METODE PENELITIAN
A. JENIS PENELITIAN DAN DESAIN PENELITIAN
1. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas
(PTK) yang dilakukan secara kolaboratif dan partisipatif. Kolaboratif
artinya penelitian dilakukan secara bersama atau bekerja sama antara
peneliti dengan guru IPS di sekolah tempat penelitian. Sedangkan
partisipatif artinya penelitian dibantu oleh teman sejawat atau kolega,
mahasiswa dan sebagainya mengikuti dan mengamati proses pembelajaran
selama tindakan dilakukan. Partisipan juga bisa diartikan orang-orang yang
diajak berwawancara, diobservasi, diminta, memberikan data, pendapat,
pemikiran, persepsinya (Komara, 2012:1). Tindakan yang dilakukan berupa
penerapan metode outdoor learning dalam upaya meningkatkan efektivitas
dan hasil belajar siswa pada pembelajaran IPS.
2. Desain Penelitian
Jenis penelitian yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah
penelitian tindakan kelas (PTK) model Kemmis dan Mc Taggart. Model
yang dikembangkan oleh Stephen Kemmis dan Robbin Mc Taggart tampak
masih begitu dekat dengan model yang diperkenalkan oleh Kurt Lewin,
dikatakan demikian, karena di dalam satu siklus atau putaran terdiri dari
empat komponen seperti halnya yang dilaksanakan oleh Kurt Lewin
sehingga belum nampak adanya perubahan. Keempat komponen tersebut
meliputi perencanaan (planning), pelaksanaan (acting), observasi
(observing), dan refleksi (reflecting). Hanya saja, Kemmis dan Taggart
berpendapat bahwa komponen acting (tindakan) dengan observing
(pengamatan) bisa dijadikan sebagai satu kesatuan. Disatukannya kedua
komponen tersebut karena, disebabkan oleh adanya kenyataan bahwa antara
penerapan acting dan observing merupakan kedua kegiatan yang tidak bisa
dipisahkan (Dwitagama, 2012:20). Teknik pengumpulan data dengan
melalui observasi, wawancara, tes, dan dokumentasi.
41
42
Reaksi Awal
Siklus I
Planning
Reflecting Acting
Observing
Replanning
Siklus II
Reflecting Acting
Observing
Replanning
Siklus III
Reflecting Acting
Observing
Keterangan :
Dalam PTK ini langkah pertama yang dilakukan adalah perencanaan
(planning), misalnya merencanakan terlebih dahulu apa yang perlu
dipersiapkan dalam kegiatan pembelajaran. Kemudian dilanjutkan dengan
pelaksanaan (acting), pada pelaksanaan tindakan ini dilakukan pengamata
(observation). Yang kemudian dilakukan analisis dan refleksi. Apabila
model atau metode pembelajaran yang digunakan telah berhasil maka dapat
dilakuakan kesimpulan. Jika sebaliknya apabaila model pembelajaran yang
digunakan masih perlu adanya perbaikan maka di lakukan rencana
selanjutnya, demikian seterusnya secara berulang samapai model
pembelajaran yang digunakan dapat berhasil dengan harapan atau tujuan
yang ingin dicapai (Arikunto, 2008:16).
43
B. PROSEDUR PENELITIAN
Penelitian tindakan kelas adalah penelitian tindakan yang dilakukan
dengan tujuan memperbaiki mutu praktik pembelajaran di kelas. Tujuan utama
penelitian tindakan kelas adalah memecahkan permasalahan nyata yang terjadi
dikelas dan meningkatkan kegiatan nyata guru dalam kegiatan pengembangan
profesinya (Kunandar, 2010:45).
Penelitian ini diawali dengan melakukan orientasi dan observasi
lapangan. Penelitian Tindakan (PTK) ini dilakukan di SMP Negeri 1
Cingambul yang dilakukan oleh peneliti dan dibantu oleh partisipan yaitu guru
mata pelajaran IPS.
Dalam penelitian tindakan kelas ini, peneliti mengkonsep dengan
menggunkaan model Kemmis dan Mc Taggart yang terdiri dari dua sampai tiga
siklus melalui empat tahapan, yakni sebagai berikut :
1. Perencanaan Tindakan
Berdasarkan pada identifikasi masalah yang dilakukan pada tahap pra
PTK, rencana tindakan disusun untuk menguji secara empiris hipotesis
tindakan yang ditentukan. Rencana tindakan ini mencakup semua langkah
tindakan secara rinci. Segala keperluan pelaksanaan PTK, mulai dari
materi/bahan ajar, rencana pengajaran yang mencakup metode/teknik
mengajar, serta teknik atau instrumen observasi/evaluasi, dipersiapakan
dengan matang pada tahapan ini. Dalam tahap ini perlu juga perlu juga
diperhitungkan segala kendala yang mungkin timbul pada saat tahap
implementasi berlangsung. Dengan melakukan antisipasi lebih dari
diharapkan pelaksanaan PTK dapat berlangsung dengan baik sesuai dengan
hipotesis yang telah ditentukan.
2. Pelaksanaan Tindakan
Tahap ini merupakan implementasi (pelaksanaan) dari semua rencana
yang dibuat. Tahap ini, yang berlangsung di luar kelas, adalah realisasi dari
segala teori pendidikan dan teknik mengajar yang telah disiapkan
sebelumnya. Langkah-langkah yang dilakukan guru tentu saja mengacu
pada kurikulum yang berlaku, dan hasilnya diharapkan berupa peningkatan
efektivitas dan hasil belajar siswa. Pelaksanaan kegiatan ini meliputi seluruh
45
D. SUBYEK PENELITIAN
Subjek Penelitian ini adalah siswa kelas VIII A SMP Negeri 1
Cingambul Kabupaten Majalengka, yang terdiri dari 21 siswa dengan
kemampuan dan latar belakang yang berbeda.
E. JENIS TINDAKAN
1. Tahapan Siklus I
a. Perencanaan Tindakan
Sebelum melaksanakan penelitian pada siklus I terlebih dahulu
peneliti merencanakan langkah-langkah untuk melakukan pelaksanaan
pembelajaran sebagai berikut :
1) Mengadakan penelitian awal dengan melakukan observasi dan
wawancara untuk mengidentifikasi masalah yang terjadi dalam
kegiatan pembelajaran di kelas VIII A SMP Negeri Cigambul
Kabupaten Majalengka.
2) Membuat administrasi pembelajaran yaitu Silabus dan Rencana
Persiapan Pembelajaran (RPP) untuk dijadikan pedoman dalam
proses pembelajaran.
3) Mempersipkan bahan ajar yang akan digunakan guru dalam proses
pembelajaran.
4) Peneliti mengadakan diskusi dengan guru mata pelajaran IPS di SMP
Negeri 1 Cingambul Kabupaten Majalengka dan menentukan lokasi
pembelajaran yang sesuai dengan materi yang akan disampaikan
serta membahas mengenai tata cara pelaksanaan tindakan dengan
47
9. Guru mengecek hasil diskusi siswa dengan cara menyebut salah satu
nomor di setiap kelompok. Siswa dengan nomor yang disebutkan
ditugaskan untuk memaparkan hasil diskusinya dan anggota
kelompok yang lainnya bertugas untuk menjawab pertanyaan-
pertanyaan yang diajukan oleh kelompok lain.
10. Guru dan siswa bersama-sama memberikan tanggapan mengenai
jawaban dari pernyataan tersebut.
11. Guru bersama-sama dengan siswa membuat kesimpulan mengenai
pembelajaran yang telah dilakukan.
12. Guru memberikan evaluasi berupa soal tes pada akhir siklus.
c. Observasi (Pengamatan)
Dalam kegiatan ini peniliti melakukan pengamatan terhadap
efektivitas pembelajaran dan hasil belajar siswa dalam kegiatan belajar
mengajar yang sedang berlangsung, mulai dari mengabsen kehadiran
siswa, memperhatikan keuletan siswa dalam menghadapi tugas (dapat
bekerja terus menerus, tidak pernah berhenti sebelum selesai),
memperhatikan keuletan siswa ketika menghadapi kesulitan (tidak lekas
putus asa) dan siswa pun tidak memerlukan dorongan dari luar untuk
berprestasi sebaik mungkin (tidak cepat puas dengan prestasi yang telah
dicapainya), memperhatikan siswa dalam bekerja baik individu maupun
kelompok dan interaksi siswa dalam diskusi kelompok tersebut,
memperhatikan siswa dalam proses pembelajaran apakah siswa cepat
bosan pada tugas-tugas rutin (hal-hal yang bersifat mekanis, berulang-
ulang begitu saja, sehingga kurang kreatif), keaktifan siswa dalam
proses pembelajaran dengan penerapan metode outdoor learning dan
dapat mengemukakan pendapatnya, kemampuan siswa dalam mencari
dan memecahkan masalah soal-soal, serta kemampuan siswa dalam
mengerjakan soal evaluasi.
49
d. Refleksi
Dalam tahap refleksi ini peneliti menganalisis hasil observasi yang
telah dikumpulkan. Dengan melihat data hasil observasi akan
diketahuiapakah pada kegiatan siklus I ini efektivitas belajar meningkat
dan hasil belajar sudah mencapai ketuntasan belajar atau belum (nilai
siswa dan rata-rata kelas harus setar dengan KKM yang sudh
ditentukan). Hasil analisis pada siklus I ini kemudian akan digunakan
acuan merencanakan siklus selanjutnya.
2. Tahapan Siklus II
a. Perencanaan Tindakan
1. Membuat rencana perbaikan pembelajaran berdasarkan hasil refleksi
pada siklus I.
2. Membuat Rencana Persiapan Pembelajaran (RPP) sebagai pedoman
dalam proses pembelajaran.
3. Menyediakan media pembelajaran yang akan digunakan pada saat
proses pembelajaran.
4. Menyusun alat evaluasi pembelajaran yaitu lembar tes dan lembar
observasi efektivitas belajar siswa dan kinerja guru.
b. Pelaksanaan Tindakan
1. Guru melaksanakan pembelajaran sesuai dengan langkah-langkah
Rencana Persiapan Pembelajaran (RPP).
2. Guru melaksanakan pembelajaran dengan menggunakan metode
outdoor learning berdasarkan rencana pembelajaran hasil refleksi
pada siklus I.
3. Guru memberikan soal tes evaluasi pada siswa di akhir pembelajaran
siklus II.
c. Observasi (Pengamatan)
Observasi dilakukan untuk mengumpulkan data, baik itu kinerja
guru maupun dari aktivitas siswa selama proses pembelajaran
berlangsung. Pengamatan dilakukan oleh guru Ilmu Pengetahuan Sosial
(IPS) untuk melakukan monitoring pelaksanaan pembelajaran.Hasil
50
a. Nilai Rata-rata
∑
Nilai Rata-rata = ∑
b. Ketuntasan Belajar
∑
Ketuntasan Belajar = ∑
b. Ketuntasan Belajar
∑
Ketuntasan Belajar =∑
55
Presentase Penafsiran
76-100% Sangat Tinggi
60-75% Tinggi
40-59% Sedang
20-39% Rendah
≤ 20% Sangat Rendah
Sumber: Aqi, 2009:40
2. Analisis Kualitatif
Data yang berupa informasi berbentuk kalimat yang memberi
gambaran tentang ekspresi siswa tentang pemaahman terhadap metode
belajar yang baru dan aktivitas siswa mengikuti pembelajaran
(Arikunto:131). Data yang dianalisis melalui jalur kualitatif adalah
sebagai berikut:
1. Data hasil lembar observasi
a. Lembar Observasi Kinerja Guru
Lembar observasi ini digunakan untuk mengetahui dan
memperoleh data tentang kegiatan guru pada saat penerapan
metode pembelajaran Parsipatori berlangsung di kelas. Hasil data
diperoleh sekali dalam setiap siklus untuk mengetahui adanya
perubahan dalam kegiatan guru.
b. Lembar Observasi Siswa
Lembar observasi siswa digunakan untuk mengetahui
danmemperoleh data tentang aktivitas siswa dalam penerapan
metodeoutdoor laerning. Hasil data diperoleh sekali tiap
siklussehingga diketahui adanay perubahan pada aktivitas siswa.
Adapun rumus yang digunakan untuk menghitung lembar
observasi guru dan siswa sebagai berikut :
∑
∑
56
Prosentase Interpretasi
0 % - 20 % Sangat Rendah
21 % - 40 % Rendah
41 % - 60 % Cukup
61 % - 80 % Baik
H. Indikator
Indikator untuk mengukur keberhasilan tiap siklus dalam penelitian
tindakan kelas ini, adalah nilai rata-rata yang ditetapkan dalam KKM
yakni 75 dan ketuntasan belajar klasikal minimal 75% dari seluruh siswa
yang mencapai ketuntasan. Adapun alat ukurnya adalah dengan
menganalisis presentase ketuntasan belajar siswa dari tes siklus yang telah
dikerjakan.