Anda di halaman 1dari 10

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis dan Desain Penelitian

1. Jenis Penelitian

Dalam penelitian ini, penulis menggunakan penelitian tindakan kelas (PTK)

dengan menggunakan model desain penelitian Sarwiji Suwandi. Penelitian

tindakan kelas adalah penelitian yang dilakukan oleh guru di kelasnya sendiri,

dengan fokus pada penyempurnaan praktik dan proses pembelajaran. Susilo,

(2009: 76) mengatakan bahwa tujuan utama dari PTK adalah untuk mengatasi

masalah yang muncul di dalam kelas dan mencari jawaban ilmiah mengapa

masalah tersebut dapat dipecahkan dengan melakukan tindakan. Begitu juga

O’Brien mengatakan bahwa tujuan PTK adalah penyelidikan yang dilakukan

terhadap sekelompok orang (siswa) yang mengidentifikasi suatu masalah, setelah

itu peneliti (guru) menentukan suatu tindakan untuk mengatasi masalah tersebut

(Mulyatiningsih, 2011: 2).

2. Desain penelitian

Suwandi, (2010: 28) menggambarkan model desain PTK sebagai suatu

proses spiral. Penelitian tindakan kelas dalam satu siklus terdiri dari empat

langkah, yaitu: perencanaan, tindakan, pengamatan, dan refleksi. Dengan

demikian prosedur penelitian tindakan kelas meliputi empat kegiatan tiap siklus.

Prosedur penelitian tindakan kelas ini dapat dijelaskan pada gambar 3.1 berikut:

27
28

Gambar 3.1 Prosedur PTK


Suwandi, (2010: 28)

Berdasarkan Gambar di atas dapat dijelaskan bahwa prosedur tindakan

dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

Siklus I

a. Perencanaan

Adapun langkah yang dilakukan pada tahap ini adalah:

1) Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) mata pelajaran

Matematika dengan KD Mengenal pecahan sederhana

2) Menyiapkan media pembelajaran yang dibutuhkan yaitu kartu pecahan.

3) Mengembangkan skenario pembelajaran.

4) Menyusun Lembar Kerja Siswa (LKS) dan lembar kerja kelompok.

5) Mengembangkan format evaluasi pembelajaran

6) Menyiapkan lembar observasi

b. Pelaksanaan

1) Guru mengadakan apersepsi tentang pecahan dengan memberikan tanya

jawab tentang permasalahan sehari-hari yang berkaitan dengan pecahan.


29

2) Guru menjelaskan tujuan pembelajaran yang akan dilaksanakan yaitu siswa

dapat menyajikan gambar dengan menuliskan lambangnya.

3) Guru memberi penjelasan mengenai materi yang dimaksud dan membagi

siswa dalam kelompok kecil, tiap kelompok berisi 4-5 anak.

4) Guru memberikan petunjuk pada siswa mengenai kegiatan yang akan

dilaksanakan. Siswa melaksanakan kegiatan diskusi kelompok kemudian

menuliskannya pada lembar kerja dibimbing oleh guru.

5) Siswa mempresentasikan hasil kerjanya di depan kelas.

6) Siswa dibimbing guru menyimpulkan materi pelajaran yang telah dipelajari.

7) Penghargaan terhadap kelompok dengan kinerja yang baik.

8) Guru memberikan soal tertulis untuk dikerjakan secara individu di Lembar

Kerja Siswa yang telah tersedia.

9) Guru mengoreksi soal evaluasi

10) Guru memberikan tugas di rumah

c. Pengamatan

Observasi terhadap kegiatan belajar dilakukan pada saat implementasi,

untuk mengetahui jalannya proses pembelajaran. Kegiatan observasi dilaksanakan

untuk mengamati tingkah laku dan sikap siswa ketika mengikuti pembelajaran

matematika dengan menggunakan media kartu pecahan. Observasi juga dilakukan

terhadap guru yang menggunakan media dalam menyampaikan materi.

d. Refleksi

Selama penelitian dilaksanakan, hasilnya dianalisis dan dikaji keberhasilan

dan kegagalannya. Jika pembelajaran siklus I didapatkan suatu kendala, yaitu


30

adanya nilai siswa yang belum mencapai hasil yang diharapkan. Persentase

ketuntasan belajar siswa masih di bawah presentase ketuntasan yang ditentukan

yaitu ≥ 80 % oleh karena itu perlu adanya perbaikan pada siklus II.

Siklus II

a. Perencanaan

Pada siklus II guru mengidentifikasi dan merumuskan masalah berdasarkan

masalah pada refleksi siklus I lalu menyempurnakan rencana pembelajaran

dengan materi membandingkan bilangan pecahan dengan menggunakan media

kartu pecahan. Siklus II ini guru memperbaiki bentuk kelompok-kelompok yang

sudah terbentuk agar didapat hasil yang lebih baik dari siklus 1, Lalu memberi

soal-soal yang bervariasi dan sedikit lebih sulit sesuai dengan materi yang

sebelumnya

b. Pelaksanaan

Pada pelaksanaan siklus II guru memberikan penjelasan materi matematika

(membandingkan pecahan) dengan menggunakan kartu pecahan, lalu menjelaskan

cara membandingkan pecahan dengan menggunakan media kartu pecahan. Guru

membagikan alat peraga kepada seluruh kelompok dan menyuruh siswa berlatih

dengan menjawab soal tertulis yang dikerjakan peserta didik secara kelompok.

c. Pengamatan

Observasi terhadap kegiatan belajar dilakukan pada saat implementasi,

untuk mengetahui jalannya proses pembelajaran. Pengamatan dilakukan terhadap

aktivitas guru dan aktivitas peserta didik pada saat pembelajaran berlangsung.

Pengamatan dilakukan pada waktu tindakan sedang dilakukan. Jadi, keduanya


31

berlangsung dalam waktu yang sama.

d. Refleksi

Setelah hasil dari siklus kedua dikumpulkan dan dianalisis oleh semua

peserta dalam penelitian, langkah selanjutnya adalah merefleksikan apakah

pembelajaran berhasil atau tidak. Tujuan dari siklus kedua adalah setidaknya 80%

dari siswa akan mencapai KKM dalam memecahkan masalah (soal) pecahan.

Hasil penilaian pada siklus ini menunjukkan bahwa target telah tercapai dengan

tingkat ketuntasan 90%, sehingga penelitian ini dihentikan dan dianggap berhasil.

B. Subjek Penelitian

Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas III di SD Negeri 1 Kaobula.

Ada 17 siswa di kelas III, terdiri dari 6 siswa perempuan dan 11 siswa laki-laki.

Alasan memilih kelas III SDN 1 Koabula karena melakukan observasi awal

disekolah tersebut peneliti menemukan masalah dalam pembelajaran, yaitu masih

rendahnya hasil belajar siswa dalam memahami pembelajaran khususnya materi

pecahan, sehingga dari masalah ini peneliti tertarik melakukan penelitian untuk

menyelesaikan masalah tersebut dengan menggunakan media kartu pecahan.

C. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada semester ganjil Tahun ajaran 2023/2024 di

Kelas III SD Negeri 1 Kaobula, Kelurahan Kaobula, Kota Baubau.

D. Teknik Pengumpulan Data

Data dalam penelitian ini diperoleh melalui interaksi guru dan siswa dalam

pembelajaran matematika, serta data tentang aktivitas atau perilaku belajar siswa
32

sebagai hasil dari kegiatan dan tes untuk mengetahui kemampuan siswa. Data

dikumpulkan dengan cara mengumpulkan:

1. Observasi

Observasi adalah proses pengamatan langsung suatu obyek yang ada di

lingkungan, baik yang sedang berlangsung ataupun masih dalam tahapan, dengan

menggunakan penginderaan. Observasi dilakukan secara sengaja atau sadar,

sesuai urutan yang ditentukan (Arikunto, 2010: 137). observasi yang dimaksud

dalam penelitian ini adalah mengamati kegiatan pengelolaan pembelajaran guru

selama menggunakan alat peraga berupa kartu pecahan dan aktivitas siswa

selama pembelajaran dengan menggunakan media kartu pecahan.

2. Tes

Tes digunakan untuk mengetahui sejauh mana siswa telah mempelajari

materi yang telah mereka pelajari. Tes terdiri dari dua jenis, yaitu tes individu dan

tugas kelompok. Tes individu adalah tes yang diberikan untuk melihat

peningkatan kemampuan siswa dalam menyelesaikan soal-soal yang melibatkan

pecahan, seperti mengenal pecahan, membandingkan dua pecahan, dan

menjumlahkan serta mengurangkan dua pecahan berpenyebut sama dengan

bantuan kartu pecahan. Tugas kelompok adalah tugas yang diberikan di setiap

pelajaran.

E. Instrumen Penelitian

menurut Purwanto, (2018: 2) instrumen penelitian adalah alat yang

digunakan untuk mengumpulkan data dalam suatu penelitian. Oleh karena itu,

dalam penelitian ini, penulis menggunakan instrumen penelitian berupa tes dan
33

lembar observasi. Perbedaan alat tersebut dijelaskan sebagai berikut

1. Lembar Observasi Aktivitas Guru

Lembar observasi guru digunakan untuk mengamati kegiatan guru

(penelitian) dalam mengelola pembelajaran yang sedang berlangsung dan untuk

memperoleh data kegiatan guru dalam mengelola pembelajaran.

2. Lembar Observasi Aktivitas Siswa

Lembar observasi siswa digunakan untuk mengetahui aktivitas siswa selama

pembelajaran.

3. Tes

Tes digunakan untuk mengetahui penguasaan siswa terhadap materi

pecahan, hasil belajar siswa mengacu pada indikator yang telah ditetapkan dalam

RPP. Tes yang dimaksud berupa soal-soal yang diberikan kepada siswa. Soal-soal

yang terdapat pada unit ini berbentuk essay dan terdapat lima soal.

F. Teknik Analisis Data

Data dari penelitian ini kemudian dianalisis. Tujuan dari analisis data adalah

untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan yang tercantum dalam rumusan masalah.

Data yang akan dianalisis adalah sebagai berikut:

1. Analisis Data Aktivitas Guru

Data aktivitas guru diperoleh dari lembar observasi yang diisi selama proses

pembelajaran. Data aktivitas ini berguna untuk memperoleh informasi tentang

bagaimana guru mengelola proses pembelajaran. Data tersebut kemudian

dianalisis dengan menggunakan rumus persentase sebagai berikut:


34

f
P= × 100%
N

Keterangan : P = Angka persentase, f = Skor yang diperoleh, N = Skor maksimal

100% = Bilangan tetap (sudjono, 2008: 43)

Tabel 3.2 kategori kriteria penilaian hasil pengamatan aktivitas guru


(sudjono, 2008)
NO Nilai Kategori
1 80 ≤ P < 100 Baik Sekali
2 60 ≤ P < 80 Baik
3 40 ≤ P < 60 Cukup
4 0 ≤ P < 40 Kurang

2. Analisis Data Aktivitas Siswa

Data aktivitas siswa diperoleh dari lembar observasi yang diisi selama

pembelajaran berlangsung. Data tersebut kemudian dianalisis dengan

menggunakan rumus sebagai berikut:

f
P= × 100%
N

Keterangan : P = Angka persentase, f = Skor yang diperoleh, N = Skor maksimal

100% = Bilangan tetap (Sudjono, 2008: 36)

Tabel 3.3 kategori kriteria penilaian hasil pengamatan aktivitas siswa


(sudjono, 2008)
NO Nilai Kategori
1 80 ≤ P < 100 Baik Sekali
2 60 ≤ P < 80 Baik
3 40 ≤ P < 60 Cukup
4 0 ≤ P < 40 Kurang

3. Analisis Data Hasil Belajar Siswa

Data hasil belajar siswa dianalisis dengan menggunakan tingkat ketuntasan

individual dan klasikal. Untuk mengetahui seberapa besar peningkatan belajar


35

siswa dengan penggunaan media kartu pada materi pecahan. Maka hasil tes siswa

harus dianalisis untuk mengetahui berapa banyak siswa yang mencapai ketuntasan

dan ketidaktuntasan. Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang ditetapkan di SD

Negeri 1 Koabula untuk ketuntasan individu adalah ≥70 pada mata pelajaran

matematika, sedangkan ketuntasan belajar siswa secara klasikal adalah ≥80%.

Untuk mengetahui ketuntasan hasil belajar siswa secara individu dapat digunakan

rumus sebagai berikut:

1. Rumus ketentuan individu:

SS
KL = x 100%
SM
Keterangan: KL = Ketuntasan Individual, SS = Skor Siswa, SM = Skor

Maksimum (sudjono, 2008: 43)

2. Rumus ketuntasan klasikal (Trianto, 2011: 241)

ST
KS = x 100%
N
Keterangan: KS = Ketuntasan Klasikal, ST = Jumlah Siswa yang tuntas, N =

Jumlah siswa keseluruhan

Tabel 3.4
Presentase ketuntasan belajar siswa secara keseluruhan
(sudjono, 2008)
NO Nilai Kategori
1 80 ≤ P < 100 Baik Sekali
2 60 ≤ P < 80 Baik
3 40 ≤ P < 60 Cukup
4 0 ≤ P < 40 Kurang

G. Indikator Keberhasilan

Indikator keberhasilan dari penelitian ini apabila:


36

1. Sejumlah 90% siswa memperoleh nilai diatas KKM yaitu 75

2. Aktivitas guru dan siswa mencapai minimal 75%

Anda mungkin juga menyukai