Anda di halaman 1dari 19

15

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di SMP Negeri 6 Sambaliung pada semester ganjil

bulan Oktober 2019. Penelitian disesuaikan dengan jam pelajaran IPA kelas 7

SMP Negeri 6 Sambaliung.

B. Metode dan Desain Intervensi Tindakan

Penelitian Tindakan Kelas (PTK) adalah pencermatan dalam bentuk

tindakan terhadap kegiatan belajar yang sengaja dimunculkan dan terjadi dalam

sebuah kelas secara bersamaan (Suyadi:18). Satu pembeda PTK dengan penelitian

jenis lain adalah obyeknya. Obyek penelitian PTK dalam pendidikan adalah

pelaksana KBM dengan tujuan untuk memperbaiki pelaksanaan KBM tersebut.

Selain itu, PTK juga membantu guru dalam memecahkan masalah pembelajaran

di kelas dan mendorong guru untuk selalu berfikir kritis terhadap apa yang mereka

lakukan sehingga menemukan teori sendiri tanpa tergantung teori yang mutlak

dan bersifat universal yang ditemukan para pakar yang tidak sesuai dengan situasi

dan kondisi kelas (Saminanto:3)

PTK merupakan pencermatan yang dilakukan oleh orang-orang yang

terlibat di dalamnya baik guru, peserta didik dan kepala sekolah dengan

menggunakan metode refleksi diri dan dan bertujuan untuk melakukan perbaikan

di berbagai aspek pembelajaran (Suyadi:22).


16

Menurut Suharsimi prinsip PTK harus ada kesadaran untuk memperbaiki

kinerja bisa diartikan PTK merupakan suatu penelitian yang menunjuk suatu

kegiatan mencermati suatu objek dengan menggunakan cara dan aturan

metodologi tertentu untuk memperoleh data dan informasi yang bermanfaat dalam

meningkatkan mutu suatu hal yang menarik minat dan penting bagi peneliti.

PTK juga merupakan suatu tindakan menunjuk pada sesuatu gerak

kegiatan yang sengaja dilakukan dengan tujuan tertentu berbentuk rangkaian

siklus kegiatan, kemudian kelas dalam hal ini tidak terikat pada pengertian ruang

kelas, tetapi dalam pengertian yang lebih spesifik (Suharsimi:3).

Pelaksanaan Tindakan Kelas (PTK) melalui beberapa siklus, setiap siklus

melalui tahapan :

1) Perencanaan (Planning)

2) Tindakan (Action)

3) Pengamatan (Observation)

4) Refleksi (Reflection)

Hubungan antara komponen-komponen tersebut menunjukkan sebuah

siklus atau kegiatan berkelanjutan berulang. Dengan demikian, tindakan (action)

dan pengamatan (observation) merupakan salah satu kesatuan dan dilaksanakan

pada waktu yang bersamaan. Hasil dari pengamatan ini kemudian dijadikan dasar

sebagai langkah berikutnya, yaitu refleksi untuk mencermati apa yang sudah

terjadi. Dan dari hasil refleksi dilakukan perencanaan tindakan untuk siklus

selanjutnya.

1. Siklus I

a. Perencanaan
17

Pada tahap ini kegiatan yang dilakukan adalah sebagai berikut :

1) Peneliti bersama observer menyusun skenario pembelajaran materi Suhu dan

Pemuaian dengan menerapkan pembelajaran berorientasi HOTS menggunakan

model pembelajaran Discovery Learning.

2) Menyiapkan RPP materi Suhu dan Pemuaian dengan menerapkan

pembelajaran berorientasi HOTS menggunakan model pembelajaran

Discovery Learning.

3) Menyiapkan lembar observasi yang digunakan saat menerapkan pembelajaran

berorientasi HOTS menggunakan model pembelajaran Discovery Learning.

4) Membuat angket untuk mengetahui respon siswa terhadap pelaksanaan

pembelajaran IPA dengan menerapkan pembelajaran berorientasi HOTS

menggunakan model pembelajaran Discovery Learning.

5) Menyusun alat evaluasi berupa kuis untuk mengetahui tingkat pemahaman

siswa setelah mempelajari materi Suhu dan Pemuaian dengan menerapkan

pembelajaran berorientasi HOTS menggunakan model pembelajaran

Discovery Learning.

b. Tindakan dan Observasi

Setelah semua kegiatan pada tahap perencanaan dibuat, langkah

selanjutnya adalah pelaksanaan pembelajaran oleh peneliti dengan menerapkan

pembelajaran berorientasi HOTS menggunakan model pembelajaran Discovery

Learning sesuai dengan persiapan yang direncanakan. Pada tahap ini observer

melakukan pengamatan untuk mengetahui efektifitas model pembelajaran yang

sedang diujicobakan. Pengamatan difokuskan pada proses pembelajaran dan hasil

belajar. Setelah dilakukan observasi kemudian dilakukan refleksi.


18

c. Refleksi

Data yang terkumpul pada tahapan observasi dikumpulkan dan dianalisis.

Dari hasil analisis akan terlihat berhasil tidaknya kegiatan yang dilakukan. Hasil

dari refleksi dapat dijadikan acuan untuk merencanakan siklus selanjutnya, jika

siklus sebelumnya dipandang belum memecahkan masalah yang ada. Dari

refleksi muncul permasalahan yang pada gilirannya perlu dilakukan siklus

berulang sampai suatu permasalahan dapat diatasi.

2. Siklus II

Dari hasil siklus I, dilakukan langkah selanjutnya yaitu tahap

penyempurnaan atau revisi terhadap penerapan pembelajaran berorientasi HOTS

menggunakan model pembelajaran Discovery Learning yang akan diterapkan

pada siklus II dengan langkah sebagai berikut :

a. Perencanaan

Dari hasil refleksi pada siklus I, maka langkah pada siklus II meliputi:

1) Merevisi skenario pembelajaran materi Suhu dan Pemuaian dengan

menerapkan pembelajaran berorientasi HOTS menggunakan model

pembelajaran Discovery Learning.

2) Menyiapkan lembar observasi yang digunakan saat penerapan Suhu dan

Pemuaian dengan menerapkan pembelajaran berorientasi HOTS menggunakan

model pembelajaran Discovery Learning.

3) Membuat angket untuk mengetahui respon siswa terhadap pelaksanaan

pembelajaran IPA dengan menerapkan pembelajaran berorientasi HOTS

menggunakan model pembelajaran Discovery Learning.


19

4) Menyusun alat evaluasi berupa tes untuk mengetahui tingkat pemahaman

siswa setelah mempelajari materi Suhu dan Pemuaian dengan menerapkan

pembelajaran berorientasi HOTS menggunakan model pembelajaran

Discovery Learning.

b. Tindakan dan observasi

Perbaikan dan penyempurnaan yang dilakukan peneliti beserta observer

pada tahap perencaan diujicobakan kembali dan dilakukan pengamatan kemudian

dilakukan refleksi.

c. Refleksi

Data yang diperoleh dari kegiatan tindakan dan observasi kemudian

diproses dan dibandingkan dengan data yang diperoleh pada siklus I untuk

mengetahui hasil dari penerapan pembelajaran berorientasi HOTS menggunakan

model pembelajaran Discovery Learning.

Alur pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) digambarkan sebagai berikut :

Refleksi

Observasi Refleksi
Siklus I

Action Planning

Observasi Refleksi
Siklus II

Action Planning

Gambar 3.1. Diagram Alur Pelaksanaan PTK


20

C. Subyek/Partisipan yang Terlibat dalam Penelitian

Subyek penelitian adalah siswa kelas 7 SMP Negeri 6 Sambaliung yang

berjumlah 31 siswa. Peneliti memilih kelas 7 sebagai subjek penelitian karena

peneliti mengajar di kelas 7 dan yang paling mendasar karena kelas 7 merupakan

kelas yang siswanya kurang aktif dalam pembelajaran dibanding dengan kelas 7A,

7B, 7D dan 7E.

D. Peran dan Posisi Peneliti dalam Penelitian

Berdasarkan pendekatan dan jenis penelitian, peneliti berperan sebagai :

(1) pengelola instrumen, (2) perancang tindakan dan (3) pengumpul data. Sedang

dalam melaksanakan tindakan dibantu oleh Pengawas Pembina yang bertindak

sebagai observer.

E. Tahapan Intervensi Tindakan

1. Rencana Kerja

Rencana kerja berupa urutan-urutan kerja mulai dari awal kegiatan sampai

penyusunan laporan Penelitian Tindakan Kelas yang mengacu pada program

semester.

2. Siklus I

a. Tahap Pendahuluan/Perencanaan Siklus I

Tahapan pendahuluan meliputi : (1) menyusun bahan ajar, (2) menyusun

rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP), yang dalam pembelajaran menerapkan

pembelajaran berorientasi HOTS menggunakan model pembelajaran Discovery


21

Learning, (3) membuat soal dan lembar kerja peserta didik (LKPD) materi Suhu

dan Pemuaian, (4) menyusun lembar observasi keaktifan guru, (5) menyusun

angket motivasi siswa, (6) menyusun lembar observasi keaktifan siswa, (7)

menyusun pedoman penskoran, (8) meminta Pengawas Pembina sebagai observer,

(9) melapor kepada Kepala Sekolah bahwa akan melakukan penelitian tindakan.

b. Tahap Tindakan Siklus I

Tahapan pelaksanaan tindakan merupakan tahapan inti dalam PTK ini,

yaitu : menerapkan pembelajaran berorientasi HOTS menggunakan model

pembelajaran Discovery Learning untuk menunjang peningkatan motivasi siswa

meliputi :

1) Prasyarat : guru sebagai peneliti memberi motivasi siswa dan menyampaikan

informasi tujuan pembelajaran.

2) Motivasi : guru memberi motivasi untuk merangsang siswa dalam

pembelajaran

3) Kegiatan inti pada pertemuan pertama dilakukan sebagai antara lain : (1) guru

menyampaikan kalimat pembuka berupa afirmasi untuk memotivasi siswa di

awal pelajaran, (2) guru membagi siswa dalam kelompok, (3) guru

memberikan stimulant dengan menayangkan video tentang Suhu dan

membagikan kartu pertanyaan, (4) setiap kelompok mengidentifikasi masalah

yang muncul dengan mendiskripsikan pertanyaan tentang suhu (5) setiap

kelompok mengumpulkan data dengan menelaah pertanyaan dari kartu

pertanyaan (6) setiap kelompok mengolah data dengan menuliskan jawaban

di kertas karton dan menempelkan di papan tulis (7) setiap kelompok

melakukan pembuktian (verivication) dengan melihat buku siswa (8) guru


22

memberi kesempatan setiap kelompok untuk mempersiapkan presentasi, (9)

guru memberi tanggapan dari presentasi siswa.

4) Kegiatan akhir dilakukan kegiatan antara lain : (1) memberi kesempatan siswa

menyimpulkan hasil presentasi yang berkaitan dengan konsep, (2)

menyampaikan kalimat penutup yang memotivasi siswa bahwa untuk materi

hari ini siswa mampu menguasai dan memotivasi siswa untuk mempelajari

materi berikutnya di rumah.

5) Kegiatan inti pada pertemuan kedua dilakukan sebagai antara lain : (1) guru

menyampaikan kalimat pembuka berupa afirmasi untuk memotivasi siswa di

awal pelajaran, (2) guru membagi siswa dalam kelompok, (3) guru

memberikan stimulant dengan meminta siswa mengukur suhu air dingin, air

hangat dan air panas menggunakan termometer laboratorium, (4) setiap

kelompok mengidentifikasi masalah yang muncul (5) setiap kelompok

mengumpulkan data dari hasil pengamatan (6) setiap kelompok mengolah

data dengan mengkonversi hasil pengukuran menggunakan thermometer (7)

setiap kelompok melakukan pembuktian (verivication) dengan melihat buku

siswa (8) guru memberi kesempatan setiap kelompok untuk mempersiapkan

presentasi, (9) guru memberi tanggapan dari presentasi siswa.

c. Observasi (Pengamatan) Siklus I

Dari mulai perencanaan sampai pada pelaksanaan tindakan, perlu dianalisa

untuk mengetahui kemungkinan ada kekurangan atau masalah yang muncul

sehingga dapat diperbaiki pada tindakan selanjutnya.


23

d. Refleksi Tindakan Siklus I

Setelah menyelesaikan satu siklus, dilakukan pengamatan/observasi

terhadap pelaksanaan tindakan, hal ini dilakukan oleh peneliti bersama-sama

dengan pengamat/observer yakni teman sejawat. Hasil observasi digunakan untuk

bahan refleksi, sebagai upaya perbaikan dalam siklus selanjutnya.

3. Siklus II

Siklus II dilaksanakan setelah memperhatikan hasil refleksi pada siklus I,

bagaimana hasilnya, apa kekurangannya dan tindakan apa yang harus dilakukan

selanjutnya. Hal ini dilakukan agar pada siklus II dapat dilakukan lebih efektif.

Tahapan-tahapan pada siklus II sebagai berikut :

a. Perencanaan Siklus II

Dalam tahapan ini rencana tindakan yang dibuat adalah : (1) menyusun

bahan ajar, (2) menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP), yang dalam

menerapkan pembelajaran berorientasi HOTS menggunakan model pembelajaran

Discovery Learning, (3) membuat soal dan lembar kerja peserta didik (LKPD)

dalam materi Pemuaian, (4) menyusun lembar observasi keaktifan guru, (5)

menyusun angket motivasi siswa, (6) menyusun lembar observasi keaktifan siswa,

(7) menyusun pedoman penskoran, (8) meminta Pengawas Pembina sebagai

observer.

b. Pelaksanaan Tindakan Siklus II

Pada tahapan ini menerapkan pembelajaran berorientasi HOTS

menggunakan model pembelajaran Discovery Learning untuk menunjang

peningkatan motivasi belajar siswa meliputi :


24

1) Prasyarat : guru sebagai peneliti memberi motivasi siswa dan menyampaikan

informasi tujuan pembelajaran.

2) Motivasi : guru memberi motivasi untuk merangsang siswa dalam

pembelajaran

3) Kegiatan inti pertemuan pertama dilakukan sebagai antara lain : (1) guru

menyampaikan kalimat pembuka berupa afirmasi untuk memotivasi siswa di

awal pelajaran, (2) guru membagi siswa dalam kelompok, (3) guru

memberikan stimulant dengan menayangkan video tentang pemuaian dan

meminta siswa melakukan percobaan peristiwa pemuaian, (4) setiap kelompok

mengidentifikasi masalah yang muncul dengan mendiskripsikan pertanyaan

tentang pemuaian (5) setiap kelompok mengumpulkan data dari hasil

pengamatan (6) setiap kelompok mengolah data dengan menuliskan hasil

percobaan dan mendiskusikannya (7) setiap kelompok melakukan pembuktian

(verivication) dengan melihat buku siswa (8) guru memberi kesempatan setiap

kelompok untuk mempersiapkan presentasi, (9) guru memberi tanggapan dari

presentasi siswa.

4) Kegiatan akhir dilakukan kegiatan antara lain : (1) memberi kesempatan siswa

menyimpulkan hasil presentasi yang berkaitan dengan konsep, (2)

menyampaikan kalimat penutup yang memotivasi siswa bahwa untuk materi

hari ini siswa mampu menguasai dan memotivasi siswa untuk mempelajari

materi berikutnya di rumah.

5) Kegiatan inti pada pertemuan kedua dilakukan sebagai antara lain : (1) guru

menyampaikan kalimat pembuka berupa afirmasi untuk memotivasi siswa di

awal pelajaran, (2) guru membagi siswa dalam kelompok, (3) guru
25

memberikan stimulant dengan menampilkan gambar peristiwa pemuaian

dalam kehidupan, (4) setiap kelompok mengidentifikasi masalah yang muncul

(5) setiap kelompok mengumpulkan data dari hasil pengamatan (6) setiap

kelompok mengolah data dengan menuliskan hasil pengamatan dan diskusi di

papan tulis (7) setiap kelompok melakukan pembuktian (verivication) dengan

melihat buku siswa (8) guru memberi kesempatan setiap kelompok untuk

mempersiapkan presentasi, (9) guru memberi tanggapan dari presentasi siswa.

c. Observasi (Pengamatan) Siklus II

Dari mulai perencanaan sampai pada pelaksanaan tindakan, perlu dianalisa

untuk mengetahui kemungkinan ada kekurangan atau masalah yang muncul

sehingga dapat diperbaiki pada tindakan selanjutnya. Jika hasil observasi siklus I

sudah mengalami hasil yang signifikan (sesuai harapan peneliti) maka tidak perlu

dilanjutkan ke siklus III, tetapi jika hasilnya belum memuaskan maka akan

dilanjutkan ke siklus berikutnya (siklus III).

d. Refleksi Tindakan Siklus II

Setelah menyelesaikan satu siklus, dilakukan pengamatan/observasi

terhadap pelaksanaan tindakan, hal ini dilakukan oleh peneliti bersama-sama

dengan pengamat/observer yakni Pengawas Pembina. Hasil observasi digunakan

untuk bahan refleksi, sebagai upaya perbaikan dalam siklus selanjutnya.

F. Hasil Intervensi Tindakan yang diharapkan

Hasil intervensi tindakan yang diharapkan pada penelitian tindakan kelas

adalah meningkatnya kemampuan guru dalam menerapkan pembelajaran

berorientasi HOTS, meningkatnya kemampuan guru dalam menerapkan model


26

pembelajaran Discovery Learning, dan meningkatnya motivasi belajar siswa kelas

7 SMP Negeri 6 Sambaliung terhadap pelajaran IPA, setelah diterapkannya

pembelajaran berorientasi HOTS menggunakan model pembelajaran Discovery

Learning. Karena penerapan pembelajaran berorientasi HOTS menggunakan

model pembelajaran Discovery Learning mengembangkan cara belajar aktif

dengan menemukan sendiri, menyelidiki sendiri, maka hasil yang diperoleh akan

setia dan tahan lama dalam ingatan tentunya diharapkan dapat meningkatkan

motivasi dan keaktifan siswa pada pelajaran IPA.

G. Data dan Sumber Data

Data yang diperoleh dalam penelitian tindakan kelas ini meliputi : (1)

pembelajaran berorientasi HOTS, (2) model pembelajaran Discovery Learning,

(3) hasil lembar observasi keaktifan guru dan siswa, (4) angket motivasi, (5) hasil

kuis dan presentasi, (6) dokumentasi, (7) catatan lapangan yang digunakan untuk

memperoleh data yang tidak tertulis dalam lembar observasi, dokumentasi dan

hasil belajar siswa.

Sedangkan sumber data adalah seluruh aktivitas dan sikap siswa kelas 7C

selama dalam proses pembelajaran IPA pada saat dilakukan penelitian tindakan.

H. Instrumen Pengumpul Data yang Digunakan

Sesuai dengan rancangan penelitian tindakan yang dilakukan di dalam

kelas, maka dalam penelitian ini menggunakan : (1) lembar observasi keaktifan

guru dan siswa, (3) angket motivasi, (4) lembar analisa penilaian hasil belajar (5)
27

instrumen kuis digunakan untuk mengetahui hasil belajar siswa sesudah tindakan

(postest) dalam aspek kognitif.

I. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah :

1. Observasi

Dalam penelitian ini terdapat dua pedoman observasi yaitu observasi

motivasi dan observasi pelaksanaan penerapan penerapan pembelajaran

berorientasi HOTS menggunakan model pembelajaran Discovery Learning.

Observasi motivasi difokuskan pada pengamatan keaktifan siswa selama proses

pembelajaran pada pelajaran IPA kelas 7 semester ganjil. Observasi penerapan

pembelajaran berorientasi HOTS menggunakan model pembelajaran Discovery

Learning difokuskan pada langkah-langkah model pembelajaran Discovery

Learning , aspek saintifik, kecakapan Abad 21, penerapan 3C dan soal

berorientasi HOTS dari guru kepada siswa dilanjutkan dengan aktivitas guru dan

siswa selama proses pembelajaran. Pengamatan yang belum terdapat pada

pedoman observasi dituliskan pada lembar catatan lapangan.

2. Angket Motivasi Siswa

Angket motivasi dibagikan dan diisi oleh siswa yang fungsinya untuk

mengetahui respon siswa terhadap pelaksanaan pembelajaran biologi dengan

penerapan pembelajaran berorientasi HOTS menggunakan model pembelajaran

Discovery Learning.

3. Tes

Tes digunakan berupa kuis individu yang berfungsi untuk mengetahui

tingkat pemahaman siswa setelah mempelajari materi kelas 7 semester ganjil


28

dengan penerapan pembelajaran berorientasi HOTS menggunakan model

pembelajaran Discovery Learning dalam pembelajaran.

4. Dokumentasi

Dokumentasi diperoleh dari hasil kuis siswa, lembar observasi, catatan

lapangan, daftar kelompok siswa, foto dan rekaman selama proses pembelajaran.

J. Teknik Pemeriksaan Keterpercayaan

Menurut Sugiono (2011:270) keabsahan suatu data penelitian meliputi :

(1) Credibility (kredibilitas) digunakan untuk mengatasi kompleksitas data yang

tidak mudah untuk dijelaskan oleh sumber data, peneliti harus berpartisipasi aktif

dalam melakukan tindakan, berada di latar penelitian sepanjang waktu penelitian

(prolonged participation at study site), guna menghindari adanya bias dan

persepsi yang salah. Hal ini dilakukan dengan cara melakukan tindakan secara

aktif (misalnya mengajar), Dengan demikian semua masalah dapat diatasi

langsung di lapangan. Melakukan observasi yang cermat (persistent observation)

untuk mengamati perilaku informan (siswa dan guru selama proses pembelajaran

berlangsung), diskusi dengan sejawat selama proses penelitian berlangsung (peer

debriefing), (2) Transferability (keteralihan) merupakan konsep validitas yang

menyatakan bahwa generalisasi suatu penemuan penelitian dapat berlaku atau

diterapkan pada konteks lain yang berkarakteristik sama (representatif). Hal ini

juga dilakukan untuk membuktikan bahwa setiap data sesuai konteks artinya

peneliti membuat deskripsi data secara detail dan mengembangkannya sesuai

konteks, (3) Dependability (kebergantungan) untuk menunjukkan stabilitas data,


29

peneliti memeriksa data dari beberapa metode yang digunakan sehingga tidak

terjadi perbedaan antara data yang satu dengan yang lain, (4) Confirmability

(kepastian) untuk menunjukkan netralitas dan objektivitas data, peneliti dapat

menggunakan jurnal guna melakukan refleksi terhadap data yang dikumpulkan.

Adapun tehnik adalah tehnik Triangulasi yaitu tehnik pemeriksaan

keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain diluar data itu untuk

membandingkan terhadap data itu. Penelitian ini menggunakan tehnik Triangulasi

dengan mencocokkan catatan lapangan dengan dokumentasi. Keabsahan data

difokuskan pada penerapan pembelajaran berorientasi HOTS menggunakan model

pembelajaran Discovery Learning.

K. Analisis Data dan Interprestasi Hasil Analisis

Analisis data dalam penelitian ini dilakukan selama proses yang dimulai

sejak awal pengumpulan data, yaitu sejak tahap orientasi lapangan seperti yang

dilakukan Miles dan Huberman (Sugiono 2011:246) mengemukakan analisa data

kualitatif dilakukan secara interktif dan berlangsung secara terus menerus sampai

tuntas meliputi 4 (empat) hal utama yaitu pengumpulan data, reduksi data,

penyajian data dan penarikan kesimpulan atau verifikasi.

Pengumpulan data artinya semua data dikumpulkan tentang hasil observasi

aktifitas guru dan siswa, hasil angket motivasi, instrumen kuis, dan catatan

lapangan tentang pembelajaran dengan menerapkan pembelajaran berorientasi

HOTS menggunakan model pembelajaran Discovery Learning.


30

Reduksi artinya setelah data masuk, dilihat dan diperhatikan data-data dari

hasil pretest, postest, hasil observasi, hasil angket dan catatan lapangan, yang

tidak relevan dibuang atau dihilangkan untuk memudahkan analisis selanjutnya.

Penyajian data untuk melihat gambaran keseluruhan hasil proses

pembelajaran berupa sekumpulan informasi yang diperoleh dari hasil reduksi data

sehingga memungkinkan peneliti dapat menarik kesimpulan dan pengambilan

tindakan. Informasi yang dimaksud adalah uraian proses kegiatan pembelajaran

serta hasil yang diperoleh sebagai akibat dari pemberian tindakan yang disajikan

dengan memadukan berbagai isi catatan lapangan.

Data kuantitatif menggunakan analisis deskriptif komparatif yaitu

membandingkan hasil kuis pada siklus I dan siklus II. Analisis data kualitatif

dengan menggunakan analisis deskriptif kualitatif dengan membandingkan hasil

observasi proses pembelajaran dari siklus I dan siklus II.

Kriteria peningkatan aktivitas guru apabila guru mampu membuka

pelajaran, menarik perhatian siswa, memotivasi siswa, kesesuaian dan kejelasan

dalam menyampaikan materi, mampu menguasai kondisi siswa dan kelas dan

mampu mengevaluasi siswa dengan baik sekali.

Kriteria peningkatan motivasi apabila adanya perhatian dari siswa

terhadap materi pelajaran, adanya manfaat bagi siswa, dan perhatian terhadap

materi pelajaran sehingga memunculkan rasa percaya diri dan kepuasan siswa

untuk meraih nilai tinggi yang melampaui kriteria ketuntasan minimal (KKM).

Penarikan kesimpulan (verifikasi) artinya dari data yang diperoleh di

lapangan bersama observer (pengamat). Penarikan kesimpulan mencakup makna


31

data serta penjelasan data yang diperoleh dalam catatan lapangan. Kriteria

penskoran dalam tindakan ini sebagai berikut :

1) Analisis Data Observasi Keaktifan Guru dan Siswa

Data diperoleh dari hasil skor pada lembar observasi keaktifan guru dan

siswa. Persentase diperoleh dari rata-rata persentase keaktifan guru dan siswa

pada setiap pertemuan. Hasil data observasi dianalisis dengan pedoman kriteria

sebagai berikut :

1) Analisis Angket Motivasi Siswa

Penskoran angket adalah 5 untuk sangat setuju, 4 untuk jawaban setuju, 3

untuk jawaban ragu-ragu, 2 untuk jawaban tidak setuju dan 1 untuk jawaban

sangat tidak setuju.

Cara menghitung nilai angket motivasi adalah sebagai berikut:

Nilai = Jumlah skor hasil pengumpulan data tiap butir

Jumlah responden

Data hasil angket dibuat kualifikasi dengan kriteria sebagai berikut :

Tabel 3.1. Kriteria Angket Motivasi Siswa

Nilai Kriteria

4,50 – 5,00 Sangat Baik

3,50 – 4,49 Baik

2,50 – 3,49 Cukup Baik

1,50 – 2,49 Kurang Baik

1,00 – 1,49 Tidak Baik

Hasil nilai angket motivasi tersebut kemudian dicari persentase rata-rata :


32

Cara menghitung prosentase angket motivasi adalah sebagai berikut:

Persentase = Jumlah skor rata-rata hasil pengumpulan data x 100%

Jumlah skor butir pertanyaan

Tabel 3.2. Presentase Kriteria Angket Motivasi

Presentase Kriteria

75% - 100% Sangat Tinggi

50% - 74,99% Tinggi

25% - 49,99% Sedang

0% - 24,99% Rendah

2) Analisis Hasil Belajar Siswa

Hasil kuis siswa dianalisis untuk menentukan kemampuan siswa

menyelesaikan soal HOTS., nilai individu, skor kelompok dan penghargaan

kelompok.

a) Peningkatan ketuntasan atau disebut kriteria ketuntasan minimal (KKM)

mengikuti ketentuan sekolah dengan melihat kompleksitas siswa, sarana

pendukung dan intake siswa, maka ditentukan bahwa siswa dinyatakan tuntas

jika nilai yang diperoleh ≥ 75, untuk menentukan persentase (%) ketuntasan

siswa dengan menggunakan perhitungan sebagai berikut :

Persentase (%) ketuntasan = Jumlah siswa tuntas x 100%

Jumlah siswa
33

Berikut ini adalah kriteria hasil belajar IPA :

Tabel 3.3. Kriteria Hasil Belajar IPA

No. Kriteria Nilai

1. Di atas kriteria ketuntasan minimal 76 – 100

2. Kisaran kriteria ketuntasan minimal 75

3. Di bawah kriteria ketuntasan minimal < 75

b) Peningkatan nilai individu siswa diperoleh dengan membandingkan hasil kuis

siklus I dan siklus II

c) Perolehan penghargaan kelompok dengan melihat jumlah rata-rata skor tiap

kelompok.

L. Tindak Lanjut/Pengembangan Perencanaan Tindakan

Sebagaimana telah diisyaratkan hasil analisa dan refleksi akan menentukan

apakah yang telah dilakukan dapat mengatasi masalah yang memicu

penyelenggaraan penelitian tindakan kelas atau belum. Jika hasilnya belum

memuaskan maka dilakukan tindakan perbaikan lanjutan dengan memperbaiki

tindakan sebelumnya atau apabila perlu menyusun kembali tindakan yang lebih

baik.

Berdasarkan tindakan yang telah dilaksanakan pada siklus I jika belum

memuaskan atau belum menyelesaikan masalah, maka PTK dilanjutkan ke siklus

II. Apabila pada siklus II sudah dapat menyelesaikan masalah dalam proses

pembelajaran, maka PTK tidak dilanjutkan kembali ke siklus berikutnya.

Anda mungkin juga menyukai