Anda di halaman 1dari 38

PEMBELAJARAN TEMATIK SD/MI

Disusun Oleh :

Nella Anggraini (19591151)

Dosen Pengampu :

Yosi Yulizah, M.Pd.I

INSTITUTE AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) CURUP

PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH

SEMESTER GANJIL TAHUN AKADEMIK 2021/2022


PENDAHULUAN

Tulisan ini membahas tentang bagaimana mengembangkan model pembelajaran tematik di kelas awal
sekolah dasar (SD). Dalam wacana pengembangan pembelajaran di SD diIndonesia ternyata pada umumnya
masih di warnai penyelenggaraan pendidikan dengan menekankan pada pembelajaran yang memisahkan
penyajian antar satu mata pelajaran dengan mata pelajaran lainnya, di mana hal tersebut akan mengakibatkan
permasalahan yang cukup serius terutama bagi siswa kelas awal SD. Proses pembelajaran pada kelas-kelas
awal SD harus memerhatikan karakteristik anak yangakan menghayati pengalaman belajar sebagai satu
kesatuan yang utuh. Pengemasan pembelajaran harus dirancang secara tepat karena akan berpengaruh
terhadap kebermaknaan pengalaman belajar anak. Pengalaman belajar yang menunjukkan kaitan unsur-unsur
konseptual baik di dalam maupun antar mata pelajaran. Akan memberi peluang bagi terjadinya pembelajaran
yang efektif dan lebih bermakna.

Model pembelajaran diartikan sebagai prosedur sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman


belajar untuk mencapai tujuan belajar. Dapat juga diartikan suatu pendekatan yang digunakan dalam kegiatan
pembelajaran. Jadi sebenarnya model pembelajaran memiliki arti yang sama dengan pendekatan, strategi atau
metode pembelajaran.

Pembelajaran terpadu merupakan suatu pendekatan yang berorientasi pada praktek pembelajaran yang
sesuai dengan kebutuhan perkembangan anak. Pendekatan ini dari teori pembelajaran yang menolak proses
latihan/hafalan sebagai dasar pembentukan pengetahuan dan struktur intelektual anak. Teori pembelajaran ini
dimotori para tokoh psikologi gestalt, yang menekankan bahwa pembelajaran itu haruslah bermakna dan
menekankan juga pentingnya program pembelajaran yang berorientasi pada kebutuhan perkembangan anak.

Pelaksanaan pendekatan pembelajaran terpadu ini bertolak dari suatu topik atau tema yang dipilih dan
dikembangkan oleh guru bersama anak-anak. Tujuan dari tema ini bukan hanya untuk menguasai konsep
mata pelajaran, akan tetapi konsep dari mata pelajaran terkait dijadikan sebagai alat untuk mempelajari dan
menjelajahi topik/tema tersebut. Jika dibandingkan dengan pendekatan konvesional , maka pembelajaran
terpadu nampaknya lebih menekankan pada keterlibatan anak dalam proses belajar.

Pembelajaran terpadu sebagai konsep merupakan pendekatam pembelajaran untuk memberikan


pengalaman yang bermakna bagi anak.

Dalam usaha meningkatkan prestasi belajar siswa dalam proses belajar mengajar, guru seharusnya
menggunakan berbagai model pembelajaran dalam kelas sehingga dapat tercipta pembelajaran yang
bermakna. Menurut Ausubel (dalam widada, 2004 : 9) belajar bermakna adalah proses belajar dengan
informasi baru yang akan dipelajari peserta didik disusun serta dihubungkan dengan struktur pengetahuan
yang sudah dimiliki.

Pada perkembangannya pembelajaran pada abad 20 ini lebih menitikberatkan pada penyampaian
materi yang dilakukan secara tersusun, menyeluruh dan bermanfaat, dimana diasumsikan bahwa setiap anak
mempunyai kemampuan untuk mengintegrasikan berbagai ilmu yang diterimanya, adapun salah satu model
yang dapat digunakan adalah model pembelajaran terpadu.

Model pembelajaran terpadu sebagai suatu konsep yang dapat dimengerti secara umum sebagai
pendekatan mengajar yang melibatkan konsep-konsep dari beberapa bidang studi untuk memberikan
pengalaman yang bermakna kepada siswa. Siswa mampu memahami konsep-konsep yang mereka pelajari
maupun konsep-konsep yang didapat melalui pengalaman langsung dan menghubungkannya dengan konsep-
konsep yang mereka telah ketahui.

Pembelajaran terpadu dibedakan menjadi tiga jenis berdasarkan cakupan materi yang akan dipadukan,
yaitu interdisiplin, antardisiplin ilmu, dan integrasi inter dan antar disiplin ilmu. Pembelajaran terpadu
interdisiplin ilmu mengintegrasikan topik-topik, konsep-konsep, yang terdapat dalam satu rumpun sedangkan
pembelajaran terpadu antar disiplin ilmu mengintegrasikan topik atau konsep dalam berbagai disiplin ilmu.

Pembelajaran terpadu pada hakekatnya kegiatan belajar mengajar dengan memadukan materi dengan
beberapa mata pelajaran atau beberapa topik pelajaran dalam satu tema. Pada pembelajaran terpadu tidak
boleh bertentangan dengan kurikulum yang berlaku tetapi dengan pembelajaran terpadu yang digunakan
harus mendukung pencapaian tujuan utuh kegiatan pembelajaran dalam kurikulum.

Pada buku ini kalian akan diantarkan pada pemahaman mengenai hal-hal berikut yang mana telah
disusun sekaligus untuk memudahkan para guru dalam melaksanakan pembelajaran tematik. Buku ini
mencangkup hal-hal sebagai berikut:

 Menjelaskan karakteristik dan model pembelajaran jaring (webbed), Model pembelajaran keterkaitan
(Connected) dan model pembelajaran keterpaduan (Integrated)
 Mengaplikasikan pembelajaran tematik model jarring laba-laba (webbed), Model pembelajaran
keterkaitan (Connected) dan model pembelajaran (Integrated)
 Mengidentifikasi tema
 Menentukan tema
 Membuat pemetaan kompetensi dasar sesuai dengan tema
 Menjelaskan pengertian jaring-jaring tematik
 MengidentifikasiLangkah-langkahmembuatjaring-jaringtema
 Membuat jaring-jaring tematik
 Menyusun program kelas (scedul)

Untuk membantu kalian dalam mempelajari buku ini, ada baiknya diperhatikan beberapa petunjuk
belajar berikut ini.

Bacalah dengan seksama bagian pendahuluan buku ini sampai kalian memahami secara keseluruhan
tentang apa, untuk apa, dan bagaimana mempelajari buku tematik ini. Baca bagian demi bagian dan temukan
kata-kata kunci dari kata-kata yang dianggap baru lalu artikan dalam kamus KBBI yang akan berguna untuk
Glosarium di akhirbukuini.

Analisislah menurut pemahaman kalian mengenai makna buku ini untuk memperluas wawasan, baca
dan pelajari sumber-sumber lainya ngrelevan. Kalian dapat menemukan bacaan dari berbagai sumber,
termasuk darie-book.

Kerjakan latihan dalam buku ini dan melalui kegiatan diskusi dalam kegiatan tutorial dengan mahasiswa
lainnya atau teman sepengajaran. Untuk mengetahui apakah kalian sudah memahami dengan benar
kandungan buku ini coobalah untuk menjawab soal-soal Latihan yang ada pada Sub bab.
JUDUL 1

KARAKTERISTIK DAN MODEL PEMBELAJARAN TEMATIK SD/MI; MODEL


JARING LABA-LABA (WEBBED), MODEL KETERKAITAN ( CONNECTED), DAN
MODEL KETERPADUAN (INTEGRETED)

A. Pengantar

Pembelajaran terpadu merupakan pendekatan pembelajaran yang melibatkan beberapa mata


pelajaran untuk memberikan pengalaman belajar yang bermakna bagi siswa. Melalui pembelajaran
terpadu ini siswa dapat memperoleh pengalaman langsung sehingga dapat menambah kekuatan untuk
menerima, menyimpan, dan memproduksi hal-hal yang dipelajarinya. Siswa akan terlatih untuk dapat
menemukan sendiri berbagai konsep yang dipelajari secara holistik, bermakna, otentik, dan aktif.

Cara pengemasan pengalaman belajar yang dirancang guru sangat berpengaruh terhadap
kebermaknaan belajar bagi para siswa sekolah dasar. Bermakna disini memberikan arti bahwa, pada
pembelajaran terpadu siswa akan dapat memahami konsep-konsep yang mereka pelajari melalui
pengalaman langsung dan nyata yang menghubungkan antar konsep dalam intra maupun antar mata
pelajaran. Dalam pelaksanaannya, perlu mengikuti prosedur yang dirancang sesuai dengan prinsip-
prinsip pembelajaran terpadu.

Untuk itu, perlu dipelajari persyaratan pelaksanaan pembelajaran terpadu agar pelaksanaannya
dapat maksimal dan bermakna bagi peserta didik.selain itu, perlu dipelajari pula mengenai model-
model dari pembelajaran terpadu, sehingga guru dapat memilih model yang tepat pada saat
pembelajaran. Manfaat dari pembelajaran terpadu yaitu banyak topik-topik yang tertuang disetiap
mata pelajaran mempunyai keterkaitan konsep yang dipelajari oleh siswa.sebagai guru,
haruspandaidalammemilihtopik yang sesuaidalammembimbingpembelajaran.

B. Uraian materi

 Karakteristik karakteristik dan model pembelajaran tematik sd/mi; model jaring laba-laba
(webbed), model keterkaitan ( connected), dan model keterpaduan (integreted)

1. Model jarring laba-laba (webbed)


Menurut alfiah, ”model webbed (jaring laba-laba) dalam pembelajaran bahasa lebih
mengutamakan unsur keterpatuan yang akhirnya membentuk komunikasi yang efektif antara
guru dengan siswa”. Dengan demikian maka model ini sangat baik diterapkan kepada siswa
agar siswa mampu berkomunikasi secara efektif dan aktif dalam melaksanakan kegiatan
belajar mengajar di sekolah.

Model webbed juga diibaratkan sebagai teleskop, yang memandang luas seluruh rasi
bintang sebagai satu tema. Tema tersebut berguna untuk menyaring konsep, topik, dan ide
yang tepat sesuai dengan konten kurikulum dan disiplin ilmu.

Tema dapat ditetapkan oleh guru dengan siswa atau sesama guru. Setelah tema
disepakati maka dilanjutkan dengan pemilihan sub-sub tema dengan memperhatikan kaitannya
dengan mata pelajaran yang lain. Untuk itu, tema utama harus mempunyai cakupan materi
yang luas dan memberi bekal bagi siswa untuk belajar lebih lanjut.

Model webbed lebih menekankan pada keterlibatan siswa dalam pembelajaran


sehingga siswa dapat memperoleh pengalaman langsung. Melalui pengalaman langsung
akhirnya siswa akan memahami konsep-konsep yang telah mereka pelajari dan dapat
menghubungkan dengan konsep lainnya.

Adapun karakteristik model webbed memiliki karakteristik sebagai berikut:

 Berpusat pada siswa.

Model webbed ini lebih banyak menempatkan siswa sebagai subjek belajar,
sedangkan guru lebih banyak berperan sebagai fasilitator, yaitu memberikan
kemudahan-kemudahan kepada siswa untuk melakukan aktivitas belajar.

 Memberi pengalaman langsung.

Dengan pengalaman langsung, siswa dihadapkan pada sesuatu yang nyata atau
konkret sebagai dasar untuk memahami hal-hal yang lebih abstrak.

 Pemisahan mata pelajaran yang tidak begitu jelas

Fokus pembelajaran diarahkan kepada pembahasan tema-tema antar mata


pelajaran yang berkaitan dengan kehidupan siswa.

 Menyajikan konsep dari berbagai mata pelajaran


Siswa mampu memahami konsep-konsep tersebut secara utuh. Hal ini
diperlukan untuk membantu siswa dalam memecahkan masalah yang dihadapi sehari-
hari.

 Bersifat fleksibel.

Guru dapat mengkaitkan bahan ajar dari satu mata pelajaran dengan mata
pelajaran lain, bahkan mengkaitkan mata pelajaran dengan kehidupan siswa dan
keadaan lingkungan sekolah dimana meraka berada.

 Hasil pembelajaran sesuai dengan minat dan bakat siswa.

Dalam melakukan penilaian atau evaluasi guru memberikan penilaian sesuai


dengan karakteristik, minat dan bakat setiap siswa karena pada hakikatnya setiap
peserta didik mempunyai minat dan bakat yang berbeda-beda.

 Menggunakan prinsip belajar sambil bermain yang menyenangkan.

Guru dalam melaksanakan proses pembelajaran di dalam kelas harus


menciptakan suasana dan kondisi yang menyenangkan sehingga siswa dapat bermain
sambil belajar.

2. Model connected (keterhubugan)

Model connected adalah model pembelajaran terpadu yang secara sengaja diusahakan
untuk menghubungkan satu konsep dengan konsep lain, satu topik dengan topik lain, satu
keterampilan dengan keterampilan lain, tugas-tugas yang dilakukan dalam satu hari dengan
tugas-tugas yang dilakukan dihari berikutnya, bahkan ide-ide yang dipelajari dalam satu
semester dengan ide-ide yang akan dipelajari pada semester berikutnya di dalam satu mata
pelajaran.

Metode connected digunakan untuk mengkaitkan beberapa bagian materi menjadi satu
kesatuan yang utuh dan saling terkait sehingga siswa mampu menyerap informasi secara utuh
dan dapat meningkatkan kreatifitas siswa untuk melahirkan pengetahuan-pengetahuan baru
sesuai dengan kemampuannya.

Dalam metode connected, fokus pembelajaran berpusat pada siswa sebagai pelaku
utama pembelajaran. Dalam hal ini, guru bersama-sama siswa merencanakan, membu at,
dan melaksanakan pembelajaran yang efektif dan berkelanjutan dengan tetap mengacu pada
standar kompetensi dan kompetensi dasar.

3. Model keterpaduan (integrated)

Pembelajaran terpadu merupakan suatu pendekatan dalam pembelajaran yang secara


sengaja mengaitkan beberapa aspek baik dalam intra mata pelajaran maupun antar mata
pelajaran. Dengan adanya pemaduan itu peserta didik akan memperoleh pengetahuan dan
keterampilan secara utuh sehingga pembelajaran menjadi bermakna bagi peserta didik.
Pembelajaran terpadu sangat memperhatikan kebutuhan anak sesuai dengan perkembangannya
yang holistic dengan melibatkan secara aktif dalam proses pembelajaran baik fisik maupun
emosionalnya. Pembelajaran terpadu tipe integrated (keterpaduan) adalah tipe pembelajaran
terpadu yang menggunakan pendekatan antar bidang studi, menggabungkan bidang studi
dengan cara menetapkan prioritas kurikuler dan menemukan keterampilan, konsep dan sikap
yang saling tumpang tindih dalam beberapa bidang studi.

Model pembelajaran terpadu sebagai suatu konsep yang dapat dimengerti secara umum
sebagai pendekatan mengajar yang melibatkan konsep-konsep dari beberapa bidang studi
untuk memberikan pengalaman yang bermakna kepada siswa. Siswa mampu memahami
konsep-konsep yang didapat melalui pengalaman langsung dan menghubungkannya dengan
konsep-konsep yang telah mereka ketahui.

Pembelajaran terpadu dibedakan menjadi tiga jenis berdasarkan cakupan materi yang
akan dipadukan, yaitu interdisiplin, antardisiplin ilmu, dan integrasi inter dan antar disiplin
ilmu. Pembelajaran terpadu interdisiplin ilmu mengintegrasikan topik-topik, konsep-konsep
yang terdapat dalam satu rumpun. Sedangkan pembelajaran terpadu antardisiplin ilmu
mengintegrasikan topik atau konsep dari berbagai disiplin ilmu.

Pembelajaran terpadu pada hakekatnya, kegiatan belajar mengajar dengan memadukan


materi dengan beberapa mata pelajaran atau beberapa topik pelajaran dalam satu tema. Dalam
makalah ini kami akan membahas mengenai pembelajaran terpadu model webbed menurut
fogarty.

Karakteristik model pembelajaran integrated sebagai suatu proses, pembelajaran


terpadu memiliki karakteristik sebagai berikut :

 Pembelajaran terpusat pada anak


Pembelajaran terpadu dikatakan sebagai pembelajaran yang berpusat pada anak,
karena pada dasarnya pembelajaran terpadu merupakan suatu sistem pembelajaran yang
memberikan keleluasaan pada siswa, baik secara individu maupun secara kelompok. Siswa
dapat aktif mencari, menggali, dan menemukan konsep serta prinsip-prinsip dari suatu
pengetahuan yang harus dikuasainya sesuai dengan perkembangannya.

 Menekankan pembentukan pemahaman dan kebermaknaan

Pembelajaran terpadu mengkaji suatu fenomena dari berbagai macam aspek yang
membentuk semacam jalinan antarskemata yang dimiliki oleh siswa, sehingga akan
berdampak pada kebermaknaan dari materi yang dipelajari siswa. Hasil yang nyata didapat
dari segala konsep yang diperoleh dan keterkaitannya dengan konsep-konsep lain yang
dipelajari dan mengakibatkan kegiatan belajar menjadi lebih bermakna. Hal ini diharapkan
dapat berakibat pada kemampuan siswa untuk dapat menerapkan perolehan belajarnya
pada pemecahan masalah-masalah yang nyata dalam kehidupannya.

 Belajar melalui proses pengalaman langsung

Pada pembelajaran terpadu diprogramkan untuk melibatkan siswa secara langsung


pada konsep dan prinsip yang dipelajari dan memungkinkan siswa belajar dengan
melakukan kegiatan secara langsung, sehingga siswa akan memahami hasil belajarnya
secara langsung dengan fakta dan peristiwa yang mereka alami, bukan sekedar informasi
dari gurunya. Guru lebih banyak bertindak sebagai fasilitator yang membimbing ke arah
tujuan yang ingin dicapai, sedangkan siswa sebagai aktor pencari fakta dan informasi
untuk mengembangkan pengetahuannya.

 Lebih memperhatikan proses daripada hasil semata

Pada pembelajaran terpadu dikembangkan pendekatan discovery inquiry


(penemuan terbimbing) yang melibatkan siswa secara aktif dalam proses pembelajaran,
yaitu mulai dari perencanaan, pelaksanaan sampai proses evaluasi. Pembelajaran terpadu
dilaksanakan dengan melihat keinginan, minat, dan kemampuan siswa sehingga
memungkinkan siswa termotivasi untuk belajar terus-menerus.

 Syarat dengan muatan keterkaitan

Pembelajaran terpadu memusatkan perhatian pada pengamatan dan pengkajian


suatu gejala atau peristiwa dari beberapa mata pelajaran sekaligus, tidak dari sudut
pandang yang terkotak-kotak, sehingga memungkinkan siswa untuk memahami suatu
fenomena pembelajaran dari segala sisi, yang pada gilirannya nanti akan membuat siswa
lebih arif dan bijak dalam menyikapi atau menghadapi kejadian yang ada.

 Mengaplikasikan karakteristik dan model pembelajaran tematik sd/mi; model jaring laba-laba
(webbed), model keterkaitan ( connected), dan model keterpaduan (integreted)

1. Mengaplikasikan jarring-jaing laba-laba (webbed)

Pembelajaran terpadu menggunakan model webbed dimulai dengan menentukan tema.


Sebagai contoh tema yang sudah ditentukan bersama adalah “ibuku”. Dari tema ini
dikembangkan dan dipadukan menjadi sub-sub tema yang ada pada beberapa mata pelajaran,
misalnya : matematika

Sub tema: menggunakan alat ukur waktu dengan satuan jam

Siswa diajarkan tentang pengukuran waktu melalui cerita “ibuku”

2. Aplikasi model keterhubungan dalam pembelajaran di sd

Implementasi pembelajaran terpadu model connected dikembangkan dalam bahasa dan


sastra indonesia secara terpadu di sekolah dasar.di dalam pembelajaran bahasa dan sastra
secara terpadu, yaitu pembelajaran kemampuan berbahasa yang meliputi aspek mendengarkan,
aspek berbicara, aspek membaca dan aspek menulis dipayungkan kepada pembelajaran
apresiasi sastra.

3. Aplikasi model keterhubungan dalam pembelajaran di sd

Implementasi pembelajaran terpadu model connected dikembangkan dalam bahasa dan


sastra indonesia secara terpadu di sekolah dasar.di dalam pembelajaran bahasa dan sastra
secara terpadu, yaitu pembelajaran kemampuan berbahasa yang meliputi aspek mendengarkan,
aspek berbicara, aspek membaca dan aspek menulis dipayungkan kepada pembelajaran
apresiasi sastra.

C. Latihan

1. Jelaskan kaakteristik model pembeljaran jarring laba-laba (webbed)?

2. Sebutkan contoh mengaplikasikan model pembelajaran jaing laba-laba(webbed)

3. Jelaskan pengertian model pembelajaran jarring laba-laba?


4. Jelaskan pengertian model pembeljaran keterhubungan?

5. Jelaskan karakteristik model pembelajaran keterpaduan (integeted)

D. Rangkuman

Model webbed lebih menekankan pada keterlibatan siswa dalam pembelajaran sehingga siswa
dapat memperoleh pengalaman langsung. Melalui pengalaman langsung akhirnya siswa akan
memahami konsep-konsep yang telah mereka pelajari dan dapat menghubungkan dengan konsep
lainnya.

Adapun karakteristik model webbed memiliki karakteristik sebagai yaitu, berpusat pada siswa,
memberi pengalaman langsung, pemisahan mata pelajaran yang tidak begitu jelas, menyajikan konsep
dari berbagai mata pelajaran, bersifat fleksibel, hasil pembelajaran sesuai dengan minat dan bakat
siswa, dan menggunakan prinsip belajar sambil bermain yang menyenangkan.

Model connected adalah model pembelajaran terpadu yang secara sengaja diusahakan untuk
menghubungkan satu konsep dengan konsep lain, satu topik dengan topik lain, satu keterampilan
dengan keterampilan lain, tugas-tugas yang dilakukan dalam satu hari dengan tugas-tugas yang
dilakukan dihari berikutnya, bahkan ide-ide yang dipelajari dalam satu semester dengan ide-ide yang
akan dipelajari pada semester berikutnya di dalam satu mata pelajaran.

Model keterpaduan (integrated) merupakan suatu pendekatan dalam pembelajaran yang secara
sengaja mengaitkan beberapa aspek baik dalam intra mata pelajaran maupun antar mata pelajaran.

Karakteristik model pembelajaran integrated sebagai suatu proses, pembelajaran terpadu


memiliki karakteristik sebagai berikut : pembelajaran terpusat pada anak, menekankan pembentukan
pemahaman dan kebermaknaan, belajar melalui proses pengalaman langsung, lebih memperhatikan
proses daripada hasil semata, syarat dengan muatan keterkaitan

E. Tes formatif

1. Model pembelajaran terpadu yang secara sengaja diusahakan untuk menghubungkan satu
konsep dengan konsep lain, satu topik dengan topik lain, satu keterampilan dengan
keterampilan lain, tugas-tugas yang dilakukan dalam satu hari dengan tugas-tugas yang
dilakukan dihari berikutnya, bahkan ide-ide yang dipelajari dalam satu semester dengan
ide-ide yang akan dipelajari pada semester berikutnya di dalam satu mata
pelajaran.disebut……….

a) Moral

b) Strategi pembelajaran

c) Model pembelajaran connected

d) Standar kompetensi

2. Merupakan suatu pendekatan dalam pembelajaran yang secara sengaja mengaitkan


beberapa aspek baik dalam intra mata pelajaran maupun antar mata pelajaran disebut……

a) Metode pembelajaran
b) Pendekatan pembelajaran
c) Strategi pembelajaran
d) Modek pembelajaran keterpaduan

3. Berikut termasuk kaakteristik model pembelajaran webbed adalah…….

a) Pemisahan mata pelajaran yang tidak begitu jelas

b) Tidak teratur

c) Diskusi kelompok

d) Selalu memberikan solusi

4. Berikut merupakan model pembelajaran tematik, kecuali……

a) Model pembelajaran webbed

b) Model pembelajaran connected

c) Model pembelajaran diskusi

d) Model pembelajaran integrated


5. Ada berapa kaakteristik model pembelajaran webbed…..

a) 2

b) 3.

c) 7

d) 6

f. Balikan dan tindak lanjut


Cocokkanlah jawaban anda dengan kunci jawaban tes formatif yang terdapat dibagian akhir
Paper ini. Hitunglah jawaban yang benar, kemudia gunakan rumus berikut untuk mengetahui tingkat
penugasan anda terhadap materi kegiatan belajar tersebut.
Tingkat penugasan= jumlah jawaban yang benar×10, misalnya jawaban anda yang benar 4, maka
4×20= 80
Dengan ;
90-100= baik sekali
80-89= baik
70-79= cukup
≤70= kurang
Apabila anda mendapat nilai 80 atau lebih, anda dapat meneruskan dengan kegiatan belajar
selanjutnya. Jika kurang maka anda harus mengulang kembali materi tersebut, terutama bagian yang
belum anda kuasai
JUDUL 2

PEMILIHAN TEMA DAN PEMETAAN KOMPETENSI DASAR

A. Pengantar

Pemilihan tema ini dapat datang dari staf pengajar yaitu guru kelas atau guru
bidang studi dan siswa. Biasanya guru yang memilih tema dasarnya dan dengan
musyawarah siswa menentukan unit temanya. Pemilihan tema dasar yang dilakukan oleh
guru dengan mengacu pada tujuan dan materi-materi pada pokok bahasan pada setiap
mata pelajaran yang terdapat pada kurik ulum.

Tema dapat juga dipilih berdasarkan pertimbangan lain, yaitu: tema yang yang dipilih
merupakan consensus antar siswa, misal dari buku-buku bacaan, pengalaman, minat, isu-
isu yang sedang beredar dimasyarakat dengan mengingat ketersediaan sarana dan sumber
belajar yang sesuai dengan tingkat perkembangan siswa.

1. Tema dasar- unit tema tema dapat muncul dari siswa, kemudian guru yang
mengorganisir atau guru melontarkan tema dasar, kemudian siswa mengembangkan
unit temanya.

2. Curah pendapat curah pendapat ini bermanfaat untuk memunculkan tema dasar
kemudian dikembangkan menjadi unit tema. Setelah tema dasar dan unit tema dipilih
maka terbentuk jaring-jaring.

Ada beberapa persyaratan yang harus dipenuhi dalam penentuan tema, yaitu:

1) penentuan tema merupakan hasil ramuan dari berbagai materi di dalam satu
maupun beberapa mata pelajaran.

2) tema diangkat sebagai sarana untuk mencapai tujuan pembelajaran yang


terpadu dalam materi pelajaran, prosedur penyampaian, serta pemaknaan
pengalaman belajar oleh para siswa.

3) tema disesuaikan dengan karakteristik belajar siswa sd sehingga asas


perkembangan berfikir anak dapat dimanfaatkan secara maksimal.
B. Uraian materi
1. Manfaat tema

Pembelajaran tematik selalu berkaitan dengan tema. Kegunaan dalam pembelajaran


tematik antara lain:

A. Tema gunanya sebagai payung untuk mengkaitkan beberapa mata pelajaran

B. Tema harus menarik dan bermakna bagi siswa untuk belajar selanjutnya

C. Tema disesuaikan dengan tingkat perkembangan siswa (dari khusus ke umum)

D. Tema dipilih sesuai dengan ketersediaan sumber belajar

Contoh tema yang dapat digunakan di kelas seperti: diri sendiri, keluarga,
lingkungan, tempat umum, rumah, pekerjaan, hiburan, pakaian, makanan,
transportasi, pariwisata, komunikasi, teknologi, kejadian sehari-hari, negara,
pertanian, peristiwa, pendidikan, k3, tumbuhan, binatang, budi pekerti, pengalaman,
kesehatan dll.

Pemilihan tema sebenarnya dibebaskan pada guru disesuaikan dengan kondisi


siswa, sekolah dan lingkungan. Guru a dan guru b mungkin akan berbeda ketika
memilih tema untuk mengajarkan “membilang 1 sampai 5” , hal ini tidak menjadi
masalah yang penting kompetensi dasar dari mata pelajaran itu tercapai. Pada
akhirnya siswa akan mengerjakan soal dan pemecahan masalah yang umum ditemui
di lingkungannya.
2. Langkah pemilihan tema

A. Mengidentifikasi tema yang sesuai dengan hasil belajar dan indicator dalam kurikulum

B. Menata dan mengurutkan tema berdasarkan prinsip-prinsip pemilihan tema

C. Menjabarkan tema ke dalam sub-sub tema agar cakupan tema tidak terlalu luas

D. Memilih subtema yang sesuai.

3. Sedangkan maksud dari pemilihan tema bertujuan agar anak didik dapat

A. Mudah memusatkan perhatian pada satu tema atau topik tertentu

B. Mempelajari pengetahuan dan mengembangkan berbagai kompetensi mata pelajaran dalam


tema sama

C. Lebih bergairah belajar karena mereka dapat berkomunikasi dalam situasi yang nyata

D. Lebih merasakan manfaat dan makna belajar karena materi yang disajikan dalam kontek tema
yang jelas

E. Mengembangkan kompetensi berbahasa lebih baik dengan menghubungkan berbagai mata


pelajaran lain dengan pengalaman pribadi peserta didik.
F. Guru dapat menghemat waktu karena mata pelajaran yang disajikan secara terpadu dapat
dipersiapkan sekaligus dan diberikan dalam 2 atau 3 kali pertemuan atau pengayaan

G. Memiliki pemahaman terhadap materi pelajaran lebih mendalam dan berkesan

H. Budi pekerti dan moral anak didik dapat ditumbuhkan dengan mengangkat
sejumlah nilai budi pekerti sesuai dengan situasi dan kondisi.

4. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pembelajaran tematik

Ada beberapa hal yang perlu dipertimbangkan dalam pembelajaran tematik, yaitu:

A. Pembelajaran tematik dimaksudkan agar pelaksanaan kegiatan pembelajaran lebih


bermakna dan utuh.

B. Dalam pelaksanaan pembelajaran tematik perlu mempertimbangkan alokasi


waktu untuk setiap topik, banyak sedikitnya bahan yang tersedia di lingkungan.

C. Pilihlah tema yang terdekat dengan siswa.

D. Lebih mengutamakan kompetensi dasar yang akan dicapai dari pada tema.
5. Keunggulan dan kekurangan pembelajaran tematik

Pelaksanaan pembelajaran tematik memiliki beberapa keuntungan dan juga


kelemahan yang diperolehnya. Keuntungan yang dimaksud yaitu:

A. Menyenangkan karena bertolak dari minat dari kebutuhan siswa

B. Pengalaman dan kegiatan belajar relevan dengan tingkat perkembangan dan


kebutuhan siswa.

C. Hasil belajar akan bertahan lebih lama karena lebih berkesan dan bermakna.

D. Menumbuhkan keterampilan sosial, seperti bekerja sama, toleransi, komunikasi,


dan tanggap terhadap gagasan orang lain.
Pembelajaran tematik di samping memiliki beberapa keuntungan sebagaimana
dipaparkan di atas, juga terdapat beberapa kekurangan yang diperolehnya.
Kekurangan yang ditimbulkannya yaitu:

a. Guru dituntut memiliki keterampilan yang tinggi

b. Tidak setiap guru mampu mengintegrasikan kurikulum dengan konsep- konsep


yang ada dalam mata pelajaran secara tepat

6. Pemetaan kompetensi dasar

Kegiatan pemetaan ini dilakukan untuk memperoleh gambaran secara menyeluruh dan
utuh dari semua standar kompetensi dan kompensi dasar
Dari beberapa mata pelajaran yang dipadukan.

Dalam melakukan pemetaan dapat dilakukan dengan dua cara, yakni sebagai
berikut:

A. Cara pertama, mempelajari standar kompetensikan dan kompetensi dasar yang


terdapat dalam masing-masing mata pelajaran, dilanjutkan dengan
mengidentifikasi kompetensi dasar dari beberapa mata pelajaran yang dapat
dipadukan. Setelah itu melakukan penetapan tema pemersatu.

Contoh format pemetaan cara pertama sebagai berikut: kelas


:
Mata pelajaran Kompetensi Indikator Tema
dasar

Sbdp

Pjok

Ipa

Ips

Bahasa
Indonesia

Matematika

Ppkn

B. Cara kedua, menetapkan terlebih dahulu tema-tema pengikat keterpaduan,


dilanjutkan dengan mengidentifikasi kompetensi dasar dari beberpa mata
pelajaran yang cocok dengan tema yang ada.dari kedua cara pemetaan yang
dilakukan, terdapat kegiatan yang harus dilakukan, yaitu menentukan
Tema sebagai alat atau wahana pemersatu dari standar kompetensi dari setiap
mata pelajaran yang dipadukan. Dalam penentuan tema dapat ditentukan sendiri
oleh guru dan /atau bersama siswa. Dengan demikian untuk menetapkan tema
perlu memperhatikan beberapa prinsip yaitu:

1. Memperhatikan lingkungan yang terdekat dengan siswa

2. Memulai dari yang termudah menuju yang sulit

3. Dari yang sederhana menuju ke yang komplek

4. Dari yang konkrit menuju ke yang abstrak

5. tema yang dipilih harus memungkinkan terjadinya proses berpikir padasiswa

6. Ruang lingkup tema disesuaikan dengan usia dan perkembangannya


siswa,termasuk minat, kebutuhan, dan kemampuannya.
C. Latihan

1. Untuk memperdalam pemahaman kalian mengenai materi di atas,


kerjakanlah latihan berikut!

2. Menurut kalian apakah berlu adanya tema dalam setiap pembelajaran,


jelaskan alasannya berdasarkan analisis kalian !

Petunjuk jawaban latihan!

Untuk dapat menjawab pertanyaan tersebut, kalian dapat mendiskusikan dengan


mahasiswa yang lain, atau jika kalian mengikuti tutorial, kalian dapat membahas
pertanyaan-pertanyaan tersebut dalam kegiatan tutorial. Yang perlu kalian pahami
dalam menjawab pertanyaan tersebut adalah sebagai berikut.

1. Konsep dasar pembelajaran tematik.

2. Hakikat teori perkembangan anak dan teori belajar yang melandasi


pembelajaran tematik.

3. Hakikat kurikulum dan pengembangannya dalam pembelajaran di sekolah


dasar.

D. Rangkuman

Pemilihan tema dasar yang dilakukan oleh guru dengan mengacu pada
tujuan dan materi-materi pada pokok bahasan pada setiap mata pelajaran yang
terdapat pada kurikulum. Dan ada juga pemetaan kompetensi dasar kegiatan
pemetaan ini dilakukan untuk memperoleh gambaran secara menyeluruh dan utuh
dari semua standar kompetensi dan kompensi dasar dari beberapa mata pelajaran
yang dipadukan
C. Tes formatif

1. Prinsip apa yang terdapat dalam pemetaan kompetensi dasar….

a) Memulai dari yang tersulit menuju yang termudah

b) Dari yang komplek menuju ke yang sederhana

c) Dari yang kongkrit menuju ke yang abstrak

2. Kelemahan yang ditimbulkan ketika ada penentuan tema….

a) Lebih mudah melakukan pembelajaran

b) Hanya bisa dilakukan oleh guru yang mempunyai integritas tinggi

c) Membuat guru sulit melakuan pembelajaran

3. Apa tujuan utama dari pemetaan kompetensi dasar…….

a) Untuk membedakan materi

b) Untuk menggambaran secara menyeluruh pembelajaran

c) Agar lebih memahami tema

4. Tujuan tema pada pembelajaran tematik terpadu adalah…..


a) Proses berfikir dalam pembelajaran

b) Penentu jalannya pembelajaran

c) Media pembelajaran tematik

5. Bagaimana cara kita menentukan ruang ligkup tema…….

a) Berdasarkan kurikulum

b) Adanya panduan khusus

c) Perkembangan siswa

F. Balikan dan tindakan lanjut

Cocokkanlah jawaban anda dengan kunci jawaban tes formatif yang terdapat dibagian
akhir
Paper ini. Hitunglah jawaban yang benar, kemudia gunakan rumus berikut untuk
mengetahui tingkat penugasan anda terhadap materi kegiatan belajar tersebut.
Tingkat penugasan= jumlah jawaban yang benar×10, misalnya jawaban anda yang benar
4, maka 4×20= 80
Dengan ;
90-100= baik sekali
80-89= baik
70-79= cukup
≤70= kurang
Apabila anda mendapat nilai 80 atau lebih, anda dapat meneruskan dengan kegiatan
belajar selanjutnya. Jika kurang maka anda harus mengulang kembali materi tersebut,
terutama bagian yang belum anda kuasai
JUDUL 3

JARING-JARING TEMATIK

A. Pengantar

Jaringan tema adalah pola hubungan antara tema tertentu dengan sub sub pokok bahasan
yang diambil dari berbagai bidang studi terkait. Dengan terbentuknya jaringan tema diharapkan
siswa siswi memahami satu tema tertentu dengan melakukan pendekatan interdisiplin berbagai
ilmu pengetahuan. Selain ujntuk mempermudah pemahaman, jaringan tema juga mengajari
pembiasaan agar siswa siswi mampu berpikir secara integrative dan holistik.

Membuat jaringan tema merupakan bagian integral dari model pembelajaran terpadu
yang banyak digunakan. Dalam pembelajaran terpadu, ekplorasi topik/tema menjadi alat pemacu
utama bagi pelakasananya. Untuk pemilihan topik atau tema serta menghubungkan satu tema ke
tema lainnya menjadi persolaan pentingyang harus dikuasai oleh maupun siswa-siswi.

Membuat jaringan tema merupakan bagian integral dari model pembelajaran terpadu
yang banyak digunakan dewasa ini. Lebih spesifik lagi, pembuatan jaringan tema merupakan
implementasi dari penerapan pembelajaran terpadu model Webbed. Pembelajaran terpadu model
Webbed adalah pembelajaran yang menggunakan pendekatan tematik. Pendekatan ini
pengembangannya dimulai dengan menetukan tema tertentu. Tema dapat ditentukan dengan
negosisasi guru dan siswa, tetapi dapat pula diskusi sesama guru. Setelah tema tersebut
disepakati, dikembangkan sub-sub temanya dengan memperhatikan kaitannya dengan bidang
studi (Trianto 2007). Pengembangan tema menjadi sub-sub tema serta pola keterkaitannya inilah
yang kemdian membentuk jaringan tema.

B. Uraian materi
1. Pengertian jaring-jaring tematik
Tema menurut poerwadarminta (1983) adalah pokok pikiran atau gagasan pokok yang
menjadi pokok pembicaraan. Penggunaan tema dimaksudkan sebagai wadah/alat agar anak
mampu mengenal berbagai konsep secara lebih utuh, bermakna, mudah dan jelas. Dalam konteks
pembelajaran di sd tersedia berbagai jenis tema yang dapat dipilih, seperti diri sendiri, keluarga,
lingkungan, transportasi, kesehatan, kebersihan dan keamanan, hewan dan tumbuh-tumbuhan,
pekerjaan, gejala alam dan peristiwa, rekreasi, negara dan alat komunikasi.

Jaringan tema merupakan bagian integral dari model pembelajaran terpadu yang banyak
digunakan pada saat ini. Pada model pembelajaran terpadu ini merupakan model pembelajaran
yang dipilih oleh berbagai kalangan sebagai ganti dari model pembelajaran drill-system. Dalam
pembelajaran terpadu, eksplorasi topik / tema menjadi alat pemacu utama bagi pelaksanaanya.
Dengan demikian menghubungkan satu tema dengan tema yang lainnya menjadi persoalan
penting yang harus dikuasai baik oleh guru maupun sisiwa-siswi. (herry hernawan,
dkk. 2007. Belajar dan pembelajaran s. Hlm. 128)

Sesungguhnya dalam pembuatan jaringan tema merupakan implementasi dari penerapan


model terpadu dari model webbed. Pembeljaran terpadu model webbed adalah pembelajaran
yang menggunakan pendekatan tematik. Dimana pembelajaran ini dimulai dengan menentukan
suatu tema tertentu terlebih dahulu. Dimana dalam pemilihan tema tersebut dapat dilakukan
negosiasi terlebih dahulu antara siswa dengan guru, tetapi dapat pula dilakukan diskusi sesma
guru. Setelah suatu tema tersebut telah disepakati maka jaringan tema dapat segera dibentuk.

Dari berbagai penjelasan diatas maka dapat disimpulkan bahwa jaringan tema adalah pola
hubungan antara pola tertentu dengan sub-sub pokok bahasan yang telah diambildari bidang
studi terkait. Dengan terbentuknya jaringan tema siswa dapat diharapkan memahami suatu tema
tertentu dengan menggunakan pendekatan interdisiplin berbagai bidang ilmu
pengetahuan. Jaringan tema juga mengajari pembiasan agar siswa-siswi mampu berpikir secara
integrtif dan holistik. (trianto, 2007. Mengembangkan model pembelajaran tematik).

2. Langkah-langkah membuat jaring tematik


Pembuatan jaringan tema melalui beberapa tahapan. Langkah-langkah yang harus dilalui
diantaranya :

1. Tentukan terlebih dahulu tema. Cara menetukan tema bisa dilakukan dengan dua cara
 Cara pertama, mempelajari standar kompetensi dan kompetensi dasar yang terdapat
dalam masing-masing mata pelajaran, dilanjutkan dengan menetukan tema.
 Cara kedua, menentukan terlebih dahulu tema-tema pengikat keterpaduan. Untuk
menentukan tema tersebut, guru dapat bekerjasama dengan siswa-siswi sehingga sesuai
dengan minat serta kebutuhan mereka.
2. Menginvetarisasi materi-materi yang masuk/sesuai dengan tema yag telah ditentukan.
3. Mengelompokkan materi-materi yang sudah diinventarisasi ke dalam rumpun mata
pelajarannya masing-masing.
4. Menghubungkan materi yang telah dikelompokkan dalam rumpun mata pelajaran dengan
tema.(sugiyar dkk.lapis pgmi.2009.hlm 9)

3. Membuat jaring-jaring tematik

Membuat jaringan tema merupakan bagian integral dari model pembelajaran terpadu yang
banyak digunakan dewasa ini. Lebih spesifik lagi, pembuatan jaringan tema merupakan
implementasi dari penerapan pembelajaran terpadu model webbed. Pembelajaran terpadu model
webbed adalah pembelajaran yang menggunakan pendekatan tematik. Pendekatan ini
pengembangannya dimulai dengan menetukan tema tertentu. Tema dapat ditentukan dengan
negosisasi guru dan siswa, tetapi dapat pula diskusi sesama guru. Setelah tema tersebut
disepakati, dikembangkan sub-sub temanya dengan memperhatikan kaitannya dengan bidang
studi (trianto 2007). Pengembangan tema menjadi sub-sub tema serta pola keterkaitannya inilah
yang kemdian membentuk jaringan tema. (trianto. 2007. Mengembangkan model pembelajaran
tematik.).

Membuat jaringan tema merupakan bagian integral dari model pembelajaran terpadu yang
banyak digunakan. Dalam pembelajaran terpadu, ekplorasi topik/tema menjadi alat pemacu
utama bagi pelakasananya. Untuk pemilihan topik atau tema serta menghubungkan satu tema ke
tema lainnya menjadi persolaan pentingyang harus dikuasai oleh maupun siswa-siswi.
Berikut contoh jaring tema untuk kelas 1 sekolah dasar

Tema 1 : diri sendiri

Mapel Kompetensi dasar


Ppkn Kd 1 dan 2
1.1. Menerima keberagaman karakteristik individu dalam kehidupan
beragama sebagai anugerah tuhan yang maha esa di lingkungan rumah dan
sekolah
2.1. Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli,
dan percaya diri dalam berinteraksi dengan keluarga, teman, dan guru sebagai
perwujudan nilai dan moral pancasila
Kd 3 dan 4
3.2. Mengenal tata tertib dan aturan yang berlaku dalam kehidupan sehari-hari
di rumah maupun di sekolah
3.3. Mengenal keberagaman karateristik individu di rumah dan di sekolah
4.2. Melaksanakan tata tertib di rumah dan di sekolah
Bahasa Kd 1 dan 2
indonesia 2.1. Memiliki kepedulian dan rasa ingin tahu terhadap keberadaan wujud dan
sifat benda melalui pemanfaatan bahasa indonesia dan/atau bahasa daerah
2.2. Memiliki rasa percaya diri terhadap keberadaan tubuh melalui
pemanfaatan bahasa indonesia dan/atau bahasa daerah

kd 3 dan 4
3.4. Mengenal teks cerita diri/ personal tentang keberadaan keluarga dengan
bantuan guru atau teman dalam bahasa indonesia lisan dan tulis yang dapat
diisi dengan kosakata bahasa daerah untuk membantu pemahaman
4.4. Menyampaikan teks cerita diri/ personal tentang keluarga secara mandiri
dalam bahasa indonesia lisan dan tulis yang dapat diisi dengan kosakata
bahasa daerah untuk membantu penyajian
Matematika Kd 1 dan 2
2.2. Menunjukkan perilaku teliti dan peduli dengan menata bendabenda di
sekitar ruang kelas berdasarkan dimensi (bangun datar, bangun ruang),
beratnya, atau urutan kelompok terkecil sampai terbesar.

kd 3 dan 4
3.1. Mengenal bilangan asli sampai 99 dengan menggunakan benda-benda
yang ada di sekitar rumah, sekolah, atau tempat bermain
3.2. Mengenal bangun datar dan bangun ruang menggunakan benda-benda
yang ada di sekitar rumah, sekolah, atau tempat bermain
3.11. Menentukan urutan berdasarkan panjang pendeknya benda, tinggi
rendahnya tinggi badan, dan urutan kelompok berdasarkan jumlah anggotanya
4.5. Membentuk dan menggambar bangun baru dari bangunbangun datar atau
pola bangun datar yang sudah ada
Sbp Kd 1 dan 2
2.1. Menunjukkan rasa percaya diri untuk berlatih mengekspresikan diri
dalam mengolah karya seni
kd 3 dan 4
3.1. Mengenal cara dan hasil gambar ekspresi
4.1. Menggambar ekspresi dengan mengolah garis, warna dan bentuk
berdasarkan hasil pengamatan di lingkungan sekitar
4.3. Menggambar dengan memanfaatkan beragam media kering
4.7. Menyanyikan lagu anak-anak dan berlatih memahami isi lagu
Penjas Kd 1 dan 2
2.1. Menunjukkan perilaku percaya diri dalam melakukan berbagai aktivitas
fisik dalam bentuk permainan
Kd 3 dan 4
3.3. Memahami pengertian pola gerak dasar seperti gerak lokomotor,
nonlokomotor, dan manipulatif
4.1. Mempraktikkan pola gerak dasar lokomotor yang dilandasi konsep gerak
(seperti konsep: tubuh, ruang, hubungan, dan
usaha) dalam berbagai bentuk permainan sederhana dan/atau tradisional
4.3 mempraktikkan pola gerak dasar manipulatif yang dilandasi konsep gerak
dalam berbagai bentuk permainan sederhana dan/atau permainan tradisional

4. Menyusun program kelas (scedul)


1. Penyusunan program tahunan

Program tahunan merupakan program umum setiap mata pelajaran untuk setiap kelas,
yang dikembangkan oleh guru mata pelajaran yang bersangkutan. Program ini perlu dipersiapkan
dan dikembangkan oleh guru sebelum tahun ajaran, karena merupakan pedoman bagi
pengembangan program-program berikutnya, seperti program semester, program mingguan, dan
program harian atau program pembelajaran setiap pokok bahasan

Dalam program perencanaan menetapkan alokasi waktu untuk setiap kompetensi dasar
yang harus dicapai, disusun dalam program tahunan. Dengan demikian, penyusunan program
tahunan pada dasarnya adalah menetapkan jumlah waktu yang tersedia untuk setiap kompetensi
dasar.

Langkah-langkah yang dapat dilakukan untuk mengembangkan program tahunan adalah:

a. Menelaah kalender pendidikan, dan ciri khas sekolah/madrasah berdasarkan kebutuhan


tingkat satuan pendidikan.
b. Menandai hari-hari libur, permulaan tahun pelajaran, minggu efektif, belajar, waktu
pembelajaran efektif (per minggu). Hari-hari libur meliputi:
1) Jeda tengah semester
2) Jeda antar semester
3) Libur akhir tahun pelajara
4) Hari libur keagaman
5) Hari libur umum termasuk hari-hari besar nasional
6) Hari libur khusus
c. Menghitung jumlah minggu efektif setiap bulan dan semester dalam satu tahun dan
memasukkan dalam format matrik yang tersedia
d. Medistribusikan olokasi waktu yang disediakan untuk suatu mata pelajaran, pada setiap kd
dan topik bahasannya pada minggu efektif, sesuai ruang lingkup cakupan maeri, tingkat
kesulitan dan pentingnya materi tersebut, serta mempertimbangkan waktu untuk ulangan
serta review materi.

Penentuan alokasi waktu didasarkan kepada jumlah jam pelajaran sesuai dengan struktur
kurikulum yang berlaku serta keluasan materi yang harus dikuasai oleh siswa.

2. Penyusunan program semester

Program semester berisikan garis-garis besar mengenai hal-hal yang hendak dilaksanakan
dan dicapai dalam semester tersebut. Program semester ini merupakan penjabaran dari program
tahunan kalau program tahunan disusun utnuk menentukan jumlah jam yang diperlukan untuk
mencapai kompetensi dasar, maka dalam program semester diarahkan untuk menjawab minggu
keberapa atau kapan pembelajaran untuk mencapai kompetensi dasar itu dilakukan.

Promes atau program semester merupakan langkah awal dalam rangka menyampaikan
materi awal kepada peserta didik, dengan program semester ini akan terinci apa saja yang akan
dilakukan oleh guru dalam kelangsungan belajar mengajar.

Promes memuat alokasi waktu untuk setiap kd atau topik satuan bahasan secara terperinci
pada setiap semester. Setiap kd atau topik satuan bahasan dikembangkan menjadi indikator atau
sub-sub topik dan ditentukan alokasi waktunya untuk setiap minggu efektif pada setiap bulan
selama satu semester.

Langkah-langkah yang dapat dilakukan untuk mengembangkan program semester adalah:

a. Tentukan standar kompetensi (sk) dan kompetensi dasar (kd) yang ingin dicapai.
Dalam hal ini guru tidak perlu merumuskan sk dan kd, sebab semuanya sudah
ditentukan dalam standar isi (si), yakni pada kurikulum tingkat satuan pendidikan
(ktsp) yang sudah kita kenal, kecuali kalau kita memang diharuskan merumuskan sk
dsn kd sendiri, misalnya dalam merumuskan kurikulum muatan lokal (mulok).
b. Lihat program tahunan yang telah kita susun utnuk menentukan alokasi waktu atau
jumlah jam pelajaran setiap sk dank d itu.
c. Tentukan pada bulan dan minggu keberapa proses pembelajaran kd itu akan
dilaksanakan.
d. Membuat catatan atau keterangan untuk bagian-bagian yang membutuhkan
penjelasan

C. Latihan
1. Jelaskan pengertian jaring tema menurut poerwadarminta (1983)?
2. Jelaskan langkah-langkah membuat jaring tema?
3. Buatlah contoh dari jaring tematik?
4. Sebutkan langkah-langkah yang dapat dilakukan untuk mengembangkan program
semester?
5. Apa yang dimaksud program tahunan dan program semester?

D. Rangkuman

Jaringan tema adalah pola hubungan antara tema tertentu dengan sub-sub pokok bahasan
yang diambil dari berbagai bidang studi terkait. Dengan terbentuknya jaringan tema siswa dapat
diharapkan memahami suatu tema tertentu dengan menggunakan pendekatan interdisiplin
berbagai bidang ilmu pengetahuan.

Langkah dalam membuat jaringan tema adalah :

1. Tentukan tema terlebih dahulu.


2. Menginventarisasi materi-materi yang masuk/sesuai dengan tema yang telah ditentukan .
3. Mengelompokkan materi-materi yang sudah diinventarisasik ke dalam rumpun mata
pelajarannya masing-masing.
4. Menghubungkan materi-materi yang telah dikelompokkan dalam rumpun mata pelajaran
dengan tema.

Perencanaan pembelajaran dibuat bukan hanya sebagai pelengkap administrasi, namun


disusun sebagai bagian integral dari proses pekerjaan professional, sehingga berfungsi sebagai
pedoman dalam pelaksanaan pembelajaran. Dengan demikian, penyusunan perencanaan
pembelajaran merupakan suatu keharusan karena didorong oleh kebutuhan agar pelaksanaan
pembelajaran terarah sesuai dengan tujuan dan sasaran yang ingin dicapai.

Tugas-tugas merencanakan administrasi pembelajaran, di antaranya menyusun program


tahunan dan program semester perlu dilakukan dalam rangka mendesain bingkai pembelajaran
efektif.

Secara garis besar, dapat diartikan bahwa peroram tahunan adalah rencana penetapan
alokasi waktu satu tahun untuk mencapai tujuan (sk dan kd) yang telah ditetapkan. Program
semester adalah perencanaan untuk kurun waktu satu semester yang berisi sk/kd dan alokasi
waktu pembelajaran untuk setiap sk/kd, dan waktu pelaksanaan pembelajaran pada setiap
minggu nya. Kalender pendidikan (kaldik) adalah pengaturan waktu untuk kegiatan
pembelajaran peserta didik selama sat tahun ajaran.

Pada dasarnya teknik pengisian program semester sama seperti program tahunan. Yakni
dengan menelaah kalender pendidikan kemudian medistribusikan olokasi waktu yang disediakan
untuk suatu mata pelajaran, pada setiap kd dan topik bahasannya pada minggu efektif, sesuai
ruang lingkup cakupan maeri, tingkat kesulitan dan pentingnya materi tersebut, serta
mempertimbangkan waktu untuk ulangan serta review materi. Yang perlu pencermatan lebih
adalah perumusan indikator dan pemberian materi ke dalam bulan selama satu semester.

E. Tes formatif
1. Berikut yang bukan, merupakan langkah-langkah dalam mengembangkan
program semester adalah:
a) Tentukan standar kompetensi (sk) dan kompetensi dasar (kd) yang ingin dicapai.
Dalam hal ini guru tidak perlu merumuskan sk dan kd, sebab semuanya sudah
ditentukan dalam standar isi (si), yakni pada kurikulum tingkat satuan pendidikan
(ktsp) yang sudah kita kenal, kecuali kalau kita memang diharuskan merumuskan sk
dsn kd sendiri, misalnya dalam merumuskan kurikulum muatan lokal (mulok).
b) Menghitung jumlah minggu efektif setiap bulan dan semester dalam satu tahun dan
memasukkan dalam format matrik yang tersedia
c) Tentukan pada bulan dan minggu keberapa proses pembelajaran kd itu akan
dilaksanakan.
d) Membuat catatan atau keterangan untuk bagian-bagian yang membutuhkan
penjelasan

2. Pembuatan jaringan tema merupakan implementasi dari penerapan model terpadu


dari model pembelajaran:

a) Model pembelajaran webbed

b) Model pembelajaran connected

c) Model pembelajaran diskusi

d) Model pembelajaran integreted

3. Dalam pembuatan jaringan tema melalui beberapa tahapan. Langkah-langkah


yang harus dilalui diantaranya, kecuali:
a) Tentukan terlebih dahulu tema. Cara menetukan tema bisa dilakukan dengan dua cara
 Cara pertama, mempelajari standar kompetensi dan kompetensi dasar yang
terdapat dalam masing-masing mata pelajaran, dilanjutkan dengan menetukan
tema.
 Cara kedua, menentukan terlebih dahulu tema-tema pengikat keterpaduan. Untuk
menentukan tema tersebut, guru dapat bekerjasama dengan siswa-siswi sehingga
sesuai dengan minat serta kebutuhan mereka.
b) Menginvetarisasi materi-materi yang masuk/sesuai dengan tema yag telah ditentukan.
c) Mencampurkan pokok-pokok materi-materi yang sudah diinventarisasi ke dalam
rumpun mata pelajarannya masing-masing.
d) Menghubungkan materi yang telah dikelompokkan dalam rumpun mata pelajaran
dengan tema.

4. Langkah pertama yang dapat dilakukan untuk mengembangkan program semester


adalah:
a) Menentukan si
b) Menentukan sk dan kd
c) Menentukan si dan kd
d) Menentukan kd

5. Langkah pertama yang harus dilakukan dalam membuat jaring tema adalah:
a) Menginventarisasi materi-materi yang masuk/sesuai dengan tema yang telah
ditentukan .
b) Mengelompokkan materi-materi yang sudah diinventarisasik ke dalam rumpun mata
pelajarannya masing-masing.
c) Menententukan tema.
d) Menghubungkan materi-materi yang telah dikelompokkan dalam rumpun mata
pelajaran dengan tema.

F. Balikan dan tindakan lanjutan

Cocokkanlah jawaban anda dengan kunci jawaban tes formatif yang terdapat dibagian
akhir
Paper ini. Hitunglah jawaban yang benar, kemudia gunakan rumus berikut untuk
mengetahui tingkat penugasan anda terhadap materi kegiatan belajar tersebut.
Tingkat penugasan= jumlah jawaban yang benar×10, misalnya jawaban anda yang benar
4, maka 4×20= 80
Dengan ;
90-100= baik sekali
80-89= baik
70-79= cukup
≤70= kurang
Apabila anda mendapat nilai 80 atau lebih, anda dapat meneruskan dengan kegiatan
belajar selanjutnya. Jika kurang maka anda harus mengulang kembali materi tersebut,
terutama bagian yang belum anda kuasai

Kunci Jawaban Tes Formatif

No Tes Formatif 1 Tes Formatif 2 Tes Formatif 3


1. C C B
2. D B C
3. A B C
4. C A B
5. C C A

Glosarium

Efesien : Mampu menjelaskan tugas dengan cermat, dan berdaya guna.

Efektif : Berhasil, Berlaku

Fasilitator : Seseorang yang membantu mencapai tujuan tertentu.

Formatif : Aktifitas guru dan siswa guna memantau kemajuan pembelajaran.

Ilustrasi : Gambaran
Indikator : Variabel-variabel yang dapat menunjukkan ataupun mengindikasikan
kepada pengguna tentang kondisi tertentu.

Kognitif : Untuk menjelaskan aktivitas mental yang berhubungan dengan persepsi,


pikiran, ingatan, dan pengolahan informasi.

Konkret :Benar

Menginventarisasi : Menulis atau Mencatat

Psikomotor : Skill atau kemampuan bertindak

DAFTAR PUSTAKA

Mulyasa,2002, Kurikulum Berbasis Kompetensi Konsep, Karakteristik, dan


Implementasi. Bandung: Rosda Karya

Jurnal Penelitian Pendidikan INSANI, Volume 20, Nomor 2, Desember2017

Depdiknas. 2002. Kurikulum Berbasis Kompetensi. Jakarta: Depdiknas.

Trianto. 2007. Model Pembelajaran Terpadu dalam Teori dan Praktek.


Jakarta: Presentasi Pustaka Publisher.

Sutirjo dan Sri Istuti Mamik. (2005). Tematik: Pembelajaran Efektif dalam
Kurikulum 2004. Malang: Bayumedia Publishing.

Tadris : Jurnal Keguruan dan Ilmu Tarbiyah Vol.2/2/2017.

Depdiknas. 1996. Pembelajaran Terpadu D-ll PGSD dan S-2 Pendidikan


Dasar. Jakarta: Depdiknas.

Anda mungkin juga menyukai