METODE PENELITIAN
merupakan suatu satuan pendidikan yang berada dibawah garis koordinasi Diknas
pendidikan Kabupaten Bonebolango. Sekolah ini didirikan tahun 1997, dengan luas
tanah 8001 m2. Jumlah guru di SMP Negeri 1 Bulango Utara sebanyak 21 orang
yaitu satu kepala sekolah, 15 orang guru dan 6 guru honorer pendidik. Guru IPA di
sekolah ini berjumlah 3 orang, dengan 2 guru PNS dan 1 guru guru honorer.
Dalam penelitian ini peneliti berkolaborasi dengan guru IPA yang mengajar
disekolah tersebut sebagai guru mitra. Guru mitra membantu peneliti dalam
membangun komunikasi efektif dengan siswa, guru dan kepala sekolah. Waktu
penelitian akan dilakukan pada bulan November hingga Desember 2018. Waktu
1
Sumber: Data Peneliti 2018
dalam tiga bulan yang hanya terdiri dari 8 minggu. Pada tahapan perencanan awal
penelitian, dituliskan hanya terdiri dari tiga siklus. Adapun jika memungkin harus
tahapan itu.
Subjek dalam penelitian ini adalah Siswa Kelas VIII2 yang terdaftar di SMP
N 1 Bulango Utara dengan jumlah siswa sebanyak 28 orang yang terdiri dari 13
siswa laki – laki dan 15 siswa perempuan. Alasan pengambilan kelas VIII karenah
berdasarkan wawancara dengan guru mata pelajaran, dimana kelas ini cenderung
pasif dalam kegiatan belajar dan kesulitan dalam melakukan olah piker terhadap
pertanyaan dan masalah dalam materi ajar dibandingkan kelas VIII lainnya.
didik pada pembelajaran IPA. Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas.
Artinya penelitian ini tidak dilakukan sendiri tetapi bekerjasama dengan guru IPA
tindakan merupakan salah satu cara yang strategis bagi pendidik untuk
2
Pendekatan penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dan
belajar atau membandingkan hasil belajar dan manfaat belajar sebelum dan sesudah
tindakan, beberapa model penelitian tindakan tampak sedikit berbeda satu sama
lain, namun memiliki sejumlah elemen yang sama. Mills (Mertler, 2012 : 23-24)
permasalahan atau tema utama, model – model tersebut meliputi observasi atau
pengawasan terhadap praktik yang sudah berjalan, diikuti oleh pengumpulan dan
perencanaan, tindakan, observasi dan refleksi Emzir (2014:239). Keempat tahap ini
Perencanaan
Pengamatan
Perencanaan
3
Pengamatan
?
Gambar 3.1 Model Penelitian Kemmis Mc Taggart
tingkat yang dilakukan beberapa kali tergantung dari kebutuhan yang diinginkan.
menggunakan Model Kemmis dan Mc Taggart, hal ini didasari pada keluasan
proses bagi peneliti untuk dapat perencakan, melaksanakan dan merefleksi proses
dan bentuk refleksi yang dilakukan oleh para praktisi pendidikan untuk
penelitian tindakan sebagai sebuah intervensi nyata yang dilakukan dalam sebuah
langkah-langkah yang harus dilalui peneliti dan partisipan. Untuk satu siklus,
dilaksanakan enam kali pertemuan dengan empat tahapan yaitu : (1) perencanaan,
(2) tindakan, (3) observasi, (4) analisis dan refleksi. Setiap siklus diakhiri dengan
4
kegiatan refleksi sehingga kelemahan/kekurangan setiap siklus dapat ditindak
Pada penelitian ini pada siklus pertama, didesain dengan 3 kali pertemuan,
pada siklus ke dua didesain dengan 2 kali pertemuan, serta bila memungkin untuk
tercapai.
1. Perencanaan Tindakan
Membuat jadwal pelaksanaan tindakan
Menyiapkan RPP, media dan Bahan Ajar
Membuat instrument Penilaian
Menyiapkan alat pengumpul data
5
1. Perencanaan tindakan (planning)
lapangan.
d) Menyiapkan alat pengumpul data berupa LKPD, pre test dan post test,
e) Pra intervensi, setelah memperoleh semua data, guru dibantu oleh guru
tindakan.
2. Pelaksanaan tindakan
ada di SMP Negeri 1 Bulango Utara sebagai guru mitra dengan urutan
6
a. Kegiatan Awal
b. Kegiatan Inti
memperkenalkan alat dan media yang akan digunakan, serta tata cara
ditargetkan hari itu dengan membaca buku teks dan diskusi bersama
digunakan dalam penelitian ini adalah PBL maka tahapan awal pada
7
yang memungkinkan pembelajaran efektif. Selanjutnya guru menuntun
c. Kegiatan Penutup
dan aktivitas belajar siswa. Tahap evaluasi dilakukan pada saat selesai
belajar.
8
(PTK). Dari hasil analisis ini akan dapat satu kesimpulan yang selanjutnya akan
menjadi dasar apakah masih perlu dilakukan tindakan lanjutan ataukah dengan
Jika hasil evaluasi pada siklus awal belum tercapai indikator yang telah
peneliti untuk mengumpulkan data. Dalam penelitian ini ada 3 macam data
berdasarkan LKPD.
a. Angket
9
Angket berisi tentang garis-garis pokok yang ditanyakan dengan maksud
dengan PBL berbasis PBL. Angket ini menggunakan instrumen yang disusun
peneliti dengan menggunakan empat kategori sangat setuju (SS), setuju (S),
tidak setuju (TS), dan sangat tidak setuju (STS). Prosedur penyusunan angket
bahan atau materi yang telah diajarkan. Menurut Nana Sudjana (1989:35),
tes digunakan untuk menilai dan mengukur hasil belajar peserta didik,
pengajaran sesuai dengan tujuan pendidikan dan pengajaran. Soal pre test
dan post test terdiri dari soal pilihan ganda dan uraian pada masing- masing
didik. Untuk mengetahui validitas dari isi soal digunakan validitas isi.
kesanggupan alat penilaian dalam mengukur isi yang seharusnya. Artinya, tes
tersebut mampu mengungkapkan isi suatu konsep atau variabel yang hendak
diukur. Validitas isi dilakukan melalui kajian terhadap isi soal dengan
analisis rasional atau keputusan pembimbing agar soal tes yang digunakan
dapat mengukur apa yang akan dukur. Dalam penelitian ini validitas soal
10
tes dilakukan dengan menggunakan keputusan pembimbing kemudian
diujicobakan ke peserta didik yang telah menerima materi struktur dan fungsi
peserta didik pada tiap siklus pembelajaran. Selain itu analisis ini untuk
dan diisi oleh peneliti dengan tema struktur dan fungsi organ tubuh tubuhan.
KD yang beracuan model pembelajaran PBL pada tema struktur dan fungsi
dalam LKPD, angket dan instrument pre test dan post test, maka digunakan
11
Uji validitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah validitas
𝑁 ∑ 𝑋𝑌 − (∑ 𝑋)(∑ 𝑋)
𝑟𝑥𝑦 =
√{𝑁 ∑ 𝑋 2 − (∑ 𝑋)2 }{𝑁 ∑ 𝑌 2 − (∑ 𝑌)2 }
∑x : Jumlah nilai X
∑y : Jumlah Y
dengan skor total. Skor butir dipandang sebagai nilai X dan skor total
b. Reliabilitas Instrumen
adalah dengan menggunakan rumus “K-R 20” karena data yang digumakan
𝑘 𝑉𝑡 − ∑ 𝑝𝑞
𝑟11 = [ ][ ]
𝑘−1 𝑉𝑡
12
r11 = Reliabilitas Instrumen
(Arikunto, 2008)
dalam suatu angket yang tidak menghendaki suatu jawaban yang mutlak
lembar observasi yang terdapat aktivitas siswa yang akan terlihat selama proses
melalui tabel dan diagram. Mengacu dalam (Purwanto, 2012) Untuk menghitung
- Keterlaksanaan RPP
13
- Observasi aktifitas Siswa
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝐼𝑛𝑑𝑖𝑘𝑎𝑡𝑜𝑟 𝑎𝑘𝑡𝑖𝑓𝑖𝑡𝑎𝑠 𝑡𝑒𝑟𝑐𝑎𝑝𝑎𝑖
𝑃𝑒𝑟𝑠𝑒𝑛 𝐶𝑎𝑝𝑎𝑖𝑎𝑛 = × 100%
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑆𝑒𝑚𝑢𝑎 𝐼𝑛𝑑𝑖𝑘𝑎𝑡𝑜𝑟 𝑎𝑘𝑡𝑖𝑓𝑖𝑡𝑎𝑠
Purwanto, 2012
1.8.2. Teknik Analisis Data Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Dalam Belajar
Data yang diperoleh dalam penelitian ini berupa data analisis kemampuan
berpikir kritis, angket, serta data pre test & post test. Data analisis kemampuan
berpikir kritis diperoleh dari hasil LKPD yang telah disesuaikan dengan skor
masing-masing tiap indikator berpikir kritis. Data dari lembar analisis kemampuan
berpikir kritis dan data pre test & post test yang telah dianalisis kemudian
dipersentase.
54 % = kurang sekali
55 – 59 % = kurang
60 – 75 % = cukup
76 – 85 % = baik
86 – 100 % = sangat baik
Perhitungan presentase digunakan rumus sebagai berikut :
R
NP 100%
SM
14
Data hasil analisis kemampuan berpikir kritis dan data pre test post test
berpikir kritis peserta didik pada siklus I dan siklus II. Jika mengalami kenaikan
maka diartikan model pembelajaran yang dilakukan yakni model PBL berbasis
kritis peserta didik pada pelajaran IPA dengan tema Struktur dan Fungsi organ
tubuh Tumbuhan.
untuk kategori sangat setuju (SS), skor 3 untuk setuju (S), skor 2 untuk tidak
setuju (TS), dan skor 1 untuk sangat tidak setuju (STS). Kemudian pernyataan
negatif juga memiliki skor 4 untuk kategori sangat tidak setuju (STS), skor 3
untuk tidak setuju (TS), skor 2 untuk setuju (S), dan skor 1 untuk sangat setuju
(SS).
kemampuan berpikir kritis siswa dalam belajar siswa SMP Negeri 1 Bulango Utara
15
pada pembelajaran IPA setelah diterapkan model Problem based learning (PBLL)
dalam belajar adalah terdapat 75% siswa telah mampu menunjukan kemapuannya
Berdasarkan hasil refleksi dari semua data lembar pengamatan pada siklus
pertama, peneliti bersama guru mitra akan menentukan apakah kegiatan akan
berlanjut ke siklus kedua. Jika pelaksanaan tindakan pada siklus pertama belum
16