Anda di halaman 1dari 13

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

Lokasi yang menjadi tempat penelitian adalah di Kelas II B Sekolah

Dasar Negeri Pamulang Permai yang akreditasinya adalah A dan beralamat di

Komplek Pamulang Permai Blok A 43, Kecamatan Pamulang, Kota

Tangerang, Provinsi Banten. Adapun waktu penelitian ini dilaksanakan pada

semester ganjil tahun ajaran 2017/2018.

B. Metode Penelitian dan Rancangan Siklus Penelitian

1. Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode Penelitian

Tindakan Kelas (PTK), merupakan salah satu upaya yang dapat

dilakukan guru untuk meningkatkan kualitas peran dan tanggung jawab

guru khususnya dalam pengelolaan pembelajaran. Melalui PTK, guru

dapat meningkatkan kinerjanya secara terus-menerus, dengan cara

melakukan refleksi diri (self reflection), yakni upaya menganalisis untuk

menemukan kelemahan-kelemahan dalam proses pembelajaran yang

dilakukannya, kemudian merencanakan untuk proses perbaikan serta

mengimplementasikannya dalam proses pembelajaran sesuai dengan

program pembelajaran yang telah disusunnya, dan diakhiri dengan

melakukan refleksi.1

2. Rancangan Siklus Penelitian

Penelitian Tindakan Kelas mempunyai tujuan utama yaitu

peningkatan kualitas proses dan hasil belajar di dalam kelas.2

Penelitian

ini dilakukan pada pembelajaran IPS dengan menggunakan alat peraga

konkret, guna untuk meningkatkan hasil belajar IPS.

1 Wina Sanjaya, Penelitian Tindakan Kelas, (Jakarta: Kencana, 2010), Cet. 2, h. 13.

Ibid., h. 33.
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan model Kurt Lewin, model

ini adalah model yang mendasari model-model lainnya yang berangkat

dari model action research. Kurt Lewin mengatakan bahwa ada 4 hal

yang harus dilakukan dalam proses penelitian tindakan yakni

perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi. Pelaksanaan penelitian

tindakan adalah proses yang terjadi dalam suatu lingkungan yang terus-

menerus.

Perencanaan adalah proses menentukan program perbaikan yang

berangkat dari suatu ide gagasan peneliti, sedangkan tindakan adalah

perlakuan yang dilaksanakan oleh peneliti sesuai dengan perencanaan

yang telah disusun oleh peneliti. Observasi adalah pengamatan yang

dilakukan untuk mengetahui efektivitas tindakan atau mengumpulkan

informasi tentang berbagai kelemahan (kekurangan) tindakan yang telah

dilakukan dan refleksi adalah kegiatan analisis tentang hasil observasi

hingga memunculkan program atau perencanaan baru.3

a. Perencanaan (Planning)

Dalam tahap ini peneliti merencanakan tindakan berdasarkan

tujuan penelitian. Peneliti membuat rencana dan skenario

pembelajaran yang akan disajikan dalam materi penelitian, lembar

kerja siswa serta menyiapkan alat peraga konkret, peneliti juga

menyiapkan instrumen yang terdiri dari soal yang harus dijawab siswa

dan lembar observasi.

b. Pelaksanaan tindakan (Acting)

Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini adalah melaksanakan

rencana dan skenario pembelajaran yang telah dibuat sebelumnya.

c. Observasi (Observing)

Observasi atau pengamatan dilakukan pada waktu tindakan

sedang berlangsung. Peneliti dibantu oleh observer yang mengamati

segala aktivitas selama proses pembelajaran. Observasi dimaksudkan


3Wina Sanjaya, Penelitian Pendidikan Jenis, Metode dan Prosedur, (Jakarta: Kencana

Prenada Media Group, 2014), Cet. 2, h. 154-155.

sebagai kegiatan mengamati, mengenal, dan mendokumentasikan

semua dari proses, hasil tindakan terencana maupun efek sampingnya.

d. Refleksi (Reflecting)

Kegiatan refleksi dilakukan ketika peneliti sudah selesai

melakukan tindakan. Hasil yang diperoleh dari pengamatan

dikumpulkan dan dianalisis bersama oleh peneliti dan observer,

sehingga dapat diketahui apakah kegiatan yang dilaksanakan ini

dilakukan untuk memperoleh masukan bagi rencana tindakan siklus

berikutnya.

C. Subjek Penelitian

Dalam penelitian ini yang menjadi subjek penelitian adalah siswa kelas II

B Sekolah Dasar Negeri Pamulang Permai. Adapun jumlah siswa yang

menjadi subjek penelitian sebanyak 35 siswa, yang terdiri dari 17 siswa laki-

laki dan 18 siswa perempuan.

D. Peran dan Posisi dalam Penelitian

Dalam penelitian ini, posisi peneliti adalah sebagai guru dan pelaksana

penelitian yang berperan sebagai perancang, pelaksana tindakan,

mengumpulkan dan menganalisis data serta melaporkan hasil penelitian.

Demi kelancaran kegiatan proses penelitian maka peneliti di bantu oleh

seorang pembantu observer yakni guru kelas yang berperan mengamati

jalannya proses pembelajaran.

E. Tahapan Intervensi Tindakan

Tahapan penelitian ini dimulai dengan tahap pra penelitian yang

dilanjutkan dengan siklus I, setelah melakukan analisis dan refleksi pada

siklus I akan dilanjutkan ke siklus II dan seterusnya jika diperlukan.

Penelitian ini berakhir apabila peneliti menyadari bahwa penelitian ini telah

berhasil menguji menggunakan alat peraga konkret dalam peningkatan hasil

belajar siswa dengan materi dokumen diri dan keluarga.


Adapun tahap penelitian tindakan kelas yang akan dilaksanakan

digambarkan sebagai berikut:

1. Kegiatan Pendahuluan

a. Observasi ke SD Negeri Pamulang Permai

b. Mengurus surat izin penelitian

c. Membuat instrumen penelitian.

d. Mempersiapkan prosedur kegiatan yang akan dilaksanakan.

e. Mensosialisasikan hasil observasi kepada guru kelas.

2. Tahap Penelitian Siklus I

a. Perencanaan (Planning)

1) Menyiapkan kelas tempat penelitian.

2) Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).

3) Menyiapkan materi ajar.

4) Menyiapkan lembar observasi kegiatan siswa, dan kegiatan

pembelajaran.

5) Menyiapkan Lembar Kerja Siswa setiap pertemuan.

6) Menyiapkan soal akhir siklus.

7) Menyiapkan alat dokumentasi.

b. Tahap Tindakan (Acting)

1) Mempelajari materi tentang dokumen diri dan keluarga dengan

menggunakan alat peraga konkret.

2) Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan RPP.

3) Mengerjakan soal evaluasi untuk menilai hasil tes siklus I.

4) Menilai hasil tes siklus I.

c. Observasi (Observation)

Tahap ini berlangsung bersamaan dengan pelaksanaan yang

terdiri dari observasi terhadap siswa dengan guru saat proses

pembelajaran.

d. Refleksi (Reflecting)

1) Menuliskan masalah-masalah pada siklus I kemudian menentukan


tingkat keberhasilan.

Menentukan langkah untuk siklus berikutnya berdasarkan hasil

pembelajaran pada siklus I.

3. Tahap Penelitian Siklus II

a. Tahap Perencanaan (Planning)

1) Menyiapkan kelas tempat penelitian.

2) Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).

3) Menyiapkan materi ajar.

4) Menyiapkan lembar observasi kegiatan siswa, dan kegiatan

pembelajaran.

5) Menyiapkan Lembar Kerja Siswa setiap pertemuan.

6) Menyiapkan soal akhir siklus.

7) Menyiapkan alat dokumentasi.

b. Pelaksanaan Tindakan (Acting)

1) Mempelajari materi tentang dokumen diri dan keluarga dengan

menggunakan alat peraga konkret.

2) Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan RPP.

3) Mengerjakan soal evaluasi untuk menilai hasil tes siklus II.

4) Menilai hasil tes siklus II.

c. Observasi (Observation)

Tahap ini berlangsung bersamaan dengan pelaksanaan yang

terdiri dari observasi terhadap siswa dengan guru saat proses

pembelajaran.

d. Refleksi (Reflecting)

Menentukan keberhasilan dan kekurangan pelaksanaan siklus II

yang akan dijadikan dasar pelaksanaan siklus berikutnya. Bila

permasalahan terselesaikan maka penelitian PTK ini selesai. Tetapi

bila permasalahan ini belum selesai, maka penelitian ini dilanjutkan ke

penelitian selanjutnya.

Hasil Intervensi Tindakan yang Diharapkan

Dengan melakukan penelitian ini hasil intervensi yang diharapkan dari


Penelitian Tindakan Kelas (PTK) adalah peningkatan hasil belajar pada

materi dokumen diri dan keluarga siswa kelas II B SDN Pamulang Permai

dengan menggunakan alat peraga konkret dapat mengalami peningkatan

sebesar 80% dengan rata-rata skor hasil belajar harus mencapai nilai Kriteria

Ketuntasan Minimum (KKM) yang ditentukan sekolah untuk mata pelajaran

IPS yaitu 76.

G. Data dan Sumber Data

Data dalam penelitian ini ada dua macam data, yaitu data kualitatif dan

data kuantitatif. Data kualitatif berupa proses belajar mengajar dengan

menggunakan alat peraga konkret dan data kuantitatif berupa nilai hasil

belajar siswa pada setiap tes akhir siklus. Adapun sumber data dalam

penelitian ini yakni peneliti, guru kelas dan siswa-siswi kelas II B SDN

Pamulang Permai. Untuk lebih jelasnya mengenai data dan sumber data dapat

dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel 3.1

Data dan Sumber Data

Jenis Data Data Sumber Data

Kualitatif

Proses Belajar Mengajar

dengan Menggunakan Alat

Peraga Konkret

Guru dan siswa

Aktivitas Belajar Siswa

Kuantitatif Hasil Belajar Siswa

H. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah:

1. Observasi (studi lapangan)

Observasi digunakan untuk memperoleh data dengan cara mengisi

lembar observasi aktivitas siswa, aktivitas guru, dan lembar observasi

pencapaian tujuan IPS terhadap mata pelajaran IPS dengan penggunaan

alat peraga konkret yang diisi oleh observer pada setiap pembelajaran.
2. Tes

Tes digunakan untuk mengukur ketercapaian hasil belajar siswa dalam

pembelajaran IPS yang dilakukan pada setiap akhir siklus.

3. Wawancara

Wawancara dilakukan agar mengetahui presepsi siswa tentang

pembelajaran IPS dengan menggunakan alat peraga konkret.

4. Dokumentasi

Dokumentasi yang dimaksud adalah berupa foto-foto yang diambil

pada saat proses pembelajaran berlangsung yang diperoleh dari setiap

akhir siklus.

Setelah semua data terkumpul, peneliti bersama guru kolaborator

melakukan analisis dan evaluasi data untuk mengambil kesimpulan tentang

hasil belajar siswa terhadap pembelajaran IPS menggunakan alat peraga

konkret, tentang kelebihan dan kekurangan penelitian dalam tindakan kelas

yang telah dilaksanakan.

I. Instrumen Pengumpulan Data

Berdasarkan pengumpulan data di atas, maka instrumen yang

dikembangkan dalam penelitian ini adalah:

1. Soal Tes
2. Instrumen Non Tes

Instrumen non tes yang digunakan adalah lembar observasi, yang

terdiri dari lembar observasi aktivitas siswa, lembar observasi aktivitas

guru, dan lembar observasi pencapaian tujuan IPS kemudian wawancara

dan dokumentasi.

a. Observasi (pengamatan)

Observasi ini terdiri dari tiga observasi, yaitu observasi siswa

dalam aktivitas belajar siswa pada saat pembelajaran, observasi guru

dalam belajar mengajar, dan observasi pencapaian tujuan IPS. Lembar

observasi aktivitas siswa dalam kegiatan pembelajaran digunakan

untuk mengatasi pembelajaran di kelas. Kemudian lembar observasi

guru dalam belajar mengajar digunakan untuk mengetahui proses


pembelajaran IPS dengan menggunakan alat peraga konkret, apakah

terlaksana dengan baik ataukah tidak. Sedangkan lembar observasi

pencapaian tujuan IPS digunakan untuk mengetahui apakah tercapai

tujuan IPS melalui sikap-sikap saat pembelajaran.

Wawancara

Peneliti mewawancarai siswa dan guru, hal ini bertujuan agar

mengetahui langsung kondisi siswa di dalam kelas serta mengetahui

gambaran umum mengenai pelaksanaan pembelajaran dan masalah-

masalah yang dihadapi di dalam kelas.

c. Dokumentasi

Dokumentasi berisikan tentang hasil belajar siswa pada

pembelajaran sebelumnya dan dokumentasi pada proses pembelajaran

berupa foto-foto kegiatan siswa.

Teknik Pemeriksaan Keterpercayaan

Sebelum tes tersebut dijadikan sebagai instrumen penelitian, terlebih

dahulu tes tersebut di uji coba kepada responden, dalam hal ini diluar sampel

yang sudah ditetapkan yaitu pada kelas III. Tes uji coba tersebut dimaksudkan

untuk mengetahui apakah instrumen tersebut dapat memenuhi syarat validitas

dan reliabilitasnya atau tidak.

1. Uji Validitas

Validitas adalah ketetapan alat penilaian terhadap konsep yang dinilai

sehingga betul-betul menilai apa yang seharusnya dinilai.4

Jadi, alat penilaian atau alat evaluasi dapat dikatakan valid ketika alat

tersebut mampu mengevaluasi dengan tepat sesuatu yang dievaluasikan

tersebut. Pengujian validitas dalam instrumen ini adalah validitas isi yang

dalam penyusunan butir-butir soalnya disesuaikan dengan materi.

Dari uji instrumen untuk siklus I dilakukan uji validitas sebanyak 40

butir soal. Kemudian hasil uji validitas dengan menggunakan program

anates didapatkan butir soal yang valid sebanyak 30 butir soal. Butir soal

yang sangat signifikan yaitu butir soal nomor 1, 2, 3, 5, 6, 7, 11, 12, 13,

14, 16, 17, 18, 19, 22, 23, 24, 25, 26, 27, 28, 29, 30, 32, 33, 34, 35, 37,
dan 39. Dan butir soal yang signifikan yaitu butir soal nomor 38.

Sedangkan pada uji instrumen untuk siklus II didapatkan butir soal

yang valid sebanyak 33 butir soal. Butir soal yang sangat signifikan yaitu

butir soal nomor 1, 4, 6, 7, 9, 10, 11, 12, 14, 15, 16, 17, 18, 20, 21, 22,

23, 24, 25, 26, 27, 29, 30, 31, 32, 33, 34, 35, 36, 37, 39, dan 40. Dan butir

soal yang signifikan yaitu butir soal nomor 5. Pada penelitian ini

instrumen yang digunakan hanya 20 butir soal.

4Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, (Bandung: PT Remaja

Rosdakarya, 2014), Cet. 18, h. 12.

Uji Reliabilitas

Reliabilitas adalah ketetapan atau keajegan alat tersebut dalam menilai

apa yang dinilainya. Artinya, kapanpun alat penilaian tersebut digunakan

akan memberikan hasil yang relatif sama.5

Uji Tingkat Kesukaran

Bermutu atau tidaknya butir-butir item tes hasil belajar pertama-tama

dapat diketahui dari derajat kesukaran atau taraf kesulitan yang dimiliki

oleh masing-masing butir item tersebut. Butir-butir item tes hasil belajar

dapat dinyatakan sebagai butir-butir item yang baik, apabila butir-butir

item tidak terlalu sukar dan tidak pula terlalu mudah dengan kata lain

derajat kesukaran item itu adalah sedang atau cukup.7

Tingkat kesukaran ini di uji dengan menggunakan program ANATES,

mengenai bagaimana cara memberikan penafsiran (interpretasi) terhadap

angka indeks kesukaran item, Robert L. Thorndike dan Elizabeth Hagen

Ibid., h.16.

Risa Afriyanti, Penggunaan Lembar Kerja Siswa (LKS) untuk Meningkatkan Hasil

Belajar IPS pada Siswa Kelas III A MIN Ciputat Tangerang Selatan, Skripsi pada Sarjana UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta, Jakarta. h. 49.

7Anas Sudijono, Pengantar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada,

2013), Cet. 13, h.

Berdasarkan pengujian di tingkat kesukaran instrumen penelitian

untuk siklus I terdiri dari 40 butir soal. Pada kategori soal yang termasuk

sukar didapatkan 1 butir soal, dengan nomor soal yaitu 21. Pada kategori

soal yang termasuk sedang didapatkan 33 butir soal, dengan nomor soal

yaitu 3, 4, 5, 8, 9, 10, 11, 12, 14, 15, 16, 17, 18, 19, 20, 22, 23, 24, 25, 26,

27, 28, 29, 30, 31, 32, 34, 35, 36, 37 38, 39, dan 40. Dan pada kategori

soal yang termasuk mudah didapatkan 6 butir soal, dengan nomor soal

yaitu 1, 2, 6, 7, 13, dan 33.

Sedangkan pengujian di tingkat kesukaran instrumen penelitian untuk

siklus II terdiri dari 40 butir soal. Pada kategori soal yang termasuk sukar

didapatkan 3 butir soal, dengan nomor soal yaitu 2, 8, dan 26. Pada

kategori soal yang termasuk sedang didapatkan 8 butir soal, dengan

nomor soal yaitu 3, 5, 13, 16, 19, 22, 27, dan 28. Pada kategori soal yang

termasuk mudah didapatkan 26 butir soal, dengan nomor soal yaitu 1, 6,

7, 9, 10, 11, 12, 14, 15, 17, 18, 20, 21, 23, 24, 25, 29, 30, 31, 32, 33, 34,

35, 36, 39, dan 40. Dan pada kategori soal yang termasuk sangat mudah

didapatkan 3 butir soal, dengan nomor soal yaitu 4, 37, dan 38.

Ibid., h. 372.

Uji Daya Pembeda

Daya pembeda item adalah kemampuan suatu butir item tes hasil

belajar untuk dapat membedakan antara testee yang berkemampuan

tinggi dan testee yang berkemampuan tingkat rendah demikian rupa

sehingga sebagian besar testee yang memiliki kemampuan tinggi untuk

menjawab butir item tersebut lebih banyak yang menjawab betul,


sementara testee yang kemampuannya rendah untuk menjawab butir item

tersebut sebagian besar tidak dapat menjawab item dengan betul.9

Untuk menentukan daya pembeda peneliti menggunakan program

ANATES. Dengan klasifikasi daya pembeda seabagai berikut:10

Tabel 3.7

Kriteria Daya Pembeda

Daya Pembeda Tingkat Daya Pembeda

Kurang dari 0,20 Kurang

0,20 – 0,40 Sedang

0,40 – 0,70 Baik

0,70 – 1, 00 Baik Sekali

Berdasarkan pengujian di tingkat daya pembeda instrumen penelitian

untuk siklus I terdiri dari 40 butir soal. Pada kategori soal yang termasuk

kurang didapatkan 5 butir soal, dengan nomor soal yaitu 8, 20, 21, 36,

dan 40. Pada kategori soal yang termasuk sedang didapatkan 5 butir soal,

dengan nomor soal yaitu 4, 9, 10, 15, dan 38. Pada kategori soal yang

termasuk baik didapatkan 11 butir soal, dengan nomor soal yaitu 1, 2, 3,

5, 7, 13, 27, 28, 30, 31, dan 33. Pada kategori soal yang termasuk baik

sekali didapatkan 19 butir soal, dengan nomor soal yaitu 6, 11, 12, 14,

16, 17, 18, 19, 22, 23, 24, 25, 26, 29, 32, 34, 35, 37, dan 39.

Sedangkan pengujian di tingkat kesukaran instrumen penelitian untuk

siklus II terdiri dari 40 butir soal. Pada kategori soal yang termasuk

Ibid.,h. 385-386.

10Ibid.,h. 389.

kurang didapatkan 3 butir soal, dengan nomor soal yaitu 13, 19, dan 28.

Pada kategori soal yang termasuk sedang didapatkan 2 butir soal, dengan

nomor soal yaitu 38 dan 39. Pada kategori soal yang termasuk baik

didapatkan 19 butir soal, dengan nomor soal yaitu 1, 2, 3, 4, 5, 6, 8, 12,

14, 15, 17, 20, 24, 25, 26, 27, 33, 35, dan 40. Pada kategori soal yang
termasuk bai sekali didapatkan 16 butir soal, dengan nomor soal yaitu 7,

9, 10, 16, 18, 21, 22, 23, 29, 30, 31, 32, 34, 36, dan 39.

K. Analisis Data dan Interpretasi Data

Menganalisis data merupakan cara yang digunakan peneliti untuk

menguraikan data yang diperoleh agar dapat dipahami bukan hanya oleh

orang yang meneliti, akan tetapi juga oleh orang lain yang ingin mengetahui

hasil penelitian.

Dalam menganalisis data ini dilakukan melalui beberapa tahapan

diantaranya adalah:

1. Reduksi Data

Reduksi data merupakan proses menyeleksi, menentukan fokus,

menyederhanakan, meringkas, dan mengubah bentuk data mentah yang

ada dalam catatan lapangan. Mereduksi data berarti merangkum, memilih

hal-hal yang pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting. Dengan

demikian data yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang

lebih jelas, sehingga kesimpulan akhirnya dapat ditarik dan diverifikasi.

2. Penyajian Data

Penyajian adalah sekumpulan informasi tersusun yang memberi

kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan pengambilan tindakan.

Dengan melihat penyajian-penyajian kita akan dapat memahami apa

yang sedang terjadi dan apa yang harus dilakukan.

3. Penarikan Data

Kegiatan analisis ketiga adalah menarik kesimpulan dan verifikasi.

Dari pengumpulan data, seorang penganalisis mulai mencari arti-arti,

pola-pola, alur sebab akibat, proporsi dan sebagainya.

Dalam penelitian ini data yang dianalisis yaitu data kuantitatif. Untuk

menganalisis data kuantitatif dilakukan dengan perhitungan-perhitungan

presentase. Data yang dianalisis adalah data yang dikumpulkan melalui

instrumen penelitian. Analisis data kuantitatif dilakukan dengan

mendeskripsikan data dengan makna terhadap isi pada setiap tatap muka

dengan siswa. Analisis tersebut dinilai menggunakan rumus:


L. Pengembangan Perencanaan Tindakan

Seperti yang telah dikemukakan di awal, penelitian ini menggunakan

jenis Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang pada tiap siklusnya memiliki

tahapan-tahapan. Tahapan tersebut meliputi perencanaan (planning), tindakan

(acting), pengamatan (observing), dan refleksi (reflecting). Sedangkan

prosedur pelaksanaan perbaikan dilakukan apabila tindakan siklus I selesai

dilakukan dan belum terjadi peningkatan hasil belajar pada siswa, maka akan

dilakukan tindakan selanjutnya pada siklus II sebagai perbaikan

pembelajaran.

Penelitian ini berakhir apabila peneliti menyadari bahwa penelitian ini

telah berhasil menguji dengan menggunakan alat peraga konkret dalam

meningkatkan hasil belajar pada materi dokumen diri dan keluarga mata

pelajaran IPS.

Anda mungkin juga menyukai