Anda di halaman 1dari 16

BAB III

METODE PENELITIAN
A. JENIS PENELITIAN DAN DESAIN PENELITIAN
1. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas
(PTK) yang dilakukan secara kolaboratif dan partisipatif. Kolaboratif
artinya penelitian dilakukan secara bersama atau bekerja sama antara
peneliti dengan guru IPS di sekolah tempat penelitian. Sedangkan
partisipatif artinya penelitian dibantu oleh teman sejawat atau kolega,
mahasiswa dan sebagainya mengikuti dan mengamati proses pembelajaran
selama tindakan dilakukan. Partisipan juga bisa diartikan orang-orang yang
diajak berwawancara, diobservasi, diminta, memberikan data, pendapat,
pemikiran, persepsinya (Komara, 2012:1). Tindakan yang dilakukan berupa
penerapan metode outdoor learning dalam upaya meningkatkan efektivitas
dan hasil belajar siswa pada pembelajaran IPS.
2. Desain Penelitian
Jenis penelitian yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah
penelitian tindakan kelas (PTK) model Kemmis dan Mc Taggart. Model
yang dikembangkan oleh Stephen Kemmis dan Robbin Mc Taggart tampak
masih begitu dekat dengan model yang diperkenalkan oleh Kurt Lewin,
dikatakan demikian, karena di dalam satu siklus atau putaran terdiri dari
empat komponen seperti halnya yang dilaksanakan oleh Kurt Lewin
sehingga belum nampak adanya perubahan. Keempat komponen tersebut
meliputi perencanaan (planning), pelaksanaan (acting), observasi
(observing), dan refleksi (reflecting). Hanya saja, Kemmis dan Taggart
berpendapat bahwa komponen acting (tindakan) dengan observing
(pengamatan) bisa dijadikan sebagai satu kesatuan. Disatukannya kedua
komponen tersebut karena, disebabkan oleh adanya kenyataan bahwa antara
penerapan acting dan observing merupakan kedua kegiatan yang tidak bisa
dipisahkan (Dwitagama, 2012:20). Teknik pengumpulan data dengan
melalui observasi, wawancara, tes, dan dokumentasi.

41
42

Gambar 3.1 Siklus PTK


Model Kemmis dan Mc Taggart

Reaksi Awal
Siklus I

Planning

Reflecting Acting

Observing

Replanning
Siklus II
Reflecting Acting

Observing

Replanning
Siklus III
Reflecting Acting

Observing

Keterangan :
Dalam PTK ini langkah pertama yang dilakukan adalah perencanaan
(planning), misalnya merencanakan terlebih dahulu apa yang perlu
dipersiapkan dalam kegiatan pembelajaran. Kemudian dilanjutkan dengan
pelaksanaan (acting), pada pelaksanaan tindakan ini dilakukan pengamata
(observation). Yang kemudian dilakukan analisis dan refleksi. Apabila
model atau metode pembelajaran yang digunakan telah berhasil maka dapat
dilakuakan kesimpulan. Jika sebaliknya apabaila model pembelajaran yang
digunakan masih perlu adanya perbaikan maka di lakukan rencana
selanjutnya, demikian seterusnya secara berulang samapai model
pembelajaran yang digunakan dapat berhasil dengan harapan atau tujuan
yang ingin dicapai (Arikunto, 2008:16).
43

Setiap model PTK yang dikemukakan oleh para ahli memiliki


kelemahan dan kelebihan, begitupun model Kemmis dan Mc Taggart
mempunyai kelemahan dan kelebihan sebagai berikut :
Kelemahan PTK model Kemmis dan Mc Taggart :
1. Ebbut (Dwitagama, 2015: 36) mengemukakan pendapatnya bahwa model
Kemmis dan Taggart menyamakan penelitian dengan temuan fakta di
lapangan. Sedangkan pada kenyataannya, diagram yang digambarkan
dalam model Kemmis dan Taggart tersebut dengan jelas menunjukkan
bahwa penelitian tindakan kelas terdiri atas empat kegiatan.
2. Kelemahan model Kemmis dan Taggart bahwa langkah-langkah yang
dikembangkan dalam model tersebut bukanlah yang terbaik untuk
mendeskripsikan adanya proses tindakan dan refleksi, sebagai penelitian
tindakan kelas.
Kelebihan PTK model Kemmis dan Mc Taggart menurut Ebbut
(Dwitagama: 2015:37) :
1. Keempat kegiatan tersebut sudah meliputi diskusi, negosiasi,
menyelidiki, dan menelaah kendala-kendala yang ada
2. sudah jelas ada elemen-elemen analisisnya, tidak hanya menemukan
fakta di lapangan.
3. Model Kemmis dan Taggart merupakan suatu sistem spirak refleksi diri
yang terdiri atas empat tahapan. Keempat langkah tersebut yakni:
rencana, tindakan, pengamatan, dan refleksi. Model tersebut sesuai
divisualisasikan pada gambar .
4. Praktis dan langsung relevan untuk situasi yang actual, kerangka
kerjanya teratur.
5. Permasalahan penelitian difokuskan kepada strategi bertanya kepada siswa
dan mendorongnya untuk menjawab sendiri pertanyaannya.
44

B. PROSEDUR PENELITIAN
Penelitian tindakan kelas adalah penelitian tindakan yang dilakukan
dengan tujuan memperbaiki mutu praktik pembelajaran di kelas. Tujuan utama
penelitian tindakan kelas adalah memecahkan permasalahan nyata yang terjadi
dikelas dan meningkatkan kegiatan nyata guru dalam kegiatan pengembangan
profesinya (Kunandar, 2010:45).
Penelitian ini diawali dengan melakukan orientasi dan observasi
lapangan. Penelitian Tindakan (PTK) ini dilakukan di SMP Negeri 1
Cingambul yang dilakukan oleh peneliti dan dibantu oleh partisipan yaitu guru
mata pelajaran IPS.
Dalam penelitian tindakan kelas ini, peneliti mengkonsep dengan
menggunkaan model Kemmis dan Mc Taggart yang terdiri dari dua sampai tiga
siklus melalui empat tahapan, yakni sebagai berikut :
1. Perencanaan Tindakan
Berdasarkan pada identifikasi masalah yang dilakukan pada tahap pra
PTK, rencana tindakan disusun untuk menguji secara empiris hipotesis
tindakan yang ditentukan. Rencana tindakan ini mencakup semua langkah
tindakan secara rinci. Segala keperluan pelaksanaan PTK, mulai dari
materi/bahan ajar, rencana pengajaran yang mencakup metode/teknik
mengajar, serta teknik atau instrumen observasi/evaluasi, dipersiapakan
dengan matang pada tahapan ini. Dalam tahap ini perlu juga perlu juga
diperhitungkan segala kendala yang mungkin timbul pada saat tahap
implementasi berlangsung. Dengan melakukan antisipasi lebih dari
diharapkan pelaksanaan PTK dapat berlangsung dengan baik sesuai dengan
hipotesis yang telah ditentukan.
2. Pelaksanaan Tindakan
Tahap ini merupakan implementasi (pelaksanaan) dari semua rencana
yang dibuat. Tahap ini, yang berlangsung di luar kelas, adalah realisasi dari
segala teori pendidikan dan teknik mengajar yang telah disiapkan
sebelumnya. Langkah-langkah yang dilakukan guru tentu saja mengacu
pada kurikulum yang berlaku, dan hasilnya diharapkan berupa peningkatan
efektivitas dan hasil belajar siswa. Pelaksanaan kegiatan ini meliputi seluruh
45

rangkaian kegiatan pembelajaran Ilmu pengetahuan Sosial (IPS) dengan


menerapkan metode outdoor learning.
3. Pengamatan Tindakan
Kegiatan observasi dilakukan bersamaan dengan pelaksanaan
tindakan. Data yang dikumpulkan pada tahap ini berisi tentang pelaksanaan
tindakan dan rencana yang sudah dibuat, serta dampaknya terhadap proses
dan hasil intruksional yang dikumpulkan dengan alat bantu instrumen
pengamatan yang dikembangkan oleh peneliti. Pada tahap ini perlu
mempertimbangkan penggunaan beberapa jenis instrumen ukur penelitian
guna kepentingan triangulasi data. Dalam melaksanakan observasi dan
evaluasi, peneliti tidak harus bekerja sendiri. Dalam tahap observasi ini guru
bisa dibantu oleh pengmat dari luar (sejawat atau pakar). Dengan kehadiran
orang lain dalam penelitian ini, PTK yang dilaksnakan menjadi bersifat
kolaboratif. Hanya saja pengmat luar tidak boleh terlibat terlalu dalam dan
mengintervensi terhadap pengambilan keputusan tindakan yang dilakukan
oleh peneliti.
4. Refleksi Terhadap Tindakan
Tahapan ini merupakan tahapan untuk memproses data yang didapat
saat dilakukan pengamatan. Data yang didapat kemudian ditafsirkan dan
dicari eksplanasinya, dianalisis, dan disintesis. Proses refleksi ini memegang
peran yang sangat penting dalam menentukan suatu keberhasilan PTK.
Dengan suatu refleksi yang tajam daan terpercaya akan didapat suatu
masukan yang sangat berharga dan akurat bagi penetuan langkah tindakkan
selanjutnya.
46

C. WAKTU DAN TEMPAT PENELITIAN


1. Waktu Penelitian
Penelitian akan dilakukan pada semester genap tahun ajaran
2015/2016, yaitu pada bulan Januari sampai dengan bulan April 2016.
2. Tempat Penelitian
Peneitian ini akan dilaksanakan di SMP Negeri 1 Cingambul
Kabupaten Majalengka. Tepatnya di jalan Desa Nagara Kembang No. 11
Kecamatan Cingambul Kabupaten Majalengka.

D. SUBYEK PENELITIAN
Subjek Penelitian ini adalah siswa kelas VIII A SMP Negeri 1
Cingambul Kabupaten Majalengka, yang terdiri dari 21 siswa dengan
kemampuan dan latar belakang yang berbeda.

E. JENIS TINDAKAN
1. Tahapan Siklus I
a. Perencanaan Tindakan
Sebelum melaksanakan penelitian pada siklus I terlebih dahulu
peneliti merencanakan langkah-langkah untuk melakukan pelaksanaan
pembelajaran sebagai berikut :
1) Mengadakan penelitian awal dengan melakukan observasi dan
wawancara untuk mengidentifikasi masalah yang terjadi dalam
kegiatan pembelajaran di kelas VIII A SMP Negeri Cigambul
Kabupaten Majalengka.
2) Membuat administrasi pembelajaran yaitu Silabus dan Rencana
Persiapan Pembelajaran (RPP) untuk dijadikan pedoman dalam
proses pembelajaran.
3) Mempersipkan bahan ajar yang akan digunakan guru dalam proses
pembelajaran.
4) Peneliti mengadakan diskusi dengan guru mata pelajaran IPS di SMP
Negeri 1 Cingambul Kabupaten Majalengka dan menentukan lokasi
pembelajaran yang sesuai dengan materi yang akan disampaikan
serta membahas mengenai tata cara pelaksanaan tindakan dengan
47

menggunakan metode outdoor learning yang akan digunakan dalam


proses pembelajaran.
5) Menyedikan media yaitu kertas origami berwarna yang berisi
perintah atau intruksi yang harus dkerjakan siswa atau kelompok
selama berada di lapangan.
6) Membuat lembar observasi untuk siswa dan guru untuk mengetahui
kinerja guru pada saat proses pembelajaran berlangsung dengan
menggunakan metode outdoor learning.
7) Membuat alat evaluasi, alat evaluasi yang digunakan berupa lembar
tes.
b. Pelaksanaan Tindakan
Pelaksanaan tindakan yang dilakukan pada proses pembelajaran
dengan menggunakan metode outdoor learning yang meliputi langkah-
langkah
sebagai berikut :
1. Guru membuat komitmen atau aturan yang harus dilakukan selama
berada diluar kelas pada saat kegiataan belajar dengan siswa.
2. Guru membawa atau mengajak siswa ke lokasi di luar kelas yang
sudah ditentukan untuk kegiatan proses belajar mengajar.
3. Memberi motivasi kepada siswa tentang pentingnya lingkungan
sebagai sumber belajar.
4. Guru membantu peserta didik dalam menciptakan iklim belajar.
5. Mempresentasikan materi kepada peserta didik.
6. Guru membantu peserta didik untuk membuat kelompok kecil sesuai
dengan jumlah mereka dan setiap siswa dalam setiap kelompok
mendapat nomor.
7. Guru membagikan lembar kerja kepada setiap kelompok untuk
dikerjakan dan memberikan tugas kepada setiap kelompok
berdasarkan tugasnya.
8. Guru memerintahkan kepada seluruh anggota kelompok untuk
bekerjasama dalam diskusi kelompoknya dan memastikan setiap
anggota kelompok mengetahui jawaban atau hasil diskusi mereka.
48

9. Guru mengecek hasil diskusi siswa dengan cara menyebut salah satu
nomor di setiap kelompok. Siswa dengan nomor yang disebutkan
ditugaskan untuk memaparkan hasil diskusinya dan anggota
kelompok yang lainnya bertugas untuk menjawab pertanyaan-
pertanyaan yang diajukan oleh kelompok lain.
10. Guru dan siswa bersama-sama memberikan tanggapan mengenai
jawaban dari pernyataan tersebut.
11. Guru bersama-sama dengan siswa membuat kesimpulan mengenai
pembelajaran yang telah dilakukan.
12. Guru memberikan evaluasi berupa soal tes pada akhir siklus.
c. Observasi (Pengamatan)
Dalam kegiatan ini peniliti melakukan pengamatan terhadap
efektivitas pembelajaran dan hasil belajar siswa dalam kegiatan belajar
mengajar yang sedang berlangsung, mulai dari mengabsen kehadiran
siswa, memperhatikan keuletan siswa dalam menghadapi tugas (dapat
bekerja terus menerus, tidak pernah berhenti sebelum selesai),
memperhatikan keuletan siswa ketika menghadapi kesulitan (tidak lekas
putus asa) dan siswa pun tidak memerlukan dorongan dari luar untuk
berprestasi sebaik mungkin (tidak cepat puas dengan prestasi yang telah
dicapainya), memperhatikan siswa dalam bekerja baik individu maupun
kelompok dan interaksi siswa dalam diskusi kelompok tersebut,
memperhatikan siswa dalam proses pembelajaran apakah siswa cepat
bosan pada tugas-tugas rutin (hal-hal yang bersifat mekanis, berulang-
ulang begitu saja, sehingga kurang kreatif), keaktifan siswa dalam
proses pembelajaran dengan penerapan metode outdoor learning dan
dapat mengemukakan pendapatnya, kemampuan siswa dalam mencari
dan memecahkan masalah soal-soal, serta kemampuan siswa dalam
mengerjakan soal evaluasi.
49

d. Refleksi
Dalam tahap refleksi ini peneliti menganalisis hasil observasi yang
telah dikumpulkan. Dengan melihat data hasil observasi akan
diketahuiapakah pada kegiatan siklus I ini efektivitas belajar meningkat
dan hasil belajar sudah mencapai ketuntasan belajar atau belum (nilai
siswa dan rata-rata kelas harus setar dengan KKM yang sudh
ditentukan). Hasil analisis pada siklus I ini kemudian akan digunakan
acuan merencanakan siklus selanjutnya.

2. Tahapan Siklus II
a. Perencanaan Tindakan
1. Membuat rencana perbaikan pembelajaran berdasarkan hasil refleksi
pada siklus I.
2. Membuat Rencana Persiapan Pembelajaran (RPP) sebagai pedoman
dalam proses pembelajaran.
3. Menyediakan media pembelajaran yang akan digunakan pada saat
proses pembelajaran.
4. Menyusun alat evaluasi pembelajaran yaitu lembar tes dan lembar
observasi efektivitas belajar siswa dan kinerja guru.
b. Pelaksanaan Tindakan
1. Guru melaksanakan pembelajaran sesuai dengan langkah-langkah
Rencana Persiapan Pembelajaran (RPP).
2. Guru melaksanakan pembelajaran dengan menggunakan metode
outdoor learning berdasarkan rencana pembelajaran hasil refleksi
pada siklus I.
3. Guru memberikan soal tes evaluasi pada siswa di akhir pembelajaran
siklus II.
c. Observasi (Pengamatan)
Observasi dilakukan untuk mengumpulkan data, baik itu kinerja
guru maupun dari aktivitas siswa selama proses pembelajaran
berlangsung. Pengamatan dilakukan oleh guru Ilmu Pengetahuan Sosial
(IPS) untuk melakukan monitoring pelaksanaan pembelajaran.Hasil
50

observasi kemudian dijadikan sebagai salah satu bahan untukmengukur


keberhasilan tindakan yang dilakukan.
Dalam kegiatan ini peniliti juga melakukan pengamatan terhadap siswa
mualai dari mengecek kehadiran siswa, memperhatikan ketekunan siswa
dalam menghadapi tugas (dapat bekerja terus menerus dalam waktu yang
lama, tidak pernah berhenti sebelum selesai),memperhatikan keuletan
siswa ketika menghadapi kesulitan (tidak lekas putus asa) dan siswa pun
tidak memerlukan dorongan dari luar untuk berprestasi sebaik mungkin
(tidak cepat puas dengan prestasi yang telah dicapainya), memperhatikan
siswa dalam bekerja baik individu maupun kelompok dan interaksi siswa
dalam diskusi kelompok tersebut,memperhatikan siswa dalam proses
pembelajaran apakah siswa cepat bosan pada tugas-tugas rutin (hal-hal
yang bersifat mekanis, berulang-ulang begitu saja, sehingga kurang
kreatif), keaktifan siswa dalam proses pembelajaran dengan penerapan
metode outdoor learning dan dapat mengemukakan pendapatnya,
kemampuan siswa dalam mencari dan memecahkan masalah soal-soal,
sertakemampuan siswa dalam mengerjakan soal evaluasi.
d. Refleksi
Peneliti melakukan refleksi terhadap pelaksanaan siklus II dan
menganalisis hasil observasi yang telah dikumpulkan untuk kemudian
membuat kesimpulan atas pelaksanaan metode outdoor learning
berdasarkan tindakan pada siklus II. Dari hasil analisis ini dapat diketahui
dalam siklus II ini sudah berhasil atau belum. Hasil analisis kemudian
digunakan sebagai acuan untuk merencanakan siklus selanjutnya.

3. Tahapan Siklus III


a. Perencanaan Tindakan
1. Membuat rencana perbaikan pembelajaran berdasarkan hasil refleksi
pada siklus II.
2. Membuat Rencana Persiapan Pembelajaran (RPP) sebagai pedoman
dalam proses pembelajaran.
51

3. Menyediakan media pembelajaran yang akan digunakan pada saat


KBM.
4. Menyusun alat evaluasi pembelajaran yaitu lembar tes dan lembar
observasi efektivitas belajar siswa dan kinerja guru.
b. Pelaksanaan Tindakan
1. Guru melaksanakan pembelajaran sesuai dengan langkah-langkah
Rencana Persiapan Pembelajaran (RPP).
2. Guru melaksanakan pembelajaran dengan menggunakan metode
outdoor learning berdasarkan rencana pembelajaran hasil refleksi
pada siklus II.
3. Guru memberikan soal tes evaluasi pada siswa di akhir pembelajaran
siklus III.
c. Observasi (Pengamatan)
Observasi dilakukan untuk mengumpulkan data, baik itu
kinerjaguru maupun dari aktivitas siswa selama proses pembelajaran
berlangsung. Pengamatan dilakukan oleh guru Ilmu PengetahuanSosial
(IPS) untuk melakukan monitoring pelaksanaan pembelajaran.Hasil
observasi kemudian dijadikan sebagai salah satu bahan untukmengukur
keberhasilan tindakan yang dilakukan.
Dalam kegiatan ini peniliti juga melakukan pengamatan terhadap
siswa mualai dari mengecek kehadiran siswa, memperhatikan ketekunan
siswa dalam menghadapi tugas (dapat bekerja terus menerus dalam
waktu yang lama, tidak pernah berhenti sebelum selesai),memperhatikan
keuletan siswa ketika menghadapi kesulitan (tidak lekas putus asa) dan
siswa pun tidak memerlukan dorongan dari luar untuk berprestasi sebaik
mungkin (tidak cepat puas dengan prestasi yang telah dicapainya),
memperhatikan siswa dalam bekerja baik individu maupun kelompok
dan interaksi siswa dalam diskusi kelompok tersebut,memperhatikan
siswa dalam proses pembelajaran apakah siswa cepat bosan pada tugas-
tugas rutin (hal-hal yang bersifat mekanis, berulang-ulang begitu saja,
sehingga kurang kreatif), keaktifan siswa dalam proses pembelajaran
dengan penerapan metode outdoor learning dan dapat mengemukakan
52

pendapatnya, kemampuan siswa dalam mencari dan memecahkan


masalah soal-soal, serta kemampuan siswa dalam mengerjakan soal
evaluasi.
d. Refleksi
Dalam tahap refleksi ini peneliti menganalisis hasil obsevasi yang
telah dikumpulkan untuk kemudian membuat kesimpulan atas
pelaksanaan metode outdoor learning berdasarkan tindakan pada siklus
III. Dari hasil analisis ini dapat diketahui dalam siklus III ini sudah
berhasil atau belum. Jika belum maka perlu dilanjutkan siklus
selanjutnya dan apabila dalam siklus III ini sudah memenuhi kriteria
ketuntasan belajar maka tidak perlu dilanjutkan kesiklus selanjutnya.

F. TEKNIK DAN INSTRUMEN PENGUMPULN DATA


1. Teknik Pengumpulan Data
a. Observasi
Observasi adalah suatu cara yang dilakukan dengan pengamatan
secara langsung kepada objek penelitian untuk melihat dari dekat
kegiatan yang dilakukan. Observasi ini dilakukan untuk mengetahui
aktivitas siswa Kelas VIIIA siswa SMP Negeri 1 Cingambul Kecamatan
Cingambul Kabupaten Majalengka dalam proses pembelajaran IPS.
b. Wawancara
Wawancara adalah suatu metode atau cara yang digunakan untuk
mendapatkan jaawaban dari responden dengan cara tanya-jawab sepihak.
Dikatakan sepihak karena dalam wawancara ini responden tidak diberi
kesempatan untuk mengajukan pertanyaan. Dalam penelitian ini peneliti
menggunakan tekhnik wawancara bebas. Wawancara bebas, dimana
responden mempunyai kebebasn untuk mengutarakan pendapatnya, tanpa
dibatasi oleh patokan yang telah dibuat oleh subjek evaluasi.
(Arikunto:2012: 44).
Sebagaimana narasumber wawancara di sini adalah guru mata
pelajaran IPS dan beberapa siswa kela VIII A SMP Negeri 1 Cingambul
Kabupaten Majalengka.
53

c. Tes Hasil Belajar


Tes adalah serangkaian pertanyaan atau latihan yang digunakan
untuk mengukur keterampilan, pengetahuan, atau bakat yang dimiliki
oleh individu atau kelompok. Tes dilakukan untuk mengukur hasil
belajar siswa yang berkenaan degan penguasaan dalam memahami materi
IPS sebelum dan sesudah dilakukan tindakan pembelajaran dengan
menggunakan metode outdoor learning dengan membandingkan nilai
akhir rata-rata.
d. Dokementasi
Dokumentasi adalah ditujukan untuk memperoleh data langsung
dari tempat penelitian atau bukti fisik telah dilakukannya penelitian
dengan memperoleh adanya data- data yang akurat seperti arsip- arsip,
catatan, agenda, foto- foto yang telah dicatat oleh staf TU yang dimiliki
oleh SMP Negeri 1 Cingambul Kabupaten Majalengka.
2. Instrumen Penegumpulan Data
a. Pedoman observasi untuk menggali data tentang suasana kelas pada
saat pembelajaran sedang berlangsung, keceriaan atau keantusiasan
siswa dalam mengikuti pembelajaarn dan kerja kelompok.
b. Pedoman wawancara untuk menggali data tentang tanggapan siswa
terhadap penerapan metode pembelajaran yang dilaksanakan guna
untuk memperoleh informasi secara mendalam.
c. Lembar Tes, digunakan untuk menggali data berupa hasil skor tes
formatif.
d. Dokumentasi maksudnya adalah mencari data dari arsip-arsip yang ada,
diharapkan memperoleh data akurat yang telah dicatat oleh pegaawi staf
tata usaha yang dimiliki oleh SMP Negeri 1 Cingambul Kabupaten
Majalengka.

G. TEKNIK ANALISIS DATA


Analisis data diartikan sebagai upaya mengolah data menjadi
informasi, sehingga karakteristik atau sifat-sifat data tersebut dapat dengan
mudah di pahami dan bermanfaat untuk menjawab masalah-masalah yang
54

berkaitan dengan kegiatan penelitian. Dengan demikian teknik analisis data


dapat diartikan sebagai cara melaksanakan analisis terhadap data, dengan
tujuan mengolah data tersebut menjadi informasi, sehingga karakteristik atau
sifat-sifat datanya dapat dipahami. (Sambas, 2009:52).
Berdasarkan tekhnik pengambilan data ada 2 jenis data yang diperoleh
yaitu kuantitatif dan kualitatif, sehingga dalam teknik analisis melalui dua
jalur yaitu kuantitatif dan kualitatif.
1. Analisis Kuantitatif
Penerapan metode outdoor learning untuk menimgkatkan efektivitas dan
hasil belajar siswa pada pembelajaran IPS dilakukan selama 3 kali
pertemuan atau 3 siklus. Dilakukannya tes pada setiap akhir pertemuan
atau siklus. Berikut rumus untuk memperoleh hasil tes tersebut :
ANALISIS DATA PRA SIKLUS

a. Nilai Rata-rata

Nilai Rata-rata = ∑

b. Ketuntasan Belajar

Ketuntasan Belajar = ∑

ANALISIS DATA SIKLUS I, II dan III

a. Nilai Rata-rata Kelas



Nilai Rata-rata = ∑

b. Ketuntasan Belajar

Ketuntasan Belajar =∑
55

Presentase Penafsiran
76-100% Sangat Tinggi
60-75% Tinggi
40-59% Sedang
20-39% Rendah
≤ 20% Sangat Rendah
Sumber: Aqi, 2009:40

2. Analisis Kualitatif
Data yang berupa informasi berbentuk kalimat yang memberi
gambaran tentang ekspresi siswa tentang pemaahman terhadap metode
belajar yang baru dan aktivitas siswa mengikuti pembelajaran
(Arikunto:131). Data yang dianalisis melalui jalur kualitatif adalah
sebagai berikut:
1. Data hasil lembar observasi
a. Lembar Observasi Kinerja Guru
Lembar observasi ini digunakan untuk mengetahui dan
memperoleh data tentang kegiatan guru pada saat penerapan
metode pembelajaran Parsipatori berlangsung di kelas. Hasil data
diperoleh sekali dalam setiap siklus untuk mengetahui adanya
perubahan dalam kegiatan guru.
b. Lembar Observasi Siswa
Lembar observasi siswa digunakan untuk mengetahui
danmemperoleh data tentang aktivitas siswa dalam penerapan
metodeoutdoor laerning. Hasil data diperoleh sekali tiap
siklussehingga diketahui adanay perubahan pada aktivitas siswa.
Adapun rumus yang digunakan untuk menghitung lembar
observasi guru dan siswa sebagai berikut :


56

Hasil presentase dan penafsiran pencapaian dijabarkan


sebagai berikut (Ridwan, 2008: 13) :

Prosentase Interpretasi
0 % - 20 % Sangat Rendah

21 % - 40 % Rendah

41 % - 60 % Cukup

61 % - 80 % Baik

81 % - 100 % Sangat Baik

H. Indikator
Indikator untuk mengukur keberhasilan tiap siklus dalam penelitian
tindakan kelas ini, adalah nilai rata-rata yang ditetapkan dalam KKM
yakni 75 dan ketuntasan belajar klasikal minimal 75% dari seluruh siswa
yang mencapai ketuntasan. Adapun alat ukurnya adalah dengan
menganalisis presentase ketuntasan belajar siswa dari tes siklus yang telah
dikerjakan.

Anda mungkin juga menyukai