Anda di halaman 1dari 11

BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Penelitian merupakan kegiatan pengumpulan, pengolahan, analisis, dan
penyajian data yang dilakukan secara sistematis dan obyektif untuk
memecahkan suatu persoalan atau menguji suatu hipotesis untuk
mengembangkan prinsip-prinsip umum menurut KBBI (Kamus Besar Bahasa
Indonesia). Secara lebih luas penelitian tindakan diartikan sebagai penelitian
yang berorientasi pada penerapan tindakan yang bertujuan meningkatkan mutu
atau pemecahan masalah pada kelompok subyak yang diteliti dan mengamati
tingkat keberhasilan atau akibat tindakannya untuk kemudian diberikan
tindakan lanjutan yang bersifat penyempurnaan tindakan atau penyesuaian
dengan kondisi dan situasi sehingga diperoleh hasil yang lebih baik.
PTK (Penelitian Tindakan Kelas) adalah suatu kegiatan penelitian dengan
mencermati sebuah kegiatan belajar yang diberikan tindakan yang secara
sengaja dimunculkan dalam sebuah kelas yang bertujuan memecahkan masalah
atau meningkatkan mutu pembelajaran dikelas tersebut. Tindakan yang secara
sengaja diberikan oleh guru atau berdasarkan arahan guru kemudian dilakukan
oleh siswa. (Mu’alimin, 2014, hal 5). Menurut Elliot (dalam Sulipan, 2008)
penelitian tindakan kelas adalah kajian tentang situasi sosial dengan maksud
untuk meningkatkan kualitas tindakan didalamnya. Pendapat yang hampir
senada dikemukakan oleh Kemmis dan Mc Taggart (1988) yang mengatakan
suatu bentuk refleksi diri secara kolektif yang dilakukan oleh peserta-
pesertanya dalam situasi sosial untuk meningkatkan penalaran dan keadilan
praktik-praktik tertentu maupun terhadap situasi tempat dilakuakan praktik-
praktik tersebut.
Penelitian tindakan kelas dilakukan dalam rangka agar seorang guru
bersedia untuk mengintrospeksi, bercermin, merefleksi, dan mengevaluasi
dirinya sendiri sehingga kemampuannya sebagai guru bisa ditingkatkan.
Selanjutnya dari peningkatan kemampuan diri tersebut dapat berpengaruh
terhadap peningkatan kualitas proses dan hasil pembelajaran dalam aspek

1
penalaran, keterampilan, hubungan sosial, dan aspek-aspek lain yang
bermanfaat bagi siswa. Pada kegiatan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ada
prosedur-prosedur yang harus dilakukan oleh seorang peneliti, di antaranya
yaitu ada perencanaan, tindakan, pengamatan, dan refleksi. Di mana jika salah
satu dari prosedur tersebut tidak dilakukan maka PTK dianggap tidak sesuai
dengan prosedur pada umunya.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimanakah prosedur pelaksanaan perencanaan (planning)?
2. Bagaimanakah prosedur pelaksanaan tindakan (acting)?
3. Bagaimanakah prosedur pelaksanaan pengamatan (observation)?
4. Bagaimanakah prosedur pelaksanaan refleksi (reflecting)?
C. Tujuan Pembahasan Masalah
1. Untuk mendeskripsikan prosedur pelaksanaan perencanaan (planning)?
2. Untuk mendeskripsikan prosedur pelaksanaan tindakan (acting)?
3. Untuk mendeskripsikan prosedur pelaksanaan pengamatan (observation)?
4. Untuk mendeskripsikan prosedur pelaksanaan refleksi (reflecting)?

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Perencanaan (Planning)
Perencanaan merupakan tahapan yang paling penting dalam melakukan
penelitian. Melakukan segala sesuatu harus didasarkan pada perencanaan. Pada
tahap ini peneliti menjelaskan tentang apa, mengapa, kapan, dimana, oleh
siapa, dan bagaimana tindakan akan dilakukan. Penelitian tindakan yang ideal
sebetulnya dilakukan secara berpasangan (kolaboratif) antara pihak yang
melakukan tindakan dan pihak yang mengamati proses yang dijalankan. Pada
tahap ini, agar hasil penelitian menjadi obyektif maka diharapkan untuk bisa
berkolaborasi. Biasanya pengamatan yang dilakukan pada diri sendiri
memungkinkan munculnya subyektifitas. Penelitian kolaborasi sangat
dianjurkan bagi peneliti pemula atau guru yang belum pernah melakukan
penelitian. Dalam praktik kolaborasi, pihak yang melakukan tindakan adalah
guru itu sendiri sedangkan yang mengamati adalah guru yang senior atau yang
ahli dan perna melakukan penelitian tindakan. Dalam perencanaan PTK
terdapat tiga kegiatan dasar yaitu identifikasi masalah, merumuskan masalah
(mengerucutkan identifikasi masalah), dan pemecahan masalah dengan
tindakan yang dilandasi oleh teori yang ada (Mu’allimin dan Rahmat. 2014:20)
Berdasarkan masalah dan hipotesis tindakan yang telah berhasil
dirumuskan, selanjutnya perencanaan tindakan untuk menguji secara empiris
hipotesis tindakan yang telah ditentukan di atas. Rencana tindakan ini
mencakup seluruh langkah tindakan secara rinci. Tuliskanlah rencana tindakan
yang diperlukan untuk melaksanakan PTK, mulai dari materi/bahan ajar,
silabus, dan rencana pelaksanaan pembelajaran yang mencakup metode/teknik
mengajar, sampai pada instrumen pengamatan (observasi) dan evaluasi
(Daryanto, 2018:27).
B. Tindakan (Acting)
Pelaksanaan tindakan merupakan implementasi atau penerapan isi
rancangan, yaitu melakukan tindakan di kelas sesuai dengan rencana yang telah
disusun pada tahap perencanaan (Mu’allimin dan Rahmat. 2014:21). Sebelum

3
melaksanakan tindakan perlu melihat kembali apakah rumusan masalah dan
hipotesis yang dibuat sudah layak ataukah belum. Jika sudah layak maka
langkah berikutnya yaitu menyiapkan langkah-langkah pelaksanaan PTK
sebagai berikut :
a. Membuat rencana pembelajaran dan sekenario tindakan yanga akan
dilakukan. Mencakup langkah-langkah yang dilakukan oleh guru dan
siswa dalam kegiatan tindakan
b. Menyiapkan fasilitas atau sarana pendukung yang diperlukan, alat peraga,
media, meja dan segala keperluan yang dibutuhkan dalam rencana
pembelajaran.
c. Menyiapkan alat perekam, cara merekam serta cara melakukan
pengamatan pada proses dan hasil kerja siswa. Selain itu cara melakukan
analisis data baik pada hasil observasi maupun pada hasil kerja siswa.
d. Mempraktikan sendiri hasil rancangan yaitu mensimulasikan pelaksanaan
tindakan dengan mempertimbangkan waktu pelaksanaan dan metode
tindakan yang akan dilaksanakan. Oleh karena itu guru harus melihat jam
mengajarnya.
C. Pengamatan (Observation)
Menurut KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia) pengamatan adalah
pengawasan terhadap perbuatan, kegiatan, dan keadaan orang lain perbuatan
mengamati dengan sungguh-sungguh. Pengamatan merupakan kegiatan
pengamatan yang dilakukan oleh pengamat. Pengamat bisa dari teman sejawat
atau guru sendiri. Pada tahap ini, guru pelaksana mencatat sekidit demi sedikit
apa yang terjadi agar memperoleh data yang akurat untuk perbaikan siklus
berikutnya. Pengamatan dilakukan pada saat pelaksanaan tindakan kelas
dengan melakukan pencatatan-pencatatan, perekaman, dan dokumentasi pada
gejala-gejala yang muncul pada saat pelaksanaan tindakan.(Mualimin,
2014:21).
Tahap pengamatan/observasi ini sebenarnya berjalan bersamaan dengan
tahap pelaksanaan tindakan. Pada tahap ini, guru sebagai peneliti melakukan
pengamatan dan mencatat semua hal-hal yang diperlukan dan terjadi selama
pelaksanaan tindakan berlangsung. Pengumpulan data ini dilakukan dengan

4
menggunakan lembar/instrumen observasi/evaluasi yang telah disusun. Data
yang dikumpulkan dapat berupa data kuantitatif (hasil tes, ulangan harian,
presentasi, nilai tugas, dll), tetapi juga data kualitatif yang menggambarkan
keaktifan siswa, partisipasi siswa dalam pembelajaran, kualitas diskusi, dan
lain-lain.
D. Refleksi (Reflecting)
Dengan dibantu oleh hasil analisis data, guru merenungkan diri: mengapa
satu kejadian berlangsung? Dan mengapa seperti itu kejadiannya? Guru juga
merenung: mengapa satu usaha perbaikan berhasil? Dan mengapa usaha yang
lain gagal? Refleksi merupakan kegiatan untuk mengemukakan kembali apa
yang sudah dilakukan. Dalam tahap ini, guru berusaha untuk menemukan hal-
hal yang sudah dirasakan memuaskan hati karena sudah sesuai dengan
rancangan dan secara cermat mengenali hal-hal yang masih perlu diperbaiki.
Pada tahap refleksi peneliti juga perlu untuk mengungkapkan hasil penelitian
dengan mengungkapkan kelebihan dan kekurangannya. Jika penelitin tindakan
dilakukan melalui beberapa siklus, maka dalam refleksi terakhir, peneliti
menyampaikan rencana penelitian berikutnya. Refleksi handaknya
mengungkapkan kendala pada tahap pertama dan kekuranganya sehingga pada
tahap berikutnya bisa memperbaiki penelitian tindakan.
Apabila hasil refleksi menunjukkan bahwa tujuan perbaikan pembelajaran
belum berhasil seperti yang diharapkan, kegiatan perbaikan tindakan
dilanjutkan pada siklus berikutnya. Untuk menentukan tindak lanjut yang tepat,
guru peserta perlu mencari faktor-faktor yang diduga kuat sebagai penyebab
kekurang dan keberhasilan perbaikan pembelajaran. Penyebab inilah yang
harus digunakan sebagai dasar untuk merumuskan rencana tindakan pada
siklus berikutnya.
Apabila hasil interpretasi dan refleksi diperoleh simpulan bahwa tindakan
yang dilakukan dapat meningkatkan kualitas pembelajaran, guru peserta dapat
melanjutkan ke siklus berikutnya untuk lebih mengoptimalkan hasil perbaikan,
atau mengakhiri PTK dan menyusun laporan. Rencana tindak lanjut untuk
siklus berikutnya dituangkan dalam skenario pembelajaran dalam bentuk RPP
dengan berbagai perangkatnya.

5
Langkah-langkah melakukan refleksi:
1. Cermati tujuan dalam PTK dalam upaya memperbaiki pembelajaran yang
diinginkan.
2. Cari penyebab keberhasilan atau kekurang-berhasilan dari analisis dan
interpretasi.
3. Cermati uraian pada deskripsi temuan
4. Buat ringkasan naratif dari hasil refleksi tersebut tersebut.

Penelitian Terdahulu (Skripsi)

Peningkatan Keterampilan Menyimak Cerpen Melalui Model Pembelajaran


Think-Pair-Share dengan Media Audiovisual pada Siswa Kelas XI IPS 4
SMA Negeri 1 Randudongkal Kabupaten Pemalang

Proses Tindakan Siklus I


Proses tindakan pada siklus I terdiri atas empat tahap, yaitu perencanaan,
tindakan, observasi, dan refleksi. Proses penelitian tersebut dapat diuraikan
sebagai berikut.
a. Perencanaan Siklus I
Tahap perencanaan merupakan tahap persiapan pembelajaran menyimak
cerpen dengan membuat rencana yang akan dilakukan peneliti untuk
memecahkan masalah inti. Permasalahan yang muncul berdasarkan
wawancara dengan guru Bahasa dan Sastra Indonesia kelas XI SMA Negeri 1
Randudongkal Kabupaten Pemalang dalam pembelajaran menyimak cerpen

6
yaitu rendahnya kemampuan siswa dalam menyimak cerpen karena berbagai
faktor yang telah disebutkan. Upaya untuk mengatasi permasalahan tersebut
dengan menggunakan model pembelajaran dan media pembelajaran agar
minat siswa dan motivasi siswa dalam pembelajaran menyimak cerpen
meningkat.
Adapun kegiatan yang dilakukan pada tahap perencanaan adalah: (1) meminta
izin penelitian pada pihak sekolah yang bersangkutan; (2) melakukan
kolaborasi dengan guru kelas mengenai rencana penelitian yang akan
dilakukan; (3) menyusun rencana pembelajaran menyimak cerpen melalui
model think-pairshare melalui media audiovisual; (4) menyiapkan materi
pembelajaran yang relevan dengan pembelajaran menyimak cerpen; (5)
menyiapkan instrumen tes penelitian yang diujikan; (6) menyiapkan
instrumen berupa nontes yang terdiri atas lembar observasi, lembar jurnal,
wawancara, dan dokumentasi foto; (7)
menyiapkan tim penelitian untuk membantu mengambil data.
b. Tindakan Siklus I
Tindakan yang akan dilaksanakan peneliti telah tercantum dalam rencana
pelaksanaan pembelajaran (RPP) yang telah disusun sebelumnya. Secara garis
besar, tindakan yang akan peneliti lakukan adalah melaksanakan
pembelajaran menyimak cerpen melalui model Think-Pair-Share melalui
media audiovisual. Tindakan yang dilakukan pada siklus I ini terdiri atas satu
pertemuan terdiri atas kegiatan pendahuluan, kegiatan inti, dan kegiatan
penutup. Kegiatan-kegiatan tersebut dapat diuraikan sebagai berikut.
Kegiatan pendahuluan, yaitu: (1) guru mengkondisikan siswa agar siap
mengikuti pembelajaran; (2) guru melakukan tanya jawab dengan siswa
mengenai pengalaman siswa dalam menyimak cerpen; (3) guru memberikan
penjelasan mengenai tujuan kegiatan pembelajaran yang akan dilaksanakan
dan manfaat yang akan diperoleh siswa setelah mengikuti pembelajaran
tersebut; (4) guru menjelaskan langkah-langkah pembelajaran yang akan
dilaksanakan. Kegiatan inti pembelajaran terdiri atas tiga tahap, yakni
eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi. Tahap eksplorasi yaitu: (1) guru
memberi materi tentang unsur intrinsik cerpen kepada siswa; (2) siswa diberi

7
arahan untuk menyimak video pembacaan cerpen yang akan diputarkan.
Tahap elaborasi yaitu: (1) siswa menyimak video pembacaan cerpen; (2)
siswa secara individu menentukan unsur intrinsik cerpen berdasarkan video
pembacaan cerpen yang telah disimak (thinking); (3) siswa berpasangan
dengan teman sebangku mendiskusikan unsur intrinsik cerpen berdasarkan
unsur intrinsik cerpen yang telah ditentukan (pairing). Tahap konfirmasi
yaitu: (1) siswa membentuk tiga kelompok besar dengan masing-masing
kelompok terdiri atas empat pasang siswa; (2) masing-masing pasangan
mempresentasikan hasil diskusi kepada kelompok besar (sharing). Kegiatan
penutup yaitu: (1) siswa melakukan evaluasi pembelajaran menyimak cerpen
yaitu siswa secara individu menyimak cerpen dan menentukan unsur intrinsik
cerpen; (2) guru dan siswa melakukan refleksi terhadap pembelajaran yang
telah diajarkan; (5) siswa menyampaikan kesan dan saran pada pembelajaran
yang telah dilaksanakan.
c. Observasi Siklus I
Observasi adalah proses mengamati kegiatan dan tingkah laku siswa dalam
proses penelitian berlangsung. Hal ini dilakukan untuk mengetahui respon
yang dihasilkan dari penelitian tindakan yang telah dilakukan dengan dibantu
guru mata pelajaran bahasa Indonesia. Aspek-aspek yang diamati, yaitu: (1)
minat siswa untuk menyimak cerpen dan menentukan unsur intrinsik cerpen;
dan (2) keaktifan siswa saat proses mempresentasikan hasil diskusi. Aspek
perubahan perilaku yang diamati dalam proses pembelajaran, yaitu: (1)
kesiapan siswa dalam mengikuti pembelajaran; (2) keseriusan siswa dalam
mengikuti pembelajaran; (3) keaktifan siswa selama proses pembelajaran.
d. Refleksi Siklus I
Refleksi merupakan evaluasi terhadap proses tindakan dari hasil
pembelajaran menyimak cerpen siklus I. Peneliti melakukan analisis data dari
hasil kegiatan menyimak cerpen melalui model pembelajaran Think-Pair-
Share dengan media audiovisual. Hasil analisis digunakan sebagai pedoman
untuk menentukan perencanaan yang lebih matang bagi pelaksanaan
pembelajaran selanjutnya. Adapun aspek-aspek yang dianalisis untuk
dijadikan refleksi, yaitu: (1) observasi selama proses pembelajaran menyimak

8
cerpen melalui model Think-Pair-Share dengan media audiovisual; (2) jurnal
guru dan siswa setelah mengikuti pembelajaran menyimak cerpen melalui
model Think-Pair-Share dengan media audiovisual; (3) wawancara terhadap
siswa setelah mengikuti pembelajaran menyimak cerpen melalui model
Think-Pair-Share dengan media audiovisual; (4) hasil dokumentasi foto
selama pembelajaran menyimak cerpen melalui model Think-Pair-Share
dengan media audiovisual; (5) hasil tes siswa terhadap pembelajaran
menyimak cerpen melalui model Think-Pair-Share dengan media
audiovisual. Hasil refleksi ini digunakan untuk menemukan kelebihan dan
kekurangan menyimak cerpen melalui model Think-Pair-Share dengan media
audiovisual, peneliti dapat melakukan perbaikan terhadap rencana selanjutnya
atau rencana awal siklus II.

9
BAB III
PENUTUP

A. Simpulan
Agar PTK mencapai hasil yang optimal dan sesuai dengan harapan, maka
penyusunan PTK harus melalui tahap-tahap penyusunan PTK. Tahap-tahap
penyusunan PTK adalah sebagai berikut: (a) perencanaan, (b) tindakan, (c)
observasi, dan (d) refleksi. Ke empat tahapan dalam PTK tersebut harus
dilaksanakan guna memecahkan masalah yang menjadi probelamatika dalam
kelas. Perencanaan mencakup seluruh langkah tindakan secara rinci, hal yang
diperlukan untuk melaksanakan PTK, mulai dari materi/bahan ajar, silabus, dan
rpp yang mencakup metode/teknik mengajar, sampai pada instrumen
pengamatan (observasi) dan evaluasi. Tindakan merupakan implementasi atau
penerapan isi rancangan, yaitu melakukan tindakan di kelas sesuai dengan
rencana yang telah disusun pada tahap perencanaan. Pengamatan dilakukan
pada saat pelaksanaan tindakan kelas dengan melakukan pencatatan-
pencatatan, perekaman, dan dokumentasi pada gejala-gejala yang muncul pada
saat pelaksanaan tindakan. Dan yang terakhir yaitu refleksi merupakan
kegiatan untuk mengemukakan kembali apa yang sudah dilakukan.

10
DAFTAR RUJUKAN

Astari, Rizki Puji. 2014. Peningkatan Keterampilan Menyimak Cerpen Melalui


Model Pembelajaran Think-Pair-Share dengan Media Audiovisual pada
Siswa Kelas XI IPS 4 SMA Negeri 1 Randudongkal Kabupaten
Pemalang. Skripsi: Universitas Negeri Semarang.
Daryanto. 2018. Penelitian Tindakan Kelas dan Penelitian Tindakan Ssekolah.
Yogyakarta: Gava Media.
Mu’alimin, dan Rahmat Arofah Hari Cahyadi. 2014. Penelitian Tindakan Kelas
Teori dan Praktik. Pasuruan: Ganding Media.
Sumini. 2015. Penelitian Tindakan Kelas dan Pengembangan Profesi Guru.
Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma.
Triyono. 2008. Penelitian Tindakan Kelas: Apa dan Bagaimana
Melaksanakannya?. Banyumas: Seminar Guru-Guru Se-UPTD Sumpiuh.

11

Anda mungkin juga menyukai