Anda di halaman 1dari 19

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (PTK) yang bersifat

reflektif, partisipatif, kolaboratif, dan spiral, bertujuan untuk melakukan

perbaikan-perbaikan terhadap sistem, cara kerja, proses, isi, dan kompetensi

atau situasi pembelajaran. Penelitian tindakan kelas (PTK) adalah penelitian

praktis untuk memperbaiki pembelajaran di dalam kelas. Penelitian tindakan

kelas pertama kali diperkenalkan oleh ahli psikologi sosial Amerika yang

bernama Kurt Lewin pada tahun 1946. Dan di Indonesia PTK dikenal pada

akhir dekade 80-an.

Siswojo Hardjodipuro (2015:21) mengutip dari Carr dan Kemmis,

menyatakan bahwa istilah penelitian tindakan kelas adalah bentuk refleksi diri

yang dilakukan oleh para partisipan (guru, siswa atau kepala sekolah) dalam

situasi-situasi sosial (termasuk pendidikan) untuk memperbaiki rasionalitas

dan kebenaran praktik-praktik sosialatau pendidikan yang dilakukan sendiri,

pengertian mengenai praktik-praktik ini, dan situasi (lembaga-lembaga)

tempat praktik dilaksanakan. Lebih lanjut dijelaskan bahwa, penelitian

tindakan kelas adalah pendekatan untuk memperbaiki pendidikan melalui

perubahan, dengan mendorong para guru untuk memikirkan praktik mengajar

agar kritis terhadap praktik tersebut dan ada keinginan untuk mengubahnya.

42
Haryono (2015:23) menyatakan penelitian tindakan kelas merupakan

tindakan mengumpulkan, mengolah, menganalisis dan menyimpulkan data

untuk dapat menentukan tingkat keberhasilan jenis tindakan yang

dilaksanakan oleh guru dalam proses pembelajaran. Beberapa tindakan yang

dimaksud antara lain: model, metode, teknik, dan cara-cara yang dipilih dan

digunakan guru dalam proses belajar.

Penelitian tindakan kelas bukan hanya mengajar, melainkan mempunyai

makna sadar dan kritis terhadap proses perubahan dan perbaikan proses

pembelajaran. Sehingga penelitian tindakan kelas dilakukan guru untuk

mengintrospeksi, bercermin, merefleksi atau mengevaluasi sehingga

kemampuannya sebagai seorang guru/pengajar diharapkan cukup

professional. Dari peningkatan kemampuan tersebut diharapkan dapat

berpengaruh terhadap peningkatan kualitas anak didik, baik dalam aspek

penalaran, keterampilan, pengetahuan hubungan sosial maupun aspek-aspek

lain yang bermanfaat bagi anak didik untuk menjadi dewas

A. Rancangan Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan sesuai dengan rancangan penelitian model

Pembelajaran Problem Based Learning yang diawali dengan tindakan

pendahuluan kemudian dilanjutkan perencanaan, tindakan, pengamatan, dan

refleksi. Penelitian dilakukan sebanyak 2 siklus. Hasil evaluasi pada siklus I

apabila belum tuntas, maka dilakukan perbaikan pada siklus II. Refleksi

43
siklus I dilakukan untuk menentukan langkah-langkah perbaikan pada siklus

II. Tahap-tahap penelitian yang dilakukan adalah sebagai berikut.

a. Pendahuluan

Tindakan pendahuluan yang dilakukan sebelum pelaksanaan siklus,

meliputi:

1) memohon ijin kepada kepala sekolah untuk mengadakan

penelitian di SDN 002 Samarinda Ulu

2) mengadakan wawancara dengan guru wali kelas IV mengenai

pengalamannya saat memberi materi tematik

3) melakukan observasi,

4) menentukan jadwal penelitian,

Setelah dilakukan observasi, diperoleh data berupa hasil tes siswa untuk

mengukur kemampuan siswa dalam pembelajaran tematik dan kendala-

kendala yang dihadapi guru selama proses pembelajaran. Seluruh data

yang diperoleh dari tindakan pendahuluan digunakan untuk

mempersiapkan siklus selanjutnya.

b. Pelaksanaan Siklus

Siklus I

1) Perencanaan

a) Kegiatan yang dilakukan pada tahap perencanaan meliputi:

menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran dengan

44
menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning

sebagai tindakan perbaikan pada pembelajaran tematik;

b) menyiapkan media pembelajaran berupa gambar dan video;

c) menyusun pedoman observasi;

d) menyusun alat evaluasi siswa.

2) Tindakan

a) Kegiatan Awal

Pada kegiatan awal, guru menyiapkan media pembelajaran dan

mengajak siswa berpikir. Kemudian membangkitkan skemata

siswa dengan melakukan tanya jawab mengenai materi subtema

aku dan cita-citaku.

b) Kegiatan Inti

Hal-hal yang dilakukan guru pada kegiatan inti yaitu:

1) Guru menjelaskan materi subtema aku dan cita-citaku

dengan disertai contoh cita-cita.

2) Guru menunjukkan gambar dan video yang sesuai dengan

contoh cita-cita

3) Guru bersama siswa mengidentifikasi gambar dan video

mengenai cita-cita.

4) Guru menunjukkan gambar lainnya.

5) Guru mengajak siswa untuk mengidentifikasi gambar.

45
6) Guru bersama siswa membuat pendapat mengenai siswa

dengan cita-citanya berdasarkan hasil identifikasi.

7) Guru memberikan kesempatan pada siswa untuk bertanya.

8) Guru memberikan lembar evaluasi pada siswa.

c) Kegiatan Akhir

Di akhir pembelajaran guru menyimpulkan hasil pembelajaran dan

menjelaskan manfaat dari pembelajaran subtema aku dan cita-

citaku. Setelah jam pelajaran berakhir tugas dikumpulkan.

3) Pengamatan (Observasi)

Pelaksanaan pengamatan melibatkan beberapa pihak diantaranya guru,

peneliti, dan teman sejawat. Pelaksanaan observasi dilakukan pada

saat proses pembelajaran berlangsung dengan berpedoman pada

lembar observasi yang telah dibuat oleh peneliti. Hal yang harus

diamati oleh observer adalah aktivitas siswa selama berlangsungnya

proses pembelajaran, dan proses pembelajaran dapat terlaksana sesuai

dengan rencana pelaksanaan pembelajaran. Selanjutnya dilakukan

analisis hasil observasi untuk mengetahui keaktifan siswa, guru dan

jalannya pembelajaran.

4) Refleksi

Seluruh hasil observasi, evaluasi siswa, dan catatan lapangan dianalisis,

dijelaskan, dan disimpulkan pada tahap refleksi. Tujuan dari refleksi

adalah untuk mengetahui keberhasilan dari proses pembelajaran

46
menulis puisi dengan menggunakan media gambar. Peneliti bersama

observer menganalisis hasil tindakan pada siklus I dan II untuk

mempertimbangkan apakah perlu dilakukan siklus lanjutan.

Siklus II

Siklus II merupakan tindakan perbaikan dari siklus I yang masih belum

berhasil. Secara umum, penerapan pembelajaran pada siklus II sama

dengan penerapan pembelajaran pada siklus I, hanya saja dilakukan lebih

cermat dan memperhatikan hal-hal yang masih belum tercapai pada saat

siklus I. Hal ini dilakukan untuk mencapai tujuan yang diharapkan.

B. Prosedur Penelitian

Arikunto (2007:16) dalam melaksanaan penelitian tindakan kelas

tersebut difokuskan pada empat bagian pokok, yaitu (1)Planning, (2)action,

(3)observation, dan (4)reflection. Kegiatan tersebut disebut dengan siklus

kegiatan pemecahan masalah. Apabila siklus I belum menunjukkan tanda-

tanda perubahan ke arah perbaikan (peningkatan mutu), kegiatan riset

dilanjutkan pada siklus kedua, dan seterusnya sampai peneliti merasa berhasil.

Tahapan pelaksanaan tersebut dapat dilihat dalam gambar berikut:

47
Perencanaan

Refleksi SIKLUS I
Pelaksanaan

Pengamatan

Perencanaan

Refleksi SIKLUS II
Pelaksanaan

Pengamatan

Gambar 3.1 Prosedur Penelitian Tindakan Kelas (Arikunto, 2007 : 16)

Berikut penjelasan dari masing-masng langkah kegiatan:


1. Planning (Perencanaan)

Kegiatan planning meliputi (1) Identifikasi masalah, (2) perumusan

masalah dan analisis penyebab masalah, (3) pengembangan intervensi

(action/solution).

48
a. Identifikasi Masalah

Identifikasi masalah merupakan tahap pertama dalam serangkaian

tahap penelitian, dan disebut sebagai kualitas masalah yang diteliti.

Berikut langkah dalam identifikasi msalah yaitu:

1) Masalah harus riil dan on-the job problem oriented. Artinya,

masalah tersebut di bawah kewenangan seorang guru untuk

memecahkan dan masalah tersebut berasal dari hal yang

dilihat/diamati/dirasakan dalam pelaksanaan yang sehari-hari.

2) Masalah harus problematik, artinya masalah tersebut perlu

untuk dipecahkan.

3) Masalah harus memberi manfaat yang jelas, artinya pemecahan

masalah tersebut akan memeberi manfaat yang jelas atau nyata.

4) Masalah PTK harus feasible (dapat dipecahksn stsu ditangani).

b. Perumusan Masalah dan Analisis Penyebab Masalah

Analisis penyebab masalah (problem causes) merupakan langkah

kedua planning yang penting dilakukan. Untuk memastikan akar

penyebab masalah tersebut, (1) mengembangkan angket, (2)

mewawancarai siswa, dan (3) melakukan observasi langsung di kelas.

c. Pengembangan Intervensi

Pengembangan intervensi (action/solution) merupakan langkah ketiga

dalam planning . Untuk memutuskan intervensi yang dikembangkan

pada siklus pertama, peneliti berpikir (kemudian berkolaborasi)

49
tentang faktor-faktor analisi medan kekuatan dan kelemahan yang ada.

Setelah menemukan dan mempertimbangkan kekuatan dan kelemahan

maka diputuskan penelitian ini dengan menggunakan model problem

based learning (PBL), inilah investasi yang ditawarkan untuk siklus

penelitian tindakan kelas.

2. Acting (Pelaksanaan)

Acting ( intervensi) dilaksanakan peneliti untuk memperbaiki masalah.

Langkah yang dilakukan dalam tahap ini meliputi tindakan, persiapan,

perencanaan dan dilakukan secara maksimal. Untuk melihat kelemahan

dan kekuatan siswa maka dilakukan observasi dengan wawancara dan

pembuatan angket siswa, kemudian disusun RPP tentang materi dan

model pembelajaran yang akan diteliti berikut dengan lembar penilaian

siswa.

3. Observasi (Pengamatan)

Tapap observasi yaitu meneliti apakah tindakan yang sedang dilakukan itu

(proses dan hasilnya) telah baik. Observasi ini dapat dilihat melalui acting

(intervensi) yang telah dilakukan.

4. Reflecting (Refleksi)

Reflecting merupakan kegiatan mengulas secara kritis (reflective)tentang

perubahan yang terjadi secara kritis (a) pada siswa, (2) suasana kelas. Pada

tahap ini peneliti menjawab pertanyaan mengapa, bagaimana, seberapa

jauh intervensi telah menghasilkan perubahan secara signifikan.

50
Berdasarkan hasil refleksi tersebut, peneliti mencoba untuk mengatasi

kekurangan/kelemahan yang terjadi akibat tindakan yang telah dilakukan.

Jika ditemukan cara atau strateginya maka diperlukan perencanaan untuk

melakukan siklus berikutnya, siklus ini merupakan perbaikan dari siklus

sebelumnya, tahapan dari setiap siklus perlu disusun rencana yang matang

dengan memperhatikan hasil refleksi dari siklus sebelumnya.

C. Data dan Sumber Data

1. Data

Data adalah sekumpulan keterangan atau fakta mentah berupa simbol,

angka, kata-kata, atau citra yang didapatkan melalui proses pengamatan

atau pencarian ke sumber-sumber tertentu. Jadi data ini akan menjadi

bekal untuk melakukan tindakan penelitian selanjutnya. Data dalam

penelitian tindakan kelas ini adalah segala fakta dan angka tentang proses

pembelajaran tematik subtema Aku dan Cita-citaku dengan menggunakan

model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) pada siswa kelas IV

SDN 002 Samarinda Ulu.

2. Sumber Data

Sumber data dalam penelitian ini adalah berkaitan dengan asal penelitian

guna memperoleh data-data yang dibuuhkan untuk bahan kajian dalam

menganalisis data. Pada penelitian ini sumber data yang dibutuhkan

adalah dari narasumber, dokumen dan proses belajar Mengajar. Adapun

51
informasi yang dibutuhkan adalah informasi tentang kemampuan siswa

menguasai materi pembelajaran tematik subtema Aku dan Cita-citaku

dengan soal bervariasi. Sumber data yang dikumpulkan dari penelitian ini

meliputi:

a) Informan atau narasumber yaitu guru kelas IV SDN 002 Samarinda

Ulu

b) Tempat dan peristiwa Kegiatan belajar Mengajar tematik diadakan di

dalam kelas pada saat terjadi proses belajar Mengajar dengan

menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning.

c) Dokumen dan arsip yang dipergunakan meliputi data jumlah siswa,

daftar nilai siswa kelas IV SDN 002 Samarinda Ulu, kurikulum 2013

dan data lain yang menunjang pelaksanaan penelitian.

3. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini akan dilaksanakan di SDN 002 Samarinda Ulu di Jalan

Bukit Barisan no.18 kelurahan Kampung Jawa, Samarinda Ulu. Alasan

peneliti memilih SD tersebut sebagai tempat pelaksanaan PTK disebabkan

sekolah tersebut sebelumnya sudah pernah diobservasi selama PLP oleh

peneliti dan menurut peneliti sekolah terseut khussusnya siswa kelas IV

masih memiliki kendala dalam meningkatkan proses belajar Mengajar di

dalam kelas pada pelajaran tematik.

Penelitian ini akan dilaksanakan pada buan Januari 2020 dengan

melaksanakan dua kali pertemuan dalam satu minggu per satu siklus.

52
D. Teknik Pengumpulan Data

1. Observasi

Observasi adalah kegiatan pengamatan (pengambilan data) untuk

memotret seberapa jauh efek tindakan telah mencapai sasaran. Observasi

dilaksanakan untuk memperoleh data kemampuan berpikir siswa yang

terdiri dari beberapa deskriptor yang ada selama pembelajaran

berlangsung. Observasi ini dilakukan dengan menggunakan lembar

observasi yang telah disusun.

2. Tes

Test dilaksanakan setiap akhir siklus, hal ini dimaksudkan untuk

mengukur hasil yang diperoleh siswa setelah pemberian tindakan. Test

tersebut berbentuk multiple choise dan essay. Adapun contoh lembar

penilaian terlampir pada instrumen penilaian.

3. Dokumentasi

Dokumentasi dilaksanakan sebagai bukti dan dokumen yang didapatkan

selama penetian. Dokumentasi yang digunakan adalah berupa foto-foto

yang diambil ketika proses belajar mengajar berlangsung dengan tujuan

untuk mengetahui gambaran suasana ketika proses belajar mengajar

berlangsung sebagai bukti penelitian. Alat yang digunakan untuk

dokumentasi adalah kamera HP.

53
E. Teknik Analisis Data

Analisis data adalah proses mengatur urutan data, mengorganisasikan ke

dalam suatu pola, kategori dan satuan uraian dasar. Sedangkan menurut

Supryogo dan Tanzeh analisis data adalah rangkaian kegiatan penelaahan,

pengelompokan, sistematisasi, penafsiran, dan verifikasi data agar sebuah

fenomena memiliki nilai sosial, akademis dan ilmiah.

Analisis data dalam penelitian ini dilakukan sejak sebelum memasuki

lapangan, selama di lapangan dan setelah selesai di lapangan. Analisis data

dilakukan setelah data yang diperoleh dari sampel melalui instrument yang

akan digunakan untuk menajawab masalah dalam penelitian atau untuk

menguji hipotesa yang diajukan melalui penyajian data. Data yang terkumpul

tidak mesti seluruhnya disajikan dalam pelaporan penelitian, penyajian data

ini adalah dalam rangka untuk memperlihatkan data kepada para pembaca

tentang realitas yang sebenarnya terjadi sesuai dengan fokus dan tema

penelitian, oleh karena itu data yang disajikan dalam penelitian tentunya

adalah data yang terkait tentang tema bahasan saja yang perlu disajikan.

1. Reduksi Data

Data yang diperoleh dari lapangan jumlahnya cukup banyak, untuk ini

maka perlu dicatat secara teliti dan rinci. Mereduksi data berarti

merangkum, memilih hal-hal yang pokok, memfokuskan pada hal-hal

yang penting, dicari tema danpolanya. Dengan demikian data yang telah

direduksi akan memberikan gambaran yang lebih jekas dan

54
mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan dan selanjutnya

mencarinya bila diperlukan.

2. Penyajian Data

Penyajian data dilakukan dalam rangka mengorganisasikan hasil

reduksi dengan cara menyusun secara narasi sekumpulan informasi yang

telah diperoleh dari hasil reduksi, sehingga dapat memberikan

kemungkinan penarikan kesimpulan dan pengambilan tindakan. Data yang

sudah terorganisir ini dideskripsikan sehingga bermakna baik dalam

bentuk narasi, grafis maupun tabel.

Dalam penelitian, penyajian data akan memudahkan untuk memahami

apa yang terjadi, merencanakan kerja selanjutnya berdasarkan apa yang

telah dipahami. Dalam melakukan penyajian data selain dengan teks yang

naratif, juga dapat berupa grafik, matrik, network dan chart.

3. Kesimpulan Data

Penarikan kesimpulan dan verifikasi adalah memberikan kesimpulan

terhadap hasil penafsiran dan evaluasi. Kegiatan ini juga mencakup

pencarian makna data serta pemberian penjelasan. Selanjutnya dilakukan

kegiatan verifikasi yaitu kegiatan mencari validitas kesimpulan dan

kecocokan makna-makna yang muncul dari data. Untuk mengetahui

peningkatan hasil belajar siswa dengan menerapkan model pembelajaran

Problem Based Learning maka data yang diperlukan berupa data hasil

belajar yang diperoleh dari belajar/nilai tes.

55
Teknik analisis data penelitian ini secara deskriptif, yang artinya memaparkan

data yang diperoleh melalui panduan belajar, observasi dan tes hasil belajar setiap

siklus. Data yang diperoleh kemudian disusun, dijelaskan, dan dianalisis dengan cara

mendeskripsikan data tersebut ke dalam bentuk yang sederhana. Data yang

dikumpulkan berupa angka-angka dianalisis secara deskriptif dengan menggunakan

rata-rata dan persentase.

1. Analisis Guru dan Siswa

Aktivitas guru dan siswa diukur dari lembar observasu guru dari siswa dan

diolah menggunakan rumus.

a. Rata-rata

Rata-rata diperoleh dengan menjumlahkan seluruh skor kemudian dibagi

banyaknya subjek, dengan rumus perhitungannya sebagai berikut.

∑𝑛𝑖=1 𝑋𝑖
𝑋̅ =
𝑁

Keterangan:

𝑋̅ : Rata-rata (mean)

∑𝑋 : jumlah seluruh siswa

N : banyaknya subjek

b. Persentase

Digunakan untuk mengetahui nilai aktivitas guru dan siswa setiap siklus

dengan menggunakan rumus sebagai berikut.

56
c. Table Konversi Nilai

Table konversi nilai ini digunakan untuk menempatkan aktivitas siswa dan

guru sesuai predikat yang diperolehnya. Berikut adalah table konversi

nilai yang digunakan dalam penelitian ini.

Tabel 3.1 Kriteria Aktivitas Guru dan Siswa

Nilai Angka Predikat

80% - 100% Sangat Baik (SB)

71% - 86% Baik (B)

56% - 70% Cukup (C)

41% - 55% Kurang (K)

≤40% Sangat Kurang (SK)

Sumber (Aqib Zainal, 2014)

2. Hasil Belajar

a. Rata-rata

Rata-rata diperoleh dengan menjumlahkan seluruh skor, kemudian dibagi

banyaknya subjek, dengan rumus sebagai berikut.

∑𝑛𝑖=1 𝑋𝑖
𝑋̅ =
𝑁

Keterangan:

𝑋̅ : Rata-rata (mean)

∑𝑛𝑖=1 𝑋𝑖 : nilai hasil belajar

N : banyaknya subjek

57
(Sunyoto, 2016:51)

Nilai hasil belajar siswa (Xi) yang dianalisis, diperoleh dari nilai

rata-rata tes dari pertemuan 1 dan pertemuan 2.

𝐹1 + 𝐹2
𝑋𝑖 =
2

Keterangan:

F1 : nilai tes pertemuan 1

F2 : nilai tes pertemuan 2

b. Presentase

Presentase digunakan untuk mengetahui ketuntasan hasil belajar

siswa setiap siklus dengan menggunakan rumus sebagai berikut.

𝐹𝑖
𝑃𝑖 = 𝑋 100%
𝑁

Keterangan:

Pi : Presentasi di kelas i

fi : frekuensi nilai tuntas di kelas i

N : jumlah siswa

Kriteria penilaian digunakan untuk menempatkan aktivitas siswa dan guru sesuai

predikat yang diperolehnya. Berikut adalah tabel kriteria penilaian hasil belajar.

58
Tabel 3.2 Kriteria Penilaian Hasil Belajar

Nilai Angka Predikat

80 – 100 Sangat Baik

71 – 86 Baik

56 – 70 Cukup

41 – 59 Kurang

0 – 40 Sangat Kurang

(Sumber: Muhibbin Syah, 2010:143)

3. Peningkatan Hasil Belajar Setiap Siklus

Menghitung berapa besar peningkatan pada nilai rata-rata seluruh siswa dalam

setiap siswa, maka digunakan kuantitas dengan rumus:

𝑝𝑜𝑠𝑟𝑎𝑡𝑒 − 𝑏𝑎𝑠𝑟𝑎𝑡𝑒
𝑃= 𝑥 100%
𝑏𝑎𝑠𝑟𝑎𝑡𝑒

Keterangan:

P : Presentasi peningkatan

Posrate : nilai sesudah diberi tindakan (nilai hasil belajar)

Basrate : nilai sebelum diberi tindakan (nilai dasar)

59
F. Indikator Keberhasilan

Indikator keberhasilan adalah tolak ukur untuk menyatakan bahwa

pembelajaran yang berlangsung selama penelitian berhasil meningkatkan hasil belajar

siswa. Indikator keberhasilan ini menjadi patokan untuk mengetahui keberhasilan

siswa dalam suatu pembelajaran.

Hasil akhir dari penelitian tindakan kelas dengan model pembelajaran

Problem Based Learning ini dikatakan berhasil apabila:

1. Setiap individu atau siswa berhasil mendapatkan nilai ≥75

2. Secara klasikal apabila ≥75% dari seluruh siswa yang diteliti memperoleh nilai

≥75.

60

Anda mungkin juga menyukai