Anda di halaman 1dari 12

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Pelaksanaan penelitian ini menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas

(PTK). Jenis penelitian ini dipilih karena dinilai dapat meningkatkan

kompetensi atau tujuan yang diharapkan melalui proses pembelajaran di

kelas. Penelitian tindakan kelas mempunyai banyak model yang dapat

diterapkan. Pada penelitian ini model yang digunakan mengacu desain

penelitian milik Kemmis & Mc Taggart (1988). Desain penelitian tindakan kelas

milik Kemmis & Mc Taggart memiliki empat proses penelitian, yaitu

perencanaan, tindakan, observasi dan, dan refleksi. Untuk proses tindakan

dan observasi pada desain penelitian oleh Kemmis & Mc Taggart dikerjakan

secara bersamaan. Desain penelitian oleh Kemmis & Mc Taggart dapat dilihat

pada Gambar.

19
Gambar 2. Siklus PTK Model Kemmis & Mc Taggart

B. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian dilaksanakan di kompetensi keahlian Teknik Instalasi Tenaga

Listrik kelas X SMK PIRI 1 Yogyakarta pada tahun ajaran 2017/2018. Waktu

penelitian dilaksanakan pada bulan Maret sampai dengan Juni 2018 saat

penyampaian kompetensi (3.8) Mengevaluasi pekerjaan elektromekanik untuk

komponen kelistrikan. (3.9) Mengevaluasi hasil pekerjaan elektromekanik

untuk komponen mekanik. (4.8) Mengevaluasi hasil pekerjaan elektromekanik

untuk komponen mekanik. (4.9) Memodifikasi pekerjaan elektromekanik

untuk komponen mekanik.

C. Subjek Penelitian

Subjek penelitian adalah peserta didik kelas X paket keahlian Teknik

Ketenagalistrikan dengan kompetensi keahlian Teknik Instalasi Tenaga Listrik

20
(TITL). SMK PIRI 1 Yogyakarta memiliki dua kelas kompetensi keahlian TITL

yaitu X TITL 1 dan X TITL 2. Pada penelitian ini subjek penelitian yang

digunakan adalah siswa kelas X TITL 1 yang sedang menempuh mata

pelajaran Pekerjaan Dasar Elektromekanik. Jumlah peserta didik dalam kelas

adalah 17 orang.

D. Prosedur Penelitian

Pelaksanaan penelitian dilakukan selama indikator keberhasilan tercapai,

sehingga jika dalam siklus pertama indikator keberhasilan belum tercapai

maka dilaksanakan siklus selanjutnya. Dalam setiap siklus PTK terdapat tiga

tahapan yaitu perencanaan (plan), tindakan (act) dan observasi (observe),

dan refleksi (reflect).

Pada tahapan perencanaan, meliputi penyusunan Rencana Pelaksanaan

Pembelajaran (RPP) dan instrumen penelitian. Tahapan tindakan dan

observasi hal yang sudah direncanakan pada tahap pertama dilaksanakan,

pada tahap kegiatan observasi dilaksanaan sekaligus ketika proses

pembelajaran. Penjabaran lebih lanjut mengenai prosedur penelitian ini adalah

sebagai berikut.

1. Siklus I

a. Tahap Perencanaan

Pada tahap perencanaan, yang dilakukan oeh peneliti adalah sebagai

berikut:

1) Menentukan pokok materi.

21
2) Mengembangkan RPP mulai dari: (a) kompetensi inti, (b) kompetensi

dasar, (c) indeks pencapain kompetensi, (d) tujuan pembelajaran, (e)

materi pokok, (f) pendekatan, model, dan metode pembelajaran yang

digunakan, (g) kegiatan pembelajaran, (h) penilaian hasil belajar, dan

(i) media, alat, bahan, dan sumber belajar. Kegiatan pembelajaran

pada RPP disesuaikan dengan model pembelajaran yang digunakan,

yaitu model pembelajaran Project Based Learning. RPP

dikembangkan berdasarkan pertimbangan dari guru mata pelajaran

yang bersangkutan.

3) Menyiapkan semua perangkat yang sudah disebutkan pada RPP.

4) Menyiapkan instrumen pengamatan untuk mengukur keaktifan siswa

(kompetensi ranah afektif). Instrumen pengamatan kompetensi

afektif disusun berdasarkan pertimbangan dosen pembimbing.

b. Tahap Tindakan/Pelaksanaan

Pada tahap tindakan/pelaksanaan hasil dari tahap perencanaan

direalisasikan dengan menggunakan model pembelajaran Project Based

Learning. Peneliti bertindak sebagai guru mata pelajaran Pekerjaan

Dasar Elektromekanik. Berikut tindakan-tindakan yang dilakukan pada

tahap ini:

1) Kegiatan awal

a) Guru membuka pelajaran dengan salam, sapa, dan mendata

kehadiran siswa.

22
b) Guru menyampaikan kompetensi dasar, indikator pencapaian

kompetensi, dan tujuan pembelajaran beserta manfaat menguasai

kompetensi dasar.

c) Guru membagi kelas menjadi empat kelompok, masing-masing

kelompok.

2) Kegiatan Inti

Prosedur kegiatan inti mengacu pada model pembelajaran Project

Based Learning oleh Nuroman (2013: 49) sebagai berikut:

a) Mulai dengan Pertanyaan Esensial

Pembelajaran dimulai dengan pertanyaan esensial, yaitu

pertanyaan yang mendorong siswa untuk melakukan suatu

aktivitas. Tahap ini dilaksanakan pada pertemuan pertama.

b) Membuat Desain Rencana Proyek

Siswa dengan pendampingan dari guru membuat desain

rencana proyek yang akan dilakukan. Rencana proyek ditentukan

oleh siswa dengan pendampingan guru mengacu kepada

pertanyaan esensial yang telah dikemukakan sebelumnya. Tahap

ini dilaksanakan pada pertemuan pertama.

c) Membuat Jadwal

Guru dan siswa secara berkolaboratif menyusun jadwal

pelaksanaan kegiatan pembelajaran. Aktivitas pada tahap ini

antara lain: (1) membuat timeline untuk menyelesaikan proyek;

(2) membuat deadline untuk menyelesaikan proyek; (3)

mengarahkan siswa agar merencanakan cara yang baru; (4)

23
mengarahkan siswa ketika mereka membuat cara yang tidak

berhubungan dengan proyek; dan (5) meminta siswa untuk

memberi alasan tentang cara yang dipilih. Tahap ini dilaksanakan

pada pertemuan pertama.

d) Memantau Siswa dan Kemajuan Proyek

Guru bertanggung jawab memantau kegiatan siswa selama

menyelesaikan proyek untuk mengetahui kemajuan pelaksanaan

proyek dan mengantisipasi hambatan yang dihadapi siswa. Tahap

ini dilaksanakan selama proyek berjalan (pertemuan pertama

sampai perteman keempat)

e) Menilai Hasil

Penilaian dilakukan untuk mengukur ketercapaian standar,

mengevaluasi kemajuan masing-masing siswa memberi umpan

balik tentang tingkat pemahaman yang sudah dicapai, dan

menjadi bahan pertimbangan dalam menyusun strategi

pembelajaran berikutnya. Menilai hasil dilaksanakan pada

pertemuan keempat.

f) Refleksi

Pada akhir pembelajaran, guru dan siswa melakukan refleksi

terhadap aktivitas dan hasil proyek yang sudah dijalankan.

Aktivitas refleksi dilakukan secara individu maupun kelompok.

Refleksi dilaksanakan pada pertemuan keempat.

3) Kegiatan Penutup

24
a. Setelah selesai melaksanakan pembelajaran dengan Project Based

Learning guru memberikan post test untuk mengevaluasi hasil

belajar KD 3.8 dan 4.8.

b. Peserta didik mengerjakan post test secara individu selama waktu

yang sudah ditentukan.

c. Guru menyampaikan kegiatan pembelajaran yang akan dilakukan

pada pertemuan berikutnya.

d. Guru menutup kegiatan pembelajaran dengan memberikan pesan

dan motivasi untuk terus belajar dan mengakhirinya dengan doa

dan salam.

c. Tahap Pengamatan

Tahap pengamatan atau observasi dilaksanakan bersamaan dengan

tahap tindakan. Pengukuran keaktifan belajar siswa dilakukan oleh

pengamat/observer (peneliti dan rekan peneliti) pada setiap pertemuan

dengan mengisi setiap instrumen yang telah disusun. Observer juga

mendokumentasikan kegiatan belajar siswa sebagai gambaran nyata

pemberian tindakan.

d. Tahap Refleksi

Refleksi dilakukan untuk melihat dan mengkaji keberhasilan atau

kekurangan yang terdapat pada siklus I. Kekurangan pada siklus I

tersebut akan diperbaiki pada siklus II.

2. Siklus II

Jika hasil keaktifan belajar siswa pada siklus I belum mencapai indikator

keberhasilan maka dilanjutkan pada siklus II. Tahapan pada siklus II sama

25
dengan tahapan pada siklus I. Perbedaannya siklus II akan dilakukan

perbaikan tindakan jika terdapat kekurangan atau kelemahan pada siklus

sebelumnya. Kemudian jika pada siklus II sudah mencapai indikator

keberhasilan yang ditentukan maka siklus bisa dihentikan dan penelitian

dapat dikatakan berhasil.

E. Teknik Pengumpulan Data

Pada penelitian ini terdapat dua teknik pengumpulan data yang digunakan

antara lain:

1. Teknik Observasi

Observasi pada penelitian ini merupakan observasi berperan serta pasif

karena observer tidak terlibat dalam kegiatan-kegiatan yang dilakukan

siswa dan tidak melakukan interaksi sosial dengan siswa. Keterlibatan atau

peran serta observer terwujud dalam keberadaanya di lokasi kegiatan

siswa. Selain itu observasi pada penelitian ini juga termasuk observasi

terbuka karena subjek atau siswa yang diteliti tahu keberadaan observer

dan menyadari adanya orang yang mengamati apa yang subjek lakukan.

Oleh karena itu teknik observasi pada penelitian ini merupakan observasi

berperan serta pasif dan terbuka.

Teknik observasi digunakan untuk mengumpulkan data dan gambaran

pada aspek keaktifan belajar siswa dan peningkatannya pada tiap siklus.

Observer pada penelitian ini berjumlah dua orang terdiri dari peneliti dan

teman sejawat. Menurut Uhar Suharsaputra (2014: 265), terdapat

beberapa instrumen yang dapat digunakan peneliti dan observer sebagai

26
pedoman dalam melakukan observasi yaitu: catatan lapangan, daftar cek

perilaku, daftar partisipan, dan skala rating. Pada penelitian ini instrumen

yang digunakan sebagai pedoman observasi berupa skala rating.

2. Teknik Dokumentasi

Teknik dokumentasi merupakan sarana pembantu peneliti dalam

mengumpulkan data informasi dengan cara membaca. Teknik dokumentasi

berperan untuk mengecek data yang telah didapat sebelumnya dan

sebagai

pendukung data tersebut. Kelebihan teknik dokumentasi dapat dilakukan

tanpa menggangu subjek dan suasana penelitian.

Dokumen penelitian ini terdiri dari foto-foto kegiatan dan dokumen nilai.

Dokumen foto berguna sebagai bukti otentik tentang proses belajar

mengajar yang sedang berlangsung dan dokumen nilai digunakan untuk

memperkuat nilai yang sudah diperoleh peserta didik sehingga peneliti

mendapat gambaran nyata hasil belajar siswa di kelas.

F. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian yang digunakan peneliti untuk mengukur dan

penilaian yaitu instrumen nontes. Instrumen nontes berupa skala rating

keaktifan belajar siswa.

1. Instrumen Skala Rating

Instrumen skala rating adalah salah satu instrumen observasi yang

digunakan untuk memandu observer dalam menentukan tingkat atau

gradasi dari suatu kegiatan. Pemilihan instrumen skala rating pada

27
penelitian ini dikarenakan observer dapat lebih cermat dalam mengamati

ada tidaknya kejadian dan frekuensi kejadian.

Menurut Djemari Mardapi (2008: 125), pengembangan instrumen non

tes atau afektif dilakukan melalui beberapa langkah antara lain:

(1)menentukan definisi konseptual atau konstruk yang akan diukur,

(2)menentukan definisi operasional, (3)menentukan indikator, (4)menulis

instrumen, (5)penelaahan instrumen, (6) perbaikan instrumen, dan (7) uji

coba instrumen.

Pada penelitian ini instrumen yang digunakan adalah instrumen

penelitian yang dikembangkan oleh Muhammad Luqman (2016: 58) pada

penelitiannya yang mengacu pada dasar teori yang ada. Kisi-kisi instrumen

keaktifan belajar siswa dapat dilihat pada Tabel berikut.

Tabel 1. Kisi-kisi Instrumen Keaktifan Belajar Siswa

No. Kriteria Keaktifan Indikator Keaktifan Belajar Nomor


Belajar Siswa Siswa Butir
Perhatian siswa di awal proses
1
pembelajaran
Antusias dalam mengikuti proses
2
1 Perhatian Siswa pembelajaran
Merespon dengan baik
pertanyaan atau penjelasan dari 3
guru
Kerjasama dan Antusias dalam diskusi kelompok
2 4
hubungan sosial untuk menyelesaikan persoalan
Mengemukakan Mampu mempertahankan
3 5
gagasan pendapat yang disampaikan
Mencari informasi dari berbagai
6
macam sumber belajar
Efisien dalam menyelesaikan
Mampu memecahkan 7
4 persoalan yang diberikan
masalah
Terampil menyelesaikan soal-
soal penguatan yang diberikan 8
guru

28
G. Teknik Analisis Data

Analisis data pada penelitian ini menggunakan analisis data kuantitatif.

Menurut Wina Sanjaya (2013: 106), “… analisis data dalam PTK bisa dilakukan

dengan analisis kualitatif dan analisis kuantitatif.” Analisis ini digunakan agar

memberi gambaran tentang upaya yang dilakukan guru dalam peningkatan

keaktifan belajar siswa pada mata pelajaran Pekerjaan Dasar Elektromekanik

dengan model pembelajaran Project Based Learning.

Analisis data kuantitatif digunakan dalam menentukan hasil peningkatan

keaktifan belajar siswa mata pelajaran Pekerjaan Dasar Elektromekanik. Data

keaktifan belajar siswa diperoleh melalui skala rating dianalisis menggunakan

presentase skor. Berikut langkah-langkah untuk mengetahui presentase skor

keaktifan belajar siswa:

1. Memberikan penilaian skor kriteria terhadap masing-masing rubrik atau

indikator yang diamati.

2. Menjumlahkan skor untuk masing-masing rubrik atau indikator yang

diamati.

3. Menghitung persentase pada setiap rubrik atau indikator yang diamati

dengan rumus sebagai berikut:

skor hasil
Persentase ( % )= x 100 %
skor maksimal

H. Indikator Keberhasilan

Pencapaian target pada penelitian ini ditentukan dalam indikator

keberhasilan. Penelitian ini dinyatakan mencapai target atau berhasil apabila

29
terjadi peningkatan keaktifan belajar siswa pada mata pelajaran Pekerjaan

Dasar Elektromekanik melalui model pembelajaran Project Based Learning.

Indikator keberhasilan keaktifan belajar siswa diperlihatkan pada Tabel

berikut.

Tabel 2. Indikator Keberhasilan Penelitian

Indikator
Aspek Kriteria
Keberhasilan
Keaktifan belajar Perhatian siswa Sekurang-kurangnya
siswa Kerjasama dan hubungan keempat kriteria
sosial keaktifan belajar siswa
Mengemukakan gagasan masing-masing
Memecahkan masalah memperoleh presentase
75% dari seluruh siswa.

30

Anda mungkin juga menyukai