Anda di halaman 1dari 18

34

BAB III
METODE PENELITIAN

Dalam metode penelitian dibahas desain penelitian, tempat dan waktu

penelitian, subjek dan objek penelitian, prosedur penelitian, indikator

ketercapaian hasil penelitian, teknik pengumpulan data, instrumen penelitian,

teknik analisis data, dan uji validitas data.

A. Desain Penelitian
Menurut Arikunto (2014: 3), penelitian tindakan kelas adalah suatu

pengamatan terhadap kegiatan belajar yang berupa tindakan, yang sengaja

dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas secara bersama yang diberikan

oleh guru atau dengan arahan dari guru yang dilakukan oleh siswa yang terdiri

dari dua siklus. Tiap siklusnya terdiri dari empat tahapan, yaitu perencanaan,

pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi, seperti yang terlihat dari bagan di

bawah ini.
Gambar 1
Proses Tindakan Kelas Siklus I dan Siklus II (Arikunto dkk, 2014: 16)

Perencanaan

Refleksi SIKLUS I Pelaksanaan

B. Tempat dan Waktu Penelitian Pengamatan


1. Tempat Penelitian
Penelitian ini akan Perencanaan
dilaksanakan di Madrasah Aliyah Negeri

Purworejo, pada siswa kelas X IIS34


2 tahun pelajaran 2014/2015.
Refleksi SIKLUS II Pelaksanaan
2. Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan selama enam bulan, dari bulan Januari
Pengamatan
2015 sampai dengan Juni 2015. Jadwal kegiatan selengkapnya dapat

?
dilihat pada tabel berikut.
Tabel 1. Rincian Waktu dan Jenis Kegiatan Penelitian
35

Bulan (tahun 2014/2015)


No Kegiatan
Jan Feb Maret April Mei Juni
1 Obsevasi
Lapangan
2 Penyusunan
Instrumen
3 Pelaksanaan
Penelitian
4 Analisis
Data
5 Penyusunan
Laporan

C. Subjek dan Objek Penelitian


Menurut Suwandi (2012: 60), subjek penelitian adalah siswa dan guru

yang terlibat dalam pelaksanaan pembelajaran yang berlangsung. Namun,

subjek itu dapat dari siswa yang akan dijadikan sebagai pelakunya bisa juga

dari gurunya. Jadi, subjek penelitian adalah sesuatu yang memuat keterangan

mengenai objek yang diteliti. Subjek dalam penelitian ini adalah 31 orang

siswa kelas X IIS 2 MAN Purworejo tahun pelajaran 2014/2015 yang terdiri

dari 9 siswa laki-laki dan 21 siswa perempuan.


Menurut Suwandi (2012: 23), objek PTK harus merupakan sesuatu

yang aktif dan dapat dikenai aktivitas artinya bukan objek yang diam dan tidak

bergerak. Objek penelitian ini adalah keterampilan siswa kelas X IIS 2 MAN

Purworejo dalam menulis teks prosedur kompleks tanpa dan dengan media

gambar berseri.

D. Prosedur Penelitian
Pada tahap awal penelitian dilakukan pengamatan terhadap

pembelajaran di kelas dan tes dengan tujuan untuk memperoleh data awal

tentang pembelajaran menulis teks prosedur kompleks. Setelah data awal

terkumpul kemudian diberi tindakan, dilanjutkan dengan aktivitas


36

perencanaan, pelaksanaan tindakan, pengamatan, dan refleksi. Tahap tersebut

dilakukan berulang-ulang, pengulangan tahap tersebut dilakukan berdasarkan

pada hasil refleksi yang diberikan pada setiap akhir siklus.


Penelitian tindakan kelas ini, dilaksanakan dengan dua siklus yaitu

siklus I dan siklus II. Namun, terlebih dahulu peneliti melakukan pratindakan

untuk mengetahui kondisi nyata pada saat pembelajaran di kelas.


1. Prosedur pada Pratindakan/prasiklus
Prosedur pada pratindakan/prasiklus dilakukan dengan pengamatan

kelas dan tes awal. Pengamatan kelas dilakukan untuk mengetahui kondisi

saat kegiatan belajar mengajar di dalam kelas, sedangkan tes dilakukan

agar dapat mengetahui kemampuan siswa dalam menulis teks prosedur

kompleks sebelum dilakukan tindakan. Dari data hasil tes yang telah

dilakukan, dapat ditemukan kesulitan-kesulitan siswa sehingga peneliti

dapat mendiskusikan kesulitan itu dengan guru untuk menemukan

pemecahannya, yaitu dengan bantuan media bergambar dalam menulis

teks prosedur kompleks.


2. Prosedur Tindakan pada Siklus I
Prosedur tindakan pada siklus I memiliki empat tahap, yaitu

kegiatan perencanaan (planing), tindakan (acting), obsevasi (pengamatan),

refleksi (evaluasi).
a. Kegiatan Perencanaan (planing)
Tahap ini peneliti melakukan rencana awal sampai akhir

sebelum melakukan penelitian. Rancangan kegiatan yang dilakukan

peneliti pada tahap perancangan ini adalah: (1) menyusun rencana

pelaksanaan pembelajaran (RPP) mengenai pembelajaran menulis teks

prosedur kompleks yang akan dilaksanakan, (2) menentukan waktu

pelaksanaan, yaitu satu kali pertemuan (2x45 menit) untuk setiap


37

siklus, (3) menyiapkan instrumen tes berupa soal menulis teks prosedur

kompleks dan pedoman penilaiannya.


b. Tindakan (acting)
Tindakan itu meliputi: (1) siswa membaca contoh teks prosedur

kompleks yang disediakan oleh guru, (2) siswa mengamati struktur

teks prosedur kompleks, (3) guru dan siswa melaksanakan tanya jawab

seputar materi teks prsedur kompleks, (4) guru membagikan gambar

berseri kepada siswa, (5) guru memberikan tugas menulis teks

prosedur kompleks pada siswa sesuai dengan gambar yang ditentukan,

(6) siswa menulis teks prosedur kompleks berdasarkan gambar, dan (7)

guru mengevaluasi hasil yang ditulis oleh siswa.


c. Observasi (pengamatan)
Observasi dilakukan selama kegiatan belajar mengajar

berlangsung. Pengamatan bertujuan untuk mengetahui, mengumpulkan

data, dan mendokumentasikan segala hal yang berkaitan dengan hasil

dan proses pelaksanaan tindakan. Melakukan pengamatan terhadap

kegiatan belajar mengajar yang berlangsung dengan media gambar

berseri. Pengambilan data dilakukan dengan cara tes dan nontes. Data

tes digunakan untuk mengetahui kemampuan siswa dalam memahami

teks prosedur kompleks dan diperoleh dari hasil setelah siswa

menjawab soal yang berkaitan dengan teks prosedur kompleks yang

sudah dibaca. Data nontes diperoleh dari lembar observasi dan catatan

lapangan yang berisi pengamatan terhadap sikap, kondisi, dan

perhatian siswa selama mengikuti kegiatan pembelajaran teks prosedur

kompleks dengan media gambar berseri.


d. Refleksi (evaluasi)
38

Pada tahap ini, peneliti mengumpulkan semua informasi yang

diperoleh dari hasil tes keterampilan menulis teks prosedur kompleks

dengan media gambar berseri dan hasil nontes yang berupa lembar

observasi, catatan lapangan, angket, dan dokumentasi foto. Setelah

dikumpulkan, data dievaluasi dan dikaji untuk mendapatkan hasil

keterampilan siswa. Dari hasil tersebut kemudian dianalisis kesulitan

siswa untuk mendapatkan hasil yang lebih baik pada siklus berikutnya.
3. Prosedur Tindakan pada Siklus II
Prosedur tindakan pada siklus II memiliki empat tahap, yaitu

kegiatan perencanaan (planing), tindakan (acting), obsevasi (pengamatan),

refleksi (evaluasi).
a. Kegiatan Perencanaan (planing)
Tahap ini peneliti melakukan rencana sebagai tindak lanjut atas

hasil evaluasi yang diperoleh pada siklus I. Rancangan kegiatan yang

dilakukan peneliti pada tahap perancangan ini adalah: (1) menentukan

jadwal pelaksanaan penelitian, (2) memperbaiki rencana pelaksanaan

pembelajaran (RPP) mengenai pembelajaran menulis teks prosedur

kompleks yang akan dilaksanakan sebagai tindak lanjut atas hasil

evaluasi pada siklus I, (3) menyiapkan instrumen penelitian yang

terdiri atas lembar observasi, angket, dan dokumentasi foto untuk

memperoleh data nontes siklus II, (4) menyiapkan instrumen berupa

soal sebagai hasil penilaian siklus II, dan (5) menyiapkan alat

dokumentasi foto.
b. Tindakan (acting)
Tindakan yang dilakukan pada tahap ini adalah penerapan isi

perencanaan yang telah disusun. Tindakan itu meliputi: (1) siswa


39

kembali membaca contoh teks prosedur kompleks yang berbeda

dengan tahap siklus I, (2) guru menegaskan kembali mengenai materi

menulis teks prosedur kompleks dan kegunaan media gambar berseri

dalam pembelajaran menulis teks prosedur kompleks, (3) guru dan

siswa melaksanakan tanya jawab seputar materi teks prosedur

kompleks dan kegunaan media gambar berseri, (4) guru memberikan

sebuah gambar sebagai acuan dalam siswa menulis teks prosedur

kompleks, (5) guru memberikan tugas menulis teks prosedur kompleks

pada siswa, (6) siswa menulis teks prosedur kompleks berdasarkan

gambar yang tersedia, (7) guru melakukan evaluasi terhadap teks

prosedur kompleks yang ditulis oleh siswa.


c. Observasi (pengamatan)
Pada tahap ini dilakukan pengamatan respon siswa terhadap

pembelajaran menulis teks prosedur kompleks dengan media gambar

berseri selama proses pembelajaran berlangsung pada siklus II. Hasil

observasi digunakan untuk mengetahui sejauh mana perhatian,

keaktifan, kreativitas, dan antusias siswa pada kegiatan pembelajaran

menulis teks prosedur kompleks dengan media gambar berseri pada

siklus II.
d. Refleksi (evaluasi)
Pada tahap ini dilakukan analisis terhadap kemampuan siswa

dalam menulis teks prosedur kompleks. Hasil tes pada siklus II akan

menentukan berhasil atau tidaknya penggunaan media gambar berseri

dalam meningkatkan kemampuan menulis teks prosedur kompleks

siswa.
E. Indikator Ketercapaian Hasil Penelitian
40

Indikator ketercapaian hasil penelitian ditandai dengan adanya

perubahan menuju arah perbaikan. Indikator ketercapaian dalam penelitian

tindakan kelas ini dikelompokkan menjadi dua aspek, yaitu sebagai berikut.

1. Indikator ketercapaian dilihat dari tindak belajar atau perkembangan proses

pembelajaran di kelas, yaitu sebagai berikut.


a. Proses pembelajaran dilaksanakan dengan menarik dan menyenangkan.
b. Siswa aktif berperan serta selama proses pembelajaran berlangsung.
c. Terjadi peningkatan minat siswa terhadap pembelajaran menulis teks

prosedur kompleks.
2. Indikator ketercapaian hasil, dideskripsikan dari keberhasilan siswa dalam

praktik menulis teks prosedur kompleks dengan menggunakan media

gambar berseri. Keberhasilan hasil diperoleh jika terjadi peningkatan antara

prestasi subjek penelitian sebelum diberikan tindakan dan sesudah

diberikan tindakan. Peningkatan yang akan dicapai adalah sebagai berikut:


a. dari nilai rata-rata 31 siswa kelas X dalam satu kelas yang semula 66.1

menjadi 8,00;
b. dari 11 siswa yang tuntas dalam mengikuti pembelajaran menulis teks

prosedur kompleks menjadi 25 siswa.

F. Teknik Pengumpulan Data


Suyadi (2010: 84), teknik pengumpulan data adalah metode yang

digunakan peneliti dalam merekam data (informasi) yang dibutuhkan. Teknik

pengumpulan data dalam penelitian ini meliputi teknik tes dan nontes. Dalam

teknik nontes meliputi lembar observasi, angket, wawancara, dokumentasi

foto, dan catatan lapangan.


1. Teknik Tes
Tes merupakan sebuah instrumen atau prosedur yang sistematis

untuk mengukur suatu sampel tingkah laku, misalnya untuk menjawab

pertanyaan seberapa baik (tinggi) kinerja seseorang yang jawabannya


41

berupa angka (Nurgiyantoro, 2010: 7). Teknik tes digunakan untuk

memperoleh gambaran hasil siswa dalam menulis teks prosedur kompleks.

Teknik ini dilakukan dengan cara memberikan tugas kepada siswa untuk

menulis teks prosedur kompleks. Dalam tahap ini tes keterampilan awal

diberikan setelah pembelajaran menulis teks prosedur kompleks dilakukan

tanpa menggunakan media gambar berseri untuk pembelajarannya. Guru

menyampaikan materi tentang teks prosedur kompleks dan memberi

contoh teks prosedur kompleks selanjutnya siswa diberi tugas untuk

menulis teks prosedur kompleks dengan tema bebas.


Tes kedua dilakukan pada akhir pembelajaran siklus I, setelah

siswa mencermati contoh teks prosedur kompleks selanjutnya siswa

memahami media gambar berseri yang akan dijadikan sebagai pedoman

siswa dalam menulis teks prosedur kompleks dan siswa ditugaskan untuk

membuat teks prosedur kompleks berdasarkan media gambar berseri

tersebut. Sedangkan tes ketiga dilakukan pada akhir pembelajaran siklus

II. Setelah guru merefleksi pembelajaran menulis teks prosedur kompleks

pada siklus I, siswa ditugaskan kembali untuk menulis teks prosedur

kompleks dengan media gambar berseri yang berbeda dari siklus I.


2. Teknik Nontes
a. Teknik angket
Angket yang digunakan adalah lembar angket yang dibuat dengan

klasifikasi opsi jawaban ya atau tidak dan disertai dengan alasan. Efektivi-

tas proses pembelajaran dan penggunaan aspek afektif siswa akan di-

analisis dengan membandingkan antara data tes kemampuan awal, tes

siklus I, dan tes siklus II. Lembar angket dibagikan kepada siswa setelah
42

proses pembelajaran menulis teks prosedur kompleks pada tes kemampuan

awal, siklus I dan siklus II. Angket yang digunakan mencakup sikap siswa

selama jalannya proses pembelajaran dan untuk mengetahui minat siswa

dalam mengikuti pembelajaran menulis teks prosedur kompleks sebelum

dan sesudah menggunakan media gambar berseri. Siswa diminta

menjawab pertanyaan yang ada dalam lembar angket yang sudah

dipersiapkan oleh peneliti.


b. Teknik observasi
Hadi mengemukakan bahwa observasi merupakan suatu proses

yang kompleks, suatu proses yang tersusun dari berbagai proses biologis

dan psikologis (Sugiyono, 2013: 203). Dua di antara yang terpenting

adalah proses-proses pengamatan dan ingatan. Pelaksanaan observasi

dilakukan dengan mengamati segala hal yang berhubungan dengan siswa

dan kondisi belajar mengajar. Pada tahap persiapan, observasi dilakukan

untuk lebih mengenal keadaan siswa. Teknik observasi ini dilakukan untuk

melihat aktivitas dan efektivitas siswa, dan untuk mengetahui sikap siswa

dalam proses pembelajaran menulis teks prosedur kompleks selama proses

pembelajaran berlangsung.
c. Teknik Wawacara
Wawancara merupakan suatu cara yang dipergunakan untuk

mendapatkan informasi dari responden (peserta didik, orang yang

diwawancarai) dengan melakukan tanya jawab sepihak. Artinya, dalam

kegiatan wawancara itu pertanyaan hanya berasal dari pihak pewawancara,

sedang responden yang menjawab pertanyaan-pertanyaan saja

(Nurgiyantoro, 2010: 96). Wawancara dilakukan untuk memperoleh


43

informasi yang dibutuhkan baik dari siswa maupun dari guru. Wawancara

kepada siswa dilakukan untuk mengetahui minat siswa terhadap

pembelajaran menulis teks prosedur kompleks. Wawancara kepada guru

pun dilakukan dengan tujuan mengetahui minat siswa terhadap menulis

teks prosedur kompleks dilihat dari kesungguhan siswa di kelas, hasil

pekerjaan siswa, dan nilai yang diperoleh siswa.


Selain tujuan tersebut, wawancara dalam kaitannya untuk

memperoleh informasi tentang peserta didik dimaksudkan untuk menggali

jati diri mereka. Misalnya, tentang kondisi keluarga, pekerjaan, dan

pendidikan orang tua, keseharian mereka di rumah, waktu belajar, dan

lain-lain yang dibutuhkan. Informasi yang diperoleh lewat wawancara

sebenarnya juga dapat diperoleh lewat pemberian angket. Jadi, kedua

teknik tersebut dapat dipilih salah satu atau dapat dilakukan keduanya,

yaitu setelah peserta didik mengisi angket kemudian diwawancarai hal-hal

yang belum ditanyakan dalam daftar angket. Jadi, keduanya dapat saling

memperkuat atau untuk tujuan cek silang informasi yang diperoleh.


d. Dokumentasi Foto
Dokumen foto digunakan sebagai pelengkap untuk menganalisis

data penelitian. Dalam penelitian tindakan kelas ini foto sangat menunjang

karena semua kegiatan pembelajaran dapat terekam secara visual. Foto-

foto yang diambil berupa aktivitas-aktivitas siswa dalam kegiatan

pembelajaran menulis teks prosedur kompleks.


e. Catatan lapangan
Catatan lapangan adalah riwayat tertulis, deskriptif tentang apa

yang dikatakan atau yang dilakukan baik guru maupun siswa dalam situasi

pembelajaran dalam suatu jangka waktu. Catatan lapangan digunakan


44

untuk melihat perkembangan tindakan serta perkembangan siswa dalam

melakukan proses pembelajaran.

G. Instrumen Penelitian
Menurut Sugiyono (2013: 148), instrumen penelitian adalah suatu alat

yang digunakan mengukur fenomena alam maupun sosial yang akan diamati.

Pada penelitian ini, peneliti menggunakan dua instrumen penelitian yaitu tes

dan nontes.

1. Instrumen Tes
Instrumen tes ini berupa soal tes menulis teks prosedur kompleks

yang ditulis oleh siswa. Selain melalui tes, nilai rata-rata siswa dalam

menulis teks prosedur kompleks juga dapat diambil dari hasil menulis teks

prosedur kompleks siswa. Hasil tersebut kemudian dikumpulkan menjadi

satu oleh peneliti dan peneliti akan mengevaluasi pekerjaan siswa satu per

satu dengan memperhatikan kriteria penilaian seperti Tabel 1., di bawah

ini.
Tabel 2. Kriteria Penilaian Menulis Teks Prosedur Kompleks
No. Aspek yang Dinilai Tingkat Skor
1. Isi
Isi amat sesuai tema Amat baik 25
Isi kurang sesui dengan tema Baik 20
Isi tidak sesuai dengan tema Kurang 10
2. Organisasi
Amat jelas, kaya akan gagasan,
urutan amat logis, kohesi amat Amat baik 25
tinggi
Jelas, banyak gagasan, urutan Baik 20
logis,kohesi tinggi
Kurang jelas, kurang gagasan,
urutan kurang logis, kohesi kurang 10
kurang tinggi
3. Bahasa (Tata Bahasa dan Struktur)
Amat menguasai tata bahasa,
amat sedikit kesalahan Amat baik 25
45

penggunaan dan penyusunan


kalimat dan kata
Penggunaan dan penyusunan Baik 20
kalimat sederhana, sedikit
kesalahan tata bahasa
Kesulitan dalam penggunaan Kurang 10
dan penyusunan kalimat
sederhana, banyak kesalahan
tata bahasa
Pada nomor 4 dapat dilihat pada halaman berikutnya.

Lanjutan Tabel 7 sebagai berikut.


4. Kerapian
Sangat rapi Amat baik 25
Rapi Baik 20
Kurang rapi Kurang `0
(Nurgiyantoro, 2010: 440)

Rentang Skor Predikat


81-100 Amat Baik
61-80 Baik
46-60 Cukup
1-45 Kurang

2. Instrumen Nontes
Menurut Nurgiyantoro (2010: 90), teknik nontes merupakan alat

penilaian yang dipergunakan untuk mendapatkan informasi tentang

keadaan siswa atau peserta tes tanpa melalui tes dengan alat tes. Instrumen

nontes dalam penelitian ini yaitu menggunakan angket, pengamatan atau

observasi, wawancara, dokumentasi foto, dan catatan lapangan.


a. Angket
Angket merupakan serangkaian pertanyaan/ pernyataan tertulis

yang ditujukan kepada responden mengenai masalah-masalah yang

akan diteliti dengan tujuan untuk mendapat tanggapan dari responden

(Nurgiyantoro, 2010: 91). Setiap siswa akan diberi angket mengenai


46

menulis teks prosedur kompleks dan setiap siswa bebas memilih

jawaban dari setiap pertayaan atau pernyataan yang diajukan oleh

peneliti.

b. Pengamatan atau Observasi


Pengamatan atau observasi merupakan cara untuk mendapatkan

informasi dengan cara mengamati siswa secara langsung, cermat, dan

teliti (Nurgiyantoro, 2010: 93). Dalam pengamatan atau observasi ini,

peneliti menyusun pedoman untuk mengamati perilaku-perilaku siswa

pada saat pembelajaran. Setiap proses pembelajaran berlangsung,

peneliti melakukan pengamatan terhadap perilaku siswa.


c. Pedoman Wawancara
Dalam penelitian tindakan kelas, wawancara yang baik adalah

menggunakan wawancara mendalam. Wawancara mendalam biasanya

mengarah kepada pernyataan dan pendapat responden dalam situasi

yang spesifik dan relevan, dengan tujuan yang hendak diteliti.

Wawancara dilakukan dengan tujuan memperoleh informasi dari

narasumber. Wawancara bertujuan memberikan fakta, alasan, dan opini

untuk sebuah topik tertentu dengan menggunakan kata-kata

narasumber sehingga pendengar dapat membuat kesimpulan atau

keabsahan dari apa yang dikatakan.


d. Foto
Dokumentasi foto digunakan untuk melengkapi bukti-bukti

telah dilakukannya penelitian terhadap siswa. Bukti-bukti ini dapat

digunakan untuk mengetahui seberapa besar minat siswa terhadap

pembelajaran menulis teks prosedur kompleks baik sebelum


47

menggunakan media gambar berseri atau setelah menggunakan media

gambar berseri. Foto-foto yang diambil tentu foto yang mengandung

aktivitas pada saat pembelajaran sedang berlangsung.


e. Lembar Catatan Lapangan
Dalam penelitian tindakan kelas, lembar catatan lapangan

merupakan instrumen untuk mencatat segala peristiwa yang terjadi

sehubungan dengan tindakan yang dilakukan guru dan siswa selama

proses pembelajaran. Lembar catatan lapangan berguna untuk melihat

perkembangan tindakan serta perkembangan siswa dalam melakukan

proses pembelajaran.

H. Teknik Analisis Data


Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian tindakan kelas

ini dengan teknik analisis data secara kuantitatif dan kualitatif. Tujuan teknik

analisis data ini untuk mengetahui secara terperinci cara memperoleh data dan

perkembangan penelitian.
1. Teknik Kuantitatif
Teknik analisis data kuantitatif digunakan untuk menganalisis data

berupa skor, yang merupakan hasil penilaian kemampuan menulis teks

prosedur kompleks. Teknik analisis data kuantitatif dalam penelitian ini

diperoleh dengan menggunakan perhitungan mean (nilai rata-rata hitung).


Nurgiyantoro (2010: 219) menyatakan bahwa rumus nilai rata-rata

adalah
X= x
N
Keterangan:
X : nilai rata-rata hitung
x : jumlah frekuensi skor (nilai) yang ada
N : jumlah sampel

2. Teknik Kualitatif
48

Teknik kualitatif adalah teknik analisis yang berkaitan dengan data

kualitatif yaitu data yang berupa informasi berbentuk kalimat yang

memberi gambaran tentang ekspresi siswa tentang tingkat pemahaman

terhadap suatu mata pelajaran (kognitif), pandangan atau sikap siswa

mengikuti pelajaran, perhatian, antusias dalam belajar dan sejenisnya,

dapat dianalisis secara kualitatif (Arikunto, 2014: 131). Data kualitatif ini

diperoleh dari data nontes yaitu observasi, angket, wawancara, dan

dokumentasi. Data observasi, wawancara, dan angket dianalisis untuk

mengetahui kesulitan siswa selama proses pembelajaran menulis teks

prosedur kompleks dengan media gamabar berseri. Sementara itu,

dokumentasi foto digunakan untuk merekam kegiatan siswa dalam proses

pembelajaran. Analisis dilakukan dengan cara memadukan data secara

keseluruhan. Analisis dan pendeskripsian data nontes ini bertujuan untuk

mengungkapkan semua perilaku siswa dan perubahannya selama

pembelajaran dari siklus I ke siklus II.

I. Uji Validitas Data

Uji validitas data dipenuhi dengan melibatkan lebih dari satu sumber

data (triangulasi). Moeloeng (2005: 331) menyatakan bahwa triangulasi

merupakan teknik keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain di

luar data tersebut untuk keperluan pengecekan terhadap data yang diperoleh.

Triangulasi ini dapat melalui sumber, metode penelitian, dan teori yang ada.
49

Triangulasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah triangulasi sumber,

triangulasi metode, dan triangulasi teori.

1. Triangulasi Sumber

Triangulasi sumber yaitu membandingkan dan mengecek balik

derajat kepercayaan suatu informasi yang diperoleh melalui waktu dan alat

yang berbeda dalam penelitian kualitatif. Hal tersebut dapat dilakukan

dengan cara membandingkan data hasil pengamatan dengan data hasil

wawancara, membandingkan apa yang dikatakan orang di depan umum

dengan apa yang dikatakan secara pribadi, membandingkan dengan apa

yang dikatakan orang-orang tentang situasi penelitian dengan apa yang

dikatakannya sepanjang waktu, membandingkan keadaan dan perspektif

seseorang dengan berbagai pendapat dan pandangan orang, dan

membandingkan hasil wawancara dengan isi atau dokumen yang berkaitan.

Dalam penelitian ini, peneliti membandingkan sumber data yang

berbeda dari hasil pengamatan dan wawancara yang sudah dilakukan

dengan guru dan siswa. Wawancara terhadap guru dan siswa dilakukan

untuk mengetahui kebenaran terhadap sikap dan kondisi siswa dalam

mengikuti kegiatan pembelajaran, mengetahui kebenaran minat siswa

dalam menulis teks prosedur kompleks dengan media dan tanpa media

pembelajaran, serta mengetahui kegiatan siswa dalam pembelajaran

menulis teks prosedur kompleks.

2. Triangulasi Metode
50

Pada triangulasi dengan metode, tardapat dua strategi, yaitu: (1)

pengecekan derajat kepercayaan penemuan hasil penelitian beberapa

pengumpulan data dan (2) pengecekan derajat kepercayaan beberapa

sumber data dengan metode yang sama. Untuk memperoleh kebenaran

informasi yang utuh, peneliti menggunakan metode wawancara dan metode

obsevasi. Metode wawancara dilakukan terhadap guru dan siswa. Hasil

wawancara dibandingkan dengan hasil observasi yang dilakukan langsung

untuk melihat apakah hasil temuan dengan metode wawancara sama

dengan metode observasi. Melalui berbagai perspektif atau pandangan,

peneliti memperoleh hasil yang mendekati kebenaran.

3. Triangulasi Teori

Data atau hasil pendekatan dikonfirmasikan dengan teori-teori yang

sudah ada dan relevan, baik teori yang terdapat dalam buku-buku ilmiah

maupun laporan penelitian. Teori dari berbagai sumber tersebut sebagai

materi yang relevan berkaitan dengan peningkatan kemampuan menulis

teks prosedur kompleks dengan media gambar berseri.

J. Teknik Penyajian Hasil Analisis


Dalam penelitian tindakan kelas ini, peneliti menggunakan teknik

penyajian hasil analisis data informal. Teknik penyajian hasil analisis data

informal merupakan perumusan dengan kata-kata biasa (Sudaryanto, 1993:

145). Dalam penelitian ini, diterapkan teknik informal karena dalam penelitian

menulis teks prosedur kompleks dengan media gambar berseri pada siswa
51

MAN Purworejo di dalamnya menggunakan kata-kata biasa, dan tidak

menggunakan lambang-lambang atau simbol.

Anda mungkin juga menyukai