Anda di halaman 1dari 13

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Setting Penelitian

1. Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SDN Teguhan 3 yang tepatnya terletak di

Jalan Paron – Jogorogo Desa Teguhan Kecamatan Paron Kabupaten

Ngawi.

2. Subjek Penelitian

Dalam penelitian ini yang menjadi subjek penelitian adalah seluruh siswa

kelas III SDN Teguhan 3 Kecamatan Paron, yang berjumlah 10 siswa

terdiri dari 6 siswa putra dan 4 siswa putri. Mengingat populasi yang

jumlahnya tidak terlalu banyak, maka dalam penelitian ini tidak

mengambil sampel sebagai wakil dari populasi, namun peneliti

menjadikan seluruh siswa kelas III Sekolah Dasar Negeri Teguhan 3

sebagai subjek penelitian.

3. Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada semester 2 di kelas III SDN Teguhan 3

Kecamatan Paron. dilaksanakan selama dua bulan, mulai bulan April

sampai dengan Mei 2017.

27
28

B. Rancangan dan Prosedur Penelitian

1. Rancangan Penelitian

a. Pendekatan Penelitian

Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan pendekatan

kualitatif dan kuantitatif. Pendekatan kualitatif menggunakan data

penelitian yang diperoleh secara langsung seperti wawancara dan

observasi, untuk mengungkapkan data dalam skala pengukuran

tertentu. Sedangkan pendekatan kuantitatif menggunakan instrumen

penelitian untuk membuat generalisasi.

Dalam penelitian yang penulis lakukan ini, hasil yang diperoleh

berasal dari pemahaman siswa dalam pembelajaran menyimpulkan

hasil pengamatan bahwa gerak benda dipengaruhi oleh bentuk dan

ukuran dengan pendekatan inquiry.

b. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian tindakan kelas

(PTK). Penelitian tindakan kelas merupakan penelitian bersiklus yang

dilakukan guru berdasarkan permasalahan yang ditemukan guru di

kelasnya. Peneliti memilih jenis penelitian ini dengan alasan, peneliti

ingin mengetahui bagaimana cara memberikan motivasi dan

meningkatkan hasil belajar IPA tentang gerak benda dengan

pendekatan inquiry pada siswa kelas III SDN Teguhan 3 Kecamatan

Paron.
29

c. Alur Penelitian

Penelitian tindakan kelas pada hakekatnya bertujuan untuk

memperbaiki dan meningkatkan profesional guru dalam pembelajaran

di kelas. Hal ini dilakukan karena adanya tuntutan masyarakat

terhadap masalah pendidikan dewasa ini begitu tinggi, sebagai akibat

pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta

terjadinya perubahan masyarakat begitu komplek dan cepat. Seluruh

persoalan tersebut berdampak langsung terhadap guru itu sendiri agar

dapat berkerja keras dan lebih profesional dalam menghadapi semua

persoalan tersebut.

Penelitian tindakan kelas dilaksanakan melalui proses pengkajian

berdaur menurut Wardhani (2007: 23) yang terdiri dari 4 tahap yaitu:

“merencanakan, melakukan tindakan, mengamati, dan melakukan

refleksi. Hasil refleksi terhadap tindakan yang dilakukan akan

digunakan kembali untuk merevisi rencana jika ternyata tindakan yang

dilakukan belum berhasil memperbaiki praktek atau belum

memecahkan masalah yang menjadi kerisauan guru”.

Model siklus yang digunakan berbentuk spiral sebagaimana

dikembangkan oleh Kemmis dan Taggart (dalam Ritawati, 2007:

21) meliputi tahap-tahap: “perencanaan (plan), tindakan

(act), pengamatan (obsever) dan refleksi (reflect).” Kemudian pada

siklus yang kedua dan seterusnya jenis kegiatan yang dilakukan

peneliti pada dasarnya sama. Tetapi ada modifikasi pada tahap


30

perencanaan. Alur penelitian tindakan kelas yang akan dilaksanakan

dapat digambarkan seperti berikut ini.

Bagan 2. Dimodifikasi dari Kemmis dan Mc. Taggart (dalam Ritawati, 2007: 21)

2. Prosedur Penelitian

a. Perencanaan Tindakan

Berdasarkan studi pendahuluan, langkah selanjutnya adalah

merencanakan tindakan beserta perangkat yang akan digunakan selama

penelitian berlangsung. Kegiatan perencanaan difokuskan pada persiapan

pelaksanaan tindakan. Persiapan yang dilakukan adalah mempersiapkan

tindakan perencanaan pembelajaran, mempersiapkan tindakan tahap

pelaksanaan, dan mempersiapkan tindakan tahap evaluasi.


31

Pada tahap perencanaan tindakan ini, perlu dilihat kembali refleksi

awal yang telah dilakukan. Dalam merancang suatu kegiatan untuk

meningkatkan kinerja pembelajaran serta dalam menentukan tindakan apa

yang akan diambil perlu mempertimbangkan keadaan dan suasana

subjektif dan objektif. Dalam merencanakan tindakan ini perlu

mempertimbangkan secara jelas dan khusus sesuai dengan spesifikasi

permasalahan yang telah ditemukan dari analisis awal.

Agar pelaksanaan tindakan berjalan dengan baik perlu pula

mempertimbangkan hal-hal yang tidak boleh dilakukan dan yang boleh

dilakukan dan yang wajib dilakukan. Pada tahap perencanaan ini hal-hal

yang perlu dilakukan adalah merumuskan rencana kegiatan yang meliputi

tujuan pembelajaran, tahap kegiatan, rencana observasi, lembar evaluasi,

penyiapan alat pelajaran, jenis kegiatan yang akan dilakukan, pihak-pihak

yang terlibat, setting kegiatan, lembar pengamatan (observasi), dan

instrumen penilaian. Semua aspek ini harus dirumuskan secara jelas untuk

memonitor kegiatan tindakan yang akan dilaksanakan.

b. Pelaksanaan Tindakan

Keseluruhan tindakan yang dilaksanakan dalam penelitian ini

bertujuan untuk mengadakan perbaikan terhadap proses pembelajaran IPA

yang selama ini prestasi siswa dianggap rendah karena berada di bawah

KKM. Tindakan dalam penelitian ini berupa penerapan pendekatan

inquiry dalam proses pembelajaran. Setiap tindakan yang dilakukan


32

tersebut selalu diikuti dengan kegiatan pemantauan dan evaluasi serta

analisis dan refleksi.

Dalam tahap ini, peneliti melakukan observasi untuk mengetahui

apakah tindakan yang dilakukan telah dapat mengatasi permasalahan yang

ada. Selain itu peneliti juga melakukan observasi untuk mengumpulkan

data yang akan diolah untuk menentukan tindakan berikutnya.

1) Peneliti melaksanakan pembelajaran IPA dengan penerapan

pendekatan inquiry sesuai dengan rancangan pembelajaran yang

telah dibuat.

2) Guru dan teman sejawat selaku observer melakukan pengamatan

dengan menggunakan lembar pengamatan aspek guru dan aspek

siswa, alat dokumentasi ( kamera).

3) Peneliti dan observer melakukan diskusi terhadap tindakan yang

dilakukan, kemudian melakukan refleksi. Hasilnya dimanfaatkan

untuk perbaikan atau penyempurnaan selanjutnya.

c. Pengamatan Tindakan

Kegiatan pengamatan dilakukan untuk memonitor tindakan yang

terjadi di kelas. Dalam tahap ini peneliti mengadakan observasi sebagai

partisipasi pasif dimana peneliti berada di dalam lokasi penelitian namun

tidak berperan aktif dalam kegiatan yang sedang berlangsung. Peneliti

hanya mengamati jalannya proses pembelajaran yang terjadi di dalam

kelas. Peneliti mencatat bagaimana keaktifan siswa, mencatat kelemahan


33

dan kelebihan proses pembelajaran yang telah berlangsung dan

mengobservasi hasil belajar.

Pengamatan dilakukan secara terus menerus mulai dari siklus I sampai

siklus II. Pengamatan yang dilakukan pada satu siklus dapat

mempengaruhi satu tindakan pada siklus selanjutnya. Hasil pengamatan ini

kemudian didiskusikan dengan obsever dan diadakan refleksi untuk

perencanaan siklus berikutnya. Siklus kedua dilakukan apabila siklus satu

tidak berhasil dan selanjutnya apabila siklus kedua berasil maka penelitian

dihentikan.

d. Refleksi

Dengan bantuan hasil analisis data yang diperoleh, peneliti mencoba

merenungkan kembali pelaksanaan tindakan yang telah tercatat melalui

pengamatan. Pada dasarnya refleksi merupakan kegiatan analisis sintensis,

interpretasi dan penjelasan terhadap semua informasi yang diperoleh dari

pelaksanaan tindakan. Refleksi merupakan tahap paling penting untuk

memahami dan memberikan makna terhadap proses dan hasil yang terjadi

akibat adanya tindakan yang dilakukan.

Setelah dilaksanakan tindakan yang disertai dengan observasi dan

penilaian hasil belajar siswa, selanjutnya diadakan refleksi kembali

terhadap hal-hal yang telah terjadi. Catatan observasi dan nilai, penilaian

itu sangat bermanfaat untuk dijadikan pegangan dalam melaksanakan

tindakan berikutnya. Tindakan berikutnya dilaksanakan berdasarkan hasil

refleksi dan hasil diskusi peneliti, observer dan guru kelas III yang
34

dilakukan. Dari hasil penarikan kesimpulan ini, dapat diketahui apakah

penelitian ini berhasil atau tidak, sehingga dapat digunakan untuk

menentukan langkah selanjutnya.

C. Jenis dan Sumber Data

1. Jenis Data Penelitian

Jenis data penelitian berupa hasil pengamatan, hasil wawancara, dan

hasil catatan di lapangan. Data yang dikumpulkan berupa data kualitatif

dan data kuantitatif. Data kualitatif merupakan data yang berisi gambaran

tentang kegiatan yang dilakukan guru dan siswa pada saat penelitian

berlangsung.

Data kualitatif berisi tentang kekurangan atau kelemahan yang

terdapat dalam kegiatan pembelajaran yang terjadi antara guru dengan

siswa, siswa dengan siswa. Peneliti merumuskan berdasarkan apa yang

terjadi di lapangan secara alami. Lain halnya dengan data kuantitatif, data

yang diperoleh bersifat statistik, berupa nilai hasil belajar siswa.

Suharsimi Arikunto (2008: 5) “Menyatakan bahwa penelitian

kualitatif adalah penelitian yang menggunakan latar alamiah, dengan

maksud menafsirkan fenomena yang terjadi dan dilakukan dengan jalan

melibatkan berbagai metode yang ada”.

Dari pendapat di atas, maka penelitian ini membahas tentang

fenomena yang terjadi dalam pembelajaran IPA, kemudian menggunakan

pendekatan inquiry dalam pelaksanaanya.


35

2. Definisi Sumber Data

Sumber data penelitian adalah proses pembelajaran IPA dengan

menggunakan pendekatan inquiry meliputi perencanaan pembelajaran

(silabus, RPP, alat peraga, soal, lembar observasi), pelaksanaan

pembelajaran yang terdiri dari orientasi, merumuskan masalah dalam

bentuk pertanyaan, menetapkan hipotesis permasalahan, mengumpulkan

informasi data untuk menguji hipotesis, menganalisa dan menjajikan

hasil dalam bentuk laporan dan kesimpulan, serta mengaplikasikannya

dalam kehidupan sehari-hari. Data ini diperoleh dari objek penelitian

yaitu siswa dan guru kelas III SDN Teguhan 3 Kecamatan Paron.

D. Teknik dan Alat Pengumpulan Data

1. Teknik Pengumpul Data

Data penelitian ini di kumpulkan berdasarkan dari hasil pengamatan,

hasil tes dan dokumentasi. Maka dapat di jelaskan sebagai berikut :

a. Soal Tes

Tes ini diberikan pada setiap akhir pertemuan kedua tindakan pada

setiap pelaksanaan siklus. Hal ini digunakan untuk memperoleh data

observasi yang akurat atas kemampuan siswa dalam memahami

pembelajaran materi gerak benda, di kelas III SDN Teguhan 3

Kecamatan Paron.

b. Pengamatan/Observasi

Pengamatan dilakukan oleh orang yang terlibat aktif dalam

pelaksanaan tindakan. Dalam pelaksanaan ini digunakan lembar


36

pengamatan untuk mengamati aktivitas peneliti dan siswa selama

pelaksanaan tindakan berlangsung.

c. Dokumentasi

Dokumentasi berupa pengambilan foto dilakukan pada saat proses

pembelajaran berlangsung. Dokumentasi ini bertujuan untuk melihat

kegiatan yang dilakukan guru dan siswa terutama pada kegiatan tahap-

tahap pelaksanaan pendekatan inquiry.

2. Alat Pengumpulan Data

Alat yang digunakan untuk memperoleh data yang valid dalam penelitian

ini dilakukan melalui :

a. Lembaran observasi/pengamatan untuk guru

Lembar observasi ini digunakan untuk mengetahui, ada tidaknya guru

melakukan kegiatan yang terdapat pada poin lembaran tersebut. Adapun

ketentuannya adalah sebagai berikut :

Kinerja yang diamati Skor Kriteria


Kegiatan awal :
1. Apersepsi 3 Baik
2 Cukup
1 Kurang
2. Menyampaikan tujuan pembelajaran 3 Baik
2 Cukup
1 Kurang
Kegiatan inti :
1. Penggunaan media 3 Baik
2 Cukup
1 Kurang
2. Penyampaian materi 3 Baik
2 Cukup
1 Kurang
37

3. Mebimbing kelompok diskusi 3 Baik


2 Cukup
1 Kurang
4. Memberikan evaluasi 3 Baik
2 Cukup
1 Kurang
Kegiatan Akhir :
1. Membimbing menyimpulkan materi 3 Baik
2 Cukup
1 Kurang

b. Lembaran observasi untuk siswa

Lembaran ini digunakan untuk mengetahui, ada tidaknya siswa

melakukan kegiatan pembelajaran dengan ketentuan sebagai berikut :

Pengamatan Skor Kriteria


Keaktifan 30 Baik
20 Cukup
10 Kurang
Kerjasama 30 Baik
20 Cukup
10 Kurang
Hasil 40 Sangat Baik
30 Baik
20 Cukup
10 Kurang

E. Teknik Analisis Data

Data yang diperoleh dalam penelitian ini dianalisis dengan menggunakan

model analisis data kualitatif dan kuantitatif. Model analisis data kualitatif

menurut Miles dan Huberman dalam Ritawati, (1997:78) yaitu “analisis data

yang dimulai dengan menelaah data sejak pengumpulan data sampai seluruh

data terkumpul”. Untuk hasil belajar digunakan analisis data kuantitatif yang
38

digunakan untuk menganalisis data yang diperoleh dari nilai evaluasi siswa

pada setiap siklus. Tahap analisis tersebut diuraikan sebagai berikut :

1. Menelaah data yang terkumpul.

2. Reduksi data, meliputi pengkategorian dan pengklasifikasian.

3. Menyajikan data dengan mengorganisasikan data yang telah direduksi.

Analisis data dilakukan terhadap data yang telah direduksi baik data

perencanaan, pelaksanaan, maupun data evaluasi. Analisis data dilakukan

dengan cara terpisah-pisah agar dapat ditemukan berbagai informasi yang

spesifik dan terfokus pada berbagai informasi yang mendukung pembelajaran

dan yang menghambat pembelajaran. Dengan demikian pengembangan dan

perbaikan atas berbagai kekurangan dapat dilakukan tepat pada aspek yang

bersangkutan. Sedangkan model analisis data kuantitatif terhadap hasil belajar

siswa dengan menggunakan pendekatan persentase yang dikembangkan

oleh Aderuslina (2009:6) diterapkan dengan menggunakan rumus :

Nomor Soal Rentang Nilai Kriteria Penilaian

I. No. 1 s/d 5 0–1 1. Jawaban benar, skor = 1


2. Jawaban salah, skor = 0

II. No. 1 s/d 5 0–1 1. Jawaban benar, skor = 1


2. Jawaban salah, skor = 0

Jumlah skor maksimal = 10

Jumlahskor perolehansiswa x100 Jumlahskor maksimum


NA (Nilai Akhir) =
39

Keterangan :

P = Persentase
F
P= F = Jumlah skor yang diperoleh
N
N = Jumlah skor maksimal

Keterangan Persentase :

90% – 100% = Sangat baik

80% – 89% = Baik

70% – 79% = Cukup

˂ 70% = Kurang

Anda mungkin juga menyukai