Anda di halaman 1dari 16

BAB III

METODE PENELITIAN

1.1. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 1 Bulango Utara. SMP ini

merupakan suatu satuan pendidikan yang berada dibawah garis koordinasi Diknas

pendidikan Kabupaten Bonebolango. Sekolah ini didirikan tahun 1997, dengan luas

tanah 8001 m2. Jumlah guru di SMP Negeri 1 Bulango Utara sebanyak 21 orang

yaitu satu kepala sekolah, 15 orang guru dan 6 guru honorer pendidik. Guru IPA di

sekolah ini berjumlah 3 orang, dengan 2 guru PNS dan 1 guru guru honorer.

Dalam penelitian ini peneliti berkolaborasi dengan guru IPA yang mengajar

disekolah tersebut sebagai guru mitra. Guru mitra membantu peneliti dalam

membangun komunikasi efektif dengan siswa, guru dan kepala sekolah. Waktu

penelitian akan dilakukan pada bulan November hingga Desember 2018. Waktu

penelitian ini diuraikan berikut:

Tabel 3.1: Skema waktu dan kegiatan penelitian

Kegiatan Februari Maret April


Siklus Tahapan 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
Perencanaan
Siklus 1 Pelaksanaan
Refleksi
Perencanaan
Siklus 2 Pelaksanaan
Evaluasi
Perencanaan
Siklus 3 Pelaksanaan
Evaluasi
Pelaporan Pelaporan

1
Sumber: Data Peneliti 2018

Berdasarkan tabel di atas, dapat diamati bahwa penelitian ini diadakan

dalam tiga bulan yang hanya terdiri dari 8 minggu. Pada tahapan perencanan awal

penelitian, dituliskan hanya terdiri dari tiga siklus. Adapun jika memungkin harus

mengambil hingga pada siklus berikutnya, maka peneliti akan mempersiapkan

tahapan itu.

1.2. Subjek Penelitian

Subjek dalam penelitian ini adalah Siswa Kelas VIII2 yang terdaftar di SMP

N 1 Bulango Utara dengan jumlah siswa sebanyak 28 orang yang terdiri dari 13

siswa laki – laki dan 15 siswa perempuan. Alasan pengambilan kelas VIII karenah

berdasarkan wawancara dengan guru mata pelajaran, dimana kelas ini cenderung

pasif dalam kegiatan belajar dan kesulitan dalam melakukan olah piker terhadap

pertanyaan dan masalah dalam materi ajar dibandingkan kelas VIII lainnya.

1.3. Jenis Penelitian

Penelitian ini bertujuan meningkatkan kemampuan berpikir kritis peserta

didik pada pembelajaran IPA. Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas.

Penelitian tindakan kelas ini dilakukan secara kolaboratif dan partisipatoris.

Artinya penelitian ini tidak dilakukan sendiri tetapi bekerjasama dengan guru IPA

kelas IX SMP N 1 Bulango Utara.

Jenis penelitian ini bersifat partisipatif kolaboratif. Sebab penelitian

tindakan merupakan salah satu cara yang strategis bagi pendidik untuk

meningkatkan atau memperbaiki layanan pendidikan dalam konteks pembelajaran

dikelas Arikunto, dkk (2008).

2
Pendekatan penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dan

kualitatif. Pendekatan kuantitatif digunakan untuk menganalisis data hasil proses

belajar atau membandingkan hasil belajar dan manfaat belajar sebelum dan sesudah

dilaksanakannya penelitian tindakan. Pendekatan kualitatif dilakukan untuk

menjelaskan rangkaian peristiwa yang terjadi selama kegiatan penelitian

berlangsung, sehingga mendapatkan gambaran dan penjelasan yang lengkap dalam

pelaksanaan penelitian tindakan.

Sejumlah ahli mengajukan model – model dalam proses penelitian

tindakan, beberapa model penelitian tindakan tampak sedikit berbeda satu sama

lain, namun memiliki sejumlah elemen yang sama. Mills (Mertler, 2012 : 23-24)

mengemukakan model–model penelitian tindakan berawal dengan sebuah

permasalahan atau tema utama, model – model tersebut meliputi observasi atau

pengawasan terhadap praktik yang sudah berjalan, diikuti oleh pengumpulan dan

sintesis informasi dengan data, terakhir tindakan tertentu diambil.

Kemmis dan Taggart mengembangkan model sederhana hakikat siklus

proses penelitian tindakan dan membaginya kedalam empat tahap yaitu :

perencanaan, tindakan, observasi dan refleksi Emzir (2014:239). Keempat tahap ini

akan disusun berdasarkan analisis kebutuhan lapangan berikut:

Perencanaan

Refleksi Siklus I Pelaksanaan

Pengamatan

Perencanaan

Refleksi Siklus II Pelaksanaan

3
Pengamatan
?
Gambar 3.1 Model Penelitian Kemmis Mc Taggart

Model penelitian oleh Kemmis dan Mc Taggart menarik karena

menawarkan kesempatan untuk mengkaji fenomena yang terdapat pada beberapa

tingkat yang dilakukan beberapa kali tergantung dari kebutuhan yang diinginkan.

Yaumi dan Damopoli (2014:24)

Dengan demikian peneliti menyimpulkan dalam penelitian ini

menggunakan Model Kemmis dan Mc Taggart, hal ini didasari pada keluasan

proses bagi peneliti untuk dapat perencakan, melaksanakan dan merefleksi proses

penelitian. Penelitian tindakan merupakan sebuah proses pengumpulan informasi

dan bentuk refleksi yang dilakukan oleh para praktisi pendidikan untuk

memecahkan permasalahan dan meningkatkan kualitas dari praktik pendidikan atau

sosial, bersifat kolaboratif dan sistematis. Konsep penelitian tindakan memandang

penelitian tindakan sebagai sebuah intervensi nyata yang dilakukan dalam sebuah

pemecahan masalah sosial atau pendidikan terhadap fakta–fakta yang ditemukan

dilapangan dengan mempertimbangkan efek dari intervensi yang dilakukan secara

kolaboratif antara peneliti, praktisi.

1.5. Rancangan Dan Prosedur Tindakan

1.5.1. Rancangan Tindakan

Rancangan penelitian ini bentuk siklus, dimana setiap siklus mempunyai

langkah-langkah yang harus dilalui peneliti dan partisipan. Untuk satu siklus,

dilaksanakan enam kali pertemuan dengan empat tahapan yaitu : (1) perencanaan,

(2) tindakan, (3) observasi, (4) analisis dan refleksi. Setiap siklus diakhiri dengan

4
kegiatan refleksi sehingga kelemahan/kekurangan setiap siklus dapat ditindak

lanjuti pada siklus berikutnya.

Pada penelitian ini pada siklus pertama, didesain dengan 3 kali pertemuan,

pada siklus ke dua didesain dengan 2 kali pertemuan, serta bila memungkin untuk

siklus ke tiga direncanakan 2 kali pertemuan.

Tahapan – tahapan ini berlangsung secara berulang, sampai tujuan peneliti

tercapai.

1. Perencanaan Tindakan
 Membuat jadwal pelaksanaan tindakan
 Menyiapkan RPP, media dan Bahan Ajar
 Membuat instrument Penilaian
 Menyiapkan alat pengumpul data

2. Pelaksanaan Tindakan dan Pengamatan Siklus 1


 Pelaksanaan tindakan siklus 1 dengan skenario kegiatan awal
 Pelaksanaan kegiatan belajar dengan pembelajaran PBL outdoor
 Observasi pelaksanaan tindakan siklus 1 bersama guru

3. Refleksi 4. Rencana Tindakan Siklus 2


 Analisis hasil tindakan siklus 1  Menganalisis hasil tindakan siklus 1
 Merefleksikan tindakan yang telah  Merefleksikan tindakan
dilakukan bersama guru mitra  Mendiskusikan dan evaluasi hasil
 Mendiskusikan dan evaluasi hasil tindakan pada siklus 1
 Melakukan perbaikan untuk  Melakukan perbaikan untuk
perencanaan siklus berikutnya perencanaan siklus berikutnya

Gambar 3.2 Bagan Desain Rancangan Penelitian Tindakan

1.5.2. Prosedur Tindakan

Tahapan-tahapan yang dilakukan untuk setiap siklus pembelajaran dalam

prosedur penelitian tindakan kelas ini adalah sebagai berikut :

5
1. Perencanaan tindakan (planning)

Pada perencanaan tindakan, peneliti menyiapkan segala sesuatu yang

diperlukan sehubungan dengan pelaksanaan tindakan. Adapun persiapan

yang harus dilakukan sebelum pelaksanaan tindakan yaitu :

a) Membuat jadwal pelaksanaan tindakan serta meminta kesedian guru

mitra yang berada di SMP Negeri 1 Bulango Utara sebagai mediator.

b) Menyiapkan RPP dan media sesuai dengan tindakan yang akan

diberikan kepada siswa.

c) Membuat instrumen penelitian berupa : lembar observasi, catatan

lapangan.

d) Menyiapkan alat pengumpul data berupa LKPD, pre test dan post test,

angket dan lembar observasi untuk melihat hasil tindakan.

e) Pra intervensi, setelah memperoleh semua data, guru dibantu oleh guru

mitra untuk melakukan pra intervensi tindakan untuk melihat hasil

peningkatan kemampuan berpikir kritis siswa. Data-data tersebut

disimpan sebagai assesment awal sebelum melakukan penelitian

tindakan.

2. Pelaksanaan tindakan

Pelaksanaan tindakan dilakukan secara kolaboratif dengan guru yang

ada di SMP Negeri 1 Bulango Utara sebagai guru mitra dengan urutan

kegiatan sebagai berikut :

6
a. Kegiatan Awal

Kegiatan awal dilakukan selama 5-10 menit. guru membimbing siswa

untuk membuka kegiatan dengan salam dan berdoa yang dilanjutkan

dengan absen kehadiran siswa. Sebelum memasuki kegiatan inti guru

melakukan kegiatan apersepsi termasuk pengenalan tema dan sub tema.

b. Kegiatan Inti

Kegiatan inti dilaksanakan oleh guru bersama siswa untuk

berdiskusi mengenai kegiatan yang akan dilakukan. Pada kegiatan ini

guru membagi siswa menjadi beberapa kelompok. Guru

memperkenalkan alat dan media yang akan digunakan, serta tata cara

pelaksanaan pembelajaran. sebelum pembelajaran dimulai guru juga

memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya terkait dengan

kegiatan yang dilakukan. Guru juga memberikan informasi atura-aturan

dalam penerapan strategi pembelajaran.

Kegiatan selanjutnya yaitu siswa memahami materi ajar yang

ditargetkan hari itu dengan membaca buku teks dan diskusi bersama

teman kelompoknya. Guru memberikan beberapa tugas yang harus

diselesaikan dan didiskusikan dalam kelompoknya. Karena model yang

digunakan dalam penelitian ini adalah PBL maka tahapan awal pada

kegiatan inti adalah guru memberikan masalah dan pertanyaan kepada

semua siswa, selanjutnya mereka diminta untuk mecari tahu dilapangan

dan memikirkan jawaban dari masalah dan pertanyaan itu, selanjutnya

siswa berkerja dan berdiskusi dalam kelompok diluar kelas (lapangan)

7
yang memungkinkan pembelajaran efektif. Selanjutnya guru menuntun

proses diskusi lintas kelompok. Selanjutnya guru memberikan

tanggapan pada beberapa jawaban yang disampaikan oleh siswa.

Tahapan ini berakhir hingga jam pelajaran hampir selesai

c. Kegiatan Penutup

Kegiatan penutup dilakukan dengan berdiskusi mengenai kegiatan

yang telah dilakukan, dan menceritakan pengalaman yang didapat dari

penggunaan model pembelajaran Problem based learning (PBL)

berbasis outdoor learning. Pada kegiatan penutup guru memberikan

pujian dan motivasi pada kemampuan yang dimiliki siswa.

3. Tahap Pemantauan dan Evaluasi

Tahap pemantauan dilaksanakan pada saat proses pembelajaran tanpa

perlakuan Model Pembelajaran Problem based learning (PBL) berbasis

outdoor learning. Sesuai dengan indikator yang telah direncanakan yaitu

aktivitas yang ditandai dengan adanya peningkatan kemampuan berpikir kritis

dan aktivitas belajar siswa. Tahap evaluasi dilakukan pada saat selesai

melaksanakan KBM dikelas. Yang dimaksud evaluasi pada saat siswa

mengerjakan postest yang diberikan dan mengisi lembar angket refleksi

pelaksanaan model Problem based learning (PBL) berbasis outdoor learning

belajar.

4. Tahap Analisis dan Refleksi

Tahap analisis merupakan tahap pengolahan sampai dengan

menginterpretasikan data yang diperoleh selama penelitian tindakan kelas

8
(PTK). Dari hasil analisis ini akan dapat satu kesimpulan yang selanjutnya akan

menjadi dasar apakah masih perlu dilakukan tindakan lanjutan ataukah dengan

kesimpulan tersebut dapat menyakinkan sehingga tidak perlu dilakukan siklus

selanjutnya. Indikator mutu pada refleksi adalah terutama tertangkapnya esensi

dan kemampuan memahami materi yang diberikan, sehingga tindakan-tindakan

perbaikan dijabarkan dari padanya menunjukan peningkatan hasil belajar tinggi.

Jika hasil evaluasi pada siklus awal belum tercapai indikator yang telah

ditetapkan maka akan dilanjutkan pada siklus berikutnya.

1.6. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data adalah cara-cara yang dapat digunakan oleh

peneliti untuk mengumpulkan data. Dalam penelitian ini ada 3 macam data

yang dikumpulkan dengan cara yang berbeda.

a. Data Pelaksanaan Pembelajaran; Data pelaksanaan pembelajaran diperoleh

melalui dokumentasi yang berupa lembar observasi kegiatan pembelajaran,

angket pada akhir siklus, dan foto kegiatan pembelajaran.

b. Data Kemampuan Berpikir Kritis; Data kemampuan berpikir kritis

peserta didik diperoleh melalui analisis kemampuan berpikir kritis

berdasarkan LKPD.

c. Data Kemampuan Kognitif; Data kemampuan kognitif diperoleh dari pre

test dan post test pada masing- masing siklus.

1.7. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian yang digunakan pada penelitian ini sebagai berikut :

a. Angket

9
Angket berisi tentang garis-garis pokok yang ditanyakan dengan maksud

agar peserta didik mengungkapkan tanggapannya terhadap pembelajaran IPA

dengan PBL berbasis PBL. Angket ini menggunakan instrumen yang disusun

peneliti dengan menggunakan empat kategori sangat setuju (SS), setuju (S),

tidak setuju (TS), dan sangat tidak setuju (STS). Prosedur penyusunan angket

diawali dengan membuat kisi-kisi, penyusunan angket berdasar kisi-kisi yang

dikembangkan dengan kajian teoritis.

b. Lembar pre test dan post test

Menurut Saifuddin (1996:9), tes prestasi belajar disusun secara terencana

untuk mengungkap performansi maksimal subjek dalam menguasai bahan-

bahan atau materi yang telah diajarkan. Menurut Nana Sudjana (1989:35),

tes digunakan untuk menilai dan mengukur hasil belajar peserta didik,

terutama hasil belajar kognitif berkenaan dengan penguasaan bahan

pengajaran sesuai dengan tujuan pendidikan dan pengajaran. Soal pre test

dan post test terdiri dari soal pilihan ganda dan uraian pada masing- masing

siklus yang berfungsi untuk mengetahui hasil belajar kognitif peserta

didik. Untuk mengetahui validitas dari isi soal digunakan validitas isi.

Menurut Nana Sudjana (1989:13), validitas isi berkenaan dengan

kesanggupan alat penilaian dalam mengukur isi yang seharusnya. Artinya, tes

tersebut mampu mengungkapkan isi suatu konsep atau variabel yang hendak

diukur. Validitas isi dilakukan melalui kajian terhadap isi soal dengan

analisis rasional atau keputusan pembimbing agar soal tes yang digunakan

dapat mengukur apa yang akan dukur. Dalam penelitian ini validitas soal

10
tes dilakukan dengan menggunakan keputusan pembimbing kemudian

diujicobakan ke peserta didik yang telah menerima materi struktur dan fungsi

organ tubuh tumbuhan.

c. Lembar Analisis Kemampuan Berpikir Kritis berdasar LKPD

Analisis dilakukan untuk menghitung tingkat kemampuan berpikir kritis

peserta didik pada tiap siklus pembelajaran. Selain itu analisis ini untuk

mengetahui sejauh mana pelaksanaan tindakan dapat menghasilkan

perubahan yang dikehendaki oleh peneliti. Lembar analisis ini

menggunakan instrumen berdasarkan indikator kemampuan berpikir kritis

dan diisi oleh peneliti dengan tema struktur dan fungsi organ tubuh tubuhan.

d. Lembar Kegiatan Peserta Didik (LKPD)

LKPD merupakan instrumen yang berupa petunjuk dalam melaksanakan

kegiatan pembelajaran. LKPD disusun berdasarkan indikator-indikator

kemampuan berpikir. LKPD ini juga dikembangkan berdasarkan SK dan

KD yang beracuan model pembelajaran PBL pada tema struktur dan fungsi

organ tubuh tubuhan. Pengerjaan LKPD dilakukan secara diskusi

berkelompok untuk mengidentifikasi permasalahan hingga mencapai solusi

atas permasalahan tersebut.

Selanjutnya untuk pengujian instrumen penelitian berupa pertanyaan

dalam LKPD, angket dan instrument pre test dan post test, maka digunakan

beberapa ketentuan sebagai berikut:

a. Uji Validitas Data

11
Uji validitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah validitas

internal. Validitas internal ingin mengukur sampai seberapa jauh variasi di

dalam variable independen.Jadi ingin mengukur seberapa valid hubungan

kkausalitas sebab-akibat terjadi (Ghozali, 2008). Pengujian validitas data

menggunakan rumus Pearson Corelation Product Moment:

𝑁 ∑ 𝑋𝑌 − (∑ 𝑋)(∑ 𝑋)
𝑟𝑥𝑦 =
√{𝑁 ∑ 𝑋 2 − (∑ 𝑋)2 }{𝑁 ∑ 𝑌 2 − (∑ 𝑌)2 }

rxy : Koefisien korelasi antara variable X dan Y N : Jumlah subyek

∑xy : Produk dari X dan Y

∑x : Jumlah nilai X

∑y : Jumlah Y

∑x2 : Jumlah X kuadrat

∑y2 : Jumlah Y kuadrat (Arikunto, 2008: 69)

Untuk menguji setiap butir, maka skor yang ada dikorelasikan

dengan skor total. Skor butir dipandang sebagai nilai X dan skor total

dipandang sebagai nilai Y. instrument disebut valis apabila r hitung lebih

besar dari r table pada taraf signifikan 5%.

b. Reliabilitas Instrumen

Uji reliabilitas yang akan digunakan untuk menguji hasil belajar

adalah dengan menggunakan rumus “K-R 20” karena data yang digumakan

merupakan instrumen dengan skor 1 dan 0. Adapun rumus yang akan

digunakan adalah sebagai berikut :

𝑘 𝑉𝑡 − ∑ 𝑝𝑞
𝑟11 = [ ][ ]
𝑘−1 𝑉𝑡

12
r11 = Reliabilitas Instrumen

k = banyaknya butir pertanyaan atau soal

Vt = varians skor total

P = Banyaknya Subjek yang skornya 1/N

Q= Banyaknya Subjek yang skornya 0

(Arikunto, 2008)

Untuk menguji reliabilitas angket minat belajar PKn dalam

penelitian ini digunakan Alpha’s Cronbach.Alpha’s Cronbach digunakan

dalam suatu angket yang tidak menghendaki suatu jawaban yang mutlak

benar/salah. Rumus ini digunakan untuk mencari reliabilitas instrumen yang

skornya bukan 0 atau 1.

1.8. Teknik Analisis Data

1.8.1. Teknik analisis Data Observasi

Data yang diperoleh akan diubah dengan teknik analisis statistika

deskriptif. Data dikelompokan berdasarkan aktivitas siswa, yang diamati melalui

lembar observasi yang terdapat aktivitas siswa yang akan terlihat selama proses

pembelajaran berlangsung. Sehingga dianalisis, dikelompokan, dan dipresentasikan

melalui tabel dan diagram. Mengacu dalam (Purwanto, 2012) Untuk menghitung

presentasi digunakan rumus sebagai berikut:

- Keterlaksanaan RPP

𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝐼𝑛𝑑𝑖𝑘𝑎𝑡𝑜𝑟 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑡𝑒𝑟𝑐𝑎𝑝𝑎𝑖


𝑃𝑒𝑟𝑠𝑒𝑛𝑡𝑎𝑠𝑒 𝐶𝑎𝑝𝑎𝑖𝑎𝑛 = × 100%
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝐼𝑛𝑑𝑖𝑘𝑎𝑡𝑜𝑟 𝑆𝑒𝑙𝑢𝑟𝑢ℎ𝑛𝑦𝑎
- Observasi Aktifitas Guru
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝐼𝑛𝑑𝑖𝑘𝑎𝑡𝑜𝑟 𝑎𝑘𝑡𝑖𝑓𝑖𝑡𝑎𝑠 𝑡𝑒𝑟𝑐𝑎𝑝𝑎𝑖
𝑃𝑒𝑟𝑠𝑒𝑛 𝐶𝑎𝑝𝑎𝑖𝑎𝑛 = × 100%
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑆𝑒𝑚𝑢𝑎 𝐼𝑛𝑑𝑖𝑘𝑎𝑡𝑜𝑟 𝑎𝑘𝑡𝑖𝑓𝑖𝑡𝑎𝑠

13
- Observasi aktifitas Siswa
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝐼𝑛𝑑𝑖𝑘𝑎𝑡𝑜𝑟 𝑎𝑘𝑡𝑖𝑓𝑖𝑡𝑎𝑠 𝑡𝑒𝑟𝑐𝑎𝑝𝑎𝑖
𝑃𝑒𝑟𝑠𝑒𝑛 𝐶𝑎𝑝𝑎𝑖𝑎𝑛 = × 100%
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑆𝑒𝑚𝑢𝑎 𝐼𝑛𝑑𝑖𝑘𝑎𝑡𝑜𝑟 𝑎𝑘𝑡𝑖𝑓𝑖𝑡𝑎𝑠
Purwanto, 2012

1.8.2. Teknik Analisis Data Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Dalam Belajar

Data yang diperoleh dalam penelitian ini berupa data analisis kemampuan

berpikir kritis, angket, serta data pre test & post test. Data analisis kemampuan

berpikir kritis diperoleh dari hasil LKPD yang telah disesuaikan dengan skor

masing-masing tiap indikator berpikir kritis. Data dari lembar analisis kemampuan

berpikir kritis dan data pre test & post test yang telah dianalisis kemudian

dipersentase.

Dengan demikian dapat diketahui sejauh mana peningkatan yang

diperoleh dalam pembelajaran. Hasil analisis data kemudian disajikan secara

deskriptif. Pemberian kriteria pada penguasaan kemampuan berpikir kritis

ini menggunakan sistem 100. Menurut Ngalim Purwanto (1994:103), kriteria

penilaian adalah sebagai berikut :

 54 % = kurang sekali
55 – 59 % = kurang
60 – 75 % = cukup
76 – 85 % = baik
86 – 100 % = sangat baik
Perhitungan presentase digunakan rumus sebagai berikut :

R
NP  100%
SM

Dengan NP adalah nilai persentase, kemudian R adalah skor mentah yang

diperoleh dan SM adalah skor maksimum.

14
Data hasil analisis kemampuan berpikir kritis dan data pre test post test

peserta didik kemudian dirata-rata dan dilihat perbedaan rata-rata kemampuan

berpikir kritis peserta didik pada siklus I dan siklus II. Jika mengalami kenaikan

maka diartikan model pembelajaran yang dilakukan yakni model PBL berbasis

outdoor learning dapat digunakan untuk meningkatkan kemampuan berpikir

kritis peserta didik pada pelajaran IPA dengan tema Struktur dan Fungsi organ

tubuh Tumbuhan.

Angket respon peserta didik terhadap pembelajaran PBL berbasis Outdoor

learning dianalisis dengan langkah-langkah sebagai berikut :

a. Membuat rekapitulasi hasil angket akhir peserta didik.

b. Menghitung persentase jawaban peserta didik .

c. Melakukan analisis data angket dan evaluasi diri dengan cara

membandingkan minat, keterampilan, tingkat pemahaman, dan sikap

peserta didik dalam pembelajaran. Pernyataan positif memiliki skor 4

untuk kategori sangat setuju (SS), skor 3 untuk setuju (S), skor 2 untuk tidak

setuju (TS), dan skor 1 untuk sangat tidak setuju (STS). Kemudian pernyataan

negatif juga memiliki skor 4 untuk kategori sangat tidak setuju (STS), skor 3

untuk tidak setuju (TS), skor 2 untuk setuju (S), dan skor 1 untuk sangat setuju

(SS).

d. Analisis data disajikan dalam bentuk deskriptif.

1.9. Indikator Keberhasilan Penelitian

Indikator keberhasilan penelitian ini adalah adanya peningkatan

kemampuan berpikir kritis siswa dalam belajar siswa SMP Negeri 1 Bulango Utara

15
pada pembelajaran IPA setelah diterapkan model Problem based learning (PBLL)

berbasis outdoor Learning. Kriteria meningkatnya kemampuan berpikir kritis siswa

dalam belajar adalah terdapat 75% siswa telah mampu menunjukan kemapuannya

dalam berpikir kritis.

1.10. Tindak lanjut

Berdasarkan hasil refleksi dari semua data lembar pengamatan pada siklus

pertama, peneliti bersama guru mitra akan menentukan apakah kegiatan akan

berlanjut ke siklus kedua. Jika pelaksanaan tindakan pada siklus pertama belum

mencapai indikator keberhasilan yang ditetapkan maka pelaksanaan tindakan akan

dilanjutkan pada siklus kedua, demikian seterusnya dengan mengawali kegiatan

mulai dari tahap perencanaan, tindakan, pengamatan, dan refleksi.

16

Anda mungkin juga menyukai