Anda di halaman 1dari 11

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Peneliti

berperan sebagai pelaksana pembelajaran sedangkan guru kimia sebagai observer.

Selain guru, peneliti juga menghadirkan observer lainnya. Observer tersebut

membantu dalam mengamati jalannya proses dan aktivitas peserta didik selama

pembelajaran berlangsung. Seluruh observer dilibatkan dalam proses perencanaan,

pelaksanaan, observasi, evaluasi, dan refleksi.

B. Subjek Penelitian

Subjek dalam penelitian ini adalah peserta didik kelas X MIA 1 SMA

Negeri 14 Bone Tahun pelajaran 2018/2019 sebanyak 32 peserta didik.

C. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri 14 Bone. Waktu penelitian

dilaksanakan pada tanggal 01 Februari – 02 Maret 2019, semester genap tahun

pelajaran 2018/2019.

D. Desain Penelitian

Desain penelitian yang digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK)

yang dilakukan secara kolaboratif antara guru mata pelajaran kimia dan peneliti.

Penelitian tindakan kelas menurut Saur Tampubolon (2014: 19) merupakan

penelitian yang dilakukan oleh pendidik di dalam kelasnya sendiri melalui refleksi

diri, dengan tujuan untuk memperbaiki kinerjanya sebagai pendidik sehingga hasil

29
30

belajar peserta didik menjadi meningkat dan secara sistem, mutu pendidikan pada

satuan pendidikan tersebut juga meningkat.

Menurut Suharsimi Arikunto (2007: 3), Penelitian Tindakan Kelas

merupakan suatu pencermatan terhadap kegiatan belajar berupa sebuah tindakan,

yang sengaja dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas secara bersamaan.

Penelitian tindakan yang ideal apabila dilakukan secara berpasangan antara

peneliti dengan guru. Dikatakan ideal karena terdapat upaya untuk mengurangi

unsur subjektivitas pengamat serta mutu kecermatan amatan yang dilakukan.

Pengertian penelitian tindakan kelas dikemukakan Wina Sanjaya (2012: 26)

bahwa: Penelitian Tindakan Kelas (PTK) adalah proses pengkajian masalah

pembelajaran di dalam kelas melalui refleksi diri dalam upaya untuk memecahkan

masalah tersebut dengan cara melakukan berbagai tindakan yang terencana dalam

situasi nyata serta menganalisis setiap pengaruh dari perlakuan tersebut.

Penelitian tindakan kelas adalah penelitian praktis yang dilakukan di

dalam kelas untuk memperbaiki kualitas dari proses pembelajaran, meningkatkan

hasil belajar dan menemukan model pembelajaran yang inovatif untuk

memecahkan permasalahan yang terjadi di dalam kelas baik yang dialami oleh

peserta didik atau guru.

Penelitian ini menggunakan model spiral Kemmis dan Taggart yang

merupakan pengembangan desain model penelitian tindakan kelas dari Kurt

Lewin yang terdiri dari empat tahapan yaitu: perencanaan (planning), tindakan

(act), pengamatan (observing), dan refleksi (reflecting). Adapun model penelitian

tindakan kelas dapat digambarkan dalam bentuk bagan pada gambar berikut:
31

Perencanaan

Refleksi SIKLUS I Pelaksanaan

Observasi dan
Evaluasi

Perencanaan

Refleksi SIKLUS II Pelaksanaan

Observasi dan
Evaluasi
?

Gambar 3.1. Desain Penelitian Tindakan Kelas (Arikunto, dkk. 2008)

Menurut Arikunto (2007), langkah-langkah pada setiap siklus dalam

penelitian ini dijabarkan sebagai berikut.

1. Siklus I

Siklus I dilaksanakan dalam 3 kali pertemuan yaitu 2 kali pertemuan untuk

pelaksanaan tindakan dan 1 kali pertemuan untuk pelaksanaan tes. Alokasi waktu

untuk masing-masing pertemuan adalah 2 x 45 menit. Kegiatan-kegiatan yang

dilaksanakan dalam siklus I yaitu sebagai berikut :

a. Tahap perencanaan

Pada tahap perencanaan, peneliti akan menyiapkan segala sesuatu yang

dibutuhkan saat pelaksanaan, seperti :

1) Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang akan digunakan

sebagai skenario pembelajaran kooperatif tipe Two Stay Two Stray (TS-TS).
32

2) Pembuatan materi pembelajaran kimia yang akan digunakan saat pelaksanaan

proses pembelajaran.

3) Menyusun Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD)

4) Pembuatan Lembar Observasi yang digunakan untuk mengamati aktivitas

peserta didik selama proses pembelajaran.

5) Pembuatan soal tes hasil belajar dalam bentuk pilihan ganda yang digunakan

untuk mengetahui peningkatan hasil belajar peserta didik.

b. Tahap pelaksanaan

Pada tahap ini peneliti bersama dengan guru membuat rencana

pembelajaran yang matang untuk mencapai pembelajaran yang ingin dicapai.

Peneliti bersama dengan guru mempersiapkan sebaik-baiknya proses

pembelajaran sesuai dengan materi yang akan disampaikan melalui penerapan

model pembelajaran kooperatif tipe two stay two stray.

Pada tahap ini melaksanakan proses pembelajaran dengan menerapkan

model pembelajaran kooperatif tipe two stay two stray yang dilakukan

berdasarkan perangkat pembelajaran yang telah disiapkan sebelumnya.

Pelaksanaan tindakan pada siklus I ini dilaksanakan dalam 3 kali pertemuan

dimana 2 kali pertemuan untuk pemberian teori terhadap peserta didik dan 1

pertemuan untuk tes pemahaman peserta didik terhadap teori, dimana tesnya

berbentuk pilihan ganda. Kegiatan yang dilaksanakan dalam tahap ini adalah

melaksanakan pembelajaran yang diterapkan berdasarkan RPP.


33

Adapun langkah-langkah yang dilakukan dapat dilihat pada Tabel 3.1.

Tabel 3.1 Langkah-Langkah pembelajaran kooperatif tipe two stay two stray
Kegiatan Langkah-langkah pembelajaran
Pendahulua 1. Guru mengucapakan salam
n 2. Guru mempersilahkan peserta didik untuk membaca
doa
3. Guru mengecek kehadiran peserta didik
4. Guru mengingatkan materi yang sudah dipelajari
(apersepsi)
Kegiatan 1. Guru membagi peserta didik menjadi 8 kelompok yang
inti terdiri dari 4 orang Tiap peserta didik dalam kelompok
memiliki tugas berbeda. 2 peserta didik sebagai Stay
(penerima tamu) dan 2 peserta didik sebagai stray
(bertamu).
2. Peserta didik memperhatikan penjelasan awal dari guru
mengenai kompetensi dasar larutan penyangga dengan
tatanan duduk peserta didik berkelompok dengan
kelompok yang telah ditentukan.
3. Peserta didik memperoleh materi diskusi dan
mendiskusikan dengan kelompok awal sebelum mereka
memulai menerapkan Two Stay Two Stray (TS-TS).
4. Peserta didik yang bertugas sebagai Stay akan
menerima anggota kelompok lain untuk berbagi
informasi materi, sedangkan peserta didik yang
bertugas sebagai Stray akan berpindah ke kelompok
lain untuk mencari informasi materi.
5. Peserta didik Stray kembali ke kelompok awal dan
memaparkan hasil informasi materi yang didapatkan
dari kelompok lain.
6. Guru mengundi dan memberikan kesempatan bagi
kelompok terpilih untuk memaparkan materi yang telah
mereka dapatkan di depan kelas.

Penutup 1. Peserta didik menyimpulkan materi yang telah


dipelajari
2. Guru menyampaikan materi pembelajaran selanjutnya
dan mengucapkan salam.

c. Observasi dan evaluasi

Pada prinsipnya tahap observasi dilakukan selama penelitian berlangsung

yang terdapat pada lembar observasi yang meliputi keaktifan peserta didik dalam

menyimak penjelasan guru, keaktifan peserta didik dalam mengajukan pertanyaan


34

(mengangkat tangan dengan maksud ingin bertanya), keaktifan peserta didik

menjawab pertanyaan (memberikan jawaban atau tanggapan terhadap

pertanyaan), keaktifan peserta didik kerjasama dalam kelompok, keaktifan peserta

didik meminta bimbingan guru dan keaktifan peserta didik menyimpulkan

jawaban teman diakhir pertemuan. Pada akhir tindakan siklus I, melaksanakan

evaluasi untuk mengetahui hasil belajar, evaluasi diberikan dalam bentuk pilihan

ganda yang diselesaikan dalam waktu cepat.

d. Tahap refleksi

Data yang diperoleh dari observasi dianalisis, kemudian dilakukan refleksi.

Refleksi tersebut berupa diskusi antara peneliti, guru yang bersangkutan dan para

observer. Diskusi bertujuan untuk melakukan evaluasi terhadap proses yang

terjadi, apakah ada peningkatan baik dari aktivitas ataupun hasil belajar peserta

didik. Selanjutnya disusun pemecahan atas masalah tersebut. Hasil dari tahap ini

kemudian digunakan oleh peneliti sebagai dasar bagi tindakan selanjutnya.

e. Siklus II ( Lanjutan )

Kegiatan yang dilakukan pada siklus dua dirancang dengan mengacu pada

hasil refleksi pelaksanaan pembelajaran pada siklus pertama. Masalah-masalah

yang timbul pada siklus pertama ditetapkan alternatif pemecahan masalah dan

juga perbaikan perencanaan dengan harapan tidak terulang pada siklus

selanjutnya. Siklus ke II ini meliputi kegiatan-kegiatan :

1. Perencanaan

Hal-hal yang dilaksanakan pada tahap perencanaan ini pada dasarnya sama

dengan yang dilaksanakan di siklus I. Menetapkan rencana baru sebagai


35

pengalaman dan hasil refleksi yang diperoleh pada siklus I serta dilakukan

perbaikan atas kelemahan-kelemahan yang terjadi pada siklus I.

2. Pelaksanaan Tindakan

Hal-hal yang dilaksanakan pada tahap pelaksanaan tindakan ini pada

dasarnya sama dengan yang dilaksanakan pada siklus I. Guru mengajar sesuai

RPP dan materi yang disajikan merupakan kelanjutan dari materi sebelumnya.

Pada RPP siklus II Kompetensi Dasar (KD) yang diajarkan berbeda dengan KD

pada siklus I.

Anggota kelompok pada siklus II berbeda dengan anggota pada siklus I,

hal ini dikarenakan agar anggota kelompok lebih heterogen dan peserta didik tidak

merasa bosan.

3. Pengamatan

Pengamatan dilaksanakan selama berlangsungnya proses pembelajaran

dengan model pembelajaran kooperatif tipe two stay two stray.

4. Refleksi

Refleksi pada siklus II digunakan untuk membedakan hasil siklus I dengan

siklus II apakah ada peningkatan aktivitas dan hasil belajar peserta didik atau

tidak. Jika belum terdapat peningkatan, maka siklus dapat diulang kembali untuk

pelaksanaan siklus III.


36

E. Teknik Pengumpulan Data dan Instrumen Penelitian

Data yang telah dikumpulkan pada penelitian ini berupa lembar observasi

dan tes hasil belajar. Data tersebut diukur menggunakan instrumen penelitian yang

diuraikan sebagai berikut:

1. Lembar observasi aktivitas belajar

Lembar observasi aktivitas belajar peserta didik merupakan lembar

observasi yang digunakan untuk mengukur aktivitas belajar peserta didik selama

proses pembelajaran berlangsung. Lembar observasi ini disesuaikan dengan

sintaks pada model pembelajaran kooperatif tipe two stay two stray. Lembar

observasi aktivitas belajar peserta didik ini diisi oleh tiga orang observer yang

telah ditunjuk oleh peneliti untuk mengamati aktivitas belajar peserta didik.

2. Tes Hasil Belajar

Tes hasil belajar digunakan untuk mengukur hasil belajar peserta didik

mengenai materi yang telah dipelajari dan diberikan pada setiap akhir siklus. Tes

ini digunakan sebagai salah satu alat yang dianalisis pada tahap refleksi dan

menentukan perencanaan tindakan pada siklus selanjutnya. Tes ini berisi soal

pilihan ganda sebanyak 20 butir soal pada siklus I dan siklus II. Soal tes berisi

soal-soal yang telah divalidasi oleh Dosen Jurusan Kimia FMIPA UNM.

F. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data yang digunakan untuk setiap komponen instrumen

penelitian adalah sebagai berikut:


37

1. Lembar Observasi Aktivitas Belajar

Data yang diperoleh dari lembar observasi aktivitas belajar peserta didik

dianalisis dengan menggunakan teknik analisis deskriptif. Indikator yang

digunakan dikelompokkan dalam tiga bagian yaitu: Writing Activities, Visual

Activities dan Oral Activities. Rumus yang digunakan dalam analisis ini adalah

perhitungan persentase aktivitas peserta didik per item dan perhitungan rata-rata

aktivitas peserta didik secara keseluruhan item dalam setiap pertemuan. Rumus

yang digunakan tersebut adalah:

Jumlah aktivitas yang muncul


Presentase Aktivitas Belajar Peserta Didik Per Item= x 100 %
jumlah total siswa

presentase aktivitas belajar per item


Presentase Aktivitas Belajar Per Fase Pertemuan=
jumlah total item

Presentase aktivitas belajar per fase


Presentase Aktivitas Belajar Per Pertemuan=
jumlah total fase

Presentase aktivitas belajar per pertemuan


Presentase Aktivitas Belajar Per Siklus=
jumlah total pertmuan

Tabel 3.2 Kriteria Aktivitas Belajar Peserta Didik


Nilai Kategori
0% - 20% Sangat Kurang
21% - 40% Kurang
41% - 60% Sedang
61% - 80% Baik
81% - 100% Sangat Baik
Sumber: Rachmita (2013).

2. Tes Hasil Belajar

Analisis data yang digunakan yaitu analisis statistik deskriptif. Langkah-

langkah pengolahan data dengan menilai hasil belajar peserta didik setelah
38

melalui model pembelajaran kooperatif tipe two stay two stray. Data nilai hasil

belajar diperoleh dengan menggunakan persamaan di bawah ini:

skor yang diperoleh


Nilai peserta didik = x 100
skor maksimum

Sumber: (Wahyuni S. dan Anis Kristianingrum, 2008).

Penelitian ini mendeskripsikan hasil belajar kimia peserta didik ditinjau

dari aspek ketuntasan belajarnya. Kriteria ketuntasan belajar yang dimaksud

mengacu pada kriteria ketuntasan yang ditetapkan oleh guru kimia SMA Negeri

14 Bone. Kategori kriteria ketuntasan minimal (KKM) dapat dilihat pada Tabel

3.3.

Tabel 3.3 Kriteria Ketuntasan Belajar Peserta didik SMA Negeri 14 Bone

Nilai Kategori
< 75 Tidak tuntas
≥ 75 Tuntas
(Sumber: Guru Kimia SMA Negeri 14 Bone, 2016)

Adapun persentase ketuntasan kelas peserta didik kelas X MIA 1 SMA

Negeri 14 Bone dapat dicari dengan menggunakan rumus dibawah ini:

Σx
Presentase Ketuntasan Kelas = × 100%
N

Dimana : Σx = jumlah peserta didik yang tuntas

N = jumlah peserta didik dalam kelas

Seluruh instrumen yang digunakan dalam penelitian ini telah divalidasi

oleh validator dua orang Dosen Jurusan Kimia FMIPA UNM. Validasi instrumen

menggunakan jenis validasi isi. Hasil validasi yang dilakukan menunjukkan


39

bahwa instrumen yang digunakan dalam penelitian ini telah memenuhi syarat

validitas.

G. Indikator Keberhasilan

Indikator keberhasilan penelitian ini dari segi aktivitas dan hasil belajar

peserta didik. Indikator penilaian keberhasilan aktivitas dan hasil belajar kimia

peserta didik kelas X MIA 1 SMA Negeri 14 Bone, dilihat dari aktivitas belajar

peserta didik yang mencapai kriteria baik dan persentasi ketuntasan kelas yaitu

80% dari jumlah seluruh peserta didik dalam kelas (KKM 75).

Anda mungkin juga menyukai