Anda di halaman 1dari 16

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SMK YPE Sawunggalih yang beralamat

di jalan semawung daleman kutoarjo. SMK YPE Sawunggalih merupakan

sekolah yang berkembang dengan cepat dan mempunyai banyak kompetensi

keahlian.

Berdasarkan hasil observasi awal yang telah dilakukan pada tanggal 4

Januari 2020 maka penelitian ini mengambil kelas Teknik Dan Bisnis Sepeda

Motor (TBSM) sebagai subjek penelitian, dengan analisis bahwa kelas TBSM

merupakan kelas yang tergolong beragam. Dengan memilih kelas ini

diharapkan pengaruh penerapan metode PQ4R terhadap hasil belajar K3 siswa

dapat terlihat signifikan dibandingkan menggunakan kelas yang lain.

Penelitian dilaksanakan dari tanggal 10 Januari - 10 Maret 2020.

B. Disain Penelitian

Dalam penelitian ini, penulis menggunakan pendekatan deskriptif

kualitatif, Sedangkan jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian

tindakan kelas (PTK). Penelitian Tindakan Kelas (PTK) adalah sebuah

penelitian yang dilakukan oleh seorang guru di kelas dengan jalan merancang,

melaksanakan dan merefleksikan tindakan secara kolaboratif dan partisifatif

yang bertujuan untuk memperbaiki kinerja guru agar dapat meningkatkan

hasil belajar siswa (Margaretha, 2008:5).

37
38

Penelitian ini dilakukan secara kolaboratif dengan guru mapel.

Pembelajaran dilakukan oleh peneliti sedangkan guru mapel berperan sebagai

observer. “Penelitian tindakan kelas ini menggunakan model Kemmis dan Mc

Taggart yaitu dengan sistem per siklus. Dimana setiap siklusnya mencakup

empat tindakan penelitian yaitu: perencanaan, pelaksanan (tindakan),

observasi dan refleksi” (Nurul Zuriah, 2007:77).

Pada tahap perencanaan mencakup semua langkah tindakan secara

rinci, segala keperluan pelaksanaan PTK. Dalam tahap ini perlu juga

diperhitungkan segala kendala yang mungkin timbul pada saat tahap

implementasi berlangsung. “Pada tahap pelaksanaan (tindakan) merupakan

realisasi teori dan teknik mengajar yang telah dipersiapkan dalam tahap

perencanaan. Tahap observasi dilakukan bersamaan dengan pelaksanaan

tindakan. Pada tahap ini berisi tentang pelaksanaan tindakan dan rencana yang

sudah dibuat serta dampaknya terhadap proses dan hasil tindakan. Tahap

refleksi merupakan tahapan untuk memproses data yang didapat pada saat

melakukan pengamatan” (Margaretha, 2008:19-21).

Prosedur Penelitian tindakan kelas ini terdiri dari dua siklus, tiap siklus

akan diadakan perubahan pelaksanaan sesuai dengan faktor yang ingin diteliti.

Untuk melihat aktivitas dan hasil belajar siswa, maka diberikan test diagnostik

yang berfungsi sebagai evaluasi awal. Sedangkan observasi awal dilakukan

untuk mengetahui tindakan yang diberikan dalam rangka meningkatkan

aktivitas dan hasil belajar siswa, terutama dalam pembelajaran K3. Dengan
39

berpatokan pada refleksi awal tersebut maka dilaksanakan penelitian tindakan

kelas dengan prosedur sebagai berikut:

Siklus I

1. Tahap Perencanaan

Rencana merupakan serangkaian tindakan terencana untuk

meningkatkan apa yang telah terjadi (Sukardi. 2003: 213). Adapun

kegiatan yang dilakukan pada tahap perencanaan meliputi:

(1) Menyusun rencana pembelajaran yang akan diterapkan di kelas yang

terdiri dari dua siklus.

(2) Mempersiapkan lembar kegiatan siswa atau tugas-tugas yang akan

diberikan kepada siswa pada saat pembelajaran.

(3) Mempersiapkan lembar pengamatan/observasi yang digunakan untuk

mendata aktivitas belajar siswa.

(4) Membuat perangkat tes hasil tindakan.

2. Tahap Pelaksanaan

Tahap ini merupakan tahap penerapan dari kegiatan pembelajaran

yang telah disusun dalam perencanaan, adapun prosedurnya sebagai

berikut:

a) Pendahuluan

(1) Guru mengingatkan konsep-konsep sebelumnya yang berhubungan

dengan materi-materi yang akan disampaikan

(2) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran


40

b) Kegiatan Inti

Fase I : Menyampaikan materi pelajaran

(1) Guru meminta siswa untuk memperhatikan penjelasannya

(2) Siswa mempelajari materi, meringkas dan mencatat materi yang

disesuaikan dengan rencana pembelajaran yang telah dibuat.

(3) Guru memberikan tugas kepada siswa

Fase II: Pengkajian pemberian tugas

(1) Guru menjelaskan tujuan pemberian tugas dan memberikan

pentunjuk yang jelas, sehingga siswa mengerti tentang apa yang

harus dilakukan.

(2) Guru memberikan tugas-tugas yang disesuai dengan materi

pelajaran yang disampaikan serta disesuikan dengan kemampuan

siswa.

(3) Guru memberikan petunjuk kepada siswa dalam mengerjakan

tugas.

(4) Guru dan siswa membuat kesepakatan waktu tentang penyelesaian

tugas-tugas yang akan diberikan.

Fase III: Pelaksanaan tugas

(1) Tugas diberikan pada waktu proses belajar dan pembelajaran

setelah guru menyajikan materi

(2) Guru memotivasi siswa untuk mengerjakan tugas-tugasnya

(3) Guru membantu dan membimbing siswa mengumpulkan informasi

guna mencari penyelesaian dari tugas-tugas tersebut


41

(4) Guru menganjurkan siswa untuk mencatat hasil-hasil yang

diperoleh dengan sistematis

Fase IV: Mempertanggungjawabkan tugas

(1) Guru meminta kepada beberapa siswa untuk menyajikan hasil

penyelesaian tugas-tugasnya

(2) Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk tanya jawab

tentang tugas-tugas yang diberikan

(3) Guru bersama siswa mengevaluasi hasil penugasan dan meminta

siswa memberikan kesimpulan

c) Penutup

(1) Guru membimbing siswa merangkum materi pelajaran

(2) Memberitahu siswa materi yang akan dipelajari pada pertemuan

yang akan datang

3. Tahap Pengamatan/Observasi

Pada tahap ini dilakukan pengamatan untuk mendokumentasikan

segala sesuatu yang berkaitan dengan pelaksanaan tindakan. Pengamatan

dilakukan dengan menggunkan lembar observasi yang telah dipersiapkan

sebelumnya. Pengamatan dilakukan oleh seorang observer, yaitu guru

bidang studi K3 kelas tersebut.

4. Tahap Refleksi

Refleksi adalah kegiatan menganalisis, memahami dan membuat

kesimpulan berdasarkan hasil pengamatan. Refleksi dilakukan dengan


42

menganalisis hasil tes dan observasi yang digunkan sebagai dasar untuk

perbaikan siklus berikutnya.

Siklus II

Pada siklus kedua ini pelaksanaannya sama dengan siklus pertama,

tetapi berdasarkan pada hasil refleksi pada siklus pertama atau perbaikan-

perbaikan yang terdapat pada siklus pertama, sehingga pada siklus kedua ini

diharapkan bisa berjalan lebih baik.

Namun, sebelum tahapan dalam penelitian ini dilaksanakan, terlebih

dahulu diawali oleh suatu tahapan pra penelitian yang meliputi identifikasi

masalah, analisis masalah, rumusan masalah dan rumusan hipotesis. Siklus

pada Penelitian Tindakan Kelas (PTK) akan berhenti apabila kriteria

keberhasilan telah tercapai.

Pembelajaran yang diterapkan dalam penelitian ini adalah penggunaan

metode PQ4R yang bertujuan untuk mengatasi permasalahan dalam

pembelajaran serta meningkatkan hasil belajar K3 siswa. Adapun rancangan

penelitian adalah sebagai berikut:

1. Fokus masalah

Penelitian ini difokuskan untuk mengetahui apakah dengan

diterapkannya metode PQ4R dapat meningkatkan aktifitas dan hasil

belajar K3 siswa kelas X TBSM SMK YPE Sawunggalih.

2. Hasil yang diharapkan


43

Hasil yang diharapkan oleh peneliti adalah dengan diterapkannya

metode PQ4R dapat meningkatkan aktifitas dan hasil belajar K3 siswa

kelas X TBSM SMK YPE Sawunggalih.

3. Solusi masalah

Penerapan metode pembelajaran PQ4R pada mata diklat K3 siswa

kelas X TBSM SMK YPE Sawunggalih.

4. Indikator penelitian

Indikator yang dijadikan acuan keberhasilan dari penelitian ini

adalah:

a. Penelitian ini dikatakan berhasil apabila hasil belajar siswa terhadap

materi yang disampaikan telah mencapai Kriteria Ketuntasan

Minimum (KKM) mata pelajaran K3 yaitu dengan nilai KKM 70

dengan perolehan nilai siswa minimum adalah 75% dari seluruh

jumlah siswa dalam satu kelas.

b. Terjadi peningkatan aktivitas pembelajaran yang dilakukan siswa.

C. Subjek Penelitian

Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas X TBSM SMK YPE

Sawunggalih Tahun Pelajaran 2019/2020 berjumlah 30 siswa. Subjek

penelitian ini dipilih dengan dua pertimbangan. Pertama, berdasarkan

pertimbangan teori, kelas TBSM merupakan kelas yang terdiri dari siswa yang

memiliki kemampuan akademis yang biasa-biasa saja, mulai dari siswa yang

kurang kemampuan akademisnya, yang sedang-sedang saja, sampai yang

tinggi kemampuan akademisnya ada dikelas ini. Dengan hipotesis bahwa


44

dengan menggunakan kelas yang standar diharapkan pengaruh penerapan

metode PQ4R akan terlihat signifikan hasilnya (gagal atau berhasil) dalam

meningkatkan hasil belajar siswa. Kedua, berdasarkan pertimbangan teknis,

hasil diskusi dan saran dari guru mata pelajaran K3 di SMK YPE Sawunggalih

maka TBSM dipilih menjadi subjek penelitian.

D. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah:

1. Tes

Tes yang dilakukan pada setiap siklus yaitu sebelum pembelajaran

(pretest) dilakukan untuk mengetahui tingkat pemahaman siswa mengenai

materi yang akan disampaikan sebelum dilakukan pembelajaran. Tes yang

dilakukan sesudah pembelajaran (postest) pada akhir siklus untuk

mengetahui tingkat pemahaman siswa setelah dilakukan pembelajaran

dengan menggunakan metode PQ4R. Pretest dan postest dilakukan untuk

mengetahui ada tidaknya peningkatan hasil belajar siswa dengan

diterapkannya metode pembelajaran PQ4R.

2. Lembar Observasi

Lembar observasi digunakan untuk mengetahui aktivitas siswa

dalam pembelajaran di kelas ketika menggunakan metode pembelajaran

PQ4R. Lembar observasi ini berupa penilaian aktivitas siswa di kelas

ketika diterapkannya metode pembelajaran PQ4R.


45

3. Catatan Lapangan

Catatan lapangan digunakan untuk mengetahui keadaan siswa dan

guru ketika proses pembelajaran berlangsung. Catatan lapangan berisi

tentang pembelajaran dikelas, suasana kelas, pengelolaan kelas, interaksi

guru dengan siswa, dan aspek lainnya yang peru dicatat.

4. Wawancara

Wawancara pada saat observasi dilakukan untuk mengetahui

kondisi siswa serta untuk mengetahui gambaran umum mengenai

pelaksanaan pembelajaran dan masalah-masalah yang dihadapi di kelas.

Wawancara setelah tindakan dilakukan untuk mengetahui pengaruh

penggunaan metode PQ4R terhadap hasil belajar siswa. Wawancara

dilakukan kepada guru mata pelajaran dan siswa. Lembar observasi,

catatan lapangan dan wawancara menjadi data tambahan dan data

pelengkap dari data tes yang berupa hasil pretest dan post test.

E. Instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan untuk mengumpulkan data dalam

penelitian ini terdiri atas dua jenis, yaitu:

1. Instrumen Tes

Tes yang digunakan adalah tes tertulis berupa soal pilihan ganda

tentang materi K3. “Soal terdiri dari beberapa kognitif yang terdiri dari

jenjang pengetahuan, pemahaman, jenjang aplikasi” (Sapriya dkk,

2006:170). Siklus I dan siklus II terdiri dari 10 soal. Tes tertulis ini berupa

tes awal (pretes) dan tes akhir (postes). “Tes awal (pretes) adalah tes yang
46

dilaksanakan sebelum bahan pelajaran diberkan kepada peserta didik,

karena itu butir-butir soalnya dibuat yang mudah-mudah. Sedangkan tes

akhir (postes) adalah bahan-bahan pelajaran yang tergolong penting yang

telah diajarkan kepada para peserta didik dan biasanya naskah tes akhir ini

dibuat sama dengan naskah tes awal” (Anas, 2007:67-70).

Tabel 3.1. Kisi-Kisi Soal

Variabel Indikator Nomor Butir Soal


Pengertian K3 Tujuan umum dari K3 12,3,4,5
Unsur-unsur kecelakaan kerja 6,7,8,9,10
Alat Syarat peralatan kerja 11,12,13,14
Keselamatan Penyebab kecelakan kerja 15,16,17
Kerja Tindakan keselamatan kerja 18,19,20

2. Instrumen Nontes

Dalam instrument non test yang digunakan adalah sebagai berikut :

a. Lembar observasi

“Lembar observasi yang digunakan terdiri dari tes perbuatan

berupa penilaian. Observasi dilakukan untuk mengadakan pencatatan

mengenai aktivitas siswa dalam pembelajaran di kelas” (Sapriya dkk,

2006:281).

Tabel 3.2. Aspek Aktifitas Siswa yang Diobservasi


Indikator positif No butir Persentase
Siswa memperhatikan dan merespon dengan antusias 1
Siswa berpartisipasi secara aktif dalam diskusi kelas 2
Siswa merespon positif terhadap metode pembelajaran 3
PQ4R
Siswa aktif menjawab dan selalu bertanya apabila 4
menemukan kesulitan
Siswa mengerjakan tugas sesuai intruksi guru 5
47

Siswa mengerjakan tugas dengan sikap dan perilaku yang 6


baik
Indikator negatif
Siswa menyepelekan guru 7
Siswa cenderung pasif dalam penerapan pembelajaran 8
PQ4R
Siswa merespon negatif terhadap pembelajaran PQ4R 9
Siswa pasif dan malas bertanya mengenai mata diklat 10
keselamatan dan kesehatan kerja saat penerapan metode
pembelajaran PQ4R
Siswa tidak menyelesaikan tugas yang diberikan 11
Siswa melihat pekerjaan teman saat mengerjakan tes 12

b. Catatan lapangan

“Catatan lapangan diperlukan untuk mengamati seluruh

kegiatan selama proses pembelajaran berlangsung. Berbagai hasil

pengamatan tentang aspek pembelajaran dikelas, suasana kelas,

pengelolaan kelas, interaksi guru dengan siswa, dan aspek lainnya

yang peru dicatat” (Sapriya dkk, 2006:91).

c. Lembar wawancara

“Wawancara pada saat observasi dilakukan untuk mengetahui

kondisi siswa serta untuk mengetahui gambaran umum mengenai

pelaksanaan pembelajaran dan masalah-masalah yang dihadapi di

kelas. Wawancara setelah tindakan dilakukan untuk mengetahui

pengaruh penggunaan metode PQ4R terhadap hasil belajar siswa.

Wawancara dilakukan kepada guru mata pelajaran dan siswa” (Sapriya

dkk, 2006:91).
48

Tabel 3.3. Kisi-kisi Responsi Siswa terhadap Pembelajaran PQ4R


No ASPEK
1 Menurut saya mata diklat K3 sangat menyenangkan.
Penggunaan metode membaca dan memahami dalam pembelajaran mata
2
diklat K3 mudah dimengerti.
3 Saya tertarik pada mata diklat K3 melalui metode membaca dan memahami
Saya mudah mengerjakan dan mempresentasikan tugas mata diklat K3
4
melalui metode membaca dan memahami
Dengan menggunakan metode PQ4R, saya mendapat pengalaman langsung
5
dalam kegiatan presentasi.
6 Saya lebih fokus dalam belajar dengan menggunakan metode PQ4R
Dengan menggunakan metode PQ4R membuat pembelajaran K3 tidak
7
membosankan
Penggunaan metode membaca dan memahami membuat pembelajaran K3
8
cepat dipahami
Saya merasa tidak suka dengan mata diklat K3 melalui metode membaca dan
9
memahami
Saya kurang paham belajar mata diklat K3 dengan metode membaca dan
10
memahami
Menurut saya, pembelajaran K3 melalui metode membaca dan memahami itu
11
sangat monoton.
Saya merasa sulit mengerjakan tugas dengan metode membaca dan
12
memahami
Penjelasan guru tentang langkah-langkah mengerjakan tugas pada mata diklat
13
K3 melalui metode PQ4R sulit dipahami.
Dengan menggunakan metode PQ4R membuat pembelajaran K3 jadi
14
mebosankan
Penggunaan metode membaca dan memahami membuat pembelajaran K3
15
tidak praktis

F. Uji Validitas dan Reliabilitas Data

Sebelum tes tersebut dijadikan sebagai instrument penelitian, terlebih

dahulu dilakukan uji coba kepada responden, yaitu orang-orang diluar sampel

(subjek) yang telah ditetapkan, dalam hal ini di luar subjek yang sudah

ditetapkan. Pada penelitian ini uji coba dilakukan kepada siswa kelas X

TBSM. Tes uji coba tersebut dimaksudkan untuk mengetahui apakah

instrument tersebut dapat memenuhi syarat validitas dan reliabilitasnya atau

tidak. Sedangkan observasi, wawancara dan catatan lapangan dilakukan

untuk memperoleh informasi yang lebih lengkap tentang penerapan metode


49

PQ4R dalam meningkatkan hasil belajar siswa. Jadi, data kualitatif hanya

dijadikan data tambahan dan data pelengkap dari data kuantitatif.

1. Uji Validitas untuk Tes Hasil Belajar

Sebuah tes dikatakan valid apabila tes tersebut mengukur apa

yang hendak diukur. “Dalam Bahasa Indonesia “valid disebut dengan

istilah sahih” sebuah item tes dikatakan valid apabila mempunyai

dukungan yang besar terhadap skor total. skor pada item menyebabkan

skor total menjadi tinggi atau rendah” (Suharsimi Arikunto, 1999:79).

Dengan kata lain, dapat dikemukakan bahwa sebuah item

memiliki validitas yang tinggi jika skor pada item mempunyai

kesejajaran dengan skor total. Kesejajaran ini dapat diartikan dengan

korelasi, sehingga untuk mengetahui validitas item digunakan rumus

korelasi. Dalam menghitung validitas instrument tes hasil belajar siswa,

peneliti menggunakan rumus korelasi bisentral :

γbis = Mp-Mt √p
St q

Keterangan :

γbis : koefisien korelasi biserial


Mp : rerata skor dari subjek yang menjawab benar bagi item yang dicari
validitasnya
Mt : rerata skor total
St : Standar deviasi dari skor total
P : proporsi siswa yang menjawab benar
P : Banyaknya siswa yang menjawab benar
Jumlah seluruh siswa
q : proporsi siswa yang menjawab salah (q = 1 – p) (Sapriya dkk, 2006:120)
50

2. Uji Reliabilitas Alat Ukur

Reliabilitas berhubungan dengan masalah kepercayaan hasil tes.

suatu tes dapat dikatakan mempunyai taraf kepercayaan yang tinggi jika

tes tersebut memberikan hasil yang tetap. untuk menghitung besarnya

reliabilitas instrument hasil belajar peneliti menggunakan rumus kuder

Richardson ( KR-20 ) sebagai berikut:

r11 = n SD²– Σpq


n-1 SD²

r11 : Reliabilitas tes secara keseluruhan


p : Proporsi subjek yang menjawab benar
q : Proporsi subjek yang menjawab salah (q=1-p)
Σpq : Jumlah hasil perkalian antara p dan q
SD : Standar deviasi skor

Adapun Kriteria kategori Reliabilitas adalah sebagai berikut:


0, 00 – 0, 20 : reliabilitas kecil
0, 20 – 0,40 : reliabilitas rendah
0,40 – 0,70 : reliabilitas sedang
0,70 – 0,90 : reliabilitas tinggi
0,90 – 1, 00 : reliabilitas sangat tinggi (Sapriya dkk, 2006:130)

G. Analisis Data

Setelah data terkumpul maka dilakukan teknik analisis data yaitu

peneliti memberi uraian mengenai hasil penelitian. Menganalisis data

merupakan suatu cara yang digunakan peneliti untuk menguraikan data yang

diperoleh agar dapat dipahami bukan hanya oleh peneliti tetapi juga orang
51

lain yang ingin mengetahui hasil penelitian. Data yang didapat berupa hasil

belajar siswa pada ranah kognitif, lembar observasi kegiatan siswa pada

proses pembelajaran dan catatan lapangan.

Dalam penelitian tindakan kelas ini analisis data yang dilakukan

berupa analisis kuantitatif.

1. Analisis Kuantitatif

Teknik Kuantitatif adalah teknik penelitian yang menggunakan

data berupa angka-angka dan analisis menggunakan statistik. Sugiyono,

(2011: 13). Teknik kuantitatif dipakai untuk menganalisis data yang

diperoleh dari hasil tes menulis puisi pada siklus I dan siklus II. Nilai dari

masing-masing siklus kemudian dihitung jumlahnya dalam satu kelas dan

selanjutya jumlah tersebut dihitung dalam persentase dengan rumus

sebagai berikut.

Persentase hasil belajar K3:

SK
SP = x 100
R

Keterangan:

SP : Skor Persentase

SK : Skor Kumulatif

R : Jumlah Responden (Sugiyono, 2006: 65)

Hasil perhitungan dari masing-masing siklus kemudian

dibandingkan. Melalui perhitungan ini akan diketahui persentase

peningkatan hasil belajar maple K3 siswa dengan metode PQ4R.


52

2. Analisis Kualitatif

Teknik kualitatif adalah teknik penelitian yang berlandaskan pada

filsafat positivisme digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel

tertentu (Sugiyono, 14: 2011). Teknik kualitatif digunakan untuk

menganalisis data yang diperoleh dari tes nontes. Hasil analisis digunakan

untuk mengetahui siswa yang mengalami kesulitan dalam pembelajaran

K3 dengan menggunakan metode pembelajaran PQ4R. Hasil analisis ini

sebagai dasar untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan dalam

pembelajaran K3. Melalui analisis data kualitatif ini dapat diketahui

perubahan perilaku siswa setelah mendapatkan pembelajaran K3 dengan

menggunakan metode pembelajaran PQ4R.

H. Indikator Keberhasilan

Dalam suatu penelitian harus ditentukan kriteria keberhasilan dari variabel

yang akan diteliti. Penetapan indikator keberhasilan hasil belajar dan penetapan

indikator aktivitas belajar pada penelitian ini adalah :

1. 75 % siswa memperoleh nilai lebih dari atau sama dengan 70.

2. 75 % siswa melakukan lebih dari atau sama dengan 65 % aktivitas-aktivitas

yang diteliti.

Penelitian dianggap berhasil apabila kriteria tersebut sudah terpenuhi.

Dengan demikian penelitian ini dianggap tuntas dan sudah memenuhi syarat.

Anda mungkin juga menyukai