Anda di halaman 1dari 9

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Langkah-Langkah Penelitian
1. Metode penelitian
Menurut Sugiyono (2013) pada dasarnya metode penelitian ialah suatu
cara ilmiah untuk mendapatkan data yang valid reliabel dan obyektif dengan tujuan
untuk menggambarkan, membuktikan, menemukan, mengembangakan, dan
menciptakan ilmu, produk dan tindakan baru sehingga dapat digunakan untuk
memahami, memecahkan, mengantisipasi masalah, dan membuat kemajuan dalam
bidang pendidikan. Maka dari itu terdapat empat kata kunci yang perlu diperhatikan
yaitu cara ilmiah, data, tujuan dan kegunaan tertentu
Cara ilmiah diartikan sebagai kegiatan penelitian yang didasarkan terhadap
ciri-ciri keilmuan yaitu; rasional, empiris, dan sistematis. Rasional berarti bahwa
penelitian tersebut dilaksanakan dengan cara yang masuk akal sehingga terjangkau
oleh penalran manusia, penelitian yang rasional yaitu penelitian yang menggunakan
teori. Empris yaitu cara dan langkah penelitian yang dilakukan dapat diamati oleh
setiap indera manusia, sehingga dapat diketahui cara-cara yang digunakan ielh
peneliti. Sistematis artinya yaitu proses dilakukan dalam penelitian tersebut
menggunakan langkah-langkah yang teretentu yang bersifat logis (Sugiyono,
2019).
Pada penelitian ini peneliti menggunakan metode peneltian tindakan kelas
(PTK) dimana Creswell (2012) mendefinisikan PTK sebagai sebuah prosedur yang
sistematis yang dilakukan oleh guru (atau orang yang berkecimpung dalam bidang
pendidikan) untuk mengumpulkan informasi, dan kemudian meningkatkan, cara
guru merencanakan, mengajar, dan cara siswa belajar. PTK memberi kesempatan
bagi pendidik untuk melakukan refleksi dan evaluasi terhadap pembelajaran yang
telah dilakukan. Menjadi salah satu hal yang tepat jika PTK digunakan untuk
meningkatkan kualitas pendidikan, khususnya kualitas pembelajaran dalam kelas
(Francisco,2013).
Penelitian tindakan kelas terdiri dari tiga kata yang dapat dipahami
pengertiannya yaitu:
Pertama, Penelitian yaitu dimana kegiatan untuk mengamati suatu objek,
dan tentunya dengan menggunakan aturan metodologi tertentu untuk memperoleh
suatu data atau informasi untuk meningkatkan mutu suatu hal yang menarik dan
penting bagi peneliti.
Kedua, Tindakan suatu gerak kegiatan yang sengaja dilakukan dan sudah
mempunyai tujuan, dimana dalam penelitian ini disebut atau berbentuk dengan
rangkaian siklus kegiatan.
Ketiga, Kelas ialah sekelompok siswa yang dalam waktu yang sama
menerima pelajaran yang sama dari seoranng guru, tentu saja kelas selalu identik
tentang “ ruangan tempat guru mengaja” akan tetapi kata tersebut menjadi lebih
sempit pengertiannya, dan juga kelas bukanlah wujud ruangan tetapi sekelompok
peserta didik yang sedang belajar.
Sederhananya penelitian tindakan disebut juga dengan ”belajar dengan
melakukan”(learning by doing): sekelompok orang yang melakukan
pengidentifikasian masalah untuk memecahkannya, dengan cara bagaimana
mengamati keberhasilan usaha mereka, dan jika memadai akan keberhasilan
masalah tersebut maka mereka terus mencobanya kembali dan pula PTK yaitu
bentuk penelaahan penelitian yang bersifat reflektif dengan melakukan tindakan-
tindakan tertentu agar dapat memperbaiki dan meningkatkan praktik-praktik
pembelajaran di kelas secara lebih profesional (Basrowi & Suwandi, 2008).
Action research menjelaskan bahwa seorang peneliti bukan hanya sebagai
penonton tentang apa yang dilakukan guru terhadap muridnya, tetapi bekerja secara
kolaboratif dengan guru mencari solusi terbaik terhadap masalah yang dihadapi.
Selain itu dalam penelitian tindakan kelas siswa secara aktif berperan serta dalam
melaksanakan tindakan (Sukudin, 2002).
Penelitian tindakan merupakan salah satu pendekatan ilmiah yang
mempunyai dua tujuan yaitu mengambil tindankan (untuk perbaikan) dan
membangun pengetahuan atau teori tentang tindakan. Hasil dari penellitian
tindakan tidak seperti dalam penelitian tradisional yang hanya menghasilkan
pengetahuan, penelitian tindakan bersifat siklus yang terus menerus yaitu: (1)
perencanaa, (2) mengambil tindakan, (3) evaluasi atas tindakan dan seterusnya
sampai dapat ditemukan tindakan yang efektif dan efisien (Sugiyono, 2019). Dilihat
dari fakta yang terjadi apakah guru mampu melihat keadaan realistis anak atau tidak
maka dalam kasus seperti ini penelitian tindakan kelas ini bisa dilakukan oleh orang
lain yang mengetahui tentang pendidikan (Mahmud, 2011:202).
Diantara bermcam-macam lokasi atau setting penelitian tindakan adalah
yang dikenal dengan penelitian tindakan kelas (PTK) yang dalam bahasa inggris
nya adalah Classroom Action Research (CAR). Penelitian ini dilakukan misalnya
untuk meningkatkan efektivitas metode mengajar, pemberian tugas kepada peserta
didik, penilaian dan lain sebagainya. Dalam hal ini guru yang mengajar perlu
berkolaborasi dengan seseorang atau tim peneliti (arikunto, 2010).
Dalam setiap penelitian yang di lakukan pasti memiliki tujuan, termasuk
penelitian kelas (PTK). Sehubungan dengan itu tujuan dari penelitian tindakan
kelas ini adalah untuk:
a. Memperbaiki dan meningkatkan kondisi serta kualitas pembelajaran
di kelas.
b. Meningkatkan layanan profesional dalam konteks pembelajaran di
kelas.
c. Memberikan kesempatan kepada guru untuk melakukan tindakan
dalam pembelajaran yang direncanakan di kelas.
d. Memberikan kesempatan kepada guru untuk melakukan pengkajian
terhadap kegiatan pembelajaran yang di lakukan.
2. Sumber data
a. Data primer
Data primer merupakan data yang diperoleh atau dikumpulkan langsung
di lapangan oleh orang yang melakukan penelitian atau yang
bersangkutan yang memerlukannya.
b. Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang diperoleh atau dikumpulkan dan
disatukan oleh studi-studi sebelumnya atau yang diterbitkan oleh
berbagai instansi lain.
3. Jenis data
Ada dua jenis data yang digunakan untuk mengumpulan data dimana data
yang terkumpul akan di interpretasikan dalam bentuk uraian (Iskandar & Nasrim,
2015:72)
a. Data kualitatif
Data kualitatif terdiri dari kalimat penjelasan yang diambil dari hasil
observasi peneliti pada siswa selama kegiatan pembelajaran berlangsung dan hasil
pengamatan observer pada kegiatan pembelajaran yang dilakukan peneliti
dianalisis dengan deskripsi persentase dan dikelompokkan berdasarkan kategori.
b. Data kuantitatif
Data kuantitatif berupa angka-angka yang diambil dari hasil evaluasi setelah
diadakan pembelajaran diolah dengan menggunakan teknik deskriptif persentase.
Nilai dianalisis berdasarkan pencapaian siswa yakni nilai tertinggi, terendah,
jumlah, rerata kelas, dan ketuntasan.
4. Teknik pengumpulan data
Peneliti menggunakan model PTK yang di kenalkan oleh Kemmis dan
McTaggart yang disebut dengan PTK model Siklus (Mahmud, 2011:220).
Gambar 3. 1
Rancangan Penelitian Tindakan Model Kemmis dan Mc Taggart

a) Rencana: suatu perencanaan / konsep yang akan dilakukannya suatu


tindakan yang bertujuan untuk memperbaiki atau mengubah prilaku dan
sikap sebagai solusi
b) Tindakan: pelaksanaan dari rencana yang sudah di susun oleh guru atau
peneliti yang bertujuan untuk mendapatkan perbaikan, peningkatan
yang diinginkan.
c) Observasi: setelah tindakan dilaksanakan maka selanjutnya yaitu guru
atau peneliti mengamati hasil atau dampak yang terjadi setelah
pelaksanaan dari tindakannya tersebut
d) Refleksi: mengkaji, melihat dan memperpertimbangkan hasil atau
dampak dari tindakan yang dilaksanakan. Peneliti atau guru dapat
melakukan revisi atau perbaikan terhadap rencana awal
Untuk menghimpun data pada penelitian ini peneliti juga menggunakan
teknik penumpulan data sebagai berikut:
a. Teknik observasi
Observasi adalah teknik dimana peneliti langsung turun kelapangan untuk
mendapatkan data dan mengamati secara langsun terhadap perilaku dan aktivitas di
lokasi penelitian, para peneliti juga ikut serta atau mengambil peran dalam kegiatan
yang dilaksanakan baik non partisipan atau sebgai partisipan penuh (Creswell,
2013).
b. Dokumentasi
Dokumen dapat berfungsi memberikan berbagai latar belakang yang luas
tentang pokok penelitian. Salah satu bentuk dokumen yaitu berupa foto, karena foto
merupakan salah satu bahan documenter, juga dokumentasi terhadap kurikulum
RPPH, kegiatan belajar mengajar.
c. unjuk kerja
Unjuk kerja ialah penilaian yang menekankan peserta didik untuk
melakukan tugas dalam aktivitas yang dapat diamati, misalnya praktek menyanyi,
olahraga, menari dan bentuk praktek lainnya (Mulyasa, 2012).
5. Lokasi penelitian
Lokasi penelitian ini di RA Nurul Amal yang beralamat di Kp. Sukamulya
Rt.02 Rw.13, Desa Cinunuk Kecamatan Cileunyi Kabupaten. Bandung. Penelitian
ini akan dilaksanakan pada bulan Maret sampai dengan selesai tahun ajaran
2021/2022 di kelompok B. Subjek yang diteliti adalah siswa keleas B dengan
jumlah siswa 12 orang
6. Instrumen penelitian
d. Catatan lapangan (Field Note)
Catatan lapangan digunakan dalam mencatat segala peristiwa selama
proses penelitian berlangsung yang berhubungan dengan tindakan guru maupun
siswa. Hal ini dikarenakan berbagai aspek pembelajaran di kelas, suasana kelas,
pengelolaan kelas, hubungan interaksi guru dengan peserta didik, suasana sekolah,
dan kegiatan lain yang dapat diketahui dari catatan lapangan
e. Lembar observasi aktivitas guru dan peserta didik
Catatan yang menggambarkan tingkat aktivitas peserta didik dan guru
dalam proses pembelajaran. Observasi dilakukan dengan melakukan pengamatan
serta pencatatan mengenai kegiatan guru dan peserta didik selama pembelajaran.
B. Teknik Analisi Data
Analisis data penelitian tindakan kelas dalam bukunya Ali, (2010)
menyebutkan bawa analisis data merupakan proses pemilihan, pemusatan
perhatian pada penyederhanaan, pengabstrakan, dan transformasi data kasar
yang muncul dari data-data lapangan. Peneliti mendapatkan data dari
wawancara, dokumentasi, observasi tentang informasi yang terkait dengan
penelitian, sehingga dapat dibuat kesimpulan dengan mudah.
1. Analisis data hasil observasi guru dan peserta didik
Data berupa hasil obeservasi anatar guru dan peserta didik dianalisis
menggunakan data deskriptif kualitataif, adapun hasil observasi antra guru dan
peserta didik selama proses kegiatan belajar mengajar dapat diketahui dengan
rumus:
𝐹
𝑃 = × 100%
𝑁

(Purwanto, 2016)
Keterangan :
P : Presentase aktivitas guru dan anak
R : jumlah banyaknya aktivitas guru dan peserta didik yang muncul
N : Jumlah aktivitas keseluruhan
100 : Bilangan tetap
Kriteria yang diperlukan untuk melihat aktivitas guru dan peserta didik
diineterpretasikan dalam kriteria penilaian sebagai berikut:

Tabel 3. 1
Kiriteria Penilaian Aktivitas Guru dan Peserta Didik

Tinkat penguasaan Predikat


86-100 % Sangat Baik
76-85% Baik
60-75% Cukup
55-59% Kurang
≤ 54 Kurang sekalli
(Purwanto, 2016)
Kriteria hasil observasi aktivitas guru dan peserta didik dikatakan selesai
dan berhasil apabila didapatkan predikat ≤ 75% dari skor maksimal. Maka
kegiatan belajar mengajar dengan metode bermian peran dinyatakan berhasil
apabila mencapai predikat yang ditentukan.

2. Analisis unjuk kerja


Untuk mengetahui hasil dari perkembangan seni peserta didik dapat
menggunakan rumus berikut:
𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑐𝑎𝑝𝑎𝑖 𝑠𝑖𝑠𝑤𝑎
𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑃𝑒𝑟𝑘𝑒𝑚𝑏𝑎𝑛𝑎𝑔𝑛 𝑆𝑒𝑛𝑖 = x 100
𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑎𝑙

( Hayati, 2013)

Untuk mengetahui perkembangan seni anak usia 5-6 tahun pada kelompok
B RA Nurul Amal Desa Cinunuk Kecamatan Cileunyi Kabupaten Bandung maka
digunakan skor rata-rat dari hasil praktik siklus I dan Siklus II dengan
menggunakan rumus (Nana, 2013):
∑ 𝑓𝑥
𝑋 = 𝑁

Keterangan :
X = Nilai rata-rata
∑fx = Jumlah nilai anak
N = Jumlah anak

Terdadapat kriteria skor perkembangan seni anak berdasarkan pedoman


pembelajaran PAUD (Direktorat Pembinaan, 2015)
Tabel 3. 2
Tabel Skor Perkembangan Seni Anak

Nilai Kriteria Skor


1. Belum Berkembang (BB)
2. Mulai Berkembang (MB)
3. Berkembang Sesuai Harapan (BSH)
4. Berkembang Sangat Baik (BSB)

Setelah diperoleh niali rata-rata dari perkembangan seni anak di RA Nurul


Amal Kelompok B usia 5-6 tahun maka tingkatan keberhasilan perkembangan seni
anak mengacu pada lima kriteria berdasarkan pendapat yang dikemukakan oleh
Muhibbin Syah yaitu:
Tabel 3. 3
Interpretasi Skala Keterlaksanaan Pembelajaran

No Tingkat Penguasaan Kriteria


1. 0-49 Gagal
2. 50-59 Kurang
3. 60-69 Cukup
4. 70-79 Baik
5 80-100 Sangat Baik
(Syah, 2099)
Kriteria nilai rata-rata peserta didik dikatakan selesai dan berhasil apabila
didapatkan predikat ≤ 75% dari skor maksimal. Maka kegiatan belajar mengajar
dengan metode bermian peran dinyatakan efektif apabila mencapai predikat yang
ditentukan.

Anda mungkin juga menyukai