberapa langkah tersebut adalah sebagai berikut:

1) Mengidentifikasi dan Merumuskan Masalah

Mengidentifikasi dan merumuskan masalah yang dianggap penting dan

kritis yang harus segera dicarikan penyelesaian dalam pembelajaran

sehari-hari, antara lain meliputi ruang lingkup masalah, identifikasi

masalah dan perumusan masalah. Berikut adalah penjelasannya:

a. Ruang Lingkup Masalah

17
Sugiyono, Statistik untuk Pendidikan, (Bandung: Alfabeta, 2010), hal.15.

18
Agung Widhi Kurniawan, Zarah Puspitaningtyas, Metode Penelitian Kuantitatif,
(Yogyakarta: Pandiva Buku, 2016), hal. 78
49

Dalam bidang pendidikan PTK telah digunakan untuk pengembangan

kurikulum dan program perbaikan sekolah. Contoh PTK dalam

pembelajaran berkaitan dengan: 1) Metode/strategi pembelajaran, 2)

Media pembelajaran.

b. Identifikasi Masalah

Masalah yang akan diteliti memang ada dan sering muncul selama

proses pembelajaran sehari-hari sehingga perlu dicarikan penyelesaian.

Ada beberapa kriteria dalam menentukan masalah yaitu: 1) Masalahnya

memang penting dan sekaligus signifikan dilihat dari segi

pengembangan kelas dan sekolah, 2) Masalah hendaknya dalam

jangkauan penanganan, 3)Pernyataan masalahnya harus mengungkap

beberapa dimensi fundamental mengenai penyebab dan faktor, sehingga

pemecahannya dapat dilakukan berdasar hal-hal fundamental ini dari

pada berdasarkan fenomena dangkal.

2) Perumusan Masalah

Pada intinya rumusan masalah seharusnya mengandung deskripsi tentang

kenyataan yang ada dan keadaan yang diinginkan. Dalam merumuskan

masalah PTK, ada beberapa petunjuk yang dapat digunakan sebagai acuan

yang disarikan dari Suyanto (1997). Beberapa petunjuk tersebut antara

lain: 1) masalah hendaknya dirumuskan secara jelas, dalam arti tidak

mempunyai makna ganda dan pada umumnya dapat dituangkan dalam

kalimat tanya, 2) rumusan masalah hendaknya menunjukkan jenis

tindakan yang akan dilakukan dan hubungannya dengan variabel lain, 3)


50

rumusan masalah hendaknya dapat diuji secara empirik, artinya dengan

rumusan masalah itu memungkinkan dikumpulkannya data untuk

menjawab pertanyaan tersebut.

3) Analisis Masalah

Analisis masalah perlu dilakukan untuk mengetahui dimensi-dimensi

problem yang ada untuk mengidentifikasi aspek-aspek pentingnya

sehingga dapat memberikan penekanan tindakan.

4) Merumuskan Hipotesis Tindakan

Hipotesis dalam PTK bukan hipotesis perbedaan atau hubungan,

melainkan hipotesis tindakan. Rumusan hipotesis tindakan memuat

jawaban sementara terhadap persoalan yang diajukan dalam PTK. Jawaban

itu masih bersifat teoritik dan dianggap benar sebelum terbukti salah

melalui pembuktian dengan menggunakan data dari PTK.

5) Membuat Rencana Tindakan dan Pemantauan

Rencana tindakan memuat informasi-informasi tentang hal-hal sebagai

berikut:

a) apa yang diperlukan untuk menentukan kemungkinan pemecahan

masalah yang telah dirumuskan;

b) alat-alat dan teknik yang diperlukan untuk mengumpulkan data;

c) rencana pencatatan data dan pengolahannya;

d) rencana untuk melaksanakan tindakan dan evaluasi hasil.

6) Pelaksanaan Tindakan dan Pencatatan


51

Pelaksanaan tindakan yang telah direncanakan hendaknya cukup fleksibel

untuk mencapai perbaikan yang diinginkan. Dalam hal ini jika sesuatu

terjadi dan memerlukan perubahan karena tuntutan situasi (pada saat

pelaksanaan tindakan), maka peneliti hendaknya siap melakukan

perubahan asal perubahan tersebut mendukung tercapainya tujuan PTK.

Pada saat pelaksanaan tindakan berarti pengumpulan data mulai dilakukan.

Data yang dikumpulkan mencakup semua yang dilakukan oleh tim peneliti

yang terkait dalam PTK, antara lain melalui angket, catatan lapangan,

wawancara rekaman video, foto, dan slide.

7) Mengolah dan Menafsirkan Data

Isi semua catatan hendaknya dilihat dan dijadikan landasan untuk refleksi.

Dalam hal ini peneliti harus membandingkan isi catatan yang dilakukan

tim untuk menentukan hasil temuan. Semua yang terjadi baik yang

direncanakan maupun yang tidak direncanakan perlu dianalisis untuk

menentukan apakah ada perubahan yang signifikan.

ke arah perbaikan.

8) Pelaporan Hasil

Hasil dari analisis data dilaporkan secara lengkap tentang pelaksanaan

tindakan yang telah direncanakan maupun perubahan yang mungkin

terjadi.19

Dalam Penelitian PTK ini, penulis menggunakan metode penelitian

lapangan (field research) yaitu metode yang dilakukan di luar

19
Pinton Setya Mustafa, dkk, Metodologi Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, an Penelitian
Tindakan Kelas Dalam Pendidikan Olahraga, (Malang: UNM, 2020), Hal. 124-125.
52

perpustakaan yang dilakukan dengan cara berhubungan langsung dengan

objek dan lokasi untuk mendapatkan data, fakta dan informasi yang akurat

dan aktual di lapangan yaitu SD IT Ibnu Mas’ud, sehingga data yang

diperoleh lebih objektif. Teknik pengumpulan data yang digunakan ialah

sebagai berikut:

1. Observasi

Observasi merupakan teknik pengumpulan data yang fundamental.

Tahap observasi dilaksanakan bersamaan dengan proses pembelajaran

yang sedang berlangsung. Menurut Arikunto dalam Dadang Iskandar

“observasi sebagai suatu aktivitas yang sempit yakni memperhatikan

sesuatu dengan mata. Dalam ilmu psikologi, observasi atau pengamatan

meliputi kegiatan pemuatan perhatian terhadap usatu objek dengan

menggunakan semua alat indra”.20 Sedangkan observasi yang penulis

maksud adalah kegiatan mengamati secara langsung dalam proses

pembelajaran melalui penerapan metode demonstrasi pada materi makhluk

hidup di lingkungan rumahku untuk meningkatkan hasil belajar siswa

kelas IV SD IT Ibnu Mas’ud. Dalam penelitian ini, peneliti juga menjadi

objek yang diamati oleh observer pada proses pembelajaran.

2. Tes / Evaluasi

20
Dadang Iskandar, Penelitian Tindakan Kelas dan Publikasinya, (Cilacap: Ihya Media,
2015), hal. 49.
53

Tes adalah “cara (yang dapat dipergunakan) atau prosedur (yang

perlu ditempuh) dalam rangka pengukuran dan penilaian di bidang

pendidikan, yang berbentuk pemberian tugas berupa pertanyaan-

pertanyaan yang harus dikerjakan oleh siswa”.21 Tes diberikan terhadap

siswa untuk mengetahui tingkat kemampuan siswa dalam memecahkan

permasalahan pada pembelajaran materi makhluk hidup di lingkungan

rumahku.

Adapun tes dikerjakan secara individu, soal diberikan dalam

bentuk LKPD yang dikerjakan siswa secara mandiri. Untuk menentukan

ketuntasan hasil belajar siswa dalam mengikuti pembelajaran, maka

penulis memperhatikan nilai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang

telah ditetapkan untuk pembelajaran tematik yaitu sebagaimana yang

ditetapkan di sekolah adalah 70.

3. Catatan Lapangan

Catatan lapangan adalah catatan tertulis mengenai apa yang

didengar, dilihat, dialami, dan dipikirkan dalam rangka mengumpulkan

data dan refleksi terhadap data yang telah dikumpulkan dalam penelitian

kualitatif.22 Jadi dapat diketahui bahwa catatan lapangan menjadi data

tambahan yang membantu validasi kebenaran data hasil penelitian.

F. Uji Validitas dan Reliabilitas

21

Anas Sudijono, Pengantar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: Rajagrafindo Persada, 2009),


hal. 67
22
Lexy Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: Remaja Rosdakarya,
2005), hal. 153.
54

1. Uji Validitas

Validitas menurut Sugiyono menunjukan derajat ketepatan antara

data yang sesungguhnya terjadi pada objek dengan data yang dikumpulkan

oleh peneliti untuk mencari validitas sebuah item, kita mengkorelasikan

skor item dengan total item-item tersebut. Jika koefisien antara item

dengan total item sama atau diatas 0,3 maka item tersebut dinyatakan

valid, tetapi jika nilai korelasinya dibawah 0,3 maka item terebut

dinyatakan tidak valid.23 Uji signifikansi dilakukan dengan cara

membandingkan nilai rhitung dengan nilai rtabel. Di dalam menentukan layak

dan tidaknya suatu item yang akan digunakan, biasanya dilakukan uji

signifikansi koefisien korelasi pada taraf signifikansi 0,05 yang artinya

suatu item dianggap valid jika berkorelasi signifikan terhadap skor total.

Jika rhitung ≥ rtabel dan nilai positif maka butir atau pertanyaan atau variabel

tersebut dinyatakan valid. Sebaliknya, jika rhitung lebih kecil dari rtabel, maka

butir atau pertanyaan atau variabel tersebut dinyatakan tidak valid.

Pengujian validitas data dilakukan dengan rumus sebagai berikut:

r hitung= n ∑ XY-( ∑ X. ∑ Y)

√{n ∑ X2- (∑ X2)}{n ∑ Y2-( ∑ Y)2}

Keterangan:

r xy = Koefisien korelasi

n = Banyaknya sampel

23
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif…, hal. 177.
55

Σ XY = Jumlah perkalian variabel x dan y

ΣX = Jumlah nilai variabel x

ΣY = Jumlah nilai variabel y

Σ X2 = Jumlah pangkat dari nilai variabel x

Σ Y2 = Jumlah pangkat dari nilai variabel y.24

2. Uji Reliabilitas

Menurut Ghozali reliabilitas sebenarnya adalah alat untuk

mengukur suatu instrument tes yang merupakan indikator dari variabel

atau konstruk.Suatu kuesioner dikatakan reliabel atau handal jika jawaban

seseorang terhadap pernyataan adalah konsisten atau stabil dari waktu ke

waktu.25 Uji reliabilitas digunakan untuk mengukur konsistensi hasil

pengukuran dari instrument tes dalam penggunaan yang berulang.

Jawaban responden terhadap pertanyaan dikatakan reliabel jika masing-

masing pertanyaan dijawab secara konsisten atau jawaban tidak boleh

acak. Dalam mencari reliabilitas dalam penelitian ini penulis

menggunakan teknis Cronbach Alpha untuk menguji reliabilitas, alat ukur

yaitu kompleksitas tugas, tekanan ketaatan, pengetahuan auditor serta

audit judgment. Dengan kriteria pengambilan keputusan sebagaimana

dinyatakan oleh Ghozali, yaitu jika koefisien Cronbach Alpha > 0,70 maka

pertanyaan dinyatakan andal atau suatu konstruk maupun variabel

dinyatakan reliabel. Sebaliknya, jika koefisien Cronbach Alpha < 0,70

24

Ibrahim, Penelitian dan Penilaian Pendidikan, (Bandung: Sinar Baru, 2000), hal. 34
25
Imam Ghozali, Aplikasi Analisis…, hal. 45.
56

maka pertanyaan dinyatakan tidak andal. Perhitungan reliabilitas formulasi

Cronbach Alpha ini dilakukan dengan menggunakan Program Anates,

variabel dinyatakan reliabel dengan kriteria berikut :

1. Jika r-alpha positif dan lebih besar dari r-tabel maka pernyataan

tersebut reliabel.

2. Jika r-alpha negatif dan lebih kecil dari r-tabel maka pernyataan

tersebut tidak reliabel.

a. Jika nilai Cronbach’s Alpha> 0,6 maka reliable

b. Jika nilai Cronbach’s Alpha < 0,6 maka tidak reliable

Variabel dikatakan baik apabila memiliki nilai Cronbach’s Alpha

>dari 0,6.

G. Teknik Analisis Data

Analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis

data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan bahan-bahan

lain sehingga dapat mudah dipahami dan dapat diinformasikan kepada orang

lain.26 Teknik analisis data dilakukan melalui tiga tahap, yaitu reduksi data,

paparan data dan penyimpulan.27 Reduksi data adalah proses penyederhanaan

data yang diperoleh melalui pengamatan dengan cara memilih data sesuai

dengan kebutuhan penelitian. Dari pemilihan data tersebut, kemudian

dipaparkan lebih sederhana menjadi paparan yang berurutan berupa paparan

data dan akhirnya ditarik kesimpulan dalam bentuk pernyataan kalimat yang

singkat dan padat, tetapi mengandung pengertian yang luas.

26
Agung Widhi Kurniawan, Zarah Puspitaningtyas, Metode Penelitian …, hal. 79.

27
Masnur Muslich, Melaksanakan PTK Itu Mudah, (Jakarta: Bumi Aksara, 2009), hal. 52.
57

Analisis data dalam penelitian ini dilakukan sejak sebelum memasuki

lapangan, selama di lapangan dan setelah selesai di lapangan. Analisis data ini

dilakukan setelah data yang diperoleh dari sample melalui instrumen yang

dipilih dan akan digunakan untuk menjawab masalah dalam penelitian atau

untuk menguji hipotesa yang diajukan melalui penyajian data.

Adapun dalam menganalisis data yang telah terkumpul penulis

menggunkaan rumus uji presentase sebagai berikut:

f F4
P= x 100 %
NN9

Keterangan:
f = Frekuensi yang sedang dicari persentasenya.
N = Number of Cases (Jumlah frekuensi/ banyaknya individu).
P = Angka persentase.
100% = Bilangan konstanta.28

Untuk mendapatkan nilai rata-rata siswa dapat digunakan rumus


sebagai berikut:

Keterangan:
X = Rata-rata (mean)
∑X = Jumlah seluruh skor
N = Banyaknya subjek.29
Siswa dinyatakan tuntas belajar apabila memperoleh nilai ≥ 70 sesuai

dengan standar ketuntasan belajar di SD IT Ibnu Mas’ud. Ketuntasan belajar

siswa secara klasikal dihitung dengan rumus sebagai berikut:

28
Anas Sudijono, Pengantar Statistik Pendidikan, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2008),
hal. 43.
29

Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, (Bandung: Remaja Rosda
Karya, 2009), hal. 109.
58

Ketuntasan Klasikal=
∑ siswa yang tuntas belajar x 100 %
∑ seluruh siswa

Indikator ketuntasan belajar siswa secara klasikal apabila 80% dari

seluruh jumlah siswa dinyatakan tuntas belajar.30

Dapat diketahui bahwa hasil belajar siswa dikatakan berhasil dan

mencapai target apabila perolehan nilai secara perseorangan siswa menacapai

80% dari total jumlah siswa dan untuk mencari ketuntasannya yaitu jumlah

nilai siswa yang tuntas dikalikan dengan 100 dan dibagi dengan jumlah total

siswa maka akan didapati hasil ketuntasan klasikal siswa.

H. Panduan Penulisan

Untuk memacu penulis dalam penulisan agar tidak keluar dari

ketentuan yang telah ditetapkan Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah Al-Hilal Sigli,

maka dalam hal ini penulis menggunakan Buku Pedoman Penulisan Karya

Ilmiah Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah Al-Hilal Sigli tahun 2021.

30
Anas Sudijono, Pengantar Statistik…, hal. 43.

Anda mungkin juga menyukai